12 Februari 2004
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 36/PJ/2004
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN DALAM RANGKA REORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK TAHUN 2003 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 519/KMK.01/2003 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, yang berlaku sejak tanggal ditetapkan (2 Desember 2003) maka dengan ini diinformasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terbentuknya kantor-kantor baru di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, yaitu:
a. Pembentukan 5 Kanwil baru:
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
1)
2 Kanwil di Jakarta, sehingga seluruhnya terdapat 5 Kanwil di Jakarta dengan pembagian wilayah sebagai berikut:
a) Kanwil DJP Jakarta I yang
memiliki wilayah kerja di Jakarta Pusat
merupakan ex Kanwil VI DJP Jakarta Raya III;
b) Kanwil DJP Jakarta II yang memiliki wilayah kerja di Jakarta Barat
merupakan ex Kanwil V DJP Jakarta Raya II;
c) Kanwil DJP Jakarta III yang memiliki wilayah kerja di Jakarta Selatan merupakan ex Kanwil IV DJP Jakarta Raya I;
d) Kanwil DJP Jakarta IV yang memiliki wilayah kerja di Jakarta Timur;
e) Kanwil DJP Jakarta V yang memiliki
2)
Kanwil DJP Jawa Bagian Barat III yang
berkedudukan di Bekasi;
3)
Kanwil DJP Jawa Bagian Tengah II yang
berkedudukan di
Yogyakarta;
4)
Kanwil DJP Jawa Bagian Timur II yang
berkedudukan di Sidoarjo.
b. Pembentukan 3 KPP baru:
1) KPP Cikarang Dua, yang merupakan pemecahan dari KPP Cikarang, sehingga KPP Cikarang menjadi 2 KPP yaitu:
a) KPP Cikarang Satu;
b) KPP Cikarang Dua.
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
2) KPP Sumbawa Besar, yang merupakan pemecahan dari KPP Raba Bima, sehingga menjadi 2 KPP yaitu:
a) KPP Raba Bima;
b) KPP Sumbawa Besar.
3) KPP Timika, yang merupakan pemecahan dari KPP Sorong, sehingga menjadi 2 KPP yaitu:
a) KPP Sorong;
b) KPP Timika.
c. Pembentukan 5 KPPBB baru:
1) KPPBB Rantau Prapat, yang merupakan pemecahan dari KPPBB Kisaran, sehingga KPPBB Kisaran menjadi 2 KPPBB yaitu:
a) KPPBB Kisaran;
b) KPPBB Rantau Prapat.
2) KPPBB Subang, yang merupakan pemecahan dari KPPBB Purwakarta, sehingga KPPBB Purwakarta menjadi 2 KPPBB yaitu:
a) KPPBB Purwakarta;
b) KPPBB Subang.
3) KPPBB Pelaihari, yang merupakan pemecahan dari KPPBB Banjarmasin, sehingga menjadi 2 KPPBB yaitu:
a) KPPBB Banjarmasin;
b) KPPBB Pelaihari.
4) KPPBB Sangata, yang merupakan pemecahan dari KPPBB Samarinda, sehingga menjadi 2 KPPBB yaitu:
a) KPPBB Samarinda;
b) KPP Sangatta.
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
5) KPPBB Timika, yang merupakan pemecahan dari KPPBB Sorong, sehingga menjadi 2 KPPBB yaitu:
a) KPPBB Sorong;
b) KPPBB Timika.
2. Sesuai dengan reorganisasi dengan pembentukan kantor baru tersebut maka terdapat perubahan wilayah kerja yaitu untuk beberapa Kanwil, KPP dan KPPBB yang dipecah, serta Karikpa yang membawahi kantor-kantor yang dilakukan pemecahan (lihat di Lampiran KMK- 519/KMK.01/2003).
3. Agar tidak terjadi ketidakpastian dalam pemberian pelayanan dan penerbitan produk hukum, maka telah dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01/PJ./2004 tentang Pengukuhan Pejabat Sementara pada Kantor Wilayah di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
519/KMK.01/2003.
4. Hal-hal lain yang berkenaan dengan reorganisasi di atas, kepada para Kepala Kantor Wilayah dan para Kepala KPP/KP.PBB/Karikpa dalam rangka pemberian pelayanan dan tertib administrasi perlu diinstruksikan ketentuan pelaksanaan dalam masa transisi sebagai berikut:
a. Aspek Kepegawaian 1)
Kepala Kantor Wilayah dapat menunjuk pejabat sementara untuk mengisi kekosongan jabatan di unit kantor baru di bawah Kantor Wilayahnya;
2)
Terhadap pegawai- pegawai yang sedang dalam proses
penelitian karena adanya dugaan
melakukan pelanggaran disiplin pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990, dan terhadap pegawai yang sedang dalam proses
pemeriksaan untuk memperoleh surat izin/surat keterangan untuk melakukan perceraian, apabila permasalahan tersebut timbul dalam waktu 2 bulan sebelum pelaksanaan pemecahan dimulai, laporan hasil penelitian pendahuluan (LHP
Pendahuluan) harus
diselesaikan oleh unit kantor lama.
Untuk permasalahan yang timbul dalam waktu 1 bulan sebelum tanggal
pemecahan, yang berwenang untuk
menindaklanjuti permasalahan tersebut adalah Kepala Unit kerja yang baru.
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
b. Aspek Perlengkapan 1)
Sarana yang tersedia untuk penyimpanan berkas di gedung kantor yang lama, tidak perlu
dipindahkan, sedangkan administrasi inventaris barang mengacu kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku;
2) Sarana untuk penyimpanan berkas di gedung baru akan
dilaksanakan pengadaan baru.
c. Aspek Keuangan 1)
Kantor Wilayah lama (sebelum pemecahan):
-
Mengkompilasi dan menilai kebutuhan biaya sehubungan dengan reorganisasi Direktorat
Jenderal Pajak yang
diajukan/diusulkan oleh unit-unit kantor yang berada di wilayah kerja masing- masing;
-
Mengusulkan kebutuhan biaya sewa gedung kantor dan rumah dinas bagi unit- unit kantor baru.
2)
Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan lama (sebelum pemecahan):
a)
Menyusun dan mengusulkan kebutuhan biaya kepada Kepala Kantor Wilayah yang berkenaan dengan
pengepakan (packing) sarana administrasi Wajib Pajak yang akan terdaftar di KPP/KPPBB yang baru terbentuk seperti buku register, buku agenda, dan lain-lain, biaya pindah kantor (pengangkutan berkas, inventaris kantor, dan lain- lain);
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
b)
Menyusun dan
mengusulkan kebutuhan biaya kepada Kepala Kantor Wilayah yang berkenaan dengan pengadaan kantor dan inventaris bagi kantor baru;
c)
Mengusulkan Surat
Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji ke KPKN pembayar dan
menerbitkan SKPP TKPKN bagi pegawai yang dimutasikan segera setelah surat keputusan mutasi terbit.
d. Aspek administrasi umum (non Wajib Pajak)
1)
Temuan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan aparat pengawas fungsional yang terkait dengan Wajib Pajak
ditindaklanjuti oleh unit kerja tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar;
2)
Temuan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan aparat pengawas fungsional yang menyangkut sanksi disiplin ditindaklanjuti oleh unit kerja tempat pegawai tersebut bertugas;
3)
Temuan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan aparat pengawas fungsional yang menyangkut administrasi ditindaklanjuti oleh unit kantor lama.
e. Aspek Tata Usaha Perpajakan
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
1)
Data elektronik yang terdapat dalam aplikasi sistem
informasi perpajakan harus didukung dengan data formal. Dengan demikian, dalam serah terima data elektronik harus disertai dengan dokumen pendukungnya.
Oleh karena itu, tanggung jawab kelengkapan data pendukung adalah unit kantor lama;
2)
Unit kantor lama harus membagi daftar Wajib Pajak Kriteria
Tertentu yang telah ditentukan oleh Kanwil DJP sesuai dengan
kewenangan unit kantor baru;
3) Surat Keterangan Terdaftar yang memberitahukan perubahan NPWP sehubungan dengan reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak, oleh unit kantor lama harus sudah selesai dicetak dan disampaikan kepada Wajib Pajak selambat- lambatnya tanggal 21 Februari 2004;
4)
Permohonan pendaftaran NPWP yang diterima
sebelum tanggal pemecahan harus
ditindaklanjuti oleh unit kantor lama;
5)
Permohonan pengukuhan PKP yang diterima oleh unit kantor lama harus sudah
diselesaikan selambat- lambatnya tanggal 21 Februari 2004;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
6)
Perekaman dokumen perpajakan dilakukan oleh unit kantor lama sampai jawaban
konfirmasi yang diterima dan yang harus dijawab
sebelum beroperasinya kantor baru ditindaklanjuti oleh kantor lama;
7)
Penerbitan produk hukum dilakukan oleh kantor lama sampai dengan beroperasinya kantor baru setelah
pemecahan;
8)
Konfirmasi:
Jawaban konfirmasi yang diterima dan yang harus dijawab
sebelum beroperasinya unit kantor baru ditindaklanjuti oleh kantor lama.
f. Aspek Penyelesaian Pembetulan, Keberatan dan Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Permohonan/pengajuan Pembetulan, Keberatan dan Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar atas semua jenis pajak yang jatuh tempo tanggal 31 Maret 2004 agar diselesaikan oleh unit kantor lama selambat-lambatnya tanggal 21 Februari 2004.
g. Aspek Penyelesaian Banding
1)
Surat Uraian Banding yang jangka waktu
pembuatannya berakhir pada tanggal 31 Maret 2004 dibuat oleh unit kantor lama;
2) Sampai dengan beroperasinya unit kantor baru, unit kantor lama mewakili Direktorat Jenderal Pajak dalam persidangan di Pengadilan Pajak.
h. Aspek Pajak Penghasilan 1)
Permohonan Surat Keterangan Fiskal yang diterima oleh unit kantor lama sebelum tanggal
pemecahan Master File dan batas waktu penyelesaiannya dalam bulan Februari 2004, harus telah diproses oleh unit kantor lama dan diterbitkan keputusannya oleh unit kantor lama;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
2)
Permohonan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri, dan Surat Keterangan Bebas PPh Pemotongan dan
Pemungutan yang diterima oleh unit kantor lama sebelum tanggal
pemecahan Master File dan batas waktu penyelesaiannya dalam bulan Januari 2004, harus telah diproses oleh unit kantor lama dan diterbitkan keputusannya oleh unit kantor lama.
i. Aspek Pajak Pertambahan Nilai
1)
Permohonan restitusi PPN yang telah
diterima oleh unit kantor lama sampai dengan tanggal 31 Januari 2004, agar diselesaikan oleh unit kantor lama sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 160/PJ/2001 paling lambat tanggal 1 Mei 2004.
Namun demikian, penerbitan SKP dan SPMKP dilakukan oleh unit kantor baru dengan dasar Nota Perhitungan yang
dikirim oleh unit kantor lama;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
2)
Permohonan Stiker Lunas PPN atas produk rekaman suara dan gambar yang diterima oleh unit kantor lama sampai dengan 31 Januari 2004, agar diselesaikan oleh unit kantor lama;
3)
Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN dan PPnBM yang
diterima oleh unit kantor lama sampai dengan tanggal 31 Januari 2004, agar diselesaikan oleh unit kantor lama;
4)
Permohonan untuk penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan PPN terutang yang diterima oleh unit kantor lama sampai dengan tanggal 31 Januari 2004, agar diselesaikan oleh unit kantor lama.
Laporan Hasil Pemeriksaan dari KPP dimana WP tersebut terdaftar dikirim ke unit kantor baru oleh unit kantor lama.
Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai dilakukan oleh unit kantor baru.
j. Aspek PBB dan BPHTB
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
1)
Tugas penyelesaian pengenaan, keberatan, banding dan pengurangan yang jatuh temponya sampai dengan 31 Maret 2004, diselesaikan oleh unit kantor lama selambat-lambatnya sampai dengan beroperasinya kantor baru;
2)
Pengadministrasian penerimaan, piutang serta pelaksanaan penagihan PBB dan BPHTB masih menjadi tanggung jawab unit kantor lama sampai dengan beroperasinya kantor baru;
3)
Melakukan pemutakhiran Basis Data dan Sistem Komputer
a)
KPPBB lama melakukan inventarisasi lokasi basis data SISMIOP untuk wilayah kerja yang akan menjadi wewenang kantor baru harus diselesaikan paling lambat akhir bulan Februari 2004;
b)
KPPBB lama melakukan koordinasi dengan Kantor Pusat c.q. Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan tentang proses persiapan pemisahan basis data SISMIOP;
c)
KPPBB lama melakukan persiapan
pemisahan/pengiriman Berkas Objek dan Subjek Pajak berupa:
-
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan dokumen pendukungnya;
-
Datar Himpunan Ketetapan Pajak (DKHP) di Seksi Penetapan;
- Datar Hasil Rekaman (DHR) di Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
- Struk Surat Tanda Terima Setoran (STTS) di seksi Penerimaan dan
Penagihan;
- Arsip pelayanan berupa berkas pembetulan di
Seksi Penetapan, berkas mutasi objek/subjek pajak di Seksi Pendataan dan Penilaian serta berkas keberatan dan
pengurangan di
Seksi Keberatan dan
Pengurangan;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
-
Berkas hasil penilaian inpidual di Seksi Pendataan dan Penilaian;
- Peta blok, peta kelurahan, dan peta ZNT di Seksi Pendataan dan Penilaian;
- Buku Klasifikasi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP);
- Surat Setoran BPHTB (SSB) dan berkas administrasi yang terkait dengan BPHTB di Seksi Penerimaan dan
Penagihan dan Seksi Penetapan;
-
Berkas lainnya dalam administrasi pengelolaan objek pajak;
-
Menyempurnakan administrasi tunggakan dan perekaman Struk STTS;
-
KPPBB lama bertanggung jawab
menyelesaikan proses
pelayanan dan tugas- tugas yang ada
hubungannya dengan batas waktu
penyelesaian/daluarsa sampai
dengan beroperasinya KPPBB baru;
k. Aspek Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
1)
Pemeriksaan terhadap SPT Lebih Bayar yang batas waktu
penyelesaiannya paling lambat tanggal 31 Maret 2004, tetap menjadi tanggung jawab unit kantor lama dan harus selesai paling lambat akhir Februari 2004, penerbitan keputusannya dilakukan oleh unit kantor lama sebelum beroperasinya kantor baru;
2)
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) dan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan yang telah disampaikan kepada Wajib Pajak,
diselesaikan oleh unit kantor lama dan Nota Penghitungan pajak
disampaikan ke unit kantor baru tempat Wajib Pajak yang bersangkutan terdaftar untuk diterbitkan keputusannya;
3)
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) terhadap Wajib Pajak dari unit kantor baru yang pada saat beroperasinya belum dilaksanakan oleh unit kantor lama, harus dibatalkan dan diganti dengan SP3 untuk unit kantor baru;
4)
Surat Paksa atau Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan yang menurut jadwal penagihan dapat dilaksanakan sebelum beroperasinya kantor baru, harus telah diterbitkan dan disampaikan oleh unit kantor lama;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
5)
Terhadap usulan
pemberitahuan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada bank yang belum
mendapat tanggapan dari Bank
Indonesia, usulan penghapusan tunggakan pajak,
pencegahan dan penyanderaan yang belum terbit
Keputusan Menteri Keuangan-nya, kantor lama agar
memberitahukan kepada
Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak c.q.
Subdirektorat Penagihan bahwa Wajib Pajak tersebut pindah ke kantor baru dengan
menyebutkan nama unit kantor baru untuk
ditindaklanjuti oleh
Subdirektorat Penagihan.
l. Aspek Informasi Perpajakan
1)
Program pemecahan Master File di unit kantor lama sudah harus
menuntaskan pemisahan Master File sehingga tidak terdapat lagi Master File dalam kelompok yang tidak jelas
wilayahnya (grey area);
2)
Semua proses pemisahan produk hukum yang sudah
diterbitkan sebelum beroperasinya kantor baru harus sudah diselesaikan oleh unit kantor lama;
3)
Pencetakan surat
Pemberitahuan perubahan NPWP harus sudah dicetak dan dikirim kepada Wajib Pajak oleh unit kantor lama sebelum beroperasinya kantor baru;
4)
Membagi persediaan formulir LPAD untuk unit kantor lama dan unit kantor baru;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
5)
Membagi data hasil
persiapan ekstensifikasi ke masing- masing unit kantor sesuai dengan wilayah kerjanya;
6)
Kepala unit kantor baru segera
berkoordinasi untuk
mendapatkan fasilitas jaringan sederhana, melalui pembagian sebagian peralatan jaringan unit kantor lama sebelum jaringan di unit kantor baru siap digunakan;
7)
Penunjukan petugas Operator Console sudah harus dilaksanakan sebelum beroperasinya unit kantor baru.
5.
Berkenaan dengan kode penomoran surat dan cap dinas, agar menyesuaikan dengan ketentuan yang baru, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 27/KM.1/2004 tentang Pengaturan Kembali Cap Dinas Kantor Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 28/KM.1/2004 tentang Pengaturan Kembali Penomoran dan Pemberian Kode Surat Kantor Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, yang berlaku mulai tanggal 20 Januari 2004.
6.
Pengadaan dan pencetakan blanko surat-surat ber-kop agar menyesuaikan dengan nama unit organisasi (nomenclatur) yang baru berdasarkan KMK- 519/KMK.01/2003.
7.
Hal-hal khusus atau yang belum diatur dalam Surat Edaran ini, akan diatur lebih lanjut.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
DIREKTUR JENDERAL, ttd
HADI POERNOMO