• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Ekonomi (Pengantar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Ekonomi (Pengantar)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Ekonomi

(Pengantar)

(2)

Outline

• State Intervention

• Teorema Coase

• Analisa Ekonomi untuk Tort

• Tort atau Regulasi?

(3)

I. State Intervention

• Market failure:

– Information assymetry

– Externality

– Public goods

– monopoly

(4)

• Penelitian ANEK:

– Normative/prescriptive Law and economics:

Tujuan hukum adalah menciptakan efisiensi

– Descriptive law and economics

• Efisiensi:

 Productive/technical efficiency: alternatif yang

menghasilkan output (tujuan) yang sama dengan biaya yang paling sedikit  cost effectiveness

 Allocative/Pareto efficiency:

 alokasi sumber daya dilakukan sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa lagi menjadi lebih baik (better off) tanpa membuat orang lain lebih buruk (worse off)

 Kriteria Kaldor-Hicks (potential Pareto)

 Willingness to pay: sumber daya dialokasikan kepada mereka yang “value it the most”

(5)

II. Teorema Coase

• Coase:

Marginal social (damage) cost (MSC) of farmer Marginal net private benefit (MB) of cattle-raiser Output Qs Qp Costs, benefits ($) O X 1. Farmer memperoleh Ganti atas kerugianapa yang akan dilakukan cattle-raiser/farmer? b a d c 2. Farmer tidak memperoleh Ganti atas kerugian apa yang akan dilakukan cattle-raiser/farmer? Keuntungan Cattle raiser:

a + b + c

(6)

• Teorema Coase: when parties can bargain and

settle their disagreements by cooperation,

their behaviour will be efficient regardless of

the underlying rule of law

(7)

III. Game Theory

a. Prisoners’ Dilemma

b. Chicken Game

(8)

Prisoner’s Dilemma

A B Silence speaks silence (-1; -1) (-10;0) Speaks (0; -10) (-5;-5)

• Non-cooperationbad

outcome

• Solusi:

– Repeated game (+ kesem-patan utk membalas,

tit-for-tat)

(9)

Chicken Game

A

B

Coop Non Coop Coop (0; 0) (-1;+1) Non Coop (+1; -1) (-10;-10)

• Non-cooperationbad

outcome

• The biggest fool is the

winner

• Zero-sum game

• Minus-sum game

(10)

IV. Analisa Ekonomi atas

(11)

Outline

A. Negligence atau SL: Level of care

B. Negligence atau SL: Level of activity

C. Error dalam Perkiraan Damage

D. Judgment proof problem dan Asuransi

(12)

A. Negligence atau SL: level of care

x w.x (w = 5) p(x) (= 1/x) p(x).D (d=125) Total damage 3 15 1/3 41.6 56.6 4 20 1/4 31.2 51.2 5 25 1/5 25 50 6 30 1/6 20.8 50.8 7 35 1/7 17.8 52.8

• Definisi unilateral cases

• x adalah level of precaution • w adalah biaya utk tiap level

of precaution (konstan) • p(x) adalah probabilitas

munculnya kerugian yang tergantung dari tingkat

precaution

(endogenous)kehati-hatian akan menurunkan probabilitas

(13)

• MinSC = Min [wx + p(x)D ]

titik maksimum jika f’(x) = 0;

SC' = w + p'(x)D = 0

w = - p'(x)D

• x* (level of precaution yg optimal) terjadi

ketika biaya per unit precaution sama dengan

perubahan probabilitas munculnya kerugian

dari tiap peningkatan precaution, dikalikan

dengan kerugian yg diperkirakan

• w = biaya marjinal pencegahan

(14)

Expected damage: p(x)D Total accident costs (SC): wx + p(x)D

Cost of precaution: wx $

Level of precaution (x)

x*

(15)

• Negligence rule

Expected

liability

$

x

x*

0

(16)

Strict Liability

$

Level of precaution (x)

x*

(17)
(18)

B. Negligence atau SL: Level of Activity

• the level of activity = z, yaitu jumlah waktu di mana seseorang terlibat dalam satu kegiatan (yg beresiko)

• b(z) adalah fungsi dari keuntungan dari kegiatan tersebut, • social benefit (SB) adalah:

SB = b(z) – z [wx + p(x)D] ...1

• Artinya, SB adalah manfaat dari keterlibatan di dalam kegiatan dikurangi total biaya kerugian yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut

• Karena benefit akan maksimum ketika biaya adalah minimum, x*, persamaan di atas dapat ditulis:

SB = b(z) – z [wx* + p(x*)D] ....2

• SB maksimum didapat ketika SB’ = 0, sehingga: SB' = b'(z) – [wx* + p(x*)D] = 0 ...3

• Jika tingkat aktivitas optimal adalah z*, maka:

(19)

• Dari persamaan 4, terlihat bahwa keuntungan marjinal sama dengan biaya marjinal (jumlah biaya kehati-hatian dan kerugian yang diperkirakan pada level kehati-hatian yang optimal)

• Untuk Negligence:

– pada tingkat kehati-hatian optimal, tergugat hanya akan menanggung biaya pencegahan sebesar wx*.

– Bagi tergugat, manfaat yang didapat dari keterlibatannya di dalam kegiatan adalah:

SB = b(z) –z(wx*).

• Berarti, bagi tergugat, peningkatan jumlah keterlibatan dalam kegiatan hanya memerlukan biaya z(wx*).

• z(wx*) < SC , karena SC adalah z(wx*) + z.p(x*)D

• Artinya, tergugat hanya akan memperhatikan x*, tapi tidak akan

memperhatikan z*

• Untuk SL:

– Karena tergugat bertanggungjawab pada setiap muncul kerugian, maka pada tingkat kehati-hatian yang optimal, tergugat akan

menanggung biaya sebesar: wx* + p(x*)D.

– keuntungan dari keterlibatan dalam kegiatan adalah: b(z) – z [wx* +

p(x*)D].

• Keuntungan ini sama dengan manfaat sosial (SB) • Artinya, tergugat akan memperhatikan x* dan z*

(20)

C. Error dalam perkiraan Damage

Negligence

Expected

liability

$

x

x* x2

0

x

3

(21)

Strict Liability

$

Level of precaution (x)

x*

(22)

D. Judgment Proof dan Asuransi

• Judgment Proof = Error dalam penentuan

damage = financial cap

• III Party Insurance

• Risk Aversion

(23)

E[U(Ŵ)] = U(W0- RP) V

W2 CE W1

Z

Money

(24)

• Asumsikan ada seseorang, yang memiliki

kekayaan awal sebesar W

0

, sedang

mempertimbangkan untuk melakukan

investasi pada sebuah usaha.

• Dari informasi yang dimilikinya, orang tersebut

mengetahui bahwa terdapat:

– kemungkinan besar usaha tersebut akan berhasil,

sehingga kekayaannya naik menjadi W

1

.

– kemungkinan kecil bahwa usaha tersebut akan

gagal, sehingga kekayaannya turun menjadi W

2

.

(25)

• Dari kedua kemungkinan di atas, dapat diketahui

bahwa nilai ekspektasi dari usaha tersebut adalah:

• E*Ŵ+ = E*W

1

] + E[W

2

] = p(W

1

) + (1-p)W

2

, di mana:

– E*Ŵ+ adalah total ekspektasi nilai dari usaha

– E[W1] dan E[W2] masing-masing adalah ekspektasi nilai dari situasi yang menguntungkan (W1) dan ekspektasi nilai dari situasi yang merugikan (W2)

– p adalah probabilitas terjadinya situasi yang menguntungkan (W1)

• Pada sebuah situasi yang disebut dengan “fair bet”,

total ekspektasi dari semua kemungkinan nilai yang

ada adalah 0.

total ekspektasi nilai tidak mengubah kekayaan, sehingga = W0.

] ˆ [W

(26)

• Apabila orang tersebut tidak suka resiko (risk

averse), dengan kurva utilitas cembung

(concave), maka dapat diketahui bahwa setiap

nilai menghasilkan tingkat utilitasnya

sendiri-sendiri, yaitu:

– W

1

menghasilkan utilitas U(W

1

),

– W

2

menghasilkan utilitas U(W

2

),

(27)

• Adanya dua kemungkinan utilitas yang muncul dari

adanya dua kemungkingan situasi menghasilkan total

ekspektasi utilitas sebesar:

• E*U(Ŵ)+ = p.U(W

1

) + (1-p).U(W

2

), di mana:

• E*U(Ŵ)+ adalah total ekspektasi utilitas usaha

• U(W1) adalah utilitas dari situasi yang menguntungkan (W1)

• p adalah probabilitas terjadinya situasi yang menguntungkan

• U(W2) adalah utilitas dari situasi yang merugikan

• untuk orang yang tidak suka resiko, ekspektasi utilitas

usaha akan lebih rendah dari pada utilitas dari total

ekspektasi nilai:

– Hal ini terjadi karena keberadaan resiko akan mengurangi tingkat utilitas dari orang yang tidak suka resiko.

] ˆ [ ( )] ˆ ( [U W U E W E

(28)

• Dari gambar terlihat bahwa garis vertikal dari

ekspektasi nilai E*Ŵ+ memotong garis antara X dan Y

pada titik Z.

– kordinat vertikal dari titik Z adalah ekspektasi utilitas,

– kordinat horisontal titik Z adalah rata-rata dari ekspektasi nilai, E*Ŵ+.

• apabila kita menarik garis horizontal dari titik Z, maka

garis itu akan memotong kurva utilitas pada titik V.

– Titik ini mengindikasikan bahwa ada sejumlah uang yang memiliki nilai utilitas yang sama dengan utilitas dari

ekspektasi nilai.

– Uang inilah yang disebut sebagai “certainty equivalent” (CE).

(29)

• Perbedaan antara certainty equivalent dan

ekspektasi nilai inilah yang disebut sebagai

premi, “risk premium” (RP),

– maksimum uang yang dapat dibayarkan oleh

orang yang tidak suka resiko guna menghindari

resiko.

– Dari pada mengalami kerugian yang besar namun

tidak pasti, orang yang tidak resiko akan memilih

mengalami kerugian yang kecil namun pasti dalam

bentuk pembayaran premi.

(30)

• Asuransi Wajib?

– Moral hazard

– Adverse selection

(31)

E. Liability atau Regulasi?

Kriteria dari Steven Shavell:

• Information Problem: jika pembuat kebijakan lebih tahu maka regulasi lebih baik

• The Judgement proof problem: jika ada kemungkinan aset perusahaan tidak mencukupi utk membayar ganti, maka regulasi lebih baik (semakin banyak ganti rugi yang harus dibayar, semakin tinggi tingkat pencegahan akan dilakukan) • The possibility of being sued: apabila ada kemungkinan

sangat besar bahwa pencemar tidak akan digugat (mis. Karena susahnya pembuktian atau karena tidak ada pihak yang

berminat menggugat), maka regulasi lebih baik

• Administrative cost: pertanggungjawaban perdata lebih baik, karena biaya administratif hanya akan muncul jika muncul

gugatan (muncul kasus pencemaran), sedangkan regulasi memerlukan biaya administratif (mis. Berupa biaya

(32)

III. Sanksi Pidana

• Pidana vs Perdata: Perfect compensation

U2 U1 A1 A2 B Jumlah mobil Jum lah uan g X1 Y2 X2 Y1

(33)

• Pada kondisi sebelum mengalami kerugian utilitas korban

berada di titik A1 , yaitu titik (X1,Y1), yang terletak pada kurva utilitas U1.

• Setelah mengalami kerugian berupa penurunan jumlah mobil, tingkat utilitas turun pada kurva U2 yaitu pada titik B (X2,Y1). • Kompensasi penuh akan mengembalikan tingkat utilitas

korban kepada tingkat utilitas semula (U1). Ini berarti:

– kompensasi penuh akan memindahkan korban dari titik B ke titik A2, yaitu titik (X2,Y2).

• Dari titik A2 dapat disimpulkan bahwa meskipun korban mengalimi kerugian (berupa penurunan tingkat kesehatan

dari X1 ke X2), tetapi kerugian ini disertai dengan diberikannya sejumlah uang (kenaikan tingkat pendapat dari Y1 ke Y2),

sehingga secara teoritis dapat dinyatakan bahwa korban

menjadi indifferent antara berada pada titik A1 atau titik A2 (karena sama-sama berada pada garis utilitas yang sama, atau berada pada tingkat utilitas yang sama).

(34)

• Pertanyaan:

– Bagaimana jika kerugian tidak bisa diukur dgn

uang?

– Bagaimana jika kemungkinan tertangkap

(penegakan hukum/penjatuhan sanksi) < 1?

• Korupsi 1 juta

• Sanksi: pengembalian harta • Kemungkinan tertangkap: 90%

Benefit of crime (korupsi tapi tidak tertangkap)= 1 juta Cost of crime = 90% x sanksi = 90% x 1 juta = 900 ribu

(35)

• Penjahat yang rasional:

– Melakukan tindak pidana jika:

Benefit dari tindak pidana > cost dari tindak

pidana

– Apa itu cost?

• Sanksi

(36)

• Public harm vs Private harm

– Implikasi dari public harm:

• Yg digunakan adalah penuntutan pidana

• Hukum pidana memungkinkan adanya pemidanaan terhadap “victimless crimes”

• Public harm membenarkan adanya pemidanaan terhadap percobaan

(37)

Penjahat yang Rasional

• Benefit dari kejahatan > ongkos dari kejahatan

• Ongkas terdiri

– probabilitas dijatuhi sanksi:

• Law enforcement

– Kemampuan aparat untuk mendeteksi

– Beratnya sanksi

• Sanksi yang pasti

Formulanya: y > p.S

(38)

• y = keuntungan dari kejahatan (payoff);

• x = keseriusan/tingkat kejahatan

• p = probabilitas

• S = sanksi

• Untuk penjahat yang rasional tujuannya adalah

memaksimalkan keuntungan:

max y(x) – p(x)S(x)

Maka:

y’ – (p’S + pS’) = 0

y’ = p’S + pS’

• y‘ adalah criminal’s marginal benefit

(39)

• Maknanya:

– Penambahan upaya penegakkan hukum akan

meningkatkan probabilitas pendeteksian

kejahatan

– Penambahan upaya pemberian sanksi akan

meningkatkan tingkat sanksi

– Baik p’ maupun S’ (penambahan probabilitas dan

penambahan sanksi) akan menambah ongkos bagi

penjahatmengurangi keseriusan tingkat

(40)

Penegakan Hukum yg Rasional

• B = manfaat sosial dari penegakan hukum

• Tergantung dari tingkat keseriusan kejahatan

• C = ongkos dari penjatuhan sanksi:

– Biaya pendeteksian/penegakan hukum

– Biaya penjara

• Sanksi yang optimal adalah: B>C

• Denda atau penjara?

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pre-survey yang dilakukan di RA Tarbiyatul Athfal Jelak Kesambi Mejobo Kudus bahwa telah dilaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Jadi pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam proses kegiatan belajar mengajarnya, dengan setiap kelompok

Portes mendefenisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan terdahulu, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Terdapat kontribusi yang signifikan antara

VALIDITAS PREDIKTIF SKOR TES KETAHANAN DAN KETENANGAN BERPIKIR (TKKB) DAN SKOR INTELLIGENZ STRUCTURE TEST (IST) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA. Universitas Pendidikan Indonesia

9) Koperasi yaitu perusahaan yang dimiliki oleh anggota perusahaan koperasi secara perorangan dan badan hukum koperasi. Menurut UU No.25 Thn 1992 koperasi yaitu badan usaha

Membangun suatu sistem pelayanan pengembalian PPN kepada turis asing ( VAT refund for tourist ) sehingga memudahkan baik bagi merchant (toko retail yang bekerja

Perbanyakan benih tanaman buah merah disarankan menggunakan bahan setek yang berasal dari tunas atau anakan, dengan media tanah : pupuk organik (2:1) atau tanah