• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi akan berakibat kerusakan yang sukar ditolong, maka usaha-usaha peningkatan gizi terutama harus ditujukan pada anak-anak dan ibu hamil (Suhardjo, 2003, p.15). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan (Mutalazimah, 2005, Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

Menurut Zulhaida (2008) yang dikutip dalam jurnal penelitian Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi yang dilahirkan, Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu. Pada umumnya, ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.

Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan

(2)

komposisi dan metabolisme tubuh itu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Gizi yang baik mempunyai andil yang cukup besar pada pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena kekurangan gizi berdampak negatif pada kesehatan dan dapat menghambat kualitas SDM seperti yang diharapkan. Bila kekurangan gizi terjadi pada ibu hamil maka akan berakibat buruk baik bagi ibu itu sendiri maupun anak yang dilahirkannya. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Menurut Rosmeri (2000) seperti yang dikutip oleh Kristiyanasari (2010, p.69) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Sayangnya, masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia. Hal tersebut dapat terjadi apabila ibu hamil kurang mengetahui tentang pengetahuan gizi pada saat hamil, maka akan menyebabkan atau menimbulkan resiko kesakitan yang lebih besar pada saat trimester III kehamilan, yaitu resiko melahirkan bayi dengan BBLR, kematian sesaat, perdarahan, dan gangguan kesehatan.

(3)

Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (1999) yang dikutip oleh Supariasa, et al. (2002, p.13) adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah faktor langsung (asupan makanan atau pola konsumsi dan infeksi) dan faktor tidak langsung (sosial ekonomi yang meliputi pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, faktor biologis yang meliputi usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas, dan faktor perilaku).

Menurut Rachman (2003) yang dikutip oleh Mutalazimah (2005), kemiskinan masyarakat yang membawa pada kemiskinan pengetahuan dan informasi terutama pengetahuan tentang gizi pada saat hamil, dimana kondisi kemiskinan bagi ibu akan mengalami resiko kekurangan gizi, dan mempengaruhi keadaan bayi yang dilahirkan mempunyai BBLR.

Jumlah ibu hamil di Jawa Tengah tahun 2010 adalah sebanyak 624.664 orang. Jumlah Ibu Hamil di Kota Semarang tahun 2010 adalah sebanyak 28.313 Orang. Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010, jumlah Ibu hamil KEK di kota Semarang tahun 2010 adalah sebesar 940 orang (3,32%). Dan dari 37 Puskesmas di Kota Semarang, Puskesmas Bangetayu menempati urutan tertinggi untuk kasus KEK yang ada di kota Semarang yaitu sebanyak 94 orang ibu hamil (13,56 %).

Dari data PWS-KIA yang diperoleh di Puskesmas Bangetayu tahun 2010, jumlah ibu hamil sebanyak 693 orang dan yang mengalami KEK sebanyak 94 orang ibu hamil trimester III yang terdiri dari 6 Kelurahan, yaitu Kelurahan Bangetayu Kulon sebanyak 6 orang (6,38%), Kelurahan Bangetayu Wetan sebanyak 21 orang (22,34%), Kelurahan Sembung Harjo sebanyak 24 orang

(4)

(25,53%), Kelurahan Penggaron Lor sebanyak 12 orang (12,77%), Kelurahan Kudu sebanyak 5 orang (5,31%), Kelurahan Karang Roto sebanyak 17 orang (18,1%), dan dari luar wilayah ada sebanyak 9 orang (9,57%).

Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang pada bulan April 2011 dengan metode wawancara dari 12 orang ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya, didapatkan hasil 6 orang (50%) mengalami KEK dan 6 orang (50%) tidak beresiko KEK. Mayoritas ibu hamil menempuh pendidikan selama ≤9tahun (pendidikan dasar) yaitu sebanyak 9 orang (75%), Mayoritas ibu hamil ini memiliki 2-4 anak (Multipara) yaitu sebanyak 5 orang (41,67%), sedangkan ibu hamil yang bekerja sebanyak 7 orang (58,33%) dan yang tidak bekerja sebanyak 5 orang (41,67%).

Dalam hal ini, menurut Handayani (1994) yang dikutip oleh Yuli (2004) dalam jurnal penelitian Hubungan Pendidikan dan pengetahuan gizi ibu dengan berat bayi lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta, pendidikan ibu mempengaruhi status gizi ibu hamil karena tingginya tingkat pendidikan akan ikut menentukan atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan, semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima informasi tentang gizi. Dengan pendidikan gizi tersebut diharapkan tercipta pola kebiasaan makan yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi, sanitasi, dan pengetahuan yang terkait dengan pola makan lainnya. Pekerjaan pada ibu hamil dengan beban atau aktivitas yang terlalu berat dan beresiko akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim karena adanya hubungan aksis fetoplasenta dan sirkulasi retroplasenta yang merupakan satu

(5)

kesatuan. Bila terjadi gangguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan resiko pada ibu (gizi kurang atau KEK dan anemia) atau pada janin (BBLR), dan paritas dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi sehingga kajian penelitian ini menjadi sangat penting.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti adakah hubungan pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pendidikan ibu hamil trimester III b. Mendeskripsikan paritas ibu hamil trimester III c. Mendeskripsikan pekerjaan ibu hamil trimester III d. Mendeskripsikan status gizi ibu hamil trimester III

e. Menganalisis hubungan pendidikan dengan status gizi ibu hamil trimester III f. Menganalisis hubungan paritas dengan status gizi ibu hamil trimester III g. Menganalisis hubungan pekerjaan dengan status gizi ibu hamil trimester III

(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Memberikan informasi dan masukan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan terutama tentang permasalahan status gizi pada ibu hamil.

b. Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang status gizi saat hamil, kebutuhan gizi yang diperlukan pada saat hamil, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah faktor langsung (asupan makanan atau pola konsumsi dan infeksi) dan faktor tidak langsung (sosial ekonomi yang meliputi pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, faktor biologis yang meliputi usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas, dan faktor perilaku)

c. Bagi Mahasiswa

Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus dengan keadaan di masyarakat serta menambah informasi tentang hubungan pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III.

2. Manfaat Teoritis

Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian

Sebagai bahan informasi dan dapat digunakan sebagai referensi kepustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang.

(7)

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian No Judul, Nama,

Tahun

Sasaran Variasi yang diteliti

Metode Hasil

1 Hubungan Status gizi dan paritas ibu hamil dengan kejadian BBLR di desa Tlogoagung

Kecamatan Baureno, Kabupaten

Bojonegoro. Unun.

2007.

67 orang ibu yang

melahirkan bayi pada bulan Januari 2008 sampai dengan Juni 2009 yang tinggal di Desa Tlogoagung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

Status Gizi dan paritas ibu hamil yang mempengar uhi kejadian BBLR.

Analitik retrospe ktif.

Hasil dari studi ini mengakui secara kuat bahwa ada hubungan antara status gizi dan paritas ibu hamil dengan berat badan bayi yang dilahirkan. Dan perlu diberikan penyuluhan pada ibu tentang gizi yang diperlukan selama masa kehamilan.

(8)

2 Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Santa Elisabeth pada Tahun 2003 - 2006. Irma D.M.

Sianturi. 2007.

192 orang ibu yang

melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2003 – 2006.

Usia ibu, paritas, pekerjaan suami, jarak kelahiran, kadar Hb ibu, dan umur kehamilan.

Deskrip tif dengan pendeka tan cross sectiona l.

Jumlah kejadian bayi dengan BBLR tertinggi adalah pada ibu dengan karakteristik: usia ibu 20-35 tahun sebanyak 152 orang (79,2%). Paritas ibu 2-3 kelahiran sebanyak 89 orang (46,4%), jarak kelahiran 2-4 tahun sebanyak 142 orang (74%), kadar Hb <11 gram/dl sebanyak 115 orang (59,9%), umur kehamilan <37 minggu sebanyak 152 orang (79,2%), dan pekerjaan suami wiraswata.

3 Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Bangetayu,

Kecamatan Genuk, Kota Semarang Tahun 2011. Rika Dewi. 2011.

41 ibu hamil di wilayah Puskesmas Bangetayu yang mempunyai bayi dengan BBLR pada bulan Januari 2009 Juni 2010.

Status Gizi ibu hamil dan

Kejadian BBLR

Analitik Retrosp ektif.

Ibu dengan status Gizi baik sebanyak 19 orang, melahirkan bayi 19 BBLR dan ibu hamil dengan status gizi buruk sebanyak 22 orang melahirkan 20 BBLR dan 2 BBLSR. Dapat disimpulkan bahwa hasil dari studi ini mengakui secara kuat bahwa tidak ada hubungan antara status Gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR

Judul penelitian yang akan peneliti lakukan adalah hubungan pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bnagetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu lokasi dan waktu penelitian, rancangan penelitian, dan variabel penelitian. Penelitian yang sekarang ini variabelnya yaitu pendidikan dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu hamil trimester III. Lokasi penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang tahun 2011 dan rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).

Referensi

Dokumen terkait

Pada konteks dinamika permasalahan putusan yang dihasilkan oleh Mahkamah Konstitusi yang berkaitan dengan hasil putusan yang bersifat Possitive Legislature dan

Masalah yang timbul pada SMA Negeri 6 Banda Aceh yaitu sistem penyajian informasi dan pendaftaran yang masih offline atau manual yaitu data informasi sekolah

18 Reduksi data dalam penelitian ini akan memfokuskan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa yang mengacu pada. proses pembentukan sikap dan perilaku

172 A Saiful Aziz Demikian pula halnya tidak dapat diambil kesimpulan bahwa yang disebut hukum Islam hanyalah apa yang sedang dipraktekkan oleh masyarakat

Strategi pengembangan yang dapat dilakuukan adalah mempertahankan posisi sebagai temapat wisata yang memiliki SDA yang sangat potensial untuk objek wisata yang

dengan anak kecil yang masih belum banyak di Semarang adalah jasa potong rambut anak dan fasilitas bermain anak yang bersih dan dapat dipercaya sehingga saat ini jasa

Penguatan Modal Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering Studi Kasus di Desa-desa (Hulu DAS) Ex Proyek Bangun

Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.. Terdapat 4 tema dalam pembelajaran