PENGARUH IKLAN INTERNET DAN KELOMPOK
REFERENSI TERHADAP MINAT PEMBELIAN SMARTPHONE IPHONE PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
Taufiq Risal, Andi Yudha Erlangga, Nadila Sawita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Potensi Utama, Jl. K.L.Yos Sudarso, Tj. Mulia, Medan Deli, Kota Medan-20241Telp: (061) 6640525,
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan internet dan kelompok referensi terhadap minat beli smartphone iPhone pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara parsial, variabel iklan internet berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone, kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone. Dilihat dari Nilai R Square sebesar 0,133 berarti 13,3% faktor-faktor minat beli smartphone iPhone dapat dijelaskan oleh iklan internet dan kelompok referensi, sedangkan sisanya 86,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci : iklan internet, kelompok referensi, minat beli
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the influence of internet advertising and reference groups on the interest in buying iPhone smartphones in students of the Faculty of Economics and Business, University of Sumatra. This research is an associative explantation study. The population in this study was students of the Faculty of Economics and Business of The University of Main Potential, with a sample of 93 respondents taken using Purposive Sampling techniques. Primary data collection using questionnaires and secondary data collection using library studies. Hypothesis testing in this study using logistic regression analysis with significance value α = 5% (0.05). In part, internet advertising variables have a positive and insignificant effect on the buying interest of iPhone smartphones, the reference group has a positive and significant effect on the buying interest of iPhone smartphones. Judging from the R Square Value of 0.133 means that 13.3% of the interest factors for buying an iPhone smartphone can be explained by internet advertising and reference groups, while the remaining 86.7% can be explained by other factors not studied in this study.
Keywords : internet advertising, reference groups, buying interests
PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan smartphone dan gadget telah mampu menumbuhkan pasar baru. Para produsen smartphone maupun gadget telah bersaing untuk menawarkan produk-produk unggulannya ke pasar teknologi. Jika kita amati, hampir pengguna telepon seluler saat ini telah berpindah dan
menggunakan telepon seluler berjenis ponsel pintar, ponsel yang tidak sekedar bisa digunakan untuk sms atau telepon tetapi juga dapat digunakan untuk komunikasi lain.
Kecanggihan dan kelengkapan fitur dari suatu gadget itulah yang dicari para pengguna saat ini. Mereka tidak hanya terpatok pada satu merk saja tetapi lebih melihatnya dari sisi kecanggihan dan fitur-fitur yang ada. Bicara masalah kecanggihan dan fitur yang ditawarkan gadget, hal ini tidak terlepas dari adanya Sistem Operasi yang menjalankan gadget atau smarthphone tersebut.
Gambar 1. Pangsa Pasar Sistem Operasi di Indonesia (2017)
Berdasarkan Gambar 1 diatas terlihat Android kembali mempertahankan posisinya sebagai sistem operasi mobile yang paling banyak digunakan sejagat raya. Lebih dari separuh pengguna smartphone di alam semesta menggunakan OS besutan Google itu sepanjang tahun lalu.
Setidaknya ini berdasarkan riset yang dilakukan NetMarketShare1. Berdasarkan data mereka hingga akhir Desember 2017, Android memiliki market share sebesar 68,39%. Di peringkat kedua terdapat iOS. Sistem operasi besutan Apple ini punya pangsa pasar sebesar 30,56%.
Data diatas menunjukkkan adanya tren peningkatan minat beli konsumen terhadap produk smartphone yang menggunakan sitem operasi android dan iOS. Tidak bisa dipungkiri, dua sistem operasi mobile tersebut paling mendominasi pasar saat ini termasuk di Indonesia. Android dimiliki Google dengan konsep sistem terbuka yang memungkinkan setiap vendor bebas memakainya.
Sementara, iOS adalah sistem operasi eksklusif yang hanya digunakan khusus untuk perangkat mobile dari Apple seperti iPhone, iPad, dan iPod Touch.
Karena eksklusivitas ini, harga iPhone memiliki banderol harga yang tinggi. Padahal harga biaya produksinya tidak terlalu tinggi. Seperti contohnya iPhne XS Max yang memiliki biaya produksi 35% dari harga resminya atau iPhone 6 Plus yang memiliki ongkos produksi 28% dari harga jual.
Lantas apa yang membuat iPhone bisa memiliki banderol harga yang mahal? Selain karena eksklusivitas iOS, faktor R&D dan value brand dari Apple membuat iPhone jadi mahal. Sistem operasi iOS sendiri tentu saja adalah hasil kerja dari Apple dari hasil R&D sehingga membuat iOS cenderung lebih eksklusif. Hal-hal inilah yang dianggap membuat minat beli konsumen di Indonesia terhadap iPhone terus bertambah setiap tahunnya.
Minat beli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Tingkat keyakinan konsumen terhadap suatu produk dapat mempengaruhi minat
1 https://inet.detik.com/consumer/d-3800003/android-menguasai-pasar-ponsel-sejagat-raya
beli mereka. Dalam meningkatkan keyakinan konsumen, saat ini produsen telah memanfaatkan internet secara intens dalam pemasaran produknya.
Pertumbuhan internet yang sangat cepat telah mengubah cara perusahaan dalam melakukan bisnis, berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumen. Saat ini dapat kita lihat periklanan juga semakin berkembang mengikuti arah perkembangan teknologi dengan menggunakan internet sebagai media periklanan. Salah satunya adalah perusahaan yang memproduksi smarthphone seperti perusahaan Apple, SAMSUNG, LG dan SONY. Melalui pemasangan iklan perusahaan dapat memberikan informasi terbaru tentang produk mereka,mendorong minat beli masayarakat, dan menanamkan kesadaran akan suatu merek. Pemasangan iklan ini sedikit banyaknya berdampak pada volume penjualan.
iPhone sebagai merek smartphone produksi Apple merupakan salah satu merek yang paling diminati oleh konsumen, walaupun seperti telah disebutkan diatas memiliki harga yang lebih tinggi dari harga rata-rata smartphone di Indonesia. Data penjualan, di Indonesia tercatat tak kurang dari 366,2 juta unit smartphone terjual sepanjang kuartal kedua 2017. Angka itu meningkat 7,6 persen dari tahun ke tahun.
Selaras dengan penelitian yang telah disebutkan diatas, menurut laporan teranyar dari firma penelitian Gartner, lima besar vendor smartphone dengan penjualan tertinggi sepanjang kuartal kedua 2017, seperti yang disebutkan dalam gambar 2.
Gambar 2. Peringkat Penjualan Smartphone di Indonesia (2017)
Setiap perusahaan memiliki cara tersendiri untuk mendorong minat beli konsumen. Hal itu dapat dilakukan melalui harga produk yang ditawarkan, produk yang menarik dan berkualitas serta promosi yang dilakukan perusahaan. Namun sering sekali sebelum melakukan pembelian, seorang konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal tentang produk yang akan dibelinya. Biasanya mereka akan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai produk yang akan dibeli serta meminta saran atau referensi kepada seseorang yang dipercaya disekitar lingkungan sosialnya.
Lingkungan sosial yang dimaksud seperti keluarga,pasangan, masyarakat, dan mahasiswa yang memiliki gadget canggih yang memungkinkan mahasiswa melihat iklan internet dengan mudah.
Lingkungan ini disebut dengan kelompok referensi atau merupakan pengaruh sosial dalam suatu perilaku konsumen. Kelompok referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang (Setiadi, 2011 :190).
Penelitian ini akan dilakukan terhadap mahasiswa, karena di dalam dunia perkuliahan mahasiswa tidak terlepas dari suatu kelompok sosial yang akan mempengaruhi minat belinya. Selain
itu,salah satu segmen pasar smartphone iPhone adalah mahasiswa. Hal ini dipercaya karena mahasiswa sangat dekat dengan internet dan pada umumnya mereka menggunakan smartphone sebagai sarana penunjang aktifitasnya ataupun sarana dalam melakukan studinya.Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik ingin mengetahui apakah iklan internet dan kelompok referensi dapat mempengaruhi minat beli terhadap smartphone iPhone khususnya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Iklan Internet Dan Kelompok Referensi Terhadap Minat Pembelian Smartphone iPhone Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Potensi Utama”.
LANDASAN TEORI
Menurut Durianto, dkk (2003:104) minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dan merek tertentu. Minat terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendahnya keyakinan konsumen akan produk dapat menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.
Menurut Wenats, dkk (2012:9) minat beli juga banyak dipengaruhi oleh marketing communication (komunikasi pemasaran terpadu yaitu strategi bisnis yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program- program komunikasi merek yang terkoordinasi, terukur, dan persuasif untuk jangka tertentu dengan konsumen, pelanggan, calon konsumen, dan sasaran lainnya. Model efek marketing communication yang paling klasik adalah model hierarki efek yang dikenal dengan nama AIDA. Model ini diperkenalkan oleh Lewis yang mengatakan bahwa dampak periklanan dan bentuk marketing communication lainnya berlangsung dalam empat tahapan (Wenats, dkk, 2012:62):
1. Attention (perhatian): tahap pertama dari efek periklanan/ marketing communication, sebuah pesan akan tiba sebagai stimuli penginderaan khalayak. Iklan dilihat dan didengar dan sebuah pesan juga diharapkan diperhatikan khalayak. Perhatian khalayak dapat diukur sejauhmana mereka melihat/ mendengar stimuli yang terdapat dalam iklan, seperti visualisasi, narasi, musik, dan lain sebagainya. Tahap inilah yang paling penting untuk menaarik minat konsumen.
2. Interest (tertarik): pesan marketing communication membangkitkan minat konsumen untuk mengetahui lebih jauh mengenai produk. Pesan marketing communication memancing keingintahuan konsumen akan terdorong untuk terlibat jauh dengan produk.
3. Desire (kehendak): keterlibatan khalayak dengan suatu produk yang memunculkan kehendak terhadap produk. Sehingga tahap ini merupakan tahap akhir sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pembelian terhadap produk.
4. Action (tindakan): tahap akhir dari rangkaian efek marketing communication. Pesan telah mendorong dilakukannya tindakan tertentu oleh khalayak, dalam hal ini yang dimaksud adalah pembelian. Selain itu, tindakan yang bisa dilakukan seperti rekomendasi kepada rekan- rekan yang lain untuk menggunakan produk tersebut.
Iklan adalah salah satu unsur promosi yang dapat dijadiakan media komunikasi dan informasi dalam memperkenalkan suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu iklan juga berfungsi untuk membujuk, menginggatkan dan meyakinkan konsumen akan kualitas suatu produk.
Terdapat beberapa tujuan periklanan menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008:120), antara lain:
1) Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative advertising). Iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.
2) Iklan membujuk (persuasive advertising). Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.
3) Iklan pengingat (reminder advertising). Iklan ini sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk agar tetap menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.
4) Iklan pemantapan (reinforcement advertising). Iklan yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat Iklan memiliki beberapa manfaat.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:160) “Media iklan adalah wahana yang digunakan untuk menghantarkan pesan kepada pemirsa yang dituju”. Berbagai media iklan beserta kelebihan dan keterbatasannya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Media periklanan
Media Kelebihan Keterbatasan
Televisi
Liputan pemasaran massal yang baik; biaya rendah per paparan; menggabungkan pandangan; suara; dan gerakan; menarik terhadap indera
Biaya absolute tinggi; kerumunan tinggi; paparan hanya sekilas;
selektivitas pemirsa kurang
Surat langsung
Selectivitas pemirsa tinggi; fleksibilitas; tidak ada kompetisi iklan dalam media yang sama
memungkinkan personalisasi
Biaya per paparan relative tinggi, citra
“surat sampah‟
Majalah
Selektivitas geografis dan demografis tinggi;
kredibilitas dan prestise;
reproduksi kualitas tinggi;
umur panjang dan banyak pembaca selain
pembeli
Jangka waktu pembelian iklan lama; biaya tinggi;
tidak adajaminan posisi
Radio
Penerimaan local baik;
selektivitas geografis dan geografis tinggi; biaya rendah
Audio saja; paparan hanya sekilas;
perhatian rendah; pemirsa terfragmentasi
Luar Ruangan
Fleksibilitas;
pengulangan paparan tinggi; biaya rendah;
kompetisi pesan rendah;
selektivitas posisi baik
Selektivitas pemirsa kecil; keterbatasan kreatif
Internet
Selektivitas tinggi; biaya rendah; segera;
kemampuan interaktif
Pemirsa tercakup secara demografis;
dampak relative rendah; pemirsa mengendalikan paparan Sumber: ( Kotler dan Armstrong, 2008:162)
Internet adalah salah satu media yang saat ini banyak digunakan sebagai media periklanan.
Dengan adanya internet setiap orang bebas mendapatkan informasi tanpa batas ruang dan waktu.
Iklan harus menarik perhatian, menciptakan kesan positif terhadap brand, membedakan brand dari pesaing di mata konsumen (Moriatary, Sandra, Nancy Mitchell dan Wiliam Welss 2011 :30). Iklan dapat mendorong minat beli konsumen terhadap suatu produk.
Menurut belch dan belch (dalam Morissan, 2010: 317) internet dapat didefenisikan sebagai a worrldwide means of exchanging information and communicating through a series of interconected computers (suatu metode yang mendunia untuk saling bertukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui komputer yang saling terkoneksi). Internet adalah salah satu media yang saat ini banyak digunakan sebagai media periklanan.
Minat beli konsumen juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti teman, pasangan, keluarga dan masyarakat. Lingkungan ini disebut dengan kelompok referensi. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, biasanya seseorang akan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai
produk yang akan dibeli serta meminta saran atau referensi kepada seseorang yang dipercaya. Mereka dianggap lebih berpenggalaman, sehingga informasi yang diperoleh menjadi pertimbangan yang dapat meningkatkan atau menurunkan minat beli terhadap suatu produk.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (Kotler dan Armstrong, 2008: 164).
Kelompok seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku sesorang. Kelompok itu merupakan sekumpulan orang yang hidup dan saling berinteraksi. (Setiadi, 2010: 189).
Menurut Supranto dan Limakrisna (2007:71) kelompok referensi ialah kelompok yang perspektif dan nilainya diperkirakan (presumed) dan dipergunakan oleh individu (perorangan) sebagai dasar perilaku muthakirnya (terkini). Jadi, kelompok referensi merupakan kelompok yang oleh individu (perorangan) dipergunakan sebagai pedoman tunggal untuk berprilaku dalam situasi khusus.
Sedangkan menurut Setiadi (2010:190) Kelompok referensi adalah aspek lingkungan sosial mikro bagi konsumen. Kelompok referensi juga melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang.
Sumarwan (2011:310) menyebutkan ada lima kelompo referensi yang terkait erat dengan konsumen, yaitu:
1) Kelompok persahabatan (friendship groups). Konsumen membutuhkan sahabat dan sesamanaya. Pendapat dan kesukaan teman atau sahabat seringkali mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek.
2) Kelompok belanja (shopping groups). Kelompok belanja adalah dua atau lebih konsumen yang berbelanja pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama ketika datang ke toko konsumen mungkin sendiri, tetapi kemudian berjumpaorang lain di toko yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk atau atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin banyak memberikan informasi yang diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut sering memberikan input penting bagi sesorang dalam mengambil keputusan.
3) Kelompok kerja (work groups). Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dibagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa kemudian memilih merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok kerja tersebut terdiri atas orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama. Kedua kelompok kerja tersebut akan mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya.
4) Kelompok atau masyarakat maya (virtual groups or communities). Perkembangan teknologi komputer telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya. Seorang konsumen bisa membuka internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat internet sesuai dengan kebutuhannya, kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya atau internet tentu akan sering mengakses informasi yang dibutuhkannya untuk mengambil keputusan dalam pemilihan produk. Masyarakat internet memberikan pengaruh besar kepada penggambilan keputusan konsumen.
5) Kelompok Pegiat Konsumen (consumer action groups). Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantu mereka ketika dirugikan oleh produsen. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga swadaya di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif memeberikan masukan kepada lembaga pemerintah dan swasta. YLKI dianggap sebagai lembaga yang secara tidak langsung mewakili kepentingan konsumen.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis yaitu pengaruh iklan internet (X1), kelompok referensi (X2), terhadap minat beli produk smarthphone iPhone.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama. Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada:
1) Variabel bebas (independent variable) yaitu Iklan internet (X1), dan kelompok referensi (X2)
2) Variabel Terikat (dependent variabel) yaitu minat beli (Y)
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU yang pernah melihat iklan iPhone di Internet yang jumlahnya tidak teridentifikasi (unidentified).
Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Konseptual
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 120). Peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009: 139). Karakteristik pemilihan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi.
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena jumlah variabel yang diteliti lebih dari satu. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (iklan internet, kelompok referensi) terhadap variabel dependen (minat beli smartphone iPhone) pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU.
Iklan Internet (X
I)
Kelompok Referensi (X
2)
Keputusan Pembelian
(Y)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2 berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS.
Tabel 2. Tabel Coefficients
Sumber: Hasil Penelitian, 2018 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 11,maka diperoleh persamaan regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 +e
Y = 11,687+ 0,30X1 + 0,280X2 +e Dimana :
Y = Minat beli a = Konstanta X1 = Iklan internet X2 = Kelompok referensi b1,2 = Koefisien regresi e = Standard error Interpretasi :
a) Konstanta (a) =11,687 artinya bahwa jika semua variabel bebas (variabel iklan internet dan kelompok referensi) memiliki nilai nol (0), maka nilai variabel terikat (minat beli smartphone iPhone) tetap sebesar 11,687.
b) Nilai koefisien untuk variable X1 (Iklan internet) sebesar 0,030. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Iklan internet satu satuan maka variabel Y (minat beli smartphone iPhone) akan naik sebesar 0,030 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Disimpulkan, variabel iklan internet berpengaruh positif terhadap minat beli smartphone iPhone.
c) Koefisien koefisien untuk variable X2 (Kelompok referensi) sebesar 0,280. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Kelompok Referensi satu satuan maka variabel Y (minat beli smartphone iPhone) akan naik sebesar 0,280 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Disimpulkan, variabel Kelompok Referensi berpengaruh positif terhadap minat beli smartphone iPhone.
Berdasarkan tabel 2 Uji Parsial juga terlihat bahwa:
1. Pengaruh variabel Iklan Internet (X1) terhadap minat beli smartphone iPhone (Y): Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,379. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,379>0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Variabel X1 mempunyai thitung yakni 0,885 dengan ttabel senilai 1,986. Jadi thitung < ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan variable Iklan Internet tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU.
2. Pengaruh variabel Kelompok Referensi (X2) terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU (Y): Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,001. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,001<0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X2 mempunyai thitung yakni 3,330
dengan ttabel sebesar 1,986. Jadi thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Kelompok Referensi memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU.
Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa&Ashari, 2005:125).
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1. Jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen (pengaruh variabel bebas, yang terdiri dari iklan internet dan kelompok referensi) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (minat beli smartphone iPhone). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika nilai R2 suatu regresi semakin kecil atau mendekati angka nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (iklan internet dan kelompok referensi) semakin kecil terhadap variabel terikat (minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Untuk analisisnya dengan menggunakan output SPSS dapat dilihat pada tabel ”Model Summary”.
Tabel 3. Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Hasil Penelitian, 2018 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Angka R Square (R2) sebesar 0,133 (13,3%) menunjukkan bahwa variabel iklan internet (X1) dan kelompok referensi (X2) berpengaruh sebesar 13,3%. terhadap minat beli smartphone iPhone (Y). Sedangkan sisanya sebesar 86,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Karena nilai R Square dibawah 50% atau cenderung mendekati nilai 0 maka dapat disimpulkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas.
Hasil penelitian berdasarkan analisis pengaruh iklan internet dan kelompok referensi terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU, berdasarkan uji signifikansi parsial, maka hasil penelitian menunjukkan :
1) Hasil Uji regresi linear memperoleh nilai konstanta (a) =11,687 artinya bahwa jika semua variabel bebas (variabel iklan internet dan kelompok referensi) memiliki nilai nol (0), maka nilai variabel terikat (minat beli smartphone iPhone) tetap sebesar 11,687. Maka terlihat bahwa tanpa semua variable bebas, minat nilai variabel terikat (minat beli smartphone iPhone) sudah mempunyai nilai yang besar.
2) Iklan internet berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone. Pengaruh positif terlihat dari koefisien untuk variable X1 (Iklan internet) sebesar 0,030.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan iklan internet satu satuan, maka variabel Y (minat beli smartphone iPhone) akan naik sebesar 0,030 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Disimpulkan, variabel iklan internet berpengaruh positif terhadap minat beli smartphone iPhone.
Namun dari Uji Parsial variabel Iklan Internet (X1) terhadap minat beli smartphone iPhone (Y), terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,379. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,379>0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Variabel X1
mempunyai thitung yakni 0,885 dengan ttabel senilai 1,986. Jadi thitung < ttabel dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi disini dapat dikatakan variable Iklan Internet tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU. Disimpulkan dalam hal ini iklan internet belum memberikan pengaruh yang besar terhadap minat beli smartphone iPhone.
3) Variabel kelompok referensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU. Hal ini dapat dilihat dari dua hal. Pertama, dari nilai koefisien untuk variable X2 (Kelompok referensi) sebesar 0,280.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Kelompok Referensi satu satuan maka variabel Y (minat beli smartphone iPhone) akan naik sebesar 0,280 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Kedua, Dari hasil uji parsial, Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,001. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,001<0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X2 mempunyai thitung yakni 3,330 dengan ttabel sebesar 1,986. Jadi thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Kelompok Referensi memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPU.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara Parsial Iklan internet (X1) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat beli (Y) smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama.
2. Secara parsial Kelompok referensi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli (Y) smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama.
3. Nilai R Square (R2) sebesar 0,133 (13,3%) menunjukkan bahwa variabel iklan internet (X1) dan kelompok referensi (X2) berpengaruh sebesar 13,3%. terhadap minat beli smartphone iPhone (Y). Sedangkan sisanya sebesar 86,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan kesimpulan yang diatas maka ada beberapa hal yang disarankan peneliti sebagai berikut:
1. Iklan internet berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat pembelian smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama. Dalam hal ini Apple sebagai produsen iPhone perlu menciptakan iklan internet yang kreatif dan menarik, yang memberikan informasi yang jelas tentang produk, yang dapat meyakinkan bahwa smartphone iPhone adalah produk yang berkualitas, dan dapat membangkitkan keinginan orang yang melihat iklan smartphone iPhone untuk membelinya.
2. Kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli smartphone iPhone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama. Dalam Hal ini Apple sebagai produsen iPhone diharapkan tetap memproduksi smartphone dengan terus melakukan pembaharuan fitur-fitur, aplikasi dan tampilan produk, serta terus mengikuti perkembangan teknologi sehingga konsumen khususnya mahasiswa tertarik untuk menggunakannya. Selain itu, Apple juga harus tetap memanfaatkan group dalam media sosial sebagai sarana untuk mejawab berbagai pertanyaan dan keluhan konsumen tentang produk iPhone dan memberikan informasi terbaru tentang produk iPhone.
3. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat lebih menyempurnakan penelitian ini, dengan menggunakan faktor-faktor lain selain yang diteliti oleh peneliti. Adapun faktor-faktor lain yang dianggap penulis penting adalah Faktor Harga, brand image dan gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supraktino (2003), Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[2] Evans, Dave (2008), Social Media Marketing An Hour A Day, Wiley Publishing, Inc, Canada
[3] Eka Wenats AG, dkk (2012), Integrated Marketing Communication, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[4] Ghozali, Imam (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
[5] Jaiz, Muhammad (2014), Dasar- Dasar Periklanan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[6] Kotler, Philip dan Gary Amstrong (2008), Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas.Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
[7] Kuncoro, Mudrajat (2009), Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
[8] Laksana, Fajar.(2008), Manajemen Pemasaran, Graha Ilmu,Yogyakarta.
[9] Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani (2008), Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta.
[10] Mangkunegara, Anwar Prabu (2009), Perilaku Konsumen, Refika Aditama, Bandung.
[11] Morrisan (2010), Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
[12] Moriatary, Sandra, Nancy Mitchell, dan William Wells (2011), Advertising, Kencana, Jakarta
[13] Rangkuti, Freddy (2009), Mengukur Efektifitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan SPSS, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
[14] Supranto, J dan Nandan, Limakrisna (2007), Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran:
Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta
[15] Suhadang, Kustadi (2010), Periklanan Manajemen:Kiat dan Strategi, Nuansa, Bandung.
[16] Setiadi, Nugroho J (2011), Perilaku Konsumen :Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen, Kencana. Jakarta.
[17] Sumarwan, Ujang (2011), Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor.
[18] Sugiyono (2012), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
[19] Sugiyono (2013), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
[20] Supramono (2003), Desain Proposal Penelitian: Studi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.