i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI MATTOANGIN I
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH ILYAS
NIM :105191107717
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441H / 2020
ii
ABSTRAK
Ilyas. 1051911077 17. 2020. Implementasi Pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar. Dibimbing oleh Abd. Rahim Razak dan Rahman Bahtiar.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan kreatifitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif – kuantitatif.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Staff Tata Usaha, Guru Agama Islam dan Siswa/i. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan yaitudata yang terkumpul tentang hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan standar deviasi, median, frekuensi, persentase, nilai terendah, dan nilai tertinggi yang dicapai siswa pada setiap siklus.
Berdasarkan hasil Implementasi pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar, yaitu: Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif danmenyenangkan. Membentuk sikap percaya diri siswa. Dan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
Kata Kunci: quantum teaching, meningkatkan hasil belajar pendidikan
agama islam, Siswa.
KATA PENGANTAR ِمي ِح هرلٱ ِن َٰ م ۡح هرلٱ ِ هللَّٱ ِم ۡسِب
Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang benar.
Selama pembuatan skripsi ini, tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasa yang diberikan secara tulus dan ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini. Sehingga dengan penuh rasa penghormatan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Rahim dan Ibunda kalasina, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.
2. Istri tercinta, Rustiani Rahim, yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayang, dorongan semangat dan motivasinya, serta ketiga jagoanku Najib
zahran ilyas, khairul mushaf ilyas, dan khalilurrahman ilyas yang menjadi penenang jiwaku.
3. Prof.Dr.H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Drs.H.Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Dr. Abd. Rahim Razak, M.Pd. dan Bapak Dr. Rahman Bahtiar, S.Ag. M.A selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.
7. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Semua lembaga di Fakultas Agama Islam, yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam.
9. Drs khairil Batu Api, SE selaku Kepala SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Guru – guru SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar.
11. Peserta didik SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar
12. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar, 11 Syawal 1441 H 03 Juni 2020 M
Ilyas
105191107717
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………... i
HALAMAN JUDUL ...…..………... ii
PENGESAHAN SKRIPSI……….………... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ……….………... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….………... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………... vi
ABSTRAK ………..……….………... vii
KATA PENGANTAR ……….………... ix
DAFTAR ISI……….………...……... xii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang ………... 1
B. Rumusan Masalah ……… 4
C. Tujuan Penelitian ………... 5
D. Manfaat Penelitian ….………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….... 6
A. Kajian Pustaka ………... 6
B. Kerangka Pikir ……….………... 18
C. Hipotesis Tindakan ……….………... 19
BAB III METODE PENELITIAN ………... 20
A. Jenis Penelitian………..…... 20
B. Lokasi dan Objek Penelitian……..………..…... 20
C. Rencana Tindakan Penelitian………..………….………... 21
D. Data Penelitian…...….………... 24
E. Instrumen Penelitian……….………..…... 24
F. Tehnik Pengumpulan Data….………...…... 25
G. Tehnik Analisis Data………... 25
H. Indikator Keberhasilan ……….…………...…... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…... 27
A. Hasil Penelitian………...………... 27
B. Pembahasan …………...………... 57
BAB V PENUTUP ………..………….…... 62
DAFTAR PUSTAKA ………..………... 64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang , nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku.
Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan siswa sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan.
Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang
tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai
kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Mujadalah ayat (58)11
Terjemahnya :
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“
Dari Anas bin Malik r.a yang bunyinya:
، ٍمِلْسُم ِ لُك ىَلَع ٌةَضي ِرَف ِمْل
ُبَلَط َلاَق ٍكِلاَم ِنْب ِسَنَأ ْنَع : َمَّلَسو ِهْيلَع الله ىَّلَص ِالله ُلوُسَر َلاَق :
َبَهَّذلا َو َؤُلْؤُّللا َو َرَه ْوَجْلا ِري ِزاَنَخْلا ِدِ لَقُمَك ِهِلْهَأ ِرْيَغ َدْنِع ِمْلِعْلا ُع ِضا َو َو.
Artinya:
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi.” (HR. Ibnu Majah).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada SD
Negeri Mattoangin I dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut : (1) Kondisi
lingkungan yang kurang kondusif, karena letak SD tersebut berdekatan dengan rumah penduduk, (2) Kurangnya memperhatikan guru, (3) Merasa bosan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari situasi dan kondisi seperti ini mempengaruhi proses belajar mengajar serta berdampak negatif terhadap pemahaman materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurangnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan faktor utama yang harus dibenahi.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran siswa SD Negeri Mattoangin I tidak kondusif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun pelajaran 2017/2018 pada ujian tengah semester dibawah nilai standar yaitu 60, sedangkan nilai standar yaitu 75 maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kurang optimal.
Menghadapi kondisi seperti ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan suatu cara atau teknik pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajaranya.
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar
secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model
pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi
manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu
mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Model pembelajaran Quantum
Teaching mengambil bentuk “simponi” dalam pembelajaran, yang membagi
unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori, terdiri dari konteks dan isi.
Konteks berupa penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan penyajian materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar”.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan kreatifitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan mengelola proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam
upaya mencapai Standar Proses Pembelajaran.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Kuantum (Quantun Teaching) a. Pengertian Kuantum (Quantun Teaching)
Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu quantum learning. “Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat”.
1Pembelajaran quantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.
Adapun karakterisitik dari pembelajaran kuantum (quantum learning) yaitu sebagai berikut.
1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
1Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa, hlm. 16
3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.
4) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
5) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
9) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
10) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam)
hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
12) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
13) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
2Adapun tujuan dari pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.
1) Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
2) Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
3) Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.
4) Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.
5) Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran
3b. Sintaks Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)
Dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, model pembelajaran quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap, yaitu:
2Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Mneyenangkan. Bandung : Kaifa, hlm. 30
3Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Mneyenangkan. Bandung : Kaifa, hal. 12
1) Segalanya berbicara artinya segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, rancangan pelajaran semua mengirimkan pesan tentang belajar;
2) Segalanya bertujuan artinya semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan;
3) Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka mempelajarinya;
4) Mengakui setiap usaha artinya pada saat siswa belajar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;
5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan artinya perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan sikap positif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4Prinsip-prinsip quantum teaching di atas merupakan kerangka rancangan dikenal dengan TANDUR . Di bawah ini adalah tinjauan mengenai TANDUR dan maknanya :
1) Tumbuhkan
4Deporter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.
2) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3) Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah
“masukan”.
4) Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan,
“Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6) Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
52. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki
5Deporter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa, hal.10
beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan;
perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
6Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola pikir dari seseorang
..
7Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
8Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach mengemukakan bahwa
“belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah
6Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud).2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4.hal.. 408 & 121
7Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 12-13
8Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
tindakan yang dapat diamati.
9Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
10Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,
9Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Diakses darihttps://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html pada tanggal 06 Oktober 2019
10Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Penerbit InsanCendekia. hal. 51
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.
Defenisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
c. Faktor-Faktor Hasil Belajar Siswa
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:
1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
a) Aspek fisiologis b) Aspek psikologis 2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial
b) Faktor lingkungan nonsosial
11Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Agama memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 132. Diakses dari http://repository.uinsu.ac.id/408/5/BAB%20II.pdf. Pada tanggal 6 Oktober 2019
pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah swt. dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
a. Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi
b. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak serta membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidikan Agama Islam SD / MI bertujuan untuk :
1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi beberapa aspek,
yaitu ; Al-qur’an dan Hadiś, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh dan kebudayaan
Islam. Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah swt. hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran Quantum Teaching dikatakan berhasil dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ketika siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar mata pelajaran, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, memiliki kecenderungan untuk belajar dengan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Serta memiliki hasil belajar menunjukkan peningkatan dan berada di atas kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dan diharakan dapat meningktkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar adalah Pembelajaran Quantum Teaching.
Mengapa Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar karena pembelajaran kuantum mengharapkan perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar yaitu kelas, materi pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.
Menurut Kompasiana Lingkungan belajar dalam pembelajaran kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi.
Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang
teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
12C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tujuan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut “Jika Pembelajaran Quantum Teaching pada Pendidikan Agama Islam, maka Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Murid SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar dapat ditingkatkan (skor rata- rata kelas dapat meningkat).
12 Kompasiana. 2010. Pembelajaran Quantum. Diakses dari
https://liztyasheyrapembelajarankuantum.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran- kuantum_25.html. Pada tanggal 06 Oktober 2019
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berbasis kelas. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 (empat) tahap, yaitu (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar Kota Makassar. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar tahun pelajaran 2019/2020 pada semester II. Jumlah siswa sebanyak 29 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Keadaan Populasi Kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar
NO. KELAS PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH
1. VI.A 16 13 29
Jumlah 16 13 29
C. Rencana Tindakan Penelitian
Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan sebanyak dua kali siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus I dan Siklus II akan dilaksanakan masing –masing 4 (empat) kali pertemuan.
Secara rinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus tindakan ini sebagai berikut:
1. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu akan dilakukan langkah- langkah berikut ini:
1) Mengkaji landasan pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan dilakukan;
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)
2) Membuat rencana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan merujuk pada Metode Quantum Teaching dan menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan;
3) Membuat instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk melakukan evaluasi di setiap akhir siklus serta membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan selama diadakannya pembelajaran.
2) Tahap Tindakan
Setelah tahap perencanaan dianggap matang, kemudian dilaksanakan tahap tindakan. Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Quantum Teaching.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
▪ Guru memberikan motivasi dan apersepsi
▪ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini
2) Kegiatan Inti
▪ Guru membagikan lembaran materi kepada siswa untuk dibaca
▪ Guru berkomunikasi dengan siswa dengan tujuan untuk
memberikan semangat kepada siswa. Kemudian guru
memunculkan kesan bahwa setiap siswanya akan mampu menyelesaikan pelajaran ini hingga tuntas
▪ Secara individu siswa dibimbing oleh guru untuk memahami isi materi yang telah dibagikan
▪ Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal-soal yang berkenaan dengan isi materi
▪ Siswa diminta untuk maju ke depan kelas menuliskan jawaban mereka di papan tulis
▪ Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses pembelajaran
3) Kegiatan Akhir
▪ Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
▪ Guru memberikan Pekerjaan Rumah kepada siswa 3) Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data observasi yang diambil adalah tentang kehadiran siswa, keaktifan mereka di kelas. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi mengenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4) Refleksi
Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dikumpulkan serta di analisis.
Baik berupa hasil evaluasi maupun data hasil observasi yang diperoleh
pada saat melaksanakan kegiatan pengajaran, sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah mengulang tahapan-tahapan pada siklus I, akan tetapi dilakukan pula sejumlah rencana baru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya.
D. Data Penelitian
1. Sumber data penelitian ini dari subjek penelitian yang terdiri dari siswa kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar
2. Jenis data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
• Data Kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa
• Data Kuantitatif diperoleh dari kehadiran dan aktifitas siswa selama proses belajar berlangsung
E. Instrumen Penelitian 1. Tes Hasil Belajar
Diberikan di tiap akhir siklus untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Tes yang diberikan dalam bentuk essay.
2. Lembar Observasi
Bertujuan untuk melihat hasil observasi keaktifan dan kehadiran siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengambilan data dilkukan dengan cara sebagai berikut:
1. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa berupa soal essay
2. Data tentang situasi pembelajaran saat pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar obsevasi.
G. Tehnik Analisis Data
Data yang terkumpul tentang hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan standar deviasi, median, frekuensi, persentase, nilai terendah, dan nilai tertinggi yang dicapai siswa pada setiap siklus.
Data hasil belajar yang diperoleh dikategorikan berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional:
Tabel 3.2 Tekhnik Kategorisasi Standar berdasarkan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional
No. Skor Kategori
1. 86 – 100 Sangat Tinggi
2. 71 – 85 Tinggi
3. 56 – 70 Cukup
4. 41 – 55 Rendah
H. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah bila skor rata-rata hasil
belajar atau ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan baik ditinjau
dari hasil tes setiap akhir siklus maupun dari segi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Identitas SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Nama Sekolah : SDN. MATTOANGIN 1 Alamat : Jalan Hati Mulia No 1 Kelurahan : Mattoangin
Kecamatan : Mariso Kota : Makassar
Provinsi : Sulawesi Selatan
NPSN : 40312051
b. Letak Geografis
SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar merupakan salah satu sekolah yang berada di Kota Makassar tepatnya di kecamatan Mariso. Luas wilayah sekolah 1,566 m
2dengan daya listrik 1800 watt berstatus kepemilikan pemerintah.
Letak SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar ditinjau dari lokasinya sangat strategis karena berada di tengah-tengah kota.
Yang dekat dengan sarana kota seperti Pertamina, Pasar Serta Kantor – Kantor pemerintah.
Hal ini menjadi salah satu hal yang melatar belakangi
SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar menjadi sekolah
sekolah induk serta menjadi penyelenggara ujian nasional setiap tahunnya.
c. Visi dan Misi
1) Visi : SDN. MATTOANGIN 1 UNGGUL DALAM PRESTASI,
BERKARAKTER DAN PEDULI TERHADAP
LINGKUNGAN 2) Misi:
a. Mewujudkan kurikulum yg adaptif, administratif
b. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
c. Mewujudkan lulusan yang berahklah mulia dan peduli lingkungan
d. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi sesuai dengan 8 SNP e. Mewujudkan prasarana dan sarana pendidikan yang
sesuai standar
Misi Ketiga SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar ialah mewujudkan lulusan yang berahklah mulia dan peduli lingkungan.
Pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata
pelajaran yang berperan penting dalam mewujudkan misi ini. Misi ini
sangat sejalan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching pada langkah kedua
yaitu alami, pendidik membuat peserta didik menyadari bahwamateri yang dipelajari bukan hanya sekadar teori tetapi juga menekankan peserta didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan hasil observasi, peserta didik sangat aktif menjawab pertanyaan serta menikmati alur pembelajaran.
d. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah : Drs khairil Batu Api, SE (Periode 2020) Bendahara : Andi mardewi, S. Pd
Wali Kelas I.A : Hj sutiah muslim, S. Pd Wali Kelas I.B : Widarsyih Alie, S. Pd Wali Kelas I.C : Fatmawati, S. Pd Wali Kelas 2.A : Nahda, S. Pd Wali Kelas 2.B : Hj Indaryani , S. Pd Wali Kelas 2.C : Supri, S. Pd
Wali Kelas 3.A : Hj Maryam, S. Pd. M. Pd Wali Kelas 3.B : Cut mawaty ahmad , S. Pd Wali Kelas 4.A : Nining amalia, S. Pd Wali Kelas 4.B : Jamran hafid, S. Pd
Wali Kelas 5.A : Astuti Zainal Abidin , S. Pd Wali Kelas 5.B : Devi ariyanti, S. Pd
Wali Kelas 6.A : Zulfitri Rachmawati , S. Pd
Wali Kelas 6.B : Andi mardewi , S. Pd
Penjaga Sekolah : Jamaluddin
Tata Usaha : Yayuk Srimanah , S. Sos
Satpam : Mansyur
Kebersihan : Suhardiman
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020
e. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik 1) Keadaan Pendidik
Tabel 1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020
No. Nama PNS/PTT Tugas
1 Drs. Khairil Batu Api, SE PNS Kepala Sekolah
2 Andi mardewi S. Pd PNS Bendahara
3 Hj. Maryam, S.Pd.,M.Pd PNS Pendidik Kelas 4 Hj.Sutiah Muslim, S.Pd PNS Pendidik Kelas
5 Nahda,S.Pd PNS Pendidik Kelas
6 Nining Amalia, S. Pd PNS Pendidik Kelas
7 Astuti Zainal Abidin, S. Pd PNS Pendidik Kelas
8 Zulfitri Rachmawati, S. Pd PNS Pendidik Kelas
9 Andi Mardewi,S.Pd PNS Pendidik Kelas 10 Maria Rante Bilik, S. Ag PNS GMP
11 Muh.Ramli.,S.Pd PNS GMP
12 Widarsyih Alie, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas 13 Cut Mawaty, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas 14 Jamran Hafid, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas
15 Baso Basri, S. Pd KONTRAK GMP
16 Nirwana Tahir,S.Ag KONTRAK GMP 17 Wahyu Hidayat, S. Pd KONTRAK GMP
18 Ilyas,A.Ma KONTRAK GMP
19 Fatmawati,S.Pd PTT Pendidik Kelas
20 Hj. Indaryani, S. Pd PTT Pendidik Kelas
21 Supri, S. Pd PTT Pendidik Kelas
22 Devi ariyanti, S. Pd PTT Pendidik Kelas
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020
2) Keadaan Peserta Didik
Makassar Periode Tahun 2020
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VI.A 13 16 29
VI.B 21 24 45
V.A 19 19 38
V.B 9 10 19
IV.A 13 13 26
IV.B 13 27 40
III.A 9 8 17
III.B 15 13 28
II.A 13 15 28
II.B 13 19 32
II.C 6 14 20
I.A 9 13 22
I.B 14 14 28
I.C 17 13 30
Jumlah 402
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar
Tahun Pelajaran 2019/2020
Tabel 3 Nama-Nama Peserta Didik Kelas VI.A SDN.MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020 yang Menjadi Objek Penelitian
No. Nama Jenis Kelamin
1 Autasari Al Azhar Laki-Laki
2 Andi Umai Laki-Laki
3 Irva Alyalinizia Perempuan
4 Salwa Athena Perempuan
5 Zafa Mufazzah P Perempuan
6 Rio Laki-Laki
7 Rarfly Laki-Laki
8 Vicky Laki-Laki
9 Chacha Perempuan
10 Nurfadhillah Perempuan
11 Fatihatil Laki-Laki
12 Disa Perempuan
13 Andini Perempuan
14 Eka Puteri Perempuan
15 Muh Nabil Laki-Laki
16 Nur Khalifah Perempuan
17 Harman Laki-Laki
18 Muh Adli Raditya Laki-Laki
19 Muh Taufiqurahman Laki-Laki
20 Nurhidayat Laki-Laki
21 Syahrul Laki-Laki
22 Azizah Daniayanti Perempuan
23 Cinta Faizah Perempuan
24 Fatimah Perempuan
25 Shiren Dzulaika Perempuan
26 Waode Wanda Perempuan
27 Yolanda Apsari Perempuan
28 Marsya Perempuan
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020
f. Keadaan Sarana danPrasarana
Untuk mendukung proses pembelajaran dan mencapai tujuan
pendidikan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
1) Keadaan Sarana
Adapun daftar sarana yang terdapat di SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar yaitu, sebagaiberikut:
Tabel 4 Keadaan Sarana SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020
No .
Uraian
Jumlah Kondisi
Jumlah Ya
ng terse dia
Kebut uhan
Kek ur ang an
Baik
Rusa k ring an
Rus ak bera t 1 Meja/KursiPes
erta Didik
224 201 - 204 20 - 224
2 Meja/Kursi Pendidik
12 12 - 12 - - 12
3 Meja/Kursi Kantor
10 10 - 10 - - 10
4 Papan Tulis 12 12 - 12 - - 12
5 Lemari 16 16 - 16 - - 16
6 Tempat Sampah
16 16 - 16 - - 16
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar
2) Keadaan prasarana
Adapun daftar prasarana yang terdapat di SDN.
MATTOANGIN 1 Kota Makassar yaitu, sebagai berikut:
Tabel 5 Keadaan Prasarana SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020
No. Ruang
Jumlah/ Buah
Jumlah Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1
2 Ruang Pendidik 1 - 1
3 Ruang Kelas 12 - 12
4 Ruang Perpustakaan 1 - 1
5 Kantin 3 - 3
6 WC 4 - 4
7 Gudang 1 - 1
8 Dapur 1 - 1
Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020
SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar merupakan lokasi
penyelenggaraan ujian nasional dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu,
sekolah ini harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan dalam keadaan baik, yang terpenting adalah jumlah bangku peserta didik yang harus cukup bahkan lebih dan dalam kondisi yang baik.
132. Implementasi pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar
Secara generalistik, pendidikan islam merupakan bimbingan jasmani-ruhani subyek pendidikan sesuai dengan kaidah-kaidah keislaman agar terbentuk kepribadian yang utama menurut standar islam.
14Sebelum mengajar, terlebih dahulu pendidik harus membuat rancangan pembelajaran yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP, dalam rancangan pembelajaran pendidik harusmempertimbangkan dengan matang model, metode, media danpendekatan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Implementasi pembelajaran quantum teachinguntuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassardi kelas VI.A materi menerima Qada’ dan Qadar. Peneliti merencanakan 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II.
13Yayuk sri manah, S.Sos, Staff Tata UsahaSDN Mattoangi I Makassar
14Mustari Bosra, Dkk, Nalar Monoteistik Pendidikan (Bandung: Nuansa Cendekia, 2020), hal.117