• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bandung merupakan kota yang terkenal dengan julukan Paris van Java konon julukan tersebut diberikan ketika zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1920.

Julukan tersebut bukan tanpa makna, Bandung diberi julukan tersebut karena memiliki kesejukan udara dan keadaan geografis yang mirip dengan wilayah Perancis selatan selain keadaan geografisnya Bandung juga terkenal menjadi pusat belanja dan tempat pakaian model terbaru dijual saat itu oleh karena itu Bandung menjadi acuan trend fashion di Indonesia bahkan hingga saat ini (Sitompul, 2015).

Bandung terkenal dengan FO (Factory Outlet), Distro (Distribution Outlet) dan Clothing line yang memiliki kualitas yang baik dan terkenal hingga ke mancanegara. Oleh karena itu Bandung dikenal sebagai destinasi belanja barang fashion bagi turis lokal maupun asing.

Clothing line sendiri berbeda dengan distro ataupun FO, suatu clothing line bisa memiliki toko ataupun hanya menitipkan produk mereka melalui FO ataupun distro yang ada. Clothing line bisa dibilang sebuah produsen sandang yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan memberikan label sendiri pada produk yang mereka buat berbeda dengan FO atau Distro yang memiliki peran sebagai distributor (Rahadian, 2017) . Meskipun demikian, di Bandung sangat banyak clothing line yang memiliki outlet sendiri seperti 3 Second, Skaters, RSCH dan banyak merek besar lainya. Selain secara offline, perkembangan internet turut mendorong perubahan model bisnis pada bidang ini dimana para pegiat usaha di bidang ini mulai menggunakan internet sebagai tempat untuk memasarkan produk mereka.

Bandung terkenal dengan beberapa lokasi yang dipenuhi dengan gerai Distro atau FO seperti jalan Cihampelas dan jalan Trunojoyo selain di kedua jalan tersebut sebenarnya masih banyak gerai distro atau FO yang ada di Kota Bandung yang jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan. Namun adanya internet

(2)

2 mendorong kreatifitas penggiat di bidang clothing line untuk memulai bisnis mereka hanya melalui internet, jadi tidak jarang saat ini ada clothing line yang tidak memiliki toko secara fisik. Skala usaha dari tiap merek clothing line pun berbeda- beda, terdapat usaha yang hanya mencakup wilayah lokal sebatas di Bandung saja hingga usaha clothing line dengan distributor hingga ke luar negeri.

Produk yang ditawarkan oleh clothing line di Bandung bisa dibilang sangat beragam. Clothing line di Bandung bisa menjual kaos sampai dengan sepatu dengan merek atau label yang sama namun tidak jarang ada clothing line yang memfokuskan produknya pada salah satu item fashion seperti sepatu, kaos, topi ataupun item fashion lainya (Rahadian, 2017). Harga yang ditawarkanpun sangatlah beragam, harga tersebut bisa sangat bervariasi tergantung dari merek ataupun material yan gdigunakan oleh produsen tersebut. Kualitas produk fashion di Bandung pun terkenal sangat baik, hal ini tidak terlepas dari dukungan pihak ketiga yang membantu proses bisnis clothing line di Bandung seperti adanya setra sablon suci, pengrajin sepatu di Cibaduyut dan juga masih banyak lokasi lain yang menjadi vendor pendukung bagi para pelaku bisnis clothing line. Berikut ini adalah contoh Clothing Line lokal yang terdapat di Kota Bandung.

Tabel 1.1

Contoh Clothing Line lokal yang berasal dari Bandung

No. Nama Clothing Line Produk Unggulan

1 Unkl347 Pakaian Pria dan aksesorisnya 2 Black ID Pakaian Pria dan aksesorisnya 3 Based Club Pakaian pria dan aksesorisnya

4 Arena Pakaian pria dan aksesorisnya

5 Evil Army Pakaian pria dan aksesorisnya

6 RSCH Pakaian pria dan aksesorisnya

7 Bloods Pakaian pria dan aksesorisnya 8 Flashy Pakaian wanita dan aksesorisnya 9 Cosmic Pakaian pria dan aksesorisnya Bersambung

(3)

3 Sambungan

No. Nama Clothing Line Produk Unggulan 10 Screamous Pakaian pria dan aksesorisnya 11 Adorable Project Pakaian wanita dan aksesorisnya 12 SMITH Pakaian pria dan aksesorisnya 13 Mechajoy Pakaian pria dan aksesorisnya 14 Golden Gold Pakaian pria dan aksesorisnya 15 Maternal Disaster Pakaian pria dan aksesorisnya

16 Kick Denim Produk denim, pakaian serta aksesorisnya.

17 Nomi Trademark Pakaian pria dan aksesorisnya 18 Badger Inv. Pakaian pria dan aksesorisnya

19 PMP Denim Produk denim, pakaian serta aksesorisnya.

20 Skaters Pakaian pria dan aksesorisnya 21 Geoff Max Sepatu,pakaian dan aksesorisnya 22 WADEZIG! Pakaian pria dan aksesorisnya

23 Wellborn Pakaian pria dan aksesorisnya

24 Eastern Wolves Perhiasan pria, pakaian dan aksesorisnya 25 St. Barkley Sepatu,pakaian dan aksesorisnya

Sumber : Data yang telah diolah

1.2 Latar Belakang Penelitian

Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Kebanyakan dari UMKM beraktifitas di lingkungan ekonomi dommestik sehingga sector UMKM seolah-olah menjadi “pahlawan” bagi perekonomian di Indonesia ketika perekonomian Indonesia kerap kali di hantam krisis ekonomi. Posisi tersebut membuat pemerintah dan pihak-pihak terkait mengambil posisi terdepan dalam mendorong UMKM untuk berkembang.

Berdasarkan data tahun 2014 Kementriann Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM memiliki jumlah pelaku usaha mencapai 59,26 juta unit usaha. Menyerap tenaga kerja hingga 123,23 juta pekerja dan menyumbang PDB sebesar Rp. 6,228 Triliun serta sumbangan devisa mecapai Rp.

185,98 triliun.

(4)

4 Kota Bandung merupakan salah satu gudang kegiatan UMKM kreatif yang ada di Indonesia. Berkembangnya UMKM di Indonesia turut menjadi andil dalam berkembangnya UMKM di Kota Bandung. Berbagai jenis UMKM tumbuh cukup subur di Kota Bandung ini. Pada Tabel 1.2 diuraikan Potensi Sektor Indsutri Kota Bandung Tahun 2014.

Tabel 1.2

Potensi Sektor Indsutri Kota Bandung Tahun 2014

Kriteria Unit Usaha Tenaga Kerja

Industri Besar 170 11.269

Industri Menengah 227 7.567

Industri Kecil Formal 3.172 51.423

Industri Kecil Non Formal

12.266 43.321

Jumlah 15.835 11.580

Sumber : BPS Kota Bandung 2015

Salah satu UMKM yang paling terkenal dari Bandung adalah UMKM yang bergerak di bidang sandang atau industri pakaian. Bandung terkenal dengan berbagai julukanya termasuk Paris Van Java Karena Bandung sudah sejak lama terkenal sebagai kiblat fashion di Indonesia. Hal ini mendindikasikan bahwa terdapat potensi besar untuk Industri fashion di kota Bandung. Tabel 1.3 membahas terkait Potensi Sentra Industri Kecil Kota bandung Tahun 2014.

Tabel 1.3

Tabel Potensi Sentra Industri Kecil Kota bandung Tahun 2014

Kriteria Unit Usaha Tenaga Kerja

Industri Kecil Pangan 516 2.210

Industri Kecil Sandang 1.237 6.253

Industri Kecil Kimia dan Bahan Bangunan 36 124 Industri Kecil Logam dan Elektronika 222 451

Industri Kecil Kerajinan 711 3.762

Jumlah 2.722 12.800

Sumber : BPS Kota Bandung 2015

(5)

5 Namun berkembangnya UMKM akan menimbulkan dampak tersendiri bagi para pelaku UMKM. Salah satunya dengan bertambah banyaknya pelaku usaha di bidang UMKM tentu akan berpengaruh pada persaingan dalam bisnis terutama pada bisnis yang sejenis. Dari Tabel 1.3 kita bisa mengetahui jumla pelaku industri di bidang sandang yang mencapai 1.237 unit usaha hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan bagi para pelaku usaha untuk bersaing satu sama lain. Oleh Karena itu para pelaku UMKM di bidang Sandang harus mampu memberikan produk yang berkualitas baik.

Salah satu upaya UMKM untuk meningkatkan daya saing mereka adalah dengan menggunakan teknologi internet. Internet merupakan salah satu sumber informasi yang menjadi rujukan banyak orang termasuk dalam berbelanja dan melakukan pembelian. Berikut ini adalah infografis perilaku pengguna internet Indonesia terkait transaksi online yang disajikan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Perilaku Pengguna Internet Indonesia Sumber: APJII 2016

Berdasarkan infografis pada gambar 1.1, diketahui internet merupakan salah satu pasar yang memiliki potensi sangat besar bagi pebisnis. Berdasarkan gambar 1.1 diketahui bahwa hamper sebanyak 46 juta orang melakukan transaksi online lebih dari 1 bulan sekali, hal ini mengindikasikan pasar yang menjanjikan di internet.

Selain sebagai tempat pemasaran, Internet juga memberikan banyak manfaat bagi para pelaku bisnis seperti tempat menjual produk (marketplace), mencari

(6)

6 supplier, mencari informasi produk, berhubungan dengan konsumen dan masih banyak hal lainya. Berikut ini adalah inforgrafis pemanfaatan internet di sektor bisnis.

Gambar 1.2

Pemanfaatan Internet di Sektor Bisnis Sumber: APJII 2013

Melihat gambar 1.2 di atas diketahui bahwa aktifitas yang sering dilakukan oleh pelaku bisnis dengan menggunakan internet adalah mengirim dan menerima email.

Sementara itu untuk meningkatkan daya saing UMKM juga perlu melibatkan internet pada proses produksi dan komunikasi. Beradasrkan gambar 1.2 para pelaku bisnis yang sudah memanfaatkan internet untuk melakukan pembelian barang dan jasa dalam membantu produksi mereka sudah cukup besar yaitu 45%. Selain itu 61.2% pelaku bisnis juga menggunakan internet untuk melakukan pelayanan kepada konsumen dan 25,6% untuk melakukan percakapan melalui internet. Hal ini mengindikasikan bahwa para pelaku bisnis mulai berfikir bahwa teknologi dapat membantu mereka dalam meningkatkan daya saing dan mengefektifkan proses bisnis yang mereka miliki.

(7)

7 Agar suatu perusahaan mampu memproduksi produk yang berkualitas diperlukan peran berbagai pihak mulai dari supplier sampai pada konsumen akhir yang menerima barang jadi. Pentingnya berbagai pihak yang mendukung terciptanya produk yang berkualitas membutuhkan proses Supply Chain Managament (SCM) yang baik. Manajamen rantai pasok merupakan sebuah proses yang berfokus pada integrasi atau koordinasi dalam pengelolaan aliran informasi produk ataupun jasa dalam sebuah rantai pasok (Russel dan Taylor, 2014 : 324).

SCM merupakan factor kunci dalam meningkatkan kinerja perusahan untuk mencapai tujuanya dalam memnenangkan persaingan serta meningkatkan customer service.

Berkembangnya internet mempengaruhi teknologi sistem informasi yang juga didukung oleh perkembangan hardware dan software. Teknologi sistem informasi yang berkembang semakin pesat dapat memberikan kemudahan dan fasilitas pada hampir setiap bidang kegiatan dalam suatu bisnis termasuk SCM. Secara tidak langsung perkembangan teknologi informasi tersebut memengaruhi pengambilan keputusan ataupun proses bisnis di dalam suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi yang semakin membaik maka persaingan antara perusahaan pun kian meningkat. Di era teknologi seperti ini penggunaan teknologi komputer terutama sistem informasi sedikit banyak mempengaruhi daya saing suatu perusahaan terutama dalam membantu menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan akurat termasuk pada proses supply chain management secara online atau disebut e-SCM.

Dengan adanya penggunaan e-SCM menuntut perusahaan untuk mengubah proses bisnis internalnya yang sudah berlangsung. Namun, perkembangan teknologi informasi mampu memberikan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien sehingga perusahaan mampu bersaing dengan para pesaingnya. e-SCM adalah suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitrakerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahan baku atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi (Indrajit dan Djokopranoto 2003). Supply Chain Management merupakan salah satu proses yang krusial dimana arus pertukaran bahan baku, informasi antar perusahaan terjadi. Selain itu SCM juga

(8)

8 berperan penting dalam hubungan perusahaan dengan customer mereka. Ada beberapa manfaat dari penerapan e-SCM menurut Kearney (2003), yaitu:

1. Mengurangi biaya untuk melakukan transaksi sebesar 90%.

2. Menurunkan biaya pembelian barang dan pelayanan sebesar 2% - 6%.

3. Membantu mengurangi biaya dan memperbaiki performance dengan memperkuat kebijakan procurement dalam desain produk dan SCM.

4. Melalui perbaikan kualitas informasi, accessibiity dan waktu, eSCM membantu dalam supply chain lebih transparan untuk mencapai tujuan.

e-SCM memiliki manfaat positif yang bermanfaat dalam proses bisnis suatu perusahaan. Namun agar penggunaan e-SCM dapat berjalan berjalan dengan baik pada suatu UMKM maka diperlukan analisis untuk mengukur kesiapan suatu UMKM untuk menerima teknologi aplikasi e-SCM dalam proses rantai pasok mereka.

Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengukur dan memprediksi penggunaan sebuah teknologi baru adalah Technology Acceptance Model (TAM).

Dalam memprediksi penerimaan teknologi terdapat empat variabel yang digunakan antara lain ease of use yaitu tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan lebih mudah digunakan, variabel perceived usefulness yaitu tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, variabel attitude toward using yaitu evaluasi sikap dari pengguna tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi, dan variabel behavioral intention to use yaitu minat seseorang untuk menggunakan teknologi tertentu (Hendayani & Amiruddin, 2014).

Berdasarkan pemaparan di atas terkait dengan industr sandang dan persainganya serta kesiapan pelakunya dalam menggunakan teknologi e-SCM pada proses rantai pasok mereka agar dapat menghadapi persaingan, maka penulis membuat penelitian dengan judul “Analisis Kesiapan Umkm Dalam Mengadopsi e-SCM melalui Kolaborasi Technolgy Acceptance Model dan Data Flow Diagram di Umkm Clothing Line Lokal Bandung”

(9)

9 1.2 Perumusan Masalah

Bersdasarkan latar belakang penelitian dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah pelaku UMKM berbanding lurus dengan tingkat persaingan antara pelaku UMKM. Hal ini tentunya menjadi peluang sekaligus ancaman bagi para pelaku UMKM. Untuk menghadapi persaingan yang semakin tinggi terdapat suatu teknologi baru berupa sistem yang dapat membantu UMKM dalam menambah daya saing mereka yaitu dengan menggunakan Electronic Supply Chain Management.

Namun, belum tentu semua UMKM dapat secara langsung menerima aplikasi yang berbasis internet ini. Oleh Karena itu diperlukan sebuah penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesiapan UMKM dalam menerima teknologi e-SCM.

Untuk meneliti kesiapan suatu UMKM dalam menggunakan teknologi e-SCM maka dilakukan penelitian menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Ada beberapa variabel dari TAM ini yang akan diteliti diantaranya ease of use untuk mengetahui kemudahan aplikasi ini saat digunakan, perceived of usefulness untuk mengetahui persepsi dari pengguna dalam kegunaan aplikasi ini, attitude toward using untuk mengetahui sikap dari pengguna dalam menggunakan aplikasi, dan intention to use untuk mengetahui seberapa besar niat pengguna menggunakan aplikasi ini.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan UMKM yang bergerak di bidang Clothing Line dalam mengadopsi e-SCM ?

2. Bagaimana pengaruh antar variabel pada Technology Acceptance Model?

3. Bagaimana rekomendasi proses bisnis rantai pasok pada UMKM Clothing Line di Kota Bandung ?

(10)

10 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah yang telah dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesiapan UMKM yang bergerak di bidang Clothing Line mengadopsi e-SCM menggunakan analisis statistik deskriptif.

2. Untuk mengetahui pengaruh antar variabel Technology Acceptance Model menggunakan Partial Least Square (PLS).

3. Memberikan Rekomendasi model proses bisnis rantai pasok pada UMKM Clothing Line di Kota Bandung dengan pendekatan system development life cycle.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak akademis (baik mahasiswa maupun dosen) yang membaca penelitian ini sehingga dapat menjadi referensi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

1.5.2 Apek Praktis

1. Dengan adanya e-SCM diharapkan bisa membantu pihak UMKM Clothing Line dalam mengelola Supply Chain dengan lebih cepat dan akurat

2. Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang didapat selama kuliah, serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai e-SCM

1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah UMKM yang bergerak di bidang sandang/fashion terutama Clothing Line di Bandung untuk menganaslisa kesiapan UMKM tersebut dalam mengadopsi teknologi baru yaitu e-SCM.

1.6.2 Batasan Responden

Target responden untuk penelitian ini adalah para pelaku UMKM yang bergerak di bidang sandang/fashion Clothing Line yang memiliki outlet di kawasan Kota

(11)

11 Bandung dan belum menggunakan teknologi e-SCM dalam menjalankan supply chain managementnya.

1.6.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini terbagi ke dalam beberapa tahapan termasuk pengumpulan daya dan analisis data. Berikut adalah rencana waktu pelaksanaan penelitian:

Tabel 1.4 Timeline Penelitian

No. Kegiatan Ags Sep Okt Nov Des Jan

1 Studi Pustaka 2 Penelitian Lapangan 3 Pengolahan Data 4 Penyusunan Laporan Sumber: Data yang telah diolah

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk mempermudah dalam memberikan arah serta gambaran materi yang terkandung dalam penulisan penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar Belakang mengenai fenomena atau gambaran permasalahan yang akan diteliti, Perumusan Masalah, Pernyataan Masalah yang berisikan masalah-masalah yang akan ditelaah, Tujuan Penelitian meliputi masalah yang akan diselesaikan, Ruang Lingkup Penelitian mengenai batasan dari penelitian, dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi uraian Tinjauan Pustaka penelitian sebagai sarana pendukung penelitian yang dilakukan, rangkuman Penelitian Terdahulu, dan Kerangka Pemikiran.

(12)

12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan Karakteristik Penelitian, Alat Pengumpulan Data, Tahapan Pelaksanaan Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data dan Sumber Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan metode analisis data yang telah ditetapkan dan selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai analisis tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran sebagai hasil akhir dari penelitian.

Gambar

Tabel 1.4  Timeline Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar