• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SURVEI G&G KELAUTAN UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN STRATEGIS SEKTOR ESDM DAN PRIORITAS NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN SURVEI G&G KELAUTAN UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN STRATEGIS SEKTOR ESDM DAN PRIORITAS NASIONAL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERAN SURVEI G&G KELAUTAN UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN STRATEGIS

SEKTOR ESDM DAN PRIORITAS NASIONAL

Bandung, 4 Oktober 2021 Dr. P. Hadi Wijaya

Koordinator Penyelenggaraan dan Sarana Litbang

GUEST LECTURE DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)

(2)

Biodata Presenter

Nama : DR. P. HADI WIJAYA, ST., MT.

Riwayat Jabatan :

Koordinator Penyelenggaraan dan Sarana Litbang (Des 2020 – Sekarang)Kabid Penyelenggaran dan Sarana Litbang (2019 – Des 2020)

Kabid Afiliasi dan Informasi P3GL ESDM (2018 - 2019)

Kabag Rencana dan Laporan Setbalitbang ESDM (2016 – 2018)Kasubbid Afiliasi P3GL ESDM (2015 - 2016)

Kasubbid Penyiapan Rencana P3GL ESDM (2015)Kapokja Migas Kelautan KP3 SDEK (2013 – 2015)

Kapokja Sumber Daya Migas Kelautan KP3 SDGK (2011 – 2013)

Institusi : PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN – BALITBANG KEMENTERIAN ESDM

Pendidikan :

Program Doktor (S3) Teknik Geologi Opsi Migas (Kelautan) di ITB (2009 – 2014)Magister (S2) Teknik Geologi Opsi Migas (Kelautan) di ITB (2007 – 2009)Sarjana Teknik Geologi Program Pilihan Migas di UGM (1993 -1997)

Jabatan Lainnya :

Project Manager pada serangkaian kegiatan survei Geomarin untuk BLU P3GL dengan Para Mitra (PHM, PEP, TI dll)Pemred M & E Balitbang ESDM (2016 – 2018)

Penanggung Jawab Publikasi Bulletin of Marine Geology dan Jurnal Geologi Kelautan (2018)Penanggung Jawab Publikasi Peta P3GL (2018)

Sebagai anggota Tim Ahli Kegiatan Migas di LAPI ITB (2007-2012)Keanggotaan Profesi IAGI, HAGI, IPA, dan ISOI

Karya Tulis dan Presentasi Ilmiah Nasional dan Internasional :

Presentasi dan Paper di Proceeding of IPA, Prosiding IAGI, HAGI, dan ISOIPapers on Bulletin of Marine Geology

Paper di Jurnal Geologi Kelautan, Publikasi Pusdiklat Geologi dan lainnya

(3)

OUTLINE

Sesi I: Kebijakan Strategis Kedaulatan dan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Energi

Sesi II: Pengenalan BLU P3GL Balitbang KESDM mendukung kebijakan Strategis ESDM dan Prioritas Nasionl

Sesi III: Kapal Geomarin III dan Peralatan Survei G&G Kelautan

Sesi IV: Aplikasi Hasil Survei G&G Kelautan untuk

Industri dan Aspek Akademis

(4)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Kebijakan Strategis: Kedaulatan dan Kemandirian

Pengelolaan Sumber Daya Energi

(5)

Outline

1. Pendahuluan

2. Permasalahan Ketahanan Energi Nasional 3. Peluang dan Kebijakan Energi Nasional

4. Strategi Kebijakan Membangun Kedaulatan Energi

Nasional

(6)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

VISI, MISI DAN NAWA CITA (AGENDA PRIORITAS NASIONAL)

6

INDONESIA

YANG:

Memiliki kedaulatan atas pengelolaan pangan, ENERGI dan sumber daya

maritim dan kelautan

Rakyatnya menikmati peningkatan kesejahteraan berkelanjutan dan makin

merata

Warganya menjadi manusia-manusia unggul dan berkepribadian dan Berjiwa gotong royong, dan

masyarakatnya hidup dalam keharmonisan antarkelompok sosial, antarsektor ekonomi dan

antarwilayah

Menjadi poros maritim dunia

(7)

HAKIKAT PENGELOLAAN ENERGI

KEMANDIRIAN ENERGI

Sumber:

Asia Pacific Energy Research Centre (APERC)

& International Energy Agency (IEA)

KETAHANAN ENERGI

• Kemampuan untuk merespon dinamika perubahan energi global (eksternal)

• Kemampuan untuk menjamin

ketersediaan energi dengan harga yang wajar (internal)

• Ketersediaan

Kemampuan untuk memberikan jaminan pasokan energi (security of energy supply)

• Aksesibilitas

Kemampuan untuk mendapatkan akses terhadap energi (infrastructure availability)

• Daya beli

Kemampuan untuk menjangkau harga

(keekonomian) energi (willingness to pay)

(8)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

HAKIKAT PENGELOLAAN ENERGI

8

•Perlindungan Produsen Energi

•Perlindungan Konsumen Energi

Kedaulatan, Kemandirian dan Ketahanan Energi

Pasal 33 Ayat (3)

Pengusaan Sumber Daya Alam Untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat

Hak Azasi Pasal 33 Ayat (2)

Hal-hal Yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak

Pasal 4 Ayat (1)

Sumber Daya Energi Fosil, Tenaga Air Skala Besar, Panas Bumi dan

Energi Nuklir Dikuasai Negara

Pasal 19 Ayat (1) Setiap Orang Berhak

Memperoleh Energi

Pasal 4 Ayat (2) Pengaturan Yang Menyangkut Hajat Hidup Masyarakat Banyak

Pengelolaan Energi

UU No.30/2007 tentang Energi

• Penguasaan SDE oleh negara

• Perlindungan SDE dan LH

• Pengamanan Hak-hak/

Penerimaan Negara

Hak Universal Untuk

Memperoleh Energi

(9)

STRATEGI PEMBANGUNAN

(10)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

PERMASALAHAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

10

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

POLA PRODUKSI ENERGI INDONESIA

(OPTIMALISASI PRODUKSI)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

1966 1968 1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024

Ribu BOEPD

Minyak Bumi Gas Bumi Batubara

Minyak Bumi (Proyeksi) Gas Bumi (Proyeksi) Batubara (Proyeksi)

EBT EBT (Proyeksi)

• Kinerja transaksi berjalan Tw I-2015 turun dari US$ 5,7 miliar (Tw IV-2014 -→ US$ 3,8 miliar

• Defisit neraca migas turun; surplus neraca perdagangan non-migas turun akibat turunnya ekspor non migas (-

8% yoy) meskipun impor non migas juga turun (-3,7% yoy) ditengah pertumbuhan ekonomi yang melambat

(11)

Pola pikir energi belum sebagai pendukung pembangunan ekonomi

Situasi yang harus dicapai

• Energi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi

• Pertimbangan profesional dan meritokrasidalam pengambilan keputusan

Situasi selama ini

• Energi sebagai

komoditi dan sumber penerimaan negara

• Nuansa politik dalam pengambilan

keputusan

Tantangan Pengelolaan Energi Nasional

KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

Jaminan pasokan energi rendah

Energi fosil masih sebagai komoditi ekspor

Kapasitas litbang, industri & infrastruktur belum optimal

Kondisi geopolitik dunia dan isu lingkungan global

Kondisi Saat ini

Kebutuhan Energi Tinggi:

4,13 Juta BOEPD (50% BBM masih impor)

Bauran energi masih didominasi oleh Minyak:

- Minyak (41%) - Batubara (29%) - Gas Bumi (24%) - EBT (6%)

Cadangan penyangga Energi belum tersedia:

- cad. operasional 21 hari - Keandalan dan

Akses masyarakat terhadap energi masih rendah:

RE (84,12%)

Harga belum sesuai keekonomian (subsidi energi masih

Cadangan energi fosil menurun:

- Batubara: 28,9 Milyar Ton - Minyak Bumi: 7,4

Milyar Barel - Gas Bumi: 150,7 TSCF

Kebijakan Energi Nasional

(12)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

PERIZINAN LINTAS SEKTORAL

12

Menko Perekonomian

Kemenhub

Izin jetty (terminal khusus) PLTU,

Izin perlintasan Rel KA

Kemendagri

Izin oleh Bupati dan Gubernur (perlu PTSP daerah) dan perlu dikaitkan dengan pemberian DAK/DAU

KLHK

IPPKH, Amdal

BPN Pengadaan lahan

KESDM Izin terkait ketenagalistrikan

Kemenkeu

Jaminan pemerintah, persetujuan tahun jamak, direct lending kepada PLN (perlu Perpres)

Menko Maritim

KBUMN Persetujuan aset BUMN lain untuk proyek listrik

KemenPUPera Izin pemanfaatan air permukaan

PTSP telah menyatukan proses perizinan, selanjutnya perlu penyederhanaan.

Contoh: perlu perlakukan khusus (cepat) untuk izin pinjam pakai kawasan hutan/IPPKH dan izin jetty

untuk PLTU (tidak disamakan dengan jetty lainnya).

(13)

Peluang dan Kebijakan Energi

Nasional

(14)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

KETAHA NA N E NE R GI DAN MI NE R AL

EKSPLORASI

OPTIMASI &

DIVERSIFIKASI PRODUKSI

SUBSIDI LANGSUNG

DIVERSIFIKASI

KONSERVASI (EFISIENSI) SUPPLY SIDE

POLICY

DEMAND SIDE POLICY

JAMINAN PASOKAN

KESADARAN MASYARAKAT

HARGA ENERGI

SHIF TI NG PAR ADIG M

KEBIJAKAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

(UU No. 30/2007 tentang Energi & UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Minerba)

14

(15)

Minyak 20 %

Gas 30 %

Batubara 33%

EBT 17%

M inyak 49,7 %

G as 20,1 %

B atubara 24,5 %

EBT 5,7%

Minyak 25%

Gas 22%

Batubara 30%

EBT 23%

KONDISI SAAT INI

▪ BAURAN ENERGI PRIMER NASIONAL: 1176 JUTA SBM.

▪ PERTUMBUHAN KONSUMSI ENERGI RATA-RATA 7% PERTAHUN YANG MASIH DIPENUHI OLEH ENERGI FOSIL, SEDANGKAN CADANGANNYA SEMAKIN TERBATAS.

▪ ELASTISITAS ENERGI = 1,65.

▪ PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN BELUM OPTIMAL (PANGSA ENERGI NON FOSIL 5%).

1. KONSERVASI ENERGI untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi di sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side), antara lain sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan komersial.

2. DIVERSIFIKASI ENERGI untuk meningkatkan pangsa energi baru dan energi terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).

PP 79/2014 KEN

▪ELASTISITAS ENERGI < 1

▪MENGOPTIMALKAN SUMBER EBT

PERPRES NO. 5/2006

TARGET TAHUN 2025

ARAH KEBIJAKAN ENERGI

(16)

Kementerian ESDM Republik Indonesia

POKOK-POKOK RUEN

16

• Paradigma baru bahwa energi tidak menjadi komoditi semata-mata tetapi menjadi economic development driver, yang memberikan banyak implikasi pada kebijakan, strategi dan program, diantaranya: insentif fiskal,

pembangunan kemampuan industri dalam negeri;

• Membangun energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan target bauran energi 23% pada tahun 2025;

• Mendorong pembangunan infrastruktur energi;

• Mendorong konservasi energi dan penguasaan teknologi dalam bidang

pembangunan energi nasional.

(17)

NO ENERGI FOSIL SUMBER DAYA

(SD)

CADANGAN (CAD)

RATIO CAD/SD

(%)

PRODUKSI (PROD)

RASIO CAD/PROD

(TAHUN)*)

1 2 3 4 5 = 4/3 6 7 = 4/6

1 Minyak bumi (miliar barel) 56.6 7.73 **) 14 0.329 23

2 Gas bumi (TSCF) 334.5 152.9 46 3.07 50

3 Batubara (miliar ton) 161.3 ***) 28.17 17 0.353 80

4 Gas Metana Batubara (TSCF) 453 - - - -

5 Shale Gas (TSCF) 574 - - - -

*) dengan asumsi tidak ditemukan cadangan baru

**) termasuk Blok Cepu

***) termasuk 41 Milyar Ton sumber daya tambang dalam

POTENSI DAN PRODUKSI ENERGI FOSIL

(18)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

18 KEBIJAKAN ESDM KELAUTAN KESDM

(19)

778 1.456

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1.000 1.100 1.200 1.300 1.400 1.500

389 969

1,087

Declining Domestic Oil Production

(kbpd) Isu Strategis Litbang Migas:

• Setiap tahun produksi menurun.

• Produksi umumnya dari sumur tua.

• Data Geologi, Geofisika dan Sumur, umumnya dari Swasta/KKS.

• Kurangnya data migas di daerah frontier, dan daerah prospek di KTI.

• Kegiatan hulu (litbang) dan hilir (produksi) dapat mencapai 15 – 20 tahun.

Langkah Strategis Litbang Migas:

• Meningkatkan litbang/ kajian pada sumur produksi.

• Meningkatkan litbang/kajian di daerah prospek.

• Fokus litbang di daerah frontier dan daerah prospek di KTI.

• Miningkatkan kegiatan survei

Isu Migas Nasional dan Solusi Litbang

(20)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Studi Cekungan Migas

Sebagai salah satu Tusi P3GL:

pemetaan potensi migas di wilayah laut nasional.

Kebijakan Balitbang ESDM dan P3GL dalam

meningkatkan upaya

peningkatan status cekungan.

Migas adalah salah satu potensi ekonomi untuk

mendukung pembangunan nasional

Tahun 1985: terdapat 66 cekungan migas, 14 cekungan menghasilkan migas (produced), dan 28 tahun kemudian (2013) terdapat 16 cekungan menghasilkan, hanya ada tambahan 2 cekungan.

Sisanya adalah 50 cekungan, umunya terdapat

di laut.

(21)

Peta Ketersediaan Data Seismik & Sumur

(22)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Koleksi Data Lintasan Seismik KTI

Gorontalo, Tomini and Banggai Sula Basins for Oil and Gas.

Masela Block (Trench Aru Basin) for Infrastructure of Pipe Line.

Spermonde, Bone and Flores Basins for Oil and Gas.

Tarakan Basin for Oil and Gas Cekungan Tomini

Blok Masela, Maluku Selatan

(23)

Lelang Blok Migas dan Penelitian

Penawaran Lansung

(24)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Penemuan Lapangan Gas Raksasa di Cekungan Bintuni (Sebaran Lapangan Migas di Papua Barat: Jurrasic Play,

Talisman & Ditjen Migas, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari R Square X terhadap Y 0,052 maka dapat disimpulkan bahwa bakat khusus teridentifikasi mempunyai pengaruh 52 % terhadap hasil belajar

Koefisien korelasi (R Square) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0,762 yang berarti bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh sebesar 76,2%

menggunakan nama tokoh sebagai namanya. Karya tulis ini diharapkan akan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang nama-nama jalur di Kuantansingingi yang

Pendapat tertinggi terjadi pada item kerjasama antara perusahaan kami dan pemasok dapat meningkatkan hubungan berkelanjutan dengan jumlah mean sebesar 3,97 dalam

Modul Bahan Teknik Dasar merupakan perangkat pembelajaran untuk matakuliah Bahan Teknik Dasar, berdasarkan kurikulum tahun 2009. Modul ini merupakan salah satu

It is concluded that fraction of hexane extract of carica papaya seeds can decrease the mean number of cells spermatogonia A, spermatocyte of primary pakhiten, spermatid,

Perubahan tersebut sangat lumrah terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa yang timbul selama pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena

Terdapat perbedaan asam amino yang mempengaruhi struktur permukaan protein selubung virus dengue serotipe 3 pada dua strain yang beredar di Surabaya.. Analisis