BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis /Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian diolah dan dianalisa sehingga dapat memberikan gambaran nyata pada obyek yang diteliti secara obyektif dan memberikan solusi terhadap suatu permasalahan. Penelitian ini fokus pada variable produk cacat (defect) yaitu kerusakan produk ban katagori size Light Truck (LT) dan penyebabnya.
4.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dibagi menjadi dua definisi, secara konseptual dan definisi secara operasional sebagaimana penjabaran dibawah ini :
4.2.1. Definisi Konsep
Sesuai dengan tema penelitian tersebut di atas maka variabel penelitian adalah model perbaikan mutu produk dinilai dari konsep mutu dan beberapa dimensi- dimensi mutu produk yang baik.
Dalam konsep Mutu JM. Juran (dalam Gaspersz,2002:86 ), dinyatakan bahwa
terdapat tiga konsep mutu yang saling berkaitan, antara lain: pendekatan terhadap
perencanaan mutu (quality planning). Pendekatan terhadap pengendalian mutu (quality control) , Pendekatan terhadap perbaikan mutu (quality improvement). Di dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada pendekatan perbaikan mutu (quality improvement).
Pendekatan terhadap perbaikan mutu (quality improvement) melibatkan aktivitas berikut:
1. Membandingkan kinerja aktual dengan sasaran
2. Mengambil tindakan atas perbedaan kinerja aktual dengan sasaran
Kemudian dimensi-dimensi mutu produk baik, menurut David Garvin (dalam Gasperz,2002:98) terdiri dari:
1. Kinerja (Perfomance )
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) 3. Kehandalan (Realibility)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specification) 5. Daya tahan (Durability)
6. Kemampuan layanan (Serviceability) 7. Estetika (Aesthetic)
8. Fit and Finish
Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada karakteristik kualitas
berdasarkan kesesuaian produk dengan spesifikasi yang diinginkan (sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya).
Standard American National Standard Institute (ANSI) dan American Society For Quality Control (ASQC) mendefinisikan defect sebagai “keadaan karakteristik kualitas pada suatu level atau status kerusakan yang menyebabkan produk atau jasa tidak dapat berfungsi normal”. Cacat dapat didefinisikan sebagai karakteristik kualitas yang tidak memenuhi standard. Selain itu tingkat keparahan satu atau lebih kerusakan pada produk dapat membuat produk tersebut cacat (Gasperz,2002:79).
4.2.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variable penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan intepretasikan variabel-variabel yang dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga perlu dijelaskan definisi variabel operasional berdasarkan indikator-indikator data primer dan sekunder sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.1
Variabel Dimensi Indikator Jenis Data Teknik
Pengambilan Data
Pengendalian Mutu ( Juran,
1986 1
Perbandingan Kinerja Aktual dengan Target
a.Batas maksimum jumlah
produk Defect Sekunder Studi Dokumen b. Aktual Jumlah defect Sekunder Studi Dokumen 2 Tindakan
terhadap perbedaaan kinerja dengan target
a. Penyebab faktor mesin Primer Diskusi b. Penyebab faktor
material Primer Diskusi
c. Penyebab faktor
metode Primer Diskusi
d. Penyebab faktor
manusia Primer Diskusi
e. Faktor Lingkungan Primer Diskusi
Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional
Variabel Dimensi Indikator Jenis Data Teknik Pengambilan Data
Produk Defect (Gaspersz,
2008)
1 Kerusakan
Variabel a. Jumlah produksi Sekunder Studi Dokumen
2 Kerusakan Atribut
a. Jumlah defect UC Sekunder Studi Dokumen b. Jumlah defect LB Sekunder Studi Dokumen c. Jumlah defecr UCB Sekunder Studi Dokumen
Adapun untuk indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah berdasarkan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 Klausul 8.3, 8.4 dan 8.5 mengenai pengendalian produk nonconformance, analisis data dan peningkatan terus menerus.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang diperlukan adalah berupa data-data primer dan sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian. Sumber data dan informasi yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini yaitu data yang berhubungan dengan tema di atas:
1. Data Primer, mencakup dimensi perbandingan kinerja dengan target dan dimensi tindakan perbaikan terhadap perbaikan.
2. Data Sekunder, mencakup dimensi kerusakan variabel dan kerusakan atribut.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian
ini, baik dari perusahaan maupun sumber lain adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer berupa data dan informasi yang didapat dengan melakukan pengumpulan data secara langsung, data dan informasi ini diperoleh melalui diskusi yaitu melakukan pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat dari peserta diskusi dengan QC Dept, Technical Dept, Produksi Dept dan Engineering Dept. yang berkaitan dengan data dan informasi yang diperlukan dalam proses penyelesaian masalah.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dan informasi yang telah ada yang berupa laporan atau data yang dikumpulkan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
a. Studi Dokumen
Studi dokumen yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data yang bersumber pada dokumen yang berasal dari departemen Produksi, Quality Control , Engineering mengenai standar kualitas dan proses mesin produksi.
b. Studi/Kajian Pustaka
Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang dikumpulkan
oleh pakar ataupun pihak lain dengan cara mempelajari buku, artikel,
dan sumber data lainnya
4.5. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah produk ban kategori Light Truck (LT) pada proses curing di PT Gajah Tunggal Tbk Plant-A. Mengingat luasnya populasi dan keterbatasan kemampuan waktu, dan biaya, maka peneliti menggunakan metode sampling dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel produk yang dipilih oleh peneliti adalah sampel produk menurut karakteristik jenis defect katagori Light Truck (LT) dari hasil produksi curing dan penyebabnya juga berasal dari proses curing tahun 2015.
4.6. Metode Analisis Data
Metode analisis kuantitatif dan kualitatif yang digunakan adalah Metode Six Sigma dengan siklus DMAIC sebagai berikut:
1. Define: yaitu mengidentifikasi masalah dengan tahapan:
a. Mendefiisikan proses inti perusahaan.
b. Menentukan output proses kunci
c. Membuat diagram SIPOC (Suppliers-Inputs-Proccess-Outputs- Customers).
INPUT PROSES OUTPUT
PEMASOK CUSTOMER
Gambar 4.1 Template Diagram SIPOC
d. Mengumpulkan data laporan kualitas yang berupa lembar periksa (check sheet) dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Data tersebut kemudian dibuatkan diagram pareto untuk mengetahui masalah utama.
e. Pembuatan diagram Pareto yang merupakan kombinasi dua macam grafik yaitu grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk:
-menunjukkan masalah utama/pokok masalah sehingga diprioritask untuk diselesaikan.
-menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan Masalah.
-menunjukkan perbandingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan
No. Defect Jumlah Defect
Defect
Jumlah Persentase
Tabel 4.2 Template Check Sheet
Gambar 4.2 Template Diagram Pareto
Total
2. Measure yaitu melakukan pengukuran dengan cara:
a. Menentukan karakter kualitas kunci (Critical To Quality).
b. Mengembangkan rencana pengumpulan data.
c. Pengukuran baseline kinerja.
d. Membuat peta kendali berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah proses berada dalam pengendalian statistik.
e. Mengukur tingkat kinerja yang sekarang (periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2015, tahun 2015, dan bulan Januari 2016) dengan menghitung kapabilitas dan menentukan level sigma defect yang terjadi di PT Gajah Tunggal Tbk. Plant –A yang akan dibandingkan dengan hasil setelah dilakukan perbaikan ( Februari-Maret 2016)
DPMO = (jumlah cacat /kemungkinan kesalahan) x 1.000.000 ………4.1
LEVEL SIGMA =NORMSINV(1-DPMO/1.000.000)+SHIFT…………..4.2
PERIODE
UCL
LCL CENTR
E
QUANTITY DEFECT
Gambar 4.3 Template Peta Kendali
3. Analyze, yaitu menganalisa proses dan penyebab defect dengan cara:
a. Menentukan stabilitas dan kemampuan proses.
b. Menentukan target kinerja dari karakteristik kualitas kunci.
c. Identifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah dengan menggunakan 5 Why Analyis dan Fish Bone Diagram.
4. Improve, yaitu tahapan untuk melaksanakan peningkatan kualitas. Dalam proses ini seluruh usaha-usaha atau usulan-usulan perbaikan diterapkan ke dalam proses, oleh karena itu untuk mencapai peningkatan hasil-hasil maka solusi-solusi potensial yang telah dihasilkan harus diterapkan secara tepat.
5. Control , yaitu pembuatan Error Proofing untuk mencegah terjadinya defect dan usaha-usaha peningkatan yang ada dikendalikan atau dicapai secara teknis dan seluruh usaha didokumentasikan dan disosialisasikan.
MACHINE MATERIAL
METHOD
ENVIRONMENT MAN
PROBLEM
Gambar 4.4 Template Diagram Fish Bone
Latar Belakang Permasalahan :
1. Tingkat PPM produk defect yang melebihi batas maksimum yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
2. Penerapan Pengendaalian mutu yang belum optimal
Identifikasi dan perumusan masalah :
1. Bagiamana pengendalian mutu yang telah dilakukan oleh manajemen PT Gajah Tunggal.
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan masih terdapatnya produk defect selama proses produksi
3. Bagaimana perbaikan yang dapat diilakukan untuk menurunkan cacat dengan menggunakan metode Six Sigma.
Landasan teori : 1. Teori Kualitas produk
2. Teori Peningkatan kualitas, Six Sigma, 7 Tools
3. Teori Kendali Mutu Studi Pustaka :
1. Lindsay, Evans,(2005). Pengantar Six Sigma,Salemba Empat. Jakarta 2. Ariani, Dorotea. (2002). Manajemen Kualitas.
Ghalia. Indonesia. Jakarta.
3. Teori Kendali Mutu Variabel :
1. Pengendalian mutu 2. Produk Defect Metode Penelitian :
1. Lokasi dan waktu penelitian : PT Gajah Tunggal Tbk. Plant-A 2. Metode pengumpulan data : Wawancara dan Observasi
3. Metode pengolahan data : Deskriptif analitis dengan Metode Six Sigma
DEFINE
MEASURE
ANALYZE
IMPROVE
Pengendalian Produk Defect dengan Metode Six Sigma
CONTROL
Mendefinisikan Masalah
Menganalisa faktor penyebab defect yang terjadi (5-Why Analysis dan Fishbone Diagram) Menentukan sejauh mana ketidaksesuaian terjadi
Melakukan langkah-langkah perbaikan. untuk mengurangi defect
Pengawasan terhadap perbaikan yang dilakukan agar masalah tidak terjadi lagi.
Kesimpulan dan Saran
2. Produk Defect
1. Pengendalian Mutu
Dimesi dan Indikator Penelitian
a. Kesesuaian Spesifikasi Variabel - Jumla Produksi
b. Kesesuaian Spesifikasi Atribut -Jumlah defect Under cure -Jumlah defect Leaky Bladder -Jumlah defect Under Cure Bead
b. Perbandingan Kinerja aktjual dengan target/batas maksimum jumlah defect - Pencapaian jumlah defect - Batas Makimum Jumlah Defect/
target
c. Tindakan terhadap perbedaan kinerja actual dengan target -Penyebab faktor mesin -Penyebab faktor material -Penyebab faktor metode -Penyebab faktor manusia -Penyebab faktor lingkungan
a. Evaluasi kinerja aktual - Jumlah defect aktual