• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

47

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi

Limbah Elektronik

(e-waste)

Eka Wahyudi

1

, Arief Hendra Saptadi

2

, Helen Dwi Purnomo

3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

E-mail : 1ekawahyudi@st3telkom.ac.id,2ariefhs@ st3telkom.ac.id,3dwy_purnomo@rocketmail.com ABSTRAK

Televisi adalah salah satu alat komunikasi yang tersedia dalam kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat banyak hal yang berkaitan dengan komunikasi, informasi dan hiburan yang mencakup seluruh dunia. Teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kehidupan sekarang ini yang semuanya sudah serba modern. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih, tak heran lagi apabila salah satu dari sekian banyak teknologi tersebut terutama pada televisi telah mengikuti perkembangan teknologi yang terletak pada rangkaian televisi yang semakin canggih. Menuntut adanya perkembangan tersebut, haruslah di ikuti pula pada perkembangan perbaikan kerusakan perangkat televisi. Cara konvensional yang menggunakan dugaan dari teknisi dalam perbaikan kerusakan televisi dapat menyebabkan tingkat kerusakan lebih parah. Trainer televisi merupakan sebuah perangkat terdiri dari televisi standar dari pabrik yang telah dimodifikasi pada penelitian ini menjadi sebuah perangkat pendeteksi kerusakan rangkaian televisi dengan cara percobaan pemutusan tegangan dan arus televisi menggunakan rangkaian pemutus atau rangkaian tambahan yang diaplikasikan pada rangkaian televisi. Hasil dari percobaan pemutusan rangkaian televisi tersebut dapat diketahui pada gambar yang ditampilkan dan suara yang dikeluarkan televisi, kejadian tersebut merupakan kerusakan yang sering terjadi pada perangkat televisi.

Kata kunci : Televisi berwarna, Kerusakan televisi, Rangkaian pemutus tegangan dan arus televisi

1.

PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan sistem telekomunikasi yang sangat pesat, dunia elektronika memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan informasi. Melalui media televisi yang merupakan hasil dari pengembangan teknologi elektronik komunikasi, kebutuhan informasi dapat terpenuhi sehingga masyarakat dapat menerima informasi dengan mudah, cepat, dan lengkap. Kata televisi berasal dari dua suku kata yang berbeda asal bahasanya, yaitu Tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan visi atau vision (bahasa Inggris) yang berarti pengelihatan. Jadi televisi mempunyai arti “melihat jauh” Maksudnya, Televisi adalah melihat (menampilkan) gambar dari suatu tempat atau lokasi yang jauh.[4, 6] Televisi merupakan alat penerima informasi berupa gambar dan suara dari stasiun pemancar televisi yang menggunakan komunikasi satu arah. Komunikasi satu arah ini dapat terjadi karena ada pemancar dan penerimanya dan masing-masing mempunyai syarat yang harus dipenuhi agar terjadi komunikasi tersebut.

Gambar yang dilihat pada layar televisi merupakan hasil dari reproduksi suatu objek yang ditangkap oleh lensa kamera stasiun televisi dan dipisahkan berdasarkan warna pokok, yaitu merah (red), hijau (green), biru (blue). Selanjutnya, hasilnya ditransmisikan melalui udara kemudian diterima oleh sistem penerima pesawat televisi. Sinyal gambar akan diteruskan ke tabung sinar katoda atau Cathode Ray Tube (CRT) yang sebelumnya diperkuat didalam rangkaian penguat gambar.

Selain mengirimkan sinyal gambar, pemancar stasiun televisi juga mengirimkan sinyal suara. Sinyal suara yang ditangkap oleh penerima televisi diperkuat di dalam rangkaian penguat suara yang kemudian diteruskan ke speaker.[4, 6]

Didalam rangkaian televisi berwarna terdapat beberapa blok rangkaian televisi berwarna, jika dibandingkan dengan televisi hitam putih, televisi berwarna mempunyai blok rangkaian yang lebih banyak. Jika salah satu dari blok rangkaian televisi tersebut tidak berkerja maka akan berpengaruh pada blok rangkaian yang lainnya, sehingga televisi tidak bisa berkerja secara maksimal atau rusak.

Untuk menyiasati kerusakan pada televisi menuntut adanya perkembangan pada taraf perbaikan kerusakan televisi. Cara konvensional yang menggunakan dugaan dari teknisi dapat menyebabkan tingkat kerusakan menjadi lebih parah.[5] Trainer televisi berwarna merupakan televisi yang dapat digunakan sebagai perangkat simulasi pembelajaran kerusakan pada televisi berwarna dengan cara percobaan pemutusan tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian televisi menggunakan rangkaian pemutus atau penguji. Hasil percobaan pemutusan tersebut merupakan kerusakan televisi yang sering terjadi dan dapat dilihat pada tampilan layar televisi atau suara-suara yang dikeluarkan. Alat ini diharapkan dapat digunakan bagi semua pihak untuk memperdalam wawasan tentang kerusakan pada televisi berwarna.

2.

METODOLOGI PENELITIAN

(2)

48

Metode penelitian yang digunakan adalah rekayasa perangkat keras, yaitu membuat atau memodifikasi televisi standar menjadi televisi yang dapat dijadikan sebagai perangkat simulasi pembelajaran pada kerusakan televisi berwarna. (Trainer Televisi).

2.2. Instrument penelitian.

Dalam pembuatan trainer televisi ini penulis memerlukan televisi berwarna standar 14 inch yang akan dijadikan sebuah alat trainer televisi berwarna.

2.3. Metode pengumpulan data.

Dalam pengumpulan data ini, data yang akan diambil adalah data kerusakan televisi dari percobaan pemutusan tegangan dan arus televisi menggunakan rangkaian penguji atau pemutus.

2.4. Metode analisa.

Metode analisa yang diambil adalah analisa kerusakan dan solusi kerusakan pada televisi berwarna. 2.5. Rencana Kerja.

Adapun rencana kerja proyek penelitian ini dari awal sampai akhir, digambarkan dalam flowchart pada gambar 1.

Gambar 1. Flowchart Penelitian

3.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRAINER TELEVISI BERWARNA

3.1. Perancangan Perangkat

Pada perencanaan dan pembuatan perangkat tambahan (rangkaian pemutus atau penguji) yang akan diaplikasikan pada perangkat utama (televisi berwarna), televisi yang digunakan adalah televisi berwarna standar dari pabrikan. Televisi berwarna tersebut akan dijadikan sebagai bahan percobaan atau simulasi pemutusan tegangan dan arus pada rangkaiannya menggunakan perangkat tambahan (rangkaian pemutus atau penguji). Blok diagram alat yang dibuat seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Blok diagram alat.

Dalam perancangan dan pembuatan Trainer televisi berwarna dibutuhkan hardware dan software. Hardware terdiri dari perangkat keras (yang terlihat mata) dan software yang terdiri dari perangkat lunak (tidak terlihat oleh mata). Perangkat keras yang dibutuhkan meliputi alat dan bahan, sedangkan perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebuah software EAGLE Layout

Rangkaian Televisi

Atau

Mainboard

Speaker

Perangkat utama (televisi berwarna) sebagai perangkat/bahan uji coba Perangkat

Tambahan

Rangkaian Pemutus

Atau penguji

Catu daya Rangkaian Pemutus

Atau penguji

CR

T

Mulai

Pengumpulan Data

Persiapan Komponen dan Peralatan

Perancangan Alat

Pengujian Alat

Ada Kesalahan

?

Penggunaan/Implementasi

Selesai

Perbaikan Alat

Ya !

(3)

49

Editor 5.10.0 merupakan software yang digunakan untuk membuat suatu susunan rangkaian elektronika (layout) dan dapat digunakan untuk membuat PCB (Printed Circuit Board) berdasarkan pada schematic rangkaian elektronika yang telah ditentukan.

3.2. Perancangan Rangkaian 3.2.1. Perangkat Tambahan.

Perangkat tambahan yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat dua bagian yaitu; rangkaian catu daya atau power supply dan rangkaian pemutus atau penguji.

3.2.2. Catu daya atau power supply.

Catu daya pada rangkaian pemutus atau penguji tidak bergantung pada catu daya pada rangkaian televisi, hal ini dikarenakan tegangan output catu daya pada televisi sudah sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh tiap-tiap blok rangkaian televisi dan telah diatur pada STR dan transcooper untuk memberikan tegangan pada tiap-tiap blok rangkaian televisi. Gambar 3 adalah schematic dasar rangkaian catu daya pemutus atau penguji yang digunakan.

Gambar 3. Schematic rangkaian catu daya.

Dari gambar 3 merupakan schematic rangkaian catu daya (power supply) rangkaian pemutus atau penguji. Catu daya (power supply) tersebut terdiri dari beberapa blok rangkaian yaitu :

3.2.2.1. Blok rangkaian A.

Blok rangkaian A merupakan transformator yang berfungsi menaikan atau menurunkan nilai tegangan. Transformator yang digunakan yaitu jenis transformator step down maka tegangan masukan dari PLN sebesar 220 VAC diturunkan menjadi 12 V AC dengan nilai arus sebesar 2 A, maka dapat diketahui tegangan output sekunder sebagai berikut:

� = √ × � Jadi ∶� = √ × ����= , ���� (1) 3.2.2.2. Blok rangkaian B.

Blok rangkaian B merupakan bagian penyearah (rectifier) yang terdiri dari 4 dioda 1N5404 berfungsi mengubah arus bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus searah (DC). Besarnya tegangan keluaran dari rectifier dapat diketahui dengan menggunakan persamaan :

� = × � Jadi ∶ � = × , �, = , ���� (2)

3.2.2.3. Blok rangkaian C.

Blok rangkaian C merupakan bagian penyaring (filter) yang terdiri dari satu kapasitor elco (polar). berfungsi meminimalkan efek-efek arus AC pada arus DC konstan. Rangkaian tersebut diketahui output trasnformator (Vtrafo) = 12 V AC, arus transformator (Itrafo) = 2A, tegangan minimum (VL) dioda sebagai penyearah = 0,7 V, frekuensi penyearah penuh (Fpenuh) =120 Hz. Sehingga faktor ripple penyearah penuh sebesar � =� �

� × % =

, × % = , %. Sedangkan untuk tegangan kerja (Vkap) kapasitor sebagai perata tegangan diperoleh nilai sebesar � � � � = × � = × � =

����. Selanjutnya untuk tegangan ripple penyearah penuh dapat dihitung dan diperoleh nilai sebesar � = � − � = , � − × , � = , � dan kapasitansi kerja (C) pada penyearah penuh sebesar � = �� ×⁄ � ���ℎ � � �

� � �

�×1/ �

, = , µ�.

3.2.2.4. Blok rangkaian D.

Blok rangkaian D merupakan bagian voltage regulator yang berfungsi penstabil tegangan keluaran dari rectifier yang konstan walaupun terdapat fluktuasi baik arus beban maupun tegangan input sumber. Pada blok rangkaian D terdapat IC 1LM7812 yang berfungsi mengubah tegangan sebelumnya menjadi 12 Volt. Terdapat juga kapasitor 220 μF 50V berfungsi menjaga tegangan keluaran 12 V dari IC 1LM7812 agar tetap stabil.

3.2.3. Rangkaian pemutus atau penguji.

Rangkaian pemutus atau penguji terdiri dari saklar pemutus, saklar reset, dan saklar reset total (gambar 4). Pada gambar 4 merupakan salah satu contoh schematic rangkaian pemutus atau penguji yang sebenarnya berjumlah 14 rangkaian yang sama, rangkaian tersebut dihubungkan satu sama lain menggunakan tegangan paralel dengan tegangan dari catu daya 12 V DC.

(4)

50

Gambar 4. Schematic rangkaian pemutus atau penguji

Cara kerja rangkaian pada gambar 4 jika pada saat saklar pemutus dalam keadaan on maka transistor Q1 C3311 yang berfungsi sebagai saklar manual mendapat tegangan ground pada kaki Basis sehingga transistor tersebut tidak berkerja, tegangan tersebut akan mengalir ke kaki Basis transistor Q2 C3311 yang berfungsi sebagai saklar manual sehingga tegangan output Emitter transistor Q2 C3311 akan mengaktifkan transistor BC557 yang berfungsi sebagai saklar otomatis akan memberikan tegangan pada relay sehingga relay berkerja bias forward (memutus arus dan tegangan pada jalur rangkaian televisi).

Transistor Q2 C3311 pada kaki basis akan mendapat tegangan ground pada saat saklar reset dalam keadaan on, sehingga transistor BC557 tidak mendapat tegangan pada kaki basis yang mengakibatkan transistor BC557 tidak berkerja sebagai saklar otomatis (bias revers).

Pada gambar 4 bagian kaki katoda dioda zener diparalelkan ke kaki katoda dioda zener pada schematic rangkaian berikutnya sampai pada rangkaian ke 14. Rangkaian peralel pada kaki katoda dioda zener dari masing-masing rangkaian pemutus atau penguji (rangkaian 1 sampai 14) dihubungkan ke saklar untuk memberikan tegangan ground pada rangkaian pemutus atau penguji (rangkaian 1 sampai 14) secara bersamaan pada saat saklar dalam keadaan on, sehingga tegangan yang masuk pada kaki Basis transistor Q2 C3311 pada masing-masing rangkaian (rangkaian 1 sampai 14) akan mendapatkan tegangan ground yang mengakibatkan transistor tidak berkerja. Saklar tersebut berfungsi sebagai saklar reset total, prinsip kerja dari saklar reset total tersebut sama halnya dengan saklar reset pada transistor Q2 C3311.

Gambar 4 satu rangkaian berfungsi untuk percobaan pemutusan tegangan dan arus pada satu blok rangkaian televisi. Diantara blok rangkaian televisi yang tegangan dan arus rangkaiannya diputus, sebagai berikut :

1) Penguat Intermediate Frequency (IF) pada blok rangkaian tunner. 2) Catu daya blok rangkaian tunner.

3) Tombol pengatur program televisi.

Didalam rangkaian televisi berwarna terdapat beberapa blok rangkaian televisi berwarna, jika dibandingkan dengan televisi hitam putih, televisi berwarna mempunyai blok rangkaian yang lebih banyak.

(5)

51

Gambar 5 Blok rangkaian televisi berwarna.

Gambar lengkap seluruh blok rangkaian televisi tersebut digabungkan kedalam sebuah schematic rangkaian televisi, yang terdiri dari: [3]

3.3.1. Blok Power Supply.

Power supply atau catu daya berfungsi untuk memberikan daya listrik yang diperlukan oleh seluruh rangkaian televisi. Catu daya DC (arus searah) pada penerima televisi berwarna dihasilkan dari penyearahan tegengan AC (bolak-balik) yang berasal dari jala-jala listrik, dan juga dari penyearahan pulsa melayang kembali (flayback) defleksi horisontal.

3.3.2. Blok rangkaian tunner.

Blok rangkaian tunner berfungsi untuk menerima sinyal masuk atau gelombang radio yang kemudian dirubah menjadi satu frekuensi dengan konverter menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF). Susunan di dalam tunner meliputi Penguat RF, Mixer, Oscillator Local.[4]

3.3.3. Blok Suara (Audio).

Blok suara (Audio) terdiri dari Sound IF AMP, Sound Det, Audio AMP atau Power Amplifier dan Speaker yang berfungsi untuk memisahkan sinyal informasi suara dari sinyal pembawa frekuensi menengah suara sehingga mengjadi sinyal audio dan dapat didengar oleh telinga.

3.3.4. Blok Vertikal.

Blok Vertikal berfungsi untuk mengendalikan atau menarik gambar ke arah vertikal (atas dan bawah) oleh gulungan Yoke Vertikal layar Chatode Ray Tube (CRT). Pada bagian vertikal menggerakkan sinar electron berbentuk titik-titik dalam arah vertikal pada permukaan televisi. Bila garis penelusuran vertikal tidak ada maka kelihatan pada layar televisi satu garis horisontal. Gerakan penelusuran vertikal lebih dekat dibandingkan dengan gerakan yang dilakukan oleh gerakan penelusuran horisontal. Oleh karena itu kerap vertikal lebih rendah dibandingkan dengan kerap horisontal. jika kerap penelusuran vertikal mengecil maka batas garis-garis horisontal yang terbentuk sangat rapat.

3.3.5. Blok Horisontal.

Blok Horisontal berfungsi untuk mengendalikan atau menarik gambar ke arah horisontal (kanan dan kiri) oleh gulungan Yoke layar Chatode Ray Tube (CRT). Penelusuran horisontal berperan menggerakkan sinar electron dalam bentuk titik-titik, dimulai dari sisi kiri menuju ke sisi kanan dan kembali ke bawah titik pertama.[2]

3.3.6. Input CRT atau Penguat Video.

Input Chatode Ray Tube (CRT) atau penguat video terdiri dari Video IF, Matrix Colour, Video Amplifier yang berfungsi untuk mengelola sinyal gambar sehingga dapat mengaktifkan tabung gambar dan dapat menampilkan gambar pada layar Chatode Ray Tube (CRT).

3.3.7. IC Program.

IC Program yang dimaksud adalah IC yang didalamnya terdapat beberapa rangkaian, seperti :

1) Rangkaian Horisontal Osilator, tegangan horisontal osilator, dan driver horisontal yang selanjutnya disebut horisontal output dari rangkaian osilator horisontal didalam IC Program.

2) Rangkaian vertikal osilator, tegangan vertikal osilator, dan driver vertikal yang selanjutnya disebut vertikal output dari rangkaian osilator vertikal didalam IC Program.

3) Rangkaian IF dan IF output yang tergabung didalamnya video komposit yang mengandung suara, gambar, warna dan sinkronisasi.

IC Program digunakan untuk mengontrol (mengendalikan) seluruh sistem kerja yang terjadi pada penerima televisi berwarna.[3]

3.3.8. Tabung CRT.

(6)

52

(Blue). Bila salah satu katodanya ada yang mati, tabung gambar ini akan tetap bekerja, tetapi tidak sempurna, hal ini akan kelihatan pada warna tidak sesuai menurut aturan campurannya. Oleh karena itu penampilan gambar akan terjadi perubahan warna.

3.4. Pembuatan Prangkat

Dalam pembuatan perangkat trainer televisi berwarna melalui beberapa tahap (gambar 6).

Gambar 6. Flowchart pembuatan perangkat.

Pada proses instalasi rangkaian pemutus atau penguji ke rangkaian televisi, proses yang pertama dilakukan yaitu memutus jalur rangkaian televisi dengan cara memutus jalur tersebut menggunakan pisau cutter sesuai yang diinginkan seperti pada gambar 7 yang ditunjukkan garis warna merah.

Gambar 7. Pemutusan jalur rangkaian televisi.

Setelah jalur rangkaian televisi tersebut telah terputus, maka langkah selanjutnya memasang rangkaian penguji dengan cara menghubungkan kaki relay (output dari rangkaian pemutus atau penguji) ke jalur rangkaian televisi yang telah terputus.

Mulai

Perancangan dan Pembuatan

schematic rangkaian pemutus atau

penguji dengan software Eagle

Pencetakan layout schematic

rangkaian pemutus atau penguji ke dalam papan PCB

Pengeboran papan PCB

Pemasangan dan pensolderan komponen

kedalam PCB

Instalasi rangkaian pemutus/penguji kedalam rangkaian

televisi

Ada Kesalahan? Penggunaan/Implementasi

Selesai

Perbaikan Alat

YA!

(7)

53

Gambar 8. Konfigurasi kaki relay yang terinstalasi ke perangkat.

Langkah penggunaan atau implementasi merupakan ujicoba kerja perangkat apakah sudah berkerja sesuai yang diinginkan. Jika perangkat tersebut tidak bisa berkerja maka solusi yang dilakukan adalah pengecekan mulai dari awal pembuatan perangkat tambahan atau rangkaian penguji sampai instalasi ke perangkat televisi

4.

PENGUJIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Rangkaian Per Blok

Pengujian blok rangkaian dilakukan dengan cara mengukur arus dan tegangan masing-masing blok rangkaian hanya pada perangkat tambahan, pengukuran ini dilakukan menggunakan salah satu sampel rangkaian pemutus atau penguji yang sebenarnya terdiri 14 rangkaian, kerena rangkaian tersebut menggunakan tegangan paralel maka tegangan pada masing-masing rangkaian (rangkaian 1 sampai 14) adalah sama. Alat yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu menggunakan alat ukur multimeter digital dan project board.

Presentase kesalahan antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran dapat dicari dengan menggunakan persamaan 3.

����� = | − | ∙ % (3)

Dengan, Error = Persentase kesalahan yang terjadi (%). ns = Hasil perhitungan.

np = Hasil pengukuran.

Pengukuran per blok rangkaian yang dimaksud adalah sebagai berikut : 4.1.1. Pengukuran catu daya.

Dari hasil pengukuran catu daya (power supply) maka dapat disimpulkan perbandingan antara hasil perhitungan dengan pengukuran catu daya (power supply) sebenarnya untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan catu daya, seperti pada tebel 1 :

Tabel 1. Perbandingan hasil Perhitungan dan pengukuran catu daya.

Blok rangkaian yang diukur Hasil perhitungan Hasil pengukuran Error

Output transformator 4.1.2. Pengukuran Rangkaian Pemutus atau Penguji.

Pengukuran dilakukan pada saat saklar pemutus dan saklar reset dalam keadaan off (tidak terhubung ke ground).

Dari hasil data pengukuran nilai VCE transistor maka dapat disimpulkan perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran nilai VCE transistor sebenarnya, seperti pada tabel 2.

Tabel 2.Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran nilai VCE transistor.

Transistor Perhitungan nilai VCE Pengukuran nilai VCE Error

Q1 C3311 1,42 V 1,45 V 2,11%

Q2 C3311 0,73 V 0,76 V 4,11%

Q3 BC557 12 V 11,20 V 6,66%

Q4 C828 12 V 11,51 V 4,08%

Dari hasil data pengukuran IB maka dapat disimpulkan perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran nilai arus IB pada transistor sebenarnya, seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran nilai arus IB transistor.

Transistor Perhitungan nilai arus IB Pengukuran nilai arus IB Error

Q1 C3311 9,71 A 9 A 7,31%

Q2 C3311 4,33 A 6 A 38,56%

Q3 BC557 1,22 A 1 A 18,03%

Sedangkan dari hasil data pengukuran arus IE pada transistor Q4 C828 maka dapat disimpulkan perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran nilai arus IE pada transistor sebenarnya, seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan hasil perhitungan dan pengukuran nilai arus IE transistor Q4 C828.

Transistor Perhitungan nilai arus IE Pengukuran nilai arus IE Error

Q4 C828 0,20 A 0,21 A 5%

4.2. Hasil pengujian perangkat secara keseluruhan.

(8)

54

pada rangkaian pemutus atau penguji. Hasil dari pemutusan tersebut merupakan kejadian kerusakan televisi yang dapat diketahui secara langsung melalui tampilan layar televisi dan suara televisi yang dikeluarkan.

4.3. Kelebihan perangkat.

Kelebihan yang dimiliki pada hasil akhir pembuatan trainer televisi berwarna adalah sebagai berikut :

1) Perangkat trainer televisi yang dibuat pada penelitian ini dapat digunakan sebagai perangkat simulasi pembelajaran kerusakan pada televisi berwarna dengan cara percobaan pemutusan tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian televisi menggunakan rangkaian pemutus atau penguji.

2) Perangkat utama (televisi berwarna) yang telah di modifikasi sebagai trainer telvisi berwarna dapat digunakan sebagai televisi pada umumnya.

3) Perangkat tambahan (rangkaian pemutus atau penguji) dapat diaplikasikan pada televisi hitam putih sebagai trainer televisi hitam putih.

4.4. Kekurangan perangkat.

Kekurangan yang masih dialami pada hasil akhir pembuatan trainer televisi berwarna adalah sebagai berikut :

1) Jika melakukan implementasi perangkat, sebaiknya tidak terlalu lama pada satu kali penekanan saklar pemutus karena relay yang digunakan pada perangkat 12 volt sehingga tidak bisa menahan tegangan dan arus televisi yang terputus terlalu lama.

2) Sebelum mengaktifkan televisi atau melakukan implementasi perangkat, saklar reset total diaktifkan terlebih dahulu secara manual. Untuk menanggulangi hal tersebut maka saklar reset total diganti dengan saklar elektromagnetis atau saklar otomatis pada perangkat.

4.5. Kelayakan perangkat.

Dari semua hasil akhir pada perangkat trainer televisi berwarna, penulis menyatakan bahwa peangkat tersebut sudah layak digunakan sebagai perangkat simulasi pembelajaran kerusakan televisi berwarna dengan cara yang telah dijelaskan pada langkah-langkah pengujian perangkat

5.

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan, pembuatan dan pengujian perangkat trainer televisi berwarna adalah sebagai berikut :

1) Sinyal yang diterima oleh antena televisi akan diperkuat dalam daerah penerimaan (tunner). Sinyal yang telah diperkuat dan dicampur dengan frekuensi yang dihasilkan oleh osilator lokal (local oscilator). Keluaran dari pencampur (mixer) kemudian disalurkan ke bagian penguat suara dan gambar. Sinyal tersebut kemudian dipisahkan antara sinyal gambar dan sinyal suara, hasil dari pemisahan sinyal tersebut untuk sinyal suara disalurkan ke bagian penguat suara, sedangkan sinyal gambar akan terdeteksi oleh bagian crhoma untuk disesuaikan warna asli yang terdapat pada gambar. Kemudian sinyal gambar yang sudah sesuai dengan warna asli disalurkan ke bagian sinkronisasi (sinkronisasi vertikal dan horisontal) dan penguat gambar agar tampilan gambar pada tabung Chatode Ray Tube (CRT) sesuai dengan tabung CRT dan warna yang di hasilkan jelas sesuai warna asli.

2) Pada pembuatan perangkat trainer televisi dilakukan dengan cara menggabungkan atau memodifikasi televisi berwarna standar 14 inch produk China merk Wansonic tipe LX-21M2-P1 dengan rangkaian pemutus atau penguji yang berfungsi sebagai memutus tegangan dan arus pada rangkaian televisi berwarna.

3) Solusi untuk menanggulangi langkah awal dalam implementasi alat yaitu mengaktifkan saklar reset total terlebih dahulu secara manual, maka perlu diganti dengan saklar elektromagnetis atau saklar otomatis pada perangkat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ananda, Stephanus Antonius dan Iwan Handoyo Putro. Studi Penggunaan Enerji pada Monitor CRT dan LCD. Universitas Kristen Petra, jurusan Teknik Elektro. Siwalankerto 121-131 Surabaya

[2] Hendrik, Romi. 2008. Laporan 2 Praktek Teknologi Display dan TV. Universitas Negri Padang. Padang. [3] Paulia, Ali. Februari 2009. Teknik Reparasi TV. Oase Media. Jl. Krasak Utara I/II No 9 Bandung.

[4] Poernomo, Liliek Satryo. Juni 2002. Teknik Perawatan dan Perbaikan Televisi Berwarna. Absolut. Jl. Ibu Ruswo No 10 Yogyakarta 55121.

[5] Suhartanto, Toni, dkk. Februari 2007. Analisis Prosesor utama IC STV pada Televisi Berwarna. Universitas Diponegoro Semarang. Semarang

Gambar

Gambar 1. Flowchart Penelitian
Gambar 4. Schematic rangkaian pemutus atau penguji Cara kerja rangkaian pada gambar 4 jika pada saat saklar pemutus dalam keadaan on maka transistor Q1 C3311 yang berfungsi sebagai saklar manual mendapat tegangan ground pada kaki Basis sehingga transistor
Gambar 5 Blok rangkaian televisi berwarna.
Gambar 6. Flowchart pembuatan perangkat. Pada proses instalasi rangkaian pemutus atau penguji ke rangkaian televisi, proses yang pertama dilakukan yaitu memutus jalur rangkaian televisi dengan cara memutus jalur tersebut menggunakan pisau cutter sesuai yan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui potensi-potensi apa saja dari software GeoGebra yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada

Sehubungan dengan penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah perangkat pembelajaran lingkungan yang dintegrasikan pada pembelajaran biologi di SMA berupa bahan ajar

Dalam pembuatannya kain tenun jumputan banyak pengerajin yang menggunakan zat wama kimia (zat wama sintetis) dengan intensitas yang tinggi pada proses pewamaan kain tenun

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui potensi-potensi apa saja dari software GeoGebra yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

"Efektivitas Blended Learning Berbasis LMS dengan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Fluida Statis terhadap Penguasaan Konsep Siswa", JIPFRI Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan