• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI MATTOANGIN I KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI MATTOANGIN I KOTA MAKASSAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI MATTOANGIN I

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH ILYAS

NIM :105191107717

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441H / 2020

(2)

ii

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ilyas. 1051911077 17. 2020. Implementasi Pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar. Dibimbing oleh Abd. Rahim Razak dan Rahman Bahtiar.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan kreatifitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif – kuantitatif.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Staff Tata Usaha, Guru Agama Islam dan Siswa/i. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan yaitudata yang terkumpul tentang hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan standar deviasi, median, frekuensi, persentase, nilai terendah, dan nilai tertinggi yang dicapai siswa pada setiap siklus.

Berdasarkan hasil Implementasi pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar, yaitu: Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif danmenyenangkan. Membentuk sikap percaya diri siswa. Dan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.

Kata Kunci: quantum teaching, meningkatkan hasil belajar pendidikan

agama islam, Siswa.

(7)

KATA PENGANTAR ِمي ِح هرلٱ ِن َٰ م ۡح هرلٱ ِ هللَّٱ ِم ۡسِب

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.

Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang benar.

Selama pembuatan skripsi ini, tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasa yang diberikan secara tulus dan ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini. Sehingga dengan penuh rasa penghormatan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Rahim dan Ibunda kalasina, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.

2. Istri tercinta, Rustiani Rahim, yang selalu memberikan cinta dan kasih

sayang, dorongan semangat dan motivasinya, serta ketiga jagoanku Najib

(8)

zahran ilyas, khairul mushaf ilyas, dan khalilurrahman ilyas yang menjadi penenang jiwaku.

3. Prof.Dr.H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

4. Drs.H.Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Dr. Abd. Rahim Razak, M.Pd. dan Bapak Dr. Rahman Bahtiar, S.Ag. M.A selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.

7. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Semua lembaga di Fakultas Agama Islam, yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam.

9. Drs khairil Batu Api, SE selaku Kepala SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

10. Guru – guru SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar.

11. Peserta didik SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar

(9)

12. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis.

Aamiin.

Makassar, 11 Syawal 1441 H 03 Juni 2020 M

Ilyas

105191107717

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………... i

HALAMAN JUDUL ...…..………... ii

PENGESAHAN SKRIPSI……….………... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ……….………... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….………... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………... vi

ABSTRAK ………..……….………... vii

KATA PENGANTAR ……….………... ix

DAFTAR ISI……….………...……... xii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ….………... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….... 6

A. Kajian Pustaka ………... 6

B. Kerangka Pikir ……….………... 18

C. Hipotesis Tindakan ……….………... 19

BAB III METODE PENELITIAN ………... 20

A. Jenis Penelitian………..…... 20

B. Lokasi dan Objek Penelitian……..………..…... 20

(11)

C. Rencana Tindakan Penelitian………..………….………... 21

D. Data Penelitian…...….………... 24

E. Instrumen Penelitian……….………..…... 24

F. Tehnik Pengumpulan Data….………...…... 25

G. Tehnik Analisis Data………... 25

H. Indikator Keberhasilan ……….…………...…... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…... 27

A. Hasil Penelitian………...………... 27

B. Pembahasan …………...………... 57

BAB V PENUTUP ………..………….…... 62

DAFTAR PUSTAKA ………..………... 64

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang , nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku.

Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan siswa sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan.

Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang

tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai

(13)

kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Mujadalah ayat (58)11

Terjemahnya :

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“

Dari Anas bin Malik r.a yang bunyinya:

، ٍمِلْسُم ِ لُك ىَلَع ٌةَضي ِرَف ِمْل

ُبَلَط َلاَق ٍكِلاَم ِنْب ِسَنَأ ْنَع : َمَّلَسو ِهْيلَع الله ىَّلَص ِالله ُلوُسَر َلاَق :

َبَهَّذلا َو َؤُلْؤُّللا َو َرَه ْوَجْلا ِري ِزاَنَخْلا ِدِ لَقُمَك ِهِلْهَأ ِرْيَغ َدْنِع ِمْلِعْلا ُع ِضا َو َو.

Artinya:

Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi.” (HR. Ibnu Majah).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada SD

Negeri Mattoangin I dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut : (1) Kondisi

(14)

lingkungan yang kurang kondusif, karena letak SD tersebut berdekatan dengan rumah penduduk, (2) Kurangnya memperhatikan guru, (3) Merasa bosan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari situasi dan kondisi seperti ini mempengaruhi proses belajar mengajar serta berdampak negatif terhadap pemahaman materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurangnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan faktor utama yang harus dibenahi.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran siswa SD Negeri Mattoangin I tidak kondusif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun pelajaran 2017/2018 pada ujian tengah semester dibawah nilai standar yaitu 60, sedangkan nilai standar yaitu 75 maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kurang optimal.

Menghadapi kondisi seperti ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan suatu cara atau teknik pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajaranya.

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar

secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model

pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi

manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu

mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Model pembelajaran Quantum

(15)

Teaching mengambil bentuk “simponi” dalam pembelajaran, yang membagi

unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori, terdiri dari konteks dan isi.

Konteks berupa penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan penyajian materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan kreatifitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

(16)

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan mengelola proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar

pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam

upaya mencapai Standar Proses Pembelajaran.

(17)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Kuantum (Quantun Teaching) a. Pengertian Kuantum (Quantun Teaching)

Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu quantum learning. “Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat”.

1

Pembelajaran quantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.

Adapun karakterisitik dari pembelajaran kuantum (quantum learning) yaitu sebagai berikut.

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.

1Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa, hlm. 16

(18)

3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.

4) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.

5) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

8) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.

10) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada

pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam)

hidup, dan prestasi fisikal atau material.

(19)

11) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.

12) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.

13) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

2

Adapun tujuan dari pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.

1) Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

2) Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

3) Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.

4) Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.

5) Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

3

b. Sintaks Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)

Dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, model pembelajaran quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap, yaitu:

2Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Mneyenangkan. Bandung : Kaifa, hlm. 30

3Deporter, Bobbi, Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Mneyenangkan. Bandung : Kaifa, hal. 12

(20)

1) Segalanya berbicara artinya segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, rancangan pelajaran semua mengirimkan pesan tentang belajar;

2) Segalanya bertujuan artinya semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan;

3) Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka mempelajarinya;

4) Mengakui setiap usaha artinya pada saat siswa belajar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan artinya perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan sikap positif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

4

Prinsip-prinsip quantum teaching di atas merupakan kerangka rancangan dikenal dengan TANDUR . Di bawah ini adalah tinjauan mengenai TANDUR dan maknanya :

1) Tumbuhkan

4Deporter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa

(21)

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.

2) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah

“masukan”.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.

5) Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan,

“Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.

6) Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

5

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki

5Deporter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa, hal.10

(22)

beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan;

perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

6

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola pikir dari seseorang

.

.

7

Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

8

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach mengemukakan bahwa

“belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah

6Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud).2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4.hal.. 408 & 121

7Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 12-13

8Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

(23)

tindakan yang dapat diamati.

9

Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.

10

Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,

9Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Diakses darihttps://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html pada tanggal 06 Oktober 2019

10Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Penerbit InsanCendekia. hal. 51

(24)

analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.

Defenisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

c. Faktor-Faktor Hasil Belajar Siswa

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:

1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:

a) Aspek fisiologis b) Aspek psikologis 2) Faktor eksternal meliputi:

a) Faktor lingkungan sosial

(25)

b) Faktor lingkungan nonsosial

11

Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Agama memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari

11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 132. Diakses dari http://repository.uinsu.ac.id/408/5/BAB%20II.pdf. Pada tanggal 6 Oktober 2019

(26)

pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah swt. dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:

a. Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi

b. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia

c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan

untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

(27)

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak serta membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidikan Agama Islam SD / MI bertujuan untuk :

1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi beberapa aspek,

yaitu ; Al-qur’an dan Hadiś, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh dan kebudayaan

Islam. Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan

keserasian antara hubungan manusia dengan Allah swt. hubungan manusia

(28)

dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Quantum Teaching dikatakan berhasil dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ketika siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar mata pelajaran, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, memiliki kecenderungan untuk belajar dengan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Serta memiliki hasil belajar menunjukkan peningkatan dan berada di atas kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dan diharakan dapat meningktkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar adalah Pembelajaran Quantum Teaching.

Mengapa Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar karena pembelajaran kuantum mengharapkan perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar yaitu kelas, materi pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.

Menurut Kompasiana Lingkungan belajar dalam pembelajaran kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi.

Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang

(29)

teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.

12

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tujuan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut “Jika Pembelajaran Quantum Teaching pada Pendidikan Agama Islam, maka Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Murid SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar dapat ditingkatkan (skor rata- rata kelas dapat meningkat).

12 Kompasiana. 2010. Pembelajaran Quantum. Diakses dari

https://liztyasheyrapembelajarankuantum.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran- kuantum_25.html. Pada tanggal 06 Oktober 2019

(30)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berbasis kelas. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 (empat) tahap, yaitu (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar Kota Makassar. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar tahun pelajaran 2019/2020 pada semester II. Jumlah siswa sebanyak 29 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar

NO. KELAS PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH

1. VI.A 16 13 29

Jumlah 16 13 29

(31)

C. Rencana Tindakan Penelitian

Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan sebanyak dua kali siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus I dan Siklus II akan dilaksanakan masing –masing 4 (empat) kali pertemuan.

Secara rinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus tindakan ini sebagai berikut:

1. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu akan dilakukan langkah- langkah berikut ini:

1) Mengkaji landasan pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan dilakukan;

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)

(32)

2) Membuat rencana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan merujuk pada Metode Quantum Teaching dan menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan;

3) Membuat instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk melakukan evaluasi di setiap akhir siklus serta membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan selama diadakannya pembelajaran.

2) Tahap Tindakan

Setelah tahap perencanaan dianggap matang, kemudian dilaksanakan tahap tindakan. Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Quantum Teaching.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

▪ Guru memberikan motivasi dan apersepsi

▪ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini

2) Kegiatan Inti

▪ Guru membagikan lembaran materi kepada siswa untuk dibaca

▪ Guru berkomunikasi dengan siswa dengan tujuan untuk

memberikan semangat kepada siswa. Kemudian guru

(33)

memunculkan kesan bahwa setiap siswanya akan mampu menyelesaikan pelajaran ini hingga tuntas

▪ Secara individu siswa dibimbing oleh guru untuk memahami isi materi yang telah dibagikan

▪ Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal-soal yang berkenaan dengan isi materi

▪ Siswa diminta untuk maju ke depan kelas menuliskan jawaban mereka di papan tulis

▪ Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses pembelajaran

3) Kegiatan Akhir

▪ Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

▪ Guru memberikan Pekerjaan Rumah kepada siswa 3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data observasi yang diambil adalah tentang kehadiran siswa, keaktifan mereka di kelas. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi mengenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4) Refleksi

Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dikumpulkan serta di analisis.

Baik berupa hasil evaluasi maupun data hasil observasi yang diperoleh

(34)

pada saat melaksanakan kegiatan pengajaran, sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah mengulang tahapan-tahapan pada siklus I, akan tetapi dilakukan pula sejumlah rencana baru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya.

D. Data Penelitian

1. Sumber data penelitian ini dari subjek penelitian yang terdiri dari siswa kelas VI.A SD Negeri Mattoangin I Kota Makassar

2. Jenis data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

• Data Kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa

• Data Kuantitatif diperoleh dari kehadiran dan aktifitas siswa selama proses belajar berlangsung

E. Instrumen Penelitian 1. Tes Hasil Belajar

Diberikan di tiap akhir siklus untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Tes yang diberikan dalam bentuk essay.

2. Lembar Observasi

Bertujuan untuk melihat hasil observasi keaktifan dan kehadiran siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung.

(35)

F. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengambilan data dilkukan dengan cara sebagai berikut:

1. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa berupa soal essay

2. Data tentang situasi pembelajaran saat pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar obsevasi.

G. Tehnik Analisis Data

Data yang terkumpul tentang hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan standar deviasi, median, frekuensi, persentase, nilai terendah, dan nilai tertinggi yang dicapai siswa pada setiap siklus.

Data hasil belajar yang diperoleh dikategorikan berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional:

Tabel 3.2 Tekhnik Kategorisasi Standar berdasarkan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional

No. Skor Kategori

1. 86 – 100 Sangat Tinggi

2. 71 – 85 Tinggi

3. 56 – 70 Cukup

4. 41 – 55 Rendah

(36)

H. Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah bila skor rata-rata hasil

belajar atau ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan baik ditinjau

dari hasil tes setiap akhir siklus maupun dari segi keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran dari siklus I ke siklus II.

(37)

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Identitas SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Nama Sekolah : SDN. MATTOANGIN 1 Alamat : Jalan Hati Mulia No 1 Kelurahan : Mattoangin

Kecamatan : Mariso Kota : Makassar

Provinsi : Sulawesi Selatan

NPSN : 40312051

b. Letak Geografis

SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar merupakan salah satu sekolah yang berada di Kota Makassar tepatnya di kecamatan Mariso. Luas wilayah sekolah 1,566 m

2

dengan daya listrik 1800 watt berstatus kepemilikan pemerintah.

Letak SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar ditinjau dari lokasinya sangat strategis karena berada di tengah-tengah kota.

Yang dekat dengan sarana kota seperti Pertamina, Pasar Serta Kantor – Kantor pemerintah.

Hal ini menjadi salah satu hal yang melatar belakangi

SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar menjadi sekolah

(38)

sekolah induk serta menjadi penyelenggara ujian nasional setiap tahunnya.

c. Visi dan Misi

1) Visi : SDN. MATTOANGIN 1 UNGGUL DALAM PRESTASI,

BERKARAKTER DAN PEDULI TERHADAP

LINGKUNGAN 2) Misi:

a. Mewujudkan kurikulum yg adaptif, administratif

b. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

c. Mewujudkan lulusan yang berahklah mulia dan peduli lingkungan

d. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi sesuai dengan 8 SNP e. Mewujudkan prasarana dan sarana pendidikan yang

sesuai standar

Misi Ketiga SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar ialah mewujudkan lulusan yang berahklah mulia dan peduli lingkungan.

Pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata

pelajaran yang berperan penting dalam mewujudkan misi ini. Misi ini

sangat sejalan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan

menggunakan model pembelajaran quantum teaching pada langkah kedua

(39)

yaitu alami, pendidik membuat peserta didik menyadari bahwamateri yang dipelajari bukan hanya sekadar teori tetapi juga menekankan peserta didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan hasil observasi, peserta didik sangat aktif menjawab pertanyaan serta menikmati alur pembelajaran.

d. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Drs khairil Batu Api, SE (Periode 2020) Bendahara : Andi mardewi, S. Pd

Wali Kelas I.A : Hj sutiah muslim, S. Pd Wali Kelas I.B : Widarsyih Alie, S. Pd Wali Kelas I.C : Fatmawati, S. Pd Wali Kelas 2.A : Nahda, S. Pd Wali Kelas 2.B : Hj Indaryani , S. Pd Wali Kelas 2.C : Supri, S. Pd

Wali Kelas 3.A : Hj Maryam, S. Pd. M. Pd Wali Kelas 3.B : Cut mawaty ahmad , S. Pd Wali Kelas 4.A : Nining amalia, S. Pd Wali Kelas 4.B : Jamran hafid, S. Pd

Wali Kelas 5.A : Astuti Zainal Abidin , S. Pd Wali Kelas 5.B : Devi ariyanti, S. Pd

Wali Kelas 6.A : Zulfitri Rachmawati , S. Pd

Wali Kelas 6.B : Andi mardewi , S. Pd

Penjaga Sekolah : Jamaluddin

(40)

Tata Usaha : Yayuk Srimanah , S. Sos

Satpam : Mansyur

Kebersihan : Suhardiman

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020

e. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik 1) Keadaan Pendidik

Tabel 1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020

No. Nama PNS/PTT Tugas

1 Drs. Khairil Batu Api, SE PNS Kepala Sekolah

2 Andi mardewi S. Pd PNS Bendahara

3 Hj. Maryam, S.Pd.,M.Pd PNS Pendidik Kelas 4 Hj.Sutiah Muslim, S.Pd PNS Pendidik Kelas

5 Nahda,S.Pd PNS Pendidik Kelas

6 Nining Amalia, S. Pd PNS Pendidik Kelas

7 Astuti Zainal Abidin, S. Pd PNS Pendidik Kelas

8 Zulfitri Rachmawati, S. Pd PNS Pendidik Kelas

(41)

9 Andi Mardewi,S.Pd PNS Pendidik Kelas 10 Maria Rante Bilik, S. Ag PNS GMP

11 Muh.Ramli.,S.Pd PNS GMP

12 Widarsyih Alie, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas 13 Cut Mawaty, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas 14 Jamran Hafid, S. Pd KONTRAK Pendidik Kelas

15 Baso Basri, S. Pd KONTRAK GMP

16 Nirwana Tahir,S.Ag KONTRAK GMP 17 Wahyu Hidayat, S. Pd KONTRAK GMP

18 Ilyas,A.Ma KONTRAK GMP

19 Fatmawati,S.Pd PTT Pendidik Kelas

20 Hj. Indaryani, S. Pd PTT Pendidik Kelas

21 Supri, S. Pd PTT Pendidik Kelas

22 Devi ariyanti, S. Pd PTT Pendidik Kelas

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020

2) Keadaan Peserta Didik

(42)

Makassar Periode Tahun 2020

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VI.A 13 16 29

VI.B 21 24 45

V.A 19 19 38

V.B 9 10 19

IV.A 13 13 26

IV.B 13 27 40

III.A 9 8 17

III.B 15 13 28

II.A 13 15 28

II.B 13 19 32

II.C 6 14 20

I.A 9 13 22

I.B 14 14 28

I.C 17 13 30

Jumlah 402

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar

(43)

Tahun Pelajaran 2019/2020

Tabel 3 Nama-Nama Peserta Didik Kelas VI.A SDN.MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020 yang Menjadi Objek Penelitian

No. Nama Jenis Kelamin

1 Autasari Al Azhar Laki-Laki

2 Andi Umai Laki-Laki

3 Irva Alyalinizia Perempuan

4 Salwa Athena Perempuan

5 Zafa Mufazzah P Perempuan

6 Rio Laki-Laki

7 Rarfly Laki-Laki

8 Vicky Laki-Laki

9 Chacha Perempuan

10 Nurfadhillah Perempuan

11 Fatihatil Laki-Laki

12 Disa Perempuan

13 Andini Perempuan

14 Eka Puteri Perempuan

(44)

15 Muh Nabil Laki-Laki

16 Nur Khalifah Perempuan

17 Harman Laki-Laki

18 Muh Adli Raditya Laki-Laki

19 Muh Taufiqurahman Laki-Laki

20 Nurhidayat Laki-Laki

21 Syahrul Laki-Laki

22 Azizah Daniayanti Perempuan

23 Cinta Faizah Perempuan

24 Fatimah Perempuan

25 Shiren Dzulaika Perempuan

26 Waode Wanda Perempuan

27 Yolanda Apsari Perempuan

28 Marsya Perempuan

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020

f. Keadaan Sarana danPrasarana

Untuk mendukung proses pembelajaran dan mencapai tujuan

pendidikan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

(45)

1) Keadaan Sarana

Adapun daftar sarana yang terdapat di SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar yaitu, sebagaiberikut:

Tabel 4 Keadaan Sarana SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020

No .

Uraian

Jumlah Kondisi

Jumlah Ya

ng terse dia

Kebut uhan

Kek ur ang an

Baik

Rusa k ring an

Rus ak bera t 1 Meja/KursiPes

erta Didik

224 201 - 204 20 - 224

2 Meja/Kursi Pendidik

12 12 - 12 - - 12

3 Meja/Kursi Kantor

10 10 - 10 - - 10

4 Papan Tulis 12 12 - 12 - - 12

5 Lemari 16 16 - 16 - - 16

6 Tempat Sampah

16 16 - 16 - - 16

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar

(46)

2) Keadaan prasarana

Adapun daftar prasarana yang terdapat di SDN.

MATTOANGIN 1 Kota Makassar yaitu, sebagai berikut:

Tabel 5 Keadaan Prasarana SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020

No. Ruang

Jumlah/ Buah

Jumlah Baik Rusak

1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1

2 Ruang Pendidik 1 - 1

3 Ruang Kelas 12 - 12

4 Ruang Perpustakaan 1 - 1

5 Kantin 3 - 3

6 WC 4 - 4

7 Gudang 1 - 1

8 Dapur 1 - 1

Sumber Data: Arsip SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020

SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar merupakan lokasi

penyelenggaraan ujian nasional dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu,

(47)

sekolah ini harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan dalam keadaan baik, yang terpenting adalah jumlah bangku peserta didik yang harus cukup bahkan lebih dan dalam kondisi yang baik.

13

2. Implementasi pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassar

Secara generalistik, pendidikan islam merupakan bimbingan jasmani-ruhani subyek pendidikan sesuai dengan kaidah-kaidah keislaman agar terbentuk kepribadian yang utama menurut standar islam.

14

Sebelum mengajar, terlebih dahulu pendidik harus membuat rancangan pembelajaran yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP, dalam rancangan pembelajaran pendidik harusmempertimbangkan dengan matang model, metode, media danpendekatan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Implementasi pembelajaran quantum teachinguntuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SDN. MATTOANGIN 1 Kota Makassardi kelas VI.A materi menerima Qada’ dan Qadar. Peneliti merencanakan 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II.

13Yayuk sri manah, S.Sos, Staff Tata UsahaSDN Mattoangi I Makassar

14Mustari Bosra, Dkk, Nalar Monoteistik Pendidikan (Bandung: Nuansa Cendekia, 2020), hal.117

(48)

1) Rencana Tindakan Siklus I

Pada rencana tindakan siklus pertama peneliti menerapkan Metode Quantum Teaching, dengan model pembelajaran ini peneliti

berusaha untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya. Siklus I dilaksanakan sebanyak satu (1) kali pertemuan. Sebelum siklus pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain:

a) Membuat perencanaanpembelajaran

b) Membagi siswa yang berjumlah 28 orang menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan 14 orang dengan memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalamkelas.

c) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan motivasi dan prestasi belajarsiswa.

d) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan motivasi dan prestasi belajarsiswa.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan Pada siklus pertama diadakan 1

kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 2 Maret 2020 pukul 08.30-09.30

WITA di kelas VI.A SDN. MATTOANGIN 1 Kota

(49)

MakassarPembelajarannya berlangsung selama 2 X 35 menit untuk 1 kali pertemuan.

3) Observasi Siklus I

Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan Metode Quantum Teaching, terlihat bahwasanya para siswa mulai antusias dan merespon positif. Mulai adanya peningkatan motivasi. Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya siswa yang pada siklus I ini mereka sudah mulai berani bertanya meskipun bobot pertanyaannya mereka masih belum mencapai seperti yang diharapkan. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, para siswa tampak gembira dan senang, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yangtampakmemancarkan semangat dan antusias untuk belajar meskipun masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.

Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai

guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan

pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan,

terdapat peningkatan motivasi, hal ini dikarenakan siswa merasa

mendapatkan penyegaran dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga

mereka berusaha memusatkan perhatian selama pembelajaran

berlangsung. Akan tetapi, memasuki kegiatan penjelasan materi

secara global, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan masih

(50)

Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mengajukan pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi murid menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat belas (14) orang anggota kelompok (tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuannya).

Kemudian peneliti memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai bahan ajar, yaitu memahami arti sebenarnya qada serta arti qada. Dalam pembelajaran ini, peneliti melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman dalamkelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa prestasi belajar siswa masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan masih rendah. Ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan bahwa aktivitaskerjasama siswa belum mencapai apa yang diharapkan.

Kegiatan kelompok ini masih didominasi oleh para siswa

yang aktif, sedangkan mereka yang pasif cenderung mengikuti hasil

yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini dikarenakan adanya

perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka yang aktif

adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang

pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka

(51)

cenderung kurang percaya diri padakemampuannya.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa terhadap materi qada dan qadar, peneliti memberi tugas menjelaskan apa itu qada dan qadar setiap kelompok dengan dibatasi waktu sekitar 10 menit, sehingga siswa termotivasi untuk berlomba menyelesaikan tugas yang cepat dan tepat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan tugas seperti ini siswa cukup termotivasi untuk mengerjakan tugas dengansebaik-baiknya.

Seluruh siswa cukup antusias dan tertarik untuk berlomba menyelesaikan tugas. Bahkan prestasi mereka juga mulai bertambah, hal ini terlihat dari hasil belajar mereka yang menunjukkan peningkat.

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan evaluasi berupa kuis. Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti persiapkan dalam lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dari materi yang telah dipelajari. Tidak terlihat dari wajah mereka rasa jenuh atau putus asa, bahkan mereka terlihat menikmati setiap pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa prestasi belajaryang dimiliki siswa antar anggota kelompok.

4) Refleksi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Agama

(52)

pembelajaran dengan Metode Quantum Teching para siswa masih bingung dan merasa canggung, apalagi pada waktu mengerjakan tugas menjelaskan di depan kelas. para siswa masih ada yang tidak senang dengan teman kelompoknya,

dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok masih satu atau dua orang saja yang mengerjakan karena mereka tidak senang dengan teman kelompoknya. Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan ilustrasi gambar dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan berusaha tidak menerimanya, dan akhirnya dengan pengarahan guru mereka dapat menerimanya. Learning Community merupakan belajar yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, peran guru dalam Learning Community sangatlah sederhana.

Kembali pada tujuan peneliti menerapkan pendidikan dengan pendekatan Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi qada dan qadar melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini penerapan Metode Quantum Teaching, mampu menunjukkan peningkatan prestasi belajar, namun

hasil yang dapat diperoleh sangat minim sekali. Hal inidapat dilihat dari:

a) Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa siswa

(53)

untuk aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan,

b) Sebagian siswa mengandalkan kemampuan menjawab pertanyaan guru bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan materi yang di pelajarisiswa.

c) Motivasi belajar siswa terhadap materi qada dan qadar hanya dimiliki mereka yang sebagian besar memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam proses belajar yang dialamisebelumnya.

Gambar 1 Peserta didik menerima materi pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis dan rediksi dari siklus I, maka

peneliti akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan

(54)

a. Guru lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif dan kurang bersemangat dalam prosespembelajaran.

b. Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.

c. Memberi pengertian akan pentingnya kerjasama dalamkelompok.

Pada pembelajaran tindakan sebaiknya dominasi guru agak dikurangi sehingga proses belajar mengajar lebih tampak proses belajar yang berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam.

d. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku, baik di perpustakaan atau buku pendukunglainnya.

Tabel 6 Data evaluasi siklus I Peserta Didik Kelas VI.A SDN.

MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020 yang Menjadi Objek Penelitian

No. Nama Siswa Skor

Keterangan

T TT

1, Autasari Al Azhar 7 √

2. Andi Umai 6,5 √

3. Irva Alyalinizia 6 √

(55)

4. Salwa Athena 7 √

5. Zafa Mufazzah P 7,5 √

6. Rio 7 √

7. Rarfly 7 √

8. Vicky 7,5 √

9. Chacha 7 √

10. Nurfadhillah 8 √

11. Fatihatil 7 √

12. Disa 6,5 √

13. Andini 7 √

14. Eka Puteri 6,5 √

15. Muh Nabil 7 √

16. Nur Khalifah 7,5 √

17 Harman 7 √

18 Muh Adli Raditya 6,5 √

19 Muh Taufiqurahman 6 √

20 Nurhidayat 7 √

(56)

21 Syahrul √

22 Azizah Daniayanti 7 √

23 Cinta Faizah 7 √

24 Fatimah 6,5 √

25 Shiren Dzulaika 6 √

26 Waode Wanda 7 √

27 Yolanda Apsari 7,5 √

28 Marsya 7 √

Rata-RataKelas 6.92 20 8

Keterangan :

T : Tuntas dari jumlah KKM6,5 TT : Tidak tuntas dari jumlah KKM 6,5 Jumlah siswa yang tuntas : 20 Jumlah siswa yang belum tuntas : 8

Klasikal : Belum tuntas

(57)

Tabel 7 Distribusi hasil tes pada siklus I Peserta Didik Kelas VI.A SDN.MATTOANGIN 1 Kota Makassar Periode Tahun 2020

yang Menjadi Objek Penelitian

No Uraian Hasil siklus I

1. Nilai rat-rata tes formatif 6.92 2. Jumah siswa yang tuntas 20 3. Presentasi ketuntasan belajar 76,47%

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan Siklus II

Pada siklus II pertemuan dilakukan satu (1) kali pertemuan yang dilakukan secara online, yaitu pada hari Rabu 29 April 2020 pukul 08.30-09.30 WITA. dikelas VI.ASDN.

MATTOANGIN 1 Kota Makassar.

Pada rencana tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan Metode Quatum Teaching pada mata pelajaran pendidikan agama islam, dengan model pembelajaran ini diharapkan dapatmembantu untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada siklus II diadakan satu kali pertemuan secara

online yaitu pada hari Rabu 29 April 2020. Pembelajarannya

(58)

3) Observasi Siklus II

Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi belajar yang cukup menggembirakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa sudah terbiasa menjawab soal yang peneliti berikan. Dan tidak hanya motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, akan tetapi prestasi atau hasil belajar mereka juga mengalami peningkatan yang begitu menggembirakan.

Pada tahap pendahuluan, kegiatan siswa cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajarmengajar.

b. Pada saat penjelasan materi secara global siswa juga berani mengajukan pertanyaan danpendapat.

Memasuki kegiatan inti, ketika guru membentuk kelompok,

masing- masing kelompok diberi materi untuk dipelajari dan

dikuasai. Ketika peneliti memberi tugas/pembagian materi pada

masing-masing kelompok, siswa menerima tugas dengan senang

hati dan atas anjuran peneliti mereka berusahauntuk saling

membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-

masing kelompok. Kemudian siswa mengilustrasikan materi dengan

kehidupan sehari-hari. Mereka tampak bersemangat dalam

(59)

mengerjakan tugas, mereka saling membantu memahami materi yang diberikan. Mereka saling melontarkan pertanyaan demi tercapainya hasil belajar yang memuasakan serta terus berdiskusi dalam waktu yang ditentukan, serta menampakkan rasa gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Tidak tampak rasa letih dari roman muka mereka, bahkan ketika peneliti memberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya kepada guru.

Peneliti menangkap komunikasi dan kerjasama yang sudah sangat baik bahkan dapat dikatakan begitu dinamis dan sempurna pada diskusi antar sesama anggota kelompok, karena masing- masing siswa merasa tidak ada beban rasa malu dan takut salah dalam mengajukan pendapat. Selain itu hampir 95% dari mereka sudah sangat terbiasa dan menyatu dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas VI.A ini, bahkan mereka mengharapkan agar metode ini dapat diterapkan pada semua matapelajaran.

Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM. Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan

terdapatpeningkatan prestasi belajar antara siklus II dengan siklus I

(60)

menjadi 7.80 atau sekitar 30%.

Untuk lebih mendapatkan gambaran kualitatif secara mendalam terhadap penerapan metode Quantum Teaching , peneliti melakukan wawancara yang di tetapkan sebagai informan.

Hasil wawancara adalah sebagai berikut, terhadap pertanyaan"

Bagaimanakah tanggapan kamu terhadap penerapan metode pembelajaran tadi?".seorang siswa yang termasuk memiliki kemampuan di atas rata-rata mengatakan, Saya berpendapat, bahwa pembelajaran yang diberikan Pak ilyas sangat menyenangkan, trus belajarnya sambil bermain jadi nggak bosen. Saya seneng pak kalau diajar kayak gitu trus,

Sedangkan (nur khalifah) mengatakan,

Saya suka dengan cara mengajar bapak karena bikin saya gak malu. Sebelumnya gak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi, jadi aku masih agak malu, tapi karena suasananya ramai dan menyenangkan jadi saya gak takut lagi kalo maju.

Sedangkan siswa yang termasuk siswa yang memiliki

kemampuan dibawah rata-rata mengatakan,Enak banget pak belajar

pendidikan agama islam, saya seneng banget kalo di ajar pak ilyas,

apalagi saya dikasik permen sama pak ilyas. Aku jadi tambah

(61)

seneng, hehehe pokoknya aku seneng banget pak…

Dengan demikian tanggapan para imforman adalah positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode quantum teaching karena ketiga siswa menyatakan senang terhadap metode pembelajaran yang. mereka alami.

Tanggapan siswa terhadap pertanyaan " apakah memperoleh manfaat dari metode pembelajaran seperti ini? Terhadap pertanyaan ini siswa mengungkapkan:

Iya, Pak! Saya jadi tau apa itu qada dan qadar. Jadi saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara siswa yang lain menyatakan:

Saya seneng sekali diajar Pak ilyas. Saya jadi gak ngantuk lagi karena saya suka kalo belajar ada maen-maennya. Jadi gak bosen. Hehehehehehe.

Dengan demikian, metode pembelajaran yang diterapkan sangat memberikan manfaat kepada para peserta didik, mereka merasakan suasana yang akrab dengan teman-temannya, lebih rileks, mendapat pengalaman baru dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar sesuai dengan kelompok masing-masing.

4) Refleksi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama

dengan siklus-siklus sebelumnya yaitu bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Hudud , Hudud adalah bentuk jamak dari kata hadd yang berarti batasan adalah sebuah istilah Islam yang mengacu pada hukuman yang berdasarkan hukum Islam, Pidana

Pedoman Tata Cara Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing Yang Akan Memberikan Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Alih Ilmu

Volume molar parsial suatu zat dalam larutan adalah perubahan volume yang terjadi apabila satu mol komponen larutan adalah perubahan volume yang terjadi apabila satu mol komponen

Pengumpulan data dari penelitian ini adalah: (1) data hasil belajar dari siklus I dan siklus II yang dilakukan siswa dan diambil dari penilaian tes hasil belajar oleh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Hasil dan pembahasan: pelaksanaan akad kerjasama event organizer dengan UKM Musik UIN Walisongo telah sesuai dengan perspektif ekonomi Islam berdasarkan kejelasan

x Jika dalam beberapa kata setelah kata kerja ditemukan kata kerja kembali, maka kata kerja yang pertama diabaikan, contoh : he wants to check the cash. x Jika