• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) (Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) (Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRACT

This research aims to determine the differences in the level of Value Added Tax receipts before and after the Re-register Taxable Enterpreneur of a Value Added Tax on Tax Office Primary Karees 2012 in accordance with the PER-20/PJ/2012. This type of research used in this research is a comparative study. Data collection techniques used in this study is documentation techniques. The collected data is processed by looking at differences in the level of Value Added Tax receipts before Re-register Taxable Enterpreneur (2010-2011) and the level of acceptance of Value Added Tax after the Re-register of Taxable Enterpreneur (2012-2013) in the Tax Office Primary Karees. To test the significance of differences in the level of Value Added Tax receipts before and after the Re-register of Taxable Enterpreneur test and Wilcoxon paired difference test to test. The results showed that there are differences in the level of Value Added Tax receipts significantly before and after Re-registrer Taxable Enterpreneur.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees tahun 2012 sesuai dengan PER-20/PJ/2012. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Data yang telah terkumpul diolah dengan cara melihat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (2010-2011) dan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (2012-2013) di daerah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees. Untuk menguji signifikasi perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan uji Wilcoxon dan uji beda dengan paired test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB II KAJIAN PUSTAKA,RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Pengertian Pajak ... 5

2.1.2 Fungsi Pajak ... 6

(4)

2.1.4 Jenis-Jenis Pajak ... 10

2.1.5 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 13

2.1.5.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 13

2.1.5.2 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 15

2.1.5.3 Prinsip Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 18

2.1.5.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 19

2.1.5.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 20

2.1.5.6 Mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 21

2.1.5.7 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 22

2.1.6 Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 23

2.1.6.1 Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 23

2.1.6.2 Kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 24

2.1.6.3 Pengecualian Kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 25

2.1.6.4 Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak ... 26

2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Rerangka Pemikiran ... 29

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

(5)

x

3.3 Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... 46

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN .... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 52

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Beberapa Peneliti Terdahulu ... 27

Tabel 4.1 Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.2 Uji Beda Non Parametris dengan Wiloxcon ... 38

Tabel 4.3 Rangking Uji Wilcoxon ... 38

Tabel 4.4 Uji Beda dengan Wilcoxon ... 39

Tabel 4.5 Uji Wilcoxon Manual ... 39

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Transformasi ... 42

Tabel 4.7 Uji Beda dengan Paired Test ... 42

Tabel 4.8 Rata – Rata Masing – Masing sampel ... 43

Tabel 4.9 Korelasi Antar Sampel ... 43

Tabel 4.10 Uji Beda Paired Test ... 43

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Data Sampel Penelitian ... 52

Lampiran B Output SPSS Uji Wilcoxon ... 56

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realisasi penerimaan perpajakan tahun 2011 adalah Rp 872,6 triliun atau mencapai

99,3% dari target sebesar Rp 878,7 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun

2010 sebesar Rp 723,3 triliun, maka realisasi penerimaan perpajakan tahun 2011 naik

sebesar Rp 149,3 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 20,6%. Realisasi rasio

penerimaan perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio) tahun 2011 mencapai 12,3%, naik

sebesar 1,0% dari PDB jika dibanding dengan Tax Ratio tahun sebelumnya, sebesar

11,3%. Sedangkan dari sektor PPN Realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp 277,73

triliun atau mencapai 93,06% dari target sebesar Rp 298,44 triliun. Dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp 220,93 triliun, maka realisasi penerimaan

PPN dan PPnBM tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 20,45%. Jika dilihat

dari jenis pajaknya, maka PPN dan PPnBM masih belum mencapai target yang

diharapkan, terbukti dengan penerimaan sebesar Rp 277,73 triliun, kurang Rp 21

triliun dari target Rp 298,44 triliun (www.pajak.go.id).

Oleh karena itu pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Pajak melakukan

registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk meneliti kembali mengenai

keberadaan alamat pengusaha yang bersangkutan maupun kebenaran dari kegiatan

(9)

2

Peneliti yang pernah melakukan studi tentang registrasi ulang

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Nugraha, Mukzam, dan Riza (2014) di kantor

pelayanan pajak pratama Singosari dengan periode penelitian 2011-2013. Penelitian

tersebut menggunakan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai variabel tergantung

dari registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan kesimpulan tingkat

kepatuhan pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai (PPN) meningkat setelah

dilakukan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP). Penelitian ini memiliki

perbedaan dengan penelitian terdahulu berkaitan dengan periode waktu penelitian

yaitu tahun 2010-2013 dan sampel penelitian yaitu tingkat penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees.

Penyempurnaan sistem administrasi pajak sektor Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), dimulai dari mereview ulang kebijakan pemberian Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP), penelitian ulang efektivitas Pengusaha

Kena Pajak (PKP) sampai melakukan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyebutkan bahwa registrasi ulang

Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara nasional dilakukan dalam upaya untuk

penertiban administrasi, pengawasan, dan menguji pemenuhan kewajiban subyektif

dan obyektif Pengusaha Kena Pajak (PKP). Registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak

(PKP) ini dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Agustus 2012.

(10)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian atas

akibat dari registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) terhadap Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), dan judul yang dipilih adalah:

“Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah

Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)”

(Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Karees Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi

ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

2. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi

ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum

(11)

4

2. Mengetahui tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah

registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3. Mengetahui perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi KPP Pratama Karees Bandung, sebagai bahan masukan yang bisa

digunakan dalam membuat program baru dan strategi baru untuk KPP

khususnya dan DJP umumnya, juga untuk mengetahui sejauh mana hasil dari

program Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) berhasil dengan

mengetahui berapa besar peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN).

2. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sebagai sarana untuk menambah

wawasan masyarakat dalam hal program perpajakan yang dibuat oleh DJP,

(12)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa simpulan yaitu:

1. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang

Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar

Rp.439.399.033.428 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar

Rp.18.308.293.060.

2. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang

Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2012 dan 2013 yaitu sebesar

Rp.667.041.143.483 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar

Rp.27.793.380.978.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara distribusi data tingkat penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak

(PKP) dengan data tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah

registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) periode 2010-2013 sebesar Rp.

227.642.110.055. Implikasinya adalah bahwa adanya registrasi ulang Pengusaha

Kena Pajak (PKP) membuat perbedaan yang nyata pada tingkat penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

(13)

49

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih

terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perbaikan. Hal tersebut antara

lain disebabkan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari satu wilayah saja, yaitu

Bandung Karees, sehingga pembaca harus berhati-hati dalam menggeneralisasi

hasil penelitian.

2. Jumlah data penelitian terbatas, yaitu tahun 2010-2013.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Bagi KPP Pratama Bandung karees diharapkan lebih giat dalam melaksanakan

hal-hal yang serupa dengan pelaksanaan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak

(PKP) pada tahun 2012 untuk meningkatkan penerimaan pajak.

2. Bagi akademisi diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang serupa

dimungkinkan untuk menambah jumlah data dengan rentang waktu yang lebih

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pajak. 2012. PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. 2012. PER-20/PJ/2012 tentang perubahan peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. (2012). Ada 7 Langkah Strategis untuk Mengamankan Penerimaan

Pajak 2012.Kamis, 12 Januari 2012. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/dirjen-pajak-ada-7-langkah-strategis-untuk-mengamankan-penerimaan-pajak-2012 pada tanggal 15 September 2014.

Dirjen Pajak. (2012). Seluruh PKP Wajib Regitrasi Ulang. Rabu, 15 Pebruari 2012. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/seluruh-pkp-wajib-registrasi-ulang pada tanggal 16 September 2014.

Gozhali, Imam.(2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan, Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Muljono, Djoko. (2008). Ketentuan Umum Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Republik Indonesia. 1984. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.

Riduwan, dan Sunarto. (2012). Pengantar Statistika. Edisi Kelima. ALFABETA. Bandung.

Rusjdi, Muhammad. (2007). Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

(15)

51

Suandy, Erly .(2005). Hukum Pajak. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA. Bandung.

Sukardji, Untung. (2014). Pajak Pertambahan Nilai PPN. Edisi Revisi 2014. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini dilatar belakangi oleh tatanan geologi daerah Harau dan sekitarnya, Sumatera Barat yang diidentifikasi sebagai daerah favourable bagi akumulasi uranium yaitu

• The objectives in the design of data storage organization are (continued):.. • The information retrieval

Terkelolanya kegiatan Lingkungan Hidup yang didanai dengan Dana DAK, melalui Pengadaan Gerobak sampah 38 buah, bak sampah 300 unit, alat daur ulang sampah ( mesin jahit untuk

In our third proof, we use Lagrange inversion to prove Lemma 4 (from which, as we have seen, Theorem 2 follows easily) by giving an explicit formula for Z ( u, y ) r that makes

Pada rumusan Mello (2011) tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam konteks perusahaan, titik berat seseorang menilai keadilan adalah dengan membanding hasil (outcomes) yang

Sesuai Perpres Nomor 54 Tahun 2010, kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultasi untuk pekerjaan tersebut diatas yang merasa keberatan atas putusan Pokja dapat mengajukan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan mempergunakan SPSS diperoleh bahwa variabel pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja

Berdasarkann dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Aktivitas antibakteri ekstrak daun mindi tertinggi yaitu terdapat pada fraksi etil asetat yang