• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERASI MEDIA MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : AGNES MARTINES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LITERASI MEDIA MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : AGNES MARTINES"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

LITERASI MEDIA MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Perpustakaan dan Sains Informasi (S.S.I)

OLEH : AGNES MARTINES

180723002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Peneliti membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Mei 2020

Agnes Martines 180723002

(5)

ABSTRAK

Martines, Agnes. 2019. Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Program Studi Perpustakaan Dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui literasi media Mahasiswa Ilmu Budaya USU dengan menggunakan kriteria asesmen media literasi oleh European Commission.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan memwawancarai 8 orang mahasiswa FIB USU masing-masing 2 orang mewakili dari program studi D3 di Fakultas Ilmu Budaya USU. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.Hasil dari penelitian ini menunjukkan untuk 1)Literasi media dilihat dari Personal Competence (kompetensi personal): (a) Kemampuan teknis mahasiswa FIB USU sudah baik mulai dari kemampuan menggunakan media elektronik dan media online (b) Kemampuan untuk pemahaman kritis belum dilakukan secara kritis dalam hal menganalisis informasi yang ada pada media, sedangkan kemampuan mengevaluasi konten media belum dilakukan secara mendalam karena tidak ada mahasiswa yang membandingkan sumber informasi yang didapat diberbagai media.2) Literasi media dilihat dari Social Competence (kompetensi Sosial).

mahasiswa FIB USU kurang mampu menciptakan konten media karena belum dilakukan secara rutin hanya untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan oleh dosen, dan mahasiswa cukup aktif dalam mengkomunikasikan konten media tersebut di media sosial.3)Dari segi Media Availability (ketersediaan media), mahasiswa FIB USU mampu mendistribusikan dan mengakses informasi di media dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam urusan publik. 4) Dari segi Media Literacy Context (konteks media literasi) masih kurang baik karena rata- rata mahasiswa FIB USU tidak pernah mengikuti kegiatan pendidikan dan pernah menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya.

Kata Kunci: Literasi Media, Personal Competence, Environmental Factors

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas setiap anugrah yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisanskripsi ini dengan judul “Literasi Media Mahasiswa Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perpustakaan dan Sains Informasi (S.S.I) pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda tercinta Luhut P. Butar- Butar dan Ibunda Hotma Simatupang, adik Marta Laura Butar-Butar dan Michael Butar-Butar atas segala doa, dukungan dan kasih sayang serta pengorbanan selama ini kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Budi Agustono, M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Hj. Eva Rabita, M.Hum. Selaku Ketua Departemen Studi Perpustakaan dan Sains Informasi.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan kesabaran untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

4. Bapak Ishak, SS., M. Hum, selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini

(7)

menjadi lebik baik lagi.

5. Bapak Drs.Dirmansyah, M.A , selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebik baik lagi.

6. Kepada bapak/ibu staf pengajar Departemen Studi Perpustakaan dan Sain Informasi yang telah banyak memberikan ilmu dibidang Ilmu perpustakaan bagi penulis.

7. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Perpustakaan dan sains informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan penyusunan skripsi

8. Seluruh sahabatku yang banyak memberikan motivasi, dorongan dan materi selama kuliah dan juga penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama bagi penulis sendiri.

Medan, Mei 2020 Penulis

Agnes Martines 180723002

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 5

1.3 Tujuan penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup ... 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian literasi media ... 7

2.1.1 Tujuan Literasi media ... 9

2.2 Elemen- elemen Literasi Media ... 10

2.3 Prinsip Literasi Media ... 15

2.4 Kemampuan Literasi Media ... 18

2.5 Model Literasi Media ... 22

2.6 Kriteria penilaian literasi media ... 25

2.7Penelitian Terdahulu ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 42

3.5 Prosedur Pengumpulan Data ... 43

(9)

3.5.1 Penentuan Informan ... 44

3.5.2 Pengumpulan Data ... 44

3.5.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.6Analisis data ... 45

3.7 Keabsahan Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1Karakteristik informan ... 48

4.2Literasi Media Mahasiswa ... 49

4.2.1Literasi Media Personal Competence ... 49

4.2.2Literasu Media Environmental Factors ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 93

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 30

Tabel 3.1 ... 44

Tabel 4.1 ... 48

Tabel 4.2 ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Literasi Media ... 23

Gambar 2.2 Struktur Kriteria Literasi Media ... 32

Gambar 4.1 Search Engine Google ... 56

Gambar 4.2 Penggunaan E-mail ... 58

Gambar 4.3 Situs Web IDNtimes... 62

Gambar 4.4 Membuat video dengan Viva Video... 68

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era revolusi industri 4.0 sekarang ini, bidang teknologi informasi dan komunkasi (TIK) semakin berkembang pesat. Segala aspek kehidupan dipengaruhi oleh perkembangan ini. Dengan berkembangnya teknologi, tingkat kebutuhan individu akan informasi pun semakin meningkat. Oleh sebab itu maka sumber informasi yang mendukung dan sesuai dengan kebutuhan individu sangat diperlukan. Media dan konten yang terkandung di dalamnya juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

Eksistensi media dimanapun, baik cetak maupun elektronik telah memberikan pengaruh yang banyak kepada opini dan perilaku masyarakat. Di tengah era revolusi industri 4.0, sebagai sarana layanan informasi keberadaan sebuah media justru sangat dibutuhkan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan akan informasi media memiliki peran penting. Salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi ialah mengakses media. Setiap individu memilik kebutuhan yang berbeda-beda, ada berbagai macam kebutuhan informasi yang dibutuhkan individu.

Sekarang ini media masa dari segi teknologi maupun konten media, baik televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, jurnal, rekaman, film, e-mail, e-jurnal, e-book, faksimile berkembang dengan baik. Mahasiswa diharapkan tidak hanya

(13)

mampu untuk mengoperasikan media, namun juga terhadap konten-konten yang ada pada media haruslah kritis. Produk media yang saat ini beredar baik itu melalui radio, surat kabar, televisi maupun internet sulit untuk mengubah formatnya. Media tersebut berbagi gagasan bahwa literasi media adalah keterampilan mendasar, yang mendukung satu dengan yang lain. Penguatan pada orang-orang yang mengkonsumsi media yang diperlukan saat ini melalui sebuah upaya memahami media yang lebih baik yaitu literasi media.

Dalam konteks ini, pendidikan media guna mencapai literasi media pada masyarakat merupakan salah satu upaya memberi kekuatan dan titik acuan intelektual yang diperlukan untuk memahami media. Kemudahan yang dialami dalam mengakses informasi tidak akan ada artinya bila kemudian tidak di imbangi dengan literasi media. Menurut Potter (2008) “literasi media merupakan serangkaian perspektif yang digunakan secara aktif untuk menghadapi terpaan media, menginterpretasi, dan mengcounter makna dari pesan media”. Dengan literasi media individu dapat menghadapi berbagai pengaruh media di dalam kehidupan sehingga dengan mudah dapat mengakses, menganalisa, mengevaluasi, menciptakan, dan berpartisipasi terhadap makna dari pesan media yang di terima dari berbagai macam bentuk mulai dari tercetak sampai elektronik. Literasi media membantu setiap orang menjadi kompeten, kritis dan literate dalam semua bentuk media sehingga individu dapat mengkontrol interpretasi dari apa yang di dengar di lihat dari media.

(14)

Sering kali juga literasi media dianggap sebagai suatu kemampuan yang remeh sama seperti kemampuan yang lain padahal literasi media juga dapat ditingkatkan. Memahami pentingnya menjadi individu yang akif bermedia merupakan suatu hal yang penting untuk mengetahui keterampilan apa saja yang harus dimiliki dalam literasi media. kita dituntut untuk menemukan informasi yang benar dan informasi yang tidak benar oleh beragam informasi yang ada di media. Setiap individu harus mampu menganalisis dan menentukan keakuratan informasi ketika berhadapan dengan pesan media serta mampu mebandingkan dengan informasi yang ada antara media satu dengan yang lain, agar tidak salah menentukan pilihan dalam memilih informasi, maka harus memiliki kemampuan literasi media.

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU memiliki 19 program studi, yang terdiri dari program studi untuk jenjang Diploma (D3), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3), jumlah mahasiswa FIB USU sebanyak 4.648 orang. Karakterisitik program studi di FIB USU dominan ke bidang Bahasa dan Sastra, Sejarah dan Kebudayaan serta bidang Perpustakaan dan Sains Informasi. Mahasiswa FIB USU sering menggunakan media elektronik, seperti: handphone, komputer, laptop dan tablet, mereka juga menggunakan media online, seperti: web, search engine, e-mail, e-jurnal, e-book, dan sosial media, untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam menyelesaikan tugas perkuliahan maupun mencari suatu hiburan dalam media massa.

(15)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, mahasiswa FIB USU cenderung mencari informasi melalui media yang belum terjamin kebenaran dan keakuratannya. Hal ini diketahui dari beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa ada yang membaca/mencari informasi melalui search engine yang cakupannya terlalu luas dan blog atau berita online/independen yang tidak kredibel. Penyebabnya dikarenakan mahasiswa lebih mudah menggunakan informasi dari media tersebut sebagai sumber rujukan dibanding keutamaan kualitas informasi. Ada juga mahasiswa yang menjadikan blog sebagai sumber informasi untuk mengerjakan tugas kuliah.

Mahasiswa sebaiknya dapat menentukan informasi mana yang sebaiknya digunakan dan yang sebaiknya tidak digunakan, ketika berhadapan dengan media mereka juga harus mampu memberikan kesadaran kepada khalayak. Berdasarkan masalah yang dikemukakan, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai literasi media mahasiswa FIB. Sehingga penelitian ini diberi judul “ Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah: Bagaimanakah Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU ?

(16)

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis,

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang literasi media mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

b. Penelitian ini untuk sumbangsih pemikiran bagi kalangan yang akan berpartisipasi dalam dunia pendidikan, supaya pembaca lebih berminat dalam mengembangkan literasi media dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui serta meningkatkan literasi media mahasiswa serta mengadakan pelatihan literasi media.

b. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang literasi media.

c. Bagi peneliti selanjutnya, dengan subjek yang sama hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian.

(17)

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian mengenai literasi media mahasiswa menyangkut perkuliahan berdasarkan studi kriteria asesmen media literasi oleh European Commission yaitu: kompetensi individual meliputi keterampilan teknikal, pemahaman kritis, dan kompetensi sosial meliputi kemampuan komunikatif serta faktor lingkungan meliputi konteks media literasi dan ketersediaan media.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian literasi media

Sering sekali literasi media dianggap sebagai suatu kemampuan yang remeh.

Sama seperti kemampuan lain literasi media pun dapat ditingkatkan. Potter (2010) yang mengatakan bahwa literasi media merupakan salah satu tipe literasi dimana studi akademis telah dilakukan terutama pada individu yang terampil dalam teknologi. Tidak ada konsensus tentang satu pun definisi literasi media dalam literatur. Namun, studi tentang literasi media semakin hari semakin meningkat setiap hari.

Saat ini hanya sebagian masyarakat awam yang mengetahui litersai media, dan mereka masih merasa asing dengan istilah tersebut. Pengertian literasi media datang dari Nuzulianti (2016) menyatakan bahwa “secara umum literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna mengakses, menganalisis, serta menghasilkan informasi untuk hasil yang spesifik untuk berbagai keperluan”.

Baran (2004) mendefenisikan literasi media: “media literacy, then, is about understanding the sources and technologies of communication, the codes that are used, the message that are produced, and the selection, interpretation, and impact of those message”. Defenisi yang telah diuraikan tersebut mengemukakan bahwa

(19)

media literasi adalah tentang bagaimana memahami isi ,sumber dan segala teknologi komunikasi, dan segala kode yang digunakan, serta proses pemilihan dan cara menginterpretasikan suatu pesan secara merata sehingga dapat dipahami oleh khalayak bagaimana dampak dari informasi terhadap dirinya.

Dari kedua defenisi tersebut dapat dijelaskan bahwa literasi media ialah suatu kemampuan dalam memahami isi, sumber,dan segala teknologi informasi dan komunikasi dengan cara menganalisis, mengevaluasi dan mengakses suatu pesan dalam media sehingga dapat dimengerti oleh khalayak sehingga ia dapat memahami dampak dari informasi terhadap individu.

Menurut European Commission (2009) “media literacy is the capacity of individuals to interpret, analyse, process and contextualize media message in general (again, without specific regard for source or form)”. Dari uraian tersebut dinyatakan bahawa literasi media adalah kapasitas yang dimemiliki individu untuk menginterpretasikan, menganalisis, proses dan mengkontekstualisasikan pesan media. Menurut Bulger (2018) Asosiasi Nasional A.S. untuk Media Literacy Education (NAMLE) mendefinisikan literasi media sebagai “kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, membuat, dan bertindak menggunakan semua bentuk komunikasi." yang menonjol tentang definisi ini, adalah fokus pada tanggung jawab interpretasi dari individu itu sendiri.

Literasi media paling sering digambarkan sebagai suatu keahlian yang mendorong keterlibatan kritis dengan pesan yang dihasilkan oleh media. kedua

(20)

pengertian literasi media tersebut memiliki kesaamaan dimana setiap individu memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menganalisis, mengevaluasi dan menilai suatu pesan dari media sehingga dapat diinterpretasikan lagi.

Bergan (2018) mengatakan “Center for Media Literacy defines media literacy as an ability to access, analyze, evaluate, and create messages in a variety of forms”. Yang dapat dijelaskan sebagai berikut media literasi sebagai kempuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam suati bentuk yang bervariasi. Menurut Tamburaka (2013) bahwa literasi media erat kaitannya dengan apa saja yang disajikan oleh media dan teknologi. Teknologi komunikasi memerankan peran penting dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya baru seiring perkembangan zaman.

Maka beberapa pengertian dari sumber tersebut dapat dinyatakan secara sederhana literasi media adalah kemampuan individu untuk menggunakan suatu media, dengan kemampuan tersebut individu dapat menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan mengakses, menganalisis, serta menyebarkan informasi yang kredibel dan akurat.

2.1.1 Tujuan Literasi media

Tidak ada seorang pun yang dilahirkan memiliki literasi media yang baik.

Media literasi harus dikembangkan, dan pengembangan ini membutuhkan upaya dari masing-masing individu dan para ahli. Oleh karena itu literasi media juga

(21)

Tujuan dari literasi media menurut Rahmi (2013) “ada tiga, yaitu :

1. Membantu pengguna media untuk mengembangkan pemahamannya dalam menggunakan media dengan baik.

2. Membantu pengguna media untuk mengendalikan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pengendalian dimulai dengan kemampuan untuk mengetahui perbedaan antara pesan media yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan pesan media yang merusak”.

Sedangkan menurut Potter (2010) Tujuan dari literasi media adalah untuk membantu orang-orang melindungi diri mereka dari efek yang berpotensi negative bagi kehidupannya. Tujuan literasi media tersebut adalah untuk mendapatkan pengendalian yang lebih besar atas pengaruh dalam kehidupan seseorang, khususnya yang konstan pengaruh dari media massa. Pengaruh media yang lemah dan halus pun penting di pertimbangkan, mengingat sifat pengaruh media yang luas di seluruh budaya, seiring dengan tingginya tingkat penggunaan media oleh semua orang dengan berbagai bentuk media selama hidup seseorang.

Maka dari beberapa tujuan literasi media diatas dapat disederhanakan yakni untuk perbaikan dan peningkatan individu-individu dalam kehidupan bermedia, literasi media juga dapat dijadikan sebagai gerakan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.

2.2 Elemen- elemen Literasi Media

Pada awalnya literasi diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan symbol tertulis. Defenisi ini terus diperluas lagi karena

(22)

perkembangan media tidak cetak tujuannya yaitu untuk mengefektifkan cara berkomunikasi.

Baran (2004) “menjabarkan tujuh elemen dasar literasi media dan menambahkan satu elemen lagi yang meliputi karakteristik sebagai berikut:

1. An awareness of the impact of media. Writing and printing press helped change the world and the people in it. Mass media do the same. If we ignore the impact of media or leaves, we run the risk of being caught up and carried along by that change rather then control link or leading it

2. And understanding of the process of mass communication. If we know the component of the mass communication process and how the relate to one another, we can from expectation of how the they can serve us

3. Strategies for analyzing and discussing media massages. To consume media message thoughtfully, we need a foundation on which to base thought and reflection. If we make meaning, we must possess the tools which to make

4. An understanding of media content as a text that provides insight into our culture an our lives. How do we know a culture and each people, attitudes, values, concerns, and myths? We know them trough communication. For modern cultures like ours, media messages increasingly insight into our culture

5. The ability to enjoy, understand, and appreciate media content.

Media literacy does not mean living the life of a grump, liking nothing in the media or always being suspicious of harmfull effect and cultural degradation

6. Understanding of the ethical and moral obligation of media practitioners. To make informed judgement about the performance of the media, we also must be aware of the competing pressures on practitioners as they do their jobs

7. Development of appropriate production skill. Traditional literacy assumes that people who can read can also write. Media literacy also makes this assumption or definition of literacy (of either type) calls not only for effective and efficient comprehension of content for its effective and efficient use. Therefore, media literate individuals should develop production skills that enable them to create useful media message”.

(23)

Pendapat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Individu yang memiliki keterampilan berpikir kritis dapat mengembangkan penilaian yang bebas terhadap konten atau perintah yang dibagikan media.

2. Pemahaman terhadap proses komunikasi massa. Jika kita mengetahui komponen dari setiap proses komunikasi massa dan keterkaitan antar komponen yang ada, maka dapat membentuk keyakinan kepada media bagaimana memberikan pelayanan kepada penggunanya.

3. Kesadaran terhadap dampak media terhadap individu dan sosial. Individu dan masyarakat akan menghadapi akibat terjebak dan terbawa arus perubahan, jika mengabaikan dampak-dampak media dalam kehidupan.

4. Pemahaman tentang konten media sebagai teks yang memberikan wawasan tentang budaya dan kehidupan kita. Bagaimana kita mengetahui budaya dan setiap orang, sikap, nilai, perhatian, dan mitos? Untuk budaya modern seperti saat ini, pesan media semakin menambah wawasan tentang budaya kita

5. Kemampuan untuk menikmati, memahami, dan menghargai konten media. Literasi media tidak berarti menjalani kehidupan yang menggerutu, tidak menyukai apa pun di media atau selalu curiga terhadap efek berbahaya dan degradasi budaya.

(24)

6. Pemahaman tentang etika dan kewajiban moral praktisi media. Untuk membuat penilaian yang tepat tentang kinerja media, kita juga harus menyadari persaingan tekanan pada praktisi saat mereka melakukan pekerjaannya.

7. Pengembangan keterampilan produksi yang sesuai. Keaksaraan tradisional mengasumsikan bahwa orang yang bisa membaca juga bisa menulis. Literasi media juga membuat asumsi atau definisi literasi ini (dari kedua jenis) panggilan tidak hanya untuk pemahaman konten yang efektif dan efisien untuk penggunaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, individu yang melek media harus mengembangkan keterampilan produksi yang memungkinkan mereka menciptakan pesan media yang bermanfaat

Sedangkan menurut Buckingham (2008) ada empat kerakteristik elemen media literasi yaitu sebagai berikut :

1. Produksi

Aspek yang menyangkut produksi dari suatu informasi dalam suatu media berkaitan dengan Elemen pertama ini. Industri media tidak terlepas Dalam hal ini yang meliputi teknolgi yang digunakan serta sampai kepada aturan yang mengatur bagaimana berjalannya suatu informasi. Bagaimana hubungan antar media dan bagaimana khalayak mengakses informasi juga berkaitan dalam media Produksi.

(25)

2. Bahasa

Bahasa menjadi yang terpenting dalam literasi media. Dimana yang menjadi jembatan bagi pemaknaan atas sebuah informasi adalah bahasa.

Bahasa juga meliputi bagaimana informasi itu disampaikan dalam suatu sudut pandang tertentu. Bahasa berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan pemaknaan atas tersampainya pesan kepada khalayak yang meliputi penggunaan kode tertentu, kombinasi gambar dna kata-kata serta suara dan dampak penggunaan teknologi tertentu terhadap perubahan makna.

3. Penyajian

Elemen ini berkaitan dengan bagaimana penyampaian suatu pesan kepada khalayak. Yang perlu diperhatikan ialah pesan atau informasi yang disampaikan haruslah suatu kenyataan yang objektif atas keberadaan isu tertentu. Media sebagai sumber informasi harus benar-benar dapat diakses oleh khalayak dengan baik.

4. Audiensi

Dalam literasi media audiensi adalah khlayak. Literasi media meyangkut terhdap hubungannya dengan khalayak ramai mulai dari cara media mencapai khalayak sampai kepada aspek subjektif dari khalayak terkait yang menjadi penerima pesan yang disampaikan dalam memahami pesan dari suatu media serta aspek kebutuhan dan informasi dari suatu media.

(26)

Elemen literasi media akan terasa sangat penting jika telah terjun ke dalam dunia media. Apapun kebutuhan dan pekerjaan saat ini tidak akan lepas dan selalu berhubungan dengan media contohnya dalam penyebaran informasi, sehingga dapat terhubung satu sama lain.

2.3 Prinsip Literasi Media

Kita dapat menemukan informasi melalui media, namun nyatanya untuk medapatkan suatu informasi melalui media masyarakat harus mampu bertanggung jawab sehingga dibutuhkan literasi media. Oleh karena itu berikut prinip literasi media Aufderheide (2012), yaitu :

aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Semua media terkonstruksi.

Media tidak hanya mencerminkan kenyataan. Mereka menghadirkan produksi, yang memiliki tujuan spesifik. Media yang terkonstruksi akan mengalami keberhasilan produksi jika memiliki content yang alami.

Media yang terkontruksi dengan hati-hati telah mengalami faktor yang menentukan dan keputusan. Dengan tugas kita untuk mengeskpos kompleksitas, ehingga terlihat makna yang ada dalam konten.

2. Media membentuk kenyataan.

Setiap orang pasti pernah berpikir apakah dunia ini dan bagaimana cara kerjanya. Begitu juga produksi media juga membentuk suatu gagasan

(27)

dalam kepala kita untuk mendapatkan seuatu yang nyata. Setiap orang pasti membawa dalam dirinya suatu hal yang nyata. Oleh Karen itu kita mampu membedakan kebohongan dan kenyataan dari suatu informasi, media juga mampu membawa kita kedalam realitas setiap harinya.

3. Audiens menegosiasikan makna di media.

Meskipun media membawa pesan, namun tidak semua orang dapat menerima pesan tersebut dengan cara yang sama. Masing-masing orang akan „menyaring‟ makna melalui pengalaman, status sosial-ekonomi, latar belakang budaya, gender yang berbeda.

4. Media memiliki efek komersial.

Sebagian besar produk media adalah bisnis dan harus mendapat untung.

Walaupun disebut media publik namun harus menghasilkan uang untuk bertahan. Media tidak hanya berbicara kepada sekelompok orang, tetapi pada sekelompok orang juga. Sehingga berbagai cara yang dilakukan media sekarang ini untuk mendapatkan reting yang tinggi.

5. Media berisi pesan-pesan ideology dan nilai.

Orang yang berliterasi media selalu sadar bahwa teks media membawa nilai dan memiliki implikasi ideologis. Ideologi dalam pengertian ini berarti serangkaian asumsi untuk sesuatu yang dianggap normal. Orang yang berketerampilan literasi media tidak akan mengeluh jika ada sesuatu informasi yang bias. Melainkan mencari nilai-nilai dalam segala sesuatu

(28)

yang dibuat. Semua itu dibuat oleh orang-orang yang menafsirkannya sesuai dengan nilai dan pandangan mereka.

6. Media memiliki efek sosial dan politik.

Media memiliki efek sosial dan politik dalam kehidupan bermasayarakat dan sebagai masyarakat.

Kemudian menurut Thoman, & Jolls (2005) beberapa konsep inti dalam literasi media adalah:

(1) Semua pesan media 'dikonstruksi': pesan media dipilih dan dibuat oleh beberapa orang, yang membakukan kenyataan

(2) Dengan aturannya sendiri Pesan media dibangun menggunakan bahasa kreatif: setiap jenis media, seperti TV, radio, atau musik, menggunakan teknik berbeda untuk menyampaikan pesan menggunakan alat khusus seperti suara, visual, dan sistem metafora.

(3) individu yang berbeda menerima pesan media yang sama secara berbeda:

individu menafsirkan media pesan berdasarkan pengalaman hidup mereka seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dll.

(4) Media telah menyematkan nilai dan sudut pandang: media menggunakan karakter tertentu dan plot untuk menunjukkan sikap atau perilaku nilai- nilai tertentu.

(5) Sebagian besar pesan media diatur untuk mendapatkan keuntungan dan / atau kekuasaan: tujuan utama industri media adalah menghasilkan

(29)

keuntungan dengan mendapatkan lebih banyak konsumen kemudian menjual lebih banyak iklan.

Sedangkan menurut Chen et al., (2013) prinsip literasi media yaitu:

1. Pesan media dikonstruksikan dan berbentuk fiksi, maka hanya mencerminkan satu sisi realitas;

2. Nilai ideologis dan sosial di integrasikan ke dalam media; dan 3. Media berfungsi untuk tujuan politik dan ekonomi.

Dari beberapa prinsip media di atas maka harus disadari oleh setiap individu maupun kelompok agar media yang digunakan selama ini tanpa disadari positif atau negative memiliki tujuan tertentu untuk mempengaruhi asumsi penggunanya, alangkah baiknya pengguna bisa melindungi diri sendiri dari hal-hal negative dan menyerap hal positif yang di sebarkan media.

2.4 Kemampuan Literasi Media

Menurut Baran (2004) “Menerima isi media adalah suatu hal yang sederhana, namun penyerapan media yang baik membutuhkan beberapa keterampilan spesifik:

1. The ability and willingness to make an effort to understand content, to pay attention, and filter noise

2. An understanding of and respect for the power of media messages 3. The ability to distinguish emotional from reasoned reactions when

responding to content and to act accordingly

4. Development of heightened expectations of media content

5. A knowledge of genre conventions and the ability to recognize when they are being mixed

(30)

6. The ability to think critically about media messages, no metter how credible their source

7. A knowledge of the interal language of various media and the ability to understand its effects, no matter how complex”.

Kemampuan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kemampuan dan kemauan melakukan suatu usaha untuk memahami isi media, memberi perhatian dan menyaring berbagai gangguan yang ditemukan dalam isi media.

2. Pemahaman dan penghargaan terhadap pada kekuatan pesan-pesan media.

Media sudah ada lebih dari setengah abad. Hampir setiap kalangan masyarakat dapat menikmatinya. Banyak isi media yang bersifat dangkal dan tidak mengedukasi, pengaruh ini tidak berlaku kepada yang literet media, jadi sangat mudah untuk menyingkirkan isi media tanpa pertimbangan.

3. Ketika merespon isi media atau bertindak sesuai isi media di perlukan kemampuan untuk membedakan reaksi emosional dan rasional. Isi media sering dirancang untuk menyentuh dalam tingkatan emosional, bereaksi secara emosional adalah hal yang wajar namun harus rasional juga dalam merespon isi media.

4. Pengembangan ekspekatasi yang lebih tinggir terhadap isi media.

Ketika megharapkan media yang ada dihadapan kita, cenderung memberikan sedikit usaha dalam pembentukan makna dan perhatian.

(31)

Ketika berharap menemukan konten media yang bagus maka akan membuat usaha yang besar utuk mendapatkannya.

5. Pengetahuan terhadap kesepakatan akan aliran (genre) dan kemampuan untuk mengenali ketika genre dan kemampuan digabungkan dengan yang lain. pengetahuan tentang berbagai kesepakatan sangat penting karena aturan keepakatan merupakan petunjuk atau hal yang mengarahkan kepada pembentukan makna.

6. Kemampuan untuk berpikir kritis tentang isi media, tidak perduli seberapa kredibel sumbernya. Sulit berada pada keseimbangan yang tepat untuk mempercayai dan menerima hal yang kita lihat dan dengar tanpa mempertanyakannya. Terutama ketika ingin menghilangkan kepercayaan dan didorong oleh media untuk melihat isi media tersebut sebagai sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya.

7. Untuk dapat membaca suatu teks media harus memahami bahasanya karena setiap media juga memiliki gaya dan aturan bahasa yang berbeda di kalangan sendiri.

Menurut Eristi (2017) ada empat keterampilan untuk menjadi media literet yang efektif :

1. Access, Kompetensi keterampilan akses sebagai keterampilan mendengarkan, memahami konten, menggunakan alat teknologi yang sesuai, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi untuk

(32)

menemukan banyak sumber, mengimplementasikan informasi untuk memecahkan suatu masalah.

2. Analyze, analisis dapat dianggap sebagai keterampilan literasi media yang menonjol. Karena tujuan utama dari literasi media adalah untuk memungkinkan otonomi kritis dalam hubungannya dengan media. Setelah mengakses konten media, diperlukan serangkaian kompetensi untuk menganalisisnya.

3. Evaluate, mengevaluasi adalah proses untuk menyelesaikan fase analisis dan keterampilan untuk membuat penilaian tentang kualitas atau nilai konten media. Tanpa keterampilan informasi fase akses dan analisis akan tidak meyakinkan. Membuat penilaian dilakukan dengan membandingkan konten media dengan standar atau ukuran nilai.

4. Communicate, berkomunikasi terdiri dari kompetensi membuat pesan media dan membagikannya dengan orang lain. keterampilan berkomunikasi cukup signifikan dapat mengubah konsumen media menjadi pencipta dan distributor media.

Menurut Bachmair & Bazalgette (2007) ada tujuh kompetensi utama yang harus dimiliki individu yang aktif bermedia yaitu: menggunakan media secara efektif, mengakses dan membuat pilihan berdasarkan informasi tentang konten media, memahami pembuatan konten media, menganalisis teknik dan pesan media, menggunakan media untuk berkomunikasi, menghindari konten dan

(33)

layanan media yang berbahaya, dan menggunakan media untuk hak dan kewarganegaraan yang demokratis.

Dari kedua pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan dan kompetensi sangat dibutuhkan oleh seseorang yang aktif bermedia. Keterampilan literasi media terlepas dari alat media yang digunakan ialah sangat fungsional dan signifikan dalam era transformasi teknologi yang cepat. Beberapa keterampilan tersebut berguna untuk memahami setiap isi pesan media.

2.5 Model Literasi Media

Dapat dilihat dan dimengerti dibawah ini mengenai model literasi media.

Gambar 2.1 Model Literasi Media

(34)

Secara grafik model literasi media diatas merepresentasikan kemampuan literasi media. Elemen dasar pada gambar diatas adalah pemahaman tentang konten media sebagai teks yang memberikan wawasan ke dalam budaya serta kesadaran akan keakuratan media terdapat pada elemen paling dasar. Ketika pesan media diterima maka ketiga elemen tersebut, dan sisanya mengikuti namun harus secara logis dan disesuaikan dengan penggunaan media secara pribadi, Baran (2004).

Sedangkan menurut Potter (2008) empat faktor besar untuk mencapai tujuan literasi media ditekankan oleh model literasi media yang ideal, diantaranya:

1. Knowledge structure

Sebagai dasar untuk membangun literasi media maka dibutuhkan struktur pengetahuan. Struktur pengetahuan terdiri dari efek media, isi media, industri media, dunia nyata, dan diri sendiri. Agar dapat memiliki kemampuan dalam memahami dan menganalisis media serta melihat konteks pesan media maka elemen tersebut dibutuhkan.

2. Personal locus

Personal locus merupakan energi yang digunakan selama proses memperoleh informasi. Jika seseorang telah memiliki pemahaman literasi media maka akan membuat dirinya berkonsentrasi dalam memproses dan mengontrol informasi yang didapatkan dari media.

(35)

3. Competence and skill

Kompetensi dan keahlian akan berkolaborasi dalam praktek literasi media. Dua hal ini merupakan yang penting dalam memproses informasi.

Kompetensi dan skill juga bermanfaat untuk membuat seseorang lebih berkompeten dan ahli dalam menganalisis, mengevaluasi, mengkatagorikan dan mengkritisi isi media.

4. Information- processing tasks

Tingkatan dalam memproses informasi yaitu: a. Filtering: membuat keputusan untuk pesan yang akan diterima; b. Meaning matching: dasar untuk mengenali makna dari simbol-simbol; c. Meaning constraction:

dalam pembentukan pesan setelah melewati bagian pengenalan simbol- simbol pesan, maka akan dapat mengartikan pesan melalui sudut pandang.

Untuk membangun literasi media dibutuhkan model literasi media untuk pemahaman tentang konten media sebagai teks yang memberikan wawasan ke dalam budaya dan kehidupan, kesadaran akan keakuratan media pada elemen paling dasar. Model literasi tersebut untuk mencapai tujuan dari literasi media sehingga dibutuhkan struktur pengetahuan, personal locus, kompetensi dan proses informasi.

2.6 Kriteria penilaian literasi media

(36)

Menurut European Comission (2009), fokus utama dari literasi media adalah pengembangan dan Individual Critical Understanding. Dalam arti lain ada dua dimensi lterasi media yaitu sebagai Individual Competence (kemampuan individual) dan Environmental Factors (faktor lingkungan).

A. Individual Competence (kemampuan Individu)

Kemampuan ini adalah kapasitas pribadi, individu yang terkait dengan melatih keterampilan menggunakan dan memanfaatkan media. Diantaranya untuk menggunakan, memproduksi, menganalisis dan mengkomunikasikan pesan melalui media. Individual Competence terbagi dalam dua kategori yaitu:

1) Personal Competence (kompetensi personal) yaitu kemampuan individu dalam menggunakan media dan menganalisis konten-konten yang terdapat pada media. Personal Competence terdiri dari dua kriteria yaitu:

a. Technical Skill (keterampian teknis), yaitu kemampuan untuk menggunakan media, artinya seseorang mampu menggunakan media untuk mengakses dan menggunakan media secara efektif.

Keterampilan teknis memungkinkan individu untuk menggunakan alat-alat media sesuai dengan funginya misalnya: radio, telepon seluler, surat kabar dan komputer. Penggunaan alat tersebut mencakup kemampuan pengguna untuk menggunakan dan memahami alat-alat tersebut. Keterampilan teknis mencakup beberapa kriteria yaitu:

(37)

1. Kemampuan individu dalam mengoperasikan media elektronik seperti Komputer dan internet.

2. Kemampuan individu dalam menggunakan media secara terus menerus dan seimbang.

3. Kemampuan penggunaan internet yang muktahir/ lebuh canggih.

b. Critical Understanding (pemahaman kritis) yaitu kemampuan kognitif dalam menggunakan media seperti kemampuan individu itu sendiri dalam memahami, menganalisis, dan mengevaluasi isi media dengan cara membandingkan berbagai jenis media dan sumber informasi, sampai pada kesesuaian berdasarkan informasi. Kompetensi ini memungkinkan individu untuk menangkap, berasimilasi dan menghasilkan informasi. Kriterianya antara lain:

1. Kemampuan untuk memahami isi dan fungsi media.

2. Memiliki kemampuan tentang media untuk mengevaluasi kesesuaian konteks yang digunakan media.

3. Pola tingkah laku konsumen dalam menggunakan media.

2) Social Competence (kompetensi sosial) yaitu kemampuan individu memproduksi suatu konten media serta mampu berkomunikasi dan membangun relasi lewat media. Kompetensi sosial terdari dari :

a. Communicative abilities (kemampuan berkomunikasi) juga mencakup kemampuan untuk mengukur tingkat kemampuan literasi media dan

(38)

membangun hubungan sosial, melalui media sosial. Kemampuan komunikasi ini mencakup kriteria sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menyampaikan pesan dan membangun relasi sosial melalui media.

2. Kemampuan beradaptasi bersama masyarakat melalui media.

3. Kemampuan dalam menghasilkan dan menciptakan konten media.

B. Environmental Factors (faktor lingkungan)

Ketersediaan dasar media dan sikap pemerintah, keberadaan badan non- pemerintah mempengaruhi perangkat teknis dan sifat dari media tersebut dalam memberikan sumbangsih terhadap penciptaan khalayak yang aktif berliterasi media. Dibawah ini kriteria dari faktor lingkungan untuk memasilitasi pengembangan literasi media yaitu :

1) Media Availability (ketersediaan media)

Ketersedian seorang individu dapat mengakses dalam konteks tertentu mengacu pada jenis media dan alat, dan bagaimana secara sosial mendistribusikan media. Penilaian ini membutuhkan deskripsi ketersedian media disetiap negara.

2) Media Literacy Context ( konteks literasi media)

wawasan lingkungan aktif bermedia dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Faktor-faktor berikut membentuk lingkungan yang mempengaruhi keterampilan literasi media yaitu :

(39)

a. Media Education (pendidikan media)

Mengunakan pendidikan untuk menunjukkan tingkat literasi media, jika memiliki kurikulum pendidikan media maka akan mendapatkan hasil yang baik dan individu lebih percaya diri dalam berhubungan dan terlibat dalam segala bentuk media.

b. Media Literacy Policy (kebijakan literasi media)

Dasar pengenalan keterampilan literasi media adalah peran organisasi publik literasi media publik, ada kebijakan yang melindungi kepentingan dan kebebasan setiap individu berekspresi. faktor ini memberikan penilaian terhadap undang-undang dan kebijakan yang berkaitan dengan literasi media.

c. Media Industry (industry media)

Faktor ini memberikan ilustrasi tentang bagaimana kegiatan non- pendidikan berhubungan dengan promosi keterampilan literasi media;.

Indikator dalam kebijakan dan dipisahkan berdasarkan jenis alat media yang ada.

Tabel pengelompokkan literasi media menurut European Comission sebagai berikut:

(40)

Tabel 2.1 Pengelompokkan kriteria literasi media menurut European Comission A. Individual Competence ( kemampuan individu)

Tingkat Kompetensi Indikator

1. Personal Competence ( Kompetensi Personal)

a. Technical Skill ( Keterampilan Teknis)

- Kemampuan mengoperasikan media untuk mengakses dan menggunakan media secara efektif.

- Kemampuan teknis untuk menggunakan alat- alat media - Kemampuan individu dalam

menggunakan media secara terus- menerus dan seimbang

- Kemampuan menggunakan media yang muktahir dan seimbang

b. Critical Understanding (Pemahaman Kritis)

- Kemampuan untuk memamhami isi dan fungsi media

- Memiliki kemampuan tentang media untuk mengevaluasi kesesuaian konteks yang digunakan media

- Perilaku pengguna dalam menggunakan media

2. Social Competence ( Kompetensi Sosial)

a. Communicative Abilities (Kemampuan berkomunikasi )

- kemampuan untuk berkomunikasi dan membangun hubungan sosial melalui media

- kemampuan beradaptasi bersama masyarakat melalui media

- kemampuan dalam menghasilkan dan membuat konten media

(41)

B. Environmental Factors ( Faktor Lingkungan)

Tingkat Kompetensi Indikator

1. Media Availability ( Ketersediaan Media)

- Kemampuan individu dalam mengakses berdasarkan konteks tertentu dan bagaimana media di bagikan ke lingkungan secara sosial

2. Media Literacy Context ( Konteks Literasi Media)

- Memiliki kurikulum pendidikan media dan individu saat berinteraksi lebih percaya diri dalam menggunakan segala bentuk media

- Penilaian terhadap undnag-undang dan kebijakan yang berkaitan dengan literasi media

- Kegiatan non-pendidikan yang berkorelasi dengan promosi keterampilan literasi media

(42)

Gambar 2.2 struktur kriteria penilaian literasi media Sumber European Comission (2009)

Piramida dasar menggambarkan prasyarat kompetensi individu: ketersediaan media, yang merupakan ketersediaan teknologi atau layanan media; dan konteks media, yang merupakan kegiatan dan inisiatif lembaga dan organisasi untuk mendorong kapasitas literasi media. Tanpa kriteria ini, pengembangan literasi media dapat dicegah atau tidak didukung.

(43)

Kriteria literasi media menurut Lin et al. (2013):

a. Functional Consuming merupakan kemampuan individu untuk mengakses konten media dan memahami arti dari makna tertulis di media. Functional Consuming dibagi menjadi dua indikator yaitu:

1. Consuming skill : Merujuk pada keterampilan teknis yang diperlukan bagi individu ketika menggunakan media. Misalnya dibutuhkan seseorang untuk mengetahui cara menggunakan komputer, menemukan informasi dan menggunakan teknologi informasi.

2 . Understanding, Merupakan kemampuan seseorang untuk memahami makna dari isi pesan pada tingkat kedewasaan.

b. Critical Consuming, yaitu merupakan kemampuan untuk menjelaskan suatu konten media dalam berbagai konteks seperti sosial, ekonomi, politik, dan budaya terentu. Critical Consuming terdiiri dari tiga indikator yaitu:

1. Analysis, merupakan kemampuan individu untuk memanipulasi pesan- pesan media yang terdapat dalam konten media. Misalnya konstruksi pesan media dengan menggunakan bahasa kreatif berdasarkan kaidah..

2. Synthesis, mengacu pada kemampuan individu untuk menyatukan kembali konten media dengan menggabungkan sudut pandang mereka sendiri dan untuk menyusun pesan media.

(44)

3. Evaluation, mengacu pada kemampuan individu untuk mempertanyakan, mengkritisi, dan meragukan suatu isi/konten media. Indikator ini melibatkan proses pengambilan keputusan yang sintesis.

c. Functional Prosuming, memfokuskan pada kemampuan untuk ikut serta dalam dalam memproduksi konten media. Functional Prosuming terdiri dari tiga indikator yaitu:

1. Prosuming Skill, memproduksi atau menciptakan konten media adalah kemampuan teknis yang diperlukan individu. Seperti menggunakan perangkat lunak (software) atau menghasilkan produk digital (konten baru) seperti gambar, video, dan lain-lain dari aplikasi gadget.

2. Distribution, mengacu pada menyebarkan informasi yang dimiliki merupakan kemampuan individu. Contohnya: kemampuan individu untuk berbagi perasaan di media sosial dengan menggunakan ikon yang telah tersedia.

3. Production, kecakapan seseorang untuk membuat tiruan atau menyatukan konten media. Tindakan production termasuk penulisan teks dalam format digital, mengkreasikan video dengan menggabungkan gambar dan audio, dan tulisan-tulisan online di media sosial seperti facebook, mengunggah video dalam youtube dan media sosial lainnya.

d. Critical Prosuming, yaitu pandangan kontekstual individu dari konten media

(45)

1. Participation, merujuk pada kemampuan untuk ikut serta dengan saling aktif satu sama lain dan kritis dalam media sosial. Menekankan interaksi kedua bela pihak antara individual secara interaktif.

Sedangkan kriteria penilaian media literasi menurut Thoman, & Jolls (2005) sebagai berikut :

a. Akses

ketika individu meneruskan pesan, mereka dapat mengumpulkan informasi yang saling berhubungan dan berguna serta memahami makna informasi dengan efektif. Kriteria yang dapat dilakukan oleh individu:

1. Mengenali dan memahami kosa kata yang kaya dari kata-kata, simbol, dan teknik komunikasi.

2. Untuk menemukan informasi dari berbagai sumber perlunya mengembangkan strategi

3. Berhubungan dengan tujuan sebuah tugas adalah cara untuk memilih berbagai jenis informasi.

b. Analisis

Individu dapat memeriksa rancangan bentuk, struktur, dan urutan pesan itu adalah hal yang dilakukan individu ketika menganalisis pesan,. Mereka dapat memanfaatkan konsep-konsep seni, sastra, sosial, politik, ekonomi untuk memahami kejelasan makna diamana pesan tersebut muncul, misalnya:

(46)

1. Untuk mendapatkan informasi mak perlu menjalankan prosedur pengetahuan dan pengalaman.

2. Memaparkan pesan dengan menggunakan konsep seperti tujuan,sudut pandang, format, latar belakang, konteks.

3. Menggunakan strategi termasuk perbandingan, fakta/opini, sebab/akibat, daftar dan urutan.

c. Evaluasi

Ketika individu mengevaluasi pesan, mereka dapat menghubungkan pesan- pesan dengan pengalaman sendiri dan membuat penilaian mengenai kebenaran, kualitas, dan relevansi pesan. Kriteria kemampuan sebagai berikut:

1. Menghargai dan senang dalam men pesan dalam menguraikan pesan dalam berbagai jenis dan bentuk.

2. Evaluasi kualitas pesan berdasarkan isi dan bentuknya.

3. Memninjau nilai suatu pesan berdasarkan etika, agama atau prinsip- prinsip demokratis seseorang.

4. Menanggapi secara lisan, dalam bentuk cetak, atau elektronik terhadap pesan-pesan dengan berbagai korumitan dan isi.

d. Menciptakan

Ketika individu membuat (atau berkomunikasi) pesan, mereka dapat menulis ide-ide, menggunakan kata-kata, suara dan/gambar secara efektif untuk berbagai

(47)

tujuan, dan mereka dapat menggunakan berbagai teknologi komunikasi untuk membuat, menyunting, dan mempublikasikan pesan media.

1. Perencanaan, menyususn, dan merevisi proses digunakan oleh dustri.

2. Untuk menguasai aturan penggunaan bahasa digunakan tulisan dan bahasa lisan dengan efektif dengan.

3. Untuk mencapai berbagai tujuan perlu diperagakan dan memilih gambar secara baik.

4. Dalam pembangunan pesan terjadi kendala teknologi komunikasi.

Dari ketiga kriteria penilaian diatas memiliki kesamaan dalam penilaian kriteria literasi media, pengembangan dan partisipasi masyarakat. Kriteria tersebut dapat mengevaluasi kemampuan individu yang diperlukan dalam literasi media.

Dari ketiga pendapat diatas maka peneliti hanya menggunakan penilaian dari European Comission untuk mengukur kemampuan literasi media mahasiswa FIB USU.

2.7 Penelitian Terdahulu

Salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian adalah penelitian terdahulu sehingga memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan oleh peneliti . Dari penelitian terdahulu, peneliti menemukan judul penelitian yang hampir sama seperti judul penelitian ini.

(48)

Shinta Tri Septiani (2014) dalam skripsinya berjudul “ Analisis Literasi Media Pegawai Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi”. Menyatakan bahwa “penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi media pegawai perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Hasil dari penelitian tersebut hampir setengah pegawai perpustakaan mempunyai kemampuan dalam menganalisis merangkum, menentukan keakuratan informasi dan mengabstrak yang kurang bagus, dapat dipersentasekan secara keseluruhan yaitu 47,4 %, kemampuan pegawai dalam mendayagunkan, menilai, mengevaluasi, dan memahami informasi sudah bagus dengan persentase 76,9 %”.

Selanjutnya Ayu Andriyani (2014) melakukan penelitian yang berjudul “ Tingkat Litersi Media Berbasis Competence di Sekolah Dasar Unggulan Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi siswa di sekolah dasar Makassar. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat mengakses pesan telivisi berada pada level medium dan tingkat analisis pesan pada level basic, begitu juga dengan tingkat evaluasi ada pada level basic. Tingkat akses pesan komputer dan internet berada pada tingkat basic, tingkat evaluasinya di tingkat basic juga. Maka secara keseluruhan tingkat literasi media murid Sekolah Dasar Unggulan Makassar berada pada tingkat basic.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Deuis Pramida (2017) dengan judul

“Evektivitas penerapan Model Pembelajaran Multi Literasi Terhadap Pengembangan Keterampilan Literasi Media peserta didik pada program BK-TIK

(49)

(Penelitian Studi Kasus Eksperimen terhadap Peserta Didik SMP Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru Kelas VII Bandung). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran multiliterasi efektif dalam mengembangkan keterampilan literasi media peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru Bandung pada program BK-TIK.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada objek penelitiannya, objek dari penelitian sebelumnya yaitu pegawai perpustakaan dan siswa sekolah dasar dan menengah, sedangkan objek penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2010) “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya yang berlaku untuk umum”.

Menurut Pendit (2003), “penelitian kualitatif berusaha untuk menyusun realitas untuk kemudian memahami makna di dalamnya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini titik beratnya ada pada proses, peristiwa, dan ontetitas. Penelitian kualitatif mengandalkan wawancara, observasi, dan studi literatur.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, Medan.

Jalan Universitas No. 19 Kampus USU, Medan 20155

(51)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mengumpulkan data. peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan secara mendalam dan jumlah informan yang lebih sedikit/kecil. Pewawancara dapat bertatap muka dengan informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

2. Untuk memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam uraian atau kalimat mada dibutuhkan Observasi.

Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap suatu keadaan yang terjadi di lapangan.

3. Studi kepustakaan, yaitu menggunakan berbagai bahan pustaka dalam mengumpulkan data melalui seperti: buku, jurnal, artikel lepas, dan dari internet yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang terdapat dalam penelitian ini, sebagai berikut:

(52)

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan observasi peneliti, berupa kata-kata, tingkah laku, dan sebagai dasar utama melakukan penafsiran data maka diperlukan pemahaman dari subjek yang diteliti.

2. Data sekunder, diperoleh melalui buku, jurnal, laporan penelitian, internet ataupun dokumen lainnya data yang mendukung data primer harus berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data sangat diperlukan untuk mengetahui proses- proses atau cara yang dibutuhkan untuk hasil yang telah diperoleh. Adapun prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Penentuan Informan

Menurut Arikunto (2010), “ Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan responden”. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan informan. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIB USU.

Dalam penelitian ini penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposevie sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah orang yang dipilih oleh peneliti yang dinilai

(53)

sesuai dan dapat memberikan informasi sesuai kebutuhan peneliti. Adapun dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif FIB USU yaitu berjumlah 4.648 orang.

Pada penelitian jumlah informan adalah sebanyak 8 (delapan) orang. (kode:

I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8)

Table 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

Kode Informan Jurusan Angkatan

I1 D3 Bahasa Inggris 2019

I2 D3 Bahasa Inggris 2019

I3 D3 Perpustakaan 2019

I4 D3 Perpustakaan 2019

I5 D3 Bahasa Jepang 2018

I6 D3 Bahasa Jepang 2018

I7 D3 Pariwisata 2018

I8 D3 Pariwisata 2018

3.5.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian direkam dengan menggunakan alat perekam dan proses kegiatan wawacara dibantu dengan alat- alat tulis yang mendukung. Peneliti akan secara langsung melihat sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan media. Agar peneliti dapat

(54)

memahami hasil data yang telah didapatkan yang maka dibaca secara berulang- ulang.

3.5.3 Instrumen Penelitian

Instrument pada penelitian kualitatif adalah pedoman wawancara. Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mengumpulkan data atau pun informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.6 Analisis data

Untuk meningkatkan pemahaman peneliti dilakukan suatu cara untuk menata data secara teratur dari hasil observasi wawancara dan lainnya disebut analisis data. Setelah data diperoleh dari observasi dan wawancara, jawaban akan disortir untuk memudahkan menganalisis data yang telah didapat dari informan, lalu dihubungkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena untuk menemukan makna dari setiap data yang terkumpul maka dilakukan analisis data.

Menurut sugiyono (2016) menyatakan bahwa teknik dalam penelitian dilakukan dengan menganalisis tiga tahap, diantaranya yaitu:

1. Reduksi data, berarti merekam, memilih hal-hal pokok, mengutamakan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya kemudian membuang data yang tidak diperlukan.

2. Data display (penyajian data) dapat dilakukan dalam uraian singkat, tabel, grafik, bagan, flowchart, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,

(55)

data yang didapat akan terorganisasikan, tersusun sistematis, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. Namun yang paling sering digunakan untuk menyediakan data dalam penelitian kualitatif adalah bagan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan awal dapat berubah apabila pada tahap pengumpulan data berikutnya tidak ditemukan data yang menguatkan atau mendukung.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif sewaktu-waktu dapat berubah atau berkembang setelah penelitian.

3.7 Keabsahan Data (Validity)

Dengan pengumpulan data yang lengkap maka tercapailah keabsahan data dalam penelitian ini . Melalui proses keabsahan data, maka validitas dapat tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi Data yaitu penggunaan berbagai sumber data seperti dokumen, observasi, dan hasil wawancara.

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab 1 yaitu LIterasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU.

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIB USU sebagai pengguna aktif media yang menggunakan media elektronik maupun media online. Informan yang ikut sertakan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang.

Table 4.1 Pendidikan informan

Kode Informan Jurusan Angkatan

I1 D3 Bahasa Inggris 2019

I2 D3 Bahasa Inggris 2019

I3 D3 Perpustakaan 2019

I4 D3 Perpustakaan 2019

I5 D3 Bahasa Jepang 2018

I6 D3 Bahasa Jepang 2018

I7 D3 Pariwisata 2018

I8 D3 Pariwisata 2018

(57)

Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana literasi media Mahasiswa Ilmu Budaya USU dengan kriteria asesmen media literasi oleh European Commission yang terdiri dari:

1. Personal Competence ( Kompetensi Personal) a. Keterampilan teknis

b. Pemahaman kritis

2. Social Competence (Kompetensi Sosial) a. Kemampuan berkomunikasi

3. Media Availability ( Ketersediaan Media)

4. Media Literacy Context ( Konteks Literasi Media)

4.2 Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU

Literasi media mahasiswa dapat diukur dan diketahui dengan menggunakan beberapa kriteria. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat literasi media yang dimiliki mahasiswa dalam penggunaan teknologi media dengan menggunakan kriteria penilaian dari European Comission. Kriteria ini terkait dengan menggunakan dan memanfaatkan media.

4.2.1 Literasi media diukur dari Individual Competence ( Kompetensi Individu)

1. Personal Competence ( Kompetensi Personal) a. Technical skill ( Keterampilan Teknis)

(58)

Indikator pertama yang mengukur kapasitas pribadi mahasiswa yang terkait dengan keterampilan menggunakan dan memanfaatkan media sesuai dengan fungsinya misalnya media elektronik radio, telepon seluler, televisi, dan komputer/laptop. Ada juga media online misalnya Web browser, Search engine dan E-mail dan media cetak seperti jurnal, surat kabar, majalah, dan lain-lain.

Media elektronik adalah informasi atau data yang diproduksi, disebarkan, dan kemudian dapat diakses dengan alat elektronik. Alat-alat media elektronik banyak jenisnya namun yang sering digunakan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari adalah telepon seluler dan laptop. Alat-alat media ini banyak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan khususnya bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan pendidikan akademik untuk membuat artikel, makalah, laporan dan karya-karya tulis lainnya. Kemampuan dasar mahasiswa dalam menggunakan dan mengakses informasi yang tersedia dapat memudahkan mahasiswa melakukan kegiatan mencari, menentukan, mendownload, menyimpan dan menciptakan konten media.

Adapun pertanyaan yang harus di jawab oleh informan dari pedoman wawancara tersebut adalah: (a) Apakah anda menggunakan media berupa radio, telepon seluler, surat kabar, komputer dalam kehidupan sehari-hari? (b) Sejauh mana pemahaman dan kemampuan yang anda miliki untuk menggunakan media tersebut? Dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan informan semua mahasiswa menggunakan telepon seluler dan laptop dalam kegiatan sehari- hari dalam perkuliahan. Namun mahasiswa belum sepenuhnya memahami fitur-

(59)

fitur yang tersedia pada alat-alat media tersebut. Berikut ini adalah pernyataan dari informan tentang penggunaan dan pemanfaatan media.

I1:…Saya menggunakan handphone dan laptop, pemahaman saya dalam menggunakan handphone lumayan baik. Namun untuk laptop masih ada beberapa fitur-fitur yang belum mengerti kegunaannya.

I2:…Saya menggunakan hanphone dan sosial media, pemahaman saya menggunakan fitur-fitur hanphone belum sepenuhnya karena ada beberapa aplikasi bawaan handphone yang belum tahu fungsinya.

I3:…Media yang saya gunakan sehari-hari handphone dan laptop. Pemahaman menggunakan fitur-fitur hanphone sudah tahu menggunakannya, namun untuk laptop belum sepenuhnya seperti pause break, page up, page down.

I4:…Media yang saya gunakan sehari-hari handphone dan laptop untuk mengerjakan tugas kuliah. Kalau surat kabar , cuma sabtu dan minggu karena hobby saya memuat karya sastra. saya sudah tahu meggunakan fitur-fitur yang ada di telepon seluler. Kalau laptop kurang paham, tidak semua kegunaan fitur-fiturnya saya mengerti.

I5:…Saya mengguankan handphone, laptop, sama radio itu saja. kalau handphone karena sudah bagian dari sehari-hari, sudah lancar dalam menggunakan fitur-fitur, begitu juga radio. Kalau laptop belum semua memahami fitur-fitur yang tersedia.

I6:…Handphone dan laptop. Paling sering menggunakan handphone kalau handphone sudah tahu semua penggunaanya, laptop juga sudah tahu cara mengoperasikannya dengan baik.

I7:…Saya pakai handphone dan laptop, yang paling sering digunakan adalah handphone. Laptop untuk ngerjakan tugas dan salah satu yang terpenting.

kalau handphone sudah tahu semua penggunaanya, tetapi ada aplikasi bawaan dari handphonenya saya kurang tahu kegunaannya contohnya seperti Google duo dan Google drive, laptop juga sudah tahu cara mengoperasikannya dengan baik..

I8:…media yang saya gunakan sehari-hari adalah handphone dan laptop. kalau handphone tentunya saya sudah mengerti menggunakan fitur-fiturnya karena setiap hari digunakan dan dibawa kemana-mana, tetapi kalau untuk laptop

Gambar

Gambar 2.1 Model Literasi Media
Tabel 2.1 Pengelompokkan kriteria literasi media menurut European Comission  A.  Individual Competence ( kemampuan individu)
Gambar 2.2 struktur kriteria penilaian literasi media  Sumber European Comission (2009)
Table 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kaltim Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 11.59 Wita tahapan pemasukan/upload dokumen penawaran ditutup sesuai waktu pada aplikasi SPSE

yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 4.093.805.000 dan. Belanja Langsung sebesar

[r]

[r]

Meidera Elsa Dwi Putri (2012) Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman

studi lanjutan pemanfaatan abu terbang yang terkait dengan sifat-sifat fisik perlu diselidiki lagi ka- rena sifat-sifat fisik akan berubah tergantung sebaran jarak abu Gunung

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan tantangan (threat) dalam pengembangan usaha

Penyediaan informasi tentang properti dirasakan sangat kurang, karena informasi yang diberikan masih menggunakan brosur-brosur hal ini banyak mengeluarkan biaya oleh sebab itu