• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA TAHUN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA

TAHUN 2015 - 2019

DIREKTORAT PERBENIHAN HORTIKULTURA

(2)

KATA PENGANTAR

Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya hortikultura. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya.

Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis hortikultura.

Penyediaan benih hortikultura harus direncanakan minimal 2 tahun sebelumnya, sehingga kebutuhan benih untuk pengembangan kawasan dapat terpenuhi tepat pada waktunya. Para produsen / penangkar benih perlu dibina baik teknis maupun manajerial agar mampu menyediakan benih bermutu sesuai dengan prinsip 7 tepat (jenis, varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, harga).

Rencana Strategis Pengembangan Perbenihan Hortikultura Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2015 - 2019 dimaksudkan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan perbenihan hortikultura secara komprehensif di semua tingkatan. Diharapkan Rencana Strategis ini bermanfaat untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Jakarta, Januari 2017 Direktur,

Ir. Sri Wijayanti Yusuf, M.Agr Sc

(3)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ………. iii

Daftar Gambar ... Iv BAB I. PENDAHULUAN ………..………… 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Tujuan Penyusunan Renstra ……….. 1

C. Organisasi Pelaksana ………. 1

BAB II. CAPAIAN KINERJA 2010 – 2014 ………. 4

(4)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Kebutuhan Benih Tanaman Hortikultura 2010 – 2014 ………… 4 Tabel 2. Sasaran P Benih Tanaman Hortikultura 2010 – 2014 ………… 4

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Skema Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura ... 8

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih hortikultura merupakan sarana pokok dalam usaha agribisnis hortikultura yang berdaya saing. Mutu benih akan menentukan produktivitas, mutu produk serta keunikan produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, penggunaan benih bermutu merupakan suatu keharusan. Berkembangnya usaha agribisnis hortikultura sangat ditentukan oleh ketersediaan benih bermutu sesuai dengan keinginan pasar.

Mengingat pentingnya arti benih bagi usaha agribisnis hortikultura, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi benih bermutu dan pengawasan peredaran benih. Kebutuhan akan benih bermutu memperlihatkan angka yang terus meningkat seiring dengan program pengembangan kawasan, dan penerapan budidaya yang baik dan benar.

Pemberdayaan lembaga perbenihan juga salah satu usaha dalam peningkatan ketersediaan benih bermutu. Balai Benih Hortikultura (BBH) merupakan institusi penyedia benih bermutu dibawah koordinasi pemerintah daerah yang bertanggungjawab untuk menjamin tersedianya benih bermutu di wilayahnya. Di samping itu ketersediaan benih bermutu sangat ditentukan oleh dukungan penangkar dan produsen benih. Balai Pengawasan Benih dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) merupakan institusi yang mengawasi mutu benih.

Dari uraian di atas, maka perlu disusun rencana strategis pengembangan perbenihan hortikultura tahun 2015 – 2019 sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.

B. Tujuan Penyusunan Renstra

Tujuan penyusunan Renstra adalah untuk membuat dokumen sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan sistem perbenihan hortikultura tahun 2015 – 2019.

C. Organisasi Pelaksana

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 43/Permentan/O.T.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, bahwa Direktorat Perbenihan

(6)

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan hortikultura. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbenihan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

2. Pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari:

1. Subdirektorat Pengembangan Varietas;

2. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih;

3. Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih;

4. Subbagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan varietas benih hortikultura.

Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pengawasan mutu benih hortikultura..

Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

(7)

peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lain serta kelembagaan benih.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

BAB II

CAPAIAN KINERJA 2010 – 2014

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian kinerja pembangunan perbenihan hortikultura diukur dari tiga indikator keberhasilan yaitu (1) peningkatan produksi/ketersediaan benih bermutu; (2) penguatan kelembagaan; (3) peningkatan jumlah varietas unggul yang tersedia untuk pengembangan agribisnis hortikultura. Berdasarkan tiga indikator tersebut, maka kinerja pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2010 - 2014 digambarkan sebagai berikut :

A. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Hortikultura

Kebutuhan benih hortikultura secara nasional dihitung berdasarkan angka luas tanam, luas tambah tanam, peremajaan, dan penyulaman. Secara nasional kebutuhan benih tanaman hortikultura untuk komoditi-komoditi utama (buah, sayuran dan tanaman obat, dan tanaman florikultura) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Kebutuhan Benih Tanaman Hortikultura Tahun 2010 – 2014

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

I. Benih Buah (pohon)

1 Mangga 13.553.112 13.688.643 13.825.529 13.963.784 14.103.422 2 Durian 11.821.969 11.940.189 12.059.591 12.180.187 12.301.989 3 Jeruk 6.938.751 7.008.139 7.078.220 7.149.002 7.220.493 4 Manggis 988.925 998.814 1.008.803 1.018.891 1.029.080 5 Pisang 17.745.751 17.923.209 18.102.441 18.283.465 18.466.300 6 Rambutan 7.203.601 7.275.637 7348393 7.421.877 7.496.096 Total 58.252.109 58.834.631 59.422.977 60.017.206 60.617.380

II. Benih Sayuran (kg)

1 Kentang 109.776.150 98.805.300 108.881.850 110.536.854 109.776.150 2 Bawang merah 144.716.880 123.640.440 131.365.080 133.361.829 144.716.880 3 Bawang putih 1.599.840 1.608.640 2.316.160 2.351.366 1.599.840

4 Cabai 52.163 52.749 53.321 54.131 52.163

5 Kacang panjang 2.360.270 2.189.633 2.082.823 2.114.481 2.360.270

6 Tomat 20.181 18.910 18.719 19.003 20.181

7 Buncis 1.203.939 1.058.079 1.023.693 1.039.253 1.203.939 8 Kangkung 1.517.010 1.531.860 1.467.180 1.489.481 1.517.010

9 Kol/ Kubis 22.285 21.557 21.211 21.534 22.285

10 Mentimun 93.920 88.433 84.617 85.903 93.920

(9)

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

11 Wortel 111.990 137.066 120.990 122.829 111.990

12 Petsai/ Sawi 26.158 27.077 26.866 27.274 26.158

Total 261.500.785 229.179.743 247.462.510 251.223.940 255.042.544

III. Benih Tan. Hias (benih)

1 Anggrek 25.568.345 25.824.028 26.082.269 26.343.091 26.606.522 2 Gladiol 12.621.693 12.747.910 12.875.389 13.004.143 13.134.184 3 Krisan 482.764.349 487.591.992 492.467.912 497.392.592 502.366.517 4 Mawar 10.806.165 10.914.226 11.023.369 11.133.602 11.244.938 5 Melati 11.698.192 11.815.174 11.933.326 12.052.659 12.173.186 6 Sedap malam 26.338.756 26.602.144 26.868.165 27.136.847 27.408.215 Total 569.797.500 575.495.475 581.250.429 587.062.934 592.933.563

IV. Benih Tan. Biofarmaka (kg)

1 Jahe 11.949.583 12.080.026 12.383.569 12.755.076 13.137.728 2 Lengkuas 2.112.860 4.615.714 4.479.136 4.613.510 4.751.915 3 Kencur 4.216.480 3.514.655 4.934.803 5.082.847 5.235.333 4 Kunyit 9.399.697 6.523.721 7.049.380 7.754.318 7.986.947 5 Temulawak 3.220.679 2.877.482 3.998.696 4.118.657 4.242.217

6 Lempuyang 904.200 921.800 904.200 959.266 959.266

Total 31.803.499 30.533.399 33.749.783 35.283.673 36.313.405

Ketersediaan benih hortikultura berasal dari produksi dalam negeri dan impor. Produksi benih dalam negeri dilakukan oleh produsen benih skala mikro sampai besar, dan Balai Benih Hortikultura (BBH) dengan pengawasan mutu produksi benih dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH), bagi produsen yang belum memiliki Sistem Sertifikasi Mutu dan Sertifikasi Mandiri, untuk produsen yang telah memiliki Sistem Sertifikasi Mutu dapat melakukan sertifikasi mandiri.

Dari angka kebutuhan benih hortikultura untuk komoditas-komoditas utama tersebut sebagian besar dipenuhi oleh masyarakat sendiri dengan cara membeli benih yang tersedia di lapangan, sedangkan dukungan dari anggaran pemerintah terbatas. Sasaran peningkatan produksi melalui dana APBN adalah 4% untuk benih tanaman buah, 4%

untuk benih tanaman sayuran, 3% untuk benih tanaman florikultura, dan 2% untuk benih tanaman obat.

(10)

Dengan sasaran peningkatan produksi benih tersebut, maka sasaran produksi benih hortikultura TA. 2010 – 2014 untuk komoditas prioritas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Sasaran Produksi Benih Hortikultura Tahun 2010 – 2014

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

I. Benih Buah (pohon)

1 Mangga 8.917.94 9.020.816 9.138.675 9.244.025 9.350.569 2 Durian 7.778.859 7.868.585 7.971.390 8.063.284 8.156.218 3 Jeruk 4.565.698 4.618.364 4.678.704 4.732.640 4.787.187

4 Manggis 650.713 658.219 666.819 674.506 682.280

5 Pisang 7.240.266 7.330.592 7.440.103 7.532.788 7.626.582 6 Rambutan 4.739.969 4.794.645 4.857.288 4.913.283 4.969.912 Total 24.975.505 25.270.405 25.614.304 25.916.501 26.222.179

II. Benih Sayuran (kg)

1 Kentang (kg) 18.377.500 21.187.500 33.637.500 37.040.000 18.377.500 2 Bawang merah 34.353.750 42.437.500 40.766.250 47.333.750 34.353.750 3 Bawang putih 195.000 201.080 289.520 293.921 195.000

4 Cabai 80.315 83.756 115.572 120.940 80.315

5 Kacang panjang 2.325.736 2.441.738 2.755.431 2.838.074 2.325.736

6 Tomat 26.045 24.743 60.725 56.874 26.045

7 Buncis 573.221 548.138 781.688 805.139 573.221

8 Kangkung 6.972.025 6.382.000 2.207.194 2.267.113 6.972.025

9 Kol/ Kubis 22.793 34.938 34.868 38.994 22.793

10 Mentimun 156.984 164.836 162.959 168.053 156.984

11 Wortel 28.584 22.356 18.188 18.769 28.584

12 Petsai/ Sawi 57.168 55.954 180.284 6.405.971 57.168 Total 63.169.121 73.584.539 81.010.179 97.387.598 63.169.121

III. Benih Tan. Hias (benih)

1 Anggrek 7.529.600 7.680.192 7.833.796 7.990.472 8.150.281 2 Gladiol 1.502.369 1.532.416 1.563.065 1.594.326 1.626.213 3 Krisan 108.400.810 110.619.068 112.831.449 115.088.078 117.389.840 4 Mawar 1.080.000 1.101.600 1.123.632 1.146.105 1.169.027 5 Melati 1.286.801 1.312.537 1.338.788 1.365.564 1.392.875 6 Sedap malam 3.292.340 3.358.187 3.425.351 3.493.858 3.563.735 Total 123.091.920 125.604.000 128.116.081 130.678.403 133.291.971

IV. Benih Tan.Biofarmaka (kg)

(11)

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

2 Lengkuas 61.766 63.310 64.894 66.516 67.846

3 Kencur 68.476 70.189 71.943 73.741 75.216

4 Kunyit 88.015 90.215 92.471 94.783 96.679

5 Temulawak 33.733 34.576 35.440 36.326 37.053

6 Lempuyang 13.656 13.998 14.348 14.706 15.000

Total 719.797 737.793 756.239 775.143 790.646

Dari target sasaran produksi yang ditetapkan tersebut ternyata tidak semuanya dapat terealisasi karena beberapa faktor antara lain: ketersediaan benih sumber / mata tempel, kekurang terampilan tenaga lapangan yang mengokulasi/grafting, faktor iklim, lingkungan dan lain-lain. Berdasarkan data dan laporan daerah, realisasi produksi benih TA. 2010 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Realisasi Produksi Benih Hortikultura Tahun 2010 – 2014

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

I. Benih Buah (pohon)

1 Mangga 8.720.082 5.101.693 4.228.806 3.798.681 3.950.628 2 Durian 7.913.423 6.656.099 6.493.264 4.525.376 4.706.391 3 Jeruk 11.485.975 7.544.911 3.412.548 4.164.191 4.330.759 4 Manggis 2.487.282 2.243.630 2.383.801 750.331 780.344 5 Pisang 573.824 585.739 464.321 5.843.349 6.077.083 6 Rambutan 1.609.480 2.619.455 1.662.413 1.947.396 2.025.292 Total 32.790.066 24.751.527 18.645.153 21.029.324 21.870.497

II. Benih Sayuran (kg)

1 Kentang 14.702.000 16.950.000 26.910.000 29.632.000 29.508.000 2 Bawang merah 27.483.000 33.950.000 32.613.000 37.867.000 37.436.000 3 Bawang putih 156.000 160.864 231.616 235.137 244.542

4 Cabai 64.252 67.005 92.458 96.752 80.509

5 Kacang panjang 1.860.589 1.953.390 2.204.345 2.270.459 2.385.206

6 Tomat 20.836 19.795 48.580 45.499 51.920

7 Buncis 458.577 438.510 625.350 644.111 676.379

8 Kangkung 5.577.620 5.105.600 1.765.755 1.813.690 1.909.294

9 Kol/ Kubis 18.234 27.950 27.894 31.195 63.782

10 Mentimun 125.587 131.869 130.367 134.442 151.152

11 Wortel 22.867 17.885 14.550 15.015 22.941

12 Petsai/ Sawi 45.734 44.763 144.227 5.124.777 215.478

(12)

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

III. Benih Tan. Hias (benih)

1 Anggrek 6.575.134 8.311.393 8.660.825 8.765.692 9.028.663 2 Gladiol 1.344.680 1.379.160 1.406.740 1.434.878 1.477.924 3 Krisan 105.961.686 108.381.890 112.759.150 117.696.429 121.227.322 4 Mawar 1.053.000 1.159.511 1.030.170 1.031.494 1.062.439 5 Melati 1.254.631 1.286.200 1.311.925 1.344.722 1.385.064 6 Sedap malam 3.210.032 3.291.020 3.356.840 3.423.977 3.526.696 Total 119.399.163 123.809.174 128.525.650 133.697.192 137.708.108

IV. Benih Tan. Biofarmaka (kg)

1 Jahe 363.321 372.404 381.714 391.257 401.038

2 Lengkuas 49.413 50.648 51.915 53.213 54.543

3 Kencur 54.781 56.151 57.554 58.993 60.468

4 Kunyit 70.412 72.172 73.977 75.826 77.722

5 Lempuyang 10.925 11.198 11.478 11.765 12.059

6 Temulawak 26.986 27.661 28.352 29.061 29.788

Total 575.838 590.234 604.990 620.115 635.618

Benih Tanaman Buah

Dari data di atas terlihat bahwa kebutuhan benih tanaman buah dalam 5 tahun terakhir selalu meningkat sesuai dengan pengembangan / penumbuhan sentra / kawasan buah-buahan di lapangan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan perluasan areal/kawasan sentra tanaman buah sebagai program pemerintah. Realisasi produksi benih tanaman buah setiap tahunnya selama 5 tahun terakhir berfluktuasi (Tabel 3).

Dari tahun 2010 sampai tahun 2012 terjadi penurunan selanjutnya setelah tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan. Dibandingkan sasaran produksi yang telah ditetapkan dari tahun 2010 s/d 2014, realisasi produksi hanya bisa dicapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 31% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan masih lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam memproduksi benih bermutu, kapasitas penangkar benih tanaman buah masih belum optimal, dan penerapan aturan perbenihan hortikultura belum optimal.

Permasalahan umum dalam produksi benih tanaman buah antara lain: (1) Memproduksi benih tanaman buah diperlukan waktu relatif lama antara 1 s/d 2 tahun tergantung dari komoditas, sedangkan permintaan benih seringkali mendadak; (2) Produsen benih yang memproduksi benih buah tahunan umumnya masih produsen

(13)

skala kecil masih terbatas kemampuannya baik dari segi modal, SDM dan teknologinya. (4) tidak ada jaminan pasar. (5) Sistem informasi perbenihan belum berjalan dengan baik terutama tentang keberadaan sumber benih/mata tempel dari varietas-varietas unggul yang dikehendaki masyarakat sehingga ketersediaan sumber benih/mata tempel melimpah di suatu tempat tetapi kekurangan di tempat lain.

Benih Tanaman Sayuran

Produksi benih tanaman sayuran dan tanaman obat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor. Produksi dalam negeri dilaksanakan oleh produsen benih mikro sampai besar dan Balai Benih Hortikultura (BBH). Pada benih hibrida sayuran lebih banyak diproduksi oleh produsen benih menengah/besar. Sedangkan benih Open Pollinated (OP)/non hibrida diproduksi oleh produsen benih kecil.

Penyediaan benih bawang merah bermutu hampir seluruhnya dilakukan oleh produsen benih mikro dan kecil yang secara khusus sudah menerapkan teknologi budidaya dengan baik, namun masih banyak petani yang menggunakan benih berasal dari hasil seleksi pertanamannya sendiri hasil panen musim tanam sebelumnya.

Produksi benih kentang dalam negeri sebagian besar diperoleh dari Balai Benih Hortikultura dan produsen benih kentang dalam negeri. Benih kentang untuk sayur sebagian besar diproduksi oleh Balai Benih Hortikultura dan produsen benih kecil, selebihnya petani masih menggunakan benih hasil dari seleksi pertanamannya sendiri. Sedangkan benih kentang olahan atau untuk industri sebagian besar masih diimpor, karena masih belum efisien untuk diproduksi dalam negeri dan sebagian diproduksi di dalam negeri.

Realisasi produksi benih sayur dari tahun 2010 - 2014 selalu menunjukkan peningkatan kecuali tahun 2014 yang mengalami penurunan dari 2013.

Peningakatan produksi tahun 2013 yang cukup signifikan dikareanakan adanya permintaan ekspor yang cukup besar pada tahun tersebut untuk benih biji sebesar 8.645 ton. Peningkatan yang cukup signifikan antara tahun 2010 – 2012 dikarenakan penumbuhan penangkar benih tanaman sayuran meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas, peranan pemerintah dalam memfasilitasi penggunaan benih tanaman sayuran bermutu semakin besar dan tepat sasaran, komitmen pemerintah daerah terhadap produksi benih tanaman sayuran semakin meningkat.

(14)

Benih Tanaman Florikultura

Produksi benih tanaman florikultura belum seluruhnya dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sebagian masih impor. Produksi benih dalam negeri dilakukan oleh produsen kecil sampai menengah dan Balai Benih Hortikultura (BBH).

Produksi benih tanaman florikultura selama tahun 2010 - 2014 cenderung meningkat setiap tahunnya rata – rata sebesar 3 %. Benih anggrek yang diproduksi pada umumnya berasal dari perbanyakan dengan biji, belum diperbanyak secara meriklon, sehingga benih yang dihasilkan jumlahnya terbatas, varietasnya beragam dan mutunya masih rendah. Sedangkan untuk krisan, mawar, melati benih diperbanyak dengan stek, gladiol dan sedap malam diperbanyak melalui umbi.

Pada periode 2010 - 2014 produksi benih tanaman florikultura rata-rata baru dapat memenuhi sekitar 22,1 % dari kebutuhan. Masih rendahnya tingkat produksi ini disebabkan karena kecepatan produsen benih untuk mengikuti trend perubahan selera masyarakat masih lambat, serta penerapan teknologi maju dalam perbanyakan benih florikultura masih rendah. Capaian produksi dibandingkan dengan sasaran produksi sudah tercapai 100 %. Kebutuhan benih tanaman florikultura sebagaian besar dipenuhi oleh produsen benih yang mandiri. Pelaku usaha perbenihan tanaman florikultura meningkat dari tahun ke tahun.

Benih Tanaman Obat

Produksi benih tanaman obat pada umumnya diperoleh dari produksi benih dalam negeri. Usaha produksi benih tanaman obat belum banyak dilakukan secara komersial, karena pasarnya belum menentu. Umumnya petani masih menggunakan benih berasal dari seleksi pertanaman sendiri.

Pertumbuhan produksi benih tanaman obat sejak tahun 2010 – 2014 rata-rata sebesar 2,5 %. Sedangkan rata-rata ketersediaan benih tanaman obat dibandingkan kebutuhannya sajak tahun 2010 - 2014 baru mencapai 2,25 %. Kebutuhan benih tanaman obat sebagaian besar dipenuhi oleh produsen benih yang mandiri. Pelaku usaha perbenihan tanaman obat meningkat dari tahun ke tahun.

(15)

B. Pengembangan Kelembagaan Perbenihan 1. Balai Benih Hortikultura (BBH)

Balai benih yang memproduksi benih buah, sayuran, florikultura dan tanaman obat dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Komoditas yang diproduksi Balai Benih Hortikultura di Indonesia

No Nama BBH Propinsi Tan.

Buah

Tan.

sayur

Tan.

Flori Tan. Obat

1 BBH Saree Aceh √

2 BBH Gedung Johor Sumatera Utara √ √

BBH Kuta Gadung Sumatera Utara √ √ √

BBH Arse Sumatera Utara √

3 BBH Lubuk Minturun Sumatera Barat √

BBH Alahan Panjang Sumatera Barat √ √

4 BBH Padang Marpoyan

Riau √ √

5 BBH Sei Tiga Jambi √

BBH Kentang Kerinci Jambi √

6 BBH Talang Aling Bengkulu √

7 BBH Pekalongan Lampung √ √

8 BBH Jarai Sumatera Selatan √ √

BBH Martapura Sumatera Selatan √

BBH Kenten Sumatera Selatan √

9 UPTD BB Pertanian Bangka Belitung √

10 UPTD BBTPH Banten

11 BBH Ragunan DKI Jakarta √ √

BBH Lebak Bulus DKI Jakarta √

12 BPHAT Pasir Banteng Jawa Barat √ √ √

BPBK Pengalengan Jawa Barat √

13 BBH Salaman Jawa Tengah √ √

BBH Pendem Jawa Tengah √

BPBK Kledung Jawa Tengah √

14 BBH Ngipiksari DI Yogyakarta √ √

BBH Wonocatur DI Yogyakarta √

15 BBH Pohjentrek Jawa Timur √

BBH Pasuruan Jawa Timur √

BBH Sidomulya Jawa Timur √

16 BBH Luwu Bali √

17 BBH Anjongan Kalimantan Barat √ √

18 BBH Kruing Kalimantan Tengah √ 19 UPBH Guntung

Payung

Kalimantan Selatan √ √

20 BBH Loajanan Kalimantan Timur √ √

(16)

No Nama BBH Propinsi Tan.

Buah

Tan.

sayur

Tan.

Flori Tan. Obat

BBH Kairagi Sulawesi Utara √

22 BBH Sidera Sulawesi Tengah √

23 KBIH Lombongo Gorontalo √

24 BBH Bonto Bonto Sulawesi Selatan √ √

25 BBH Amoito Sulawesi Tenggara √

26 BBH Narmada NTB √ √

BBH Sedau NTB √

27 BBH Nonbes NTT √

28 BBH Telaga Kodok Maluku √

29 BBIH Papua Papua √

30 BBIH Papua Barat Papua Barat √

BBH sebelum otonomi daerah merupakan instalasi kebun dinas dan setelah otonomi daerah ditingkatkan menjadi UPTD Pemerintah Propinsi. Saat ini BBH berjumlah 32 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. BBH berperan dalam penyediaan benih sumber (Benih Dasar dan Benih pokok) serta membantu percepatan dalam penyediaan Benih Sebar. Propinsi yang baru (Propinsi Papua Barat) sudah memiliki BBH, namun tugas dan fungsinya belum optimal. BBH yang banyak memproduksi benih tanaman buah antara lain BBH Pendem dan Salaman (Propinsi Jawa Tengah), BBH Pohjentrek (Propinsi Jawa Timur), BBH Pasir Banteng, Kasugengan (Propinsi Jawa Barat), BBH Anjungan (Propinsi Kalimantan Barat), BBH Sei Tiga (Propinsi Jambi), BBH Luwu (Propinsi Bali), BBH Bonto Bonto (Propinsi Sulawesi Selatan), BBH Pekalongan (Propinsi Lampung), BBH Narmada dan Sedau (Propinsi Nusa Tenggara Barat), serta BBH Amoito (Propinsi Sulawesi Tenggara).

Sedangkan BBH yang banyak memproduksi benih tanaman sayuran khususnya kentang diantaranya adalah BBH Karo (Propinsi Sumatera Utara), BBH Alahan Panjang (Propinsi Sumatera Barat), BBH Kayu Aro (Propinsi Jambi), Balai Pengembangan Benih Kentang Pengalengan (Propinsi Jawa Barat), BPBK Kledung (Propinsi Jawa Tengah), BBH Pasuruan (Propinsi Jawa Timur), BBH Bonto-Bonto (Propinsi Sulawesi Selatan), dan BBH Modoinding (Propinsi Sulawesi Utara).

Untuk BBH yang banyak memproduksi benih Tanaman florikultura diantaranya adalah BBH Gedung Johor (propinsi Sumatera Utara), Kebun Benih Margahayu (propinsi Jawa Barat), BBH Kairagi (propinsi Sulawesi Utara), BBH Alahan Panjang (propinsi Sumatera Barat), BBH Lebakbulus (propinsi DKI Jakarta), Kebun Benih Claket, serta Kebun Benih Sidomulyo (propinsi Jawa Timur), Balai Benih Tanaman Hias Margahayu (Lembang, Jawa Barat).

(17)

Untuk BBH yang memiliki laboratorium kultur jaringan memproduksi benih tanaman florikultura, buah dan sayuran diantaranya adalah BBH Gunung Johor (Propinsi Sumatera Utara), BBH Lubuk Minturun (Propinsi Sumatera Barat), BBH Padang Marpoyan (Propinsi Riau), BBH Sei Tiga (Propinsi Jambi), BBH Kenten (Propinsi Sumatera Selatan), BBH Lebakbulus (propinsi DKI Jakarta), BBH Salaman (Propinsi Jawa Tengah), BBH Wonocatur (DI Yogyakarta), BPHAT Pasir Banteng (Propinsi Jawa Barat), BBH Sido Mulyo (Propinsi Jawa Timur), BBH Anjongan (Propinsi Kalimantan Barat), BBH Loajoanan (Propinsi Kalimantan Timur), BBH Bonto-Bonto (Propinsi Sulawesi Selatan) dan BBH Kairagi (Propinsi Sulawesi Utara).

2. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH)

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) adalah sebagai Lembaga Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura, dimana mulai dari melakukan proses produksi menjadi benih siap salur, pengawasan peredaran benih terhadap varietas dan mutu dan melakukan observasi dan uji keunggulan dalam rangka pendaftaran varietas. Selain itu juga melakukan pengawasan peredaran benih, observasi dan uji keunggulan dalam rangka pendaftaran varietas. BPSBTPH berkedudukan ditiap propinsi, sampai dengan tahun 2013 sudah berdiri 33 BPSBTPH. Propinsi yang belum memiliki BPSBTPH adalah Kalimantan Utara.

Untuk mendukung kegiatan pengawasan mutu benih BPSBTPH dilengkapi dengan laboratorium. Sampai saat ini laboratorium pada BPSBTPH yang sudah terakreditasi ada 13 laboratorium yaitu Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi selatan, dan Balai Besar Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sedangkan yang sedang dalam proses akreditasi adalah BPSBTPH propinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tenggara. Balai Besar Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) sudah menjadi anggota ISTA dan sudah diakreditasi.

3. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) Perbenihan

LSSM dibentuk dengan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No.

1100.1/Kpts/Kp.150/10/1999, diadakan penyesuaian dengan Kepmentan No.

(18)

361/Kpts/Kp.150/5/2002. LSSM berperan memberikan sertifikat sertifikasi sistem mutu kepada perusahaan benih swasta yang memenuhi syarat untuk melakukan sertifikasi sistem mutu secara mandiri.

Sampai tahun 2014 perusahaan perbenihan hortikultura yang telah memperoleh sertifikat sertifikasi sistem mutu dari LSSM BTPH berjumlah 18 perusahaan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5. Produsen Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Sudah Mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu

No. Nama Produsen No. Sertifikat Ruang Lingkup

1. PT. Dupont 01-LSSM BTPH Tanaman Pangan

2. PT. BISI Internasional Tbk. 03-LSSM BTPH Tanaman Pangan dan Hortikultura 3. PT. East West Seed Indonesia 04-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura

4. PT. SHS Sukamandi 05-LSSM BTPH Tanaman Pangan

5. PT. Jagung Hibrida Sulawesi 05-LSSM BTPH Tanaman Pangan

6. PT. Branita Sandini 08-LSSM BTPH Tanaman Pangan

7. PT. Agri Makmur Pertiwi 09-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura 8. PT. Benih Citra Asia 10-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura 9. UPBS Balai Benih Padi

Sukamandi 11-LSSM BTPH Tanaman Pangan

10. PT. Tunas Agro Persada 12-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura 11. CV. Aditya Sentana Agro 13-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura

12. PT. SHS Pasuruan 14-LSSM BTPH Tanaman Pangan

13. PT. Aura Seed Indonesia 15- LSSM BTPH Tanaman Hortikultura

14. PT. AHSTI 15- LSSM BTPH Tanaman Pangan dan

Hortikultura 15. PT. SHS Cabang Pujon Malang 17-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura 16. PT. Syngenta Seed Indonesia 18-LSSM BTPH Tanaman Pangan dan

Hortikultura

(19)

No. Nama Produsen No. Sertifikat Ruang Lingkup 17. UPBS Balitsa Lembang 19-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura

18. UPBS Balithi 20-LSSM BTPH Tanaman Hortikultura

Dengan sertifikat ini produsen-produsen benih tersebut dapat melakukan proses sertifikasi benih secara mandiri.

4. Penyedia Benih Hortikultura

Industri Benih Hortikultura mulai tumbuh dan berkembang, baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Pengusaha menengah keatas mendominasi produksi sayuran bentuk biji dan buah semusim.

Produsen Benih mikro dan kecil merupakan pelaku usaha perbenihan yang mendominasi produksi benih buah-buahan tahunan, benih tanaman sayuran umbi, benih tanaman obat dan sebagian florikultura. Untuk benih florikultura yang diekspor diproduksi oleh produsen benih menengah sampai besar antara lain PT. Selektani, PT. Tamora Stekindo dan PT. Florion. Dalam memproduksi benih, produsen benih menengah sampai besar bermitra dengan produsen mikro dan kecil. Produsen benih kecil juga merupakan mitra produsen benih menengah sampai besar dalam memproduksi benih sayuran dan tanaman obat.

5. Importir dan Eksportir

Importir benih dikategorikan sebagai Importir Produsen Benih; Importir Pedagang dan Importir Pengusaha Hortikultura. Importir produsen adalah pengusaha yang disamping melakukan impor juga sebagai produsen benih di Indonesia. Importir pedagang adalah importir yang melakukan impor dan memasarkan benih asal impor di Indonesia. Sedangkan importir pengusaha adalah importir yang melakukan impor benih untuk pengembangan usaha agribisnis.

Dalam mendorong berkembangnya industri benih di dalam negeri, telah diatur dalam UU No 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura bahwa importir pedagang harus dapat mengembangkan perbenihan di dalam negeri sehingga menjadi produsen benih.

Dalam upaya memberikan iklim yang kondusif bagi industri benih dalam negeri maka diatur tentang ketentuan benih yang diperbolehkan untuk diimpor, hal ini sesuai

(20)

bila ketersediaan benih di dalam negeri kurang mencukupi atau benih tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

Perkembangan ekspor-impor benih hortikultura tahun 2010-2014 menunjukkan angka yang fluktuatif baik volume maupun nilainya. Untuk benih sayuran, terdapat 7 komoditas ekspor, sayuran biji, yaitu cabe, kacang panjang, tomat, buncis, kangkung, kubis, mentimun, wortel, dan sawi putih. Data ekspor tersaji mulai tahun 2010 sampai dengan bulan Desember 2014 yang menunjukkan cenderung berflutuatif baik dari volume maupun nilai devisanya. Ekspor benih sayuran pada tahun 2010 sebesar 5.769 ton dengan nilai 13.492.798 US$, pada tahun 2011 naik menjadi 6.945 ton dengan nilai 23.118.326 US$, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang siginifikan dengan nilai ekspor sebesar 4.692 ton dengan nilai 46.108.680 US$, meskipun mengalami penurunan volume ekpor tetapi nilainya naik hal ini dikarenakan nilai tukar dolar mengalami kenaikan terhadap nilai tukar rupiah. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi sebesar 8.395 ton dengan nilai 76.649.260 US$, pada tahun berikutnya mengalami penurunan volume, yaitu pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan volume ekspor menjadi sebesar 7.027 ton dengan nilai 56.240.534 US$,.

Tabel 6. Volume Pengeluaran Dan Pemasukan Benih Sayuran Tahun 2010 - 2014

No Komoditas

2010 2011 2012 2013 2014

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

Umbi

1 Kentang - 3.750 50 2.382 - 4.735 - 2.977 - 400

2 Bawang Merah - 4.170 - 8.700 2.500 - 1.353 - 2.157

Jumlah Umbi (ton) - 7.920 50 11.082 - 7.235 - 4.330 - 2.557

Biji

1 Cabe/Hot Pepper 22.298 4.552 25.633 9.355 34.785 5.070 41.307 6.742 20.995 3.220

2 Kacang Panjang 5.800 224 39.247 - 6.415 20 19.320 4 10.113 1.004

3 Tomat 10.918 4.934 7.038 3.629 10.030 5.506 8.071 1.133 3.211 3.373

4 Buncis/French bean 91.851 1.400 11.600 2.000 3.000 7.300 -

5 Kangkung 5.538.000 3.000 6.784.000 5.500 4.585.500 5.620 8.236.784 751 6.931.967 4.751

6 Kubis/Cabagge - 22.164 - 27.950 7.541 15.374 106 31.180

7 Mentimun/Cucumbur 98.725 1.008 77.572 1.159 55.473 187 86.962 357 54.016 9.978

8 Wortel 2.328 17.800 - 12.800 2.400 2.500 100 7.200

9 Sawi Putih/Chinese C - 12.270 - 14.410 8.354 8.830 - 10.497

Jumlah Biji (kg) 5.769.920 67.352 6.945.090 76.803 4.692.203 34.698 8.395.444 35.691 7.027.808 71.203

(21)

Tabel 7. Nilai Pengeluaran Dan Pemasukan Benih Sayuran Tahun 2010 - 2014

No Komoditas 2010 (US $) 2011 (US $) 2012 (US $) 2013 (US $) 2014 (US $)

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

Umbi

1 Kentang - 4.500.000 60.000 2.858.400 - 7.102.500 - 4.465.500 - 600.000

2 Bawang Merah - 2.293.500 - 4.785.000 - 3.000.000 - 1.623.600 - 2.588.400

Jumlah Umbi (ton) - 6.793.500 60.000 7.643.400 - 10.102.500 - 6.089.100 - 3.188.400

Biji

1 Cabe/Hot Pepper 3.344.700 682.800 4.357.610 1.590.350 16.001.100 3.858.270 46.263.840 7.551.040 23.514.400 3.606.736

2 Kacang Panjang 29.000 1.120 313.976 - 32.075 400 96.600 20 50.563 5.020

3 Tomat 1.637.700 740.100 1.196.460 616.930 4.613.800 4.190.066 9.039.520 1.268.960 3.595.760 3.777.536

4 Buncis/French bean 551.108 8.400 92.800 16.000 - 24.000 584.000 -

5 Kangkung 9.011 921 10.176.000 1.510 6.878.250 42.150 12.355.176 1.127 10.397.951 7.127

6 Kubis/Cabagge - 1.684.464 - 2.236.000 - 2.458.366 3.136.296 - 10.164.680

7 Mentimun/Cucumbur 7.898.000 80.640 6.981.480 104.310 18.583.455 81.345 8.870.124 36.414 18.095.360 4.340.430

8 Wortel/Carrot 23.280 178.000 - 166.400 60.000 62.500 2.500 180.000

9 Sawi Putih/Chinese C - 920.250 - 1.138.390 1.361.702 1.439.290 - 1.711.060

Jumlah Biji (kg) 13.492.798 4.296.695 23.118.326 5.869.890 46.108.680 12.052.299 76.649.260 13.495.647 56.240.534 23.792.589

Selain ekspor, benih hortikultura juga sebagian diimpor. Impor benih hortikultura masih diizinkan guna memenuhi kekurangan benih didalam negeri karena beberapa jenis komoditas tidak diproduksi atau tidak efisien jika diproduksi di dalam negeri. Kebijakan perbenihan hortikultura diarahkan agar secara berangsur-angsur mengurangi impor dan mendorong ekspor.

Nilai impor benih sayuran juga bervariasi setiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebesar 67.352 ton dengan nilai sebesar 4.296.695 US$,, tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 76.803 ton dengan nilai sebesar 5.869.890 US$, namun demikian pada 2 tahun berikutnya mengalami penurunan, pada tahun 2013 volumenya sebesar 34.698 ton dengan nilai 12.052.299 sedangkan pada tahun 2014 sebesar 35.691 ton dengan nilai 13.495.647 US$.

Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi sebesar 71.203 ton dengan nilai 23.792.589 US$.

Ekspor benih buah terdiri dari 2 (dua) komoditas yaitu semangka dan melon mulai tahun 2010-2014. Eksport buah cenderung naik setiap tahunnya. Tahun 2010 volume ekspor sebesar 4.608 kg dengan nilai 691.200 US$, tahun 2011 naik menjadi sebesar 7.276 kg dengan nilai 1.091.400 US$, tahun 2012 juga mengalami kenaikan volume ekspor yaitu sebesar 13.357 kg dengan nilai 2.003.550 US$, tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 18.090 kg dengan nilai 2.713.500 US$, sedangakan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar 9.098 kg dengan nilai 1.364.700 US$.

(22)

Tabel 8. Volume Pemasukan dan Pengeluaran Benih Buah Tahun 2010 s/d 2014

No. Komoditas

2010 2011 2012 2013 2014

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

1 Melon (kg) 1.836 125 3.912 1.741 5.217 462 7.568 402 4.489 1.133

2 Semangka (kg) 2.772 6.645 3.364 14.838 8.140 1.391 10.522 530 4.609 587

Jumlah (kg) 4.608 6.770 7.276 16.579 13.357 1.853 18.090 932 9.098 1.720

Tabel 9. Nilai Pemasukan dan Pengeluaran Benih Buah Tahun 2010 s/d 2014

No. Komoditas

2010 2011 2012 2013 2014

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

1 Melon (USD) 275.400 18.750 586.800 261.150 782.550 69.240 1.135.200 60.300 673.350 169.950

2 Semangka (USD) 415.800 996.750 504.600 2.225.700 1.221.000 208.650 1.578.300 79.500 691.350 88.050

Jumlah (USD) 691.200 1.015.500 1.091.400 2.486.850 2.003.550 277.890 2.713.500 139.800 1.364.700 258.000

Nilai impor benih buah juga hanya untuk 2 (dua) komoditas yaitu semangka dan melon mulai tahun 2012-2014. Volume impor benih buah cenderung berfluktuatif setiap tahunnya. Impor benih pada tahun 2010 sebesar 6.770 kg dengan nilai 1.015.500 US$, tahun 2011 mengalami kenaikan cukup signifikan menjadi sebesar 16.579 kg dengan nilai 2.486.850 US$, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.853 kg dengan nilai 277.890 US$, tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 932 kg dengan nilai 139.800 US$, sedangkan tahun 2014 kembali mengalami kenaikan menjadi 1.720 kg dengan nilai 258.000 US$.

Ekpor benih florikultura terdiri dari 18 (delapan belas) jenis komoditas. Benih komoditas krisan yang lebih banyak diekspor dari tahun 2010 hingga bulan desember 2014. Ekspor benih florikultura periode tahun 2010-2014 menunjukkan peningkatan baik dari volume maupun nilai devisanya. Pada tahun 2010 ekspor sebesar 102.611 ribu batang dengan nilai 40.043.641 US$, tahun 2011 sebesar 141.247 ribu batang dengan nilai 110.284.400 US$, tahun 2012 sebesar 161.144 ribu batang dengan nilai 161.144.339 US$, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan volume ekspor yaitu hanya sebesar 145.706 ribu batang dengan nilai 72.259.349 US$, penurunan nilai ekspor ini dikarenakan tidak dilakukan ekspor terhadap 2 (dua) komoditas yaitu mawar dan poinsettia. Pada tahun 2014 kembali mengalami kenaikan volume ekspor yaitu sebesar 199.753 ribu batang dengan nilai 110.574.201. Tahun 2014 meskipun tidak dilakukan ekspor terhadap komoditas mawar dan poinsettia tetapi volume ekspor untuk komoditas saint paulina mengalami peningkatan volume ekspor yang tinggi.

(23)

Tabe 10. Volume Pengeluaran dan Pemasukan Benih Florikultura Tahun 2010-2014 (Berdasarkan Surat Izin Pemasukan/Pengeluaran Benih)

No. Komoditas

2010 2011 2012 2013 2014

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

1 Anggrek (benih) 1.464.425 2.159.740 259.350 3.213.957 349.900 1.871.365 512.100 3.746.070 547.840 2.508.470

2 Krisan (benih) 49.348.798 38.000 44.363.710 235.700 58.895.000 361.51

0 53.843.990 163.150 51.787.350 163.200

3 Mawar (benih) 2.000 99.105 168.071 18.900 0 0 0 18.555

4 Gerbera (benih) 917.060 1.991 856.200 16.510 1.099.350 10.575 541.700 13.430 139.500 0

5 Lili (benih) 3.475.950 1.158.780 10.350.000 2.994.950 12.550.000 2.525.290 7.020.000 2.457.730 16.200.800 2.815.220

6 Palem (benih) 1.151.463 505.926 5.193.209 6.260 500 500 253.924 2.400 613.106 2.020

(kg) 22.500 42.400 14.185 64.020 0 49.111 0

7 Aglaonema (benih) 13.872 43.570 13.032 35.201 28.220 16.250 49.075 13.700 564.930 9.420

8 Adenium (benih) 231.953 350 1.530.500 600 1.625.000 100 1.842.553 0 1.005.041 0

9 Euphorbia (benih) 1.431.650 4.625.000 4.500 3.610.000 66.000 7.151.500 0 7.501.700 24

10 Impatiens (benih) 4.500 3.000.200 6.800 2.500.200 800 4.000.000 2.120 1.255.000 1.200

(kg) 284 104 228 130 0 110 0

11 Pelargonium (benih) 7.000.000 113.200 7.000.000 6.100 5.900.000 20.470 6.500.000 23.540 1.250.000 2.000

(kg) 659 619 953 708 0 480 0

12 Saint paulia (benih) 16.500.500 23.352.000 15.416.000 22.613.612 0 81.062.252 0

13 Poinsettia (benih) 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Polycias (benih) 4.299.900 12.520.450 10.571.750 7.334.010 0 7.845.700 0

15 Dracaena (benih) 13.711.970 300 19.064.460 200 41.156.679 300 28.843.722 0 26.143.225 20

16 Anthurium (benih) 715.495 16.097 62.230 9.130 14.240 18.000 14.010 200 535.099 254

17 Amaryllis (benih) 602.614 4.466.000 150 3.396.000 200 2.067.000 0 1.380.500 0

18 Pachira (benih) 1.742.500 4.591.500 4.031.500 3.119.000 0 1.921.000 0

Total (benih) 102.611.150 4.141.559 141.247.841 6.698.129 161.144.339 4.910.260 145.706.196 6.422.340 199.753.043

5.520.383

(kg) 23.443 42.123 15.366 64.858 49.701

(24)

Tabel 11. Nilai Pengeluaran dan Pemasukan Benih Florikultura Tahun 2010-2014 (Berdasarkan Surat Izin Pemasukan/Pengeluaran Benih)

No. Komoditas

2010 (USD) 2011 (USD) 2012 (USD) 2013 (USD) 2014 (USD)

EX IM EX IM EX IM EX IM EX IM

1 Anggrek

1.610.868 215.974 285.285 321.396 384.890 187.137 563.310 374.607 602.624 250.847

2 Krisan

1.480.464 2.660 1.330.911 16.499 1.766.850 25.306 1.615.320 11.421 1.553.621 11.424 3 Mawar

3.000 132.801 - 225.215 - 25.326 - - - 24.864

4 Gerbera

210.924 1.991 1.712.400 16.510 2.198.700 10.575 1.083.400 13.430 279.000 -

5 Lili

2.780.760 927.024 8.280.000 2.395.960 10.040.000 2.020.232 5.616.000 1.966.184 12.960.640 2.252.176 6 Palem

913.232 12.648.150 3.115.925 156.500 300 12.500 152.354 60.000 1.212 50.500

7 Aglaonema

9.710 21.785 9.122 17.601 19.754 8.125 34.353 6.850 395.451 4.710

8 Adenium

57.988 175 382.625 300 406.250 - 460.638 - 251.260 -

9 Euphorbia

357.913 - 1.156.250 900 902.500 13.200 1.787.875 - 1.875.425 5

10 Impatiens

599.240 360 6.549.862 544 5.458.291 64 8.732.567 170 2.739.843 96

11 Pelargonium

2.191.100 9.056 2.075.100 488 1.749.013 1.638 1.926.879 1.883 370.554 160

12 Saint paulia

495.015 - 700.560 - 462.480 - 21 - 2.431.868 -

13 Poinsettia

500 - - - - - - - - -

14 Polycias

9.201.786 - 26.793.763 - 22.623.545 - 15.694.781 - 16.789.798 -

15 Dracaena

15.083.167 330 48.800.081 220 105.350.441 330 18.773.167 - 66.919.886 22

16 Anthurium

357.748 6.439 31.115 3.652 7.120 7.200 14.421.861 80 267.550 102

17 Amaryllis

1.205.228 - 6.000.400 - 4.562.776 - 18.823 - 1.854.803 -

18 Pachira

3.485.000 - 3.061.000 - 2.687.667 - 1.378.000 - 1.280.667 -

Total

40.043.641 13.966.745 110.284.400 3.155.784 158.620.577 2.311.632 72.259.349 2.434.624 110.574.201 2.594.905

Nilai impor benih florikultura dari tahun 2010-2014 cukup fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 nilai impor sebesar 4.141 ribu batang dengan nilai 13.966.745 US$, tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi sebesar 6.698 ribu batang dengan nilai 3.155.784 US$, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 4.910 ribu ton dengan nilai sebesar 2.311.632 US$, pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi sebesar 6.422 ribu ton dengan nilai 2.434.624 US$, sedangkan pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan menjadi 5.520 ribu ton dengan nilai sebesar 2.594.905 US$.

Untuk komoditas tanaman obat, volume ekspornya sangat sedikit dan jarang sekali dilakukan.

Kebanyakan benih tanaman obat kebutuhan benih hamper seluruhnya dipenuhi oleh petani dari hasil seleksi pertanaman sendiri dan belum banyak produsen benih yang tertarik untuk memproduksi.

(25)

C. Pengembangan Varietas Unggul Hortikultura

Dalam rangka penyediaan varietas unggul hortikultura, setiap tahun pemerintah melakukan pelepasan/pendaftaran varietas. Jenis dan varietas tanaman hortikultura yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 73 jenis yang terdiri dari 797 varietas, dengan rincian : a) 26 jenis tanaman buah yang terdiri dari 177 varietas; b) 30 jenis tanaman sayuran yang terdiri dari 495 varietas; c) 11 jenis florikultura yang terdiri dari 115 varietas; dan d) 6 jenis tanaman tanaman obat yang terdiri dari 10 varietas.

Tabel 12. Jumlah Komoditas dan Varietas Hortikultura Yang Telah Didaftar Oleh Menteri Pertanian Tahun 2010 – 2014

No Komoditas

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah

Jen Var Jen Var Jen Var Jen Var Jen Var Jen Var

1 Buah 16 41 16 66 18 19 8 23 14 28 26 177

2 Sayuran 18 97 23 161 14 54 24 117 16 66 30 495

3 Hias 6 22 7 43 2 3 5 29 2 18 11 115

4 Biofarmaka 1 3 3 4 0 0 2 3 0 0 6 10

Jumlah 41 163 49 274 34 76 39 172 32 112 73 797

Varietas hortikultura (buah, sayur, florikultura dan obat) yang dilepas/didaftar berasal dari varietas lokal, hasil pemuliaan dalam negeri, dan introduksi hasil pemuliaan varietas dari luar negeri. Pelepasan/pendaftaran varietas tanaman buah didominasi oleh varietas unggul daerah, varietas tanaman sayur didominasi oleh hasil pemulian dalam negeri dan introduksi hasil pemuliaan luar negeri, varietas tanaman florikultura didominasi oleh hasil pemuliaan dalam negeri, sedangkan varietas tanaman obat didominasi oleh varietas unggul daerah.

(26)

BAB III

POTENSI, TANTANGAN DAN PERMASALAHAN

Untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengembangan perbenihan hortikultura, telah dilakukan analisa SWOT dengan hasil sebagai berikut :

Bagan 1. Bagan Analisis SWOT Perbenihan Hortikultura

Eksternal

Internal

PELUANG (P)

- Kebutuhan benih yang semakin meningkat

- Pasar benih yang terbuka - Penyediaan benih sesuai

permintaan pasar

TANTANGAN (T) - Ketersediaan benih belum

mencukupi kebutuhan - Produk hortikultura yang

berdaya saing

- Preferensi konsumen yang cepat berubah

KEKUATAN (K) - Regulasi

- Komitmen pemerintah - Kelembagaan (BPSB,

BBH, produsen benih) - Beragamnya pilihan jenis

komoditas/varietas yang sudah dilepas/didaftar

Rencana Strategis (KP) - Pembaharuan regulasi

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan benih - Pemberdayaan

kelembagaan benih dalam penyediaan benih sesuai permintaan pasar

Rencana Strategis (KT) - Membuat perencanaan

penyediaan benih secara tepat, cukup, harga

terjangkau, dan

berkesinambungan

KELEMAHAN (L) - Penerapan aturan yang

belum optimal

- Kualitas Sumberdaya manusia

- Teknologi terbatas

- Dukungan Pemda lemah terhadap kelembagaan perbenihan

- Sarana produksi benih terbatas

Rencana Strategis (LP) - Sosialisasi aturan

perbenihan

- Meningkatkan kompetensi sumberdaya

- Mendorong komitmen

pemda dalam

pengembangan perbenihan

Rencana Strategis (LT) - Meningkatkan kesadaran

untuk mengikuti aturan perbenihan dalam memproduksi benih

- Bimbingan intensif dari instansi terkait dan Direktorat Perbenihan

(27)

A. Potensi

a) Regulasi Perbenihan

Saat ini hortikultura telah memiliki UU No. 13 tahun 2010 yang mengatur tentang regulasi dan kebijakan di bidang hortikultura termasuk dengan peraturan perbenihan yang akan terus dikaji ulang mengikuti tren dan keperluannya.

b) Komitmen pemerintah

Pemerintah telah memberikan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan perbenihan hortikultura. Hal ini terlihat dari anggaran APBN yang dialokasikan baik di pusat maupun di daerah sehingga kondisi kelembagaan perbenihan semakin baik.

Dengan dana yang ada pemerintah telah melakukan kegiatan pemasyarakatan benih, penguatan dan pembinaan produsen benih mikro dan kecil, peningkatan SDM, pengawasan mutu benih, fasilitasi pendaftaran varietas dan pengembangan varietas hortikultura.

c) Kelembagaan (BPSB, BBH, penangkar benih, produsen benih)

Dalam pelaksanaan pengembangan perbenihan hortikultura dibutuhkan peran kelembagaan. Saat ini terdapat lembaga perbenihan hortikultura (BPSB, BBH, produsen benih) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

d) Beragamnya pilihan jenis komoditas yang sudah dilepas/didaftar

Sejak tahun 1980 hingga 2014 telah dilepas/didaftar varietas hortikultura sebanyak 2.242 varietas. Hal ini memberikan pilihan yang besar kepada pengguna benih.

B. Kelemahan

a) Penerapan aturan yang belum optimal

Pelaksanaan penerapan aturan di daerah sering terhambat karena pelaku usaha perbenihan belum mau berkomitmen dalam melaksanakan peraturan tersebut.

b) Kualitas Sumberdaya manusia

Tingkat kualitas sumberdaya manusia perbenihan di daerah dan pelaku usaha perbenihan di daerah masih rendah sehingga kualitas produksi masih rendah.

Pengawasan mutu benih masih lemah hal ini disebabkan oleh kurangnya SDM dan fasilitas di BPSB.

(28)

c) Teknologi terbatas

Tingkat penyerapan teknologi oleh sumberdaya manusia dan pelaku usaha perbenihan masih terbatas

d) Dukungan Pemda lemah terhadap kelembagaan perbenihan

Sebagian besar pemerintah daerah belum memberikan dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan perbenihan di daerahnya. Hal ini dapat dilihat dari minimnya anggaran yang dialokasikan di kelembagaan perbenihan yang ada di daerahnya.

e) Sarana produksi benih terbatas

Sarana produksi yang ada sebagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Disamping itu juga minimnya sarana produksi yang dimiliki pelaku usaha menyebabkan ketersediaan benih bermutu belum sesuai permintaan.

C. Peluang

a) Kebutuhan benih yang semakin meningkat

Kebutuhan benih hortikultura meningkat seiring dengan peningkatan jumlah permintaan produk hortikultura yang berkualitas. Hingga saat ini ketersediaan benih hortikultura belum mencukupi kebutuhan benih.

b) Pasar benih yang terbuka

Kebutuhan benih dalam negeri selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan produk hortikultura yang berkualitas. Saat ini telah banyak produk hortikultura nasional yang mampu bersaing di pasar internasional sehingga peluang pasar untuk kebutuhan ekspor dan nasional masih terbuka.

c) Penyediaan benih sesuai permintaan pasar

Minat pelaku usaha terhadap penggunaan benih cukup tinggi karena sebagian besar pengguna benih sudah memahami dan menyadari manfaat penggunaan benih bermutu. Ketersediaan benih bermutu hortikultura masih rendah namun mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya.

D. Tantangan

a) Ketersediaan benih belum mencukupi kebutuhan

(29)

Kebutuhan benih bermutu yang terus meningkat namun hingga kini pelaku usaha perbenihan belum mampu menyediakan benih sesuai dengan kebutuhan.

b) Produk hortikultura yang berdaya saing

Saat ini telah banyak produk hortikultura nasional yang mampu bersaing di pasar internasional. Untuk meningkatkan volume ekspor diperlukan penyeragaman varietas, oleh karena itu merupakan peluang pemasaran benih bermutu dari varietas unggul.

c) Preferensi konsumen yang cepat berubah

Preferensi konsumen yang cepat berubah memberikan tantangan dalam perbenihan hortikultura dalam penyediaan varietas yang disukai oleh pasar.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah materi inti matematika yang terdapat dalam silabus perkuliahan telah sesuai dengan kebutuhan materi inti matematika yang digunakan pada mata kuliah Rencana Anggaran

Menggunakan metode dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan, agar dapat mengetahui secara jelasnya dalam suatu perencanaan, pelaksanaan, mengolah data, dan

 Last time I was in Indonesia was February 2011 for the first ACCCRN Knowledge Forum in Bali. 5 years ago, the term UCCR did not exist. At that time many of us were struggling

Kesimpulan penelitian ini adalah Optimasi query database web E-learning SMK Baramun adalah memindahkan tiap operasi SELECT sejauh mungkin ke bawah query tree selama

sepakbola pada atlet O2SN Kecamatan Situraja dengan nilai korelasi

Motivation – belief in your ability to effect change and possible pathways for doing this (Tech Support, toolkits etc). Ability to see and measure progress - Recognition, visible

Kabupat en Mal uku Tenggara adal ah kabupat en sebagaimana dimaksud dal am Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 t ent ang Penet apan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 t ent

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Return on Equity, Assets to Loans Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham sektor