2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa tinjauan yang menjadi landasan teoritik dalam perancangan ini.
2.1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dari beberapa jenis tinjauan yang berkaitan erat dengan isi buku, antara lain: penggunaan teknik ilustrasi, sekilas mengenai buku dan buku panduannya, serta hal-hal lain yang diperlukan.
2.1.1. Tinjauan tentang Ilustrasi
Ilustrasi diartikan sebagai upaya untuk memberikan penjelasan atau membuat sesuatu menjadi jelas dalam bentuk gambar, diagram, dan sebagainya pada buku, majalah, dsb. Ilustrasi juga merupakan segala tipe gambar dan dekorasi yang dipergunakan sebagai penghubung dengan teks untuk menghiasi penampilan atau untuk memperjelas makna yang disampaikan sebagai salah satu unsur Desain Komunikasi Visual, Ilustrasi juga diartikan sebagai:
a. Proses grafis membuat goresan atau menciptakan sosok dan bentuk pada suatu permukaan dengan menggunakan alat-alat tertentu.
b. Upaya untuk mengekspresikan kesan atau menampakkan secara visual yang ada disekitar kita sehingga orang lain mampu untuk menangkap gagasan kita.
c. Upaya untuk mejelaskan obyek dan lingkungan dengan mendetailkan suatu bentuk.
d. Memahami, mengevaluasi dan mencari pemecahan masalah desain. Misalnya menjadikan suatu bentuk menjadi bentuk lain.
Ilustrasi dapat berupa diagram, bilangan/angka, ilustrasi vocabulary atau kata-kata dan huruf, fotografi, dsb. Namun yang dimaksud ilustrasi dalam perancangan ini yaitu gambar ilustrasi yang menjelaskan suatu subjek dengan lukisan ataupun gambar, Ilustrasi mempergunakan tehnik gabungan antara manual dan komputerisasi. Material pendukung, seperti pensil, komputer dan sebagainya.
2.1.2. Sejarah Ilustrasi
Ilustrasi sama tuanya dengan tulisan, dimana keduanya bersumber dan Piktograf, yaitu gambar yan memiliki fungsi sama seperti kata-kata. Dengan dikenalnya teknik pencetakan, maka seni melukis dengan tangan dikembangkan ke dalam bentuk buku ilustrasi. Bentuk ilustrasi awal dalam bentuk gulungan daun papirus dan kertas kulit yang ditemukan di Mesir pada tahun 1980 SM. Ciri khas ilustrasinya berupa dekorasi naskah dengan pewamaan, gambar dengan tepian ornamental yang disepuh emas serta dekoratif inisial merupakan salah satu bentuk penggambaran buku pada awal kemunculannya. Oleh karena itu manfaat aspek visual juga sangat besar, yaitu membantu pemahaman lebih mendalam Karena lebih bersifat konkret dari pada kata-kata. Kehadiran ilustrasi mampu menggambarkan sesuatu yang terlalu abstrak untuk dibayangkan, menjadi jembatan untuk memahami teks dan mengarahkan imajinasi pembaca sesuai dengan keinginan penulis. Disamping itu, ilustrasi juga berfungsi untuk menghindarkan kesan menoton pada buku bacaan, memberikan daya tarik yang besar pada aspek visual. Dengan tertariknya perasaan, maka emosi pembaca semakin tergugah untuk mendalami cerita. Namun apabila ilustrasi dan verbalisasi kurang ataupun sebaliknya, maka buku bacaan tetap dipandang kurang berkualitasi. Ilustrasi pada buku dan media cetak bermanfaat untuk menjelaskan atau meluaskan makna dari teksnya.
2.1.3. Tinjauan tentang Buku
Sejak jaman dahulu hingga ditemukannya mesin cetak dengan huruf yang dapat di pindahkan, buku-buku ditulis dengan ilustrasi dengan tangan. Buku bergambar moderen berasal dari manuskrip yang dihiasi atau dekorasi. Manuskrip dengan ilustrasi tertua yang berhasil di selamatkan adalah gulungan yang tak utuh yang berasal dari Mesir. Book of Death adalah yang paling terkenal, terselamatkan karena dikubur dalam pemakaman.Hanya sedikit peninggalan dari Roman kuno kecuali Virgil dari Vatikan dan Hitad dari Milan, buku-buku tersebut berasal dari abad IV sebelem masehi, yang menunjukkan saat itu ilustrasi telah matang.
a. Buku bergambar awal
Ilustrasi awal cetak yang pertama berasal dari Cina, yaitu Diamond Sutra (868 SM), dengan sampul woodcut, kini berada di British Museum.
Di barat meski woodcut dipergunakan untuk kartu permainan pada akhir abad XIV, namun tidak muncul dalam bentuk buku-buku hingga masa awal mesin cetak dengan huruf yang dapat dipindahkan di pertenganhan abad XV. Dari masa ini banyak block books , dimana teks dan iliustrasi dicukil di atas papan kayu yang sama.
Karya Ulrich Boner, Der Edelstain, yang dicetak oleh Albrecht Pfitser dari Bamberg, dianggap sebagai buku bergambar yang pertama kali dicetak. Di sini woodcut dicetak setelah teks, di sini kesulitan-kesulitan teknis diperkirakan telah menghambat dicetaknya buku bergambar. Bahkan belum sempurnanya mesin cetak pada masa itu berpengaruh pada desain dari woodcut, memaksanya mejadi sangat sederhana. Oleh karena itu sangat sulit bagi buku bergambar pada masa-masa awal untuk bersaing dengan miniature manuscript, terutama pada saat pelukis buku bergambar berpaling ke naturalisme. Wama tidak digunakan oleh pencetak pada masamasa awal ini, sedangkan pewamaan dengan tangan biasanya kasar.
b. Abad XVI dan Abad XVII
Pada awal abad XVI beberapa seniman sudah tak lagi mencukil papan kayu mereka sendiri. Mereka memberikan pekerjaan tersebut kepada pengrajin, dan woodcut pun menjadi tiga dimensi dan rumit.
Meski ilustrasi woodcut yang pertama muncul di cina, huruf yang dapat dipindahkan muncul di korea sebelum muncul di Eropa, hamya ada sedikit buku bergambar dari Asia hingga abad XVI. Namun pada pertengahan abad XVI banyak buku-1,ku dari cina berisikan gambar-gambar indah, dan di tahun 1605 sebuah buku dari Cina dengan cetakan lima warna muncul.
Di Jepang tiga tahun kemudian muncullah Ise Monogatari, yang diduga digambar oleh seniman terkenal Koetsu, dan merupakan buku bergambar terawal abad itu. Seniman jepang ini lebih tertarik pada seniman Cina dalam mendesain woodcut pada saat itu di Jepang didirikan sekolah melukis yang dikenal dengan Ukiyo-e, ditandai dengan warna woodcut-nya.
Selama abad XVIII,Perancis sangat maju dengan buku bergambarnya. Gaya barok dan Rococoo membuat ilustrasi menjadi lebih intim, dan ukuran halaman dapat disesuaikan, dan kebanyakan buku-buku berisi puisi dan roman. Woodcut hampir sama sekali hilang digantikan oleh etsa yang memberi kesan tampilan garis-garis ukiran.
Gambar 2.1. Ilustrasi woodcut karya Gonzalo Fernández de Oviedo y Valdés c. Abad XIX
Teknik cetak yang paling digemari pada abad awal XIX adalah Aquatint, sangat cocok untuk buku-buku tipografi yang sangat banyak pada saat itu. Kemudian munculah teknik litografi pada tahun 1820 dan 1860. Pada tahun 1851 Chromolithograpy dan Victorian Baroque'muncul melalui karya Digby Wayatt, Industrial Arts of Nineteenth Century.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet (jika aksesnya online).
Buku memiliki berbagai kelebihan dibandingkan media penyampai informasi secara audio visual, dimana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca di mana saja dan kapan saja.Hingga saat ini, penerbitan buku masih bertahan di tengah era penyebaran informasi digital. Tiap negara industri mempunyai banyak penerbit untuk konsumsi lokal maupun ekspor, dan beribu- ribu judul buku diterbitkan setiap tahunnya. Hampir semua terbitan buku harus
didesain, tidak hanya sebagai penyampai informasi belaka, dan itu berarti ada yang bertanggung jawab atas seluruh tampilan fisik dan visualnya.
Perkembangan buku dari format awal hingga menjadi bentuk yang kita kenal sekarang, membutuhkan suatu proses yang rumit. Informasi yang tertulis pertama yang dapat dipindah-pindah berupa lempeng tanah liat yang digunakan di Mesopotamia, serta gulungan lontar yang digunakan oleh orang Mesir kuno sekitar 5000 SM. Buku mulai dibuat dengan format yang modern pada sekitar abad pertama atau kedua, dengan bentuk seperti naskah kuno berupa lembaran lontar atau kertas perkamen yang dilipat vertikal untuk menciptakan halaman- halamannya. Meskipun bentuknya mudah dibawa-bawa, namun pada masa itu buku masih bersifat benda berharga yang disimpan di perpustakaan istana, dan tempat-tempat ibadah.
Buku cetak terkuno yang masih dapat ditemukan sekarang diproduksi di Cina pada tahun 868. Cetakannya terbuat dari balok kayu, dan dicetak diatas gulungan perkamen. Bukti cetak pertama yang ditemukan mengarah pada mesin cetak dari Cina pada abad ke-13. Namun, perkembangan mesin cetak yang paling signifikan berasal dari Eropa. Hal tersebut menjadi kunci bagi perkembangan percetakan di masa selanjutnya, dengan memperkenalkan efisiensi produksi dan distribusi informasi tercetak secara manual.
Pada zaman Rennaisans di Eropa, seni mencetak berkembang menjadi industri seperti yang kita kenal sekarang ini, berkat pengembangan mesin cetak oleh Johhann Guttenberg pada tahun 1450. Karena abjad dari bahasa Eropa hanya memiliki 26 karakter –tidak seperti aksara Mandarin yang begitu banyak dan rumit- maka jenis abjad yang diadaptasi dari huruf latin ini menjadi lebih mudah dan praktis untuk diterapkan. Sementara itu industri penerbit membantu penulis mengumumkan suatu gagasan kepada publik secara terbuka. Pada saat itu, percetakan menjadi faktor yang dominan bagi perdagangan buku, dan menjadi kunci utama bagi seluruh proses penerbitan, kecuali dalam proses pembuatan kertas dan penjilidan. Namun akhir-akhir ini, penerbit telah menjadi faktor yang dominan, sebagai pihak yang betanggung jawab atas teks, desain, dan keseluruhan buku.
Inovasi buku yang sederhana dan mudah dibawa, dengan tulisan yang dapat dibaca dengan jelas serta desain yang elegan, menjadi dasar bagi penerbitan buku modern. Pengaruh yang signifikan terhadap penerbitan modern bermula pada abad ke-19, dan berkaitan dengan produksi massal. Dengan adanya revolusi industri, maka muncul metode mekanis untuk pembuatan kertas, penyusunan tulisan, hingga pencetakan (Jennings 132).
Berdasarkan jenisnya, buku dapat dibedakan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
• Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
• Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademi yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.
• Kamus
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan
bagi sesuatu berkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus. Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis.
• Buku panduan
Buku panduan adalah buku yang didesain agar dapat digunakan oleh orang yang dipandu untuk memandu diri sendiri dengan informasi yang diberikan di dalam buku.
• Ensiklopedia
Ensiklopedia, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.
2.1.4. Ilmiah Populer
Gaya penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. (kamus Besar Bahasa Indonesia,324). Bentuk awal dari sastra popular adalah chapbooks (cheap book) yang tidak dipublikasikan secara Inas, hanya untuk golongan tertentu saja. Chapbooks ini memungkinkan orang-orang berkomunikasi, saling berbagi, dan mengekspresikan ide-ide mereka tanpa persetujuan dari penerbit.
2.2. Tinjauan Judul Perancangan
Dewasa ini klasifikasi buku semakin beragam, hal ini dikarenakan salah satmfaktornya yaitu pemikiran manusia yang semakin maju juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan buku sebagai salah satu media massa atau publikasi dituntut untuk memenuhi setiap kebutuhan mereka. Di Indonesia, perkembangan buku mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan beragamnya pilihan jenis serta kategori buku.
Perancangan buku panduan diet ini dapat digolongkan sebagai buku populer kesehatan yang dimaksudkan untuk memberikan sejumlah informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya mengenai teknik diet detoksifikasi beserta buku jurnal sebagai motivator dalam menjalankan teknik diet tersebut.
2.2.1. Tinjauan Buku Panduan
Buku panduan adalah buku yang digunakan untuk memandu. Berasal dari kata dasar ‘pandu’ yang kemudian berkembang menjadi ‘memandu’ dan
‘dipandu’. Kalau ada yang memandu, tentu ada yang dipandu. Pihak yang memandu disebut sumber panduan, dapat berupa orang, atau dapat berupa benda seperti buku, atau bahkan dapat berupa gabungan keduanya. Merujuk pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa buku panduan adalah buku yang didesain agar dapat dipergunakan oleh peserta panduan untuk memandu diri sendiri. Buku panduan biasanya memiliki ciri-ciri khusus yang membuatnya dapat dibedakan dengan jenis buku lainnya, yaitu :
a. dalam hal isi
- terdapat rumusan dan tujuan yang jelas untuk setiap bab-nya - sebelum memasuki materi disajikan rangkuman
- isi disusun secara sistematis, dan sedapat mungkin disajikan secara sederhana, jelas, dan ringkas.
b. dalam hal kebahasaan
- bahasa yang digunakan dalam sebuah buku panduan biasanya tidak formal, melainkan bahasa yang familiar atau bahasa lisan.
Fungsi buku panduan harus memperhatikan berbagai faktor dalam proses perancangannya, antara lain waktu yang digunakan untuk proses pemahaman, kebutuhan, serta tipe pembelajaran. Buku panduan berfungsi sebagai sebuah alat yang dapat digunakan tidak hanya untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada pembacanya, tapi juga memberi mereka kesempatan untuk meniru atau mengikuti instruksi yang disajikan di dalam buku panduan. Dengan demikian, pengguna buku panduan mempunyai kemampuan lebih dalam menentukan tujuan yang nyata, membuat rencana, mengembangkan strategi untuk menangani situasi yang baru dan tak terduga.
Pada saat menyusun buku panduan, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu apa tujuan/sasaran dari buku panduan tersebut. Dalam tujuan ini disebutkan secara umum apa yang diharap dari pembaca buku panduan setelah membaca buku yang dibuat. Buku panduan itu sendiri akan dibuat sepraktis dan
sesederhana mungkin tanpa menghilangkan unsur utama dari panduan itu sendiri.
Hal ini dimaksudkan agar buku panduan tersebut memudahkan pembacanya untuk menyerap informasi yang disajikan.
2.2.2. Perkembangan Buku Panduan
Buku panduan modern yang pertama kali diciptakan terdapat di dua tempat yang berbeda dan dikarang oleh 2 orang, yaitu Karl Baedeker di Jerman pada tahun 1835, dan oleh John Murray III di Inggris pada tahun 1836. Baedeker dan Murray menyusun buku panduan yang merupakan cerminan dari fakta lapangan yang mereka sajikan dipadu dengan pendapat pribadi. Buku yang mereka susun cukup populer di kalangan para wisatawan sekitar abad ke-19. Di pertengahan abad ke-20, Eugene Fodor menyusun buku panduan untuk wilayah dataran Eropa. Arthur Frommer dengan bukunya yang berjudul Europe on $5 a Day yang disusun pada tahun 1957, merupakan buku panduan pertama yang memberikan pilihan serta estimasi biaya yang diperlukan untuk berpergian di Eropa.
Gambar 2.2. Cover Buku Europe on Five Dollars a Day
Buku panduan yang beredar saat ini biasanya menyajikan berbagai macam informasi, mulai dari pariwisata, anak-anak, buku panduan remaja sampai buku panduan gaya hidup termasuk buku panduat diet atau pola makan. Di dalam buku
panduan biasanya juga disertakan berbagai detil-detil tambahan serta tips yang berkaitan dengan topik buku tersebut. Selain buku panduan mengenai perjalanan wisata, saat itu belum banyak buku panduan yang mewarnai pasaran seperti saat ini.
Sedangkan buku panduan mengenai diet serta pola makan mulai bnayak berkembang di pasaran akhir-akhir ini. Tingginya rasa ingin tahu madyarakat akan pentingnya pola hidup sehat memicu produsen untuk memenuhi keinginan pasar akan buku genre ini. Tak heran, buku panduan self help menjadi salah satu daya tarik tersendiri dengan pangsa pasarnya sendiri. Namun, kurangnya perhatian akan desain dalam buku-buku panduan kesehatan dapat menjadi salah satu kendala orang ketika membeli buku kesehatan. Apalagi dalam buku panduan akan diet atau pola makan yang seharusnya lebih bersifat memotivasi, digantikan oleh detail informasi klinis yang kurang diminati serta menurunkan minat membaca dan motivasi seseorang dalam berdiet.
Desain cover dan penampakan buku dapat menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang mampu membuat seseorang membeli buku. Apalagi bagi kaum hawa, berdasarkan hasil wawancara secara tidak langsung, cukup banyak yang mengakui membeli buku karena tertarik pada sampul luarnya saja, apalagi ketika membeli buku bacaan yang bersifat fiktif atau ilmu pengetahuan.
2.2.3. Buku Detox Diet sebagai Buku Panduan
Sebagai salah satu teknik diet yang tengah populer saat ini, cukup masuk akal apabila tema detox diet diangkat dalam perancangan kali ini. Di tengah maraknya teknik diet serta perkembangan buku panduan yang ada di pasar, maka buku panduan dengan tinjauan secara komunikasi visual yang menarik dapat menjadi salah satu pilihan bacaan yang cukup diminati di kalangan pasar. Seperti dikutip di atas, bahwa rak-rak buku kesehatan menjadi salah satu yang cukup diminati para pengunjung toko buku serta, menarik sekali jika tersedia buku kesehatan yang juga menarik secara visual serta mampu memotivasi penggunanya karena sebagian besar penganut die yang notabene wanita memilih buku jika tertarik akan tampilan luar atau sampul bukunya.(Guiliano 20)
2.3. Tinjauan tentang Gambar 2.3.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar 2.3.1.1. Garis
Garis adalah "tanda" yang menghubungkan dua titik, yang mampu mengatur, mengarahkan, memisah atau memberikan sentuhan emosi didalamnya Sedangkan menurut Sunardi Purwosuwito (1) sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.Dalam dunia desain, garis terbagi menjadi dua kategori besar yaitu garis nyata dan garis semu.
Garis atau line merupakan suatu goresan, batas limit dart suatu benda, massa, mane, wawa, dan sebagainya. Terbentuknya garis merupakan gerakan dart suatu titik yang inembekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Uintuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan Bagi seni rupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya seni rupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan tarang dipergunakan.
Pentingnya garis sebagai elemen seni rupa sudah terlihal sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis sebagai media ekspresi seni rupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis untuk membentuk obyek-obyek ritual mereka. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti paku peninggalan bangsa Phoenicie (abad 12 - 10 SM) yang berupa goresan-goresan. Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merapakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk simbol yang memiliki pengertian khusus, sangat menunjang penggunaannya sebagai elemen simbol.
Potensi dari garis nyata adalah (Sanyoto 75-76):
• Dapat mengekspresikan gerak massa objek tertentu (ombak laut, padi tertiup angin, dll), yang luwes tanpa ada maksud untuk meniru sehingga memberi irama seperti gemulai, lembut, tajam, dan sebagainya yang dapat dirasakan
seperti nikmatnya musik.
• Mempunyai nilai ekspresi pribadi, yang apabila dikuasai suasana (mood), sentuhan (touch), clan alat (medium), garis dapat mantap, goyah, gelap. pucat, ataupun lemah gemulai yang dapat memberi emosi marah, ragu-ragu, sedih, gembira, dan lain-lain.
• Garis mempunyai kemampuan membentuk tekstur yang bersifat semu atau nyata.
• Garis dapat memberikan sugesti dalam menggaris batas (membuat kontur).
Dengan beberapa goresan saja, sebuah bentuk dapat dicapai, sehingga dikatakan garis merupakan ekonomis dalam seni.
• Garis memiliki kemampuan gelap terang (value) untuk arsir gambar.
• Garis mempunyai kemampuan menciptakan komunikasi seperti kode-kode, huruf-huruf, gambar grafik, gambar-gambar teknik, lambang-lambang, dan lain-lain.
Sedangkan garis semu terjadi dari rangkaian massa sangat penting dalam seni rupa, yang mana potensinya adalah sebagai berikut (Sanyoto 77):
• Untuk menyatukan atau menggerombolkan objek-objek pada suatu garis tertentu, sehingga berakibat tidak tercerai-berai (prinsip kesatuan/unity).
• Untuk menciptakan irama, dimana gerak-gerak garis semu dapat diciptakan menurut keinginan, sehingga dapat membentuk irama tertentu misalnya gemulai, tajam, atau keras (prinsip irama/rhythm).
• Untuk membimbing pandangan dari tempat satu ke tempat yang lainnya yang dipentingkan, sehingga mempermudah untuk dilihat.
• Untuk menentukan karakter karya seni dengan bentuk garis yang dibuat (misalnya Tugu Monas dibuat dengan garis vertikal yang mempunyai karakter megah, kuat, stabil, dan lain sebagainya).
Karakter garis merupakan Bahasa rupa dari unsur garis, naik untuk garis nyata ataupun garis semu. Adapun karakter dari garis adalah (Sanyoto 80-81):
• Garis Horisontal.
Garis horisontal atau garis mendatar air mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon tumbang, orang tidur/mati, dan benda lainnya yang panjang
mendatar mengesankan istirahat. Garis horisontal memberi karakter tenang (calm), damai, pasif, dan kaku. Garis horisontal melambangkan ketenangan, kedamaian dun kemantapan.
• Garis Vertikal
Garis vertikal atau garis tegak keatas mengasosiasikan benda-benda yang beruiri tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri, atau tugu yangmengesankan keadaan yang tidak bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau pengharapan. Garis vertikal memberikan karakter keseimbangan (stability), megah, kuat, tetapi statis, kaku. Garis vertikal melambangkan kestabilan/keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran, dan kemashyuran.
• Garis Diagonal
Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kin mengasosiasikan orang lari, kuda meloncat, atau pohon doyong yang mengesankan keadaan tidak seimbang dan menimbulkan gerakan seakan jatuh. Garis diagonal memberikan karakter gerakan (movement), gerak lari, meluncur, dinamik, tidak seimbang, gerak gesit, lincah, kenes dan menggetarkan. Garis diagonal melambangkan kedinamisan, kegesitan, kelincahan dan kekenesan.
• Garis Zig-zag
Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan gerakan naik turun secara cepat spontan yang merupakan gabungan dad garis-gafis vertikal dan diagonal yang memberi sugesti semangat dan gairah.
Karenanya diasosiasikan sebagai petir/kilat, letusan, retak-retak tembok yang mengesankan bahaya. Garis zig zag memberi karakter gairah (excited), semangat, bahaya, dan mengerikan. Garis zig zag melambangkan gerak semangat, kegairahan, dan bahaya.
• Garis Lengkung
Garis lengkung meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, lengkung busur, memberi kualitas mengapung seperti pelampung, mengasosiasikan gumpalan asap, buih sabun, balon, dan semacamnya. Garis lengkung memberi
karakter ringan, dinamis, dan kuat. Garis lengkung melambangkan kemegahan, kekuatan, dan kedinamikan.
• Garis Lengkung S
Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung keatas bersambung melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung
melengkung kekiri, yang merupakan gerakan indah sehingga garis ini disebut sebagai line of beauty yang merupakan garis terindah dari semua bentuk garis yang memberikan asosiasi gerakan ombak, padi/rumput yang tertiup angin, gerakan lincah seorang bocah dan semacamnya. Garis lengkung S memberi karakter indah, dinamis dan luwes. Garis lengkung melambangkan keindahan, kedinamisan, keluwesan.
• Garis-garis Berjajar
Garis-garis beijajar memberikan kesan lunak, lembut, rapi, dan tenting.
• Garis-garis Potong (saling memotong)
Susunan garis-garis saling memotong akin mengesankan keras, kontradiksi, pertentangan, kuat dan tajam. Salib adalah perpaduan garis vertikal dan horisontal yang melambangkan kekuatan hubungan manusia dengan Tuhannya.
2.3.1.2. Garis Kualitas Terang Gelap (Value)
Value dapat disebut juga sebagai tone, nada atau nuansa. Value adalah dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah brightness atau terang (warna). Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut sebagai suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek. Value adalah alat untuk mengukur derajat keterangan suatu warna yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value: tint, tone dan shade (Sanyoto 42).
Kegunaan dari value adalah (Sanyoto 47-48):
• Untuk mengubah cahaya yang mengenai objek/benda kedalam bentuk tiga dimensi semu atau mencuptakan sifat keruangan atau tiga dimensi semu. Value
terang (tint) untuk bagian yang terkena cahaya langsung, value sedang (tone) untuk bagian yang terkena cahaya normal, value gelap (shade) untuk bagian yang tidak terkena cahaya atau bagian bayangan.
• Untuk mencuptakan atau menilai karya seni dapat dilihat dari karakter value antara lain: value terang (tint) karakternya positif, bergairah, meriah, feminim, manis, ringan, namun ada kesan murung, value normal (tone) karakternya tegas, jujur, jantan, murni, terbuka dun terkesan galak, dan value gelap (shade) yang karakternya berat, datum, muram, mengerikan dan menakutkan.
Berbagai efek dari value antara lain (Sanyoto 49):
• Value yang saling berdekatan (close value) berkesan harmonis, lembut, tenang, sehingga cocok untuk hal-hal yang berkaitan dengan kenikmatan.
• Value yang saling berjauhan (contras value) berkesan kontras, menyolok, tajam, kuat, bergolak/bertentangan, sehingga cocok untuk warna dasar dan tulisan, untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepemudaan atau hal-hal yang bersifat kekerasan.
• Value terang (high value) memantulkan cahaya sehingga memperkuat warna yang diatasnya dan nampak memperbesar atau memperluas ukuran.
• Value gelap (dark value) menyerap cahaya sehingga memucatkan warna yang diatasnya dan terlihat mengurangi/memperkecil ukuran.
• Hitam dan putih mempunyai daya menyatukan warna-warna.
• Kontras tajam (high value-dark value) lebih menyolok daripada kontras hue, tetapi lebih harmonis daripada kontras hue, karena kontras value masingmasing tercampur warna netral hitam, abu-abu dan putih.
Ada tujuh tingkatan value, dengan warna paling terang pada value 8 berangsur-angsur makin gelap hingga value 2. Value 1 tidak digolongkan kedalam warna karena berwarna hitam pekat. Berdasarkan interval tangga value tersebut dapat diperoleh susunan (Sanyoto 49-50):
• Susunan warna dengan satu interval tangga value hasilnya monoton. static, tenang tapi ada kesan menjemukan.
• Susunan warna-warna dengan dua atau tiga interval tangga berdekatan hasilnya harmonis, enak dilihat berlama-lama.
• Menyusun warna-warna dengan dua interval tangga saling berjauhan hasilnya kontras, dinamik, tetapi bisa cepat melelahkan.
2.3.1.3. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar secara dwimatra yang dikenal adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Ketiga bentuk ini merupakan bentukan geometric dan bentukan organis (mengolah dari bentuk alam). Sedangkan bentuk secara trimatra dibedakan menjadi bentuk asal-(kubus, bola dan piramida dengan alas berbentuk bujursangkar) dan bentuk turunan (silinder, kerucut dan prisma segitiga).
Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu (Purwosuwito 1):
• Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
• Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, rnisalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
• Bentuk Nyata (Form) bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
2.3.1.4. Ruang (Space)
Bentuk menempati ruang. Ruang dapat tercipta karena adanya jarak. hau, cahaya/sinar, dan gerak. Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk 1ainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain (Purwosuwito, Sunardi 1). Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
Ruang dwimatra terdiri dari dua dimensi yaitu panjang dan lebar. sehingga
ruang dwimatra hanya mengenal arah horisontal, diagonal, dan vertikal.
Sedangkan ruang trimatra seringkali diartikan sebagai ruang berongga atau ruang yang sempurna, karena memiliki tiga dimensi; panjang, lebar, dan dalam/tebal.
2.3.1.5. Ukuran (Size)
Menurut Sunardi Purwosuwito (1), ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat diciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu. Ukuran dapat mempengaruhi bentuk ruang dan dapat membantu menibentuk ruang maya.
2.3.1.6. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya (Purwosuwito, Sunardi 1).
Tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indera peraba (ujung jari). Tekstur raba ini bersifat nyata, artinya dilihat nampak kasar, diraba pun juga nyata kasarnya. Sedangkan tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan melalui panca indra penglihatan. Tekstur lihat ini bersifat semu, artinya tekstur yang terlihat kasar namun apabila diraba ternyata halus.
3.1.1.7. Warna (Color)
Warna adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang.
Warm suatu benda tergantung kepada panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda tersebut terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantukan cahayaisinar terlihat hitam. Warna di lain pihak merupakan elemen yang bercahaya dari sebuah objek yang memiliki berbagai kualitas yang memberikan kesan volume dan kompleksitas objek.. Wama dihasilkan dari gelombang cahaya sejenis radiasi elektromagnetik yang terukur dengan satuan mikron. Warna-wama
yang dapat kita lihat berada antara 400-700 mikron namun ada juga warna-warna yang tidak terjangkau untuk dilihat karena panjang gelombangnya berada di luar jangkauan kita
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas (Purwosuwito, Sunardi 1).
Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substructive color) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik. Warna mampu memberikan pengaruh yang cepat dan impresi yang kuat. Ketika warna diaplikasikan apakah pada bentuk trimatra ataupun bentuk-bentuk grafis, warna menjadi bagian penting dalam penciptaan impresi pertama.
Dari pengertian warna di atas disimpulkan sebagai berikut:
• Warna adalah getaran gelombang yang tertentu dari sesuatu yang diterima oleh selaput jala mata retina
• Warna adalah getaran yang dipancarkan suatu benda, ada sinar yang mengenai benda dan langsung diterima oleh mata kita.
Menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah (Red), hijau (Green), biru (Blue), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), dalam komputer disebut model warna CMY. (Sanyoto, Sadjiman Ebdi 20)
Menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto terdapat lima klasifikasi warna yaitu:
• Warna Primer
Warna primer yaitu warna pokok yang digunakan untuk percampuran warna- warna yang lain. Warna ini terdiri dari biru, merah, dan kuning. Dalam percetakan warna pokoknya adalah CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, dan
Key/Black).
• Warna Sekunder
Warna sekunder yaitu warna jadian dari dua warna primer. Warna ini terdiri dari warna jingga/oranye, (percampuran warna merah dan kuning), ungu/violet (percampuran warna merah dan biru), dan hijau (percampuran warna biru dan kuning).
• Warna Intermediate
Warna intermediate yaitu warna perantara yang berada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Warna ini terdiri dari kuning hijau (sejenis moon green), kuning jingga (sejenis deep yellow), merah jingga (red/vermiilon), merah ungu (purple), biru violet (sejenis blue/indigo), dan biru hijau (sejenis sea green).
• Warna Tersier
Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dua warna sekunder. Warna ini terdiri dari warna coklat kuning (disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre atau olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau), coklat merah (disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena atau red brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu), dan coklat biru (disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu).
• Warna Kuarter
Warna kuarter atau warna keempat yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier. Warna ini terdiri dari coklat jingga atau jingga/oranye kuarter atau semacam brown (percampuran kuning tersier dengan merah tersier), coklat hijau atau hijau kuarter atau semacam moss green (pencampuran biru tersier dan kuning tersier), dan coklat ungu atau ungu/violet kuarter atau semacam deep purple (percampuran merah tersier dengan biru tersier).
Warna menurut aspeknya dibedakan menjadi delapan:
• Warna Panas
Warna yang mengacu pada warna merah pada tingkat kepekatan pada lingkaran warna. Merah merupakan warna yang kuat, agresif, dan mampu
menggetarkan ruang disekitarnya. Warna panas menonjol keluar dan mampu menarik perhatian. Kekuatan dari warna panas mempengaruhi manusia di segala cara, seperti menunjukkan tekanan darah yang tinggi, menunjukkan kekacauan pada suatu sistem.
• Warna Dingin
Warna yang mengacu pada warna biru. Warna dingin yang cerah mampu mendominasi dan kuat. Warna dingin mengingatkan pada es dan salju. Yang termasuk warna dingin adalah warna biru, hijau, biru kehijauan. Warna dingin berlawanan dengan warna panas, bila digambarkan seperti es dan api. Warna dingin bersifat tenang.
• Warna Hangat
Segala warna yang mengandung warna merah adalah warna hangat.
Penambahan warna dari kuning ke merah inilah yang membedakan secara jelas warna hangat dengan warna panas. Yang termasuk warna hangat adalah merah kejinggaan, jingga, kuning kejinggaan, yang selalu komposisinya berisikan campuran antara warna kuning dan merah.
• Warna Sejuk
Biru merupakan dasar dari warna sejuk. Warna ejuk berbeda dengan warna dingin, yang mendasari perbedaan tersebut adalah penambahan warna kuning dalam setiap komposisinya. Yang termasuk dalam warna sejuk adalah kuning kehijauan, hijau, dan biru kehijauan, dimana sering kita jumpai pada alam bebas. Warna sejuk bersifat ringan, tenang nyaman, dan santai.
• Warna Terang
Warna terang adalah warna termuda dalam warna, hampir transparan. Ketika kadar terang dinaikkan, variasi antara warna yang satu dengan warna yang lain menurun. Warna terang melambangkan kebersihan, istirahat, cairan.
• Warna Gelap
Warna gelap adalah warna yang dalam setiap komposisinya mengandung warna hitam. Warna hitam mampu menggambarkan kerapatan bidang dan membuat bidang tersebut semakin kecil. Warna gelap melambangkan kepekatan dan keseriusan. Warna terang berlawanan dengan warna gelap, bila
di aambarkan seperti siang dan malam.
• Warna Pucat/Tidak Cerah
Warna pucat adalah warna termuda dari yang paling muda. Warna pucat mengandung sedikitnya 65% warna putih dalam komposisinya. Warna pucat tersebut menunjukkan kelembutan, ketenangan, dan keromantisan. Yang termasuk dalam warna pucat adalah putih gading, biru terang, dan merah muda. Seringkali dipakai dalam interior.
• Warna Cerah
Warna cerah adalah sejumlah warna murni. Warna cerah tidak mengandung Marna abu-abu dan hitam. Yang termasuk warna cerah adalah warna biru, merah, kuning, dan jingga. Warna cerah melambangkan kekuatan, keaktifan, semangat, kegembiraan, dan mampu menarik perhatian. Warna cerah sangat sesuai untuk kemasan, busana, dan advertising.
2.4. Tinjauan Unsur Komposisi 2.4.1. Layout
Daya tarik utama dalam sebuah desain terletak pada komposisi atau layout-nya. Elemen-elemen grafis hendaknya ditata dengan komposisi yang baik agar sedap dipandang dan semua unsur yang terangkai tersebut akan membentuk sebuah kesatuan yang saling mendukung, menjalankan fungsinya masing-masing dalam desain tersebut. Adanya sebuah kesatuan dalam tata letak sebuah desain akan terlihat menyatu dan tidak berdiri sendiri, namun kesatuan disini bukan berarti keseragaman yang mana akan menimbulkan kesan monoton yang berdampak pada kebosanan. Kesan yang monoton ini bisa diperoleh dan tata letak yang kaku dan berulang. Oleh karenanya, sebuah tata letak yang baik hendaknya berirama, tahu kapan hams sepi dan kapan harus "berteriak".
a. Sejarah Layout
Komposisi beraneka ragam sejak ditemukannya kamera sehingga orang mulai berani melakukan manipulasi komposisi (Raynes 90). Hal ini dapat dilakukan dengan adanya permainan grid yang dapat digunakan sebagai garis Bantu dalam pengaturan komposisi. Umumnya pengaturan komposisis ini tetap memperhatikan elemen-elemen desain lain untuk menjaga keseimbangannya.
b. Perkembangan Layout
Kekuatan warna juga berpengaruh di dalam permainan komposisi, bahkan warna dapat memainkan peranan penting dalam suatu desain. Penggunaan warna gelap terang dapat menjadi sebuah permainan komposisi yang menarik dan menghasilkan layout yang menarik pula.
c. Jenis Layout
Jenis layout ditentukan juga oleh grid. Beberapa jenis grid layout, antara lain:
• Manuscript grid
• Column Grid
• Modular Grid
• Hierarchical Grid
2.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi
2.5.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik 2.5.1.1. Manual
Manual merupakan teknik gambar yang hanya dihasilkan dengan keterampilan tangan dan tidak mempergunakan alat bantu mesin. Penggunaan teknik ini menyebabkan kekhasan dan keunikan gaya masing-masing seniman atau ilustrator, terungkap di dalam gaya dan ciri khas goresan. Oleh karena itu, maka teknik manual dirasakan memiliki kelebihan dari segi nilai estetiknya bila dibandingkan dengan komputer.
2.5.1.2. Komputer Grafis
Komputer merupakan teknik gambar ilustrasi yang berbasis teknologi.
Dengan penggunaan komputer maka teknik manual secara perlahan tergeser oleh karena sifatnya yang serba otomatis dan terkontrol. Kelebihan komputerisasi yaitu pada kemampuannya untuk menghasilkan bentuk-bentuk desain yang canggih dan berlapis-lapis dalam waktu yang relatif singkat.
2.5.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
Gaya desain (graphic style) adalah suatu ragam hias atau model visualisasi karya visual atau grafis yang merujuk pada pola atau gaya tertentu sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Pada perkembangan masyarakat atau jaman selanjutnya, gaya desain atau visualisasi menjadi titik acuan dan wacana untuk menciptakan gaya berikutnya. Munculnya gaya desain dipengaruhi beberapa hal seperti:
• Revolusi Industri memunculkan pemikiran mendukung teknologi dan eksplorasi rasio manusia (Futurism, Konstruktivism, Bauhaus, Vorticism, De Stijl, Streamline, Simplicity dan lain sebagainya). Pada perkembangan berikutnya dengan eksplorasi teknologi industri muncul gaya desain baru.
• Menolak Revolusi Industri karena dampaknya merugikan, dengan cara mencari gagasan baru yang berbeda (post-strukturalis, ekspresif, berbeda yang lama) dan mencari makna baru dengan romantisme masa lalu/ nostalgia (Eklektik, Art Nouveau, Art and Craft, Revival, Retro, dan lain sebagainya).
Gambar ilustrasi yang dipakai dalam buku panduan bisa bermacam-macam.
Menurut Bing Bedjo Tanudjaja (174) dalam jurnal Nirmana berdasarkan coraknya, macam-macam style/gaya pada ilustrasi dapat dibedakan menjadi:
1. Corak ilustrasi realistis, yaitu ilustrasi yang menggambarkan secara nyata obyek yang ditangkap oleh indra penglihatan, serta menggambarkan secara nyata cerita isi suatu naskah yang disertainya.
2. Corak ilustrasi dekoratif, yaitu ilustrasi yang bentuk-bentuk visualnya terletak pada permainan unsur-unsur garis, bidanga warna, dan komposisi yang dalam hasil,keseluruhannya tetap bersifat datar (flat).
3. Corak ilustrasi kartunal, yaitu ilustrasi yang menggunakan bentuk-bentuk jenaka atau bentuk-bentuk realis yang mengalami perubahan atau distorsi.
4. Corak ilustrasi ekspresionistis, yaitu corak ilustrasi yang mengutamakan kebebasan berekspresi dalam membuat karya ilustrasi, dari sifat bebas tersebut, maka menimbulkan objek-objek bebas pula.
5. Corak ilustrasi surealistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan khayalan atau mimpi, tidak jelas batas antara kenyataan dan angan-angan.
6. Corak ilustrasi absurd, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan wujud-
wujud yang tidak masuk akal atau aneh untuk kepentingan naskah yang disertainya.
Gaya gambar ilustrasi dalam perancangan buku panduan ini dapat digolongkan dalam corak ilustrasi ekspresionistik berdasarkat criteria penggolongan jenis ilustrasi yang dijabarkan di atas. Hal ini dapat dilihat dari teknik goresan serta gambar ilustrasi yang bebas dalam penggambaran objeknya.
Dengan penggunaan teknik ilustrasi ekspresionistik, objek yang digambarkan tidak terkesan kaku karena objek yang hadir berfungsi sebagai pelengkap informasi yang bersifat menghibur bukan bersifat teknis yang berusaha memaparkan kedetilan informasi.
Diharapkan dengan penggunaan teknik ini, ilustrasi yang hadir dapat terkesan santai, ringan, serta mendukung keindahan desain editorial buku panduan ini.
2.6. Tinjauan Gaya Desain
Gaya desain (graphic style) adalah suatu ragam/ visualisasi karya visual/grafis yang merujuk pada pola atau gaya tertentu sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Sejarah dan perkembangan masyarakat wacana dan konseptual yang mendasari desain, sumber ide/inspirasi bagi munculnya gaya desain yang akan datang. Mempelajari suatu gaya desain bukan hanya dengan melihat visualisasinya saja, melainkan konsep, tokoh serta masyarakat penikmat dan fenomena jaman, kecenderungan, pemikiran, serta wacana yang mendasarinya. Suatu cara yang lazim dipakai untuk mengkaji atau meneliti karya desain adalah dengan cara holistik, yakni keseluruhan yang melingkupi 3 aspek, yakni: pencipta, penikmat, serta hasil karya itu sendiri. Kalau hanya mengkaji dari salah satu atau bahkan hanya dari aspek visual saja, niscaya tidak akan memahami gaya desain secara tepat dan baik. Pada perkembangan masyarakat/jaman selanjutnya, gaya desain/visualisasi menjadi titik acuan/pijakan /wacana untuk menciptakan gaya berikutnya.
2.6.1. Sejarah Gaya Desain
Revolusi Industri di Inggris ketika prinsip kerja mesin uap disempurnakan oleh James Watt 1769. Pada Pameran internasional I 1851 (Jaman Ratu Victoria)
di London timbul reaksi menolak kehadiran mesin karena dianggap menciptakan dehumanisasi. Muncul gerakan romantik yang berdasarkan pada perasaan serta kemuliaan dari hak individu mengungkapkan pikiran dalam karya. Filsuf Hegel mengatakan bahwa seni dapat sembuhkan keresahan manusia akibat tekanan alam atau lingkungannya. Gerakan romantik yang paling menonjol adalah Art and Craft Movement dan Art Nouveau sebagai reaksi modernisme. Namun di Jerman malah muncul gerakan werkbund yang mendukung industrialisasi yang mendukung serikat kerja.
Selanjutnya muncul berbagai macam gaya desain dengan berbagai perkembangannya yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
• Art and Craft Movement
Gerakan yang berusaha menghidupkan kembali ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya sebagai penolakan industri yang menggunakan mesin.
John Ruskin dan William Morris 1888 mendirikan bengkel untuk memproduksi logam, furnitur, tektil, barang cetakan dengan gaya Gothic dan oriental yang menghasilkan barang indah, mengutamakan kepuasan seniman dalam berkarya serta harga terjangkau. Namun kenyataannya yang menjangkau hanyalah kaum kaya di Inggris saja.
• Winner Werkstatte
Dipengaruhi oleh gaya desain Art and Craft di Inggris, Winner Werkstatte berdiri di Austria 1903 oleh Josef Hoffmann, Koloman Moser dan Fritz Warndofer. Yang unik adalah setiap produk dari bengkel Wienner Werkstatte selalu ada merk dagang dan cap seperti ‘vw’
• Art Nouveau
Art Niuveau berarti ‘seni baru’. Art Nouveau adalah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan (flora) yang meliuk-liuk. Muncul di Eropa dan Amerika 1819 hingga 1914.
Masih merupakan reaksi terhadap industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap menghilangkan sifat manusiawi dalam produksi barang kebutuhan manusia, shg seringkali malah tampil berlebihan dan menekankan sifat emosional
Nama Art Nouveau mula-mula dipakai pada sebuah toko di Paris 1895 oleh Siegfried Bing.
Aliran Art Nouveau di Eropa menggunakan beberapa nama:
• Jugenstil (youth style) di Jerman dari majalah Die Jugend.
• Vinna Secession di Austria
• Stile Liberty di Italia
• Modernista di Spanyol
• Glassgow School di Inggris
Tokoh Art Nouveau, antara lain:
• Charles Rennie Mackintosh (Inggris)
• Henry Van de Velde (Austria)
• Antoni Gaudi (Spanyol)
Gaya Art Nouveau mula-mula sebagai karya seni popular yang dapat dinikmati orang kebanyakan, namun kenyataannya lebih banyak diterapkan pada seni dan barang untuk konsumsi orang kaya.
Gaya Art Nouveau juga mendapat pengaruh dari seni rupa Jepang. Hal ini tampak pada lukisan Gunung Fuji oleh Katsushika Hokusai (1760-1849). Juga dipengaruhi oleh seni rupa India, dimana wayang kulit yang kita kenal juga menggunakan ornamen hias dan ukir ala Art Nouveau.
• Glasgow School
Didirikan Charles Rennie Mackintosh, Margaret, Frances Macdonald dan George Walton. Mereka murid William Moris namun karyanya tidak diakui sebagai karya Art and Craft karena tidak mementingkan keahlian dan ketrampilan tangan yang tinggi. Mackintosh dianggap sebagai desainer Art Nouveau Eropa.
• Ekspresionisme
Berasal dari kata ekspresi/spontan, dimulai pada tahun 1900-1906 ketika Van Gogh dengan warna-warni yang berani, Gaugin dengan distorsi orang besar dan gemuk dan Paul Cezanne dengan kebebasan pada karyanya. Pelopor Ekspresionisme adalah Eduard Munch (1863-1944) dari Norwegia dengan karya berjudul ‘The Scream’.
Arti harafiah Ekspresionisme adalah ‘binatang buas’. Ekspresionisme menjadi aliran avant-garde pertama abad ke-20. Tema utama berkisar masalah kematian, kesakitan, dan dorongan seksual. Sejalan dengan teori psikoanalisa Sigmund Freud (perilaku dewasa adalah dorongan bawah sadar pengalaman yang terbentuk dari masa kecilnya).
Di Prancis, ditampilkan oleh kelompok seniman Fauvisme, di Jerman ditampilkan oleh seniman Fauvisme, Die Brucke, Blaue Reiter, dan Neue Sachlichkeit, Die Brucke, Blaue Reiter, dan Neue Sachlichkeit menjadi cikal bakal Ekspresionisme.
Menurut Wassily Kandisky ada 3 sumber inspirasi bagi lahirnya lukisan:
1. Impresi, kesan dari luar diri si seniman
2. Improvisasi, ekspresi yang spontan dan spiritual sifatnya,
3. Komposisi, ekspresi dari perasaan yang timbul belakangan dan secara sadar, sekalipun tetap memakai perasaan dan tidak rasional.
Ekspresionisme diperlihatkan juga oleh seniman-seniman golongan Fauvisme dengan cirinya mengandalkan kebebasan warna, dengan mendobrak aturan-aturan alam yang ada, seperti pada lukisan Henry Mattise.
Kebebasan ekspresionisme dari sisi bentuk tampak pada Kubisme, yang diusung oleh Pablo Picasso dengan menghilangkan sudut pandang perspektif satu titik hilang, diganti dengan berbagai sudat pandang. Kubisme dan Picasso mencari definisi sendiri menentang konsep-konsep awam yang ada, misalnya wanita cantik, di gambarkan Picasso justeru jauh dari cantik.
‘Kebebasan’ pada Ekspresionisme makin menjadi dengan munculnya Dadaisme yang menolak semua hukum-hukum, keindahan, yang didalamnya termasuk bentuk dan warna, sebagai protes nilai-nilai yang runyam karena Perang Dunia I.
• Futurisme
Aliran seni di Italia yang didirikan oleh Filippo Marinetti. Gerakan ini diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke-20.
Tipografi dalam futurisme berkembang menjadi media ekspresi dalam desain, bukan makna tapi juga bentuknya, divisualkan dengan puisi yang memakai bentuk-bentuk tipografi sebagai ungkapan perasaan yang mendukung karya puisi tersebut.
• Konstruktivisme
Tokohnya El Lisstzky yang mengatakan konstruktivisme adalah pelopor avant garde seni di Rusia. Seni harus dinikmati semua kelas secara merata.
Konstruktivisme adalah seni resmi untuk pemerintahan Bolshevik di Rusia.
Berkembang tahun 1914-1920, merupakan pengaruh Kubisme yang berkembang di Rusia. Estetika konstruktivisme berkaitan dengan bentuk/bidang geometris kinetik sebagai cerminan jaman modern yang dikuasai mesin. Awalnya hanya mengekplorasi bentuk geometris saja, namun karena pesan menjadi kurang efektif dan efisien maka dipakailah sosok dan figur manusia, sehingga dikenal dengan istilah Sosial Realisme.
Konstruktivisme menjadi seni propaganda komunis Soviet, sarat dengan muatan-muatan kampanye pemerintahan baru pasca Revolusi Bolshevik.
Konstruktivisme yang lahir dan terpengaruh oleh ekspresionisme ini kemudian berkembang lagi menjadi Produktivisme yang lebih memvisualkan daya guna pada masyarakat/sosial dibandingkan menjadi alat propaganda kepentingan pemerintah Soviet.
Konstruktivisme banyak mempengaruhi desain grafis ketika seniman- seniman aliran ini mengajar di sekolah Bauhaus, Republik Weimar (sekarang Jerman). El Lissitzky banyak bereksperimen dengan fotogram (memotret tanpa kamera, namun dengan kertas foto dan cahaya di kamar gelap)
Karya yang terkenal adalah ‘Beat The White With the Red Wedge’ oleh Lissitzky yang kemudian dipakai oleh Lenin sebagai poster propaganda Revolusi Bolshevik.
Gambar 3.1. Beat the White with the Red Wedge karya Lissitzky
• De Stijl (Holland Modernism)
De Stijl adalah nama majalah seni Belanda (1917-1931). Tokohnya Piet Mondrian. Ciri-cinya antara lain: tidak representasional, tidak ilustratif ataupun naratif. Menggunakan bentuk-bentuk geometris, dengan konstruksi yang sangat teknis. Merupakan perkembangan dari aliran konstruktivism.
Mondrian awalnya dipengaruhi oleh kubisme Picasso, namun ia menghilangkan berbagai garis lengkung dan hanya menyisakan garis vertikal dan horisontal. Gaya ini disebut Neo Plastisisme.
Neo Plastisisme adalah bagian dari De Stijl yang menekankan kelenturan bidang dengan memanfaatkan garis vertikal-horisontal dan warna biru-merah- kuning-hitam-putih. Karyanya yang terkenal adalah Compasition with Red, Yellow, Blue and Black Composition (1921).
• Bauhaus (Germany Modernism)
Berdiri 1919 di Weimar (Jerman), berasal dari Bauen (to build) dan Haus (house). Oleh Walter Gropius. Gropius, Otto Dix, Max Beckman tadinya bergabung dalam gerakan German Werbund yang mendukung perang sebagai solusi unjuk kekuatan Jerman. Namun setelah itu mereka menerbitkan petisi anti- perang, yang menyatakan bahwa kaum intelektual harus melakukan perpindahan dari perang fisik menuju pertempuran budaya. Gropius kemudian mereformasi sistem German Werkbund menjadi sistem pendidikan yang disebut ‘Staatliches Bauhaus-Weimar’
Bauhaus adalah sistem sekolah yang menggabungkan seni terapan, yakni arsitektur, seni, desain, dan kriya sebagai satu kesatuan bersama teknologi.
Konsepnya adalah industrialisasi hanya dapat diterima melalui kemampuan seni dan ide yang cemerlang.
Bauhaus adalah upaya membangun Jerman akibat perang dengan meningkatkan mutu desain di era industri dengan harga yang murah. Van der Rohe yang terkenal dengan konsep ‘Less Is More’ dikemudian hari.
Huruf Universal yang diciptakan Herbert Bayer (1925)
Ide-ide baru diberikan oleh Paul Klee dan Vassilly Kandinsky yang mengajar Bauhaus tahun 1920-1921. Klee menerapkan senirupa modern dengan
seni primitif dalam komunikasi visual. Kandinsky memakai konsep bahwa warna dan bentuk memiliki nilai-nilai spiritual dan makna tersendiri. Johannes Itten menerapkan metode kursus yang sampai sekarang masih dipakai pada pendidikan tinggi desain.
Bauhaus dibubarkan oleh Hitler (1933) karena terlalu universal dan kurang nasionalis serta dituduh komunis Bolshevik. Para desainer beremigrasi ke Amerika antara lain Lazlo Moholy-Nagy yang menciptakan “New Typography”.
Para desainer eks-Bauhaus mencoba mendirikan kembali Bauhaus di Amerika, namun tidak bertahan lama. Jasa Bauhaus yang terbesar bagi dunia adalah menciptakan metode pendidikan senirupa, desain, kriya dan arsitektur yang terpadu, dan memberi bentuk yang jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern, yang kemudian terkenal dengan ‘international style’.
• New Typography
Tokohnya adalah Lazlo Moholy-Nagy yang membuat eksplorasi tipografi pada karyanya, sebab tipografi adalah alat komunikasi yang kuat dari bentuknya.
Untuk itu clarity, dan legibility sangat penting.
Tokoh yang lain adalah Jan Tschichold yang terkenal dengan buku tentang dasar- dasar desain tipografi. Beberapa pemikiran yang diaplikasikan pada karyanya adalah: susunan huruf asimetris, Variasi ukuran dan ketebalan pada stroke, dengan susunan desain vertikal/horisontal. Pada awalnya aplikasi International Style mendapat kritik tajam dari desainer Amerika yang menggunakan gaya tradisional yang lebih ‘lentur’.
• International Style
Gaya ini seringkali memanfaatkan teknik fotomontage yang dikembangkan El Lissitzky, sehingga berkesan nyata, menggunakan huruf sanserif, dan italic sehingga berkesan modern sesuai standar khas international style.
• Art Deco
Berasal dari Paris Exposition des Art Decoratifs et Industries 1925 di Perancis. Art Deco tidak dianggap sebagai aliran, namun hanya gaya atau kecenderungan dalam desain. Kehebatan mesin, transportasi, pesawat terbang,
kapal, industri otomotif menajdi inspirasi gaya ini. Art Deco dipengaruhi oleh Kubisme dan Fauvisme serta gaya Mesir dan Indian Aztec
Gaya ini banyak diaplikasikan pada desain grafis, arsitektur, produk industri, furnitur. Jika kaum modernis ‘ngotot’ pada fungsionalisme dan formalisme, maka Art Deco tampil mewah, dan selera kelas atas.
Art deco banyak menggunakan bahan-bahan mahal, dan sedikit ornamen hias. Ornamen yang digunakan lebih beraturan dan menggunakan garis-garis lurus atau persegi (rectilinear). Art Deco adalah kecenderungan murni gaya tanpa ideologi apapun. Di Perancis perkembangan Art Deco dipengaruhi oleh dunia mode.
Art deco banyak menggunakan gradasi warna yang halus, efek kilau atau lengkungan logam. Art Deco tak selalu berhubungan dengan kemewahan, namun menggunakan bahan sederhana untuk menampilkan kesan mewah.
Art Deco untuk arsitektur di Amerika justeru dipakai untuk menekan biaya produksi. Di Amerika disebut ‘Gaya Odeon’ sebab banyak diaplikasikan pada gedung bioskop jaringan Odeon di Amerika.
Art Deco di Jerman mengasimilasikan gaya Bauhaus dengan bentuk- bentuk ekspresif, dan digunakan untuk menampilkan kesan futuristik.
Art Deco di Swiss adalah percampuran gaya Art Deco Perancis yang romantis dengan Art Deco Jerman.
Bila New Typographie menekankan fungsi dengan bentuknya, maka Art Deco adalah mementingkan kebebasan, anarkis, dan suasana karnaval. Menurut Tollmer (desainer Art Deco, Perancis)….layout Art Deco harus bebas dari segala aturan. Untuk kombinasi yang paling bervariasi, buanglah susunan elemen pada sumbu vertikal horisontal. Gunakan komposisi miring (oblique) atau lengkungan.
Hal ini mencerminkan periklanan modern.
Prinsip diatas kemudian menimbulkan wacana baru aplikasi periklanan tentang bentuk yang mengikuti aerodinamika dan hidrodinamika. Desain produk teknologi harus dapat mengurangi hambatan udara dan angin.
Sehingga desain badan pesawat dan mobil harus memiliki garis dan bentuk ramping dan lurus sehingga disebut streamline. Namun karena semangat
‘menghias’ dari Art Deco, maka penerapan streamline hanyalah alasan dekoratif
saja, sebab hanya diterapkan pada benda yang sesungguhnya tidak membutuhkan pengurangan hambatan udara/air. Di Indonesia contohnya Logo Gudang Garam
• Streamline
Streamline digunakan pada desain alat rumah tangga yang tak berhubungan dengan hambatan karena alasan agar tampak moderen pada kesan visualnya. Bahkan di Amerika dianggap sebagai a symbol of modernity, dan diterima sebagai ‘The American machine style’. Walau pada masa depresi sekalipun (1930-an) para desainer spt Henry Dreyfuss, Raymond Loewy, dan Norman Bell Geddes mempunyai konsep estetika relatif, yakni bahwa desain sebuah barang hanya berlaku pada masa tertentu dan untuk kebutuhan tertentu saja. Akibatnya usia produk/desain menjadi makin cepat, karena cepat usang.
• International Style
Dunia periklanan ikut andil menciptakan relativitas dan pola konsumtif, sehingga di Amerika pada tahun 1930-1960 disebut sebagai consumer age. Walau sama-sama universal dan bermuara pada konsumen, gaya Streamline berbeda dengan gaya Bauhaus yang international style.
Streamline cenderung pada nilai estetis yang sementara/sesaat, yang cenderung cepat berubah sesuai dengan perkembangan jaman, sedangkan International Style cenderung pada konsep ‘standard of excellence’ yakni nilai- nilai yang abadi dan universal.
Alternatif kedua kutub gaya tadi adalah gaya desain Skandinavia (Finlandia, Norwegia, Swedia) yang mana kuat pada craft (kriya) dan seni tradisional. Didukung hasil hutan dan menjunjung tinggi konsep kedaerahan yang diterapkan pada desain mebel, dan keramik. Ciri desain Skandinavia adalah curvilinear dan ergonomis karena memanfaatkan juga sisi kebutuhan psikologis manusia pada konsep desain modern (ergonomis, indah, dan efisien. Desain Skandinavia juga berharga murah dan bersifat masal. Desainer yang terkenal adalah Alvar Aalto, Paimio, Bruno Mathson.
• International Typographic Style
Gaya ini disebut juga gaya Swiss, karena berkembang dari sana hingga Jerman seusai PD II. Gaya ini sangat kuat pengaruhnya bahkan hingga kini. Gaya
Tipografi Internasional ini sering dikaitkan dengan Konstruktivisme, De Stijl, Bauhaus, dan New Typography.
Ciri gaya ini adalah letak yang asimetris, sistem grid yang berdasarkan psikologi persepsi, harmonisasi penyusunan huruf, san serif (Helvetica dan Futura) disusun justify, kolom teks yang sempit untuk melegakan mata, mengutamakan foto bukan gambar sebagai konsep ‘lebih faktual’. Pemecahan masalah desain mengacu pada objektivitas, keilmuan dan universal.
Tokohnya Max Bill yang juga ikut menyusun kurikulum Institut Desain Ulm Jerman tahun 1950. Tokoh yang lain adalah Emil Ruder, dan Armin Hoffman. Gaya ini mengilhami desain corporate identity di Amerika Serikat, terutama pada komposisi yang berkesan geometris.
• New York School
Berkembang tahun 1960 di AS, tokohnya Paul Rand, yang mengekplorasi pesan dan divisualkan melalui simbol-simbol, sehingga pesan biasa menjadi unik.
Karyanya “No Way Out” (1950), Saul Bass mendisain poster film “The Man With The Golden Arm” (1955).
Di bidang tipografi, aliran ini berhasil memanfaatkan huruf sebagai sebuah ilustrasi dan logo yang menarik. Identitas perusahaan mengalami kemajuan pesat setelah Peter Behrens mendesain sistem tanda bagi AEG (perusahaan elektronika di AS). Logo menjadi sistem tanda dan sistem pembangun citra dalam ingatan konsumen. Prinsipnya ‘Good Design is good business’
Pada perkembangan selanjutnya muncul logo-logo yang hebat dan terkenal sampai sekarang. Misalnya Giovanni Pintori perancang Olivetti, William Golden merancang CBS, Paul Rand mendesain logo ABC, IBM (1956 lalu disempurnakan 1975). Saul Bass perancang logo AT&T. Lance Wyman pendesain Olympiade Mexico 1968, Roger Cook & Don Shanosky mendesain Sistem Tanda Departemen Transportasi AS, Otl Aicher untuk Olympiade Munchen 1972.
Periklanan pada jaman ini berkembang pesat dengan pendekatan baru yang memakai simbolisasi. Contoh iklan VW Beetle oleh Jim Brown, Helmut Krone, dan Bernbach yang memakai simbol think small, lalu ugly but got you
there yang divisualkan dengan alat pendarat bulan yang berkesan jelek pada Apollo 11.
Iklan VW memakai pendekatan simbolisasi ‘Irit dan awet’ untuk melawan mobil produksi Amerika yang ukurannya besar, dan boros bahan bakar. VW mengatakan bahwa bentuk tak perlu berubah, namun penyempurnaan mesin yang selalu berubah lebih baik.
• Post-Modern
Gaya desain post-modern timbul karena beberapa hal, antara lain: Kritik terhadap modernisme, menolak gaya hidup mapan generasi tua, sikap kritis yang mendukung paham/ isu-isu dunia ketiga, dan mengakomodir individu yang terkikis akibat budaya masal.
• Dada
Aliran seni anti estetis dan anti art yang berkembang di Swiss. Cenderung absurd dan nihilis. Dada berarti ‘kuda kayu mainan’ oleh Hugo Ball, Tristan Tzara dipakai sebagai sikap protes terhadap perang dunia pertama yang bikin manusia menderita. Mereka bilang bencana perang disebabkan oleh sikap pengagungan berlebih terhadap logika dan rasionalisme. Sehingga harus diatasi dengan cara chaos, anarki politik, emosi alamiah, intuisi dan sikap irrasional.
Di New York, Dada dikembangkan oleh Marchel Duchamp yang mengirim sebuah kloset urinoir pada sebuah pameran, ketika nilai-nilai seni dilembagakan oleh kekuasaan dan dikomersialkan oleh pemilik galeri. Dada dianggap sebagai penemu montage fotografi. Di Jerman Dada menjadi media protes terhadap hegemoni militerisme dan protes anti media pers.
• Pop Art
Muncul karena protes terhadap International Style dan fungsionalisme yang menggugat desain yang punya nilai estetik selamanya sementara barang yang diproduksi memakai pendekatan relatif. Menurut mereka estetika barang konsumtif harus berangkat dari budaya populer. Kata populer berasal dari Yunani yang artinya ‘populis’ (rakyat). Aliran ini mendukung media massa yang populer spt Koran, iklan, televisi, komik, supermarket. Pop Art marak di Amerika dan Inggris dengan tokohnya Andy Warhol, Roy Lichenstein dan di Inggris David
Hockney. Teknik reproduksi Pop Art menghalalkan peng-gandaan secara manual (silk-screen) ataupun mekanis (fotokopi)
Di Jepang, Pop Art dipakai dalam poster pementasan kelompok teater bawah tanah Kashimaki Oshen (1966) dengan menggunakan visualisasi yang campur aduk antara ragam tradisional dan gaya komik, sebagai pemberontakan terhadap estetika modern yang ‘rapi dan bersih’.
Pop Art sering juga disebut sebagai popular culture yang disebut ‘budaya rendah’ karena lebih mengedepankan hiburan, komersial dan selera masyarakat awam yang tak perlu intelektual tinggi. Hal ini berlawanan dengan konsep high culture yang kelas atas, berintelektual tinggi dan berpemikiran idealis.
• Revivalism
Di Amerika, desain Pop Art dipakai sebagai upaya mengangkat lagi unsur- unsur tradisional Amerika atau idiom-idiom dalam koran dan komik, seperti pemakaian teknik warna blok datar, outline pada komik, dan foto montase.
Yang berkaitan dengan seni tradisional adalah: tipe huruf, ornamen tradisional, dan mengangkat kembali Art Deco, Art Nouveau. Gaya ini disebut Revivalism. Dampak Pop Art adalah maraknya memakai poster sebagai media ekspresi dari gerakan protes (hak asasi, lingkungan hidup, anti perang Vietnam, cinta damai, pembela hak wanita. Karena media poster dan aplikasinya yang seperti itu maka masyarakat awam memberi stigma media ini dengan anti kemapanan, musik rock, obat-obat psikotropika, lalu muncullah gaya yang disebut Psychadelic Art.
• Psychadelic Art
Gaya Psychadelic ini sering dikaitkan dengan gaya poster seperti orang kecanduan obat. Para pedesainnya otodidak dan klien mereka adalah group rock dan promotor tari.
Tarian dan musik bersuara keras menggunakan teknik pencahayaan berkilau dan warna-warni yang dipantulkan/disiramkan ke seluruh panggung dan penyanyinya.
Ciri khas poster Pop Art Psychadelic ini adalah: warna-warna terang, cerah dan kombinasi warna-warna komplementernya hijau-merah, ungu dengan oranye, menggunakan garis lengkung dan lentur yang membuat gambar menjadi
tidak realis dan tidak jelas. Tipografi dibuat melengkung-lengkung berirama hingga sulit terbaca. foto dibuat high contrast, menggunakan warna komplementer. Ketidakpercayaan pada modernisme kemudian menyatu dengan perkembangan teknologi informasi yang makin pesat, sehingga munculah wacana majemuk, global village. Pada desain grafis menghasilkan eforia dan kegegap- gempitaan kemajuan teknologi repro-grafika-digital.
Beberapa konsep berkaitan dengan global-village adalah:
• Eklektisme
Eklektisme adalah upaya atau pemikiran untuk menggabungkan nilai dan unsur lama dengan unsur baru, tradisional dgn lokal. Eklektik Eropa adalah mengangkat kembali gaya klasik Yunani, untuk Indonesia dapat berarti mengangkat dan memadukan unsur tradisional Jawa, Sumatera, Bali, dan lain- lain.
• Dekonstruksi
Modernisme percaya pada keteraturan, formalitas yang rasional, maka posmodern menolak semua itu dengan memunculkan konsep dekonstruksi.
Namun sebagian pemikir posmodern percaya bahwa modernisme dapat diperbaiki sebagian demi sebagian tanpa harus menolak dan menciptakan dekonstruksi.
Estetika posmodern disamping munculnya kembali penghargaan pada nilai-nilai manusiawi, kemampuan teknologi, sentuhan ekspresif dalam desain dan kriya.
Hilangnya batas seni dan kehidupan. Banyak karya seni ditampilkan diruang-ruang publik, trotoar, tembok jalan, eksperimental seni, seni kejadian, konsepsi, intalasi, dan lain-lain. Hilangnya batas seni budaya tinggi dan budaya pop. Karya seni yang baik tidak harus di galeri dan dengan kurasi yang ketat tapi dapat dihasilkan seniman jalanan/tradisional yang otodidak. Maka muncul istilah
‘Kitsch’ yang dianggap tanpa nilai estetika, hanya tujuannya tampil menarik berdasarkan kriteria umum yang paling ‘rendah’. Seni model kitsch muncul didalam karya grafiti, ekspresif dan tak diketahui siapa yang menggambar.
Bahkan upaya menggambar diam-diam juga bagian dari proses kesenian mereka.
• Punk
Metafora dan makna alternatif. Kalau pada karya mopdernisme cenderung dibuat agar bermakna tunggal, maka dalam posmodern muncul kembali pengkajian semiotika untuk ‘menafsirkan’ seni agar mengakomodir nilai-nilai kemanusiaan (keberbedaan yang melekat dalam diri manusia).
Dalam desain grafis, posmodern erat kaitannya dengan kecenderungan musik, teknologi komputer dan elektronika. Secara garis besar, desain posmodern terbagi menjadi dua gaya, yaitu Punk dan New Wave.
Pengelompokan gaya yang termasuk Punk ataukah New Wave menjadi sulit, sebab para desainer cenderung mengakomodir keduanya, tergantung tujuannya. Punk muncul pertama kali di Inggris, karya-karyanya cenderung memberontak untuk menciptakan kejutan. Menggunakan gaya kolase dari gambar-gambar yang telah terpakai, robekan kolase sering membawa kesan berani dan kasar walau tetap ada yang menggunakan komputer. Tokohnya adalah Jamie Reid (desainer sampul album kelompok Sex Pistol), Nevile Brody, David Carson, Gert Dumbar, dan Studio Grapus.
• New Wave
Gaya desain ini masih menggunakan unsur/teknik desain Swiss modern.
Bedanya dengan Punk adalah masih mementingkan unsur keterbacaan disamping estetis dan teknik komputer. Berkembang di Amerika dan Eropa dengan tiadanya perbedaan mendasar pada karya-karyanya. Tokohnya Wolfgang Weingart, Odermatt dan Tissi di Eropa, sedang di Amerika ada Greiman.
• Alchimia
Desain posmodern terutama dipelopori oleh desainer yang tergabung dalam studio Alchimia di Italia dengan tokohnya Alessandro Mendini. Alchimia menggunakan banyak ketrampilan tangan dan warna serta bentuk dekoratif ataupun simbol-simbol masa lalu dalam desainnya.
• Memphis
Tahun 1980 Ettore Sottsass, JR desainer Alchimia memisahkan diri dan membentuk kelompok desain Memphis dengan aplikasi di furniture,perlengkapan