• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. dilakukan peneliti untuk menemukan dan meninjau teori. Bertujuan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. dilakukan peneliti untuk menemukan dan meninjau teori. Bertujuan untuk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

12 2.1. Kajian Pustaka

Yang dimaksud dengan Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan peneliti untuk menemukan dan meninjau teori. Bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam tentang hal-hal yang telah dikerjakan serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

Donal Ary dan kawan-kawan(1982:96) menerangkan tentang fungi dari tinjauan pustaka sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, memungkinkan peneliti peneliti menetapkan batas-batas penelitian.

2. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti menempatkan masalah dalam perspetif yang tepat.

Variabel yang menjadi objek peneliti adalah kualitas program aplikasi MapInfo (variabel indepenten) terhadap kinerja pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung (variabel dependen).

(2)

2.1.1. Variabel Independen

Menurut Umi Narimawati (2008:40) menjelaskan variabel independen sebagai berikut :

“Variabel bebas (Independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobsevarsi”. Dan menurut salah satu situs variabel independen adalah variabel yang mendahului. Karena itu, pengurutan berdasarkan waktu ini juga dapat dikatakan bahawa variabel lain. Runya dan Harber mengatakan :

“Independen variabel; a variabel that is examined in order to determine its effects on an outcome of interest ( the dependent variable)”.

(http://faozangea.blogspot.com/Metode Penelitian Sosial /19 April 2011)

Dalam penelitian ini yang menjadi variable Independen ( variabel X) yaitu Kualitas Software. Menurut salah satu situs dunia maya yang dikutip dari The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) mendefinisikan kualitas sebagai The degree to which a system, component or process meets customer or user needs or expectations (IEEE90).

“Suatu atribut dari sistem yang berjalan yang sangat erat kaitannya dengan resiko”.

(3)

2.1.1.1. Kualitas Program Aplikasi (Software)

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

“Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”

Suatu Aplikasi (software) dirancang untuk membantu dan mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan keakuratan, ketepatan, dan efisiensi waktu yang tinggi. Maka dari itu, diperlukan software yang memiliki tingkat kehandalan tinggi. Hal ini dinyatakan oleh JD Musa, A. Iannino. and K. Okumoto. 1987. Engineering and Managing Software with Reliability Measures. McGraw-Hill. Australia. Kehandalan software merupakan segi penting dari kualitas perangkat lunak, yang berarti bahwa kemungkinan suatu program komputer terbebas dari kegagalan operasi dalam lingkungan tertentu untuk waktu tertentu.

Dalam jurnal International Organization for Standardization (ISO:9126) menurut Roger S. Pressman (2005:746) menyatakan bahwa dalam konteks rekayasa perangkat lunak, kualitas perangkat lunak mengukur seberapa baik perangkat lunak dirancang (kualitas desain), dan seberapa baik perangkat lunak sesuai dengan rancangan tersebut (kualitas kesesuaian).

Definisi yang mengkaitkan kualitas software terhadap penggunanya diciptakan juga oleh Gerald Weinberg. 1992. Quality Software Management:Systems thingking, adalah kualitas adalah nilai ke orang tertentu.

(4)

Penekanan pada definisi ini bahwa kualitas secara subjektif. Karena setiap orang memiliki penilaian yang berbeda terhadap kualitas suatu software, definisi ini mengundang pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh tim pembuat software, seperti “siapa orang yang menginginkan kami untuk menilai software yang kami buat?” dan “apa yang menjadi amat penting bagi mereka?”

Standar pembangunan software yang terdokumentasi dan karakteristik yang ditunjukkan oleh software”. Definisi ini menekankan pada 3 hal yaitu:

1. Kebutuhan software adalah fondasi ukuran kualitas software, jika software tidak sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan maka kualitaspun kurang. 2. Jika menggunakan suatu standar untuk pembangunan software maka jika

software tidak memenuhi standar tersebut maka dianggap kurang berkualitas.

3. Seringkali ada kualitas yang secara langsung diutarakan (tersirat) seperti kemudahan penggunaan dan pemeliharaan yang baik. Kualitas software dipertanyakan jika tidak memenuhi kebutuhan ini.

Kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari sudut pandang proses pengembangan perangkat lunak (process) dan hasil produk yang dihasilkan (product). Dan penilaian ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Dari sudut pandang produk, pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(5)

Tabel 2.1

Faktor dan Kriteria Kualitas Perangkat Lunak (Software)

Faktor Kriteria

Ketepatan (correctness) Kelengkapan, konsistensi, traceability Keandalan (reliability) Akurasi, toleransi kesalahan, konsistensi,

kesederhaan

Efisiensi (efficiency) Efisiensi eksekusi, efisiensi storage Integritas (integrity) Kontrol akses, akses audit

Kegunaan (usability) Komunikasi, pengoperasian, training Sumber : McCall (1992 :31)

Aplikasi atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :

1. Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan

2. Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

3. Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.

Berikut di bawah ini akan di tampilkan pula gambar siklus pengolahan data dimana suatu proses pengolahan data terdiri dari 3 tahapan dasar yang disebut dengan siklus pengolahan data (Data Processing Cycle) yaitu input, proses dan output.(Fathansyah 2005:65)

(6)

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Sumber : .Fathansyah (2005:65)

1. Input, Tahap ini merupakan proses memasukan data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device).

2. Proses, tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukan yang dilakukan oleh alat pemroses (processing data) yang berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan mengendalikan atau mencari di storage.

3. Output, tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.

Dari teori-teori yang telah dipaparkan tersebut, dapat diasumsikan bahwa penilaian suatu kualitas software lebih menekankan kearah subjektif atau lebih ditekanan kepada penggunanya (user), karena penilaian subjektif lebih mengarah kepada fakta saat penggunaan software tersebut.

2.1.1.2 Aplikasi MapInfo

MapInfo adalah produk perangkat lunak pemetaan yang diproduksi oleh MapInfo Coorporation. MapInfo Professional memiliki kemampuan menggabungkan dan menampilkan peta tunggal, dengan data yang berasal dari

(7)

berbagai sumber, format, maupun proyeksi. Perangkat lunak ini juga mampu melakukan overlay lapisan raster dan vektor pada peta yang sama. MapInfo cukup populer baik pada sektor bisnis maupun sektor publik. (http://id.wikipedia.org/wiki/MapInfo_Professional/ 21 April 2011)

MapInfo Professional merupakan salah satu perangkat lunak dari beberapa perangkat lunak sistem informasi geografis vector-based komersial yang cukup dominan di seluruh dunia. Aplikasi ini sangat handal dalam menangani pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan inventarisasi dan analisis-analisis spasial, mudah untuk di pelajari, dan kemudian digunakan (user friendly), dan mudah di integrasikan dengan perangkat lunak lain.

Dengan bantuan GPS (Global Positioning System), para peneliti yang bekerja dilapangan dapat dengan mudah, cepat dan akurat dalam memberikan informasi tentang posisi dan lokasi hasil temuan yang didapat di lapangan. Lalu hasilnya dapat langsung di konversikan kedalam peta digital yang dapat di integrasikan kedalam MapInfo.

2.1.2. Variabel Dependen

Menurut Umi narimawati (2008:41) menjelaskan variable independen sebagai berikut :

“Variabel tergantung (Dependent Variable) adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”.

(8)

Dan menurut salah satu situs Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi oleh variabel independent. Oleh karena itu, variabel dependen atau terikat bergantung pada variabel independent atau bebas. Menurut Runya dan Harber mengatakan; dependent variable; an outcome of interest that is being observer and measured to assess the effect of the independent variable.

(http://faozangea.blogspot.com/Metode Penelitian Sosial /19 April 2011)

Variabel dependen atau variabel yang dianggap disimbolkan sebagai variabel Y pada penelitian ini adalah kinerja pegawai pada Pusat Survei Geologi Bandung.

2.1.2.1 Konsep Kinerja

Dalam Penelitian ini yang menjadi variable dependen yaitu Kinerja Pegawai. Banyak definisi berkaitan dengan Kinerja Pegawai (Employee Performance) antara lain menurut sebuah situs yang dikutip dari Smith dalam Sedarmayanti.2001 mengatakan bahwa:

”Menyatakan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tingggi dalam suatu organisasi”.

(http://itsnasahma.blogspot.com/Kinerja/11 Maret 2011)

Sedangkan menurut Mangkunegara.1993 mendefinisikan istilah kinerja karyawan / pegawai adalah :

”hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan. Tercapainya kinerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh pada tercapainya kinerja perusahaan yang tinggi pula.Untuk tercapainya kinerja karyawan yang tinggi dibutuhkan karyawan yang memiliki motivasi dan

(9)

kemampuan kerja yang baik. Pencapaian kinerja yang tinggi dari seseorang sangat dipengaruhi faktor motivasi kerja karyawan itu sendiri.”

(http://itsnasahma.blogspot.com/Kinerja/11 Maret 2011)

Menurut sebuah situs ada 3 kelompok faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan. yaitu :

1. Motivasi

Motivasi yang berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab orang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara sadar. Motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Motivasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas, sehingga motivasi yang tinggi akan diutamakan ketimbang yang lemah.

2. Kemampuan

Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan individu dalam bekerja. Apabila kemampuannya tinggi kinerja yang dihasilkan akan tinggi pula namun sebaliknya apabila rendah maka kinerja akan rendah pula.

3. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan mencakup kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa struktur tugas, desain

(10)

pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan sarana kerja, dan imbalan (reward system).

(http://dayeuhluhur-cilacap.blogspot.com/Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja /11 Maret 2011)

Dalam penilaian kinerja pun pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja karyawan dapat dikethui seberapa baik para karyawan dalam mengerjakan suatu tugas dan membuat mereka lebih mudah untuk mengevaluasinya.

Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa dalam melakukan penilaian atau pengukuran terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan

2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

4. Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain

6. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan

(11)

7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi.

(http://elib.unikom.ac.id/Landasan Teori/11 Maret 2011)

2.1.3. Keterkaitan variable Program Aplikasi MapInfo dengan variable Kinerja Pegawai

Kemajuan teknologi informasi khususnya software sampai dengan detik ini ada begitu banyak yang diciptakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tidak lain peranan software bertujuan untuk meringankan perkerjaan. Untuk itulah saat ini perangkat lunak (software) memegang peranan penting dalam kemajuan suatu perusahaan. Pegawai adalah salah satu bagian dari kemajuan tersebut. Dan dengan diterapkannya penggunaan software pada perusahaan, akan sangat berpengaruh kepada kinerja pegawai.

Program Aplikasi MapInfo yang dipakai di Pusat Survei Geologi Bandung saat ini bertujuan memberikan jawaban untuk masalah-masalah yang dialami perusahaan dalam meningkatkan kinerja para pegawai sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan.

Adapun keterkaitan antara variabel X yaitu Program Aplikasi MapInfo dengan Variabel Y yaitu Kinerja Pegawai ,berdasarkan Jurnal Elsevier Science Inc. yaitu :

(12)

”We also conclude that information systems (IS) implementation strategies have a significant impact on software quality and project performance. While certain IS implementation strategies - executive commitment and prototyping - have a significant impact on both software quality and project performance, training had a significant effect only on software quality and simplicity has a significant effect only on project performance.”

2.2. Kerangka Pemikiran

Yang dimaksud dengan kerangka pemikiran ialah pengambaran alur pemikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain. Penulisan kerangka pemikiran harus didasarkan atas para ahli dan hasil – hasil peneliti yang mendahuluinya.

a. Naratif

Didasarkan dari data mengenai perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakan Program Aplikasi MapInfo serta dari hasil wawancara terhadap Kepala Sistem Informasi di Pusat Survei Geologi Bandung. Penulis mengasumsikan bahwa Aplikasi MapInfo berdampak pada kinerja karyawan di Pusat Survei Geologi Bandung

Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall

(13)

menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :

1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).

Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh para perancang dan pengembang yang secara teknis melakukan penciptaan sebuah aplikasi. Hal yang diukur di sini adalah yang berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan konstruksi sebuah software. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah :

1. Correctness – sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari users, yakni : completeness, consistency, traceability.

2. Reliability – sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan, yakni : accuracy, error tolerance, consistency, simplicity.

3. Efficiency – banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya, yakni : execution efficiently, storage efficiency.

4. Integrity – sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan, yakni : access control, access audit. 5. Usability – usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan,

menyiapkan input, dan mengartikan output dari software, yakni : communicativeness, operability, training.

(14)

2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision). Setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan.

Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah :

1. Maintainability – usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software, yakni : consistency, conciseness, simplicity, modularity, self-document.

2. Flexibility – usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi terhadap software yang operasional, yakni : expandability, generality, modularity, self-documentation.

3. Testability – usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikehendaki atau tidak, yakni : simplicity, modularity, instrumentation, self-documentation. 3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).

Setelah integritas software secara teknis telah diukur dengan menggunakan faktor product operational dan secara implementasi telah disesuaikan dengan product Revision, faktor terakhir yang harus diperhatikan adalah faktor transisi,

(15)

yakni bagaimana software tersebut dapat dijalankan pada beberapa platform atau kerangka sistem yang beragam. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap lingkungan baru :

1. Protability – usaha yang diperlukan untuk mentransfer software dari suatu hardware dan/atau suatu sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware dan/atau sistem software lainnya, yakni : software system independence, hardware independence, self-documentation, modularity.

2. Reusability – sejauhmana suatu software (bagian dari software) dapat dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya, yakni : generality, software system independence, hardware independence, self-documentation, modularity.

3. Interoperability – usaha yang diperlukan untuk menghubungkan satu software dengan lainnya, yakni : communication commonality, data commonality, modularity.

(http://aditya-sumantri.blogspot.com/ Jawaban Ujian UAS RPL / 11 Maret 2011)

Apa yang telah di kemukakan di atas oleh McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) mengenai faktor-faktor atau dimensi dimensi mengenai kualitas suatu software hanya yang 5 faktor di pakai oleh penulis yaitu: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, Usability.

Dalam halnya penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes

(16)

dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan

2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

4. Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain 6. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian pekerjaan

7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi.

(http://elib.unikom.ac.id/Landasan Teori/11 Maret 2011)

b. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

Berikut di bawah ini akan di tampilkan dalam tabel 2.1 perbedaan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya terkait dengan Program Aplikasi (variabel independen) dan Kinerja Pegawai (variabel dependen).

(17)

Tabel 2.2

Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti dan Tahun

Judul Hasil Pnelitian Perbedaan

1. Fani Reza Pradipta (2011) Implementasi Sistem Informasi C-M@X Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pln (persero) UPJ pamanukan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam menggunakan Software Sistem Informasi C-M@X Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas Software Sistem Informasi C-M@X 2. Yanwadi Permana (2010) Analisis Kualitas Software Human Resource Information Sistem (HRIS) Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. East West Seed Indonesia Farm Lembang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam menggunakan Software Human Resource Information Sistem (HRIS) Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas Software Human Resource Information Sistem (HRIS).

(18)

3. Adrian Rizkal Pratama (2010) Analisis kualitas Software Sistem Informasi Monitoring Pengadaan (SIMONIDA) Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan PT.Telkom DCS III Regional Barat Bagian Logistik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas software SIMONIDA terhadap kinerja pegawai yang bekerja pada PT. Telom DCS III Regional Barat Bagian Logistik. Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel kualitas software SIMONIDA

c. Badan kerangka pemikiran

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antara variabel Program Aplikasi MapInfo dengan Variabel Kinerja Pegawai menurut Jurnal diatas, maka dapat dirumuskan paradigma mengenai Kualitas Program Aplikasi MapInfo berdampak terhadap Kinerja Pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung, dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

(19)

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

Program Aplikasi MapInfo

(Variabel X)

penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software yaitu: 1. Correctness 2. Reliability 3. Efficiency 4. Integrity 5. Usability

(McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977)

(http://aditya-sumantri.

blogspot.com/ Jawaban Ujian UAS RPL / 11 Maret 2011)

Kinerja Pegawai

(Variabel Y)

terdapat delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu: 1. Quantity of work 2. Quality of work 3. Job Knowledge 4. Creativeness 5. Dependability 6. Cooperation 7. Initiative 8. Personal qualities

(Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71)

(http://elib.unikom.ac.id/Land asan Teori/11 Maret 2011)

(20)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya.

Menurut Karlinger (1973) dalam Moh. Nazir, ph. D (2003:151) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan dua atau lebih variabel.

Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas penulis memberikan hipotesis sebagai berikut :

”Program Aplikasi MapInfo Berdampak Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Survei Geologi Bandung”.

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data  Sumber : .Fathansyah (2005:65)

Referensi

Dokumen terkait

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menyusun tata naskah dan persuratan dinas dalam pelaksanaan tugas jabatan di instansinya melalui pembelajaran pengertian

Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang kompeten atau yang memiliki pengetahuan, pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang memadai akan lebih

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan berdasarkan metode Economic Value Added (EVA) dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan

a) Untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan penakarnya dibuat dengan ukuran volume minimal untuk 1zak semen, terbuat dari kayu (papan) atau bahan lain yang sesuai dan

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Kepentingan kemahiran komunikasi dalam kalangan pelajar turut disokong oleh Hurley (2008), yang ada menyatakan bahawa keperluan bagi kemahiran komunikasi ini

Pada perusahaan ini, perencanaan pajak ( tax planning) yang dapat diterapkan adalah dengan mengubah metode pehitungan PPh pasal 21 yang sebelumnya ditanggung

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,