• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA: DORETHY E. JOHNSON, MADALIENE LIENENGER, SISTER CALLISTA ROY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA: DORETHY E. JOHNSON, MADALIENE LIENENGER, SISTER CALLISTA ROY"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN

KELUARGA: DORETHY E. JOHNSON,

MADALIENE LIENENGER, SISTER

CALLISTA ROY

Disusun Oleh :

1) NI KADEK ARIYASTUTI (P07120214007)

2) PUTU EPRILIANI (P07120214010)

3) IDA AYU DIAH N. KENITEN (P07120214039)

DIV KEPERAWATAN TINGKAT 2 SEMESTER III

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2015

▸ Baca selengkapnya: keperawatan modular adalah

(2)

A. PENDAHULUAN

1. KONSEP-KONSEP KUNCI 2. PETUNJUK

3. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Tujuan Pembelajaran Umum b. Tujuan Pembelajaran Khusus B. PENYAJIAN MATERI

C. TUGAS DAN LATIHAN D. PENUTUP

1. RANGKUMAN 2. TES AKHIR BAB

Soal

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

Perkembangan berbagai konsep dan teori dalam keperawatan berlandaskan kerangka konsep yang merupakan pandangan dan keyakinan keperawatan, yaitu pandangan tentang keperawatan sebagai suatu kegiatan, manusia sebagai klien, kesehatan serta lingkungan dari klien dan perawat yang kemudian dikenal sebagai paradigm keperawatan. Paradigm keperawatan dengan empat komponen esensialnya, memberikan informasi tentang lingkup cakupan, dan batasan, esensi serta tujuan dan kemanfaatan dari perkembangan profesi keperawatan. Dengan kata lain, paradigma keperawatan memberikan arah dalam perkembangan keperawatan sebagai profesi. Adanya perbedaan di antara berbagai teori keperawatan yang ada, terjadi hanya karena perbedaan dalam penekanan pada salah satu komponen paradigma, yaitu komponen manusia/klien sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta keperawatan sebagai bentuk pelayanan/asuhan. (Jumadi, 1999)

“Era modern” keperawatan ialah era perkembangan sistematika dari keperawatan menuju kepada keperawatan sebagai profesi, bermula dari pandangan dan pernyataan dari Florence Nightingale yang mempunyai visi yang sangat maju tentang keperawatan. Dalam perkembangan teori keperawatan selanjutnya, muncul nama-nama besar ilmuwan keperawatan yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam perkembangan keperawatan. (Kusnanto, 2004)

Praktik keperawatan hendaknya menilai pasien secara holistik (menyeluruh), melakukan dengan penuh tanggung jawab dan insting yang dipenuhi unsur moral dan kasih sayang. Penting diketahui bahwa, pasien bukan hanya makhluk individual, melainkan dia memiliki ruang lingkup social, salah satunya yang terdekat adalah keluarga. Keluarga, menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga

(4)

berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut.

Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri. Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Untuk itu, penting diketahui beberapa teori dan model keperawatan keluarga, menurut Dorethy E. Johnson, Madaliene Lienenger, Sister Callista Roy.

1. KONSEP-KONSEP KUNCI

a. Pengertian Model Praktik Keperawatan Keluarga

b. Model Praktik keperawatan keluarga: Dorethy E. Johnson c. Model Praktik keperawatan keluarga: Madaliene Lienenger d. Model Praktik keperawatan keluarga: Sister Callista Roy

2. PETUNJUK

a. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin

b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban dan umpan balik untuk mengetahui sejauh mana anda

(5)

telah menguasai materi, dan di akhir bab diberikan sumber pendukung

c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian. Bila anda ragu terhadap jawaban tes ini, maka ulangi lagi membaca bagian yang belum anda pahami.

d. Kerjakanlah soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun dan disiplin.

e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda.

f. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap. Selamat belajar semoga sukses.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Tujuan Pembelajaran Umum

Mahasiswa mampu memahami secara umum model praktik keperawatan keluarga

b. Tujuan Pembelajaran Khusus

Melalui makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami mengenai :

a. Pengertian Model Praktik Keperawatan Keluarga

b. Model Praktik keperawatan keluarga: Dorethy E. Johnson c. Model Praktik keperawatan keluarga: Madaliene Lienenger d. Model Praktik keperawatan keluarga: Sister Callista Roy

B. PENYAJIAN MATERI

1. PENGERTIAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

a. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena (kerlinjger, 1979, hal 9)

b. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara fenomena-fenomea tersebut (steven, 1979) c. Konsep adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau

pemisahan karakteristik ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.

(6)

d. Model konseptual adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan pembuat model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit. e. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem

atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.

Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian, namun sebenarnya berbeda dalam beberapa hal diantaranya pada tingkat abstraknya.

a. Model konseptual memakai system dengan abstrak yang t inggi dari model konsep global dan dalil-dalil.

b. Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya tidak terdefinisi secara operasional, namun hubunganya dapat diobsevasi.

c. Teori berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang konkret dan spesifik.

d. Teori dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara jelas, serta diformulasi suatu hypotesa sehingga dapat diuji melalui riset.

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.

(7)

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.

Teori keperawatan dan model konseptual 1. Orientasi system.

 system periaku dari Johnson

 model konseptual system dari Neuman 2. Orientasi perkembangan.

 model konseptual perawtan diri dari Orem 3. Orientasi interaksi dan system.

 model adaptasi dari Roy

 model system terbuka dari King 4. Orientasi system dan perkembangan.

1. model proses kehidupan dari Roger.

2. MODEL PRAKTIK KEPERWATAN KELUARGA: DORETHY E. JOHNSON

Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di savannah, Georgia. Teori system perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu

(8)

dan senimerawat harus berfokus pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik.

Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri system-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori system perilakudipolakan sesudah model system; system dinyatakan terdiri dari bagian yangberkaitan untuk melakukan fungsibersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisanya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai system perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori system biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan system biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan system biologi.

Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.

Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan system perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian system perilaku didukung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa system perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam system biologis, pengetahuan atas

(9)

bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan system.

KONSEP-KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI

Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.

Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan , “ A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its prt.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini9 melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

A. Sistem perilaku (behavioral system).

System perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya . biasanya sikap daqpat digambarkan

(10)

dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. System biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.

B. Subsistem.

Karena behavioral system memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan “system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsungaktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di control oleh factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive. 1. Subsitem attachement-affiliative.

Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi social. Pada tingktan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat.

(11)

Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan . konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilaku dependency berybah dari hamper, bergantung total kepada orang lain kea rah bergantung total kepada orang lain kearah bergantungkepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar . jumlah interpedency tertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok social

3. Subsistem biologis

Subsistem biologis ingestion dan eliminasi “ berkaitan dengan kapan, bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita makan dan kapan, bagaimana dan dengan komdisi apa kita makan dan dengan kondisi apa kita buang.” Respon-respon ini dikaitkan dengan social dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.

4. Subsistem seksual

Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil (procreation) dan kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak dibatasi. Courting dan mating, system respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang luas)perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.

5. Subsistem agresif

adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan feshback bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak hanya di pelajari tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain. Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode

(12)

perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka dihormati dan dilindungi.

6. Subsistem achievement

Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan . cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual , fisikis, kreatif, mekanis dan social. Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai system perilaku(behavioral system). Halo yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar system adalah ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana system memiliki control kecil atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan “ sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkunganya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam system perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat system mengalami overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan . stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan(tension) dan menyebabkan ketidakstabilan . tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor . ia disebabkan karena disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku,

(13)

dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimgangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai suatu sistem, di dalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah

1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenagan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.

2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang kreatif.

3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.

4. Eliminasi, merupakan bentuk pengelauran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis

5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.

6. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.

Ketergantungan, merupakna bagian yang membentuk system perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan sub system tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai

(14)

pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalamhal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

ASUMSI-ASUMSI

A. Perawatan (nursing)

Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tinmdakan eksternala untuk memberikan organisasi perilakupasien ketika pasien dalam kondisi strres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap(komplementer) bagi medis/ pengobatan.

B. Orang (person)

Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.

Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk manusia dan apabila ada

(15)

tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

C. Kesehatan (health)

Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.

Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem –subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan. D. Lingkungan

Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap

(16)

kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.

3. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA: MADALIENE LIENENGER

Madeleine Leininger adalah perawat profesional pertama di dunia yang memperoleh gelar doktor dalam bidang antropologi dan mengembangkan transkultur nursing sebagai sub bagian dari keperawatan. Pendidikan madeleine leininger yaitu beliau lulus pendidikan dasar keperawatan pada tahun 1948 dari St. Anthony’s school of Nursing, Denver, Bachelor of Science dari Benedictine College, Atchison pada tahun 1950, Master Of Science dalam keperawatan dari catholic University, Washington DC pada tahun 1953, PhD dalam bidang Antropology dari University of Washington, Seatle 1965.

Pada saat dia bekerja pada penasehat anak di midwestern United States (tahun 1950), Leininger mengalami “Cultural Shock”. Ketika dia bekerja sebagai perawat specialis di klinik dengan anak-anak yang terganggu dan orang tuanya, dia mengobservasi perilaku-perilaku yang berbeda diantara anak-anak tersebut dan menyimpulkan bahwa perbedaan-perbedaan ini didasarkan pada budaya / kultur. Dia mengidentifikasi kurangnya pengetahuan tentang kultur anak-anak sebagai link yang hilang dalam keperawatan untuk mengerti variasi-variasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.

Leininger menggunakan istilah-istilah “ Transcultural Nursing”, “Ethnonursing”, dan “Cross Cultural Nursing”.

(17)

Teori yang telah dibangun oleh Madeleine Leininger adalah Transcultural Nursing dimana pada tahun 1979 Leininger mendefinisikannya sebagai cabang dari keperawatan yang memfokuskan pada studi komparatif dan analisis kultur berkenaan dengan keperawatan dan praktek asuhan sehat-sakit, keyakinan-keyakinan, dan nilai-nilai dengan tujuan untuk memberikan makna dan kemanjuran pelayanan asuhan keperawatan untuk individu sesuai dengan nilai-nilai kultur dan keadaan sehat-sakit.

Leininger mendefinisikan Ethnonursing sebagai studi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, praktek asuhan keperawatan sebagai mengerti/ merasa dan tahu tentang kultur melalui pengalaman langsung, keyakinan-keyakinan, dan sistem nilai.

Leininger mempunyai beberapa konsep yaitu diantaranya tentang budaya, nilai-nilai budaya, cultural care diversity, cultural care university, cultural care, world view, social structure, kontek lingkungan, sistem kesehatan, sistem kesehatan profesional, care, cultural care preservation, cultural care accomodation, cultural care reppatterning dan tambahan yaitu keperawatan adalah transcultural care proffesion, dimana secara satu persatu konsep tersebut akan dijelaskan.

Budaya adalah mempelajari, membagi dan memindahkan

nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, norma-norma, dan praktek kehidupan kelompok-kelompok utama yang mengarahkan pemikiran, keputusan, dan tindakan-tindakan dengan cara yang terpola. Berdasarkan asumsi bahwa manusia adalah manusia berbudaya dan mempunyai kemampuan untuk hidup lebih lama melalui kemampuan mereka untuk merawat orang lain untuk semua tingkat usia pada berbagai lingkungan dan berbagai cara.

Nilai-nilai budaya dibawa dari budaya dan mengidentifikasi

keinginan pengakuan dan diketahui. Nilai-nilai ini sering dianut oleh suatu budaya untuk waktu tertentu dan memberikan arahan untuk membuat keputusan untuk anggotabudaya tersebut. Nilai-nilaibisa bermacam-macam atau universal (umum).

(18)

Cultural care diversity menunjukan “ bervariasinya makna,

pola-pola, nilai-nilai atau simbol-simbol asuhan yang secara budaya dibawa oleh masyarakat untuk kesejahteraannya atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan kehidupan atau menghadapi kematian.

Cultural care university merujuk kepada umum, serupa atau

seragam maksud, pola, nilai atau simbol asuhan yang secara budaya dibawa oleh masyarakat untuk kesejahteraan atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan kehidupan atau menghadapi kematian. Perawatan dapat diperlihatkan dengan bermacam-macam ekspresi, tindakan, pola, gaya hidup dan arti.

Cultural care didefinisikan sebagai nilai-nilai,

kepercayaan-kepercayaan, pengungkapan-pengungkapan yang terpola yang membantu, mendukung atau memampukan individu lain atau kelompok untuk memelihara kesehatannya, meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan atau menghadapi kematian dan kecacatan. Berdasarkan asumsi bahwa cultural care adalah pengertian yang luas untuk mengetahui, menjelaskan, menjumlahkan, dan memprediksi fenomena asuhan keperawatan dan untuk mengarahkan praktek asuhan keperawatan.

World view (pandangan dunia), dimana manusia melihat atau

memandang dunia, berbentuk gambar atau pandangan tentang dunia atau kehidupannya.

Social structure didefinisikan sebagai pelibatan faktor-faktor

struktural dan organisasional alami yang dinamis pada budaya utama (masyarakat) dan bagaimana faktor-faktor ini berfungsi untuk memberikan arti dan struktural order termasuk agama, kekeluargaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi dan faktor-faktor budaya.

Kontek lingkungan secara total adalah kejadian-kejadian, situasi

atau pengalaman utama yang memberikan maksud/arti untuk manusia berekspresi di dalam interaksi sosial, fisikal, ekologikal, emosional, dan dimensikultural. Arti dari pengetahuan dan praktek berasal dari nilai-nilai dunia, faktor-faktor sosial, nilai-nilai budaya, kontek lingkungan dan pengguna bahasa adalah penting untuk mengarahkan

(19)

keperawatan dan tindakan-tindakan dalam memberikan asuhan yangsesuai.

Sistem kesehatan (kesehatan rakyat) adalah asuhan kesehatan

traditional atau lokal atau praktek-praktek pengobatan yang mempunyai arti special dan menggunakan penyembuhan untuk membantu sesorang.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang secara budaya

didefinisikan, penilaian dan praktek yang merefleksikan kemampuan individu (kelompok) untuk melaksanakan peran aktifitassehari-harinya dengan cara memuaskan.

Sistem kesehatan profesional didefinisikan sebagai asuhan

profesional dan tawaran pelayanan pengobatan oleh bermacam-macam jenis tenaga kesehatan yang dipersiapkan melalui program profesioanl yang formal pada institusi pendidikan special. Dengan asumsi bahwa semua budaya mempunyai praktek pelayanan kesehatan profesional dan traditional.

Care (asuhan) sebagai kata benda didefinisikan sebagai suatu

fenomena yang berhubungan dengan bantuan, dukungan, atau perilaku untuk memampukan individu atau kelompok dengan petunjuk atau kebutuhan yang diantisipasi atau meningkatkan kondisi atau kehidupan manusia. Asuhan diasumsikan sebagai suatu yang dominan, merupakan kesatuan dan pusat domain keperawatan, sedangkan cure tidak dapat terjadi secara efektif tanpa care, tapi care bisaterjadi tanpa cure.anggapan yang berhubungan dengan asuhan atau keperawatan adalah penting untuk kehidupan manusia, perkembangannyadan kemampuan untuk menghadapi kejadian-kejadian kritis dalam kehidupan, termasuk penyakit, kecacatan, dan kematian.

Cultural care preservation diketahui sebagai pemeliharaan yang

meliputi bantuan, dukungan, atau memampukan tenaga kesehatan dalam tindakan-tindakan, dan keputusan untuk membantu klien pada budaya tertentu dalam memelihara kesehatan atau memulihkan dari sakit atau menghadapi kematian.

(20)

Cultural care accomodation diketahui sebagai negoisasi di dalam

memberikan bantuan, dukungan, atau memampukan tenaga kesehatan profesional dalam bertindak dan membuat keputusan untuk membantu klien pada budaya tertentu beradaptasi pada atau negoisasi yang bermanfaat, atau status kesehatan yang memuaskan, atau menghadapi kematian.

Cultural care repatterning atau restrukturisasi meliputi bantuan,

dukungan, atau memampukan tenaga kesehatan profesional dalam bertindak dan membuat keputusan untuk membantu klien merubah cara hidupnya dengan cara baru atau pola yang berrbeda yang secara budaya bermakna dan memuaskan atau mendukung kemanfaatan pola hidup yang sehat.

Transcultural care profession (asuhan profesi antar budaya) perawat memberikan asuhan kepada individu dari berbagai

budaya yang berbeda dengan atau tanpa transcultural perspective. Untuk lebih efektif, logis, dan relevan untuk bermacam-macam individu di dunia, keperawatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang berdasarkan transcultural. Asuhan keperawatan yang berdasarkan budaya adalah faktor kritis untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang efektif, seperti pemulihan dari sakit dan kecacatan.

4. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA: SISTER CALLISTA ROY

A. Riwayat Hidup Callista Roy

Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas California.

Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk

(21)

mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook pada tahun 1970.

Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing.

Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti.

Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N

(22)

menghadiahi buku untuk model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American Academy of Nurshing.

B. Sumber Teori

Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :

1. Focal stimuli : Individu segera menghadap

2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek dari focal stimuli.

3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.

Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode. Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf

(23)

pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model.

Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.

C. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy

Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.

Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity. Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain. Falsafah veritivity yaitu kebenaran, yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :

1. tujuan eksistensi manusia

2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia 3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum. 4. nilai dan arti kehidupan.

(24)

Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari konsep mayor Callista Roy,

a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output dan umpan balik.

b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan residual.

c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.

e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.

f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.

g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.

h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar. i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu

fisiological, fungsi peran, interdependensi dan konsep diri.

j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.

k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi dilakukan.

(25)

m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam hubungannya di lingkungan sosial.

n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.

D. Model Konseptual Callista Roy

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan. Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :

1. keperawatan : menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan.

Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk

(26)

merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.

2. Manusia.

Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan. 3. Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

4. Lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.

E. TEORI PENEGASAN

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu Fungsi atau proses control yang terdiri dari:

(27)

2. Regulator

3. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu: A. Fisiologi

B. konsep diri C. Fungsi peran D. Interpendensi

Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.

Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan

a. Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).

2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).

3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991) 4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas

fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991). 5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk

proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari

(28)

infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).

6. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).

7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).

8. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).

9. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)

b. Mode Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.

1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti

(29)

setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

c. Mode fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .

d. Mode Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.

Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang

(30)

kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy

Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.

Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

C. TUGAS DAN LATIHAN

(31)

a. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara fenomena-fenomea tersebut

b. Teori adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan karakteristik ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.

c. Teori adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan pembuat model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit.

d. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena

e. Teori adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.

2) Berikut orientasi dari teori keperawatan dan model konseptual, kecuali a. Orientasi system.

b. Orientasi perkembangan. c. Orientasi interaksi dan system. d. Orientasi system dan perkembangan. e. Orientasi interaksi sosial

3) Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan “A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its prt.” Apakah maksud dari definisi system tersebut?

a. Sistem merupakan bagian dari komponen-komponen yang menyatu

b. Sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya.

c. Sistem merupakan bagian yang ketergantungan dengan fungsi komponen lain

d. Sistem merupakan bagian yang komponennya berkaitan dan berfungsi dalam ketergantungan.

(32)

e. Sistem adalah keseluruhan bagian yang menyatu tanpa ketergantungan.

4) Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah

a. dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

b. dengan pendekatan system motorik, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai kemajuan, baik di lingkungan internal maupun eksternal.

c. dengan pendekatan system biologis, dimana individu dipandang sebagai sistem motorik yang selalu ingin mencapai pemenuhan fungsi dasar tubuh, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

d. dengan pendekatan system fisik, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keindahan jasmani, baik di lingkungan internal maupun eksternal.

e. Dengan pendekatan system biologis, individu akan selalu bergerak memenuhi kebutuhan makan dan minum secara sederhana dan sadar.

5) Sebagai suatu sistem, di dalamnya terdapat komponen sub system yang membentuka system tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah, kecuali

(33)

a. Ingestif

b. Achievement c. Agresif

d. Eliminasi

e. Kenyamanan

6) Leininger mengidentifikasi kurangnya pengetahuan tentang kultur anak-anak sebagai link yang hilang dalam keperawatan untuk mengerti variasi-variasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Leininger juga menggunakan istilah-istilah, berikut

a. “just common nursing” b. “Enchonursing”

c. “Cross Cultural Nursing”. d. “Social society of Nursing” e. “Nursing helping”

7) Menurut Leininger, system kesehatan (kesehatan rakyat) adalah..

a. Asuhan kesehatan traditional atau lokal atau praktek-praktek

pengobatan yang mempunyai arti spesial dan menggunakan penyembuhan untuk membantu seseorang.

b. Asuhan profesional dan tawaran pelayanan pengobatan oleh bermacam-macam jenis tenaga kesehatan yang dipersiapkan melalui program profesioanl yang formal pada institusi pendidikan special.

c. Suatu fenomena yang berhubungan dengan bantuan, dukungan, atau perilaku untuk memampukan individu atau kelompok dengan petunjuk atau kebutuhan yang diantisipasi atau meningkatkan kondisi atau kehidupan manusia.

d. Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang secara budaya didefinisikan, penilaian dan praktek yang merefleksikan kemampuan individu (kelompok) untuk melaksanakan peran aktifitassehari-harinya dengan cara memuaskan.

e. Memberikan asuhan kepada individu dari berbagai budaya yang berbeda dengan atau tanpa transcultural perspektif.

8) Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu:

(34)

b. Residual stimuli, forcep stimuli, social stimuli

c. Focal stimuli, Konseptual stimuli, Residual stimuli d. Residual stimuli, focal stimuli, forcep stimuli

e. Focal stimuli, forcep stimuli, forbidden stimuli

9) Falsafah veritivity yaitu kebenaran, yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah menurut Roy tersebut adalah

kecuali..

a. tujuan eksistensi manusia

b. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia c. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum. d. Kronologis perkembangan manusia

e. nilai dan arti kehidupan.

10) Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam beberapa peran yaitu:

a. peran primer, sekunder dan tersier.

b. Peran sekunder dan tersier c. Peran primer dan sekunder d. Peran primer dan tersier e. Peran tersier saja

D. PENUTUP

1. RANGKUMAN

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di savannah, Georgia. Teori system perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cedera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik.

Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli

(35)

perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimgangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

Berbeda dari Johnson, Madeleine Leininger adalah perawat profesional pertama di dunia yang memperoleh gelar doktor dalam bidang antropologi dan mengembangkan transkultur nursing sebagai sub bagian dari keperawatan. Teori yang telah dibangun oleh Madeleine Leininger adalah Transcultural Nursing dimana pada tahun 1979 Leininger mendefinisikannya sebagai cabang dari keperawatan yang memfokuskan pada studi komparatif dan analisis kultur berkenaan dengan keperawatan dan praktek asuhan sehat-sakit, keyakinan-keyakinan, dan nilai-nilai dengan tujuan untuk memberikan makna dan kemanjuran pelayanan asuhan keperawatan untuk individu sesuai dengan nilai-nilai kultur dan keadaan sehat-sakit.

Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris. Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.

2. TES AKHIR BAB

Soal

(36)

a. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara fenomena-fenomea tersebut

b. Teori adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan karakteristik ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.

c. Teori adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan pembuat model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit. d. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan

proposisi yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena

e. Teori adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.

2) Berikut orientasi dari teori keperawatan dan model konseptual, kecuali a. Orientasi system.

b. Orientasi perkembangan. c. Orientasi interaksi dan system. d. Orientasi system dan perkembangan. e. Orientasi interaksi sosial

3) Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan “A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its prt.” Apakah maksud dari definisi system tersebut?

a. Sistem merupakan bagian dari komponen-komponen yang menyatu

b. Sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya.

c. Sistem merupakan bagian yang ketergantungan dengan fungsi komponen lain

d. Sistem merupakan bagian yang komponennya berkaitan dan berfungsi dalam ketergantungan.

(37)

e. Sistem adalah keseluruhan bagian yang menyatu tanpa ketergantungan.

4) Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah

a. dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

b. dengan pendekatan system motorik, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai kemajuan, baik di lingkungan internal maupun eksternal.

c. dengan pendekatan system biologis, dimana individu dipandang sebagai sistem motorik yang selalu ingin mencapai pemenuhan fungsi dasar tubuh, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

d. dengan pendekatan system fisik, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keindahan jasmani, baik di lingkungan internal maupun eksternal.

e. Dengan pendekatan system biologis, individu akan selalu bergerak memenuhi kebutuhan makan dan minum secara sederhana dan sadar.

5) Sebagai suatu sistem, di dalamnya terdapat komponen sub system yang membentuka system tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah, kecuali

(38)

a. Ingestif

b. Achievement c. Agresif

d. Eliminasi e. Kenyamanan

6) Leininger mengidentifikasi kurangnya pengetahuan tentang kultur anak-anak sebagai link yang hilang dalam keperawatan untuk mengerti variasi-variasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Leininger juga menggunakan istilah-istilah, berikut

a. “just common nursing” b. “Enchonursing”

c. “Cross Cultural Nursing”. d. “Social society of Nursing” e. “Nursing helping”

7) Menurut Leininger, system kesehatan (kesehatan rakyat) adalah.. a. Asuhan kesehatan traditional atau lokal atau praktek-praktek

pengobatan yang mempunyai arti spesial dan menggunakan penyembuhan untuk membantu seseorang.

b. Asuhan profesional dan tawaran pelayanan pengobatan oleh bermacam-macam jenis tenaga kesehatan yang dipersiapkan melalui program profesioanl yang formal pada institusi pendidikan special.

c. Suatu fenomena yang berhubungan dengan bantuan, dukungan, atau perilaku untuk memampukan individu atau kelompok dengan petunjuk atau kebutuhan yang diantisipasi atau meningkatkan kondisi atau kehidupan manusia.

d. Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang secara budaya didefinisikan, penilaian dan praktek yang merefleksikan kemampuan individu (kelompok) untuk melaksanakan peran aktifitassehari-harinya dengan cara memuaskan.

e. Memberikan asuhan kepada individu dari berbagai budaya yang berbeda dengan atau tanpa transcultural perspektif.

8) Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu:

(39)

b. Residual stimuli, forcep stimuli, social stimuli c. Focal stimuli, Konseptual stimuli, Residual stimuli d. Residual stimuli, focal stimuli, forcep stimuli e. Focal stimuli, forcep stimuli, forbidden stimuli

9) Falsafah veritivity yaitu kebenaran, yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah menurut Roy tersebut adalah

kecuali..

a. tujuan eksistensi manusia

b. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia c. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum. d. Kronologis perkembangan manusia

e. nilai dan arti kehidupan.

10) Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang

dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam beberapa peran yaitu:

a. peran primer, sekunder dan tersier. b. Peran sekunder dan tersier

c. Peran primer dan sekunder d. Peran primer dan tersier e. Peran tersier saja

(40)

E. DAFTAR PUSTAKA

Jumadi Gaffar. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC Kusnanto. 2004. Profesi dan Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC

Anonim. 2014. Makalah Madeleine Leininger Keperawatan. (online) available:

http://www.teoripendidikan.com/2014/06/makalah-madeleine-leininger-keperawatan.html (28 September 2015)

Akhmad. 2011. Model Calista Roy. (online) available:

https://www.scribd.com/doc/145112787/Model-Calista-Roy (28

Referensi

Dokumen terkait

menyediakan ahli penilaian pendidikan untuk kegiatan penulisan soal yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi dan Kantor Wilayah.. Kementerian

Menurut Kuswanto (2012) di Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap biaya mulai dari pembuatan persemaian sampai dengan tanam secara konvensional memerlukan biaya

Hasil penelitian disimpulkan bahwa penghitungan pajak pertambahan nilai di perusahaan sudah sesuai dengan Undang – Undang nomor 42 tahun 2009, dimana pajak keluaran lebih

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak mempunyai hubungan dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus di Yayasan Lupus

Memberi pemahaman akan adanya prinsip-prinsip yang harus ditaati dalam hubungan diplomatik yang dilaksanakan antar negara sesuai dengan Konvensi Wina 1961 dan 1963

Sortasi kering dilakukan sebelum pewadahan simplisia  bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki yang tidak tersortir pada saat

melakukan/menyelesaikan kegiatan/tugas tanpa bantuan guru secara tepat,cepat dan benar, √ = anak yang menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam SKH,

Tenaga kerja muncul karna adanya hubungan antara pemberi kerja dan orang lain yang menawarkan tenaganya untuk dimanfaatkan dalam proses produksi barang dan jasa.