MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA MELALUI KONSELING EKLEKTIK DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA SUPERHERO PADA SISWA
KELAS VIII DI SMP PAB 8 SAMPALI
T. A. 2015/2016
SKRIPSI
OLEH :
NURSAKINAH NIM. 1122151010
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. DATA PRIBADI
Nama : NURSAKINAH
Tempat/Tanggal Lahir : Mompang Jae/17 September 1993
ABSTRAK
NURSAKINAH, NIM : 1122151010, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Konseling Eklektik dengan Menggunakan Media Superhero pada Siswa Kelas VIII di SMP PAB 8 Sampali T.A 2015/2016”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah konseling eklektik dengan menggunakan media superhero dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas VIII di SMP PAB 8 Sampali T.A 2015/2016. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui konseling eklektik dengan menggunakan media superhero di SMP PAB 8 Sampali T.A 2015/2016. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan dan Bimbingan Konseling dengan dua siklus yang terdiri dari empat tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Populasi penelitian adalah seluruh kelas VIII-1 yang mengalami masalah kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh berdasarkan hasil tes berpikir kreatif. Besar sampel adalah 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Konseling Eklektik dengan Menggunakan Media Superhero dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII-1 di SMP PAB 8 Sampali T.A 2015/2016. Sebelum tindakan kemampuan berpikir kreatif siswa berada pada kategori kurang. Setelah tindakan konseling pada siklus I siswa yang mengalami peningkatan berpikir kreatif mencapai 65 %. Pada siklus II peningkatannya mencapai 85 % dan telah mencapai target yang ditetapkan. Dari temuan penelitian, dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu konseling eklektik dengan menggunakan media superhero pada siswa kelas VIII-1 di SMP PAB 8 Sampali T.A 2015/2016 dapat ditingkatkan kemampuan berpikir kreatifnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Konseling Eklektik dengan Menggunakan Media Superhero pada Siswa Kelas
VIII di SMP PAB 8 SAMPALI T.A 2015/2016” bisa selesai tepat pada waktunya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari hambatan dan banyak kesulitan
dalam menyelesaikannya. Namun berkat kerja keras dan bantuan dari segala pihak terutama
kepada dosen Pembimbing Skripsi ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty., S.Psi.,MS., Kons yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
skripsi sampai skripsi ini selesai.
Penulis menyadari banyak mendapat bantuan, motivasi dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan beserta bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Bapak Dr. Aman Simaremare, MS. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, dan
Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
dan Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Konseling
4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty., S.Psi., MS., Kons selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, membagi ilmu dan selalu sabar dalam membimbing saya untuk
penulisan skripsi.
5. Ibu Dra. Zuraida Lubis,. M.Pd,. Kons, ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd,. Kons, dan
bapak Dr. M. Rajab Lubis, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi
masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan yang telah berjasa memberikan pengetahuan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Tata Usaha beserta Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti
terutama dalam usaha surat-menyurat dan mendukung peneliti agar cepat
menyelesaikan skripsi ini serta Pegawai Perpustakan Digital Library Universitas
Negeri Medan.
8. Bapak Drs. H.Agus Salim, M.Pd selaku Kepala SMP PAB 8 Sampali beserta
wakilnya, guru-guru khususnya guru BK SMP PAB 8 Sampali bapak Joni Iskandar,
S.Pd serta Staf Pegawai Tata Usaha SMP SMP PAB 8 Sampali yang telah membantu
penulis selama penelitian.
9. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua saya tercinta, Ayahanda Samruddin
Hasibuan dan Ibunda Lasna Lubis, yang telah merawat, mendidik, menyayangi,
memperhatikan dan memberikan dukungan penuh baik secara material dan non
material serta memberikan dukungan, doa, kasih sayang, semangat, motivasi yang
tiada henti dan selalu ada di samping saya dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk
abanganda Ahmad Parwis Hasibuan, S.Pd, Ahmad Damhuri Hasibuan, dan Ahmad
menyelesaikan skripsi ini Nikmah Sari Hasibuan, S.Pd dan Misbah Lubis, S.Pd dan
adindaku Siti Rafi’ah Hasibuan dan Rizky Amaliyah Hasibuan yang selalu
mendengarkan keluh kesah penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh Mahasiswa BK terutama BK Ekstensi stambuk 2012 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang selalu bersama berbagi suka duka selama masa
perkuliahan, yang sama-sama berjuang di akhir masa studi ini, dan turut memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang
kalian berikan selama ini.
11. Buat teman-teman tersayang saya Dinda, Sisca, Simi, Erlina, Icha, Desi, Dilla, Midah
yang telah menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan juga
teman-teman satu Bimbingan Skripsi yaitu kak Shendy, kak Wiwik, Manja, Putri, Sarda.
Teman seperjuangan PPLT SMP N 1 Kuala yuli (mamak), fika (bungsu), lenny
(sulung).
12. Buat Bapak Dr. H Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI ke-6) yang telah
membuat program bidik misi sehingga saya bisa melanjutkan studi saya sampai ke
Perguruan Tinggi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini.
Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2016 Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
2.1.1.2 Aspek-Aspek Berpikir Kreatif ... 13
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif ... 16
2.1.1.4 Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif ... 19
2.1.2 Konseling Eklektik ... 24
2.1.2.1 Konseling Eklektik ... 24
2.1.3 Media Superhero dalam Konseling ... 32
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 38
2.1.5 Kerangka Konseptual ... 39
2.1.6 Hipotesis ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Jenis Penelitian ... 42
3.2 Populasi dan Sampel... 42
3.3 Desain Penelitian ... 42
3.3.1 Desain Penelitian Siklus I... 43
3.3.2 Desain Penelitian Siklus II ... 46
3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 48
3.5 Teknik Pengumpilan Data ... 50
3.6 Teknik Analisis Data ... 52
3.6 Uji Coba Instrumen ... 52
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Hasil Penelitian ... 54
4.1.1 Keadaan Fisik Sekolah ... 54
4.1.2 Hasil Evaluasi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif ... 55
4.1.3 Deskripsi Siklus I ... 58
4.1.4 Deskrpsi Siklus II ... 75
4.2 Pembahasan Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
5.1 Kesimpulan ... 89
5.2 Saran ... 89
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 44
Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 46
Tabel 3.3 Pemberian Skor Instrumen Tes Berpikir Kreatif ... 50
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif di Kelas VIII SMP PAB 8 SAMPALI ... 51
Tabel 3.5 Jadwal Rencana Penelitian ... 53
Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa (AD) 01 ... 56
Tabel 4.2 Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa (PI) 02 ... 56
Tabel 4.3 Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa (MSW) 03 ... 57
Tabel 4.4 Hasil Analisis Tes Berpikir Kreatif Siswa yang Akan diberikan Layanan ... 57
Tabel 4.5 Jadwal Pelaksanaan Konseling Eklektik dengan Media Superhero Siklus I ... 59
Tabel 4.6 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pertemuan Ke 1 Siklus I ... 60
Tabel 4.7 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pertemuan Ke 2 Siklus I ... 62
Tabel 4.8 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pertemuan Ke 3 Siklus I ... 64
Tabel 4.10 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pertemuan Ke 5 Siklus I ... 68
Tabel 4.11 Hasil Observasi Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 71
Tabel 4.12 Analisis Berpikir Kreatif Siswa pada Siklus I... 72
Tabel 4.13 Hasil Penelitian Berpikir Kreatif pada Siklus I ... 74
Tabel 4.14 Tabel Jadwal Pelaksanaan Konseling Media Superhero Siklus II ... 75
Tabel 4.15 Tabel Jadwal Pertemuan 1 Siklus II ... 76
Tabel 4.16 Tabel Jadwal Pertemuan 2 Siklus II ... 78
Tabel 4.17 Hasil Observasi Sesudah dan Sebelum Tindakan ... 81
Tabel 4.18 Analisis Berpikir Kreatif Siswa pada Siklus II ... 82
Tabel 4.19 Hasil Tes Berpikir Kreatif Siswa ... 84
Tabel 4.20 Hasil Peningkatan Berpikir Kreatif Siklus II ... 84
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Alur Kegiatan Konseling dalam Pendekatan Eklektik ... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPLBK ... 93
Lampiran 2 Lembar Observer ... 133
Lampiran 3 Daftar Hadir ... 186
Lampiran 4 Verbatim ... 188
Lampiran 5 Photo ... 200
Lampiran 6 Laiseg... 201
Lampiran 7 Laijapen ... 222
Lampiran 8 Laijapan ... 232
Lampiran 9 Surat Balasan Sekolah ... 239
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat dimana siswa untuk mengasah dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki di dalam dirinya. Salah satunya
adalah berpikir. Costa (dalam Supardi, 2012) mengemukakan berpikir pada
umumnya dianggap suatu proses kognitif, suatu tindakan mental untuk
memperoleh pengetahuan. Proses berpikir berhubungan dengan tingkah laku
yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif seseorang yang melakukannya.
Purwanto (dalam Supardi, 2012) “berpikir adalah suatu keaktifan pribadi
manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan”.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa berpikir
merupakan suatu proses dari hasil kognitif individu dan dapat dilihat melalui
tingkah lakunya.
Kreatif berasal dari bahasa Inggris create yang artinya mencipta, sedang
creative mengandung pengertian memiliki daya cipta, mampu merealisasikan
ide-ide dan perasaannya sehingga tercipta sebuah komposisi dengan warna
dan nuansa yang baru. Komarudin (dalam Supardi, 2012) mengatakan bahwa
“kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu
produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin
saja gabungannya atau kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada
2
Berdasarkan beberapa definisi yang berbeda dapat disimpulkan bahwa
kreatif merupakan suatu hasil yang baru baik itu berbentuk hak cipta atau pun
ide atau gagasan baru yang dapat lebih dikembangkan atau dimodifikasi
supaya lebih baik dan juga dapat bermanfaat terhadap orang lain.
Fauzi (dalam Supardi, 2012) mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian berpikir kreatif “ berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menentukan
hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru
dari satu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan
sebagainya”. Wilson (dalam Putra. T.T, dkk : 2012) memberikan ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut : (1) kelancaran (Fluency) yaitu
kemampuan untuk membangkitkan sebuah ide sehingga terjadi peningkatan
solusi atau hasil karya, (2) Fleksibilitas (Flexibility) yaitu kemampuan untuk
memproduksi atau menghasilkan suatu produk, persepsi, atau ide yang
bervariasi terhadap masalah, (3) Elaborasi (Elaboration) yaitu kemampuan
untuk mengembangkan atau menumbuhkan suatu ide atau hasil karya, (4)
Orisinalitas (Originality) yaitu kemampuan menciptakan ide-ide, hasil karya
yang berbeda atau betul-betul baru, (5) Kompleksitas (Complexity) yaitu
kemampuan memasukkan suatu konsep, ide atau hasil karya yang sulit, ruwet,
berlapis-lapis atau berlipat ganda ditinjau dari berbagai segi, (6) Keberanian
mengambil resiko (Risk-taking) yaitu kemampuan bertekad dalam mencoba
sesuatu yang penuh resiko, (7) Imajinasi (Imagination) yaitu kemampuan
untuk berimajinasi, menghayal, menciptakan barang-barang baru melaui
3
tahu (Curiosity) yaitu kemampuan mencari, meneliti, mendalami, dan
keinginan mengetahui tentang sesuatu lebih jauh.
Berdasarkan paparan para ahli dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif
merupakan suatu pemikiran untuk menciptakan, mengembangkan hal baru
atau hal yang telah ada sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa dengan
menggunakan strategi yang bervariasi dan ide-ide yang sudah ada menjadi ide
baru yang lebih bermanfaat.
Proses berpikir seseorang telah dimulai semenjak dia diusia anak-anak,
sebagaimana perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu di mulai pada masa
awal anak-anak dinamakan tahap pra-operasioanal (preoperational stage)
yang berlangsung dari usia dua hingga tujuh tahun. Pada tahap ini konsep
yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentris mulai kuat dan
kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis.
Dalam istilah pra-operasional menunjukkan pada aktivitas mental yang
memungkinkan anak untuk memikirkan peristiwa pengalaman yang
dialaminya.
Kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat berkembang dengan baik
apabila dalam proses pemberian layanan guru BK tidak melibatkan siswa
secara aktif dalam pembentukan konsep. Metode pembelajaran yang
digunakan di sekolah masih secara konvensional, yaitu pembelajaran yang
masih berpusat pada guru. Pemberian layanan tersebut dapat menghambat
perkembangan kreativitas dan aktifitas siswa seperti dalam hal
4
tercapai apabila perencanaan dan metode yang digunakan dapat
mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki siswa dan keberhasilan
tersebut akan tercapai apabila siswa dilibatkan dalam proses berpikirnya.
Secara garis besar, berpikir kreatif ini apabila tidak dikembangkan akan
berakibat terhadap siswa, siswa tidak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
guru BK yaitu bapak Joni Iskandar, S. Pd pada tanggal 14 Januari 2016 di
SMP PAB 8 SAMPALI MEDAN bahwa siswa di sekolah ini masih kurang
dalam pengembangan berpikir kreatif, siswa-siswi di sekolah ini belum semua
bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Sedangkan siswa-siswi
lain masih mengalami kesulitan dalam pengembangan berpikir kreatifnya itu
dapat ditemukan setelah pemberian tes berpikir kreatif terhadap siswa,
sehingga menemukan kesulitan dalam proses pemberian layanan. Informasi
lain yang diperoleh, bahwa guru BK tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan layanan di kelas karena tidak adanya jam bimbingan dan
konseling secara rutin sebagaimana jam mata pelajaran lainnya. Hal ini
merupakan kendala bagi guru BK untuk memberikan layanan secara optimal.
Upaya yang dilakukan guru BK yaitu dengan memberikan arahan (nasehat) ,
membentuk bimbingan kelompok. Upaya ini dilakukan hanya pada saat jam
pelajaran kosong sehingga cara yang dilakukan guru BK ini masih kurang
efektif. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif ini dapat kita
lihat dari tindakan atau sikap yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian yang dilakukan Putra. T.T, dkk (2012) menyatakan :
5
mendapatkan perlakuan normal lain belum maksimal. Kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas eksperimen masih dalam kategori sedang. Hal itu dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah soal
yang diberikan termasuk kategori soal yang tidak rutin bagi siswa, sehingga
mereka mengalami kesulitan dalam penyelesaiannya. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jawandi, Ahmad dan Tuti Hardjajani (2012)
menyimpulkan bahwa kreativitas siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan
bimbingan kelompok dengan menggunakan media permainan smart monopoli
yaitu memberikan dorongan motivasi kepada setiap individu untuk aktif
mengungkapkan berbagai gagasan yang unik.
Kreativitas anak bangsa telah banyak kita temukan di lapangan, kreativitas
ini didasari dari perkembangan berpikir kreatif sehingga menghasilkan suatu
karya yang baru atau pun penambahan dan pengurangan hasil karya.
Misalnya, salah satu institusi pendidikan tinggi yang turut serta
mengembangkan teknologi robot adalah Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya. Institusi yang telah berdiri sejak tahun 1988 ini telah melahirkan
berbagai prestasi di bidang robotika sejak tahun ke-3 pendiriannya, yaitu 1991
menerima penghargaan Best Idea pada NHK Robot Contest yang
diselenggarakan di Negeri Sakura, Jepang. Robot buatan Institut Teknologi
Bandung atau ITB pun tak kalah. Mereka juga mampu merebut juara pertama
dan kedua kontes robot internasional The 18th Trinity College Fire Fighting
Robot Contest 2011 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat pada kategori
6
Berdasarkan informasi dan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
tertarik dan merasa perlu untuk memberikan tindakan lebih lanjut guna
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian ini dapat
dibandingkan dengan keadaan sekolah yang akan diteliti, siswa belum
sepenuhnya dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, diperkirakan
karena cara yang dilakukan oleh pihak sekolah terutama guru BK atau
konselor masih kurang tepat. Maka cara yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menggunakan pendekatan
konseling individual.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan
pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
akan datang. Ketidakmampuan siswa dalam mengembangkan berpikir
kreatifnya akan diketahui setelah diberikan tes berpikir kreatif, dari hasil tes
tersebut peneliti dapat memberikan bantuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatifnya melalui konseling. Model konseling yang sesuai untuk
siswa yang hanya mendapatkan arahan dari guru BK atau konselor adalah
pendekatan konseling eklektik dengan media superhero. Menurut Latipun
(2011), pendekatan konseling eklektik adalah suatu pendekatan yang berusaha
menyelidiki berbagai sistem metode dan teori dengan tujuan untuk memahami
dan menerapkannya dalam situasi konseling. Pendekatan eklektik juga dikenal
7
pendekatan eklektik adalah penggabungan teori-teori konseling dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing teori
tersebut. Karena dalam praktiknya pendekatan eklektik menggunakan semua
teori konseling, maka pendekatan ini tidak pernah menggunakan
konsep-konsep teori secara tetap, tetapi akan memilih konsep-konsep teori apakah yang paling
sesuai dengan masalah konseli. Oleh karena itu, pendekatan eklektik bersifat
fleksibel dalam penggunaannya. Selain itu, pendekatan eklektik juga bersifat
ilmiah, sistematik, dan logis.
Selanjutnya Corey (dalam Namora, 2011 : 191) juga menganjurkan agar
konselor menggunakan pendekatan eklektik sebagai kerangka kerjanya dalam
menangani konseli. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa juga konselor hanya
terpaku pada satu teori yang dianggapnya paling penting, maka secara tidak
langsung ia telah mengesampingkan teori lain yang mungkin saja lebih efektif
dan bermanfaat bagi konseli. Selain itu, dimensi-dimensi lain yang bernilai
dari tingkah laku manusia akan terlewati jika konselor hanya membatasi diri
pada satu teori konseling saja.
Demikian juga konseli memahami kekuatan mereka untuk menghadapi
kekerasan atau terisolasi yang mereka tidak dapat atasi. Superhero dapat
menyelidiki dan mengubah situasi yang dihadapinya. Dengan demikian
konseli juga dapat situasi untuk mengembangkan daya juang dan penafsiran
dalam menghadapi persoalan. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap
pengalaman mentransfomasikan diri ini didasarkan pada perjuangan untuk
menghadapi persoalan. Meskipun konseli tidak memiliki kekuatan seperti
8
ditransformasikan untuk mengubah dan membantu konseli mengatasi ketidak
mampuan dan kekurangan yang dirasakan.
Siswa di sekolah belum sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatifnya padahal dengan berpikir kreatif siswa dapat
mengembangkan ide atau hasil karya yang baru sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki individu masing-masing. Atas dasar hal ini maka disusunlah
sebuah penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Melalui Konseling Eklektik dengan Menggunakan Media
Superhero pada Siswa Kelas VIII di SMP Pab 8 Sampali Medan”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
di atas, maka masalah yang diidentifikasi adalah :
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa sebagian tidak berkembang di
sekolah.
2. Cara guru BK atau konselor selama ini tidak efektif dalam
meningkatkan berpikir kreatif.
3. Cara yang efektif untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa
4. Konseling eklektik dengan media superhero dapat meningkatkan
berpikir kreatif siswa.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah-masalah di atas, perlu kiranya dilakukan
9
dan terarah. Masalah penelitian ini dibatasi pada Peningkatan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Konseling Eklektik dengan Menggunakan Media Superhero
pada Siswa Kelas VIII di SMP PAB 8 Sampali Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah penelitian, dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah:
“Apakah konseling eklektik dengan menggunakan media superhero dapat
meningkatkan berpikir kreatif siswa kelas VIII di SMP PAB 8 Sampali
Medan?”
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan mengetahui data serta
memahami konseling eklektik dengan media superhero dalam meningkatkan
berpikir kreatif siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu BK,
serta khususnya dalam penerapan teori konseling eklektik dan berpikir
kreatif.
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Murid
Sebagai bahan masukan bagi siswa-siswi SMP PAB 8 SAMPALI
10
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dan memiliki cara yang efektif dalam
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas siswa yang
lebih baik.
d. Bagi Peneliti
Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis,
sekaligus mengetahui sejauh mana kemampuan peneliti dalam
menerapkan ilmu yang telah dipelajari.
e. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Sebagai bahan referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya mahasiswa jurusan Psikilogi Pendidikan dan
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
Pada saat penelitian proses konseling eklektik dengan menggunakan media
superhero dapat dilakukan oleh peneliti. Proses penelitian ini menggunakan
PTBK dengan dua siklus. Siklus I berjalan baik dengan 5 kali pertemuan. Dan
pada siklus II proses konseling semakin baik dengan 2 kali pertemuan. Berpikir
kreatif siswa dapat dikatakan semakin meningkat karena setiap selesai siklus
peneliti memberikan tes berpikir kreatif. Dari hasil tes berpikir kreatif itu peneliti
dapat melihat perubahan setiap siswa pada penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan dari
kesimpulan, maka peneliti menyarankan :
1) Bagi Murid
Agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui konseling
ekektik dengan menggunakan media superhero.
90
Sebagai bahan atau cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
3) Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa terkhususnya untuk bapak kepala sekolah.
4) Bagi Peneliti
Untuk peneliti diharapkan agar lebih melatih kemampuan konselingnya
supaya proses konseling selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
5) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Agar mahasiswa mempunyai cara atau teknik konseling yang baru, menarik
DAFTAR PUSTAKA
Bender, L. 2007. Using Superheroes In Counseling And Play Therapy. Dalam Rubin. C. L.
New York : Springer Publishing Company, LLC.
Corey, G. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik. Dalam Namora, L. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Costa, T.D. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Erikson, E. 2007. Using Superheroes In Counseling And Play Therapy. Dalam Rubin. C. L. New York : Springer Publishing Company, LLC.
Fauzi, A. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Gerung, H. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Dalam Sunarto, H. Agung, H. Jakarta : Rineka Cipta.
Guilford, J.P. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Jawandi, Ahmad. Bimbingan Kelompok Dengan Media Permainan “Smart Monopoli”Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Tumenggungan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal IPI 139263
Kemmis. Taggart, M.C. 2013. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Ridwan. A. S dan Sudirman. Bandung : Cipta Pustaka Media Perintis.
Komarudin. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Latipun. 2011.Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik. Dalam Namora, L. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Lumongga, N. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Malaka, S. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Penhoken. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pemberian layanan Berbasis Masalah. Dalam Tomi. T. P. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal 22-26.
Piaget, J. 2007. Using Superheroes In Counseling And Play Therapy. Dalam Rubin. C. L. New York : Springer Publishing Company, LLC.
Purwanto, N. 2012. Berpikir Kreatif Dalam Proses Pemberian layanan Matematika. Dalam Supardi, U. Peran Jurnal Formatif 2 (3): 248-262.
Rogers, C. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Dalam Munandar, U. Jakarta : Rineka Cipta.
Rubin, C, Lawrence. 2007. Using Superheroes In Counseling And Play Therapy. New York : Springer Publishing Company, LLC
Robbi. (2012). Robot Karya Anak Bangsa.[Online] Tersedia pada http://robotkaryaanakbangsa.blogspot.co.id,,,diupload diunduh pada 28 januari 2016.
Sawyer dan Wingerd. H. 2007. Using Superheroes In Counseling And Play Therapy. Dalam Rubin. C. L. New York : Springer Publishing Company, LLC.
Sitompul, R. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematika Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pemberian layanan Generatif. Dalam Sugilar,
H. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung,Vol 2, No 2, September 2013.
Sizer, A. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematika Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pemberian layanan Generatif. Dalam Sugilar.
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung,Vol 2, No 2, September 2013.
Tolbert, E.L. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. dalam Prayitno dan Amti. Jakarta : Rineka Cipta.
Tomi, dkk. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pemberian layanan Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal. 22-26.
Treffinger, D. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Dalam Munandar, U. Jakarta : Rineka Cipta.