• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENYUSUNAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PENYUSUNAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

82 EFEKTIVITAS PENYUSUNAN LAPORAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR

Nurhasanah

Alumni Program Pascasarjana STISIPOL Candradimuka Palembang NurmahSemil

Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Unsri dan Dosen Luar Biasa Program Pascasarjana STISIPOL Candradimuka Palembang

Taufik Akhyar

Dosen Universitas Islam Negeri Palembang dan

Dosen Luar Biasa Program Pascasarjana STISIPOL Candradimuka Palembang

ABSTRAK

Penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dimaksudkan untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah selama satu tahun kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan saran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun-tahun mendatang. Di Kabupaten OganIlir, untuk penyusunan LPPD dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan & Otonomi Daerah Sekretariat Daerah OganIlir. Tugas penyusunan LPPD ini terbagi pada 2 tingkatan laporan yaitu: 1) Penyusun LPPD tingkat Organisasi Perangkat Daerah,yang mempunyai sumber data dari OPD masing-masing,dan 2) Penyusun LPPD tingkat Kabupaten OganIlir, yang mempunyai sumber data dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten OganIlir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten OganIlir. Masalah dalam penelitian yaitu Sumber daya manusia yang kurang memadai, dari segi jumlah personil yang masih kurang, Kurangnya koordinasi antara penyusun LPPD di tiap Organisasi Perangkat Daerah, Waktu Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang singkat serta Data tidak/ belum tersedia pada setiap bagian yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.Penelitian ini menunjukkan bahwa: secara keseluruhan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten OganIlir sudah dilaksanakan dengan efektif. Walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan antara lain: Sumber daya manusia yang kurang memadai, dari segi jumlah personil yang masih kurang, Kurangnya koordinasi antara penyusun LPPD antar OPD terkait, Waktu Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang singkat serta Data tidak/ belum tersedia pada setiap bagian yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala.

Kata Kunci : Efektivitas, Laporan Penyelenggaraan, Pemerintahan Daerah

A. Latar Belakang

Pemerintah Daerah merupakan pihak yang menjalankan roda perekonomian, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang dituntut untuk dapat melaksanakan pemerintahan secara transparan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan agar tercipta pemerintahan yang bersih (Setyaningrum, 2012). Pemerintah Daerah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai penyempurna dari Undang-Undang No.12 Tahun 2008. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi, yaitu penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah sesuai asas otonomi.

Serta Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 sebagai perubahan dan penyempurnaan UU No.25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusankepada Pemerintah Daerah yang diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah (Mahsun, 2006).

(2)

83 Otonomi daerah dilaksanakan dengan maksud

agar daerah dapat menangani urusan pemerintahan didasarkan tugas, wewenang dan kewajiban senyatanya, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan (Halim, 2007 : 229).

Pemerintah daerah harus mampu mengurus daerahnya sesuai dengan aspirasi dan kepentingan masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum. Selain itu pemerintah daerah harus memperhatikan kepentingan nasional, sehingga akan tercipta keseimbangan antara kepentingan pusat dan daerah.

Pemerintah Daerah harus memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemerintah Pusat agar Pemerintah Pusat dapat mengetahui pengelolaan dan tanggung jawab kinerja dari Pemerintah Daerah. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 (PP No. 3/2007) tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, menyebutkan bahwa ruang lingkup LPPD mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan dan tugas umum pemerintahan. Penyelenggaraan urusan desentralisasi meliputi urusan wajib dan pilihan.

Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara.

Sedangkan urusan pilihan merupakan urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Dengan demikian, isi dari LPPD Pemda kabupaten/kota sangat tergantung dengan urusan yang menjadi tanggung jawabnya dan karakteristik dari masing-masing Pemda tersebut (dalam Mustikarini dan Debby, 2012).

Semakin besar peran pemerintah daerah, maka dibutuhkan pengukuran kinerja yang sistematis untuk mengukur pencapaian penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanankemasyarakatan diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang makmur dansejahtera sesuai harapan pemerintah Kabupaten Ogan Ilir yang dituangkan dalam RPJMD 2016-2021. Indikator-indikator yang menjadi ukuran terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaianprogram dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Oleh karena itu setiap perangkat daerah menyusun rencana kegiatan baik rencana jangkapendek, maupun rencana jangka menengah (lima tahunan).

Arah Kebijaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016-2021. Sedangan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Ogan Ilir tahun 2016-2021 antara lain adalah Melakukan pemantapan instrumen manajemen penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir, mencakup perencanaan, keuangan dan anggaran, pelaksanaan, pengawasan dan pemeriksaan, dan pemantapan pertanggungjawaban kinerja pemerintah daerah. Pada tahun anggaran 2018 Rencana Keja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Ogan Ilir tahun 2018 sebagai pedoman Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018 berpedoman pada RPJMD Kabupaten OganIlir Tahun 2016-2021 yang telah diberlakukan sejak pelantikan Bupati terpilih tanggal 17Februari 2016, mulai berlaku untuk penyusunan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada ayat (2) dan ayat (3) Pasal 32 menjelaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam pelaksanaan azas otonomi meliputi penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan. Pembagian Urusan wajib menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, meliputi Urusan Wajib sebagai berikut : 1). Urusan Pendidikan, 2). Kesehatan, 3). Pekerjaan Umum, 4). Perumahan Rakyat, 5).

Penataan Ruang, 6). Perencanaan Pembangunan, 7). Perhubungan, 8). Lingkungan Hidup, 9).

Pertanahan, 10). Kependudukan dan Catatan Sipil, 11). Pemberdayaan Perempuan dan

(3)

84 Perlindungan Anak, 12). Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera, 13). Sosial, 14).

Ketenagakerjaan, 15). Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah, 16). Penanaman Modal, 17).

Kebudayaan, 18). Kepemudaan dan Olah Raga, 19). Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, 20). Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian, 21).

Ketahanan Pangan, 22). Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 23). Statistik, 24).

Kearsipan, 25). Komunikasi dan Informatika, dan 26). Urusan Perpustakaan. Sedangkan urusan pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Daerah meliputi : 1). Urusan Pertanian, 2).

Kehutanan, 3). Energi dan Sumber Daya Mineral, 4). Pariwisata, 5). Kelautan dan Perikanan, 6).

Perdagangan, 7). Perindustrian, dan 8).

Ketransmigrasian.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah ditindaklanjuti Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir sejak tahun 2008, yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor : 20 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ogan Ilir.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah, juga telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 12 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Ilir, yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah, yang terdiri dari : Sekretaris Daerah Kabupaten, 3 (tiga) Asisten yaitu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I), Asisten Perekonomian dan Pembangunan (asisten II), Asisten Administrasi Umum (Asisten III), kemudian 10 (sepuluh) Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten Bagian yang dibentuk adalah :Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Keuangan, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.

Sekretariat DPRD, dipimpin oleh Sekretaris Dewan, dibantu oleh :Bagian Persidangan, Bagian Umum, dan Bagian Keuangan.

2. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten sebanyak 19 (sembilan belas), yaitu :

a. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan b. Dinas Kesehatan

c. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

d. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

e. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran

f. Dinas Sosial

g. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi h. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan i. Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil k. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa l. Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

m. Dinas Perhubungan

n. Dinas Komunikasi dan Informatika

o. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah p. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan

Terpadu Satu Pintu

q. Dinas Pemuda, Olahraga Pariwisata r. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah s. Dinas Perikanan

3. Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah terdiri dari Inspektorat Daerah Kabupaten, Lembaga Teknis lainnya sebanyak 2 Satuan Kerja adalah RSUD dan PDAM serta Lembaga Teknis Badan sebanyak 7 (tujuh) Satuan Kerja, yaitu : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik c. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah d. Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah

e. Badan Pendapatan Daerah

f. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

g. Badan Penanggulangan Bencana

4. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perubahan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir, jumlah kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 16 kecamatan dan telah menjadi OPD, yaitu :

a. Kecamatan Indralaya b. Kecamatan Indralaya Utara

(4)

85 c. KecamatanIndralaya Selatan

d. Kecamatan Pemulutan e. Kecamatan Pemulutan Barat f. Kecamatan Pemulutan Selatan g. Kecamatan Tanjung Batu h. Kecamatan Payaraman i. Kecamatan Tanjung Raja j. Kecamatan Sungai Pinang k. Kecamatan Rantau Panjang l. Kecamatan Rantau Alai m. Kecamatan Kandis

n. Kecamatan Muara Kuang o. Kecamatan Rambang Kuang p. Kecamatan Lubuk Keliat

Bagian Pemerintahan Dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir merupakan unit kerja yangsesuai tugas pokok dan fungsinya melaksanakan evaluasi dan pelaporan kebijakan pemerintahan daerah dibidang tata pemerintahan umum. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi ini,secara fungsional tidak bersentuhan langsung dengan kemakmurandan kesejahteraanmasyarakat tetapi memberi daya ungkit bagi OPD lain untuk meningkatkan kinerja pelaksanan tugas.

Reformasi birokrasi mendorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi. Keterbukaan dan akuntabilitas menjadi syarat mutlak untuk menilai keberhasilan capaian program dan kegiatan untuk mengetahui sampai sejauh mana capaian dimaksud sesuai atau tidak sesuai dengan harapan.

Salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugaspemerintahan adalah laporan penyelenggaraan pemerintahan. Laporan ini menyajikan capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan Dan Otonomi DaerahSekretariat DaerahKabupaten Ogan Ilir.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Pemerintahan Sekretariat Kabupaten Ogan Ilir merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di BagianPemerintahan Dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir dalam bentuk perhitungan realisasi fisik dan keuangan berikut penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur yang terdapat dalam

Rencana Strategis (RENSTRA)

SekretariatDaerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016-2021.

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kabupaten Ogan Ilir merupakan kewajiban konstitusional Kepala Daerah sebagaimana telah diatur dalam Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat. Penyampaian ILPPD ini sekaligus juga untuk melaksanakan amanat pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban KepalaDaerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat.

Penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dimaksudkan untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah selama satu tahun kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan saran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun-tahun mendatang.

SekretarisDaerah bertugas membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, SekretarisDaerah bertanggung jawab Kepala Daerah. Salah satu tugas Sekretaris Daerah adalah sebagai Penangungjawab dalam penyusunan LPPD dan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra sebagai Ketua Tim input data dan pengelolaan data LPPD Kabupaten Ogan Ilir yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Ogan Ilir.

Di Kabupaten OganIlir, untuk penyusunan LPPD dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan &

Otonomi Daerah Sekretariat Daerah OganIlir.

Tugas penyusunan LPPD ini terbagi pada 2 tingkatan laporan yaitu: 1) Penyusun LPPD tingkatOrganisasi PerangkatDaerah, yang mempunyai sumber data dari OPD masing- masing, dan 2) Penyusun LPPD tingkat Kabupaten OganIlir, yang mempunyai sumber data dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten OganIlir.

(5)

86 Tabel 1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Bagian Pemerintahan dan Otonomi DaerahTahun 2019

N

O NAMA NIP PANGKAT

/GOL JABATAN

1 2 3 4 5

1 WAHYUDI

WIBOWO, SE,M.Si

NIP.19710919199703100 4

PEMBINA

TINGKATI KABAG

2 WIRYADI,

S.Pd.,M.Si

NIP. 1770722 2002121002

PENATA TINGKATI

KASUBBAG PEMERINTAHAN UMUM

3 DINA AGUSTINA, ST

NIP. 19780829 2005032008

PENATA TINGKATI

KASUBBAG

KERJASAMA DAN

OTDA 4

ZAINURI APRIZAL, S.Sos,M.Si

NIP. 19680418

1988101001 PEMBINA FUNGSIONAL

UMUM 5 A.SYARNUBI,S.P

D

NIP. 19620429

1994031004 PEMBINA FUNGSIONAL

UMUM 6 Drs.SYAFRIADI,

M.Si

NIP. 19710913

1991011001 PEMBINA FUNGSIONAL

UMUM 7 BOBBY IRAWAN,

S.Sos

NIP. 19811214

2010011020 PENATA FUNGSIONAL

UMUM

8 NURHASANAH,

S.Sos

NIP. 19861006 2012122002

PENATA MUDA

FUNGSIONAL UMUM

9 ARI BALAPUTRA, SH

NIP. 19920415 2015031004

PENATA MUDA

FUNGSIONAL UMUM

10 AIDIL

FITRIANSYAH

NIP. 19771224

2006041009 PENGATUR FUNGSIONAL

UMUM Sumber Bagian Pemerintahan & OtdaSetda Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) di Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilirdilaksanakan oleh Sub Bagian Kerjasama dan Otonomi Daerah dibantu oleh 2 (dua) orang staf pelaksana sebagai pengolah dan penyusun laporan.

Penelitian ini berusaha untuk menganalisis Efektivitas Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir yaitu Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah, dalam hal ini terkait dengan proses penyusunan LPPD tingkat Kabupaten Ogan Ilir yang dilaksanakan oleh

seluruh OPD yang ada, dan hasilnya diserahkan kepada Bagian Pemerintahan dan

Otonomi Daerah Setda Kabupaten Ogan Ilir untuk diolah dan disatukan menjadi laporan utuh sebagai bahan penyusunan LPPD tingkat Kabupaten Ogan Ilir.

Berikut ini mekanisme penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) di Kabupaten Ogan Ilir sebagai berikut:

(6)

87 KomitmenProses Validasi Data

Gambar 1

Mekanisme Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Di Kabupaten Ogan Ilir

Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa Mekanisme dalam penyusunan LPPD dilaksanakan mulai dari:

1) Penyelenggaraan rapat koordinasi persiapan, 2) Penyiapan data kinerja dan data pendukung lppd setiap perangkat daerah,

3) Pengumpulan data kinerja dan data pendukung dari perangkat daerah,

4) Review LPPD oleh Inspektorat Daerah 5) Penyusunan dokumen laporan LPPD.

Namun dalam proses penyusunan LPPD ini ditemui banyak kendala yang mengakibatkan proses penyusunan menjadi terhambat dan membutuhkan waktu panjang dan tenaga yang lebih besar dari yang seharusnya. Berdasarkan data dan hasil penelitian dapat, diketahui bahwa pada dasarnya proses penyusunan LPPD mengikuti tahapan sesuai dengan ketentuan yang ada, mulai dari permintaan data, pengumpulan data dan pengolahan data, tetapi proses penyusunan LPPD yang belum sesuai target yang ditetapkan masih juga terjadi. Hal ini lebih disebabkanantara lain :

a.

Sumber daya manusia yang kurang memadai, dari segi jumlah personil yang masih kurang hanya 2 orang staf yang membantu sebagai pengelola dan penyusun data.

b.

Kurangnya koordinasi antara penyusun LPPD di tiap Organisasi Perangkat Daerah. Para

penyusun seringkali bekerja sendiri.

Koordinasi hanya dilakukan pada akhir penyusunan, saat akan menandatangani berkas. Akibatnya jika data yang diolah salah, maka akan terjadi pengulangan pekerjaan, yang mana hal ini sebetulnya tidak perlu dilakukan jika sudah dikoordinasikan sejak awal.

c.

Singkatnya waktu yang diberikan untuk penyusunan LPPD. Selama ini tenggang waktu yang diberikan oleh Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah adalah selama satu minggu, sebagaimana tercantum dalam SOP penyusunan LPPD. Pada dasarnya waktu yang ditetapkan seminggu untuk penyusunan LPPD dapat terealisasi, apabila keseluruhan data yang dibutuhkan telah tersedia. Permasalahannya ketika ada permintaan data pada masing-masing bagian, data belum tersedia, sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk mempersiapkan dan mengumpulkan data yang dimaksud. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen waktu tidak diberlakukan. Manajemen waktu merupakan proses pengendalian waktu berdasarkan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan berdasarkan pertimbangan yang matang terkait dengan kemungkinan yang terjadi dikemudian hari.

OPD:

Elemen data (output yang berasal dari hasil pelaksanaan tugas dan fungsi selama tahun anggaran.

Dokumen pendukung (dokumen yang menunjukkan data yang terdiri dari dokumen perencanaan, dokumen kepegaiwan

dan dokumen

keuangan

Tim Assesment:

Proses

pengumpulan data dari OPD

Proses pemilahan data

Proses pengukuran kewajaran data kinerja

Proses analisis data kinerja

Tim Penyusun LPPD:

Proses

pengumpulan data susulan

Proses penyusunan lppd

Kepala Daerah:

Proses Koreksi Proses Lagalitas

(7)

88

d.

Data tidak/ belum tersedia pada setiap bagian

yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala. Hal ini lebih diakibatkan karena tidak/ kurang tersedianya data yang dibutuhkan sesuai format pada masing-masing bagian sehingga berakibat pada pengumpulan data yang tidak sesuai target sehingga berdampak pada perampungan dokumen LPPD padahal seyogyanya data harus dipersiapkan sejak awal terutama setelah tahun anggaran berakhir. Masa waktu tiga bulan mulai dari bulan januari sampai dengan 31 maret tidak digunakan secara efektif dan efisien. Hal ini mengakibatkan molornya waktu penyelesaian LPPD.

Berdasarkan hal tersebut diatas penelitian ini dianggap sebagai upaya baru untuk mengkaji bagaimana Laporan Penyelenggara Pemerintahan Daerah. Oleh sebab itu, untuk meneliti masalah tersebut dalam sebuah tesis : “Efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Ilir”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut dalam latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Sumber daya manusia yang kurang memadai, dari segi jumlah personil yang masih kurang.

b. Kurangnya koordinasi antara penyusun LPPD di tiap Organisasi Perangkat Daerah.

c. Waktu Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang singkat.

d. Data tidak/ belum tersedia pada setiap bagian yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan,sebagai berikut:”Bagaimana efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Ilir?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis efektivitasPenyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Ilir.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis :

a.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat teoritis yaitu

memperkaya Ilmu Adminitrasi Publik khususnya Kebijakan Publik.

b.

Sebagai masukan teoritis untuk pengembangan Ilmu Adminitrasi Publik khususnya kajian Kebijakan Publik yang berkaitan dengan PenyusunanLaporan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan dalam hal Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

b. Bagi Peneliti selanjutnya, semoga bisa berguna dalam menambah wawasan tentang Penyusunan Laporan Penyelenggara Pemerintahan Daerah A. Landasan Teori

Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (dalam Sugiyono, 2003:65), mengemukakan bahwa kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoretis pertautan antarvariabel yang akan diteliti.

1. Efektivitas

Keberlangsungan organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi internal organisasi tersebut, namun juga dari sisi eksternal yaitu lingkungan yang berada di sekitar organisasi. Dengan kata lain, akan ada sebuah proses integrasi antar sub-sub dalam organisasi serta dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

Keberhasilan suatu organisasi dalam menjaga keberlangsungannya biasanya akan selalu dikaitkan dengan bagaimana suatu organisasi secara keseluruhan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu organisasi yaitu pengukuran efektivitas.

Sesuai dengan teori yang paling sederhana yang berpendapat bahwa efektivitas organisasi sama dengan prestasi organisasi secara keseluruhan (Munir, dkk., 2004: 59).

Keseluruhan tersebut dalam artian setiap tingkatan sub-sub yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan, dituntut untuk melakukan setiap pekerjaan semaksimal dan seoptimal mungkin serta memiliki ketetapan pada penyelesaiannya dan mempunyai daya dukung terhadap setiap pekerjaan.

(8)

89 Stephen P. Robbins (dalam Rukmana,

2006:15) mendefinisikan efektivitas sebagai perwujudan dari tujuan-tujuan organisasi.Adapun kriteria pencapaian tujuan tersebut adalah efektif dan efisien. Menurut Mulin, L.J (dalam Rukmana, 2006:15), menegaskan bahwa efektif itu terkait dengan produk atau output, efektif fokusnya pada mengerjakan sesuatu hal yang benar (doing the right things), sedangkan efisien terkait dengan input dan bagaimana kita mengerjakannya dengan baik dan benar (doing things right). Oleh karena itu, Mullin berpendapat bahwa efektif itu harus terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran suatu tugas atau pekerjaan, dan terkait juga dengan kinerja dari proses pelaksanaan suatu pekerjaan.

Menurut Richard. M. Steers (dalam Rukmana, 2006:15) mengemukakan bahwa pengertian efektivitas organisasi mempunyai arti berbeda bagi setiap orang, tergantung pada kerangka acuan yang dipakainya. Bagi seorang manager produksi, efektivitas seringkali diartikan sebagai kuantitas atau kualitas keluaran (out-put) barang atau jasa. Bagi seorang Ilmuwan bidang riset, efektivitas dijabarkan dengan jumlah paten, penemuan atau produk baru suatu organisasi.

Bagi sejumlah sarjana ilmu sosial, efektivitas seringkali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan pekerja

Selain itu menurut Steers, efektivitas itu sendiri paling baik dapat dimengerti jika dilihat dari sudut sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mengejar tujuan operasi dan tujuan operasionalnya (dalam Rukmana, 2006:16).

Pengertian lain dikemukakan oleh F. Drucker dalam Scoderbeg (dalam Sugiyono, 2003:23), menyatakan: “Effectiveness is the foundation of success and effectiveness is doing the right things. “Efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses, dan dengan pekerjaan yang betul yang dikerjakan.”.

Selanjutnya, Fremont E. Kas (dalam Sugiyono, 2003:23), mengemukakan bahwa

“Effectiveness is concerned with the accomplishment of eksplicit or implicit goals”.“Efektivitas berkenaan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat tercapai”. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (dalam Hoetomo,2005: 142), menyebutkan bahwa efektivitas mempunyai efek, pengaruh atau akibat; dapat membawa hasil; berhasil guna, mulai berlaku (tentang Undang-Undang).

Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi yang paling tepat dan baik, apabila membandingkan penggunaan suatu metode alat/sarana dengan kondisi yang sebenarnya (Wiradihardja, 1991:25).Efektivitas menurut Joseph Prokopenko (dalam Rukmana, 2006:15) yaitu suatu tingkatan terhadap mana tujuan dicapai.Selain itu, efektivitas menurut Martoyo (1994:4) adalah suatu kondisi atau keadaan, di mana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai penggunaan sarana dan peralata disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian tujuan organisasi, sarana dan peralatan sangat diperlukan sehingga tujuan dapat tercapai dengan hasil yang baik.

Selain penggunaan sarana dan peralatan, aspek lain yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya adalah perilaku manusia, dalam hal ini perilaku aparat pelaksana. Perilaku aparat pelaksana dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan positif dan mampu mengoptimalkan kemampuannya akan memiliki pengaruh yang positif pula terhadap penyelesaian pekerjaanya dan berakhir dengan kualitas keberhasilan pekerjaan yang baik. Hal tersebut sejalan sebagaimana dikemukakan oleh Friedlander dan Pickle serta Negandhi dan Reimann (dalam Kasim, 1993:88) yang mengatakan bahwa perilaku dan ciri-ciri tertentu dari individu dan kelompok kecil dapat digunakan sebagai indikator efektivitas organisasi.

Berbagai pernyataan tersebut, mengartikan bahwa suatu keberhasilan dari pekerjaan yang sangat bergantung pada nilai-nilai efektivitas, seperti sarana dan peralatan serta perilaku aparat merupakan penentu berhasil tidaknya suatu pekerjaan oleh pemerintah ataupun masyarakat itu sendiri. Keberhasilan pekerjaan inilah yang akan diukur dengan efektivitas.

Gibson dan Stewart (2006:44), mengemukakan dua konsep efektivitas yaitu:

pertama, Pendekatan tujuan, yang didasarkan pada gagasan bahwa organisasi adalah kesatuan yang rasional dan mempunyai tujuan yang mengandung misi, tujuan, dan sasaran yang khas.

Oleh karena itu, seberapa baik organisasi tersebut berfungsi, atau seberapa efektif organisasi tersebut, dihitung dengan ukuran bagaimana keberhasilannya mencapai tujuannya. Dengan demikian, efektivitas diartikan sebagai

(9)

90 pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan usaha

kerja sama.

Kedua, pendekatan sistem, yang memandang bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang kehadirannya merupakan bagian dari suatu lingkungan yang lebih luas dan agar terus hidup organisasi tersebut harus berfungsi memuaskan tuntutan dari lingkungannya.Di sini efektivitas menggambarkan seluruh siklus input-proses–

output dan hubungan timbal balik antara organisasi dengan lingkungannya.

Menurut Sinungan (2000: 14), mengemukakan ada beberapa konsep efektivitas yang dikenal yaitu:

a. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara teori organisasi yang modern maupun klasik tentang out-put dan in-put.

b. Efektivitas dianggap sebagai perbandingan antara tingkatannya, di mana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai.

c. Efektivitas eksternal/perbandingan antara satu unit out-put dan evaluasi satu unit in-put.

d. Efektivitas adalah kemampuan sistem yang tepat berlangsung, beradaptasi dan berkembang tanpa memperdulikan tujuan- tujuan khusus yang akan dicapai.

Stephen P. Robbins (dalam Keban, 2004:141), mengungkapkan bahwa dalam mengukur efektivitas organisasi terdapat empat pendekatan antara lain:

a. Goal-attainment, yang mengukur sampai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dicapai, yang ditekankan adalah hasil dan bukan cara.

b. System, mengukur tersediannya sumber daya yang dibutuhkan, memelihara dirinya secara internal sebagai suatu organisme dan berinteraksi secara sukses dengan lingkungan luar.

c. Strategic-constituencies, mengukur tingkat kepuasan dari para konstituante kunci.

Dukungan konstituante kunci inilah yang dibutuhkan organisasi untuk mempertahankan eksistensi selanjutnya.

d. Competing values, mengukur apakah kriteria keberhasilan yang dipentingkan organisasi seperti keadilan, return on investment, market share, new-productinnovation, dan job security telah sesuai dengan kepentingan atau kesukaan para konstituantenya.

Keempat pendekatan ini merupakan pendekatan yang mencakup keseluruhan aspek untuk mengukur efektivitas organisasi.Disisi lain Sharma (dalam Munir, dkk., 2004: 63)

memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yaitu menyangkut faktor internal organisasi dan faktor lingkungan organisasi itu berada (eksternal) yaitu:

1) Produktivitas organisasi/output

2) Fleksibilitas organisasi dan bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan diluar organisasi

3) Tidak adanya ketegangan didalam organisasi/hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi.

Berdasarkan kedua pendapat dalam pengukuran efektivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa istilah efektivitas sangat variatif dimana penjelasannya menyangkut berbagai dimensi yang memusatkan perhatian kepada berbagai kriteria.Selanjutnya, pengukurannya relatif beraneka ragam dimana kriteria yang berbeda dilakukan secara serempak.Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi.Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif.

Tolak ukur dalam menilai tingkat efektivitas suatu organisasi sangat banyak. Salah satunya dari pendapat EmitaiEtzioni (dalam Munir, dkk., 2004:64), mengemukakan pendekatan pengukuran efektivitas organisasi yang disebutnya Sistem Model, yang mencakup empat kriteria, antara lain:

a. Adaptasi, dipersoalkan kemampuan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Integrasi, pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya

c. Motivasi anggota, pengukuran mengenai keterikatan dan hubungan antara pelaku organisasi dengan organisasinya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi

d. Produksi, usaha pengukuran efektivitas organisasi dihubungkan dengan jumlah dan mutu keluaran serta intensitas kegiatan suatu organisasi

Keempat kriteria pengukuran efektivitas organisasi ini mencakup hubungan sisi eksternal dan internal antara organisasi dengan lingkungannya. Kriteria pengukuran efektivitas organisasi yang lain yaitu empat model/perspektif teoritis sebagai kriteria

(10)

91 efektivitas oleh Quinn dan Rohrbaugh (dalam

Kasim, 2003:86-92), antara lain:

a. Model tujuan rasional, menekankan kepada perumusan tujuan, perencanaan, evaluasi dan produktivitas. Penilaian keberhasilan organisasi dilakukan atas dasar keinginan organisasi, bukan berdasarkan penilaian atas dasar kriteria pribadi.

b. Model hubungan manusia, menekankan pada moral karyawan, kepemimpinan, pengembangan sumber daya manusia dan aspek peranan informal dari perilaku organisasi.

c. Model sistem terbuka, memfokuskan pada hubungan antara organisasi dan lingkungannya.

d. Model proses internal, memusatkan perhatiannya pada proses pengolahan informasi dan pembuatan keputusan dalam organisasi.

Pengukuran efektivitas yang hingga sekarang masih banyak dipergunakan dalam mengukur efektivitas dari segi pencapaian tujuan yaitu teori efektivitas dari Steers (2000:4-6), yang mengatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung kepada seberapa jauh organisasi tersebut mencapai tujuan/sasarannya.

Berdasarkan pendapat Steers tersebut, cara yang terbaik untuk meneliti efektivitas ialah memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling berhubungan, antara lain:

a. Faham mengenai optimalisasi tujuan, efektivitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai.

b. Perspektif sistematika, organisasi terdiri dari berbagai unsur yang saling mendukung dan saling melengkapi. Unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pencapaian tujuan suatu organisasi.

c. Tekanan pada segi tingkah laku manusia dalam susunan organisasi, tingkah laku individu dan kelompok dalam menentukan kelancaran tercapainya tujuan suatu organisasi.

Penekanan konsep tujuan yaitu pada pencapaian tujuan yang dianggap paling utama dan memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan organisasi tersebut, jadi apabila tujuan dari suatu organisasi telah dicapai maka organisasi tujuan memiliki beberapa kelemahan antara lain (Gibson, 2006: 29):

a. Pencapaian tujuan tidak dengan mudah dapat diukur bagi organisasi yang tidak

memproduksi keluaran (output) yang nyata sehingga sulit untuk mengukur keefektifan suatu organisasi

b. Setiap organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan pencapaian tujuan yang satu sering menghalangi atau mengurangi pencapaian tujuan lainnya

c. Kemungkinan adanya satu perangkat tujuan formal yang didukung oleh seluruh anggota, masih sangat diragukan karena sulitnya menentukan tujuan utama dalam organisasi Kelemahan ini tentunya akan menghambat apabila konsep optimalisasi tujuan dipakai untuk mengetahui bagaimana efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah karena sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan, bahwa tujuan dari Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah untuk meningkatkan keefektifan penyusunan agar Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang Valid, akurat dan Akuntabel . sehingga apabila menggunakan optimalisasi tujuan maka efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerahtelah optimal atau keefektifan organisasi telah tercapai.

Perspektif sistem ini untuk melihat optimalisasi dari komponen-komponen sistem tersebut yang terdiri dari komponen dasar yaitu input, throughput (proses), output dalam pencapaian tujuan. Dengan kata lain, perspektif sistem ini mencakup tiga komponen dasar yaitu masukan (input), pengolahan/proses/prosedur kerja (throughput) dan keluaran (output). Adanya keterpaduan dari berbagai unsur dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling tergantung antara satu dengan yang lainnya.

Unsur-unsur tersebut meliputi (dalam Sutarto, 2000:335) antara lain:

a. Input, yaitu unsur-unsur yang dimasukkan atau diolah, misalnya uang, orang, energi, benda dan informasi

b. Throughput (proses pengolahan) yaitu kegiatan mengubah input menjadi output c. Output, yaitu hasil yang diperoleh dari proses

pengolahan, berupa produksi fisik (barang) dan jasa (pelayanan)

Model dasar ini juga dikemukan oleh Kanz dan Kahn (dalam Keban, 2006:34) yang mengatakan bahwa paradigma dasar dari model sistem terdiri dari:

a. Input, meliputi faktor yang diperlukan dari lingkungannya termasuk uang, tenaga kerja, bahan mentah dan mesin-mesin

(11)

92 b. Throughput, merupakan proses perubahan

input menjadi output

c. Output, bisa berupa barang jadi, lulusan, keuntungan dan sebagainya

Penekanan pada aspek perilaku didasarkan bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melakukan tugas dan pekerjaaanya masing- masing dengan baik. Kelemahan dari model ini Wijaya, 2009: 226) yaitu karena penekanannya hanya pada aspek perilaku yang berarti internal dari organisasi tersebut tanpa memperhatikan faktor lain di luar organisasi, sehingga penilaian keefektifan organisasi dirasakan sepihak yaitu hanya kepuasan dari dalam organisasi. Padahal seharusnya suatu organisasi harus mempertimbangkan pandangan dari pihak luar, kemudian organisasi dapat dikatakan efektif apabila telah sukses beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan di sekitarnya.

Berdasarkan ketiga model tersebut, maka yang paling tepat digunakan dalam menilai efektivitas efektivitasPenyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ogan Iliradalah prespektif sistem sehingga usaha membahas keefektifan organisasi lebih menyeluruh menjadi lebih mungkin. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa sulitnya mempersamakan keefektifan organisasi dengan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan, karena selalu ada penyesuaian dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses pencapainnya seringkali dipengaruhi faktor-faktor dari keadaan sekeliling organisasi.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan dari suatu organisasi/instansi pemerintah dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada input, proses, dan output.

Berdasarkan tiga buah konsep yang digunakan untuk mengetahui efektivitas menurut Steers (2000:4-6), maka untuk mengetahui efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, hanya digunakan konsep perspektif sistem yang terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Input (masukan) merupakan langkah awal dalam melihat Penyusunan Laporan Penyelenggara Pemerintahan Daerah. Dalam input lebih ditekankan pada:

1) Dana/ anggaran 2) Sumber daya manusia 3) Sarana dan Prasarana

4) Dasar Hukum

b. Proses, merupakan dasar dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam Proses lebih ditekankan kepada:

1) Ruang lingkup

2) Mekanisme Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

3) Koordinasi antar pihak terkait

4) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

c. Output merupakan hasil dari pelaksanaan suatu kebijakan seperti yang telah ditetapkan pada tujuan yang sebelumnya. Hasil dari pelaksanaan kebijakan tersebut merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pelaksnaan kebijakan tersebut, yang dapat berupa:

dihasilkannya laporan yang memuat seluruh Capaian Kinerja penyelenggaran pemerintah daerah yang Valid, Akurat dan Akuntabel.

2. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah (UU RI No.

23 Tahun 2014).

Aparat Pemerintah Daerah meliputi para pejabat yang memiliki tingkatan dalam jabatan struktural (Eselon). Pejabat pada tingkatan paling bawah dalam tataran pemerintahan daerah adalah pejabat Eselon IV atau pejabat setingkat kepala sub bagian, kepala sub bidang, dan kepala seksi, sedangkan pejabat setingkat di atasnya adalah pejabat Eselon III atau atau pejabat setingkat sekretaris, kepala bagian, dan kepala bidang.

Pejabat setingkat di atasnya lagi yaitu pejabat Eselon II atau pejabat setingkat Kepala Badan, Kepala Dinas, dan Kepala Instansi (Syafrial, 2009).

(12)

93 3. Konsep Good Governance Dalam

Pemerintahan Daerah

Good Governance adalah suatu peyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance.

Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip- prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini:

a.

Partisipasi Masyarakat (Participation)

b.

Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of

Law)

c.

Transparansi (Transparency)

d.

Peduli pada Stakeholder/ Dunia Usaha

e.

Berorientasi pada Konsensus

(Consensus)

f.

Kesetaraan (Equity)

g.

Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)

h.

Akuntabilitas (Accountability)

i.

Visi Strategis (Strategic Vision)

4. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah laporan untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan saran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun- tahun mendatang.

Pelaksanaan penyusunan LPPD Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir di setiap Akhir Tahun Anggaran, berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 Tentang Tata Cara pengendalian dan Pelaksanaan rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4663);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4693);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5887)

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang

(13)

94 Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilirnomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Ilir.

A. Perspektif Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan proses mencari sesuatu secara sistematis dalam jangka waktu tertentu dengan metode ilmiah dan aturan yang berlaku.

Dalam suatu penelitian untuk menghasilkan hasil yang akurat dan maksimal, sangat dibutuhkan adanya suatu metode penelitian yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta objek apa yang diteliti. Metode Penelitian Administrasi atau Manajemen menurut Sugiyono (2012: 3-4) dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi dan manajemen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif.

Metode penelitian ini didukung oleh beberapa pendapat.Menurut Arikunto bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.Pendapat serupa juga dikemukakan Singarimbun dan Effendi (2005:4) yang menyatakan bahwa peneliti hanya mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana EfektivitasPenyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Ilir.Metode atau pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif.

“Metode kualitatif dikembangkan untuk mengkaji kehidupan manusia dalam kasus-kasus terbatas kasuistik sifatnya namun mendalam (in depth) dan total atau menyeluruh (holistik), dalam arti tidak mengenal pemilihan-pemilihan gejala secara konsepsional ke dalam aspek-aspek yang eksklusif yang kita kenal dengan variabel”

(Soetandoyo, 2007: 65)

Dikatakan memakai pendekatan kualitatif, karena sifat data atau jenis informasi yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang bertujuan

menggambarkan mengenai keadaan tertentu, yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat terpisah-pisah untuk memperoleh suatu kesimpulan.

B. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2003:39), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Ogan Ilir.

2. Definisi Konseptual

Definisi Konsep adalah “istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial”

(Singarimbun dan Effendi, 1995:32).

Berdasarkan pengertian definisi konsep, maka definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan dari suatu organisasi/instansi pemerintah dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada input, proses pelaksanaan, dan output

2. Penyusunan adalah suatu kegiatan atau kegiatan memproses suatu data atau kumpulan data yang dilakukan oleh suatu organisasi atauperorangan secara baik dan teratur

3. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah laporan untuk menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan saran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di tahun-tahun mendatang.

4. Efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan dari suatu organisasi/instansi pemerintah dalam menginformasikan kemajuan dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat memperoleh masukan dan saran guna peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di

(14)

95 tahun-tahun mendatangyang didasarkan pada

input, proses pelaksanaan, dan output.

3. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995:46).Adapun Definisi Operasional dalam penelitian ini menggunakan teori efektivitas menurut Steer (2000: 4-6) adalah.

Tabel 2 Definisi Operasional

Variabel Dimen

si Indikator Penyusunan

Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah di

Kabupaten OganIlir

Input

Proses

Output

1) Dana/

anggaran 2) Sumber daya

manusia 3) Sarana dan

Prsarana

4)

Dasar

Hukum 1) Ruang lingkup 2) Mekanisme

Laporan Penyelenggar aan

Pemerintaha n Daerah 3) Koordinasi

antar pihak terkait 4) Penyusunan

Laporan Penyelenggar aan

Pemerintaha n Daerah Dihasilkannya laporan yang memuat seluruh Capaian kinerja penyelenggaraa n pemerintahan daerah yang valid, akurat dan akuntabel Sumber: Steer (2000: 4-6)

D. Unit Analisis

Unit Analisis adalah unit yang akan diteliti atau dianalisis (Singarimbun dan Effendi,1995:155). Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

E. Key Informan

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara sebagai salah satu alat pengumpulan data. Dalam hal ini informan yang akan diwawancarai adalah

1.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra

selaku Ketua Tim Penyusun LPPD Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 1 orang

2.

Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi PenyelenggaraanPemda Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Provinsi Sumsel sebanyak 1 orang

3.

Kepala Bagian Pemerintahan Dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir

4.

Kepala Sub Bagian Kerjasama Dan Otonomi Daerah Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 1 orang.

5.

Kepala Sub Bagian Pelaporan Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 1 orang sebagai penyusun

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang nyata dan paling strategis dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2012:253) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, dari berbagai sumber dan beragam cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara peneliti melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data (Sugiyono, 2012: 157). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra selaku Ketua Tim Penyusun LPPD Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 1 orang, Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemda Biro Pemerintahan dan Dan Otonomi Daerah Provinsi Sumsel sebanyak 1 orang, Kepala Bagian Pemerintahan Dan Otonomi DaerahSetda Kabupaten OganIlir, Kepala Sub Bagian Kerjasama Dan Otonomi Daerah

(15)

96 Kabupaten OganIlir sebanyak 1 orang serta

Kepala Sub Bagian Pelaporan Bagian Perencanaan dan Keuangan Setda Kabupaten OganIlir sebanyak 1 orang sebagai penyusun.

Wawancara tidak dilaksanakan dengan struktur yang ketat, tapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus pada permasalahan sehingga informasi yang terkumpul cukup mendalam. Dalam penelitian ini yang akan ditanyakan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data sekunder dengan melalui data yang di dapat dari dokumentasi sebagai data untuk melengkapi hasil dari wawancara yang telah dilaksanakan/ hasil wawancara dapat dipenuhi oleh data tersebut. Data tersebut berkaitan dengan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, kedua data dokumentasi ini akan dibandingkan untuk mencari perbandingan antara penyusunanLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahun depan dengan tahun lalu. Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dari berbagai catatan, arsip, buku-buku serta peraturan yang berkaitan dengan penyusunanLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

3. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan dan mencatat mengenai masalah- masalah penting yang ada hubungannya dengan penelitian ini, yaitu berkaitan erat dengan observasi tentang hambatan/

kelemahan, tantangan, ancaman, dan peluang dalam penyusunanLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Observasi diarahkan untuk memperoleh gambaran empirik secara nyata berupa data yang relevan sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan. Dalam penelitian ini yang akan diobservasi berkaitan dengan hasil pengamatan yang berhubungan dengan penyusunanLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2005:248) yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Saldana (2014: 14) yaitu menganalisis data dengan tiga langkah:

kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).

Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting), pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan (abstracting), dan transformasi data (transforming).Secara lebih terperinci, langkah- langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Saldana (2014: 14) akan diterapkan sebagaimana berikut

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kondensasi data (Data condensation)

Miles dan Huberman (2014: 10) “Data condensation refers to the process of selecting data, focusing, simplifying, abstracting, and transforming the data that appear in written- up field notes or transcriptions”. Dalam kondensasi data merujuk kepada proses

menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan

maupun transkrip dalam penelitian.

2. Penyajikan data (Data display)

Peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, tabel, dan bagan yang menggambarkan analisis pada transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa Inggris. Penyajian data berupa tabel dan bagan yang menunjukkan gambaran transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa Inggris dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersususun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

3. Kesimpulan, penarikan/ verifikasi (Conclusion, drawing/ verification).

Penelitian menyimpulkan data sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan.

Data-data yang sudah dideskripsikan disimpulkan secara umum. Simpulan tersebut meliputi unsur transitivitas, hubungan unsur transitivitas dengan konteks sosial dan unsur transitivitas digunakan dalam konteks sosial.

(16)

97 Setelah disimpulkan, analisis data kembali

pada tahap awal sampai semua data kompleks.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan mekanisme yang ada mengenai Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten OganIlir, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten OganIlir sudah dilaksanakan dengan efektif. Walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan antara lain: Sumber daya manusia yang kurang

memadai, dari segi jumlah personil yang masih kurang, Kurangnya koordinasi antara penyusun LPPD antar OPD, Waktu Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang singkat serta Data tidak/ belum tersedia pada setiap bagian yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala.Untuk lebih jelasnya mengenai Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten OganIlir, berikut ini penulis membuat rekapitulasi analisis sebagaimana yang terdapat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 8

Rekapitulasi Hasil Penelitian Efektivitas Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ogan Ilir

No Indikator Hasil Penelitian Keterangan

1. Input:

Dana/Anggaran

Sumber daya manusia

Sarana dan prasarana

Dasar Hukum

Dana/ anggaran yang disediakan sudah mencukupi sehingga bisa mendukung sepenuhnya pengoptimalan kegiatan.

Adapun dana yang disediakan untuk penyusunanLaporanPenyelenggaraan

PemerintahanDaerah di

KabupatenOganiliryaitusebesarRp. 116.000.000,-

yang bersumber dari dana

AnggaranPendapatanBelanja Daerah (APBD)KabupatenOganIlir.

Secara kualitas, sumber daya manusia yang terlibat rata-rata berpendidikan sarjana dan setiap pegawai telah dilakukan pembinaan dan mengikuti bimtek dan pelatihan penyusunan LPPD. Akan tetapi secara kuantitas, sumber daya manusia yang terlibat masih kurang memadai karena hanya berjumlah 6 orang yang terdiri dari Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Ogan Ilir selaku Ketua Tim Penyusun LPPD Kabupaten Ogan Ilir, Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemda Biro Pemerintahan dan dan Otonomi Daerah Provinsi Sumsel sebanyak 1 orang, KepalaBagian Pemerintahan dan Otda Setda Kabupaten Ogan Ilir, Kepala Sub Bagian Kerjasama dan OtonomiDaerah Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 1 orang. Serta Kepala Sub Bagian Pelaporan Bagian Perencanaan & Keuangan Kabupaten ogan ilir sebanyak 1 orang sebagai penyusun.

Sarana dan prasarana yang ada antara lain mobil, gedung, kertas, mushola, lahan parkir, kantin,

Efektif

Secara Kualitas Efektif tetapi secara

kuantitas belum efektif

Efektif

Efektif

(17)

98 penerangan, wc, gudang, atk, meja dan kursi,

komputer, laptop, lemari, aula/ ruang pertemuan dan printer dan sebagainya.

Dasar Hukum yaitu 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat; 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

2. Proses:

Ruang lingkup

Mekanisme Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Koordinasi antar pihak terkait

Ruang lingkup penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas: 1) capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas: a) capaian kinerja makro; b) capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;

dan c) capaian akuntabilitas kinerja pemerintah daerah; dan b. Capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan, 2) capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan terdiri atas a) capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan yang diterima oleh daerah provinsi dari pemerintah pusat; dan b) capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan yang diterima oleh daerah kabupaten/kota dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah provinsi.

Mekanisme penyusunan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas: 1) penyelenggaraan rapat koordinasi persiapan, 2) penyiapan data kinerja dan data pendukung lppd setiap perangkat daerah, 3) pengumpulan data kinerja dan data pendukung dari perangkat daerah, 4) review LPPD oleh inspektorat daerah sampai pada 5) penyusunan dokumen laporan LPPD

Koordinasi antar bagian dalam penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah di kabupaten oganilir belum dilaksanakan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya koordinasi antara penyusun lppd di antar OPD karena data saling keterkaitan. Para penyusun seringkali bekerja sendiri. Koordinasi hanya dilakukan pada akhir penyusunan, saat akan menandatangani berkas. Akibatnya jika data yang diolah salah, maka akan terjadi pengulangan pekerjaan, yang mana hal ini sebetulnya tidak perlu dilakukan jika sudah dikoordinasikan sejak

Efektif

Efektif

Belum efektif

Belum Efektif

(18)

99 Pelaksanaan

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

awal.Masalah koordinasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: kepala bagian yang sering melaksanakan tugas luar, kepala bagian yang kurang peduli dengan penyusunan lppd atau juga kepala OPD yang tidak paham tentang pentingnya LPPD

Dalam penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah masih terdapat hambatan yaitu 1)singkatnya waktu yang dberikan untuk penyusunan LPPD. Selama ini tenggang waktu yang diberikan oleh bagian pemerintahan dan Otda adalah selama satu minggu, sebagaimana tercantum dalam sop penyusunanlppd.Pada dasarnya waktu yang ditetapkan seminggu untuk penyusunan lppd dapat terealisasi, apabila keseluruhan data yang dibutuhkan telah tersedia.

Permasalahannya ketika ada permintaan data pada masing-masing OPD, data belum tersedia, sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk mempersiapkan dan mengumpulkan data yang dimaksud. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen waktu tidak diberlakukan.

Manajemen waktu merupakan proses pengendalian waktu berdasarkan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan berdasarkan pertimbangan yang matang terkait dengan kemungkinan yang terjadi dikemudian hari.

Permasalahan selanjutnya yaitu 2)data tidak/belum tersedia pada setiap OPD yang menyebabkan waktu penyusunan menghadapi kendala. Hal ini lebih diakibatkan karena tidak/kurang tersedianya data yang dibutuhkan sesuai format pada masing-masing bagian sehingga berakibat pada pengumpulan data yang tidak sesuai target sehingga berdampak pada perampungan dokumen lppd padahal seyogyanya data harus dipersiapkan sejak awal terutama setelah tahun anggaran berakhir. Masa waktu tiga bulan mulai dari bulan januari sampai dengan 31 maret tidak digunakan secara efektif dan efisien.

Hal ini mengakibatkan molornya waktu penyelesaian lppd.

Gambar

Tabel 2  Definisi Operasional  Variabel Dimen si Indikator Penyusunan  Laporan  Penyelenggaraan  Pemerintahan  Daerah  di  Kabupaten  OganIlir Input Proses Output 1)  Dana/  anggaran  2)  Sumber  daya manusia 3)  Sarana dan Prsarana 4) Dasar Hukum1)  Ruang

Referensi

Dokumen terkait

kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang). 25

Strategi Personal Branding dan Brand Survival Fotografer Independen (Studi Kasus Pada Satria Khindi Prasetyo)i. beserta perangkat yang ada (jika

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh t hitung (5,389) lebih besar dari t tabel (2,052), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang

Terdapat empat buah proses belajar dan mengajar (PBM) yang akan di pilih oleh dosen dalam menggunakan OLLA, seperti: materi kuliah, tugas kuliah, diskusi materi kuliah, dan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, perbandingan pengukuran kelembaban beras menggunakan sensor yang dirancang dengan moisturemeter MC-100 pada tingkat kelembaban

pemeriksaan/pengawasan/pembinaan sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan Tahun Anggaran 2018 pada Badan, Dinas, Sekretariat, Kecamatan, Kelurahan, dan Tambahan obrik

Penulis mengerjakan seluruh tugas-tugas editing dari offline hingga online editing menggunakan laptop penulis, penulis juga membawa laptop pada saat produksi agar

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018 merupakan ringkasan dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,