• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BLENDED LEARNING BERBASIS BLOG SEBAGAI LMS UNTUK MEMBANGUN ANTUSIASME SISWA DALAM KEGIATAN LITERASI DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS BLENDED LEARNING BERBASIS BLOG SEBAGAI LMS UNTUK MEMBANGUN ANTUSIASME SISWA DALAM KEGIATAN LITERASI DIGITAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BLENDED LEARNING BERBASIS BLOG SEBAGAI

LMS UNTUK MEMBANGUN ANTUSIASME SISWA DALAM

KEGIATAN LITERASI DIGITAL

Erwin Joko Susanto

SMA Negeri 2 Kota Mojokerto, Indonesia

ejokosusanto1977@gmail.com Abstrak:

Sirkulasi praktik daring, luring dan tatap muka ternyata masih menyisakan fluktuasi ketidaksinambungan seperti kegiatan literasi guru dan siswa yang sempat tersendat-sendat sehingga minat baca menjadi terbengkalai. penerapan blended learning berbasis blog sebagai LMS di SMAN 2 Mojokerto terbukti efektif dalam membangun antusiasme siswa dalam kegiatan literasi sastra dan literasi digital masa pembelajaran jarak jauh. Banyak hal yang bisa di rasakan selama pengalaman penulis sebagai guru dalam melaksanakan penugasan berupa kegiatan literasi menggunakan system www.blogger.com kepada para peserta didik, diantaranya siswa lebih fokus terhadap tema, isi wacana, struktur teks dan unsur kebahasaan yang dibangun oleh wacana, meminimalisir biaya, baik berupa penghematan data (paket internet) maupun penghematan listrik dan wifi. Karena ketika siswa telah masuk pada halaman wacana atau teks tersemat pada web/blog page berbasis www.blogger.com, paket data/koneksi internet bisa kita matikan untuk waktu yang lama sampai datangnya waktu/halaman submit. Guru mampu memberikan pelayanan dan menanamkan nilai-nilai kemandirian kepada siswa atau secara grup dengan menambahkan fungsi blogger sebagai wahana mengkomunikasikan serta menginteraksikan berbagai tugas harian sebagai bagian dari kemerdekaan belajar

(2)

PENDAHULUAN

Banyaknya diskusi pendidikan terkait laporan dan kritikan tentang mahalnya mahar pembelajaran jarak jauh yang dirasakan oleh para wali murid sebab kurang mampu dalam menyediakan paket internet di hape putra putrinya, membawa paradoks tersendiri bagi indikator pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Mampukah kita menghadirkan dan mengimplementasikan minimal sebuah ikhtiar positif di tengah-tengah hambatan dan rintangan yang diujicobakan oleh Tuhan YME. Bencana sebagaimana umumnya seperti gempa, banjir, badai, gunung meletus dan tak kalah hebatnya ancaman merebaknya wabah virus Corona ditambah dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi seperti masalah sosial dan masalah ekonomi (kemiskinan).

Sirkulasi praktik daring, luring dan tatap muka di setiap sekolah yang mungkin telah dijalankan sesuai dengan protokol kesehatan ternyata masih menyisakan fluktuasi ketidaksinambungan seperti kegiatan literasi guru dan siswa yang sempat tersendat-sendat sehingga minat baca menjadi terbengkalai. Kegiatan kearifan lokal seperti bazar pendidikan dan kewirausahaan juga menjadi agenda yang terkendala atau bisa dilakukan dalam ruang gerak yang terbatas dimasa pandemi akhirnya menjadi tidak berkembang.

Berdasarkan kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh penulis maka diperoleh informasi dari hasil wawancara mengenai permasalahan siswa, dalam proses belajar mengajar secara daring. Kebanyakan siswa masih tidak memiliki motivasi belajar yang baik khususnya dalam bidang kedisiplinan waktu KBM online, sehingga nilai raport hampir semua siswa di kelas itu masih tergolong rendah. Salah satu usaha sebagai solusi yang ditawarkan penulis untuk mendukung dan menunjang proses pembelajaran adalah dengan mengembangkan media dan wahana berbasis blog.

Blended learning berbasis blog sebagai LMS yang terbukti efektif guna membangun antusiasme siswa dalam kegiatan literasi sastra dan literasi digital masa pembelajaran jarak jauh. Dengan segala penerapan protokoler kesehatan yang telah di rekomendasikan baik secara tatap muka ataupun daring dan luring, kegiatan literasi digital menggunakan blog ini saya terapkan kepada para peserta didik yang saya ajar yaitu kelas 11 terlebih untuk memahami dan menguasai KD 3.2 materi suggestion (Pengetahuan) mapel Bahasa dan Sastra Inggris.

METODE

Jenis penulisan dalam penelitian yang saya susun ini adalah Research and Development, yaitu jenis penulisan yang akan menghasilkan suatu produk tertentu, dimana produk ini berupa media belajar untuk membangun motivasi dalam bentuk antusiasme dalam pembelajaran khususnya bahgaimana memahami suatu teks dalam sebuah kegiatan literasi.

Subjek dalam penulisan ini adalah siswa kelas XI SMAN 2 Mojokerto. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah lembar validasi, lembar angket respons guru, angket respons siswa terhadap media atau wahana yang digunakan guru dalam pembelajaran daring, yaitu tanggapan terhadap www.blogger.com, lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar.

Sudah kita ketahui secara umum bahwa, www.blogger.com sendiri adalah penyedia layanan hosting yang memfasilitasi kepentingan webhosting gratis dengan sistem penulisan teks secara digital berbasis HTML dengan keunggulan mampu dimanfaatkan secara online ataupun offline dan mampu diakses oleh perangkat apapun baik android, laptop dan tablet.

(3)

Salah satu manfaatnya, adalah bahwa teks, konten dan materi apa saja baik yang kita ketik atau yang kita sematkan atau kita posting di blog telah mengubah tampilan monoton teks menjadi lebih interaktif, responsive, dan hampir tidak berbea sama sekali.

HASIL

Untuk menjawab berbagai permasalahan yang kini menyita perhatian masyarakat secara umum, diantaranya yaitu mampukah kita menghadirkan dan mengimplementasikan minimal sebuah ikhtiar positif di tengah-tengah bencana pandemi dan sekaligus menjadi jalan keluar bagi kesulitan-kesulitan yang dihadapi secara sosial dan ekonomi, maka

www.blogger.com, sebuah system penulisan dan pengayaan dalam dunia literasi digital ini

perlu diterapkan, agar guru dan peserta didik memiliki sisi navigator yang senantiasa terseting untuk lebih fokus, terarah dalam kegiatan literasi membaca informasi atau teks yang selanjutnya menjadi tugas guru untuk mengarahkan tujuan pembelajaran secara kontekstual sesuai dengan isu yang berkembang.

Oleh karena itu, tujuan khusus dari tulisan saya ini adalah, untuk mengetahui seberapa jauh www.blogger.com mampu mengefektivitaskan penguasaan kompetensi minimal yang dimiliki setiap peserta didik dalam kegiatan literasi digital Masa Pandemi dengan indikator bahwa keberhasilan siswa dalam proses belajar tidak harus ditentukan oleh prestasi pengetahuan (kognitif) berupa angka dan deskripsi niali saja, kini dalam masa pendemi covid-19, prestasi afektif dan psikomotor berupa keasyikan berliterasi, keaktifan membaca. Tidak hanya itu, budaya dan karakter seperti smart netizen dapat dipupuk sejalan dengan pola dan gaya hidup siswa di zaman IPTEK. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan penulis, maka diperoleh informasi bahwa beberapa tugas yang diberikan guru kepada siswa sudah disesuaikan dengan standar tugas dari mediayang digunakan pada setiap pertemuan.

Analisis konsep. Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi, lalu merinci, kemudian menyusun materi –materi apa saja yang dipelajari oleh siswa kelas XI SMAN 2 Mojokerto. Di sini materi yang dimaksud oleh penulis adalah pokok bahasan suggestion. Materi disusun secara sistematis dengan mengacu pada kurikulum 2013. Lalu perumusan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini yang dilakukan penulis adalah menjabarkan kompetensi dasar (KD) menjadi indikator pencapaian hasil belajar siswa. Indikator ini dibuat secara spesifik berdasarkan analisis tugas dan analisis materi.

Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan (Design). Pada tahap ini, penulis mulai merancang mediaberbasis blogdengan pokok bahasannya adalah suggestion kelas XI . Penulis juga merancang desain dan perangkat penulisan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tahap kedua ini dimulai dengan penyusunan tes. Dari hasil analisis tugas dan konsep, maka dibuatlah kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam menyusun tes yang akan dijadikan sebagai lembar penilaian tingkat penguasaan materi siswa untuk materi yang telah diajarkan. Tes ini disusun berdasarkan spesifikasi dari tujuan pembelajaran yang sebelumnya sudah divalidasi oleh ahli dan sudah valid. Kemudian disusun juga instrumen-instrumen lain yang menjadi tolak ukur dalam penilaian mediadari segi kelayakan, hingga mampu dikatakan valid, praktis, dan efektif. Selanjutnya pemilihan media. Media pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis blog , media pembelajaran pada pokok bahasan suggestion untuk kelas XI SMAN 2Mojokerto adalah penugasan terstruktur yang terdiri dari: buku ajar, RPP,serta tes hasil belajar. Sementara penggaris, spidol, buku, papan tulis, pulpen, dan alat kebutuhan lain masuk dalam kategori alat bantu pembelajaran dalam penulisan ini. Kemudian memilih format pengembangan penugasan terstruktur berbasis blog.

(4)

Adapun format dari penugasan terstruktur ini terdiri dari format penugasan terstruktur, format RPP, dan format tes hasil belajar. Format RPP ini disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran bahasa dan sastra Inggris berbasis. Aspek penugasan terstruktur berbasis blog dimasukkan juga ke dalam format RPP, dan untuk format tes hasil belajar serta format penugasan terstruktur dibuat dengan rapi, teratur, dan berwarna juga terstruktur agar siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar. Setelah memilih format untuk pembuatan penugasan terstruktur, selanjutnya adalah melakukan perancangan tahap awal RPP. Berdasarkan standarisasi suatu proses proses pembelajaran itu dilihat dari perencanaan pembelajarannya yang memuat kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana kegiatan/proses pembelajaran yang memuat secara rinci suatu tema/materi pokok pelajaran tertentu berdasarkan isi dari silabus. Sebuah RPP setidaknya harus memuat tujuan pembelajaran, sintaks pembelajaran, dan penilaian pembelajaran sebagai komponen utama. Sementara komponen pelengkapnya mencakup: (1) identitas sekolah seperti nama pangkalan/sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, serta alokasi waktu yang diperlukan, (2) kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), serta indikator pembelajaran, (3) materi pokok atau materi pelajaran, (5) model, pendekatan, dan metode pembelajaran, (6) sumber belajar, alat, serta media pembelajaran (Rindarti, 2018).

RPP yang dibuat penulis berjumlah 2 set yang memuat isi kegiatan untuk 2 pertemuan. Kemudian penulis merancang isi dari penugasan terstruktur yang akan dibuat. Kegiatan ini dilakukan dengan maksud agar salah satu kriteria pengembangan penugasan terstruktur bisa terpenuhi yakni sebuah penugasan terstruktur seharusnya mampu membantu siswa untuk mencapai tujuan dan kompetensi pembelajaran serta menarik. Oleh karenanya sebuah mediaharus dibuat berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Di sini penulis memutuskan untuk membuat penugasan terstruktur dengan memakai pembelajaran yang berbasis multi kecerdasan untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Inggris SMA di kelas XI dengan materi suggestion. Penugasan terstruktur ini berbeda dengan penugasan yang lain, penugasan terstruktur ini dirancang dan disusun dengan menarik, hal ini berdasarkan variasi warna dan gambar yang dipilih, penggunaan bahasa yang ringan sehingga mudah untuk siswa pahami ketika membaca dan mempelajarinya, bersifat sistematis mulai dari materi di setiap awal sub bab sehingga siswa mudah dalam memahami konsep ataupun memantapkan konsep sebab media ini bisa mempermudah dan membangun antusiasme siswa untuk menyelesaikannya.

Hal terakhir yang dilakukan penulis di tahap Design adalah merancang tes hasil belajar. Tes hasil belajar ialah alat yang dijadikan bahan evaluasi untuk mengukur pencapaian siswa terhadap indikator pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam RPP setelah siswa mengikuti proses pembelajaran (Purwanto, 2009). Penulis terlebih dulu merancang kisi-kisi tes hasil belajar, jumlah butir soal tes, pedoman penskoran, dan kunci jawaban soal. Tes hasil belajar yang dibuat penulis berupa tes tertulis dengan bentuk soalnya adalah essay, alokasi waktunya 90 menit, serta jumlah soalnya sebanyak 40 nomor. Tahap ketiga ialah pengembangan (Develop). Tahap ini bertujuan menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut layak digunakan dalam penulisan (Cahyadi, 2019), produk yang dimaksud adalah penugasan terstruktur berbasis blogyang sebelumnya harus divalidasi sebelum digunakan. Di tahap validasi semua perangkat instrumen penulisan dan penugasan terstruktur dinilai oleh para validator. Validator akan mempertimbangkan kelayakan dari produk berupa penugasan terstruktur. Penugasan terstruktur ini sudah meliputi buku ajar, tes hasil belajar, dan rencana

(5)

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Proses validasi ini berlangsung sebanyak 2 kali. Di tahap validasi pertama penulis mengajukan penugasan terstruktur rancangan awal yang berbasis blog.

Karena telah dinyatakan valid, maka perangkat penugasan terstruktur dan instrumen penulisan sudah bisa digunakan dalam uji coba. Penugasan terstruktur dan instrumen penulisan diuji cobakan kepada siswa di kelas XI SMAN2 Mojokerto. Uji coba ini dilakukan untuk menilai kepraktisan dan keefektifan dari penggunaan penugasan terstruktur berbasis multi kecerdasan yang sudah dibuat. Kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah penugasan terstruktur yang sudah dikembangkan bias diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas (Fitria, Mustami, & Taufiq, 2017). Kriteria kepraktisan terpenuhi jika minimal 70% siswa dan guru memberikan respons positif (Nurfiani, 2018). Dari uji coba ini, didapatkan perolehan nilai untuk angket respons siswa sebesar 80%. Angket respons siswa diisi oleh 31 siswa di kelas XI MIA 1 setelah seluruh rangkaian pembelajaran menggunakan penugasan terstruktur berbasis blogterlaksana atau selesai. Dari seluruh aspek penilaian yang ada pada lembar angket espon siswa, besar persentase siswa merespons adalah 81,25%, angka ini berada dalam interval. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009) yang mengemukakan bahwa suatu pembelajaran efektif apabila siswa meluangkan lebih banyak waktunya untuk belajar dan besarnya antusias siswa untuk mengerjakan tugas. Penilaian ini dilihat dari hasil analisis lembar pengelolaan pembelajaran, pengamatan aktivitas siswa, dan tes hasil belajar. Lembar pengelolaan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana guru bisa mengelola kegiatan pembelajaran di kelas saat menggunakan mediayang penulis kembangkan. Dari instrumen hasil tes yang telah diberikan kepada 31 siswa diakhir pembelajaran atau setelah semua pertemuan pembelajaran selesai. Hasil tesnya menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang berada dalam kategori rendah, sedangkan siswa dengan kategori sedang sebanyak 19,35%, siswa berkategori tinggi sebesar 64,52%, dan untuk siswa yang hasil tesnya berkategori sangat tinggi sebesar 16,13%. Dari ketiga instrumen yang digunakan untuk menilai keefektifan penugasan terstruktur secara keseluruhan bisa ditarik kesimpulan bahwa penugasan terstruktur berbasis blog juga telah efektif dalam penggunaannya.

Hasil ini sejalan dengan hasil penulisan Mualdin dan Edy (2015) yang menunjukkan bahwa apabila dalam proses pembelajaran pendidik yaitu guru menggunakan media atau penugasan terstruktur yang mempunyai tingkat keefektifan tinggi, maka itu akan berdampak baik bagi prestasi belajar siswa. Tahap terakhir dari model 4D adalah penyebaran (Disseminate). Tujuan tahapan ini adalah untuk menyebarkan produk yang sudah dikembangkan secara luas di lapangan (Kurniawan & Dewi, 2017). Di tahap ini penulis seharusnya mensosialisasikan atau mendistribusikan atau menyebarkan penugasan terstruktur yang telah dikembangkan kepada beberapa guru dan siswa. Namun karena adanya keterbatasan waktu, maka penulis hanya mendistribusikan penugasan terstruktur ini kepada beberapa guru bahasa dan sastra Inggris SMA dari berbagai sekolah. Pendistribusian ini dilakukan dengan harapan agar penugasan terstruktur berbasis.

PEMBAHASAN

Pembelajaran di masa darurat (COVID-19) ini seyogyanya tidak mengharuskan kita mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi bagaimana protokol kesehatan tetap dijalankan secara aman tanpa mencederai keluhuran proses pendidikan serta ada bukti nyata praktik terbaik yang bisa mengantarkan generasi muda menuju INDONESIA EMAS. Oleh karenanya, izinkanlah saya berbagi pengalaman yang saya tuangkan ke dalam tulisan ini, yaitu secuil

(6)

praktik nyata tentang Penerapan www.blogger.com sebagai LMS (Learning Management System) mampu mengefektifitaskan pembelajaran jarak jauh berbasis Blended Learning guna penguasaan kompetensi literasi sastra Inggris materi suggestion di masa pandemi, yang dapat kami formulasikan dengan rincian sebagaimana berikut. Sebagai salah satu bentuk pelayanan ketuntasan belajar peserta didik yang bisa dipertangungjawabkan kepada orang tua (wali murid) dan masyarakat luas adalah bahwa saya menggunakan wacana atau teks tersemat pada web/blog page berbasis www.blogger.com sebagai instrumen dalam kegiatan literasi siswa dalam memahami materi dan KD serta sebagai instrument dalam pemberian tugas harian seperti ulangan dan kuis. Wacana atau teks tersemat pada web/blog page berbasis www.blogger.com yang bisa dimanfaatkan sebagai kuis atau ulangan harian untuk pengambilan data(biodata, nilai, dll) sekaligus adalah salah satu wujud dan sekaligus bagian dari kemerdekaan belajar yang memerdekakan metode guru sejalan dengan cara belajar yang seharusnya di masa pandemic dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan lainnya.

Gambar 1. Grafik hubungan digital literacy dengan student archieve

Bahwa di sana-sini masih banyak kekurangan, secara jujur kita akui, karena kelestarian suatu kegiatan yang menggunakan media digital di era milenium memiliki keerbatasan, karena semuanya bersumber pada sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, yaitu tenaga listrik untuk menyalakan HP, Laptop, dan keberlangsungan internet kita di Indonesia masih menggantungkan pada listrik. Tetapi apabila dilihat dari satu sumber daya yang menjadi kunci paling penting yaitu sumber daya manusianya, tetap dan selalu akan berpulang kepada manusianya itu sendiri dalam memaknai segala sesuatunya.

Dilihat dari grafik di atas, dengan mengesampingkan konsekuensi sumber daya alam, maka dapat dinyatakan bahwa rata-rata dalam 10 hari intensitas kita mengadakan proses pembelajaran dengan siswa melalui blog sebagai LMS, kegiatan siswa termasuk quiz,

(7)

membaca untuk memahami, kehadiran, mendengar (listening), tanya jawab /diskusi serta kedisiplinan waktu mampu menempatkan posisinya berbanding lurus dan meningkat dengan pencapaian siswa dalma keberhasilan di bidang literasi digital, yaitu meliputi nilai akademis (students’ achievement) serta antusiasme siswa terhadap pembelajaran. Grafik terus mengalami kenaikan yang signifikan.

SIMPULAN

Setelah memperhatikan fakta-fakta dalam proses dan hasil pembelajaran dalam kegiatan literasi digital berbasis Www.blogger.com baik secara desain(perencanaan) serta implementasi di lapangan yang didukung bukti berupa interaksi siswa dengan saya sebagai guru dengan memperhatikan segi kemaslahatan berupa kebermanfaatan seperti penghematan biaya, fleksibilitas platform dan dapat dilestarikan oleh guru mapel apapun, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan literasi digital masa pandemi guna efektivitas penguasaan kompetensi minimal perlu diterapkan dalam system penulisan www.blogger.com.

Dalam melaksanakan kegiatan literasi digital perlu memperhatikan berbagai permasalahan dan tantangan baik yang telah saya sebutkan di atas bersama berbagai solusinya maupun tantangan yang bersifat kondisional dimana terdapat perbedaan antara daerah satu dengan daerah lain dalam hal pengadaan kuota internet, kondisi geografis, dan lain-lain. Karena setinggi apapun fleksibilitas dalam sistem penulisan berbasis www.blogger.com, tetap harus memperhatikan kondisi masing-masing sekolah. Walaupun demikian, penulis dapat meyakinkan bahwa penerapan www.blogger.com dalam kegiatan literasi digital ini mampu dikembangkan ke berbagai arah termasuk dalam pengembangan konten web sekolah dan pengembangan kearifan lokal dalam memajukan budaya daerah sebagai bagian dari konten Negara Kesatuan Republik Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Anita Lie. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia , 2005

Arikunto, Suharsimi. 2005. Penulisan Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin: Deakin University. Mulyana, Slamet.2007. Penulisan Tindakan Kelas Dalam Pengembangan Profesi Guru.

Bandung: LPMP.

Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda karya.

Arifin, H. (2017). Konsep multiple intelligence system pada Sekolah Menengah Pertama Al- Washlyah 8 Medan dalam perspektif Islam. Edutech Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial. https://doi.org/https://doi.org/10.30596/edutech.v3i1.986

Cahyadi, R. A. H. (2019). Pengembangan bahan ajar berbasis ADDIE model. Halaqa: Islamic Education Journal. https://doi.org/10.21070/halaqa.v3i1.2124

Fitria, A. D., Mustami, M. K., & Taufiq, A. U. (2017). Pengembangan media gambar

berbasis potensi lokal pada pembelajaran materi keanekaragaman hayati di kelas X SMA 1

Pitu Raise Kab. Sidrap. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24252/auladuna.v4i2a2.2017

Fransiska, Y., Ms, S., & Muslim, M. (2016). Pengembangan lembar kerja siswa berbasis kecerdaasan majemuk untuk pembelajaran fisika kelas X pada materi elastisitas. Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 1–7.

(8)

Johnson, E. B. (2007). Contextual teaching and learning menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: MLC.

Kurniawan, D., & Dewi, S. V. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran dengan media screencast-o-matic mata kuliah kalkulus 2 menggunakan model 4-D

Thiagarajan. Jurnal Siliwangi, 3(1).

http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jspendidikan/article/view/193

Majid, A. (2013). Perencanaan pembelajaran: mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: Rosda.

Mustamin, S. H. (2013). Psikologi pembelajaran matematika. Alauddin Press.

Novitasari, D. (2016). Pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika. https://doi.org/https://doi.org/10.24853/fbc.2.2.8-18

Nurfiani. (2018). Pengembangan buku ajar berbasis model pembelajaran kuantum (quantum) materi eksponen kelas X MA DDI Pattojo [UIN Alauddin Makassar].

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/11673

Nurhidayati, S., Tayeb, T., & Abbas, B. (2017). Pengembangan bahan ajar matematika berbasis masalah untuk memfasilitasi pencapaian kemampuan penalaran pada pokok bahasan perbandingan kelas VII MTsN Model Makassar. MaPan Jurnal

Matematika dan Pembelajaran.

https://doi.org/https://doi.org/10.24252/mapan.v5n2a6

Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rindarti, E. (2018). Peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013 revisi 2017 melalui pendampingan berkelanjutan di MA Binaan kota Jakarta

Pusat tahun pelajaran 2017/2018. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, 11(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24832/jpkp.v11i2.22

Riswandi, B. A., & Hanum, F. F. (2013). Peningkatan kualitas siswa terampil IPTEK dengan edukasi komputer bagi siswa SD di dusun Wonolelo. Jurnal Inovasi Dan

Kewirausahaan.

Sadiyyah, R., Gustiana, M., Panuluh, S. D., & Sugiarni, R. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis mobile learning untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis matematis. Jurnal Prisma. https://doi.org/https://doi.org/10.35194/jp.v8i1.616

Sadulloh, U. (2015). Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, H. S. (2013). Administrasi pendidikan kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sinurat, M., Syahputra, E., & Rajagukguk, W. (2015). Pengembangan media pembelajaran matematika berbantuan program flash untuk meningkatkan kemampuan matematik siswa SMP. Jurnal Pendidikan Tabularasa, 12(2).

https://doi.org/https://doi.org/10.24114/jt.v12i2.3247

Sundayana, R. (2013). Media pembelajaran matematika: untuk guru, calon guru, orang tua, dan para pencinta matematika. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif (Cet. 1). Surabaya: Kencana Prenata Media Group.

Yaumi, M. (2011). Pembelajaran berbasis multiple intelligence. Makassar: Alfabeta.

Suhardjono et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Dirjen Dikgu dan Tentis.

(9)

Stringer, R. T. 1996. Action research: A handbook for practitioners. London International Educational and Profesional Publisher.

Gambar

Gambar 1. Grafik hubungan digital literacy dengan student archieve

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Berbasis.. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Vol. Hal ini menunjukkan bahwa 60% mahasiswa mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan dan

Proses pengaduk pada saat penggorengan yang umum dilakukan oleh para pelaku usaha bumbu ini dengan cara yang manual saja, Dimana proses ini dapat menyebabkan kelelahan pada

• Dari persamaan 4, terlihat bahwa keuntungan marjinal sama dengan biaya marjinal (jumlah biaya kehati-hatian dan kerugian yang diperkirakan pada level kehati-hatian yang optimal)..

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian tentang hubungan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas padi sawah di Kecamatan

LMS berbasis aplikasi digital, sehingga selain memudahkan para guru dalam merencanakan proses belajar online, LMS juga memudahkan siswa untuk mengakses konten pembelajaran di

• Sekolah berada pada tahap transformasi ketika TIK telah terintegrasi secara penuh dalam semua kegiatan pembelajaran di dalam kelas, TIK digunakan untuk. pengembangan

Jadi kesimpulan dari hasil akhir setelah dilakukan uji validasi ahli materi dan ahli media dalam media pembelajaran literasi digital berbasis game edukasi ini

Dengan adanya kegiatan penyuluhan literasi digital ini dapat membekali siswa dalam pelaksanaan pendidikan secara daring dan untuk mengedukasi siswa tentang efek buruk