5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Umum Anggaran
Berikut ini merupakan beberapa pengertian anggaran dari beberapa ahli antara lain :
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periode yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana yang tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa”.(Nafarin, 2015:11)
Menurut (Sasongko,Catur dan Parulian, 2011:2) menyatakan bahwa
“Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran diantaranya jumlah produk dan harga jual untuk tahun depan”.
2. Tujuan Anggaran
Tujuan anggaran menurut (Nafarin, 2013:19) adalah sebagai berikut : a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi jelas dan nyata terlihat.
f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
3. Manfaat Anggaran
Manfaat anggaran menurut (Nafarin, 2013:19-20) adalah sebagai berikut :
a. Semua kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya seperti: tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
4. Anggaran Penjualan
Berikut ini adalah pengertian anggaran penjualan menurut beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut (Sasongko,Catur dan Parulian, 2011:10) menyatakan bahwa
“Anggaran penjualan adalah anggaran yang menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang diharapkan diperoleh untuk periode anggaran mendatang”.
“Anggaran penjualan merupakan proyeksi yang disetujui oleh komitmen anggaran, yang menjelaskan mengenai besarnya tingkat penjualan yang diharapkan, baik dalam jumlah unit (kuantitas) maupun jumlah moneter (rupiah)”.(Hery, 2015:627)
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa anggaran penjualan adalah perencanaan kerja atau kegiatan yang dibuat secara sistematis mengenai jumlah produk yang ingin dijual dimasa yang akan datang.
Dalam metode statistik ada beberapa yang dapat digunakan untuk membuat forecast penjualan (perkiraan) yaitu :
a. Analisis Trend
Tread merupakan gerakan lamban berjangka panjang dan cenderung menuju satu arah, menaik atau menurun. Analisis trend menggunakan beberapa metode antara lain :
1) Metode least square (trend garis lurus)
Forecest penjualan dengan metode least square dapat dihitung menggunakan rumus :
Y = a + bX ………...………... (1)
b = ∑XY ÷ ∑X2 ………..………... (2)
a = ∑X ÷ n ……….………...……...…... (3)
Keterangan : Y = Nilai variabel yang terikat adalah penjualan produk X = Variabel bebas a = Nilai konstan b = Koefisien arah regresi n = Banyaknya data 2) Metode moment Forecest penjualan dengan metode moment dapat di hitung menggunakan rumus : Y = a + bX ………..………...……….… (1)
∑Y = n.a + b ∑X ………..……..………… (4)
∑XY = a ∑X + b ∑X2 ……… (5)
Keterangan : Y = Nilai variabel terikat (dipengaruhi) dari penjualan produk a = Nilai konstan b = koefisien arah regresi X = Variabel bebas (mempengaruhi) n = Banyaknya data yang dianalisis 3) Metode kuadrat Forecest penjualan dengan metode kuadrat dapat di hitung mengguanakan rumus : Y = a + bX + c (X)2 …………..………..…… (6)
∑Y = n.a + c ∑X2 ………..………...….. (7)
∑X2Y = a ∑X2 + c ∑X4 ………..………… (8)
∑XY = b ∑X2 ………...………...…... (9) Keterangan :
Y = Nilai variabel terikat (dipengaruhi) dari penjualan produk a = Nilai konstan
b = koefisien arah regresi
X = Variabel bebas (mempengaruhi) n = Banyaknya data yang dianalisis
b. Standar Kesalahan Forecasting (SKF)
Perhitungan nilai SKF dari 3 (tiga) metode data dari analisis trend yang memberikan nilai terkecil akan dapat menujukkan metode tersebut sesuai untuk digunakan dalam menghitung forecasting penjualan.
Berikut ini adalah rumus dari SKF yaitu :
SKF = √ ∑(X – Y)2 ÷ n ………..……….. (10) Keterangan :
X = Penjualan
Y = Forecest penjualan
n = banyak data yang akan dianalisis 5. Anggaran Produksi
Berikut ini adalah pengertian anggaran produksi menurut beberapa ahli antara lain :
“Anggaran produksi adalah anggaran yang disususn oleh perusahaan untuk menentukkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan”.(Sasongko,Catur dan Parulian, 2011:34)
Menurut (Adisaputro, Gunawan dan Asri,M, 2003/2004:183) menyatakan bahwa “Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut”.
Dalam perusahaan anggaran produksi sangat perlu untuk dibuat agar perusahaan dapat merencanakan jumlah barang yang harus diproduksi perusahaan serta dapat menjadi alat mengkoordinir dan mengontrol kegiatan- kegiatan produksi yang ada di perusahaan. Tujuan disusunnya anggaran produksi menurut (Adisaputro, Gunawan dan Asri,M 2003/2004 : 183) antara lain yaitu :
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang yang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
b. Menjaga tingkat persedian yang memadai. Artinya : tingkat persediaan yang tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil.
c. Mengatur produksi perusahaan dengan baik sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin.
Secara garis besar anggaran produksi dapat disusun menggunakan format menurut (Sasongko,Catur dan Parulian, 2011) sebagai berikut :
Penjualan (unit) ……… xxx
Persediaan akhir barang jadi ……… xxx +
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan ………... xxx
Persediaan awal barang jadi ……….… xxx –
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi ……….... xxx 6. Anggaran Biaya Produksi
“Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang disusun untuk mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memproduksi barang jadi”.(Sasongko,Catur dan Parulian, 2011:54)
Anggaran biaya produksi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok antara lain:
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
“Bahan Baku adalah bahan mentah utama yang diperlukan untuk membuat barang hasil produksi. Bahan baku dibedakan menjadi 2 (dua) sifat, yaitu : langsung dan tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian dari hasil produksi. Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang dihasilkan”.(Sleekr, 2017)
Menurut Munandar (2000:134) yang dikutip dari (Ningsih, 2016.)“Anggaran biaya bahan baku merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan baku untuk produksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kuantitas) bahan baku yang diolah, jumlah bahan baku yang diolah dan waktu (kapan) bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi.
b. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Dalam perusahaan untuk dapat mengolah bahan baku menjadi barang jadi diperlukan adanya tenaga kerja. Atas pekerjaan yang
dilakukan tenaga kerja perusahaan membayarkan upah. Pada perusahaan manufaktur tenaga kerja yang berkaitan secara langsung dalam proses produksi disebut tenaga kerja langsung “Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa”. (Sasongko,Catur dan Parulian, 2011:61)
Dari penjalasan yang ada di atas dapat ditarik kesimpulan tentang anggaran biaya tenaga kerja langsung. Anggaran biaya tenaga kerja langsung ialah anggaran yang merencanakan mengenai upah yang dibayar kepada tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi.
c. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pengertian anggaran biaya overhead pabrik, jenis biaya overhead pabrik dan pengertian bahan penolong adalah sebagai berikut :
1) Pengertian anggaran biaya overhead pabrik
Menurut (Herlianto, 2011:141-142) menyatakan bahwa Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) adalah “Suatu rencana yang menggambarkan besarnya tarif biaya yang terjadi di pabrik (departemen produksi) selain tenaga kerja langsung dan bahan baku yang terjadi selama satu periode atau secara terperinci mengenai biaya-biaya tak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang yang meliputi jenis biaya, waktu dan tempat (departemen) dimana biaya tersebut terjadi. Biaya-biaya yang termasuk kedalam biaya overhead pabrik antara lain adalah bahan pembantu, tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan gedung pabrik, biaya respirasi dan biaya pemeliharaan peralatan produksi, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin, biaya asuransi, biaya listrik, biaya bahan bakar”.
2) Jenis biaya overhead pabrik menurut (Donabisnis.com, n.d.) adalah sebagai berikut :
a) Berdasarkan sifatnya, yaitu : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya respirasi dan pemeliharaan, biaya asuransi pabrik,biaya jasa kepada pihak lain, dan biaya tidak langsung lainnya.
b) Berdasarkan perilaku produksinya, yaitu : biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik semi variabel.
c) Beradasarkan hubungan dengan departemen, yaitu : biaya overhead pabrik langsung ke departemen dan biaya overhead pabrik tidak langsung ke depertemen.
3) Pengertian bahan penolong
“Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan untuk proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efesiensi saja. Perbedaan bahan baku dan bahan penolong, yaitu : tanpa adanya bahan baku maka proses produksi tidak bisa dilakukan dan tanpa bahan penolong, proses produksi masih bisa dilanjutkan tetapi, dengan kemungkinan menurunnya efisiensi”.(Sleekr, 2017) B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mempunyai pembahasan mengenai penyusunan anggaran biaya produksi ditunjukkan dalam table 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Nia Purwanti (2017) Asep Indra Septiadi (2018) Dahlia Laili (2021) Judul
Penyusunan Anggaran Biaya Produksi (Studi Kasus pada Rianaya Lovely Hijab)
Penyusunan Anggaran Produksi dan Anggaran Biaya Produksi (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Putra Mandiri)
Penyusunan Anggaran Biaya Produksi pada DNA Bakery Tamban Tahun 2021
Institusi yang
Diteliti Rianaya Lovely Hijab Pabrik Tahu Putra Mandiri DNA Bakery Tamban
Rumusan Permasalahan
Bagaimana Penyusunan Anggaran Biaya Produksi pada Rianaya Lovely Hijab?
1. Bagaimana Penyusunan Anggaran Produksi pada Pabrik Tahu Putra Mandiri?
2. Bagaimana Penyusunan Anggaran Biaya Produksi pada Pabrik Tahu Putra Mandiri?
Bagaimana Penyusunan Anggaran Biaya Produksi pada DNA Bakery Tamban Tahun 2021?
Tujuan Penelitian
Untuk dapat menyusun anggaran biaya produksi pada Rianaya Lovely Hijab
1. Menyusunkan anggaran produksi pada Pabrik Tahu Putra mandiri 2. Menyusunkan anggaran biaya produksi pada Pabrik Tahu Putra Mandiri
Untuk dapat mengetahui anggaran biaya produksi pada DNA Bakery Tamban Tahun 2021
Metode Penelitian
Metode Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif
Deskriptif Analisis dengan Pendekatan Studi Kasus atau Penelitian Terapan
Studi Kasus dengan Pendekatan Deskriptif
Hasil Penelitian
Rianaya Lovely Hijab sudah membuat anggaran biaya produksinya yaitu : anggaran biaya bahan baku dan anggaran biaya tenaga kerja langsung tetapi belum menghitung anggaran biaya overhead pabrik,sehingga perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan pada periode mendatang
Pabrik Tahu Putra Mandiri belum pernah melakukan penyusunan anggaran baik anggaran produksi maupun anggaran biaya produksi.
Untuk menyusun anggaran produksi dan anggaran biaya produksi terlebih dahulu menyusun anggaran penjualan dengan hasil peramalan penjualan
lebih kecil dari yang seharusnya. Pada penyusunan anggaran biaya produksi untuk baju model tunik dan gamis, penyusunan anggaran dilakukan dengan pendekatan fix budget, tidak dibuat berdasarkan pendekatan aktivitas (bukan merupakan flexbel budget) dan penyusunan anggaran biaya produksi difokuskan untuk periode bulan pertama 2017, yaitu : pada bulan Januari hingga Juli 2017.
Penyusunan anggaran biaya produksi Rianaya Lovely Hijab untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2017 sebesar Rp22.626.961 untuk produk model tunik dan Rp27.092.822 untuk baju model gamis.
dengan metode kuadrat terkecil. Pada penyusunan anggaran biaya produksi difokuskan untuk periode Juni hingga Desember 2018. Hasil penyusunan anggaran produksi adalah jumlah tahu yang dianggarkan pada periode bulan Juni - Juli 2018 adalah sebagai berikut : 2.217 cetak, 2.232 cetak, 2.247 cetak, 2.263 cetak, 2.278 cetak, 2.294 cetak, dan 2.309 cetak dengan total produksi Juni - Desember 2018 sebesar 15.840 cetak. Dan anggaran biaya produksi total yang dianggarkan dari periode Juni - Desember 2018 sebesar
Rp393.912.286 yang terdiri dari biaya bahan baku langsung Rp184.836.960, biaya tenaga kerja langsung
Rp110.880.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp98,195,326.
Sumber : (Purwanti, 2017), (Septiadi Indra, 2018)