• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lomba Nasional PTK Jenjang SD 402

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lomba Nasional PTK Jenjang SD 402"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN ONLINE PENDIDIKAN JASMANI MELALUI MEDIA

KOMIK “BUDAYA SEHAT” DI SD NEGERI SEKARSULI 1

Sholikin, M.Pd SD Negeri Sekarsuli

email: sholikinbinlamno@gmail.com

PENDAHULUAN

Kondisi Pandemi covid19 telah memberikan dampak terhadap berbagai macam bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang Pendidikan. Pemerintah memutuskan kebijakan pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu upaya meminimalisir penyebaran virus corona sejak Maret 2020 ditandai dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan memanfaatkan teknologi informatika sehingga pembelajaran dilakukan secara daring (online).

Media pembejaran online atau sering disebut dengan e-learning merupakan media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Prosesnya e-learning sebagai media pembelajaran jarak jauh yang menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan peserta didik sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar

Abstract

The problem in learning activities during the pandemic is the decrease in student motivation, so that efforts are needed to increase student motivation in learning. One of the efforts to increase learning motivation is to use a variety of learning media such as comic strips. Comic media is an innovation in the development of learning media. Comic media is one of the preferred media for children so that it is expected to be able to increase student learning motivation. This study aims to increase students' motivation in learning physical education (Physical Education) through comic media. The research method used in this research is classroom action research. The subjects in this study were 27 fifth grade students of SD Negeri Sekarsuli. Research data collection methods are observation, questionnaires and documentation. The instruments in this study were observation sheets, documentation sheets and questionnaires. The data analysis technique of this research is descriptive statistics. The results showed that there was an increase in learning motivation which can be seen from the results of observations, namely 21 students out of 27 students felt enthusiastic in taking physical education online learning, 24 students out of 27 students were able to complete school assignments. An increase in student motivation has an influence on learning outcomes which increases so that student scores reach above KKM. The conclusion is that comic media in online learning can increase student motivation.

Keywords: comics, physical education learning, learning motivation,

(2)

bulan ini menyebabkan peserta didik dapat menjadi kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dapat disebabkan karena peserta didik mengalami penurunan motivasi belajar.

(Ferismayanti, 2020). Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar (Fadillah, 2018). Motivasi merupakan usaha yang dilakukan pada kondisi tertentu agar seseorang ingin melakukan sesuatu (Alannasir, 2016). Seseorang yang memiliki motivasi besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekuanan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh, dan menyerah(Puspitorini et al., 2014). Motivasi belajar akan tercipta apabila ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Sardiman, 2018). Usaha untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar, salah satunya dengan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Adanya proses pembelajaran yang lebih menyenangkan, tidak monoton, melibatkan siswa dan bermakna bagi siswa melalui media pembelajaran diharapkan mampu menumbuhkan motivasi belajar yang akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Lutfi, 2013)

Salah satu faktor eksternal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran diharapkan memiliki fungsi untuk memudahkan pendidik (guru) dalam menyampaikan materi kepada peserta didik (siswa) agar mudah dipahami dan dicerna (Melverna et al., 2018). Manfaat dari penggunaan media pembelajaran yang tepat adalah meningkatkan motivasi dan minat belajara peserta didik sehingga peserta didik dapat berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan dan peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan mudah (Nurrita, 2018). Pemilihan media pembelajaran yang baik bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa, sehingga dapat meminimalisir kegagalan didalam proses belajar peserta didik (Melverna et al., 2018). Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah komik. media komik dapat dibedakan menjadi dua yaitu buku komik (comic book) dan komik strip (comic strip). Buku komik adalah komik yang berbentuk buku, mempunyai cerita yang lebih panjang dapat langsung selesai ataupun bersambung. Sedangkan komik strip adalah bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya (Maharsi, 2012).

(3)

Komik menyediakan cerita yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya sehingga sangat digemari oleh anak-anak ataupun orang dewasa. Apabila media komik diintegrasikan dengan karakter melalui tokoh dan jalan cerita, maka peserta didik akan mendapatkan contoh dan suri teladan yang baik dan patut dicontoh (Daryanto, 2013). Kelebihan komik adalah gambar cerita (komik) memiliki unsur sederhana, jelas, mudah, dimengerti dan dapat menambah perbendaharaan kata-kata pembaca. Komik dapat mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak, apabila mendapat bimbingan yang baik, komik dapat mengembangkan minat baca anak dari suatu bidang pengetahuan. Selain itu komik juga melatih daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu agar kelak menjadi anak yang kreatif (Pranowo et al., 2014).

Peran guru olahraga bukan hanya sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai motivator yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa karena peningkatan dari prestasi belajar siswa tidak lepas juga ditentukan dengan tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa (Fadillah, 2018). Berdasarkan hasil pengamatan pada peserta didik kelas V di SD Negeri Sekarsuli 1 selama masa pandemi terdapat penurunan motivasi belajar dalam pembelajaran online yang dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dengan peserta didik kurang semangat mengikuti pembelajaran online olahraga yang mencapai 20 peserta didik atau 74,4% dari keseluruhan peserta didik.

Selanjutnya banyaknya peserta didik yang tidak mengumpulkan penugasan mencapai 19 peserta didik (70,3%) dari jumlah keseluruhan peserta didik. Kondisi ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan inovasi dalam pengembangan pembelajaran menggunakan media komik. Inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V pada Pembelajaran Online Pendidikan Jasmani Melalui Media Komik “Budaya Sehat” Di SD Negeri Sekarsuli”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu merupakan pengamatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi didalam kelas(Suharsimi, 2013). Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti menunjukan adanya penurunan hasil belajar selama pembelajaran online. Penelitian ini bersifat Collaborative Action Research (Penelitian Tindakan Kolaborasi) (dalam Sugiyono, 2012) . Peneliti bekerja sama dengan guru kelas yang lain dalam melakukan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model tindakan Kemmis Taggart. Adapun model PTK tersebut, menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), sehingga dalam penelitian ini dari dua siklus.

(4)

pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation) serta refleksi (reflection). Siklus II merupakan pengulangan langkah dari siklus I.

Penelitian ini berlangsung di SD Negeri Sekarsuli 1 yang terletak di Jalan Wonosari, Mantup Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2020/2021 tepatnya pada bulan September sampai Oktober 2020.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Sekarsuli 1 . Terdapat peserta didik kelas VA sejumlah 27 peserta didik. Peneliti menggunakan sampling purposive untuk menentukan kelas yang dijadikan subjek penelitian. Penentuan kelas ini sebagai subjek penelitian dikarenakan kelas ini mengalami penurunan hasil belajar yang cukup signifikan.

Teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan teknik observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data. Keabsahan data dilakukan melalui observasi secara terus menerus,kemudian triangulasi sumber, dan triangulasi metode.

Observasi dilakukan terus menerus dalam berlangsungnya proses pembelajaran.Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan sebagai pengecekan dan membandingkan data yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran olahraga seringkali dianggap pembelajaran yang kurang penting apalagi jika berkaitan dengan materi atau teori budaya hidup sehat. Materi budaya hidup sehat seringkali dipandang remeh padahal materi tersebut sangatlah penting karena berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Materi hidup sehat dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus membuat sebuah inovasi dalam pengembangan media yaitu media komik.

Media komik digunakan sebagai media pembelajaran yang menjabarkan materi berkaitan budaya hidup sehat dengan cerita kehidupan sehari hari dan ilustrasi gambar yang menarik.

Motivasi dan belajar sangat erat hubungannya karena belajar berhubungan dengan hasil sedangkan untuk mendapatkan hasil yang baik maka dibutuhkan motivasi yang besar dan motivasi selalu menyertai perbuatan seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk belajar (Pranowo et al., 2014). Peneliti memilih media pembelajaran komik karena media pembelajaran komik disukai oleh anak anak karena memiliki gambar yang menarik, perpaduan warna yang bagus, cerita yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Komik menyediakan cerita yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya sehingga sangat digemari oleh anak-anak ataupun orang dewasa. Apabila media komik diintegrasikan dengan karakter melalui tokoh dan

(5)

jalan cerita, maka peserta didik akan mendapatkan contoh dan suri teladan yang baik dan patut dicontoh (Daryanto, 2013). Berdasarkan pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I, dan siklus II menerapkan media komik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik diantaranya: Peserta didik yang semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar dan peserta didik mampu menyelesaian tugas. Adapun data yang diperoleh peneliti mengenai peningkatan motivasi peserta didik kelas V SD Negeri Sekarsuli 1.

Tabel 1 Hasil Pengamatan Observasi

No Indikator yang Diamati Kondisi Awal Siklus 1 Siklus II 1 Peserta didik yang semangat

mengikuti pembelajaran

7 (25,6%) 13 (48,1%) 21 (77,8%) 2 Peserta didik tidak semangat

mengikuti pembelajaran

20 (74,4%) 14 (51,9%) 6 (22,2%)

Total 27 (100%) 27 (100%) 27 (100%)

Berdasarkan tabel diatas, telah terjadi peningkatan peserta didik yang semangat mengikuti pembelajaran dari kondisi awal yaitu tujuh orang peserta didik atau 25,6% menjadi 13 orang atau 48,1% dari keseluruhan jumlah peserta didik pada siklus 1 dan mengalami kenaikan jumlah menjadi 21 orang atau 77,8%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa media pembelajaran komik dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik lebih senang jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media komik daripada ceramah (Puspitorini et al., 2014). Peningkatan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dapat digambarkan melalui grafik berikut

Grafik 1. Peningkatan Semangat mengikuti pembelajaran

Pengamatan selanjutnya adalah mengenai peserta didik yang menyelesaikan penugasan yang diberikan guru dengan baik. Kondisi awal menunjukkan banyaknya peserta didik yang tidak menyelesaikan penugasan atau mengumpulkan tugas dengan baik yaitu mencapai 19 peserta didik atau 70,3%. Namun setelah diberikan tindakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran

0 5 10 15 20 25

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Semangat Mengikuti Pembelajaran Tidak Semangat Mengikuti Pembelajaran

(6)

komik “budaya sehat”, peserta didik mengalami peningkatan dalam mengumpulkan atau menyelesaikan penugasan dengan baik. Adapun penjabaran peningkatan hasil observasi menunjukkan sebagai berikut

Tabel 2 Hasil Pengamatan Observasi

No Indikator yang Diamati Kondisi Awal Siklus 1 Siklus II 1 Peserta didik menyelesaikan

tugas dengan baik

8 (29,7%) 15 (55,6%) 24 (88,9%) 2 Peserta didik tidak

menyelesaikan tugas dengan baik

19 (70,3%) 12 (44,4%) 3 (11,1%)

Total 27 (100%) 27 (100%) 27 (100%)

Berdasarkan tabel diatas, telah terjadi peningkatan peserta didik yang mengumpulkan penugasan yairu 8 orang peserta didik atau 29,7% menjadi 15 orang atau 55,6% dari keseluruhan jumlah peserta didik pada siklus 1 dan mengalami kenaikan jumlah menjadi 24 orang atau 88,9%.

Peningkatan ini menunjukkan bahwa media pembelajaran komik dapat membantu peserta didik dalam memahami materi sehingga peserta didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Peningkatan peserta didik dalam menyelesaikan penugasan dapat digambarkan melalui grafik berikut.

Gambar 2 Peningkatan Peserta didik Mengumpulkan Tugas

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa komik dapat meningkatkan semangat mengikuti pembelajaran dan peserta didik mengumpulkan tugas sebagai indikator dari motivasi belajar.

Peranan komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam meningkatkan motivasi belajar para peserta didik (Sudjana & Rivai, 2011). Berdasarkan hasil catatan lapangan peneliti menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus 1 telah menggunakan media pembelajaran komik “Budaya Sehat” dalam kegiatan pembelajaran.

0 10 20 30

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Siswa Mengumpulkan Tugas

Siswa Tidak Mengumpulkan Tugas

(7)

Gambar 3 Komik “Budaya Sehat”

Gambar 4 Komik Cerita “Budaya Sehat

Kegiatan pembelajaran siklus I diawali dengan pembukaan yang dilakukan guru meliputi salam, berdoa dan presensi melalui grup whatsapp. Sebelum pelajaran di mulai guru mengulas sedikit tugas yang di berikan kepada peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan motivasi belajar untuk anak anak kemudian guru memberikan apersepsi dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya. Guru selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Guru memberikan garis besar materi melalui video yang diberikan di grup whatsaap, kemudian guru membagikan komik yang berisi tentang

“Budaya Sehat”. Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran komik. Pada siklus pertama terdapat peserta didik yang belum memahami cara membaca komik namun setelah diberikan penjelasan peserta didik mampu memahami dengan baik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan materi pada komik tersebut kemudian peserta didik diberikan tugas untuk mengambil hikmat atau inti materi dalam komik tersebut. Peserta didik bersama guru merefleksikan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut dan

(8)

Gambar 5 Peserta didik semangat mengikuti pembelajaran olahraga online melalui media Komik

Pada siklus kedua, pembelajaran yang dilakukan hampir sama dengan pembelajaran pada siklus 1 namun perbedaannya adalah adanya sosialisasi bagaimana membaca atau petunjuk membaca komik sebagai upaya untuk mengatasi kendala pada siklus 1. Kegiatan pembelajaran siklus I diawali dengan pembukaan yang dilakukan guru meliputi salam, berdoa dan presensi melalui grup whatsapp. Sebelum pelajaran di mulai guru mengulas sedikit tugas yang di berikan kepada peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan motivasi belajar untuk anak anak kemudian guru memberikan apersepsi dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya. Guru selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Guru memberikan garis besar materi melalui video yang diberikan di grup whatsaap, kemudian guru membagikan komik yang berisi tentang “Budaya Sehat”. Guru memberikan pengingat mengenai cara membaca komik yang baik dan benar. Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran komik. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus dua diikuti oleh peserta didik dengan antusias. Peserta didik lebih aktif bertanya dan menjawab kuis yang diberikan berdasarkan komik tersebut. Peserta didik yang memiliki motivasi tinggi tentu akan semangat mengikuti pembelajaran dan tentu akan semangat dalam mengumpulkan tugas. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, peningkatan motivasi, berpengaruh pula terhadap peningkatan aspek kognitif (Pramadi et al., 2013).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri Sekarsuli 1 dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V pada Pembelajaran Online Pendidikan Jasmani Melalui Media Komik “Budaya Sehat” Di SD Negeri Sekarsuli, maka simpulan penelitian ini adalah

(9)

1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran komik “budaya sehat” pada kelas V SD Negeri Sekarsuli 1 dapat terlaksana dengan baik. Peserta didik lebih aktif bertanya dan menjawab kuis yang diberikan berdasarkan komik tersebut. Peserta didik yang memiliki motivasi tinggi tentu akan semangat mengikuti pembelajaran dan tentu akan semangat dalam mengumpulkan tugas. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran.

2. Media komik dapat meningkatkan motivasi peserta didik, peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, lebih aktif dalam diskusi kelas, peserta didik antusias mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media komik “Budaya Sehat” dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan peserta didik yang semangat mengikuti pembelajaran dari kondisi awal yaitu tujuh orang peserta didik atau 25,6% menjadi 13 orang atau 48,1% dari keseluruhan jumlah peserta didik pada siklus 1 dan mengalami kenaikan jumlah menjadi 21 orang atau 77,8%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa media pembelajaran komik dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, Pembelajaran menggunakan media komik

“Budaya Sehat” dapat meningkatkan jumlah peserta didik yang mengumpulkan penugasan.

Peningkatan peserta didik yang mengumpulkan penugasan yaitu 8 orang peserta didik atau 29,7% menjadi 15 orang atau 55,6% dari keseluruhan jumlah peserta didik pada siklus 1 dan mengalami kenaikan jumlah menjadi 24 orang atau 88,9%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa media pembelajaran komik dapat membantu peserta didik dalam memahami materi sehingga peserta didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Semangat mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan penugasan merupakan indikator dari motivasi belajar sehingga dapat disimpulkan bahwa media komik “Budaya Sehat” dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alannasir, W. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Dalam Pembelajaran IPS. Journal Of Est.

Arsyad, A. (2017). Media Pembelajaran. Pt Rajawali Press.

Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Gava Media.

Fadillah, A. (2018). Pengembangan Media Belajar Komik Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jtam

| Jurnal Teori Dan Aplikasi Matematika, 2(1). Https://Doi.Org/10.31764/Jtam.V2i1.259 Ferismayanti. (2020). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Online Akibat

Pandemi Covid-19. Http://Lpmplampung.Kemdikbud.Go.Id/Po-

Content/Uploads/Meningkatkan_Motivasi_Belajar_Siswa_Pada_Pembelajaran_Online_A

(10)

Lutfi, A. (2013). Memotivasi Siswa Belajar Sains Dengan Menerapkan Media Pembelajaran Komik Bilingual. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran (Jpp), 20(2).

Maharsi, I. (2012). Penciptaan Komik Beber. Dekave, 2(4).

Https://Doi.Org/10.24821/Dkv.V2i4.869

Melverna, C., Witurachmi, S., & Hamidi, N. (2018). Pengembangan Komik Akuntansi Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Laporan Keuangan. Jurnal Tata Arta, Vol 4(No 3), 43–53.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Misykat: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan Tarbiyah, 3(1).

Https://Doi.Org/10.33511/Misykat.V3n1.171

Pramadi, I. P. W. Y., Suastra, I. W., & Candiasa, I. M. (2013). Pengaruh Penggunaan Komik Berorientasi Kearifan Lokal Bali Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Fisika. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3.

Pranowo, T. A., Sugiharto, D., & Sutoyo, A. (2014). Pengembangan Media Bimbingan Dan Konseling Melalui Komik Edukasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1).

Puspitorini, R., Prodjosantoso, A. K., Subali, B., & Jumadi, J. (2014). Penggunaan Media Komik Dalam Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kognitif Dan Afektif. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3). Https://Doi.Org/10.21831/Cp.V3i3.2385 Sardiman. (2018). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N., & Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Cv Sinar Baru Algesindo.

Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

BIODATA PENULIS

Sholikin, M. Pd merupakan salah satu guru yang mengajar di SD Negeri Sekarsuli 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis lahir di Boyolali, 20 Juni 1989. Saat ini, penulis tinggal di Perumahan Griya Kunden Astini B2 Jambidan Bantul. Alamat email yang bisa dihubungi adalah sholikinbinlamno@gmail.com dan nomer handphone yang dapat dihubungi adalah 085641697167. Penulis merupakan alumni dari Magister Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal yang pernah peneliti dengan judul “An Evaluation of Special Sports Classes at SMP N 2 Tempel” diterbitkan oleh YISHPESS and CoIS 2019 - The 3rd Yogyakarta International Seminar on Health, Physical Education, and Sport Science (YISHPESS 2019) in conjunction with The 2nd Conference on Interdisciplinary Approach in Sports (CoIS 2019).

Referensi

Dokumen terkait

Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini ialah aspal dengan penetrasi 60/70 murni. Sebelum melakukan penelitian terhadap campuran dengan menggunakan steel slag ,

input adalah jumlah sisa perkara perdata tahun sebelumnya yang harus diselesaikan pada tahun berjalan.. output adalah jumlah sisa perkara perdata yang diselesaikan

Sebuah pesantren pasti memiliki asrama (tempat tinggal santri dan kyai). Di tempat tersebut selalu terjadi komunikasi antara kyai dan santri dan kerjasama untuk memenuhi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pertanian, sehingga penelitian ini dapat menjadi sumber

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X-5 SMA KOLESE DE

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi dan Uji

³ Penerapan Model Pembelajaran In- kuiri Terbimbing Pada Materi Koloid dalam Menganalisis Keterampilan Mengelompokkan dan Inferensi ´ Tujuan penelitian ini adalah untuk

Termasuk di antara mereka adalah lobster, udang, kepiting, kutu kayu, teritip, kutu air, dan banyak hewan lain.. Semua mengatakan, ada sekitar 25.000