• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Merauke, Januari 2015 Kepala SKP Kelas I Merauke, Muhammad Musdar, S.IP., MM NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Merauke, Januari 2015 Kepala SKP Kelas I Merauke, Muhammad Musdar, S.IP., MM NIP"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Rasa syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2015 - 2019 dengan baik dan lancar.

Penyusunan Rencana Strategis Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2015 - 2019 yang telah kami buat merupakan gambaran singkat terhadap seluruh kegiatan baik administrasi maupun operasional yang telah yang telah kami laksanakan selama Tahun 2015 - 2019.

Kami menyadari bahwa penyusunan Rencana Strategis Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2015 - 2019 yang kami susun jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan penyusunan Rencana Strategis Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2015 - 2019.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh staf Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sebagai tim penyusun dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Operasional dengan baik dan lancar.

Merauke, Januari 2015 Kepala

SKP Kelas I Merauke,

Muhammad Musdar, S.IP., MM NIP. 19620907 198303 1 001

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

1 Pendahuluan ... 1

2 Maksud dan Tujuan ... 3

2.1 Maksud ... 3

2.2 Tujuan ... 3

3 Profil Unit Pelaksana Teknis 4 3.1 Kabupaten Merauke ... 5

3.2 Kabupaten Boven Digoel ... 6

3.3 Kabupaten Mappi ... 7

4 Permasalahan ... 11

4.1 Operasional ... 12

4.2 Non Operasional ... 13

5 Analisa SWOT : Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Oppurtunities), dan Tantangan (Threats) ... 14

5.1 Kekuatan (Strengths) ... 14 5.2 Kelemahan (Weaknesses) ... 15 5.3 Peluang (Oppurtunities) ... 17 5.4 Tantangan (Threats) ... 17 6 Rencana Kerja 2015 - 2019 ... 18 6.1 Penguatan Kelembagaan ... 18 6.2 Penguatan SDM ... 22

6.3 Pengembangan Infrastruktur / Sarana / Prasarana ... 23

(4)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran : 3 Pilar Karantina Pertanian yang Mendukung Kegiatan Pembangunan

(5)

1

RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL

STASIUN KARANTINA PERTANIAN

TAHUN 2015-2019

1. PENDAHULUAN

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup aspek demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan.

Sasaran pembangunan pertanian ke depan yang disesuaikan dengan cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian adalah :(1) peningkatan ketahanan atau kedaulatan pangan ; (2) peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor; (3) penyediaan dan peningkatan bahan baku bioindustri dan bioenergi; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu factor strategis yang berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena itu sebagai salah satu unit eselon I di Kementerian Pertanian sekaligus sebagai pengemban amanah Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan dalam rangka strategi pemerintah untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dalam perkembangan perencanan dan strategi pembangunan

(6)

2 nasional Badan Karantina Pertanian memegang peran besar dan strategis dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan melalui mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan.

Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu factor strategis yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena itu, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan diperlukan guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah dan daya saing.

Dinamika lingkungan strategis pembangunan di Indonesia turut mempengaruhi perkembangan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian tak terkecuali Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Karatina Pertanian yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/08 tanggal 3 April 2008 Tentang “Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian” .

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian didaerah yang mendukung pembangunan pertanian dan berperan serta memberikan dukungan pada sub sektor tanaman pangan, Hortikultura dan Pekebunan, serta bidang Peternakan dalam upaya untuk meningkatkan produksi guna memantapkan ketahanan pangan dan melalui pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) ke dan didalam wilayah Negara Republik Indonesia, khususnya diwilayah Kabupaten Merauke, serta mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui program

(7)

3 sertifikasi kesehatan Tanaman dan Hewan yang akan diekspor dan/atau diantar pulaukan.

Dalam hal program ketahanan pangan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke berperan membantu upaya peningkatan produktifitas melalui perlindungan sumber daya alam hayati dari ancaman Hama Penyakit Hewan Karantina ( HPHK ) dan Organisme Penggaggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Dalam hal pemberdayaan ekonomi rakyat karantina berperan aktif mendorong pelaksanaan tugas dan fungsi karantina, lebih lanjut peran karantina semakin strategis dalam peningkatan daya saing komoditas pertanian khususnya hewan dan produk hewan serta komoditas tumbuhan dalam kegiatan ekspor pada era pasar bebas sekarang ini.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2015 - 2019 ini adalah sebagai berikut:

2.1. Maksud

a. Memberikan arah dan pedoman bagi seluruh Staf Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dalam melaksanakan tugas/ program/kegiatan; b. Memberikan gambaran dan penjelasan dalam melaksanakan kegiatan

yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

c. Sebagai bahan dan gambaran bagi pihak yang berwenang untuk menetapkan suatu kebijakan/program.

2.2. Tujuan

a. Untuk lebih memantapkan terselenggaranya kegiatan mengutamakan skala prioritas pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dalam upaya turut mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan Karantina Pertanian;

(8)

4 b. Sebagai bahan pengendalian dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke;

c. Sebagai bahan dalam rangka evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN); d. Penilaian dan pengkajian dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke selama kurun waktu 5 (lima) tahun anggaran.

3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke adalah salah satu unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian Pertanian yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/08 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.

Berdasarkan Permentan No. 44 /Permentan/OT.140/3/2014 tanggal 22 Maret 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 Tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina 2014 menetapkan 3 ( tiga) tempat pemasukan yaitu Bandara Mopah, Pelabuhan Laut Merauke, dan Pos Lintas Batas Sota (RI-PNG); 4 (empat) tempat pengeluaran yaitu Bandara Mopah,Pelabuhan Laut Merauke, Asiki (Boven Digeol), dan Pos Lintas Batas Sota (RI-PNG); serta 5 (empat) tempat pemasukan dan pengeluaran antar area meliputi Bandara Mopah, Pelabuhan Laut Merauke, Kantor Pos Merauke, Asiki (Kab. Boven Digoel), dan Bade (Kab. Mappi).

Sampai dengan tahun 2014 wilayah kerja yang efektif melaksanakan kegiatan operasional ada 4 (empat) wilker yaitu wilker pelabuhan laut Merauke, Bandara Mopah Merauke, wilker Pos Lintas Batas Sota dan Kantor Pos

(9)

5 Merauke, sementara untuk tempat pemasukan dan pengeluaran Asiki (kab. Boven Digeol) dan Bade (kab. Mappi) belum ditetapkan sebagai wilayah kerja karena keterbatasan sumberdaya manusia dan jarak tempuh yang sangat jauh, sarana transfortasi yang hanya dapat ditempuh dengan pesawat, dan kapal laut sehingga penetapan petugas di wilker dengan pemberdayaan SDM yang sangat terbatas sangat tidak memungkinkan dan membutuhkan biaya atau anggaran yang sangat tinggi.

Pada tataran operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dengan wilayah layanan tiga kabupaten di provinsi papua yakni kabupaten Merauke, Boven Digoel dan kabupaten Mappi memiliki kekayanaan keanekaragaman hayati hewan dan tumbuhan yang spesifik.

Berikut disajikan profil wilayah administrative layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sebagai berikut :

3.1. Kabupaten Merauke

Secara geografis terletak antara 137o-141o Bujur Timur dan 5o-9o Lintang Selatan dengan luas mencapai hingga 46.791,63 km2 atau 14,67 % dari keseluruhan wilayah provinsi Papua atau kabupaten terluas di provinsi Papua dan kabupaten lainnya di Indonesia.

Kabupaten Merauke dibatasi oleh daratan dan lautan, secara geografis disebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boven Digoel dan Mappi, sebelah timur dengan Negara Papua New Guine disebelah selatan dan barat dengan laut arafuru. Jika ditinjau menurut kelas ketinggian kabupaten Merauke merupakan wilayah dataran rendah 0-60 dpl.

Potensi wilayah adalah merupakan sentra pengembangan tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kabupaten Merauke adalah merupakan wilayah yang masih bebas dari beberapa

(10)

6 HPHK dan OPTK yang endemik di wilayah lain seperti bebas dari Rabies (bebas hystoris) , Penyakit layu pembuluh pada tanaman kelapa sawit (Fusarium oxysporum) yang sudah endemis di Papua New Guinie (PNG) dan HPHK dan OPTK A2 lainnya.

Kabupaten Merauke adalah penghasil tanaman padi terbesar di provinsi papua. Pada tahun 2012 produksi padi mencapai 144.946,82 ton dan selama lima tahun ini produksi terus meningkat dan tahun 2015 kabupaten merauke mendapat perhatian khusus dari Presiden RI melalui program Upaya Khusus Percepatan Swasembada Padi,Jagung dan Kedele (UPSUS Pajale) dengan menggelontorkan dana 42 M untuk pencetakan sawah oleh TNI – AD.

Sektor lainnya yang sangat potensial adalah Peternakan, Data BPS tahun 2012 tercatat ada 47.976 ekor ternak yang didominasi oleh ternak sapi sebesar 69,94 %.

3.2. Kabupaten Boven Digoel

Kabupaten Boven Digoel terletak diantara 4o 98’-7o10’ Lintang Selatan dan 139o90’ – 141o Bujur Timur. Kabupaten Boven Digoel berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang di sebelah utara, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Merauke, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan di sebelah timur berbatasan dengan Negara Papua New Guinea. Luas wilayah Kabupaten Boven Digoel mencapai 27.108,29 km2. Seluruh wilayah Kabupaten Boven Digoel merupakan daerah yang tidak termasuk daerah pesisir dan juga daerah pegunungan, melainkan daerah yang berbukit-bukit di lokasi hamparan dengan kemiringan antara 0 sampai 15 derajat dengan potensi wilayah didominasi oleh sector kehutanan dan perkebunan, tersebar di 20 (dua puluh) distrik.

(11)

7

3.3. Kabupaten Mappi

Kabupaten Mappi secara geografis terletak antara 139o20’ – 141o BT dan 6o 28’- 6o 4’ LS dan memiliki luas wilayah 23.178,44 km2 dengan Kepi sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan kabupaten Asmat disebelah utara; kabupaten Merauke disebelah selatan; laut Arafura dan kabupaten Asmat disebelah Barat; dan kabupaten Boven Digoel disebelah Timur.

Komoditi unggulan kabupaten Mappi yaitu sektor pertanian dan jasa yang tersebar di 137 Desa dan 15 Kecamatan. Komoditi unggulan sektor pertanian terdiri dari subsector perkebunan dengan komoditi kakao, kelapa, cengkeh dan jambu mente; subsector tanaman pangan berupa komoditi jagung dan ubi kayu; subsector jasa pariwisata yaitu wisata alam dan budaya.

Sebagai sarana penunjang perekonomian, di wilayah ini tersedia 3 bandar udara domestik dan pelabuhan sungai yang disinggahi kapal domestik dan ekspor.

Wilayah layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinie (PNG) yakni kabupaten Merauke dan kabupaten Boven Digoel.

Secara fisik, kondisi wilayah perbatasan ini bergunung-gunung dan sulit diditembus dengan sarana transfortasi biasa atau kendaraan roda-4, kondisi masyarakat di wilayah perbatasan sebagian besar masih miskin dengan kesejahteraan rendah, tertinggal dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan secara umum tidak jauh berbeda dengan kondisi masyarakat di Papua New Guinie.

Wilayah perbatasan papua memiliki sumberdaya alam yang sangat besar, yakni berupa hutan konversi, hutang lindung dan taman nasional, terdapat

(12)

8 sumber daya air yang cukup besar berupa sungai-sungai, serta kaya dengan kandungan mineral dan logam seperti tembaga dan emas.

Vegetasi tanaman dan karakteristik sumber daya alam yang ada diperbatasan relatif serupa antara kedua Negara, kecuali telah dilaporkan penyakit lethal yellowing pada tanaman kelapa sawit sudah endemis di Negara PNG dan merupakan media pembawa OPTK kategori A1.

Wilayah layanan SKP Kelas I Merauke relative sangat jauh hanya dapat dijankau dengan moda transfortasi tertentu yaitu kendaraan roda-4 double garden, kapal laut dan pesawat udara tipe ATR dengan schedule yang tidak terjadual karena cuaca yang ekstrim. Wilayah terjauh adalah kabupaten Mappi dan sekitarnya yang yang memiliki akses transfortasi laut dengan UPT lain seperti BBKP Surabaya dan SKP Kelas I Ambon seperti Saumlaki - Maluku Tenggara

Capaian kinerja operasional dalam rangka pencegahan OPTK/HPHK dan pengawasan keamanan hayati Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke tahun 2014 meliputi pelayanan pemeriksaan terhadap komoditas pertanian (hewan dan tumbuhan) atas pemasukan (impor), pengeluaran (ekspor) dan antar area (domestik masuk/domestik keluar).

Berdasarkan data operasional frekuensi kegiatan tindakan karantina pertanian tahun 2014 didominasi oleh tindakan pemeriksaan karantina antar area untuk komoditas Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda Lain maupun Tanaman Hidup dan Benih, Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih, Hasil Tanaman Mati yang Telah Diolah/Tidak Diolah yaitu Domestik Keluar 2.255 kali, Domestik Masuk 705 kali, Ekspor dan Impor NIHIL untuk komoditas hewan dan Domestik Keluar 1.307 kali,Domestik Masuk 428 kali, Impor NIHIL dan Ekspor 76 kali untuk komoditas tumbuhan.

(13)

9 Terkait dengan kegiatan operasional di wilayah kerja Sota (Pos Lintas Batas) antara RI-PNG belum dapat dilaksanakan, karena media pembawa masih merupakan barang tentengan yang bersifat barter komoditi untuk keperluan konsumsi masyarakat setempat dan sangat tradisional. Untuk sementara Petugas Karantina hanya melakukan pencatatan jenis komoditi, jumlah dan frekuensi yang dibawa oleh pelintas batas baik dari PNG ke Indonesia dan sebaliknya.

Aktifitas pelintas batas tidak didukung infrastruktur kedua belah pihak meskipun pihak Republik Indonesia sudah melengkapi kantor Samsat, CIQS ( custom, Imigration, Quaratine dan Security) namun di pihak Papua New Guine tidak dilengkapi sama sekali atau masih hutan dengan sarana jalan stapak yang hanya dapat dilewati dengan sepeda ontel atau sepeda motor. Adapun komoditi yang di bawa pelintas batas seperti beras, daging rusa, buah pinang dengan skala kecil untuk konsumsi.

Sebagai gambaran, berikut dalam bentuk grafik frekuensi kegiatan tindakan karantina hewan/tumbuhan atas impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar tahun anggaran 2014 pada gambar 1.

Gambar 3. Trend PelaksanaanTindakanKarantinaBerdasarkanFrekuensi 2014

0 500 1000 1500 2000 2500 I E DM DK tumbuhan hewan

(14)

10 Masih adanya tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak dijaga di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke di barengi dengan meningkatnya frekuensi lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK serta didukung dengan moda transportasi yang beragam dan frekuensi kedatangan dan keberangkatan yang relatif tinggi, merupakan peluang besar masuk dan tersebarnya penyakit hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengawasan dan pemeriksaan lalulintas media pembawa HPHK dan OPTK.

Ancaman terhadap penyakit rabies masih menjadi perhatian yang besar dari SKP Kelas I Merauke dan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke mengingat banyaknya tempat pemasukan dan pengeluaran yang belum terjaga oleh petugas karantina. Untuk lebih mempertegas peraturan tentang lalu lintas Hewan Penular Rabies (HPR) maka telah disyahkan Peraturan Daerah Kabupaten Merauke Nomor 7 Tahun 2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang Larangan Pemasukan Hewan Penular Rabies ke wilayah Kabupaten Merauke. Peraturan ini merupakan dukungan dari Pemda Merauke dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina dalam upaya mempertahankan Kabupaten Merauke bebas dari penyakit Rabies.

Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Merauke tahun 2014 melaksanakan

kegiatan/program yaitu Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.

Indikator kinerja utama program adalah sebagai berikut :

a. Efektifitas pengendalian risiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK, serta pangan yang tidak sesuai standar keamanan pangan; b. Efektifitas pelayanan ekspor komoditas pertanian dan produk tertentu; c. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

(15)

11 Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal seperti kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka optimalisasi tupoksi. Adapun jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati meliputi :

a. Sertifikasi karantina hewan dan pengawasan keamanan hayati hewan; b. Sertifikasi karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati; c. Pemantauan penyebaran dan Koleksi HPHK/OPTK

d. Pengawasan dan penindakan serta koordinasi pelayanan e. Operasional perkantoran.

Terkait dengan HPHK dan OPTK, wilayah layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke masih bebas dari beberapa HPHK dan OPTK yang saat ini dilaporkan sudah endemis di daerah lain dalam Wilayah Republik Indonesia, seperti : (1) HPHK Rabies, papua masih bebas historis sementara Saumlaki (Provinsi Maluku) merupakan wilayah endemis rabies; (2) Wilayah layanan SKP Kelas I Merauke masih bebas dari AI (flu burung) sementara kebutuhan DOC untuk pengembangan peternakan sangat banyak dengan daerah asal Makassar dan Jaya Pura;(3) Provinsi Papua masih bebas dari penyakit darah pada tanaman pisang sementara Merauke adalah sentra pengembangan tanaman pisang metode kultur jaringan yang diimportasi dari Jakarta.

4. PERMASALAHAN

Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian di wilayah, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke tidak terlepas dari beberapa permasalahan yang bisa menjadi hambatan dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian visi dan misi Badan Karantina Pertanian, sebagai berikut :

(16)

12

4.1. Operasional

 Wilayah layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang terdiri dari kabupaten Merauke, Boven Digoel dan kabupaten Mappi masih bebas dari beberapa HPHK dan OPTK yang strategis seperti Rabies, AI, dan Penyakit Darah pada tanaman pisang dll.

 Jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas wilayah layanan yang hanya dapat dijangkau melalui pesawat udara dengan schedule yang tidak tetap.

 Banyaknya tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan di sepanjang garis batas antar Negara (RI-PNG) dan sepanjang sungai Digoel yang disinggahi kapal dari Surabaya, Makassar dan Propinsi Maluku.

 Sertifikasi terhadap pemasukan media pembawa HPHK dan OPTK dari PNG tidak dapat ditindaklanjuti dengan pelepasan karena tidak dilengkapi dengan sertifikat Negara asal yang dibawa oleh pelintas batas tradisonal;

 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke belum memiliki petugas pengambil contoh yang tersertifikasi;

 Alokasi anggaran untuk pemantauan HPHK dan OPTK tidak dapat diestimasi karena wilayah layanan pemantauan hanya dapat dilalui dengan pesawat udara yang tidak terjadual;

 Penempatan petugas di wilayah kerja Bade belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan SDM;

 Pelabuhan Asiki sebagai tempat pemasukan dan pengeluaran antar area sesuai dengan permentan nomor: 44/Permentan/OT.140/3/2014 dipandang tidak tepat karena pelabuhan Asiki adalah pelabuhan perusahaan (PT.Korindo Abadi) sehingga Permentan tersebut perlu direvisi;

 Adanya Perda yang mengatur tentang lalu lintas media pembawa HPHK yang tidak sinergi dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 sehingga terkesan Perda mengalahkan Undang-Undang.

(17)

13  Koordinasi dengan instansi terkait masih perlu di tingkatkan yakni, TNI, Polri, Dinas Peternakan,Dinas Pertanian, KSDA, Badan Nasional Pengelola Perbatasan;

 Laboratorium SKP Kelas I Merauke belum terakreditasi sesuai ISO-17025/2008

4.2. Non Operasional

 Pembangunan kantor di Bade belum dapat dilaksanakan, sementara tanah sudah ada dan merupakan asset SKP Kelas I Merauke;

 Jaringan internet kurang mendukung sehingga implementasi sistem informasi E-Plaq dan E-Qvet tidak optimal;

 Daya terpasang PLN (listrik) mash masih kurang sehingga operasional laboratorium tidak dapat di maksimalkan;

 Kantor wilker Pelabuhan Laut Merauke statusnya pinjam pakai milik PT. Pelindo sehingga tidak memungkinkan untuk penerapan SPP sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pelayanan Publik;

 Bangunan kantor Wilker Bandara Mopah diatas tanah Bandara Mopah perlu di Renovasi;

 Jumlah SDM masih kurang;

 Masih ada petugas yang rangkap jabatan (fungsional mengerjakan BMN);

 Kompetensi SDM terkait teknis maupun non teknis masih perlu ditingkatkan dengan cara magang, in house training dll;

 Kendaraan khusus operasional (double gardan) tidak ada sehingga kegiatan untuk mengawasan karantina ditempat yang tidak ditetapkan tidak dapat dilaksanakan secara optimal;

 Genset kapasitas besar belum ada;

 Alat Laboratorium belum memadai termasuk alat laboratorium untuk uji cepat di wilayah kerja;

(18)

14

5. Analisa SWOT : Kekuatan ( Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Oppurtunities), dan Tantangan (Threats).

5.1. Kekuatan (Strenghts)

 Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis (CIQ) berdasarkan ketentuan international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan ditempat pemasukan dan pengeluaran suatu Negara;

 Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan Permentan, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati;

 Peraturan Menteri Pertanian No.44/Permentan/OT.140/3/14

menetapkan tempat pemasukan dan pengeluaran yang merupakan tanggung jawab Badan Karantina Pertanian/ Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke;

 Karantina Pertanian memiliki landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Kep/Peraturan Menteri serta Juklat/ Juknis dan Manual

 Badan Karantina Pertanian memiliki MoU dengan Kepolisian RI Nomor  Badan Karantina Pertanian memiliki MoU Tentara Nasional Angkatan

Darat : No.6450/HK.230/L/07/2015 No.Kerma/12/VII/2015

 Sudah memperoleh Sertifikat SNI-ISO 9001/2008 ruang lingkup Jasa Pelayanan Karantina Hewan dan Tumbuhan

 Memiliki SDM yang kompeten dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari Tenaga Fungsional Karantina Hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), Tenaga Fungsional Karantina Tumbuhan (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhn – POPT), Penyidik, Polsus, dan Intelejen karantina, Tenaga Administrasi;

(19)

15  Kompetensi SDM Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke

semakin meningkat;

 Memiliki sarana dan prasarana operasional pokok di wilayah kerja yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan pelayanan karantina;

 Komitmen pimpinan dan pegawai SKP Kelas I Merauke untuk meningkatkan kualitas pelayanan public semakin baik;

 Semakin membaiknya mutu sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas pelayanan public kepada masyarakat;dan

 Telah dlaksanakan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai bagian dari sistem monev perbaikan pelayanan public.

5.2. Kelemahan (Weaknesses)

 Kebijakan teknis operasional yang merupakan tindak lanjut amanah PP Nomor 82/2000 yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 10 Pasal sedangkan PP Nomor 14/2002 ada yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 4 Pasal;

 Proses revis UU Nomor 16/1992, pengamatan fungsi terkait keamanan hayati, tentang pengawasan dan penindakan, penambahan sanksi masih belum selesai;

 Kebijakan teknis operasional, standar teknik dan metoda masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan

 Sistem Informasi Tingkat Pusat dan UPT perlu peningkatan pelaporan dan manajemen Internal;

 Data dan pelaporan tingkat UPT - pusat - UPT untuk proses pengambilan sistem keputusan belum terinteggrasi;

 Kemampuan analiasa resiko dibidang karantina hewan masih lemah dan belum didokumentasikan sebagai salah satu dasar pelaksanaan sistem perkarantinaan;

(20)

16  Kelembagaan karanntina masih memerlukan penyesuaian terhadap

strategi perlinndungan sumberdaya hayati dan keamanan pangan;  Perlu penyempurnaan dalam sistem pengendalian dan sistem

pengukuran kinerja mengikuti perkembangan reformasi birokrasi;dan  Akreditasi laboratorium SNI ISO 17025/2008 masih tahan persiapan TA

2016;

 Distribusi pegawai belum memperhitungkan analisis beban kerja;

 Perbandingan antara MV dan Paramedik Veteriner serta POPT terampil dan POPT Ahli tidak proporsional;

 Kualias kompetensi dan jumlah SDM masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional dan jumlah wilayah kerja;

 SDM pada umumnya dari luar papua (Jawa, Sulawesi) sehingga selalu berusaha untuk pindah tugas (mutasi);

 Belum semua sarana pelayanan memenuhi standar minimal;

 Bangunan kantor wilker pelabuhan laut Merauke statusnya bangunan pinjam pakai milik PT. Pelindo;

 Bangunan wilker Bandara status tanah pinjam pakai dari Pihak Bandara Mopah;

 Bangunan wilker Bade baru akan dibangun tahun 2016;

 Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan pemanfaatannya karena jaringan internet yang kurang mendukung terutama di wilker sota dan Bade;

 Sarana kantor/meubelair masih kurang akibat kebakaran gedung kantor pada tgl 6 September 2013;

 Penataan halaman kantor masih perlu pembenahan;

 Set Generator Listrik kapasitas tinggi belum ada sehingga kalau mati lampu mengganggu kinerja;

 Sarana gedung laboratorium masih dalam gedung UPT Induk; dan  Sarana/alat lab. masih perlu ditingkatkan dari segi kuantitas;

(21)

17  Sistem pelayanan dan pengawasan pelaksanaan perkarantinaan yang telah dituangkan dalam suatu produk hukum belum optimal penerapannya;dan

 Alokasi anggaran operasional SKP Kelas I Merauke masih terbatas

5.3. Peluang (Oppurtunities)

 Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri;

 Kerjasama dengan Universitas Musamus Merauke dalam rangka pertukaran data hasil penelitian terkait data penyakit hewan maupun tumbuhan dan pemanfaatan sarana laboratorium kedua belah pihak;  Pelaksanaan pengawasan terhadap lalu lintas reptil/satwa liar

berdampak penting pada lingkungan dan kelestarian sumber daya alam hayati

 Pengawasan terhadap lalu lintas media pembawa produk hewan berdampak pada kesehatan hewan dan keamanan pangan masyarakat;  Pengawasan terhadap lalu lintas media pembawa DOC berdampak

pada pengembangan sektor peternakan.

 Pemeriksaan terhadap media pembawa ekspor (phytosanitary certificate) memberikan jaminan bahwa mp yang dikirim bebas OPT dan dalam rangka akselarasi ekspor;

 Pengawasan lalu lintas media pembawa gaharu berdampak penting pada lingkungan dan kelestarian sumber daya alam hayati;dan

 Kerjasama dan koordinasi dengan dinas Peternakan, dinas Pertanian, TNI-AD TN-AU, TNI-AL, BKSDA, PT. Pelindo, PT. Pos Indonesia, Bandara Mopah, dan Kantor Otorita Bandara sangat baik.

5.4. Tantangan (Threats)

 Kemajuan teknologi transportasi, perdagangan dan pariwisata mengakibatkan peningkatan kegiatan lalu lintas komoditas;

(22)

18  Kemajuan dalam bidang bioteknologi dan teknoloi pengolahan pangan  Banyaknya HPHK dan OPTK dari berbagai Negara;

 Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK dan OPTK.

 Adanya oknum petugas yang membawa media pembawa satwa liar/ TSL sekedar untuk dipelihara sendiri;dan

 Tidak adanya konsistensi kerjasama dan koordinasi instansi terkait

6. RENCANA KERJA 2015-2019

6.1. Penguatan kelembagaan

Kelembagaan diidentikkan dengan aturan dan rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain.

Kelembagaan institusional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke berupa Struktur Organisasi, Ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil Negara merupakan kerangka kelembagaan yang berdasarkan hirarki organisasi memberikan dukungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, program dan kegiatan Badan Karantina Karantina Pertanian.

Terkecuali penguatan kelembagaan terkait struktur organisasi adalah kewenangan pusat (Badan Karantina Pertanian) yang mana organisasi Kelembagaan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sejak tahun 2008 telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, dipimpin oleh Kepala Stasiun dengan perangkat organisasi sebagai berikut :

 Kepala Urusan Tata Usaha;

(23)

19  Kelompok Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Karantina

Tumbuhan.

Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan terkait dengan penguatan kelembagaan adalah sebagai berikut :

a. Menerapkan Budaya Kerja (culture set)

Organisasi yang memiliki budaya kerja kuat akan memperoleh hasil yang lebih baik, hal ini dikarenakan pada pegawainya telah mengetahui dan memahami pekerjaan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan tersebut, tentunya tidak terlepas dari nilai budaya kerja pegawai Kementerian Pertanian yang meliputi : Komitmen; Keteladanan, Profesionalisme; Integritas; dan Disiplin ( Permentan Nomor : 20/Permentan/OT.140/4/2015)

Dalam rangka konsistensi dari penerapan budaya kerja ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke melalui pimpinan akan selalu mengingatkan dan selalu merefresh kembali dalam moment tertentu seperti pada acara apel,upacara, rapat staf terkait nilai budaya kerja dan melakukan monitoring dengan metode Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK) yang dilakukan secara periodik (2015-2019)

b. Implementasi terhadap Standar Pelayanan Publik.

Kegiatan lainnya adalah penerapan Standar Pelayanan Publik (SPP) berdasakan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 dan PermenPAN-RB No. 36 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standard Pelayanan.

Bentuk kegiatannya adalah 1) melakukan renovasi terhadap kantor pelayanan di wilker Bandara, Wilker Sota, Wilker Bade, dan Kantor Induk; 2) Secara bertahap akan melengkapi semua fasilitas/komponen indikator pelayanan; dan 3) Menyelenggarakan Public Hearing apabila diperlukan.

(24)

20 Kegiatan ini akan dilakukan tahun 2015 – 2019 sebagai bentuk

pertanggung jawaban atas Komitmen Kesanggupan yang

ditandatangani oleh Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke di hadapan Kepala Badan Karantina Pertanian disaksikan oleh Ombudsman Republik Indonesia pada tanggal 19 Nopember 2014 di Jakarta.

c. Penerapan Sistem Pelayanan ISO 9001:2008

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Badan Karantina Pertanian dengan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

Untuk mendukung tupoksi dan mewujudkan visi misi organisasi, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke telah mengambil suatu langkah strategis dengan upaya persiapan menerapkan ISO 9001:2008.

Terkait dengan kegiatan ini, rencana kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke 2015-2019 adalah sebagai berikut :

 Tahun 2015 kegiatan persiapan dan penyusunan dokumen mutu, In-house training SMM/Magang, audit internal dll;

 Tahun 2016 Audit Surveilance SMM, kalibrasi alat, in house training/ magang dan kalibrasi alat dll;

 Tahun 2017, Audit perpanjangan sertifikasi, in house

training/magang dll;

 Tahun 2018, Audit surveillance SMM, kalibrasi alat, in house training/magang dll;

 Tahun 2019 Audit Perpanjangan sertiikasi, in house

training/magang dll.

(25)

21

Upaya lain dalam rangka peningkatan kelembagaan adalah

meningkatkan kepercayaan stake holder terhadap pemeriksaan karantina pertanian dan hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium menuju pada Good Laboratory Practice.

Oleh karena itu, maka salah satu rencana kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke adalah kegiatan persipan Akreditasi laboratorium SNI-ISO 17025:2008. Kegiatan ini dijadual secara terperinci dengan tahapan sebagai berikut:

 Tahun 2016, Persiapan Akreditasi berupa penyusunan Dokumen Mutu, kegiatan in house training dan magang dalam rangka peningkatan kompetensi SDM, mengikuti uji Profisiensi laboratorium, validas metode,kalibrasi, pemutakhiran dokumen, preassesment dll.

 Tahun 2017, Persiapan Akreditasi berupa finalisasi/internalisasi dokumen mutu, in house training/magang, kalibrasi, Assesment oleh KAN dll.

 Tahun 2018, Laboratorium SKP Kelas I Merauke sudah ter Akreditasi SNI-ISO 17025:2008, in house training/magang uji profisiens dalam rangka improvement dalam rangka penambahan ruang lingkup pengujian

 Tahun 2019, Penambahan ruang lingkup pengujian, assessment oleh KAN, In house training/magang dll.

e. Sosialisasi Karantina Pertanian

Rencana kerja lainnya yang tidak terlepas penguatan kelembagaan adalah sosialisasi dengan subtansi pengenalan karantina pada masyarakat usia dini, prosedur dan peraturan perundang-undangan bagi pengguna jasa karantina, masyarakat, pers pada umumnya. Kegiatan dilaksanakan secara periodik selama 2015-2019 yang dikemas dengan metode tatap muka ceramah dan diskusi, dialog, rangkaian kegiatan bulan bakti yang dilaksanakan setiap tanggal 8 Juni

(26)

22 – 8 Juli tahun berkenaan dan pameran yang sifatnya tentative mengikuti event yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

f. Rapat Koordinasi Internal dan Eksternal

Dalam menyelesaikan permasalahan operasonal dibidang

perkarantinaan dibutuhkan suatu koordinasi yang intensif antar instansi terkait baik lingkup SKPD teknis bidang pertanian, unsur pertahanan keamanan, penegakan hukum dan stake holder terkait dengan penyelenggaraan operasional karantina pertanian seperti PT.Pelindo, Bandara, Kantor Otorita Bandara, Kantor Pos dll.

Kegiatan ini dilaksanakan 2 (dua) paket dalam setahun dengan perencanaan sebagai berikut :

 Rapat koordinasi instansi terkait dalam rangka menyelesaikan permasalahan karantina ditempat pemasukan dan pengeluaran.  Rapat koordinasi terkait dengan implementasi perjanjian

kerjasama Barantan dengan Angkatan Darat dalam rangka pengawasan lalu lintas media pembawa HPHK dan OPTK di perbatasan antar Negara (RI-PNG).

6.2. Penguatan SDM

Esensi penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu organisasi adalah sangat penting, terlebih dengan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang secara geografis memiliki wilayah layanan yang sangat luas dengan sumber daya manusia yang relative sangat terbatas.

Upaya penguatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan peningkatan kuantitas maupun peningkatan kualitas.

Tahun 2015 – 2019 kegiatan yang akan dilakukan adalah mengusulkan ke Badan Karantina Pertania untuk penambahan pegawai sehingga jumlah pegawai terpenuhi sesuai kebutuhan.

(27)

23 Kegiatan lainnya penguatan SDM terkait kualtas atau kompetensi adalah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke akan melakukan kegiatan magang, in house training, mengikuti workshop, sosialisasi di bidang teknis maupun non teknis (administrasi). Kegiatan ini juga akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun.

6.3. Pengembangan Infrastruktur/sarana/prasarana

Terkait dengan kegiatan pengembangan infrastruktur, ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan secara bertahap 2015 – 2019 sebagai berikut :

a) Kendaraan Bermotor.

Tahun 2015 akan melakukan pengadaan kendaraan roda-2 untuk wilker Bandara Mopah;

Tahun 2016 akan melakukan pengadaan kendaraan roda-2 dengan spesifikasi khusus untuk wilker Sota, Bade dan Pelabuhan Laut Merauke;

Tahun 2017 akan melakukan pengadaan kendaraan roda-4 dengan spesifikasi double gardan untuk kegiatan operasional dan pemantauan HPHK/OPTK;

Tahun 2018 akan melakukan pengadaan kendaraan roda-2 dengan asumsi akan menggantikan kendaraan yang sudah tua ( akan dihapus dalam BMN);

Tahun 2019 akan melakukan pengadaan kendaraan roda-2 dengan asumsi akan menggantikan kendaraan yang sudah tua ( akan dihapus dalam BMN).

b) Alat Pengolah Data

Adalah suatu keniscayaan bahwa pengadaan alat pengolah data ini sangat penting diera digital dan komputerisasi seperti yang terjadi saat

(28)

24 ini, sehingga untuk pengadaan alat pengolah data akan dilakukan setiap tahun 2015 sampai dengan 2019.

Alasannya bahwa tuntutan era komputerisasi menyebabkan semua kegiatan dikelola dengan bebagai aplikasi baik terkait teknis maupun non teknis (keuangan dan kepegawaian sehingga memerlukan alat pengolah data yang up date dari sisi spesifikasi yang sesuai dengan aplikasi dan sistem informasi yang akan dipergunakan.

c) Alat Laboratorium

Tahun 2013 adalah tahun yang naas bagi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yakni peristiwa kebakaran yang menghanguskan gedung kantor, laboratorium, alat laboratorium dan dokumen penting lainnya.

Tahun 2014, gedung kantor sudah dibangun berikut ruang laboratorium didalamnya.

Oleh karena itu, terkait dengan kegiatan pengujian laboratorium sejak tahun 2014 sudah mulai melakukan pengadaan alat laboratorium seadanya dengan kondisi APBN berjalan.

Rencana kegiatan tahun 2015 – 2019, kegiatan yang dilakukan adalah secara bertahap akan menyelenggarakan pengadaan alat laboratorium yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pengujian yang senantiasa dilakukan selama ini.

d) Pengadaan Meubelair

Sama halnya dengan kondisi alat laboratorium dan pengolah data, terkait dengan pengadaan Meubelair juga diadakan secara bertahap, sebagai berikut :

Tahun 2015 pegadaan meubelair menggantikan meubelair yang terbakar;

Tahun 2016 pengadaan lanjutan melengkapi keperluan meubelair seperti meja rapat, lemari arsip dan meja kerja staf;

(29)

25 Tahun 2017 pengadaan lanjutan melengkapi keperluan meubelair seperti meja/ kursi pejabat structural dan fungsional dan meja pelayanan khususnya di wilker;

Tahun 2018 pengadaan lanjutan melengkapi keperluan meubelair kebutuhan wilker Bandara, pelabuhan laut, sota dan bade;

Tahun 2019, pengadaan lanjutan untuk mengganti meja yang sudah dilakaukan penghapusan.

e) Sarana dan prasarana lainnya.

Kegiatan ini terdiri pengadaan sarana fasilitas perkantoran, dilaksanakan selama 5 (lima) tahun dengan tahapan berdasarkan skala prioritas, sebagai berikut :

Tahun 2015, pengadaan AC untuk keperluan bangunan gedung kantor UPT yang baru;

Tahun 2016, pengadaan AC untuk kantor wilker dan melengkapi kekurangan AC untuk ruangannya;

Tahun 2017, pengadaan Generator Set dengan kapasitas besar untuk keperluan laboratarium dan antisipasi daya terpasang PLN yang selalu padam;

Tahun 2018, pengadaan AC untuk Wilker Sota, Bade dan Generator Set untuk wilker Bade.

f) Gedung dan Bangunan

Sarana dan prasarana lainnya yang sanga penting adalah gendung dan bangunan kantor. Bahwa sehubungan dengan peristiwa kebakaran yang terjadi pada gedung induk UPT di Jl. Peternakan Mopah Lama Merauke tahun 2013, maka pada tahun anggaran 2014 telah bangun kantor SKP Kelas I Merauke yang terletak di tempat yang sama.

Kegiatan penguatan sarana dan prasarana kantor yang dilaksanakan pada tahun 2015 – 2019 meliputi :

(30)

26  Tahun 2015

o Pembutan pagar pada areal atau parsil tanah di Distrik Bade  Tahun 2016

o Pembangunan gedung kantor pelayanan di Wilker Bade o Pembanguan rumah jaga di Merauke tahun

o Pembangunan garasi dan papan nama kantor induk SKP Kelas I Merauke

o Pembangunan lanjutan pagar pada areal atau parsil tanah di Bade

 Tahun 2017

o Rehabilitasi bangunan gudang o Pembangunan Incenerator di Bade o Pembangunan/rehabilitasi laboratorium o Pemasangan paving bock halaman kantor  Tahun 2018

o Rehabilitasi kantor pelayanan di Bandara Mopah

o Pembangunan gudang penahanan hewan

o Pembangunan halaman kantor wilker Sota

o Pengadaan tanah untuk pembangunan kantor wilker

pelabuhan laut Merauke  Tahun 2019

o Pembangunan rumah jaga di Sota

o Pembangunan rumah jaga di Bade

o Pembangunan halaman kantor wilker Bade

o Pengadaan tanah untuk pembangunan Instalasi Karantina Hewan

(31)

27 Lampiran : 3 Pilar Karantina Pertanian yang Mendukung Kegiatan Pembangunan Selama Lima Tahun ke Depan.

No 3 Pilar Karantina Pertanian

Tahun

I II III IV V

1. Penguatan Kelembagaan 8 Paket 10 Paket 9 Paket 9 Paket 9 Paket

2. Penguatan SDM 42 OP 65 OP 72 OP 73 OP 73 OP

3. Pengembangan Infrastruktur / Sarana / Prasarana

118 Unit 3 Paket 100 M 1 Paket 20 M 144 M2 42 Unit 2 Paket 620 M2 30 Unit 49 M2 33 Unit 45 M2

Gambar

Gambar  3.  Trend PelaksanaanTindakanKarantinaBerdasarkanFrekuensi  2014 05001000150020002500IEDMDK tumbuhanhewan

Referensi

Dokumen terkait

Catatan: Tenaga Ahli Muda yang telah berpraktek kerja selama 2 tahun terus menerus dapat meningkatkan kehaliannya menjadi Ahli Madya melalui ujian merencanakan pesawat lift

Fotokatalis tersebut diharapkan lebih tinggi aktivitasnya dalam mendegradasi zat warna industri tekstil sehingga limbah zat warna dapat menjadi senyawa yang sangat

Sistem retur PT Bintang Toedjoe, apabila ada barang yang rusak, maka customer akan mengembalikan barang tersebut ke bagian PPIC beserta dengan invoice nya, setelah

Komposit poliester berpenguat hibride partkel arang sekam padi dan kalsit memiliki sifat mekanik tertinggi di peroleh pada fraksi volume 50:15:35 yaitu sifat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk memperluas pengetahuan mengenai mata kuliah internal audit dalam program studi akuntansi di perguruan

Boder atau garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi informasi peta. Semua komponen peta berada di dalam garis tepi peta atau dengan kata lain tidak ada informasi

Namun, pemeriksaan ada tidaknya kandungan zat berbahaya pada jajanan tersebut tidak pernah dilakukan sebelumnya sehingga Puskesmas Susut I tidak memiliki data riil

Berdasarkan analisis data yang terkumpul dalam pelatihan cara menghitung target RUNK, dengan menggunakan lima parameter analisis, yaitu jumlah kejadian kecelakaan, tingkat