• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN ANAK HASIL SEWA RAHIM DAN HAK WARIS ANAK HASIL SEWA RAHIM (STUDI KOMPARATIF INDONESIA & INGGRIS ) JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEDUDUKAN ANAK HASIL SEWA RAHIM DAN HAK WARIS ANAK HASIL SEWA RAHIM (STUDI KOMPARATIF INDONESIA & INGGRIS ) JURNAL ILMIAH"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN ANAK HASIL SEWA RAHIM DAN HAK WARIS ANAK HASIL SEWA RAHIM

(STUDI KOMPARATIF INDONESIA & INGGRIS )

JURNAL ILMIAH

Oleh:

ZIYAD D1A 010 007

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

KEDUDUKAN ANAK HASIL SEWA RAHIM DAN HAK WARIS ANAK HASIL SEWA RAHIM

(STUDI KOMPARATIF INDONESIA & INGGRIS )

JURNAL ILMIAH

Oleh:

ZIYAD D1A 010 007

Menyetujui, Pembimbing Pertama,

Prof. Dr. Salim HS. S.H. MS

NIP. 19600408 198603 1 004

(3)

KEDUDUKAN ANAK HAS1L SEWA RAHIM DAN HAK WARIS ANAK HASIL SEWA RAHIM

ZIYAD DlA 010 007

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM ABSTRAK

Bahwa persoalan sewa rahim ini adalah suatu persoalan yang masih banyak di perdebatkan dan menjadi kontroversi, bukan hanya di Indonesia saja bahkan di luar negeri pun masih menjadi perbincangan, dan kemudian sekarang yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana kedudukan anak yang di lahirkan akibat dari sewa rahim ini baik dari segi hukum di Indonesia maupun di Inggris. Bahwa di indonesia belum ada peraturan khusus mengenai sewa rahim ini dan anak yang dilahirkan dapat dinyatakan tidak sah dan tidak akan mendapat hak waris sedangkan di Inggris telah ada ada aturan baku yaitu surrogacy arrangement 1985 yang mengatur bahwa anak hasil sewa rahim adalah sah dan berhak mendapatkan warisan.

Kata kunci : Kedudukan anak hasil sewa rahim, Hak waris anak hasil sewa rahim

SITTING OF CHILDREN FROM RENTAL AND INHERFTANCE RIGHTS OF RENTING CHILDREN

ABSTRACK

That the issue of the lease of the uterus is an issue that is still a lot of debate and controversy, not only in Indonesia and even abroad is still a conversation , and then it is an issue of concem is how to position the child who was bom as a result of the lease of the uterus both in terms of law in Indonesia and the UK . That in Indonesia there are no special regulations regarding rent womb and the child born can be declared invalid and will not receive inheritance rights while in the UK there has been no rule that a surrogacy arrangement in 1985 , which provides that children rental yields uterus is legitimate and entitled to inheritance. Keywords : the position and inheritance rights of the children resulting from Rahim's lease.

Keywords: The position of the child from the uterus tease, the inheritance rights of the child from the uterus rental.

(4)

I.PENDAHULUAN

Masalah penyewaan rahim dewasa ini sudah membudaya di negara-negara maju, seperti di Amerika Serikat. Malahan, pernah terjadi peristiwa besar, dimana ibu pemilik rahim atau ibu yang mengandung kahamilan tidak bersedia menyerahkan bayi yang dilahirkannya kepada ibu genetisnya. Demikian pula di Afrika, pernah terjadi seorang nenek menjadi penghamil cucunya, karena rahim anaknya tak bisa mengandung6

Di luar negeri, seperti di Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan frika Selatan, kini sudah mengembangkan jenis bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovumnya dari istri, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri, juga mengembangkan jenis bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate mother. Sebagai buktinya, bahwa menjelang awal tahun 1989 saja, telah lahir 100 anak yang merupakan produk dari surrogate mother. 7

Ibu-ibu di India marak menyewakan rahimnya untuk ribuan pasangan tidak subur. Situs webmd.com melaporkan, pasangan tidak

6 Said Aqil Husin al-Munawar, Hukum Islam & Pluralitas Sosial, Jakarta: Penamadani, 2004, hlm 105.

7 Salim HS.,Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum, Jalcarta: Sinar Grafika, 1993,Hlm 8.

(5)

subur ini banyak dari luar negeri. Mereka mencari perempuan tidak mampu yang mau dibayar untuk mengandung anak mereka selama sembilan bulan8

Bertitik tolak dari apa yang telah diuraikan sebelumnya maka, dapat dirumuskan permasalahannya yakni : 1. Bagaimanakah kedudukan anak hasil sewa rahim negara indonesia dan Inggris? 2.

Bagaimanakah hak waris anak hasil sewa rahim di Indonesia dan Inggris ?

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dengan mengadakan penelitian ini yaitu : Untuk mengetahui kedudukan anak hasil sewa rahim negara Indonesia dan Inggris dan Untuk mengetahui hak waris anak hasil sewa rahim di Indonesia dan Inggris

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dilihat dari beberap segi : A. Segi Akademis

Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Mataram. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu untuk menambah referensi bagi kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Mataram serta diharapkan dapat mampu memberikan masukan-masukan bagi pengembangan ilmu hukum lebih lanjut. B. Segi Teoritis Dapat mengetahui dan memperdalam teori-teori dan konsep-konsep yang

8 Ardini Maharani„Sewa Rahim Marak di India` , dalam

http://www.merdeka.com/dunia/sewa-rahim-marak-di-india.html, diakses tanggal 27 Mei 2016.

(6)

dipergunakan oleh institusi dalam rangka melakukan mengetahui kedudukan dan hak waris anak hasil sewa rahim dan sistem hukum memandang harta warisan bagi ahli waris. C. Segi Praktis Dapat dijadikan pedoman atau acuan untuk lebih menegaskan bagaimana sistem hukum memandang harta warisan bagi ahli waris.

Metode dalam penelitan ini digunakan penelitian hukum normatif. maka jenis penelitian dalam Skripsi ini adalah Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yang mengkaji hukum sebagai norma dalam peraturan perundang-undangan dengan analisa yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten

9. Sesuai dengan jenis penelitian dalam skripsi ini, maka digunakan pendekatan sebagai

berikut yaitu : Pendekatan Perundang-Undangan (statute approach), Pendekatan Konseptual (conceptual approach), Pendekatan Komparatif ( Comparative approach).11 Seluruh bahan hukum yang diperoleh dari penelitian kepustakaan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif-kualitatif dengan membangun argumen berdasarkan kepada logika berpikir deduktif.

9 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 42.

(7)

II. PEMBAHASAN

Menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (yang kebiasaannya suami isteri), dan janin itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan12

Ada beberapa bentuk Sewa Rahim yang dilakukan antara lainI3 A Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma), kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam keadaan isteri memiliki benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang kerana pembedahan, kecacatan yang teruk, akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab yang lain. B. Bentuk kedua:

Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan dibekukan dan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang selepas kematian pasangan suami isteri itu. C. Bentuk ketiga:

Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya) dan dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suami mandul dan isteri ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik. D. Bentuk keempat:

Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain, kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila

12 Ahkamul

Fuqaha Solusi Problematika Aktual Hukum Islam. Keputusan Muktamar, Munas, Konbes Nandlatul Ulama'. (1926- I999)".

Surabaya, Jawa Timur; Lajnah Ta' lif Wan Nasyr (LTN) NU dan Diantama, cet. 2, 2005. Iihn 23

(8)

Bajuri, Imam. "Penitipan Pra Embrio Pada Rahim Wanita Lain (Sewa Rahim) Menurut Hukum Islam". Ponorogo; Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, ISID, 2011. Hlm 21

(9)

14 Imam Bajuri, "Penitipan Pra Embrio Pada Rahim Wanita Lain (Sewa Rahim) Menttrut Hukum Islam", (Ponorogo; Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, ISID, 2011), 269.

isteri ditimpa penyakit pada ovary dan rahimnya tidak mampu memikul tugas kehamilan, atau isteri telah mencapai tahap putus haid (menopause). E. Bentuk Kelima: Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan kemudian dimasukkan ke dalam rahim isteri yang lain dari suami yang sama.

Tujuan dilakukannya sewa rahim ini bermacam-macam, diantara tujuan tersebut adalah: 14 1. Seseorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa kerana ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari mengandung dan melahirkan anak. 2. Rahim wanita tersebut dibuang kerana pembedahan. 3. Wanita tersebut ingin memiliki anak tetapi tidak mau memikul beban kehamilan, melahirkan dan menyusukan anak dan ingin menjaga kecantikan tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan akibat kehamilan. 4. Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (menopause). 5. Wanita yang ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya kepada orang lain.

Di Indonesia kedudukan anak atau status anak hasil sewa rahim masih memiliki banyak penafsiran dan di jadikan perdebatan karena belum adanya aturan baku mengenai hal tersebut dan terjadinya kekaburan norma terhadap kedudukan anak hasil sewa rahim

(10)

di Indonesia dari berbagai peraturan perundang-undangan

(11)

yang berlaku antara lain KUH Perdata, Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974, dan Kompilasi Hukum Islam

Dalam KUH Pedata Kedudukan anak diatur dalam Pasal 250 KUH Perdata dapat dikatakan sebagai anak yang sah secara hukum sepanjang tidak ada penyangkalan dari suami pasangan sewa rahim tersebut. Dalam arti anak hasil sewa rahim berdasarkan KUH Perdata adalah bestatus sebagai anak yang sah sepanjang tidak ada sangkalan dari ayahnya.

Kemudian menurut pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam proses atau sebagai akibat perkawinan yang sah dan pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa anak yang lahir di luar perkawinan hanya memiliki keperdataan dengan ibunya. Artinya, dalam Undang-Undang tersebut diatas dapat saya artikan bahwa anak yang lahir akibat dari sewa rahim dapat dikatakan sebagai anak yang tidak sah karena dalam prosesnya anak tersebut lahir tidak dalam suatu ikatan perkawinan yang sah, dan hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibu pengganti tersebut yang tidak terikat perkawinan dengan ayah bioogisnya.

Sedangkan menurut pasal 99 Kompilasi Hukum Islam anak yan sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah dan hasil perbuatan suami istri di luar rahim dan dilahirkan oleh istri tersebut. Bahwa dalam pasal ini dapat diartikan bahwa

(12)

system Inseminasi buatan di perbolehkan dengan system bayi tabung yang nantinya akan di lahirkan dalam janin istri itu sendri dan tetap tidak di perbolehkan sistem sewa rahim.

Pada intinya anak yang lahir dari hasil sewa rahim di Negara Indonesia berdasarkan 3 sistem hukum kita yang antara lain berdasarkan Pasal 250, dan 252 KUH Perdata, dan Undang- Undang Nomor 1 tahun 1974, serta Pasal 99 Kompilasi Hukum Islam tidak ada kejelasa.n dan memiliki pengertian dan penafsiran yang berbedabeda, oleh karena itu perlu ada spesifikasi atau sistem hukum dan aturan yang baku mengenai persoalan sewa rahim tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang beraku di Indonesia tersebut dapat kita simpulkan bahwa anak hasil sewa rahim adalah berstatus sebagai anak yang tidak sah.

Sedangkan pada negara maju (khususnya Inggris) mengizinkan penelitian pada embrio manusia untuk teknik kloning.

Namun penelitian pada embrio manusia hanya dapat dilakukan sampai umur 14 — 18 hari sesudah fertilisasi. Pembuangan embrio yang berumur kurang dari 12 hari dipandang tidak mengurangi hak hidup calon anak. Hal tersebut diatur dalam UU parlement tinggi negara Inggris. di negara Inggris yang dikatakan sebagai anak yang sah sebagaimana yang telah di atur dalam Pasal 1 dan pasal 2

(13)

children act 1989 ( undang-undang parlemen Inggris ) dalam penjelasannya yang menyatakanls :

Article I

Have parrent that is mother and father Get recognitionfrom his father in the desired Article II

In the case a lease in the womb if it is not desired by the husband, then the child not legitimate.

Yang dalam bahasa Indonesia dapat kita artikan bahwa anak yang sah menurut Undang-Undang Parlement Inggris ( children act 1989) adalah dalam Pasal I adalah : 1. anak yang memiliki orang tua yaitu ayah dan ibu 2. Mendapat pengakuan dari ayah yang di kehendaki

Adapun dalam Pasal II Undang-Undang tersebut adalah dalam kasus sewa rahim apabila tidak mendapat persetujuan dari suami maka kedudukan anak tersebut menjadi tidak sah.

Dalam Undang-Undang lain sebelumnya juga telah di paparkan tentang kedudukan anak di Negara Inggris yaitu pada pasal 7 Undang-Undang Parlement Inggris ( Children Act 1987 ) yang antara lain dalam penjelasannya sebagai berikut16 :

Article VIII Children Act 1987

isLihat Pasal 1 dan 2 Undang-Undang Parlement Inggris Children Act 1989) 16 Lihat Pasal VII Undang-Undang Parlement Inggris ( Children Act 1987 )

(14)

Legitimate child is a child who wants his parents If the same DNA test result whit biological parents

Yang dalam bahasa Indonesia dapat kita artikan bahwa anak yang sah di Negara Inggris adalah anak yang di kehendaki oleh kedua orang tuanya dan mempunyai hasil tes DNA sama dengan orang tua biologisnya. Hal tersebut maksudnya adalah anak yang sah adalah anak yang di kehendaki meskipun orang tuanya tidak melakukan perkawinan yang di catatkan dalam undang-undang parlement Inggris. Bahwa sebagaimana yang telah saya paparkan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa anak yang sah menurut hukum yang berlaku di Inggris adalah anak yang memiliki orang tua yakni ibu dan ayah serta kelahirannya di kehendaki oleh kedua orang tuanya dan memiliki DNA sama dengan orang tua biologisnya.

Selanjutnya persoalan kedudukan anak hasil sewa rahim di negara Inggris ada aturan yang mengatur tentang surrogate mother nama aturannya surrogacy arrangements act 198517. dimana secara garis besar dalam penjelasan pada Vans healt care, Surrogacy mother mengatur sebagai berikut : 18 I. Child notch rental yield womb was declared entidled father and mother who have the seeds 2. An agreement between the biological parents and the surrogate mother 3. Should not be made in the commercial 4.

Rental reason 17

Surrogacy arrangements act 1985 chapter 49 18 Vans healt care, Surrogacy mother

(15)

yield womb must be clear 5. Surrogate mothers have to look in his rights 6. Get inheritance rights as biological children

Dengan berlakunya Undang-Undang Surrogacy Arrangement act 1985 di Inggris ini yang berlaku khusus sebagai pengaturan tentang proses sewa rahim maka kedudukan anak hasil sewa rahim di Negara Inggris menjadi anak yang sah karena dalam proses kelahirannya di kehendaki oleh kedua orang tua biologisnya sebagaimana yang telah kami jelaskan pada Undang-Undang Parlement Inggris Children Act 1987 dan 1989 tentang kedudukan dan status anak yang sah.

Hak waris anak hasil sewa rahim di Indonesia dan Inggris Hak Waris Anak Hasil Sewa Rahim di Indonesia

Hukum kewarisan menurut KUH Perdata (BW), jumlah pasal yang mengatur hukum waris sebanyak 300 Pasal, yang dimulai dari Pasal 830 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1130 KUH Perdata. Sedangkan hukum waris Islam tertuan dalam Al- Quran, Hadist Nabi atau Sunnah Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan di dalam Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI)I9.

Menurut Plato hukum waris diartikan sebagai :

19 Salim HS, Pengantar Hukum Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 137

(16)

Ibid.

"Hukum waris adalah kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hukum mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang yaitu mengenai perpindahan kekayaan yang ditinggalkan oleh pewaris dan akibat pemindahan ini bagi orang-orang yang memperolehnya baik dalam hubungan antara mereka dengan meraka maupun dalam hubungan antara mereka dengan pihak ketiga".

Dalam KUH Perdata, yaitu orang yang berhak menerima sebagai berikut :

1.Golongan I, yang terdiri dari : Suami atau istri yang hidup terlama; Anak; dan Keturunan anak.

2.Golongan II, yang terdiri dari : Ayah dan ibu; Saudara; dan Keturunan.

3.Golongan III, yang terdiri dari : Kakek dan nenenk, baik dari pihak anak dan ibu Orang tua kakek dan nenenk, dan seterusnya ke ata

4. Golongan IV, yang terdiri dari : Paman dan bibi, baik dari pihak ayah atau ibu Keturunan paman dan bibi sampai derajat ke- enam dihitung dari pewaris; dan Saudara dari kakek dan nenek beserta keturunannya, sampai derajat ke-enam terhitung dari pewaris.

Jadi berdasarkan kitab Undang- Undang hukum Perdata (BW) ini bahwa anak yang lahir akibat dari sewa rahim ini dapat dinyatakan sebagai anak yang sah dari orang tua biologisnya sepanjang tidak ada penyangkalan dari ayahnya dan berhak mendapatkan warisan sebagai golongan pertama yaitu anak yang sah. Di satu sisi masyarakat membutuhkan, namun di sisi hukum belum ada aturan yang mengatur sewa menyewa

(17)

21 Kinkin Mulyati, Makalah Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum, diunduh jam12.30.

28.06.2016.

rahim sehingga bisa menimbulkan suatu masalah di kemudian hari yang penyelesaiannya sangat sulit, kenyataan di Indonesia, surrogate mother ini dibutuhkan dan sudah dilakukan oleh masyarakat dengan diam-diam atau secara kekeluargaan. Status dan Hak waris anak hasil sewa rahim.

Sedangkan menurut pasal 171 Kompilasi Hukum Islam yang berhak mendapatkan warisan adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan pewaris dan hubungan perkawinan dengan pewaris sementara kedudukan anak yang sah dalam pasal 99 Kompilasi Hukum Islam sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya adalah anak yang dilahirkan dalam / akibat perkawinan yang sah dan hasil perbuatan suami istri yang sah di luar rahim dan di lahirkan oleh istri tersebut dalam arti anak hasil sewa rahim bukan merupakan anak yang sah karena di buahi di luar rahim istri dan menggunakan pihak ketiga yaitu ibu pengganti dan secara otomatis berdasarkan kompilasi hukum islam anak hasil sewa rahim tidak mendapatkan warisan karena bukan merupakan anak yang sah.

Kemudian dalam perspektif hukum adat menurut Kinkin Mulyati21

bahwa tindakan sewa rahim di Indonesia adalah bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum karena sewa rahim dapat di katakan sama dengan anak luar nikah kecuali

(18)

dalam proses pembuahan tersebut adalah dilakukan oleh pasangan suami istri yang kemudian akan di lahirkan kembali oleh istri tersebut. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa anak hasil sewa rahim berdasarkan hukum adat merupakan anak yang tidak sah karena melanggar ketentuan-ketentuan norma khususnya norma agama dan norma kesusilaan dan secara otomatis pula anak hasil sewa rahim tidak mendapatkan warisan.

Hak Waris Anak Berdasrkan Hukum Inggris

Di Inggris, ibu pengganti adalah ibu hukum, vide pasal 27 (1) dari Fertilisasi Manusia dan Embriologi Act 1990. Pasal 30 dari Undang-Undang mengatakan pada saat yang sama memberikan bahwa jika ibu pengganti itu mau anak diperlakukan sebagai anak dari orang tua komisioning pengadilan dapat membuat perintah orangtua untuk efek itu.

Dalam hukum Inggris telah jelas di atur dalam Undang- Undang Parlement Tinggi Inggris mengenai hukum waris dan orang yang berhak mendapatkan warisan yaitu pada pasal 1 angka 1 inheritance Provision family & dependant ) act 1975 chapter 63 sebagai berikut22 :

(a) the wife or husband of the deceased ; estate.

(b) a former wift or former husband of the deceased who has not remarried ;

22 Article I inheritance Provision family & dependant ) act 1975 chapter 63

(19)

(c) a child of the deceased ;

(d) any person (not being a child of the deceased) who, in the case of any marriage to which the deceased was at anytime a party, was treated by the deceased as a child of the family in relation to that marriage.

Yaitu dalam bahasa Indonesia adalah yang berhak mendapatkan warisan dalam ketentuan waris hukum Inggris ini adalah sebagai berikut : Istri atau suami almarhum, Mantan istri atau mantan suami dari almarhum yang belum menikah lagi, Anak dari almarhum dan Setiap orang ( bukan anak almarhum ) yang di anggap anak dan kerabat oleh almarhum.

Dari hal tersebut sudah sangat jelas bahwa status hukum anak hasil sewa rahim di Inggris adalah berstatus anak yang sah dan secara otomatis mendapatkan hak waris sebagaimana Undang- Undang yang berlaku di Negara Inggris karena anak sewa rahim di Inggris telah menjadi anak yang sah sebagaimana pada Undang- Undang Parlement Inggris ( Surrogacy Arrangement 1985 Chapter 49 ) .

(20)

III. PENUTUP

SIMPULAN

Bahwa di Negara kita Indonesia belum ada aturan yang baku mengenai keduduakan anak hasil sewa rahim dan dapatkan di tafsirkan berbeda-beda jika di tinjau dari aspek hukum KUH Pedata, Hukum, Islam, Hukum adat, maupun Undang-Undang nomor 1 tahun 1974. Namun dari berbagai peraturan-peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak hasil sewa rahim di Indonesia adalah merupakan anak yang tidak sah sementara di Inggris telah memiliki aturan baku sebagaimana yang di atur dalam Undang- Undang yang di terbitkan oleh Parlement Inggris tahun 1985 ( Surrogacy Arrangements 1985 th Chapter 49 ) yang menyatakan bahwa anak hasil sewa rahim adalah anak yang sah dan mempuyai kedudukan sama dengan anak kandung.

Karena sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa kedudukan anak yang lahir dari proses sewa rahim di Indonesia belum ada aturan baku dan tidak di atur dalam Peraturan Perundang- Undangan baik dari segi aspek hukum KUH Pedata, Hukum, Islam, Hukum adat, maupun Undang- Undang nomor 1 tahun 1974 yang menyatakan bahwa kedudukan anak hasil sewa rahim di Indonesia secara garis besar adalah tidak sah , maka secara otomatis anak hasil sewa rahim di Indonesia tidak mendapatkan Hak Waris sebagaimana yang di atur dalam peraturan Perundang-Undangan di Indonesia. Sedangakan di Inggris karena sudah memiliki aturan khusus tetntang sewa rahim yaitu ( Surrogacy

(21)

Arrangements 1985 th Chapter 49 tahun 1985 ) maka secara otomatis anak hasil sewa rahim adalah anak yang sah dan mendapatkan hak warisnya.

SARAN

Bagi Pemerintah agar dapat membuat aturan baku untuk teknik bayi tabung dengan cara menyewa rahim (Surrogate Mother) dan legal secara hukum dan tidak menimbulkan persoalan baru dikemudian hari . Bagi pemerintah agar dapat menganbil referensi dari negara Inggris terkait kepastian hukum terhadap status dan kedudukan anak hasil sewa rahim dan hak waris anak hasil sewa rahim apabila dilarang maka buat perturan yang legal mengenai dilarangnya sewa rahm tersebut dan apabila di Iegalkan maka buat pula pengturan khusus mengenai sewa rahim tersebut.

Bagi para ahli waris didasarkan pada pemikiran bahwa dalam negara hukum (rechsstaat), negara dan individu ditempatkan sejajar (equality before the law), mengingat negara diberi kekuasaan untuk menjalankan hukum termasuk diberikan kepada seorang ahli warisnya dari cara menyewa rahim (Surrogate Mother).

(22)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika Aktual Hukum Islam. Keputusan Muktamar, Munas, Konbes Nandlatul Ulama'. (1926-1999)".

Surabaya, Jawa Timur; Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) NU dan Diantama, cet. 2, 2005.

Amirudin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006.

H. Husni Thamrin, 2014, Aspek Hukum Bayi Tabung dan Sewa Rahim:

Perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam,Aswaja Pressindo, Yogyakarta,

Hasbi, Rusli. "Fiqh Inovatif, Dinamika Pemikiran Ulama Timur Tengah, Membongkar Kasus Kontemporer". Jakarta; Al-Irfan Publising, 2007.

Imam Bajuri, "Penitipan Pra Embrio Pada Rahim Wanita Lain (Sewa Rahim) Menurut Hukum Islam", Ponorogo; Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, ISID, 2011.

Johnny Ibrahim, Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, 2007.

M. Idris Ramulyo, Hukum Kewarisan Islam, Grafikatama, Offser, Jakarta, Said Aqil Husin al-Munawar, Hukum Islam & Pluralitas Sosial, Jakarta:

Penamadani, 2004.

Salim HS, Pengantar Hukum Tertulis (3f {9, Sinar Grafika, Jakarta,

Salim HS.,Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1993

(23)

Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986.

Internet

Ar d i n i M a h a r a n i „ S e w a R a h i m M a r a k d i I n d i a ` , d a l a m http://www.merdeka.com/dunia/sewa-rahim-marak-di-india.html, diakses tanggal 27 Mei 2016.

Article I inheritance Provision family & dependant ) act 1975 chapter 63 Bajuri, Imam. "Penitipan Pra Embrio Pada Rahim Wanita Lain (Sewa Rahim)

Menurut Hukum Islam". Ponorogo; Jumal Hukum Dan Ekonomi Islam, ISID, 2011. Hlm 21

Peraturan-Peraturan

Undang-Undang Parlement Inggris ( Children Act 1987) Undang-Undang Parlement Inggris ( Children Act 1989 )

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini di- lakukan dengan menggabungkan antara model matematik heuristik permintaan dinamis Pujawan dan Silver [5] dan model matematik sistem rantai

Pada dasarnya, pengakuan anak bisa dilakukan baik oleh ibu maupun bapak, tetapi karena berdasarkan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Pemberian perlakuan ini menyumbangkan bahan organik sesuai dengan hasil penelitian (Tabel 2) yang menunjukkan bahwa pemberian perlakuan kombinasi 10 ton/ha biochar dan 5

Kekuatan dari suatu bahan gigi tiruan juga tergantung pada kekuatan bahan aklirik  yaitu molekul dari polimer yang telah dicuring, jumlah kandungan sisa monomer, banyak

Target penelitian dilakukan adalah untuk membangun Sistem Pakar mendiagnosa penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk dengan menggunakan metode forward chaining yang

perlu ada pemahaman bahwa media sosial bukan hanya milik pribadi atau untuk dikonsumsi sendiri sehingga bisa melakukan apapun yang kita mau, melainkan media sosial

Berdasarkan perbincangan di atas, dapatlah disimpulkan bahawa Zakat sepertimana dalam kerangka Maqasid al-Syari’ah dan berdasarkan Teori Ekonomi Islam adalah

Untuk menjamin efektifitas dan keamanan, pemberian obat harus dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat, memilih obat