perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN
DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI KPP PRATAMA KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
ANIS FAJARINA
NIM F3406076
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU
PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR telah
disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli
Madya Program Diploma III Perpajakan FE UNS.
Surakarta, 02 Juni 2010
Telah disetujui dan diterima oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
Tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Perpajakan
Surakarta, 30 Juli 2010
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Suyanto, SE., Msi., Ak
NRP. 340800002
2. Sri Suranta, SE., Msi., Ak
NIP. 197203051997021001
commit to user
v MOTTO
• Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik (Jangan Menyerah, d’Masiv).
• Tuntutlah ilmu dari semenjak buaian hilang liang lahat (Al Hadist).
• Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al Insyirah:6).
• Kehidupan adalah rangkaian pilihan. Menjadi tugas manusia untuk
memilih pilihan yang benar.
• Kita tidak mungkin membawakan obor untuk menerangi orang lain tanpa
menerangi jalan kita sendiri (Ben Sweetland).
• Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdas
(Henry Ford).
• Ingatlah, kebahagiaan tidak tergantung dari siapa diri kita atau apa yang
kita miliki. Namun,semata – mata berdasarkan apa yang kita pikiran. (Dale Carnegie).
• Kebijakan sejati datang ketika kita menyadari betapa kecil pengertian kita
akan kehidupan, akan diri sendiri dan dunia di sekeliling kita. (Socrates)
PERSEMBAHAN
• Bapak dan Ibu tersayang, terimakasih atas segala kasih sayang dan
kepercayaannya selama ini.
• Kakak dan adikku tercinta, Arif H dan Aziz K, terimakasih telah menjadi
saudara yang baik untukku.
• Keluarga Besar Mbah Dalinem Wiro Martono.
• Anra Damar R. yang selalu setia dan sabar mendampingi aku, terimakasih
untuk semua perhatian, kasih sayang, motivasi, dan cintamu yang tulus.
• Temen-teman Perpajakan 2006, terima kasih atas pertemanan yang
menyenangkan selama ini.
• Sahabat-sahabatku d’FF (sahabat belajar, nongkrong, dan curhat)
terimakasih karena kalian selalu ada untukku.
• Almamaterku.
•
Dan semua yang pernah menjadi kenanganku dalam proses perjalananperpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
barakah-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul:
”PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN
DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KPP
PRATAMA KARANGANYAR” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati, Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, MSi, Ak, Selaku Ketua Program
Diploma III Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sri Suranta, SE, Msi, Ak, Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Perpajakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Sri Suranta, SE, Msi, Ak, Selaku Pembimbing Tugas Akhir yang
memberikan bimbingan, serta petunjuk dalam penyusunan Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen dan karyawan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Bapak dan Ibu tercinta, atas motivasi, semangat, dan bimbingannya. You
are the reason why I got this far. I dedicate all of this for you.
7. Arif ”Bomber” Hidayat, kakakku dan Aziz Kurniawan, adikku. You are
commit to user
vii
8. Anra Damar R. atas segala kesabaran, pertolongan, semangat, motivasi
dan “true life” yang telah diberikan.
9. Denny, Andre, Izal, Andy, Dito, Gilang, Reno, Nrico, Bang Didho, Ryssa,
Danan, Adhit, Putra, Nata ”Chubby”, Wahyu, Aris, Gus3, Bendhot, Bayu,
Nanda, Zacky, Vian, Almh. Lia, Alm. Dylan dan teman – teman d’FF.
Terimakasih telah menjadi keluarga keduaku.
10.Yulya, Fatimah, Vida, Cinyo, Ulphah, Zzzzttt, Macno, Dewi Arini, Debby,
Siska, Nora dan seluruh teman Perpajakan 2006. Thanks all for
everything.
11.AD 2575 QS, terimakasih telah menemaniku selama ini.
12.Bapak Joko Martono, selaku Kepala Kantor KPP Pratama Karanganyar
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan
magang kerja.
13.Bapak, Ibu staf serta karyawan KPP Pratama Karanganyar atas keramahan
dan bantuannya menjadi pembimbing dalam magang kerja.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu yang telah membantu
dalam penyusunan Tugas Akhir.
Disadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini,
untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun. Pada akhirnya Karya ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Instansi... 1
B. Latar Belakang ... 13
C. Rumusan Masalah ... 15
D. Manfaat ... 16
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Landasan teori ... 17
B. Penyajian Data dan Pembahasan ... 24
III.TEMUAN A. Kelebihan ... 38
commit to user
ix
IV.PENUTUP
A. Kesimpulan ... 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Jumlah Target dan Penerimaan PPN Dalam Negeri di
KPP Pratama Karanganyar ... 24
II.2 Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar
Tahun 2007 dan 2008... 25
II.3 Jumlah PKP di KPP Pratama Karanganyar
Tahun 2007 dan 2008... 25
II.4 Jumlah Penerimaan PPN Sektor Perdagangan di
KPP Pratama Karanganyar Tahun 2007 dan 2008 ... 26
II.5 Jumlah Penerimaan PPN KLU Pedagang Eceran di
KPP Pratama Karanganyar Tahun 2007 dan 2008 ... 28
II.6 Pelaporan SPT Masa PPN Wajib Pajak klu Pedagang Eceran di
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Riset/Survey/Penelitian di KPP Pratama Karanganyar
2. Keputusan Menteri Keuangan No 251/KMK.03/2002
3. Peraturan Menteri Keuangan No 184/PMK.03/2007
commit to user
ii ABSTRACT
PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI KPP PRATAMA KARANGANYAR
ANIS FAJARINA F3406076
Self-supporting nation is nation capable to defraying disbursement of government and defray development for the agenda of reaching prosperity with. In a period of nations present defray governmental source of fund with acceptance of home affairses and do foreign loan, including Indonesia. Foreign loan only is tentative, before acceptance of solvent home affairs answer the demand defrayal of development and government. Acceptance of Indonesia home affairs divided to become two, that is acceptance of state from tax sector and acceptance of state is not tax. Value-Added Tax (PPN) have enough casting signifikan in jacking up tax sector national income. Acceptance Of PPN occupying position both after Income Tax ( PPh). In KPP Pratama Karanganyar, PPN have big enough potency in acceptance of tax in Indonesia.
The purpose of this research is assess role of contribution PPN Retailer sector in growth of acceptance of PPN Dalam Negeri in KPP Pratama Karanganyar
The result of the research are : first, contribution PPN Dalam Negeri on lease acceptance in KPP Pratama Karanganyar experience improvement equal to Rp. 109.783.329.612,00 which in the year 2007 acceptance equal to Rp. 27.463.470.122,00 and year 2008 acceptance equal to Rp. 137.246.799.734,00. Second, PPN to PKP Retailer have enough casting important, PPN to PKP Retailer at Year 2008 giving contribution equal to 52,23% from overall of acceptance of PPN Commerce sector and equal to 12,26% from overall of acceptance of PPN Dalam Negeri. While in the year 2008 giving contribution equal to 58,93% from overall of acceptance of PPN Commerce sector and equal to 16,84% from overall of acceptance of PPN Dalam Negeri. Third, level of compliance of reporting of SPT and payment of PPN oweed by Taxpayer and PKP is inscribed in the year 2007 very high, that is 88%, while in the year 2008 level of compliance only 75,54%. However, realize acceptance in the year 2008 the increase.
Based on the result of research, the researcher give some suggestion : first, better be done by ekstensifikasi with vesting of Taxpayer fundamental number ( NPWP) occupationly so that Taxpayer shelf distribution is more flatten. Second, Better be done addition of amount of officers with heights interests which involved in activity of ekstensifikasi. Third, KPP Pratama Karanganyar give urge and counselling is more incentivesly for the agenda of increasing of awareness and compliance of Taxpayer.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah KPP Pratama Karanganyar
KPP Pratama Karanganyar merupakan pecahan dari KPP Surakarta.
KPP Pratama Karanganyar berdiri sendiri seiring dengan program
modernisasi perpajakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Pada
awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar menggunakan ex Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta. Sehubungan
digunakannya kantor tersebut sebagai Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II
sekitar bulan Januari 2007 maka untuk sementara waktu kegiatan
operasional KPP Pratama Karanganyar dipindahkan ke ex Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) Surakarta. Pada akhir bulan
Oktober 2007 tanpa perencanaan yang matang KPP Pratama Karanganyar
pindah dari ex Karikpa Surakarta ke Gedung Megaria Jalan Raya Palur
karena banjir bandang Sungai Bengawan Solo yang mengakibatkan
sebagian besar dokumen hanyut terbawa banjir. Sejak kepindahannya ke
kantor baru tersebut, sarana dan prasarana KPP Pratama Karanganyar
masih belum lengkap.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 55/PMK.01/2007
tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
commit to user
2
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, maka kode wilayah KPP Pratama
Karanganyar di NPWP yang sebelumnya 526 (KPP Surakarta) menjadi
528 (KPP Pratama Karanganyar).
Daerah dengan potensi pajak terbesar yang berada di kabupaten
Karanganyar adalah Karanganyar kota, Gondangrejo, Jaten dan
Kebakkramat dimana sektor yang menonjol adalah industri besar,
perdagangan dan jasa konstruksi. Adapun daerah dengan potensi pajak
terbesar di kabupaten Sragen adalah Sragen kota dan Sidoharjo dimana
sektor yang menonjol adalah perdagangan dan industri besar.
2. Tempat Kedudukan
KPP Pratama Karanganyar berkedudukan di Jalan Samanhudi
Komplek Perkantoran Cangakan Karanganyar . Selain itu di wilayah KPP
Pratama Karanganyar juga terdapat Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sragen yang berkedudukan di Jalan
Sukowati.
3. Wilayah Kerja KPP Pratama Karanganyar
Wilayah kerja KPP Pratama Karanganyar meliputi kabupaten
Karanganyar dan Sragen. Wilayah kabupaten Karanganyar terdiri dari 17
kecamatan yang terbagi ke dalam 177 kelurahan, sedangkan kabupaten
Sragen terdiri dari 20 kecamatan yang terbagi ke dalam 209 kelurahan.
3
Gambar I.1 Bagan Struktur Organisasi
commit to user
1
5. Tugas dan Fungsi Masing – Masing Seksi
Berdasarkan Standar Prosedur Operasi (SOP) DJP Keputusan DJP
No.Kep14/PJ/2008 beberapa fungsi dan tugas pokok dari seksi-seksi di
KPP:
a. Seksi Sub Bagian Umum :
1) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen
masuk di Subbagian Umum, serta penyampaian dokumen di KPP.
2) Mengajuan pengujian kesehatan pegawai.
3) Melaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan, serta
pengambilan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil).
4) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin
melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul
peserta pendidikan di luar negeri.
5) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan
pensiun janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja
sebagai PNS atas permintaan sendiri, dan pengajuan usul
pengangkatan bendahara.
6) Menyusun RKAKL, laporan bulanan konversi energi laporan
berkala, laporan tahunan, laporan/ daftar realisasi anggaran,
laporan SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran)
tingkat satuan kerja / UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
5
8) Permohonan uang duka wafat/ tewas, permohonan kartu tanda
asuransi dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja
(pembayaran melalui uang persediaan).
9) Melaksanakan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung
(LS) kepada rekanan.
10)Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.
11)Pemberhentian gaji dan TKPKN.
12)Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris
dari rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik
negara dengan lelang pada unit KPP.
13)Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut
terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP)/ Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dari Itjen DepKeu/ BPK/ BPKP/ Unit
Fungsional Pemeriksa Lainnya.
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) :
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat
keterangan seksi PDI.
2) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
3) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.
4) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPH) ke KPP
commit to user
6
5) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada Seksi
terkait.
6) Penatausahaan penerimaan PBB Non Elektronik.
7) Membuat laporan penerimaan PBB/ BPHTB, serta menyelesaikan
pembagian hasilnya.
c. Seksi Pelayanan
1) Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen WP, laporan WP
pada tempat tata cara pendaftaran NPWP, penghapusan NPWP,
perubahan identitas WP, serta pemberitahuan penggunaan norma
perhitungan.
2) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(PKP) dan pencabutan PKP.
3) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP lama.
4) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP baru.
5) Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.
6) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian
SPT Tahunan PPh.
7) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan Tahunan,
serta Surat Ketetapan Pajak (SKP).
8) Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/ STTP/ DHKP/ DHR.
9) Menyelesaikan permohonan cetak salinan dan pembetulan SPPT/
SKP / STP.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
7
11)Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klasifikasi.
12)Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan
mata uang dollar Amerika Serikat.
13)Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk
perwakilan negara asing dan badan-badan Internasional serta
pejabat/ tenaga ahlinya.
14)Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari WP ke
Kantor Wilayah.
15)Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.
16)Menyisihkan anak berkas WP yang Tahun/ Masa pajaknya telah
melampaui 10 tahun.
d. Seksi Penagihan
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Penagihan, Surat Ketetapa Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak
beserta bukti pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/
Keeratan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan
Pajak, dan Surat Keputusan Pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi pada Seksi Penagihan.
2) Menjawab konfirmasi data tunggakan WP.
3) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan
usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
4) Penagihan pajak seketika dan sekaligus.
commit to user
8
6) Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat
Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan (SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.
7) Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.
8) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP
tertentu.
9) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan
lelang.
10)Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.
11)Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.
e. Seksi Pemeriksaan
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pemeriksaan.
2) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh lebih
bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN dan
PPn BM selain WP patuh.
3) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti
permulaan.
4) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan.
5) Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
9
f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Ekstensifikasi;
2) Pendaftaraan obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor
maupun lapangan;
3) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar
normatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi;
4) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran
bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam
monografi fiskal;
5) Melaksanakan penilaian individual obyek PBB;
6) Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) san
pembentukan/ penyempurnaan ZNT/ NIR;
7) Memelihara data obyek dan subyek PBB;
8) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembaliaan SPOP,
permohonan surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), dan
mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Pengawasan dan Konsultasi.
2) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP),
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB), Surat Tagihan
commit to user
10
PBB, teguran pengembalian SPOP, surat himbauan pembetulan
Surat Pemberitahuan (SPT), serta menerbitkan penggantian
SPMKP/ SPMIB karena lewat waktu/ daluwarsa, rusak/ salah baik
yang telah didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.
3) Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam
penggabungan, pengambilalihan,atau pemekaran usaha.
4) Menyelesaikan permohonanan keberatan, pembetulan ketetapan,
pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN, dan PPn
BM di KPP.
5) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar PPh, PPN, dan PPn BM di KPP.
6) Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi PBB, perubahan metode pembukuan.
7) Menyelesaikan permohonan Surat keterangan Bebas (SKB) PPh
pasal 21, SKB PPh pasal 22 bendaharawan, SKB pemungutan PPh
pasal 22 untuk pedagang pengumpul dan industri tertentu, SKB
pemungut PPh pasal 22 impor, SKB pemungut PPh pasal 22 atas
impor untuk WP yang penghasilannya semata-mata dikenakan PPh
final, SKB PPh pasal 22 atas impor emas batangan untuk ekspor
perhiasan emas, SKB pemotong PPh pasal 23, SKB pemotongan
PPH atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang
diterima atau diperoleh dana pensiun ysng pendiriannya telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
11
8) Menyelesaikan permohonan SKB PPh atas pengalihan hak tanah
dan bangunan bagi WP real estate, SKB PPN atas penyerahan
BKP tertentu WP perwakilan negara asing/ badan internasional
serta pejabat/ tenaga ahlinya, SKB PPn BM atas pembelian
kendaraan angkutan, Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri
(SKBFLN), SKB PPn BM atas penyerahan kendaraan bermotor.
9) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan
PPN, permohonan Surat Keterangan Fiskal WP Non Bursa.
10)Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai
lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan,
maupun dengan sistem komputerisasi.
11)Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan
mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem
komputerisasi.
12)Meyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik dari
mesin teraan ke teknologi percetakan, dari teknologi percetakan ke
mesin teraan, dari teknologi percetakan ke sistem komputerisasi,
dari sistem komputerisasi ke mesin teraan, maupun dari sistem
komputerisasi ke teknologi percetakan.
13)Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran PPh pasal 25,
pengembalian pendahuluan PPh untuk WP patuh, perubahan
metode penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan PPN
commit to user
12
pembayaran PBB, kelebihan pembayaran BPHTB, pengurangan
PBB terutang, pengurangan BPHTB terutang, kompensasi
(pemindahbukuan) PBB/PBHTB, keberatan atas penunjukan
sebagai WP, pembetulan STB/ SKBKB/ SKBKBT atas
permohonan WP, pembetulan STB/ SKBKB/ SKBKBT secara
jabatan, pembatalan SPPT/ SKP/ STP, pengurangan/ penghapuan
sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan SKBKB/
SKBKBT/ STB di KPP, dan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak yang seharusnya tidak terutang.
14)Menetapkan angsuran PPh pasal 25 WP bank, sewa guna usaha
dengan hak opsi, BUMN, dan BUMD, serta menetapkan WP
patuh.
15)Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh
pasal 25 (dinamisasi), SPMKP/ SPMIB yang hilang.
16)Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian
dan analisis kepatuhan material WP.
17)Memberikan bimbingan kepada WP, menjawab surat yang
berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi WP,
menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB,
pemutahkiran prifil WP, mengusulkan PKP fiktif.
18)Penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan, Pengurangan/
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Keberatan/ Banding/ Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
19)Menyususn estimasi penerimaan pajak per-WP.
B. LATAR BELAKANG
Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu membiayai
pengeluaran pemerintah dan membiayai pembangunan dalam rangka
mencapai kesejahteraan bersama. Di masa sekarang bangsa-bangsa membiayai
sumber dana pemerintah dengan penerimaan dalam negeri dan melakukan
pinjaman luar negeri, termasuk Indonesia. Pinjaman luar negeri hanya bersifat
sementara, sebelum penerimaan dalam negeri mampu mencukupi
pembiayaan-pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Penerimaan dalam
negeri Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu penerimaan negara dari sektor
pajak dan penerimaan negara bukan pajak.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mempunyai peran yang cukup signifikan
dalam mendongkrak pendapatan negara sektor pajak. Penerimaan PPN yang
menempati posisi kedua setelah Pajak Penghasilan (PPh) seharusnya
mendapatkan perhatian yang besar dari Direktorat Jendral Pajak agar
pengenaan PPN dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Perkembangan
yang pesat dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya semakin
memperlihatkan kelemahan Undang-undang Pajak Indonesia, termasuk
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. PPN merupakan pajak yang
commit to user
14
langsung yang bersifat netral dan mudah dalam pengenaannya. PPN sesuai
dengan pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, dikenakan
atas setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP)
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Sesuai Reformasi perpajakan pada tahun 1984 bahwa sistem
pemungutan pajak berubah dari sistem official assesment menjadi sistem self
assesment. Dalam sistem self assesment wajib pajak diberi kepercayaan untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya.
Untuk melengkapi sistem self assesment dalam penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai maka pemerintah menggunakan Surat Pemberitahuan
masa PPN. Subyek Pajak PPN adalah Pengusaha Kena Pajak. Salah satu
macam dari Pengusaha Kena Pajak adalah Pedagang Eceran. Pedagang Eceran
yang memiliki potensi cukup besar bagi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
Jumlah Wajib Pajak yang sekaligus berstatus Pedagang Eceran mencapai 139,
jumlah cabang usaha Wajib Pajak mencapai 1099 cabang usaha. Penerimaan
PPN tahun 2007 Rp. 27.463.470.122,00, sedangkan untuk tahun 2008
penerimaan PPN mengalami peningkatan yang cukup signifikan Rp.
137.246.799.734,00.
Dilihat dari jumlah cabang usaha Pedagang Eceran dan penerimaan PPN
di KPP Pratama Karanganyar, bahwa PPN memiliki potensi yang cukup besar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sektor PPN ini lebih diharapkan mengingat adanya menerapkan kebijakan
Pajak Penghasilan yang lebih kompetitif baik untuk wajib pajak orang pribadi,
yaitu dengan menetapkan lapisan tarif tertinggi menjadi 30% dari yang semula
adalah 35%, menaikkan lapisan terendah penghasilan kena pajak menjadi Rp
50.000.000,00, menaikkan lapisan tertinggi pendapatan kena pajak menjadi
Rp 500.000.000,00 dan menaikkan PTKP menjadi Rp 15.840.000,00 setahun,
maupun wajib pajak badan, yaitu dengan menerapkan tarif tunggal sebesar
28% pada tahun 2009 dan akan diturunkan menjadi 25% pada tahun 2010.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan masyarakat mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa harus membayar pajak bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan secara umum mampu menggairahkan
perekonomian nasional sehingga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat
yang akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan terhadap penerimaan PPN.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul
”PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG
ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan
commit to user
16
1. Seberapa besar peranan Pengusaha Kena Pajak klu Pedagang Eceran
terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama
Karanganyar ?
2. Masalah – masalah apa saja yang terjadi dalam penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai yang diterima dari Pengusaha Kena Pajak klu Pedagang
Eceran di KPP Pratama Karanganyar ?
3. Bagaimana cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah – masalah yang
terjadi di KPP Pratama Karanganyar ?
D. MANFAAT PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya jumlah Pengusaha Kena Pajak Pedagang
Eceran terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama
Karanganyar.
2. Untuk mengetahui masalah – masalah yang terjadi berkaitan dengan
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang diterima dari Pedagang Eceran.
3. Untuk mengetahui cara yang ditempuh oleh KPP Pratama Karanganyar
untuk mengatasi masalah – masalah yang terjadi di KPP Pratama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pajak
Pajak menurut Prof. Rochmat Soemitro, SH adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan Undang - undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontra-prestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum (Mardiasmo : 2003).
a. Ada dua fungsi pajak, yaitu :
1) Fungsi Budgeter, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah
untuk membiayai pengeluaran – pengeluarannya.
2) Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakasanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
b. Penggolongan Pajak
1) Berdasarkan golongan pajak, yaitu :
a) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh
Wajib Pajak dan tdak dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
b) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
commit to user
18
2) Berdasarkan sifat pajak, yaitu :
a) Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak.
b) Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada obyeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
3) Berdasarkan lembaga pemungutnya, yaitu :
a) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
b) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas Barang
Kenak Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.
Subyek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP adalah
pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa
Kena Pajak. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa
pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah
pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha.
b. Impor Barang Kena Pajak
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha.
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
g. Kegiatan membangun sendiri yang tidak dilakukan dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan.
h. Penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan
semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN
yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud, yang menurut
sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak
bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan
Undang-undang PPN. Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan
pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang
menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia
commit to user
20
karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN. Daerah
Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Ekslusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku
Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen), tarif ini dapat diubah
dengan Peraturan Pemerintah serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan
setinggi-tingginya 15% (lima belas persen). Tarif PPN atas ekspor Barang
Kena Pajak adalah 0% (nol persen).
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN adalah jumlah harga jual atau
penggantian atau nilai impor atau nilai ekspor atau nilai lain yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung PPN yang terutang.
3. Pengertian PKP dan Pedagang Eceran
Terhitung mulai tanggal 31 Maret 2008, berlaku Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 45/KMK.03/2008 sebagai pengganti Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 252/KMK.04/2002 tentang Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang
berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 memilih dikenakan
Pajak dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Berdasarkan KMK Nomor 45/KMK.03/2008, Pengusaha Kena Pajak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pajak Penghasilan dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Adapun
Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto adalah Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi dengan jumlah
peredaran bruto dan atau penerimaan bruto selama 1 (satu) tahun buku
tidak lebih dari Rp. 1.800.000.000,00 (satu milyar delapan ratus juta
rupiah) yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan utamanya adalah
melakukan usaha perdagangan dengan cara sebagai berikut :
a. Menyerahkan Barang Kena Pajak melalui suatu tempat penjualan
eceran seperti toko, kios atau dengan cara penjualan yang dilakukan
langsung kepada konsumen akhir, atau dengan cara penjualan yang
dilakukan dari rumah ke rumah.
b. Menyediakan Barang Kena Pajak yang diserahkan di tempat penjualan
secara eceran tersebut.
c. Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan
penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan pada
umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada umumnya datang ke tempat
penjualan tersebut langsung membawa Barang Kena Pajak yang
commit to user
22
Dalam menghitung PPN yang terutang, PKP Pedagang Eceran dapat
menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak dengan cara
sebagai berikut :
a. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran adalah sebesar
10% X Harga Jual Barang Kena Pajak.
b. Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar oleh Pengusaha
Kena Pajak Pedagang Eceran adalah sebesar 10% X 20% X jumlah
seluruh penyerahan barang dagangan.
Terhadap PKP Pedagang Eceran yang menggunakan Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan berlaku ketentuan sebagai
berikut :
a. Pajak Keluaran dihitung dengan cara mengalihkan nilai peredaran
bruto dan atau penerimaan bruto yang terutang Pajak Pertambahan
Nilai pada Masa Pajak yang bersangkutan dengan tarif Pajak
Pertambahan Nilai.
b. Nilai peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.
c. Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan ditetapkan sebagai
berikut :
1) Untuk penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pedagang Eceran
dengan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, sebesar 80%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Untuk penyerahan Barang Kena Pajak yang dilakukan Pengusaha
Kena Pajak selain Pedagang Eceran, sebesar 70% (tujuh puluh
persen) dikalikan dengan Pajak Keluaran.
3) Untuk penyerahan Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak,
sebesar 40% (empat puluh persen) dikalikan dengan Pajak
Keluaran.
4. Mekanisme Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN
Pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN dilakukan oleh PKP
penjual. Pemungutan dilakukan PKP penjual saat terjadi penyerahan BKP
dan/atau JKP kepada pembeli. Pemungutan PPN dilakukan dengan cara
membuat Faktur Pajak. Sehubungan dengan hal tersebut, PKP penjual
membuat Faktur Pajak dengan jumlah PPN sebesar 10% dari Dasar
Pengenaan PPN kepada PKP pembeli. Sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, penyetoran PPN
dilakukan oleh PKP pemungut ke Kas Negara melalui Bank Persepsi atau
Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya. Pelaporan PPN
yang telah dipungut dan dibayar ke Kas Negara dilakukan oleh PKP
penjual dengan menyampaikan SPT Masa PPN dengan melampirkan SSP
commit to user
24
B. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka masalah yang akan
dibahas dalam bab ini meliputi tiga hal, yaitu mencakup peranan Pengusaha
Kena Pajak KLU Pedagang Eceran dalam penerimaan PPN . Dengan demikian
dapat ditemukan masalah-masalah yang terjadi selama yang mempengaruhi
penerimaan PPN dan cara untuk yang ditempuh untuk mengatasi masalah
tersebut.
1. Potensi Penerimaan PPN di KPP Pratama Karanganyar
Sektor ekonomi yang menonjol di KPP Pratama Karanganyar adalah
perdagangan, jasa konstruksi dan industri besar. Potensi penerimaan pajak
dari industri besar sangatlah tinggi mengingat kabupaten Karanganyar dan
Sragen merupakan sentra industri besar. Potensi pajak dari industri besar
berada di wilayah Jaten, Kebakkramat, Tuban dan Sidoharjo.
Data jumlah penerimaan dihitung sejak beroperasinya KPP Pratama
Karanganyar, yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Jumlah
penerimaan PPN Dalam Negeri industri besar tersebut dapat dilihat berikut
[image:36.612.150.511.226.460.2]ini :
Tabel II.1
Jumlah Target dan Penerimaan PPN Dalam Negeri di KPP Pratama Karanganyar
Tahun Target (dalam Rupiah)
Penerimaan (dalam Rupiah) 2007
2008
0 80.395.730.000
27.463.470.122 137.246.799.734
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pada tahun 2007 penerimaan PPN di KPP Pratama Karangayar
dikatakan lebih sedikit dibandingkan tahun 2008, jumlah penerimaan PPN
yang di tabel II.1 jumlah penerimaan selama bulan Oktober sampai dengan
Desember tahun 2007, hal disebabkan pada Oktober 2007 KPP Pratama
Karanganyar baru dipindahan dari ex Karikpa Surakarta ke Gedung
Megaria Jalan Raya Palur karena banjir bandang Sungai Bengawan Solo
yang mengakibatkan sebagian besar dokumen hanyut terbawa banjir.
[image:37.612.165.506.209.464.2]Adapun, data jumlah WP di KPP Karanganyar sebagai berkut :
Tabel II.2
Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar Tahun 2007 dan 2008
Tahun Jumlah WP Jumlah
OP Badan 2007 2008 24.921 30.518 3.106 3.594 28.027 34.112
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Karanganyar
Berdasarkan Tabel II.2 dapat dilihat kenaikan jumlah WP dari tahun
2007 ke tahun 2008 sebesar 21,71%. Data jumlah PKP di KPP Pratama
Karanganyar sebagai berikut :
Tabel II.3
Jumlah PKP di KPP Pratama Karanganyar Tahun 2007 dan 2008
Tahun Jumlah PKP Jumlah
OP Badan 2007 2008 153 181 1.257 1.372 1.410 1.553
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Karanganyar
Berdasarkan tabel II.3 dapat dilihat kenaikan jumlah PKP dari tahun
2007 ke tahun 2008 sebesar10,14%. Dari data jumlah PKP tahun 2008
[image:37.612.168.486.571.626.2]commit to user
26
pedagang eceran hanya 139 WP atau 8,95% dari jumlah seluruh PKP yang
[image:38.612.166.492.163.467.2]terdaftar di KPP Pratama Karanganyar.
Tabel II.4
Jumlah Penerimaan PPN Sektor Perdagangan di KPP Pratama Karanganyar
Tahun 2007 dan 2008
Tahun Bulan Penerimaan
(dalam Rupiah) 2007 Oktober 2.036.968.023 November 2.149.212.881 Desember 2.261.457.739 Jumlah 6.447.638.643 2008 Januari 2.414.789.312 Februari 2.631.248.365 Maret 2.759.058.286 April 2.896.315.476 Mei 3.015.496.301 Juni 3.212.600.284 Juli 3.398.197.812 Agustus 3.535.195.300 September 3.632.612.005 November 3.914.821.674 Desember 4.019.642.113
Jumlah 39.225.135.364
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Karanganyar
Berdasarkan tabel II.4 dapat dihitung persentase kontribusi
penerimaan PPN sektor perdagangan terhadap penerimaan PPN di KPP
Pratama Karanganyar dengan rumus :
y x
x 100%
Keterangan:
x = jumlah penerimaan PPN sektor perdagangan di KPP Pratama Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sehingga, persentase kontribusi penerimaan PPN sektor perdagangan
terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Karanganyar untuk tahun 2007,
dihitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember adalah sebagai
berikut :
y x
x 100% =
122 . 470 . 463 . 27 643 . 638 . 447 . 6 x 100%
= 23,48 %
persentase kontribusi penerimaan PPN sektor perdagangan terhadap
penerimaan PPN di KPP Pratama Karanganyar untuk tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
y x
x 100% =
734 . 799 . 246 . 137 364 . 135 . 225 . 39 x 100%
= 28,58 %
Dari perhitungan diatas dapat dilihat, ada kenaikan kontribusi
penerimaan PPN sektor perdagangan terhadap penerimaan PPN di KPP
commit to user
[image:40.612.168.488.166.463.2]28
Tabel II.5
Jumlah Penerimaan PPN KLU Pedagang Eceran di KPP Pratama Karanganyar
Tahun 2007 dan 2008
Tahun Bulan Penerimaan
(dalam Rupiah)
2007
Oktober 1.012.365.759 November 1.165.249.762 Desember 1.189.986.142
Jumlah 3.367.601.663
2008 Januari 1.204.420.798 Februari 1.323.546.721 Maret 1.367.842.695 April 1.468.510.369 Mei 1.675.253.744 Juni 1.789.334.651 Juli 1.985.354.210 Agustus 2.014.589.661 September 2.267.954.320 Oktober 2.386.535.423 November 2.768.542.152 Desember 2.863.487.526 Jumlah 23.115.372.270
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Karanganyar
Berdasarkan tabel II.5 dapat dihitung persentase kontribusi
penerimaan PPN KLU pedagang eceran terhadap penerimaan PPN sektor
perdagangan di KPP Pratama Karanganyar dengan rumus :
x u
x 100%
Keterangan:
u = jumlah penerimaan PPN KLU pedagang eceran di KPP Pratama
Karanganyar
x = jumlah penerimaan PPN sektor perdagangan di KPP Pratama Karanganyar
Sehingga, persentase kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang eceran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Karanganyar untuk tahun 2007, dihitung dari bulan Oktober sampai
dengan Desember adalah sebagai berikut :
x u
x 100% =
643 . 638 . 447 . 6 663 . 601 . 367 . 3 x 100%
= 52,23 %
persentase kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang eceran terhadap
penerimaan PPN sektor perdagangan di KPP Pratama Karanganyar untuk
tahun 2008 adalah sebagai berikut :
x u
x 100% =
364 . 135 . 225 . 39 270 . 372 . 115 . 23 x 100%
= 58,93 %
Dari perhitungan diatas dapat dilihat, ada kenaikan kontribusi
penerimaan PPN KLU pedagang eceran terhadap penerimaan PPN sektor
perdagangan di KPP Pratama Karanganyar dari tahun 2007 ke tahun 2008
sebesar 6,70 %.
Analisis terhadap tabel II.4 dan II.5 dapat diketahui peranan
penerimaan PPN klu pedagang eceran terhadap PPN di KPP Pratama
Karanganyar. Persentase kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang
eceran terhadap penerimaan PPN dalam negeri di KPP Pratama
Karanganyar dengan rumus :
y u
x 100%
Keterangan:
u = jumlah penerimaan PPN KLU pedagang eceran di KPP Pratama
Karanganyar
commit to user
30
Sehingga, persentase kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang eceran
terhadap penerimaan PPN dalam negeri di KPP Pratama Karanganyar
untuk tahun 2007, dihitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember
adalah sebagai berikut :
y u
x 100% =
122 . 470 . 463 . 27 663 . 601 . 367 . 3 x 100%
= 12,26 %
persentase kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang eceran terhadap
penerimaan PPN dalam negeri di KPP Pratama Karanganyar untuk tahun
2008 adalah sebagai berikut :
y u
x 100% =
734 . 799 . 246 . 137 270 . 372 . 115 . 23 x 100%
= 16,84 %
Pada tahun 2007 PPN KLU pedagang eceran menyumbang 12,26%
dari total penerimaan PPN, sedangkan tahun 2008 PPN klu pedagang
eceran menyumbang 16,84% dari total penerimaan PPN di KPP Pratama
Karanganyar. Ada kenaikan kontribusi penerimaan PPN KLU pedagang
eceran terhadap penerimaan PPN dalam negeri di KPP Pratama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Masalah yang Dihadapi dalam Penerimaan PPN di KPP Pratama
Karanganyar
KPP Pratama Karanganyar mengalami kendala dalam pengenaan
PPN Pedagang Eceran. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
a. Rendahnya potensi Wajib Pajak
Berdasarkan tabel II.3 jumlah PKP OP sampai dengan tahun
2008 yang terdaftar di KPP Pratama Karanganyar hanya sebanyak 181
PKP, dari jumlah PKP OP yang berstatus sebagai pedagang eceran
hanya 139 WP. Selain itu, di wilayah KPP Pratama Karanganyar
belum begitu banyak ditemukan Supermarket, Mall, Gerai atau
sejenisnya sehingga penerimaan PPN atas Pedagang Eceran relatif
kecil. Sebagian besar wilayah di KPP Pratama Karanganyar banyak
terdapat industri besar, dan lahan pertanian.
b. Rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan PKL di
KPP Pratama Karanganyar, kegiatan pelaporan SPT Masa, khususnya
SPT Masa PPN, terkendala pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam
penyampaian SPT Masa. Masih banyak Wajib Pajak yang tidak
menyetor PPN. Selain itu, banyak ditemukan SPT Masa PPN yang
salah cara pengisiannya dan tidak adanya lampiran-lampiran, seperti
SSP lembar ke-2, yang dilampirkan di SPT Masa PPN yang dilaporkan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
commit to user
32
dan penyampaian SPT, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat
Pemberitahuan serta Tata Cara Pengambilan Pengisian,
Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan, oleh pihak
KPP Pratama Karanganyar kepada Wajib Pajak berperan dalam tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Masa PPN.
Kendala lain yang dihadapi oleh KPP Pratama Karanganyar
adalah lambannya penatausahaan SPT yang telah dilaporkan. SPT
yang telah diterima dibiarkan begitu saja tanpa tindak lanjut yang cepat
dan tidak ditatausahakan berdasar bulan pelaporan, sehingga banyak
SPT yang tercampur antara bulan yang satu dengan bulan yang lain.
Selain itu, perekaman SPT dilakukan sangat lamban karena tidak
adanya target perekaman SPT tiap bulannya, sehingga SPT
menumpuk. Hal ini membuat penulis mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data jumlah pelaporan SPT Masa PPN, sehingga
penulis hanya dapat menyajikan jumlah pelaporan SPT Masa PPN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
[image:45.612.177.507.156.464.2]33
Tabel II.6
Pelaporan SPT Masa PPN Wajib Pajak KLU Pedagang Eceran di KPP Pratama Karanganyar Tahun 2007 dan 2008
Tahun Bulan Jumlah
SPT Nihil Jumlah SPT Kurang Bayar Jumlah SPT Lebih Bayar Total 2007
Oktober 28 10 32 110
November 32 46 34 112
Desember 30 39 40 109
2008
Januari 32 39 32 103
Februari 31 39 31 101
Maret 24 46 37 107
April 26 37 38 101
Mei 33 33 35 101
Juni 32 33 43 108
Juli 31 38 32 101
Agustus 28 35 37 100
September 35 48 31 114
Oktober 34 38 34 106
November 29 46 35 110
Desember 34 35 43 112
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Karanganyar
Uraian analisis di atas menunjukkan bahwa hubungan antara
tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN maupun pembayaran PPN
oleh Wajib Pajak KLU pedagang eceran sangat kecil. Terlihat dari
penerimaan yang selalu meningkat walaupun jumlah Wajib Pajak yang
melaporkan SPT tidak stabil. Akan tetapi, jika dianalisis lebih lanjut,
hal tersebut berpengaruh terhadap kegiatan pengefektifan penerimaan
PPN di KPP Pratama Karanganyar. Rata-rata tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Pedagang Eceran dalam pelaporan SPT Masa PPN dilakukan
dengan rumus di bawah ini:
j i
commit to user
34
Keterangan:
i = rata-rata Wajib Pajak klu Pedagang Eceran yang melaporkan
SPT Masa PPN
j = jumlah Wajib Pajak klu Pedagang Eceran yang terdaftar di KPP
Pratama Karanganyar
Sehingga, tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa PPN untuk tahun
2007, dihitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember adalah
sebagai berikut :
j i
x 100% =
125 110
x 100%
= 88%
tingkat kepatuhan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
j i
x 100% =
139 105
x 100%
= 75,54%
Rata-rata Wajib Pajak Pedagang Eceran yang melaporkan SPT Masa
PPN pada tahun 2008 lebih sedikit dibanding dengan rata-rata wajib
pajak yang melaporkan SPT Masa PPN pada tahun 2007. Meskipun
demikian, penerimaan PPN Dalam Negeri sektor pedagang eceran
secara keseluruhan lebih tinggi dibanding dengan penerimaan pada
tahun 2007. Jumlah penerimaan PPN tahun 2008 akan meningkat lebih
tinggi jika tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan PKP terdaftar dalam
melakukan pelaporan SPT Masa PPN dan pembayaran PPN terutang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Ekstensifikasi Wajib Pajak yang kurang maksimal
Masih banyak usaha yang bergerak di perdagangan eceran yang
belum terdaftar sebagai Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar
yang telah memiliki peredaran bruto usaha tidak lebih dari Rp
1.800.000.000,00 tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa potensi
penerimaan PPN Dalam Negeri khususnya dari sektor pedagang eceran
yang belum diefektifkan di KPP Pratama Karanganyar. Saat ini, seksi
ekstensifikasi sedang melakukan berbagai langkah pendataan untuk
menjaring lebih banyak Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar.
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan PKL
di KPP Pratama Karanganyar, usaha tersebut bergerak sangat lamban
karena jumlah anggota Seksi Ekstensifikasi di KPP Pratama
Karanganyar sangat terbatas. Dari 7 orang anggota Seksi
Ekstensifikasi, 5 orang adalah pegawai tetap dan 2 orang lainnya
adalah pegawai honorer yang tentu saja keahliannya masih tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Dari 5 orang pegawai tetap tersebut, hanya 4
orang yang terjun di lapangan, 1 orang tidak dapat bekerja secara
optimal karena alasan kesehatan. Selain itu, ekstensifikasi tersebut
sejauh ini hanya dilakukan di kecamatan-kecamatan yang lokasinya
relatif dekat dengan lokasi KPP Pratama Karanganyar. Secara tidak
langsung, hal ini berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan PPN,
commit to user
36
PPN terkendala lambannya usaha ekstensifikasi yang dilakukan di
KPP Pratama Karanganyar.
3. Cara yang Ditempuh dalam Menghadapi Masalah yang Terjadi di KPP
Pratama Karanganyar
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Karanganyar
dalam mengalami kendala dalam pengenaan PPN Pedagang Eceran, usaha
yang dilakukan KPP Pratama Karanganyar dengan cara sebagai berikut :
a. Redahnya potensi Wajib Pajak
Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan PKL di
KPP Pratama Karanganyar, usaha yang dilakukan oleh KPP Pratama
Karanganyar yaitu melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada WP.
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Karanganyar berupa
Talk Show, Iklan di Media Massa dan Media Cetak, Pamflet, Spanduk.
Adapun penyuluhan dilakukan oleh staf KPP Pratama Karanganyar
kepada Wajib Pajak dengan cara mendatangi kantor Wajib Pajak.
b. Rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak
KPP Pratama Karanganyar melakukan himbauan dalam rangka
peningkatan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak, himbauan tersebut
bertujukan supaya Wajib Pajak segera menyetor pajak dan
menyampaikan SPT sebelum batas waktu yang telah ditetapkan
berdasarkan Undang – Undang Perpajakan. Himbauan tersebut
mendapatkan hasil yang cukup baik, sebagian besar Wajib Pajak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
37
masih banyak Wajib Pajak yang telat menyetor pajak dan
menyampaikan SPT setelah batas waktu yang telah ditetapkan, bahkan
ada juga Wajib Pajak yang tidak membayar pajak.
c. Ekstensifikasi Wajib Pajak yang kurang maksimal
Usaha yang dilakukan KPP Pratama Kanganyar yaitu melakukan
himbauan kepada anggota Ekstensifikasi KPP Pratama Karanganyar
supaya kegiatan ekstensifikasi sejauh tidak hanya dilakukan di
kecamatan-kecamatan yang lokasinya relatif dekat dengan lokasi KPP
Pratama Karanganyar.
Anggota Seksi Ekstensifikasi di KPP Pratama Karanganyar
sudah memulai melakukan ekstensifikasi di wilayah naungan KPP
Pratama Karanganyar, selain di kecamatan-kecamatan yang lokasinya
commit to user
38
BAB III
TEMUAN
C. KELEBIHAN
Dalam penerimaan PPN Dalam Negeri di KPP Pratama Karanganyar
tentunya ada suatu hal positif yang mendorong atau memberikan dampak yang
baik dalam usahanya meningkatkan penerimaan PPN. Sejak berdirinya KPP
Pratama Karanganyar pada bulan Oktober 2007 sampai dengan tahun 2008,
kontribusi PPN Dalam Negeri terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama
Karanganyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 109.783.329.612,00. Jumlah
penerimaan PPN khususnya PPN atas PKP Pedagang Eceran setiap
mengalami kenaikan. PPN atas PKP Pedagang Eceran juga memiliki peran
yang cukup penting karena berdasarkan data dari Seksi Pengolahan Data dan
Informasi, PPN atas PKP Pedagang Eceran pada Tahun 2008 memberikan
kontribusi sebesar Rp. 3.367.601.663,00 atau setara 52,23% dari keseluruhan
penerimaan PPN sektor Perdagangan dan sebesar 12,26% dari keseluruhan
penerimaan PPN Dalam Negeri. Pada tahun 2008 memberikan kontribusi
sebesar Rp. 23.115.372.270,00 atau setara 58,93% dari keseluruhan
penerimaan PPN sektor Perdagangan dan sebesar 16,84% dari keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. KELEMAHAN
Setiap pelaksanaan penerimaan PPN Dalam Negeri selalu ada
kendala-kendala yang menghambat. Khususnya dalam pelaksanaan penerimaan PPN
Dalam Negeri di KPP Pratama Karanganyar. Kendala-kendala yang timbul
adalah dalam hal penerimaan dan pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pajak kepada Wajib Pajak. Kendala-kendala yang timbul bukan hanya
disebabkan oleh kesalahan sepihak saja, tetapi juga merupakan kesalahan dari
dua belah pihak yaitu pihak Wajib Pajak itu sendiri dan dari pihak KPP
Pratama Karanganyar selaku pengawas.
Dengan adanya kendala-kendala tersebut tentunya juga akan memberikan
dampak yang negatif bagi penerimaan PPN Dalam Negeri di KPP Pratama
Karanganyar, yaitu dapat mempengaruhi tingkat penerimaannya. KPP Pratama
Karanganyar harus dapat menyelesaikan setiap kendala yang timbul dalam
penerimaan dan pengawasan PPN Dalam Negeri . Kendala-kendala tersebut
dapat berasal dari dalam (KPP Pratama sendiri) atau dari luar (Wajib Pajak),
antara lain:
1. Kegiatan ekstensifikasi yang berjalan lambat. Keterbatasan jumlah
anggota Seksi Ekstensifikasi di KPP Pratama Karanganyar, kurangnya
informasi mengenai pedagang eceran, serta lokasi pedagang eceran yang
jauh dari KPP Pratama Karanganyar menyebabkan pertambahan jumlah
Wajib Pajak dan PKP terdaftar tidak optimal.
2. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak akan pentingnya pajak. Hal
commit to user
40
masih enggan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan PKP karena
alasan lokasi yang jauh dan untuk memperkecil harga jual.
3. Tingkat kepatuhan pelaporan SPT dan pembayaran PPN terutang oleh
Wajib Pajak dan PKP terdaftar pada tahun 2007 sangat tinggi, yaitu 88%,
sedangkan pada tahun 2008 tingkat kepatuhan hanya 75,54%. Akan tetapi,
realisasi penerimaan pada tahun 2008 tersebut meningkat. Oleh karena itu,
penerimaan PPN yang tinggi tidak mencerminkan tingkat kepatuhan
pelaporan SPT Masa dan pembayaran PPN terutang oleh Wajib Pajak dan
PKP terdaftar di KPP Pratama Karanganyar. Hal tersebut berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis sampaikan
mengenai tinjauan terhadap penerimaan PPN Pedagang Eceran di KPP
Pratama Karanganyar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada bulan Oktober 2007 sampai dengan tahun 2008, kontribusi PPN
Dalam Negeri terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Karanganyar
mengalami peningkatan sebesar Rp. 109.783.329.612,00 yang pada tahun
2007 penerimaan sebesar Rp. 27.463.470.122,00 dan tahun 2008
penerimaan sebesar Rp. 137.246.799.734,00
2. PPN atas PKP Pedagang Eceran memiliki peran yang cukup penting
karena berdasarkan data dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi, PPN
atas PKP Pedagang Eceran pada Tahun 2008 memberikan kontribusi
sebesar Rp. 3.367.601.663,00 atau setara 52,23% dari keseluruhan
penerimaan PPN sektor Perdagangan dan sebesar 12,26% dari keseluruhan
penerimaan PPN Dalam Negeri. Pada tahun 2008 memberikan kontribusi
sebesar Rp. 23.115.372.270,00 atau setara 58,93% dari keseluruhan
penerimaan PPN sektor Perdagangan dan sebesar 16,84% dari keseluruhan
penerimaan PPN Dalam Negeri.
3. Kegiatan ekstensifikasi yang berjalan lambat. Keterbatasan jumlah
commit to user
42
informasi mengenai pedagang eceran, serta lokasi pedagang eceran yang
jauh dari KPP Pratama Karanganyar menyebabkan pertambahan jumlah
Wajib Pajak dan PKP terdaftar tidak optimal.
4. Rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak akan pentingnya pajak. Hal
tersebut tercermin dari masih tingginya jumlah pedagang eceran yang
masih enggan mendaftarkan diri sebagai WP dan PKP karena alasan lokasi
yang jauh dan untuk memperkecil harga jual.
5. Tingkat kepatuhan pelaporan SPT dan pembayaran PPN terutang oleh
Wajib Pajak dan PKP terdaftar pada tahun 2007 sangat tinggi, yaitu 88%,
sedangkan pada tahun 2008 tingkat kepatuhan hanya 75,54%. Akan tetapi,
realisasi penerimaan pada tahun 2008 tersebut meningkat. Oleh karena itu,
penerimaan PPN yang tinggi tidak mencerminkan tingkat kepatuhan
pelaporan SPT Masa dan pembayaran PPN terutang oleh Wajib Pajak dan
PKP terdaftar di KPP Pratama Karanganyar. Hal tersebut berpengaruh
pada pengefektifan penerimaan PPN di KPP Pratama Karanganyar.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan temuan pada Bab III, maka penulis dapat memberikan
beberapa usul dan saran demi meningkatkan kinerja KPP Pratama
Karanganyar khususnya dalam penerimaan PPN. Usul dan saran ini
diharapkan dapat berguna bagi KPP Pratama Karanganyar dalam tujuannya
untuk meningkatkan penerimaan PPN. Beberapa usul dan saran penulis adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Sebaiknya dilakukan ekstensifikasi dengan pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan agar distribusi Wajib Pajak lebih
merata, kontribusi tiap wilayah lebih meningkat, dan penerimaan PPN di
wilayah KPP Pratama Karanganyar lebih optimal.
2. Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah pegawai dengan kompetensi
tinggi yang dilibatkan dalam kegiatan ekstensifikasi.
3. Sebaiknya KPP Pratama memberikan penyuluhan dan himbauan lebih
insentif dalam rangka peningkatan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak,
sehingga berpengaruh pada optimalisasi potensi dan penerimaan pajak,