• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN METODE LEAST SQUARE DALAM MEMPERKIRAKAN PENDAPATAN PADA HOME INDUSTRI BATIK MADURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN METODE LEAST SQUARE DALAM MEMPERKIRAKAN PENDAPATAN PADA HOME INDUSTRI BATIK MADURA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN METODE LEAST SQUARE DALAM MEMPERKIRAKAN PENDAPATAN PADA HOME

INDUSTRI BATIK MADURA

Halimatus Sakdiyah

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Email : hsfeuim@yahoo.co.id

Abstract

This study uses descriptive quantitative analysis to forecast using Least Square method.

Budget forecasting sales results Madura batik cloth primis type of product B is always increasing. The estimation results of the sales volume in 2013 amounted to 2,196 pieces, with a selling price of Rp. 73410.00 while revenue increased to Rp. 161,208,360.00. The conclusion of this study is that the sales budget planning by the least squares method can estimate the Madurese batik home industry revenue in the next year with the effective and efficient and can be used as guidelines for the management to run its business activities in the future.

Keywords: Sales Budget, Least Square method, and Revenue Estimates

PENDAHULUAN

Bisnis batik merupakan peluang usaha home industri batik di Madura yang menjanjikan keuntungan besar. Batik Madura tidak hanya dipandang sebagai produk garmen tetapi juga karya seni. Hal ini menyebabkan terjadi disparitas harga yang seringkali berbeda jauh antara penjual satu dengan lainnya. Harga batik ditentukan

dari berbagai faktor, antara lain bahan kain, jenis motif, proses pembuatan dan bahan pewarna yang dipakai. Dengan dicanangkannya hari batik nasional pada tanggal 1 Oktober dan pengakuan badan dunia UNESCO atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tentunya membuka peluang bisnis baru yang memiliki prospek cerah di masa yang akan datang sehingga

(2)

tidak mengherankan bila penjualan kain batik madura omzetnya terus meningkat.

Daya tarik batik madura terletak pada warna, motif, dan guratan batik yang lebih berani apabila dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya.

Sebagaimana yang telah kita ketahui dalam meningkatkan omzet penjualan pada home industri batik diperlukan perencanaan penjualan yang disusun untuk menentukan tingkat penjualan di masa mendatang dengan tujuan untuk memaksimumkan pendapatan. Perencanaan penjualan berupa penyusunan anggaran yang dapat dimulai dengan membuat anggaran penjualan atau anggaran pendapatan.

Intensitas persaingan home industri batik di wilayah madura yang semakin tinggi menuntut home industri – home industri batik di madura untuk meningkatkan kualitas yang mereka produksi agar dapat memperoleh keuntungan atau laba yang besar. Untuk mengetahui apakah laba usaha tersebut sudah memenuhi syarat, maka digunakanlah metode peramalan keuntungan atau laba tersebut sudah tercapai atau belum. Dalam menyiapkan anggaran untuk perencanaan kegiatan yang ada pada perusahaan khususnya untuk

home industri batik diperlukan manajemen yang tepat untuk memperkirakan jumlah penjualan dalam tahun ini dan tahun yang akan datang guna memaksimalkan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan.

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi berupa data yang relatif banyak serta waktu yang agak lama, sehingga dari hasil dapat diketahui seberapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perusahaan tersebut.

Anggaran penjualan biasanya disusun untuk memudahkan manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan terhadap jumlah produksi yang harus terjual dalam jangka waktu yang telah ditentukan agar dapat memperoleh pendapatan yang dinginkan oleh perusahaan. Sedangkan anggaran pendapatan yang disusun akan menyajikan informasi tentang perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan dan harga jual dalam satu periode anggaran seperti halnya pada penjualan batik madura.

(3)

Berdasarkan dari uraian diatas, maka tulisan ini akan membahas tentang bagaimana bagaimana penerapan anggaran penjualan dengan metode least square dalam memperkirakan pendapatan pada home industri batik madura. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, memperkirakan, menghitung, dan mengetahui cara penerapan anggaran untuk penjualan batik pada home industri batik madura di UD.Rahman Batik Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

Anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan (Nafarin,2007). Sedangkan menurut Welsch (1977) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara matematis, diukur dalam satuan uang atau moneter dalam periode waktu yang akan datang sebelum operasi dimulai.

Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan sistem itu didalam pelaksanaannya. Semakin banyak

dan rumit manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang dituntut didalam persiapan dan penyusunannya. Misalnya, jenis dan mutu data yang disediakan, tingkat kewenangan yang diberikan pimpinan pada bawahannya untuk mengubah anggaran, serta sistem akuntansi yang digunakan.

Penyusunan Anggaran

Menurut Munandar (2001 : 11) faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran yaitu :

1. Fakor-faktor intern

Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri, faktor – faktor tersebut antara lain :

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu b. Kebijaksanaan perusahaan yang

berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.

c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan

d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan

e. Fasilitas – fasilitas lain yang dimiliki peusahaan

Faktor – faktor intern ini masih dapat mengukur dan menyesuaikan dengan apa yang untuk masa yang akan datang.

(4)

2. Faktor – faktor ekstern

Yaitu data, informasi, pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor – faktor tersebut antara lain adalah :

a. Keadaan persaingan

b. Tingkat pertumbuhan penduduk c. Tingkat penghasilan masyarakat d. Berbagai kebijaksanaan pemerintah,

baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan e. Keadaan perekonomian nasional

maupun internasional, kemajuan tekhnologi dan sebagainya.

Faktor – faktor eKstern ini tidak mampu untuk mengatur dan menyelesaikan sesuai dengan apa yang diinginkan dalam peiode anggaran yang akan datang.

Karakteristik Anggaran

Karakteristik anggaran menurut Govindarajan (terjemahan F.X Kurniawan Tjakrawala) (2001 : 1), yaitu :

1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit usaha

2. Dinyatakan dalam unit moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non moneter 3. Biasanya meliputi waktu selama satu

tahun

4. Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer setuju untuk bertanggungjawab dalam mencapai tujuan dari anggaran

5. Usulan anggaran diperiks dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pembuat anggaran

6. Sekali setuju anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu

7. Secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan perbedaannya dianalisis dan dijelaskan.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. Selain itu, anggaran berisi komitmen manajemen yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab agar mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan Adisaputro ( 2007:77) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis tentang barang yang akan dijual pada periode yang akan datang, menyangkut jumlah (kuantitas), mutu (kualitas), harga dan daerah pemasaran tersebut. Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan mencakup segala kegiatan dibidang penjualan. Komponen-komponen pokok

(5)

konsep anggaran penjualan adalah sebagai berikut :

1. Dasar-dasar penyusunan anggaran antara lain:

a. Menyusun tujuan perusahaan b. Menyusun strategi perusahaan c. Menyusun forecast penjualan 2. Menyusun anggaran penjualan, antara

lain :

a. Anggaran promosi dan advertensi b. Anggaran biaya- biaya penjualan c. Rencana pemasaran

Semua kegiatan dapat disusun perencanaannya secara terperinci apabila forecasting dan control atas penjualan sudah dilakukan. Penyusunan anggaran penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan dan strategi perusahaan.

Peramalan (forecasting)

Peramalan penting bagi perusahaan maupun home industri untuk menentukan tingkat penjualan perusahaan pada periode yang akan datang. Menurut Sugiyono (2005:88) Peramalan adalah suatu rencana untuk menentukan tingkat penjualan dengan menggunakan data historis atau data penjualan dimasa lalu. Pendekatan dalam melakukan peramalan haruslah menggunakan pendekatan kuantitatif, tetapi umumnya menggunakan pendekatan opini atau pendapat (judgment). Pendapat yang

digunakan untuk melakukan peramalan adalah pendapat para penjual, kepala bagian pemasaran, kepala cabang, para ahli, konsumen dan manajemen. Peramalan semacam ini lebih banyak unsur subjektifitasnya. Oleh karena itu, agar unsur subjektifitas dalam suatu peramalan dapat ditekan serendah mungkin.

Pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode statistik dan matematika ini adalah suatu pendekatan yang menggunakan perhitungan angka berrdasarkan data historis atau data penjualan di tahun – tahun lalu. Metode - metode tersebut antara lain metode trend setengah rata – rata (semi average), metode trend moment, metode kuadrat terkecil (least square method), analisis growth dan lain- lain. Metode- metode ini merupakan metode yang sangat sederhana karena hanya mengandung satu variabel. Sementara, metode yang menggunakan dua variabel adalah metode koefisien regresi dan korelasi. Dalam hal ini, metode yang digunakan dibatasi hanya menggunakan kuadrat terkecil.

Metode kuadrat terkecil pada dasarnya memiliki sumber formula yang metode sama dengan metode matematis.

Hal yang membedakannya adalah metode kuadrat terkecil menggunakan asumsi

� = , dengan formula yang digunakan adalah garis lurus (straight line) yaitu :

(6)

Y = a + bX, dimana : a = /�, b= / � dan Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen (periode), a = nilai konstanta, b = koefisien regresi, dan n sama dengan jumlah data (periode), (Hunsberger, 1998 : 312).

Pendapatan

Menurut Skonsen dan Stice Akbar (2009 : 563) pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung.

Menurut Aliminsyah, dkk (2002:248- 249) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:

a. Arus kekayaan dalam bentuk tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk ke dalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa.

b. Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan adalah suatu aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan atau aktivitas utama perusahaan. Pendapatan juga mengandung makna yang luas dimana dalam pendapatan termasuk pula pendapatan bunga, sewa, laba, pendapatan aktiva lain-lain. Sehingga penyajian pendapatan dalam laporan keuangan dipisahkan antara pendapatan operasional dengan pendapatan di luar pendapatan operasional. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa yang ditukar dengan cash equivalent atau present value dari tagihan- tagihan yang diharapkan dapat diterima.

Penerapan Anggaran dalam Memperkirakan Pendapatan

Menurut Hilton and Gordon (2000 : 147), mengemukakan bahwa rencana penjualan yang menyeluruh memasukkan keputusan manajemen seperti tujuan utama rencana penjualan yaitu untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa yang akan datang.

Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan

(7)

umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan omzet penjualannya. Pe njualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data sekunder sebagai teori dalam membandingkan, membahas, dan menganalisis data yang diperoleh dari studi lapang, penerapan anggaran penjualan yang menerangkan secara terperinci dan teliti tentang jenis barang (kualitas barang), jumlah, waktu, harga serta tempat penjualan barang, serta memperkiraan pendapatan yang dilakukan perusahaan dalam menentukan apakah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan telah sesuai dengan apa yang diperkirakan sebelumnya oleh manajer melalui anggaran yang disusun. Perkiraan pendapatan tersebut mempertimbangkan keuntungan yang akan

diperolehnya berkaitan dengan pendapatan yang diperoleh.

Home industri batik yang dijadikan lokasi penelitian adalah home industri batik UD.Rahman Batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan.

Analisa data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode least square (metode kuadrat terkecil). Forecast penjualan dengan metode least square dengan titik tengah sebagai tahun dasar, mulai tahun 2003 sampai 2012 dimana = , dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b X

=

∑ � ,

=

Y = Variabel dependen,

X = Variabel independen (periode), a = Nilai konstanta,

b = Koefisien regresi, dan n = Jumlah data (periode)

Sumber : Hunsburgers, (1998: 312)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data Penjualan

UD.Rahman Batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan adalah usaha home industri yang bergerak

(8)

dalam usaha penjualan batik madura.

Dalam penelitian ini dibatasi untuk satu jenis produk yang akan dianalisis yaitu batik kain primis. Dikarenakan home industri batik madura UD.Rahman Batik ini belum pernah menyusun anggaran penjualan untuk memperkirakan pendapatannya, maka penulis memberikan langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan anggaran penjualan yang efektif dan efisien sehingga bermanfaat dalam pengendalian perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Melihat data realisasi dan aktivitas tahun yang lalu dengan melakukan penelitian dan pertimbangan terhadap kondisi perusahaan, disamping itu perlu diperhatikan juga kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan serta kendala-kendala yang dihadapi dimasa lalu untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan anggaran

2. Kemampuan perusahaan menguasai pasar. Dalam kondisi ini dapat dilihat bagaimana posisi perusahaan pada saat itu, apakah masih tetap bertahan berusaha untuk lebih meningkatkan penjualan di masa yang akan datang.

Setelah memperhatikan hal-hal yang menjadi pedoman pembuatan anggaran tersebut, maka dilanjutkan dengan mengumpulkan data tentang

volume penjualan. Data penjualan 10 tahun terakhir dari home industri batik UD. Rahman batik Klampar proppo Kabupaten Pamekasan ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 1 UD. Rahman Batik

Volume Penjualan dan Harga Jual Batik Jenis Kain Primis B

Tahun 2003-2012

No. Tahun

Volume Penjualan

(Lembar)

Harga Jual (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

525 630 728 850 945 1008 1234 1435 1707 2265

30.000,00 30.000,00 35.000,00 35.000,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 60.000,00 65.000,00 70.000,00

Total 11.327 475.000,00 Sumber : data diolah

Dari data diatas diketahui bahwa setiap tahun penjualannya mengalami kenaikan, kenaikan dari tahun 2003 hingga tahun 2004 naik sebesar 105 unit. Dari tahun 2004 ke 2005 naik 98 unit. Begitu juga 2005 hingga tahun 2006 kenaikan berkisar 122 unit.

Kenaikan dari tahun ke tahun terjadi

(9)

karena jumlah permintaan, kenaikan biaya bahan baku, dan desain motifnya. Jadi kenaikan rata- rata, jika pada tahun 2003 dijadikan dasar adalah 525 unit dibagi 10 sama dengan 53 unit.

Estimasi Penjualan 2013

Dalam melakukan estimasi penjualan untuk tahun 2013, data yang digunakan adalah data historis, yaitu data yang tertera dalam tabel 1, dengan menggunakan metode forecasting yaitu metode least square dengan sistem manual.

Tabel 2 UD. Rahman Batik

Perhitungan Least Square, Estimasi penjualan

Tahun 2013

Dari tabel 2 tersebut dapat diketahui :

= . , n = ,

= . , � � 2 =110 Hasil perhitungannya sebagai berikut :

= a = 12.555 10 = 1.255,5

= = 17.238 110 = 156,7

Hasil perhitungan dimasukkan kedalam persamaan garis lurus yaitu : Y = a + b X

Y2013 = 1.255,5 + 156,7 (6) Y2013 = 1.255,5 + 940,25

Y2013 = 2.195,75 dibulatkan menjadi 2.196

Jadi, dapat dilihat bahwa perkiraan penjualan kain batik dengan jenis produk yang terbuat dari bahan primis B untuk tahun 2013 pada UD Rahman Batik Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan adalah sebesar 2.196 lembar.

Harga Jual yang direncanakan pada tahun 2013

Dalam menyusun anggaran penjualan, setelah estimasi penjualan ditetapkan, maka selanjutnya menetapkan harga jual untuk tahun 2013. Dalam hal ini menggunakan teknik forecasting, yaitu menggunakan metode yang sama (least

(10)

square atau metode kuadrat terkecil). Untuk melakukan estimasi harga jual pada tahun 2013 akan digunakan data historis dari tahun 2003 sampai 2012.

Tabel 3 UD. Rahman Batik

Perhitungan Least Square, Estimasi Harga Jual

Tahun 2013

Dari tabel 3 tersebut dapat diketahui :

= ��. . , n = 10,

= ��. . , −

∑X2 = 110

Hasil perhitungannya sebagai berikut :

=

a = Rp. 475.000,00 10

= Rp. 47.500,00

=

= Rp.475.000,00 110

= Rp. 4.318,18

Hasil perhitungan dimasukkan kedalam persamaan garis lurus yaitu : Y = a + b X

Y2013= Rp. 47.500,00 + Rp. 4.318,18 (6) Y2013 = Rp. 47.500,00 + 25,909,09 Y2013 = Rp. 73.409,09 dibulatkan

menjadi Rp.73.410,00

Harga jual untuk tahun 2013 diketahui sebesar Rp. 73.410,00 per lembar, dibandingkan dengan harga jual pada tahun 2012 sebesar Rp. 70.000,00 naik sebesar 9,5%.

Menyusun Anggaran Penjualan 2013 Anggaran penjualan merupakan rencana yang disusun secara sistematis tentang jumlah barang yang dijual, harga jual yang ditetapkan dan daerah pemasaran tidak terfokus pada satu daerah pemasaran saja. Untuk kasus ini jumlah penjualan yang direncanakan pada tahun 2013 adalah sebesar 2.196 lembar kain jenis Primis B dengan harga yang telah ditetapkan sesuai dengan hasil estimasi yaitu sebesar Rp.

73.410,00 per lembar.

(11)

Tabel 4 UD. Rahman Batik Anggaran Penjualan

Tahun 2013

Pada tabel 4 dapat dianalisis total penjualan dari triwulan 1 ke triwulan berikutnya. Penjualan triwulan 1 sebesar Rp. 32.226.990,00, sedangkan triwulan ke-2 sebesar Rp. 40.302.090,00 sama dengan komposisi pada triwulan ke-4.

Sedangkan pada triwulan ke-3 adalah prosentase tertinggi sebesar 30% dengan total penjualan Rp. 48.377.190,00 karena pada triwulan ke-3 ini permintaan pelanggan produk batik jenis primis B naik dikarenakan memasuki tahun ajaran baru banyak pemesanan seragam kantor, seragam sekolah dan memasuki bulan puasa sampai dengan hari Raya Idul Fitri, serta ditambah perayaan hari kemerdekaan RI yang biasanya diramaikan dengan memamerkan produk unggulan batik madura.

Jadi berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa penjualan produk batik jenis kain primis B pada UD.Rahman Batik Pamekasan mengalami kenaikan

di tahun 2013 sebesar 2.196 lembar. Dan dapat dilihat juga mengalami peningkatan pendapatan pada tahun 2013 sebesar Rp. 161.208.360,00.

Kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah bahwa dengan membuat perencanaan anggaran penjualan dengan metode least square dapat memperkirakan pendapatan home industri batik madura pada tahun berikutnya dengan efektif dan efisien.

Maka UD.Rahman batik Klampar Proppo kabupaten Pamekasan hendaknya menyusun anggaran penjualan untuk memperkirakan pendapatannya demi kelancaran dan prospek yang lebih baik di masa mendatang karena mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan dan selanjutnya diikuti oleh pemberian saran yang penulis anggap dapat membantu home industri – home industri dalam menjalankan usahanya di masa mendatang, yaitu :

1. Home industri batik madura UD.

Rahman batik Klampar Proppo Kabupaten Pamekasan belum menerapkan penggunaan anggaran

(12)

penjualan untuk memperkirakan pendapatan di masa yang akan datang.

2. Penggunaan anggaran penjualan dalam memperkirakan pendapatan sangat dibutuhkan oleh perusahaan maupun home industri.

3. Penerapan anggaran penjualan dapat membantu manajemen perusahaan atau home industri dalam meningkatkan pendapatan. Selain itu dengan adanya anggaran penjualan dapat mengatasi atau meminimalisisr kerugian.

4. Metode anggaran yang penulis sarankan adalah metode Least Square dimana perusahaan atau home industri dapat memprediksi besarnya penjualan untuk tahun berikutnya.

5. Dengan diterapkannya anggaran penjualan menggunakan metode Least Square ini pada UD.Rahman Batik dapat memberikan perubahan baru pada home industri sekaligus dapat membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Saputro, Gunawan dan Yunita Anggraini. 2007. Anggaran Bisnis : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian Laba. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Cristina, Ellen dkk. 2002. Anggaran Perusahaan : Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Haruman, Tendi dan Sri Rahayu. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Edisi 2.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Handoko T.Hani. 1994. Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta.

BPFE UGM.

Hunsberger, Crof, et all.. 1980. Statistical Inference for Management and Economic. New Jersey : Lowa State University.

Munandar. 1986.. Budgeting : Perencanaan Kerja, pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Yoyakarta : BPFE UGM,

Nafarin, M. , 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2005.Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta : BPFE UGM Alfabeta.

Usry, Hammer, Matz. 1988. Cost Accounting : Palnning and Control, 9th Edition.

Cicinati, Ohio : South – Western Publisihing Co., .

Welsch, Glenn A., Ronaki W.Hilton & paul N.Gordon. Budgeting: Planning and Profit Control. 5th Edition. New Jersey : Prentice hall,Inc, 1998. Diterjemahkan Oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw, 2000. Anggaran : Perencanaan dan Pengendalian Laba. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Tabel 1  UD. Rahman Batik
Tabel 3  UD. Rahman Batik

Referensi

Dokumen terkait