• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 35/PJ.51/1997

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 35/PJ.51/1997"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

10 Desember 1997

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 35/PJ.51/1997

TENTANG

PENEBUSAN STICKER PPN ATAS PENYERAHAN REKAMAN VIDEO DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Terlampir disampaikan foto copy Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 580/KMK.04/1997 tanggal 13 November 1997 tentang Tata Cara Penggunaan Sticker Dalam Pemungutan Dan Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Rekaman Video, dan Nomor 581/KMK.04/1997 tanggal 13 November 1997 tentang Bentuk, Ukuran, Warna, Isi, Dan Teks Sticker Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Rekaman Video, serta Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-209/PJ./1997 tanggal 2 Desember 1997 tentang Penetapan Dasar Pengenaan Pajak untuk Menghitung Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Rekaman Video.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian Saudara adalah sebagai berikut :

1. Film rekaman video dibedakan dalam empat jenis, yaitu : video kaset, video compact disc, laser disc, dan digital versatile disc dan untuk sticker PPN-nya masing-masing diberi kode sebagai berikut :

a. Kode FV.1 untuk Pita Video/Video Kaset b. Kode FV.2 untuk Video Compact Disc/VCD c. Kode FV.3 untuk Laser Disc/LD

d. Kode FV.4 untuk Digital Versatile Disc/DVD

perlu kami tegaskan bahwa dalam ketentuan mengenai pemungutan dan pelunasan PPN atas penyerahan rekaman video tersebut di atas tidak berlaku untuk penyerahan produk rekaman lagu beserta tayangan gambar (rekaman video karaoke) karena ketentuan mengenai pemungutan dan pelunasannya telah ditetapkan tersendiri bersama dengan produk rekaman suara.

2.

Mengingat bahwa peredaran film rekaman video hanya dapat dilakukan oleh perusahaan pengedar/ distributor yang secara resmi ditunjuk oleh Pemerintah, maka pengedar/distributor dimaksud ditetapkan sebagai pihak yang berkewajiban untuk menghitung, memperhitungkan dan menebus sticker PPN dan melaporkan di dalam SPT Masa-nya.

Pengawasan dalam pelaksanaan penebusan dan penggunaan sticker PPN untuk penyerahan rekaman video ini dikoordinir oleh ASIRE VI sebagai wadah tunggal resmi organisasi industri rekaman video.

3.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah sebagai berikut : a. Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah), untuk penyerahan rekaman video jenis FV.1, sehingga jumlah Pajak

Pertambahan Nilai yang terutang adalah Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film.

b. Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah), untuk penyerahan rekaman video jenis FV.2, sehingga jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) per kopi judul film.

c. Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah), untuk penyerahan rekaman video jenis FV.3, sehingga jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah Rp7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film.

d. Rp. 65.000 (enam puluh lima ribu rupiah), untuk penyerahan rekaman video jenis FV.4, sehingga jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah Rp. 6.500,- (enam ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film.

4. Hal-hal yang perlu digaris bawahi :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

4.1.Di dalam penentuan Dasar Pengenaan Pajak tersebut di atas, telah diperhitungkan nilai tambah sampai dengan tingkat

penyaluran/penyewaan film rekaman video, sehingga penyalur/rental tidak perlu lagi dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

4.2.

Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang juga memperdagangkan film rekaman video yang dalam menghitung pajaknya mempergunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak Nilai Lain sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 642/KMK.04/1994 jo Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 06/PJ.52/1995, wajib memungut PPN dengan tarif 10 (sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara sebesar 2 (dua persen) dari seluruh penyerahan barang dagangannya.

4.3.

Produsen film rekaman video yang menyerahkan media rekaman wajib memungut PPn BM yang terutang, karena media rekaman adalah Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.

(3)

4.4.

PPn BM yang dibayar atas impor atau perolehan bahan baku media rekaman oleh Pabrikan yang memproduksi media rekaman tidak dapat dikompensasikan atau dikembalikan namun dapat ditambahkan ke dalam harga Barang Kena Pajak (media rekaman) atau dibebankan sebagai biaya sesuai ketentuan perundang- undangan Pajak Penghasilan.

4.5.

Produsen film rekaman video yang melakukan pembelian media rekaman secara terpisah- pisah (pita kosong sendiri, snappack sendiri), dianggap sebagai pabrikan media rekaman yang siap rekam dan atas penyerahannya terutang PPn BM dengan tarif 20 (dua puluh persen).

4.6.Mengenai status Pajak Masukan, ditetapkan sebagai berikut :

4.6.1. Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak atas :

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

a. pembelian media rekaman video;

b. pembelian rekaman video;

c. pembayaran royalty;

d. pembayaran jasa

pencetakan label;

e. pembayaran jasa

rekaman;

f. pembayaran jasa

periklanan pada televisi, radio, majalah, dan surat kabar;

(5)

dapat

dipergunakan sebagai bukti pembayaran PPN untuk menebus sticker.

Apabila atas pembelian media rekaman (kaset kosong, CD kosong atau LD kosong) menurut ketentuan harus terutang juga PPn BM, Faktur Pajak atas pembelian tersebut hanya dapat

dipergunakan sebagai bukti pembayaran PPN untuk penebusan sticker jika di dalam Faktur Pajak tersebut secara jelas tercantum jumlah PPN dan PPn BM yang terutang.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

4.6.2.

Dalam hal jumlah nilai sticker yang diminta lebih besar dari pada jumlah Pajak Masukan

sebagaimana dimaksud pada butir 4.6.1., maka jumlah PPN yang kurang dibayar tersebut harus disetor tunai ke Kas Negara.

4.6.3.

Dalam hal sampai dengan akhir suatu Masa Pajak masih terdapat Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam butir 4.6.1. yang belum

dipergunakan sebagai bukti pembayaran PPN untuk penebusan sticker, maka Pajak Masukan tersebut dapat dipergunakan sebagai bukti pembayaran untuk penebusan sticker PPN Masa-Pajak Masa-Pajak berikutnya, akan tetapi tidak lebih lambat pada bulan ketiga setelah berakhirnya tahun buku PKP yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

(7)

4.6.4.

Pajak Masukan lainnya selain tersebut pada butir 4.6.1. dapat dikreditkan sepanjang memenuhi

ketentuan Undang- undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994.

5. Tata cara penebusan sticker ditetapkan sebagai berikut : 5.1.Pengedar/distributor mengisi

surat permohonan untuk mendapatkan sticker lunas PPN (lampiran 1) dan dilengkapi dengan :

a. Asli Faktur Pajak b. Surat pernyataan

(terlampir 2)

c. Kode sticker (lampiran 3)

d. Surat kuasa pengurusan

permohonan sticker lunas PPN (lampiran 4)

e. Surat kuasa pengambilan

permohonan sticker lunas PPN (lampiran 5)

f. f. Surat rekomendasi dari ASIRE VI.

5.2.Permohonan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada butir 5.1. di atas disampaikan kepada : 5.2.1. Kantor Wilayah IV

atau V DJP bagi pengedar/distributor yang dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak di KPP yang berada di bawah Kantor Wilayah tersebut.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(8)

5.2.2.Kantor Wilayah VI DJP bagi

pengedar/distributor yang

dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak di KPP yang berada di luar kedua Kantor Wilayah tersebut pada butir 5.2.1.

5.3.Kepala Kantor Wilayah DJP terkait agar :

5.3.1. menatausahakan permohonan dimaksud dan selanjutnya

melaporkannya secara bulanan kepada Direktur PPN dan PTLL.

5.3.2. menghubungi PERUM PERURI dan bagian perlengkapan Kantor Pusat Ditjen Pajak untuk pengadaan sticker lunas PPN sesuai dengan kebutuhan.

6. Tata cara pemasangan dan penempelan sticker :

(9)

6.1.Sticker lunas PPN untuk film rekaman video harus

dipasang/ditempel secara utuh pada bagian yang jelas dan mudah dilihat, yaitu pada lipatan bagian muka kotak

pembungkus,dan hanya

dipergunakan untuk sekali pasang/tempel.

6.2.Tidak

diperkenankan memakai sticker bekas

pakai/cacat/rusak.

6.3.Pemakaian sticker bekas pakai/cacat/rusak dapat dianggap bahwa film rekaman video tersebut tidak dibubuhi sticker dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Ketentuan peralihan.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(10)

7.1.Untuk penyerahan rekaman video yang dilakukan oleh

pengedar/distributor yang terjadi pada atau setelah tanggal 1 Oktober 1997 sampai dengan 31 Desember 1997 selambat-

lambatnya pada tanggal 1 Januari 1998 harus dibubuhi sticker lunas PPN, kecuali dapat dibuktikan bahwa kewajiban pembayaran PPN- nya telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

7.2.

Terhitung sejak tanggal 1 April 1998 seluruh rekaman video yang beredar (termasuk yang diserahkan

sebelum tanggal 1 Oktober 1997) harus telah dibubuhi sticker lunas PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian untuk mendapat perhatian dan disebarluaskan pada wilayah kerja Saudara masing-masing.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ttd

FUAD BAWAZIER

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini disampaikan foto copy Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-47/PJ/1996 tanggal 20 Juni 1996 tentang Penetapan Dasar Pengenaan Pajak untuk Menghitung PPN

Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) terhadap Wajib Pajak dari unit kantor baru yang pada saat beroperasinya belum dilaksanakan oleh unit kantor lama, harus dibatalkan dan

2. KPP dinyatakan tercapai apabila telah mencapai target minimal rasio sesuai kualifikasinya pada tabel dalam Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bagian

Dalam hal jawaban atas permintaan konfirmasi yang diterima sebelum berakhirnya batas waktu penyelesaian permohonan restitusi menyatakan, bahwa Pengusaha yang menerbitkan Faktur

1.Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) yangselanjutnya disebut SPOP adalah surat yang digunakan oleh subjek pajak atau Wajib

Bersama ini disampaikan foto copy Keputusan Presiden RI Nomor 37 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1986 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Yang

pemindahtanganan harta karena hibah atau bantuan yang tidak ada hubungan dengan usaha atau pekerjaan dari pihak yang bersangkutan, dan warisan, tidak termasuk obyek PPh

Sesuai dengan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1996 atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang jumlah brutonya lebih kecil dari Rp