• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAN ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STRATEGIS PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAN ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STRATEGIS

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA

BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DAN ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

KEMENTERIAN PERTANIAN-RI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN NOVEMBER 2013

(2)

SITUASI UMUM PANGAN NASIONAL

I.

Produksi dan produktivitas pangan

Faktor global

(3)

Keterangan :

1.Luas panen, produktivitas, produksi tahun 1984-1992 (Pusdatin Kementan), tahun 1993-2012 ATAP BPS, sedangkan 2013 ARAM I BPS.

2.Produksi Beras merupakan konversi GKG ke Beras tahun 1984-1997 (65,3%) 1998-2008 (63,5%) dan 2009 s.d 2013 (62,74%) *) ARAM I BPS

Luas Panen (JutaHa) Produksi (Juta Ton GKG) (Ton GKG/Ha) Produktivitas

1984 9,76 38,13 3,91 1998 11,73 49,24 4,20 2004 11,92 54.09 4,54 2009 12,88 64,40 5,00 2012 13,45 69,06 5,14 2013*) 13,45 69.27 5,15 Rata-rata pertumbuhan (%) 1984-1997 1,06 2,06 0,99 1998-2004 1,03 1,34 0,36 2005-2013 1,36 2,82 1,43 0.00 5.00 10.00 15.00

Luas Panen (Juta Ha)

Luas Panen ('000 Ha)

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

Produksi (Juta Ton GKG)

Produksi ('000 Ton GKG)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI

1984 - 2013

(4)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG

1984 - 2013

0.00 5.00 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* )

Luas Panen (Juta Ha)

Luas Panen ('000 Ha)

0.00 10.00 20.00 30.00

Produksi (Juta Ton)

Produksi ('000 Ton)

Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (Juta Ha) (Juta Ton) (Ton/Ha)

1984 3,09 5,29 1.71 1998 3,85 10,17 2.64 2004 3,36 11,23 3.34 2009 4,16 17,63 4.24 2012 3,96 19,39 4.90 2013*) 3,89 18,84 4.84 Pertumbuhan/th (%) 1984-1997 2.16 5.50 3.35 1998-2004 0.32 3.92 3.61 2005-2013 1.84 6.32 4.26

1. Data luas panen tahun 1984-1992 berdasarkan BPS diolah Pusdatin-Kementan, tahun 1993-2013 berdasarkan data BPS.

2. Data produksi tahun 1984-1992 berdasarkan BPS diolah Pusdatin-Kementan, tahun 1993-2013 berdasarkan BPS .

*) Data tahun 2013 untuk luas panen dan produksi berdasarkan ARAM I BPS.

(5)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI

1984 - 2013

Keterangan:

Data luas panen, produksi dan produktivitas tahun 1993 - 2012 ATAP BPS, 2013 ARAM 1 BPS, sedangkan tahun 1984 - 1992 dari Pusdatin

Tahun Luas Panen (Juta Ha) Produksi (Juta Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1984 0,86 0,77 0,9 1998 1,09 1,31 1,19 2004 0,57 0,72 1,28 2009 0,72 0,98 1,35 2012 0,57 0,84 1,49 2013*) 0,57 0,85 1,48 Rata2 Pertumbuhan (%) 1984 - 1997 3,03 5,35 2,41 1998 - 2004 (8,39) (7,72) 0,79 2005 - 2013 1,22 2,94 1,68 0 1 1 2 2 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* )

Luas Panen (Juta Ha)

0 1 1 2 2 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* ) Produksi(Juta Ton) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* ) Produktivitas (Ton/Ha)

(6)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TEBU SERTA PRODUKSI GULA

1984 - 2013

6 1) Data luas panen tebu dan produksi gula berdasarkan P3GI dan

Perusahaan-Perusahaan Gula diolah Sekretariat Dewan Gula Indonesia (SDGI).

*) Luas panen dan produksi tahun 2013 berdasarkan data taksasi tahun 2013.

Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas ('000 Ha) ('000 Ton) (Ton/Ha)

1984 286 1,707 5.98 1994 428 2,449 5.72 1998 395 1,482 3.75 2004 345 2,052 5.95 2009 423 2,580 6.10 2012 451 2,592 5.74 2013*) 460 2,546 5.53 Pertumbuhan/th (%) 1984-1997 2.47 2.23 (0.23) 1998-2004 (1.43) 0.59 2.38 2005-2013 3.36 2.77 (0.52) 0 200 400 600 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* )

Luas Panen ('000 Ha)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* ) Produksi ('000 Ton)

(7)

PRODUKSI DAGING SAPI

1984 - 2013

(000 ton)

Tahun Produksi Daging

1984 209.56 1998 301.19 2004 344.08 2009 278.50 2012 410.00 2013 420.00 pert/ thn (%) 1984-1997 2.14 1998-2004 4.39 2005-2013 5.53

 Pertumbuhan produksi daging sapi lokal periode 2005-2013 (5,53%), lebih tinggi dibandingkan periode 1998-2004 (4,39%) dan periode 1984-1997 (2,14%)

Produksi dan

Kebutuhan Daging Sapi

 Produksi daging 1984-2013 berdasarkan Ditjennak – Kementan

(8)

FAKTOR-FAKTOR GLOBAL

1. Populasi global saat ini

mencapai 7,2 miliar jiwa, diperkirakan akan

mencapai 8,1 miliar pada 2025, dan menjadi 9,6 miliar pada 2050. Peningkatan

tersebut didominasi

masyarakat kawasan Asia-Pasifik.

3. Kebutuhan pangan dunia terus meningkat, tetapi di lain pihak ketersediaan lahan

pertanian terus menyempit akibat alih fungsi lahan untuk pembangunan sektor lain seperti: pemukiman, industri dan infrastuktur.

2. Peningkatan jumlah

penduduk akan menguras sumber daya alam lebih banyak seperti: pangan (food), energi (energy), dan air (water).

(9)

4. Berkurangnya lahan pertanian produktif ditambah dengan anomali iklim akibat pemanasan global telah menyebabkan berkurangnya pasokan pangan (food shortage) dan harga pangan yang terus meningkat.

5. Indonesia telah mengantisipasi kondisi tersebut di atas

dengan mencanangkan program surplus beras 10 juta ton, swasembada dan swasembada berkelanjutan pangan

nasional, khususnya untuk 5 jenis komoditi pangan pokok, yaitu: beras, jagung, kedelai, gula pasir, dan daging sapi.

6. Kerjasama dan sinergitas diantara pemangku kepentingan sangat diperlukan, dalam peningkatan produksi pangan yang bergizi dan berkelanjutan, untuk memenuhi pangan secara nasional yang pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap pemenuhan pangan dunia

(10)

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1.

Lahan:

a. Konversi lahan pertanian untuk penggunaan sektor lain yang tidak terkendali

b. Keterbatasan lahan untuk pencetakan lahan pertanian baru.

c. Penurunan kualitas lahan.

d. Rata-rata kepemilikan lahan yang semakin sempit.

e. Ketidakpastian status kepemilikan lahan

2.

Infrastruktur:

a. Tingkat kerusakan jaringan irigasi yang tinggi

b. Pendangkalan waduk.

c. Kurang memadainya sarana pelabuhan dan transportasi ternak.

3.

Benih:

a. Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam.

b. Belum terbangunnya sistem pembibitan sapi nasional

(11)

4.

Regulasi dan kelembagaan:

a. Perijinan investasi untuk pengembangan integrasi sawit – sapi.

b. Pemberian ijin HGU investasi tanaman pangan belum diatur petunjuk pelaksanaannya, kecuali HGU untuk tebu.

c. Kelembagaan petani yang belum mempunyai posisi tawar yang kuat.

5.

Sumber daya manusia

a. Kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan perkembangan teknologi

b. Menurunnya minat generasi muda untuk terjun dibidang pertanian.

c. Keterbatasan tenaga penyuluh, pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan pengawas benih tanaman serta tenaga kesehatan hewan.

6.

Permodalan

a. Sulitnya petani untuk akses pada lembaga pembiayaan.

b. Tunggakan kredit usaha tani yang belum terselesaikan

c. Persyaratan agunan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) berupa sertifikat tanah menghambat penyalurannya.

(12)

Jumlah penduduk yang melampaui kapasitas lahan pertanian yang ada.

Anomali iklim.

Gejolak Harga pangan global

Bencana alam

TANTANGAN

(13)

II.

Tugas pokok

Tujuan dan sasaran strategis

Peningkatan produksi dan suplai komoditas pangan

utama

Framework: business and commercial basis

Tugas Pokok, Tujuan dan

Sasaran Strategis

(14)

TUGAS POKOK, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

TUGAS POKOK:

1.

Mengembangkan produksi pangan yang bertumpu pada sumber daya, kelembagaan dan budaya

lokal,

2.

Mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan

3.

Mengembangkan sarana, prasasran dan teknologi untuk produksi, penangaann pascapanen,

pengolahan dan penyimpanan pangan.

4.

Membangun, merehabilitasi, dan mengembangkan prasaranan produksi pangan

5.

Mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif,

6.

Membangun kawasan sentra produksi pangan

TUJUAN

Memenuhi kebutuhan dasar

manusia yang memberikan manfaat

secara adil, merata, dan

berkelanjutan berdasarkan

kedaulatan pangan, kemandirian

pangan dan ketahanan pangan.

SASARAN STRATEGIS

Terpenuhinya kebutuhan pangan pokok dengan harga yang

terjangkau melalui swasembada pangan (padi, jagung,

kedele, gula, daging), kelancaran distribusi, dan terjaganya

keseimbangan supply and demand, serta meningkatnya

kesejahteraan petani sehingga tercipta ketahanan pangan

yang berkelanjutan

(15)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN SUPLAI

KOMODITAS PANGAN UTAMA

KOMODITAS 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan (%) 5) Padi1) Target 63,80 66,68 65,72 67,82 72,06 76,57 3,76 Realisasi 64,39 66,47 65,76 69,06 69,27 Jagung2) Target 18,00 19,80 17,61 18,86 19,83 20,82 3,23 Realisasi 17,63 18,33 17,64 19,39 18,84 Kedelai3) Target 1,35 1,30 0,84 1,00 1,50 2,70 21,99 Realisasi 0,97 0,91 0,85 0,84 0,85 Gula Target 2,85 2,99 2,23 2,66 2,82 3,1 2,94 Realisasi 2,58 2,21 2,23 2,59 2,546)

Daging Sapi4) Target 0.35 0.20 0.29 0.41 0.47 0,53 14,38

Realisasi 0.28 0.19 0.29 0.41 0,427)

Keterangan:

1) GKG, 2) Pipilan Kering (PK), 3) Biji kering, 4) meat yield sapi lokal 5) Rata-rata target pertumbuhan selama 6 tahun (2009-2014),

6) Taksasi DGI Tahun 2013, 7) Ditjen PKH (angka sementara)

(16)

FRAMEWORK:

BUSINESS AND COMMERCIAL BASIS

Membangun pola kemitraan antar pemerintah, pemerintah daerah,

dunia usaha dan masyarakat petani sehingga

terbangun iklim usaha yang kondusif bagi

peningkatan produksi dan produktivitas yang layak secara

ekonomi dan finansial.

(17)

IMPLEMENTASI

III.

1. Tanggung jawab dan tugas

2. Peningkatan produksi Beras

3. Peningkatan produksi Kedelai

4. Peningkatan produksi Jagung

5. Peningkatan produksi Gula

(18)

TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS

Menetapkan peraturan perundang undangan terkait dengan insentif, pembiayaan, subsidi (jika

diperlukan), dan perlindungan produsen dalam negeri.

Menjaga kecukupan pasokan untuk masyarakat

Menjaga stabilitas harga pangan pokok agar terjangkau bagi

masyarakat namun tetap layak secara komersial .

Membangun infrastruktur dasar seperti bendungan, waduk, irigasi, jalan produksi dan sarana pelabuhan

Membangun konektivitas antar lembaga, intra wilayah, antar wilayah dan global.

Menjaga kesinambungan

pembiayaan sektor pangan melalui APBN

(19)

TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS

PEMERINTAH DAERAH

Menetapkan peraturan daerah yang harmonis dengan peraturan

perundang undangan seperti penetapan rencana tata ruang dan wilayah,

Mengamankan lahan-lahan

produktif agar tidak mudah dialih fungsikan.

Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia yang terampil

Membangun infrastruktur seperti jaringan irigasi tersier dan jalan-jalan pedesaan yang menjadi kewenangan dan kewajiban pemerintah daerah

Membangun pelayanan terpadu satu pintu untuk memudahkan investasi di sektor pangan

Membangun dan mengembangkan sentra-sentra produksi dan terminal agri bisnis yang berbasis pangan

Menyediakan tenaga penyuluh dan pendamping petani produsen pangan.

Menyediakan alokasi anggaran untuk sektor pangan pada APBD.

(20)

TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS

Membangun usaha di bidang pangan yang efisien dan berdaya saing

Membangun kemitraan yang saling menguntungkan dalam berinvestasi di bidang pangan

Mengembangkan pasar dan jaringan distribusi yang efisien dengan

membangun sistem logistik.

Bersama dengan pemerintah,

pemerintah daerah dan perguruan tinggi mengembangkan inovasi teknologi dibidang pangan melalui penelitian dan pengembangan (R&D)

(21)

PENINGKATAN PRODUKSI BERAS 2014

Perkiraan Kebutuhan beras pada tahun 2014 sebesar 33,013 Juta ton Sasaran produksi beras pada tahun 2014 sebesar 43,046 Juta ton Perkiraan produksi beras tahun 2014 sebesar 41,040 Juta ton

Implementasi:

NO. KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB TARGET TIMELINE

1. Peningkatan produktivitas melalui

SLPTT

Seluruh provinsi kecuali Kep. Riau dan DKI Jakarta

4,6 Juta ha 15,02 Juta ton

Des 2014

2 Cetak sawah di 22 provinsi, 88

kabupaten

Kemtan, Gubernur, Bupati 40.000 ha

51.520 ton

Des 2014

3 Sistem Rice Intensification (SRI) di

29 Provinsi, 242 kabupaten

Kemtan, Gubernur, Bupati 180.000 ha

131.040 ton

Des 2014

4. Optimasi lahan di 31 Provinsi, 368

kabupaten

Kemtan, Gubernur, Bupati 200.000 ha

431.200 ton

Des 2014 5. Perbaikan jaringan irigasi primer di

31 provinsi, 291 kabupaten

Kemtan, Gubernur, Bupati 500.000 ha

420.000 ton

Des 2014

6. GP3K BUMN: PT SHS, PT Pertani, dan

PIHC

1,1 Juta ha 3,63 Juta ton

Des 2014

7. Inovasi pembiayaan penanaman

padi bagi petani

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 38.000 ha

299.000 ton

(22)

PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI 2014

Perkiraan Kebutuhan kedelai pada tahun 2014 sebesar 1,988 Juta ton Sasaran produksi kedelai pada tahun 2014 sebesar 2,7 Juta ton.

Perkiraan produksi kedelai tahun 2014 sebesar 1,5 Juta ton Implementasi:

NO. KEGIATAN PENANGGUNG

JAWAB TARGET TIMELINE

1. Perluasan areal tanam di 15 prov. Kementan, Pemda 340.000 ha

4.68.000 ton

Des 2014

2. Perluasan lahan transmigrasi di prov.

Sumsel, lampung, Kalteng, Papua

Kemenkanertrans, Pemda

155.000 ha 213.000 ton

Des 2014

3. Perluasan area tanam di lahan terlantar

di Prov. Aceh, Sumsel, Jateng, NTB, NTT dan Sulteng

Kementan,

Pemda 186.000 ha

256900 ton

Des 2014

4 Intensifikasi melalui SLPTT Kementan

Pemda

77.000 ha 110.000 ton

Des 2014

5 Pembinaan produktivitas swadaya

masyaralat

Kementan Pemda

(23)

PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG 2014

Perkiraan Kebutuhan jagung pada tahun 2014 sebesar 14,26 Juta ton Sasaran produksi jagung pada tahun 2014 sebesar 20,80 Juta ton Perkiraan produksi jagung tahun 2014 sebesar 19,00 Juta ton

Implementasi:

NO. KEGIATAN PENANGGUNG

JAWAB TARGET TIMELINE

1. Peningkatan produktivitas melalui SLPTT Kementan, Gubernur, Bupati/walikota, 460.000 ha 2,56 Juta ton Des 2014

2. Peningkatan produktivitas pada lahan eksisting melalui kerjasama swasta dan pemda

Kementan, Gubenur, Bupati/Walikota, dan swasta 200.0000 ha 953.000 ton Des 2014

3. Perluasan area panen melalui peningkatan Indeks Pertanaman

Kementan, Gubernur, Bupati/walikota 500.00 ha 2,38 Juta ton Des 2014

(24)

PENINGKATAN PRODUKSI GULA 2014

Perkiraan Kebutuhan gula pada tahun 2014 sebesar 2,7 Juta ton Sasaran produksi gula pada tahun 2014 sebesar 3,1 Juta Ton Perkiraan produksi gula tahun 2014 sebesar 2,8 Juta ton

Implementasi:

NO. KEGIATAN PENANGGUNG

JAWAB TARGET TIMELINE

1. Bongkar ratoon di Prov. Jatim, Jateng, Jabar,

DIY, Sumut dan Sulsel

Kementan, P3GI, Pemda, BUMN, Swasta, KPTR 8.000 ha 54.400 ton Des 2014

2. Rawat ratoon di prov. Jatim, Jateng, Jabar,

DIY, Sumsel, Lampung, Jambi, aceh, gorontalo dan sulsel

Kementan, P3GI, Pemda, BUMN, Swasta, KPTR 61.0000 ha 298.000 ton Des 2014

3. Perluasan areal tanam di prov. Jatim, Jateng,

Jabar, DIY, Sumsel, Lampunh gorontalo dan Sulsel Kementan, P3GI, Pemda, BUMN, Swasta, KPTR 10.000 ha 68.000 ton Des 2014

(25)

PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI 2014

Perkiraan Kebutuhan daging pada tahun 2014 sebesar 575,88 ribu ton

Sasaran produksi daging pada tahun 2014 sebesar 462 ribu ton Perkiraan produksi daging tahun 2014 sebesar 443,22 ribu ton

Implementasi:

NO. KEGIATAN PENANGGUNG

JAWAB TARGET TIMELINE

1. Peningkatan kelahiran melalui inseminasi buatan

Kementan, BUMN, dan swasta

1,1 juta ekor Des 2014

2. Peningkatan kelahiran melalui kawin alam

Kementan, BUMN, dan swasta

2,1 juta ekor Des 2014

3. Pengembangan integrasi sapi kelapa sawit

BUMN, dan swasta 100 ribu ekor Des 2014

4 Pelarangan pemotongan sapi betina produktif

Pemprov dan Pemkab/kota

(26)

PERKIRAAN KEBUTUHAN DAN PRODUKSI PANGAN

2015-2020

Tahun Beras (Juta Ton) Jagung (juta ton) Kedelai (Juta Ton) Gula (Juta ton) Daging Sapi (Ribu Ton) Kebutuh an Produksi Kebutuh an Produksi Kebutuh an Produksi Kebutuh an Produksi Kebutuh an Produksi 2015 33,01 43,04 15,506 21,45 2,02 3,00 2,76 2,89 603,29 498,96 2016 33,00 44,34 15,92 22, 09 2,05 3,30 2,80 2,95 632,91 538,88 2017 32,99 45,67 15,82 22,75 2,08 3,60 2,84 3,02 662, 09 581,98 2018 32,98 47,45 17,77 23,43 2,11 3,90 2,89 3,08 693,61 623,55 2019 32,97 49,90 18,77 24,14 2,14 4,20 2,93 3,20 726,62 678,83 2020 32,96 51,40 19,84 24,86 2,17 4,50 2,97 3,32 761,21 733,14

(27)

SASARAN PRODUKSI KOMODITAS UTAMA TANAMAN PANGAN

TAHUN 2013 DAN 2014

Keterangan:

Bentuk hasil produksi:

- Padi = gabah kering giling (GKG) - Jagung = pipilan kering

- Kedelai, kacang tanah dan kacang hijau = biji kering - Ubi kayu dan Ubi jalar = umbi basah

Target 2013 Target 2014

(000 Ton) (000 Ton) (000 Ton) (%)

1 Padi 72.064 76.568 4.504 6,25 Surplus 10 juta ton beras 2014 2 Jagung 19.831 20.823 992 5,00 Swasembada berkelanjutan 2014 3 Kedelai 1.500 2.700 1.200 80,00 Swasembada 2014

4 Kacang Tanah 1.200 1.300 100 8,33 5 Kacang Hijau 410 430 20 4,88 6 Ubi Kayu 26.300 27.600 1.300 4,94 7 Ubi Jalar 2.450 2.606 156 6,37

(28)

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI

TANAMAN PANGAN

1. Perluasan Areal Tanam

2. Peningkatan Produktivitas

3. Pengamanan Produksi

4. Pemberdayaan Kelembagaan

Pertanian dan Dukungan

Pembiayaan Usahatani

5. Perbaikan Manajemen

(29)

SURPLUS

BERAS 10

JUTA TON

Penurunan

konsumsi

beras per

kapita 1,5%/th

Pengurangan

susut panen

1,5 %/tahun

Perbaikan Jaringan irigasi 18,8% Pemupukan sesuai rekomendasi mencapai 70% Penggunaan benih unggul bersertifikat mencapai 71% Penurunan luas serangan OPT mencapai 5,5% Intensitas Penyuluhan mencapai 50%

Penambahan

Areal Sawah

seluas

65.000 ha/th

Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha menjadi 5,7 ton/ha dan Luas Panen dari IP 1,5

menjadi 1,7

PRASYARAT PENCAPAIAN

(30)

ARAH DAN KEBIJAKAN SEKTOR PERTANIAN

MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(31)

PERMASALAHAN TERKAIT PERUBAHAN IKLIM

 Indonesia merupakan wilayah rawan terhadap bencana

alam

 Variabilitas dan perubahan iklim yang disebabkan oleh

pemanasan global (global warming) akan

mengakibatkan risiko yang lebih tinggi, dan diperkirakan

sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian

 Variabilitas iklim mempunyai hubungan yang nyata

dengan luas serangan dan intensitas serangan

(32)

FENOMENA “GLOBAL WARMING”

DI BIDANG PERTANIAN

Terjadi perubahan iklim berupa pemanasan global

Mengakibatkan bencana kekeringan dan banjir

Berpeluang besar menimbulkan resiko kegagalan

produksi pangan

Mengancam ketahanan pangan khususnya di

(33)

PENGARUH GLOBAL WARMING

PADA PRODUKSI PANGAN

1.

Mengubah kondisi pertumbuhan tanaman secara menyeluruh

terkait dengan distribusi curah hujan, temperatur dan kadar karbon;

2. Menyebabkan cuaca yang lebih ekstrim seperti banjir, kekeringan

dan badai;

3. Menambah tingkat, jenis dan frekuensi serangan hama penyakit

terhadap tanaman pangan.

(34)

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

A. Strategi Umum  menekan dampak negatif dari perubahan iklim

agar sasaran pembangunan pertanian tetap dapat dicapai.

B. Program Antisipasi perubahan iklim dengan meningkatkan

kemampuan Pemerintah dan Masyarakat.

C. Program Aksi Mitigasi pas subsektor perkebunan melalui

pengembangan teknologi ramah lingkungan dan penurunan emisi

GRK.

D. Program Aksi Adaptasi pada subsektor tanaman pangan dalam

upaya melestarikan dan memantapkan ketahanan pangan

nasional.

(35)

B. Program Antisipasi.

1.

Aspek Klimatologis  prediksi pola hujan, musim, pengembangan kalender tanam

2. Aspek Hidrologis  prediksi dan antisipasi keadaan sumberdaya air, penciutan lahan pertanian disekitar pantai karena naiknya muka air laut 3. Perbaikan Infrastruktur

4. Perbaikan Pengadaan dan Distribusi Sarana Pertanian

5. Pengembangan Daerah Pertanian Baru pada Lokasi Beresiko Iklim Rendah untuk Kebutuhan Pangan ke Depan.

6. Penyusunan Sistem Basis Data terkait Dampak Perubahan dan keragaman iklim

7. Peningkatan Riset Terpadu Jangka Panjang antar Disiplin Ilmu  teknologi adapasi dan mitigasi aplikatif degan kearifan local.

8. Peningkatan Pemahaman Pengambil Kebijakan dalam Menggunakan Inforasi Iklim untuk Pengelolaan Risiko Iklim dan Perencanaan Pembangunan

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(36)

B. Program Antisipasi

9. Regulasi dan Koordinasi yang Mendukung Petani

10. Pengembangan Sistem Tata Ruang yang Mendukung Perluasan

Wilayah Pertanian pada Daerah Rendah Resiko Iklim

11. Rehabilitasi untuk Meningkatkan Serapan CO

2

12. Revitalisasi Potensi Serapan CO

2

di Lahan Perkebunan

13. Reboisasi DAS kritis.

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(37)

C. Program Aksi Mitigasi

Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tanggal 20 September 2011

 Target Penurunan Emisi GRK 26% atau 41% tahun 2020

 Rencana Aksi Nasional (RAN) penurunan GRK

1. Pengelolaan Perkebunan

2. Pertanian di Lahan Gambut

3. Pengelolaan Peternakan

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(38)

C. Program Aksi Mitigasi

4. Pengelolaan Tanaman Pangan dan Hortikultura

(a) Penerapan teknologi budidaya tanaman rendah emisi  melindungi

Tanaman Pangan dari OPT dan dampak perubahan iklim pada

lahan seluas 2,03 juta ha.

(b) Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida pada lahan

seluas 250.000 ha.

(c) Pengembangan jenis dan varietas tanaman toleran stress

lingkungan (kenaikan suhu udara, kekeringan, genangan air dan

salinitas)

(d) Penggunaan teknologI rendah emisi CH

4

 penggunaan limbah

pertanian untuk bio-energi dan kompos.

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(39)

D. Program Aksi Adaptasi

1.

Tanaman pangan dan hortikultura  perbaikan manajemen

pengelolaan air : system jaringan irigasi, rehabilitasi kondisi daerah

tangkapan air di hulu dan hilir, pengembangan panen air (embung, dam, parit), dan efisiensi penggunaan air (irigasi tetes dan mulsa).

(a)

Pengembangan varietas tanamam yangv toleran terhadap stress lingkungan.

(b) Pengembangan teknologi pengelolaan tanah dan tanaman untuk meningkatan daya adaptasi tanaman

(c) Pengembangan system perlindungan usahatani karena iklim ektrem  asuransi Indeks Iklim

(d) Kegiatan “Model Pengembangan Pertanian Perdesaan melalui Inovasi ”(M-P3MI) yaitu model kegiatan diseminasi melalui suatu percontohan konkrit di lapangan berupa peragaan inovasi teknologi dari aspek

teknis dan aspek kelembagaan yang melibatkan poktan/gapoktan.

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(40)

D. Program Aksi Adaptasi

2.

Tanaman Perkebunan

(a) Pengembangan komoditas yang mampu bertahan dalam cekaman kekeringan dan kelebihan air

(b) Penerapan teknologi pengelolaan tanah dan tanaman untuk meningkatkan daya adaptasi tanaman

(c) Pengembangan teknologi hemat air

(d) Penerapan teknologi pengelolaan air, terutama pada lahan yang rentan kekeringan

(e) Pengembangan sistem kelembagaan petani

(f) Pengembangan infrastruktur pertanian di kawasan perkebunan rakyat. 3. Pengelolaan Peternakan

(a) Pengembangan galur ternak yang adaptif terhadap lingkungan ekstrim (b) Pengembangan teknologi silase untik mengatasi kelangkaan pangan

musiman

(c) Pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak

(d) Meningkatnya kemampuan komunitas di akwasan peternakan dalam

“bio-security

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(41)

E. Litbang Mendukung Program Aksi Sektor Pertanian

1.

Analisis komprehensif tentang kerentanan dan dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian

2. Pengembangan jaringan informasi dan sistem komunikasi dan advokasi iklim, modul, petani dan panduan

3. Litbang varietas tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim yang ekstrim 4. Litbang teknologi mitigasi/penurunan emisi GRK dan adapsi dalam

pengelolaan lahan/tanah, pupuk, air, tananan dan ternak

5. Litbang/kajian komprehensif dampak pemanfaatan lahan gambut

6. Identifikasi dan pemetaan lahan gambut potensial dan beresiko kecil, serta pengembangan teknologi adaptif (ramah lingkungan) dan konservasi lahan gambut

7. Litbang kelembagaan untuk menunjang kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim dan memitigasi emisi GRK

8. Analisis kebijakan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(42)

E. Litbang Mendukung Program Aksi Sektor Pertanian

9.

Litbang peningkatan kapasitas produksi pangan melalui perluasan dan

pengembangan areal pertanian baru berwawasan lingkungan dan berbasis prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang berkonfigurasi spatial kepulauan. 10. Peningkatan kapasitas MRV

11. Peningkatan kemampuan litbang pertanian dalam rangka peningkatan

kapasitas adaptif sektor pertanian terhadap perubahan iklim dan sinerginya dengan kontribusi sektor pertanian dalam mitigasi perubahan iklim.

12. Litbang sistem adopsi (alih teknologi) di tingkat petani melalui penataan

kembali fokus dan prioritas penelitian serta sistem diseminasi yang mampu menjawab permasalahan petani disertai dengan revitasilisasi penyuluhan pertanian, pendampingan, pendidikan dan pelatihan bagi petani.

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(43)

F. Program Lintas Sektoral

Kebijakan kerjasama internasional

 Kebijakan pengembangan infrastruktur (pengelolaan jaringan irigasi, rawa, jaringan pengairan)

 Kebijakan pengembangan kelembagaan

 Kebijakan pendayagunaan dan rehabilitasi SDA dan lingkungan  Kebijakan pengembangan ketahanan pangan

Berdasarkan Perpres Nomor 61 Tahun 2011, di Kementan terdapat Program Aksi Mitigasi GRK yang melibatkan Kemen PU, Kemen LH, dan Kemen Kehutanan. Program lintas sektoral antara lain:

1. Perbaikan jaringan irigasi seluas 1,34 juta Ha dan operasionalisasi, serta pemeliharaan jaringan irigasi 2,32 juta Ha.

2. Penelitian metode pengurangan emisi GRK di waduk dan tersusunnya metode pengurangan emisi GRK di waduk

3. Penerapan pembukaan lahan tanpa bakar melalui pembuatan kompos, arang dan briket arang di lahan seluas 1.800 Ha

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(44)

F. Program Lintas Sektoral

Program lintas sektoral yang merupakan program Kementerian lain yang

melibatkan Kementan, antara lain:

1. Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan dengan

melalukan litbang SDL untuk pengembangan pengelolaan lahan

pertanian seluas 325.000 Ha.

2. Rehabilitasi, reklamasi, dan revitalisasi lahan gambut terlantar,

terdegradasi pada areal pertanian, optimalisasi lahan non

tanaman pangan seluas 250.000 Ha dan terdegradasi untuk

mendukung subsektor perkebunan, peternakan dan hortikultura.

3. Reboisasi

4. Rehabilitasi infrastruktur

ARAH DAN KEBIJAKAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

(45)

Peta Rawan Serangan OPT Utama Tanam Padi

Di Indonesia

(46)

Kriteria banjir Kriteria banjir

Peta Rawan Banjir Pada Tanaman Padi

Di Indonesia

(47)

Peta Rawan Kekeringan Pada Tanaman Padi

Di Indonesia

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok khas adalah pada individu yang belum diimunisasi atau pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tidak diimunisasi.. Jika riwayat trauma dalam 14 hari terakhir didapatkan

Untuk menentukan jumlah mikroba suatu bahan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikroba yang ditumbuhkan atau

Dalam standar akreditasi nasional maupun internasional dipersyaratkan agar rumah sakit melakukan monitoring indicator mutu klnis, manajerial, dan IPSG,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD 1 Gulang dapat disimpulkan bahwa model Think Pairs Share berbantuan media Pop-Up Book

(2) Standardisasi Indeks Biaya Perjalanan Dinas Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang

Riset Manajemen Dan Akuntansi Volume10 Nomor 2 Edisi November 2019 4 Konsep pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan minimal sesuai dengan standar pelayanan yakni cepat,

limbah padat hasil dari proses pembakaran di dalam furnace pada PLTU yang. kemudian terbawa keluar oleh sisa-sisa

Gambar rumah kualitas menunjukkan bahwa kriteria kualitas sayuran PT X bila dibandingkan dengan perusahaan lainnya sudah memiliki rasio satu yang berarti kriteria