• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENEMUKAN RAHASIA ALLAH TENTANG MANUSIA YANG MENYAMAKAN ALLAH DENGAN MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENEMUKAN RAHASIA ALLAH TENTANG MANUSIA YANG MENYAMAKAN ALLAH DENGAN MANUSIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MENEMUKAN RAHASIA ALLAH TENTANG MANUSIA YANG MENYAMAKAN

ALLAH DENGAN MANUSIA

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA 30 Juni 2021

(2)

MENEMUKAN RAHASIA ALLAH TENTANG MANUSIA YANG MENYAMAKAN ALLAH DENGAN MANUSIA

© Copyright 2021 Ahmad Sudirman*

Stockholm - SWEDIA.

DASAR PEMIKIRAN

Terlebih dahulu dengan memohon ampunan Allah SWT disini penulis mencoba untuk membuka tanda-tanda kebesaran Allah SWT mengenai rahasia tentang manusia yang menyamakan Allah dengan manusia dilihat dari sudut struktur molekuler asam nukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA)

Tanda-tanda kebesaran Allah SWT mengenai rahasia tentang manusia yang menyamakan Allah dengan manusia yang tertulis dalam ayat:

"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia

mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta"...(Al Baqarah : 2: 61)

Dalam usaha membuka tabir kebesaran Allah SWT mengenai rahasia tentang manusia yang menyamakan Allah dengan manusia, penulis menggunakan struktur molekuler asam nukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA).

HIPOTESE

Disini penulis mengajukan hipotese manusia yang menyamakan Allah dengan manusia adalah manusia yang menganggap Allah sebagai manusia pekerja dilihat dari struktur molekuler asam nukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA)

DEOXYRIBONUCLEIC ACID (DNA)

DNA adalah tempat penyimpanan informasi genetik yang memiliki struktur rangkap yang membentuk heliks ganda dan yang mengandung makromolekul polinukleotida yang tersusun secara berulang dari polimer nukleotida. Nukleotida ini adalah terdiri dari folat, gula 5 karbon dan salah satu dari basa nitrogen. Basa nitrogen adalah Guanin (G), Adenin(A), Cytocine(C) dan Timin (T).

Guanin (G) adalah terdiri dari 5 buah atom karbon, 5 buah atom nitrogen, 1 buah atom

oksigen dan 5 buah atom hidrogen. Adenin(A) memiliki 5 buah atom karbon, 5 buah atom nitrogen dan 5 buah atom hidrogen. Cytocine (C) berisikan 4 buah atom karbon, 3 buah atom nitrogen, 1 buah atom oksigen dan 5 buah atom hidrogen. Timin (T) mengandung 5 buah atom karbon, 2 buah atom nitrogen, 2 buah atom oksigen dan 6 buah atom hidrogen. Folat berisikan 1 buah atom fosfor, 4 buah atom oksigen dan 2 buah atom hidrogen. Adapun Gula 5 karbon memiliki 5 buah atom karbon, 2 buah atom oksigen dan 8 buah atom hidrogen.

KEINGINAN, DORONGAN DAN HAWA NAFSU MANUSIA MENJADIKAN ALLAH SEBAGAI MANUSIA PEKERJA

Sekarang kita bongkar rahasia apa yang ada dibalik ayat: "...ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami

(3)

tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...(Al Baqarah : 2: 61)

Ternyata disini tergambar dengan jelas bahwa keinginan, dorongan dan hawa nafsu manusia menjadikan ia ”...tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...(Al Baqarah : 2: 61) Nah, akibat timbul ketidak sabaran inilah yang menjadikan manusia itu menggap bahwa Allah sebagai manusia pekerja.

Dimana manusia itu mengatakan: ”...Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

KEINGINAN, DORONGAN DAN HAWA NAFSU MANUSIA KEPADA MAKANAN BISA MENJADIKAN FUNGSI KONTROL OTAK TIDAK BERFUNGSI DENGAN SEMPURNA Sekarang, ketika fungsi kontrol otak manusia tidak sempurna, karena adanya pengaruh dari dorongan, keinginan dan hawa nafsu yang kuat kepada makanan, maka yang muncul dalam diri manusia itu adalah timbulnya perilaku yang menjurus kepada sikap merendahkan kekuasaan Allah

”...mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

Nah disini, tergambar dengan jelas dimana Allah dianggap sebagai manusia pekerja yang kerjanya menanam dan dari hasil tanamannya mengeluarkan”...sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

AKIBAT FUNGSI KONTROL OTAK TIDAK BERFUNGSI DENGAN SEMPURNA Karena fungsi kontrol otak manusia sudah didominasi oleh keinginan, dorongan dan hawa nafsu, maka yang tampak dalam bentuk perilaku adalah sikap merendahkan dan menidakan adanya kekuasaan Allah.

Hal ini sebagaimana rahasia yang ada dibalik ayat: ”...Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta"...(Al Baqarah : 2: 61)

Dengan timbulnya fungsi kontrol otak manusia yang sudah didominasi oleh keinginan, dorongan dan hawa nafsu kepada makanan, maka yang paling mudah untuk memperoleh kepuasannya itu adalah dengan cara ”...Pergi...kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta"...(Al Baqarah : 2: 61)

KEINGINAN, DORONGAN DAN HAWA NAFSU MANUSIA KEPADA MAKANAN BISA MELEMAHKAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU MANUSIA

Ternyata dengan adanya keinginan, dorongan dan hawa nafsu manusia kepada makanan bisa melemahkan kepribadian dan merendahkan perilaku manusia.

Dengan adanya kepribadian yang lemah dan rendahnya perilaku manusia, maka fungsi kontrol otaknya juga melemah, sehingga apa saja yang ada kaitannya dengan nilai-nilai dan kekuasaan Allah dianggapnya Allah itu hanyalah sebagai seorang manusia pekerja.

(4)

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa rahasia apa yang ada dibalik ayat: "...ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...(Al Baqarah : 2: 61)

Ternyata disini tergambar dengan jelas bahwa keinginan, dorongan dan hawa nafsu manusia menjadikan ia ”...tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...(Al Baqarah : 2: 61) Akibat timbul ketidak sabaran inilah yang menjadikan manusia itu menggap bahwa Allah sebagai manusia pekerja.

Dimana manusia itu mengatakan: ”...Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

Sekarang, ketika fungsi kontrol otak manusia tidak sempurna, karena adanya pengaruh dari dorongan, keinginan dan hawa nafsu yang kuat kepada makanan, maka yang muncul dalam diri manusia itu adalah timbulnya perilaku yang menjurus kepada sikap merendahkan kekuasaan Allah

”...mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

Disini, tergambar dengan jelas dimana Allah dianggap sebagai manusia pekerja yang kerjanya menanam dan dari hasil tanamannya itu mengeluarkan”...sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya"...(Al Baqarah : 2: 61)

Karena fungsi kontrol otak manusia sudah didominasi oleh keinginan, dorongan dan hawa nafsu, maka yang tampak dalam bentuk perilaku adalah sikap merendahkan dan menidakan adanya kekuasaan Allah.

Hal ini sebagaimana rahasia yang ada dibalik ayat: ”...Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta"...(Al Baqarah : 2: 61)

Dengan timbulnya fungsi kontrol otak manusia yang sudah didominasi oleh keinginan, dorongan dan hawa nafsu kepada makanan, maka yang paling mudah untuk memperoleh kepuasannya itu adalah dengan cara ”...Pergi...kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta"...(Al Baqarah : 2: 61)

Ternyata dengan adanya keinginan, dorongan dan hawa nafsu manusia kepada makanan bisa melemahkan kepribadian dan merendahkan perilaku manusia.

Dengan adanya kepribadian yang lemah dan rendahnya perilaku manusia, maka fungsi kontrol otaknya juga melemah, sehingga apa saja yang ada kaitannya dengan nilai-nilai dan kekuasaan Allah dianggapnya Allah itu hanyalah sebagai seorang manusia pekerja.

(5)

*Ahmad Sudirman

Candidate of Philosophy degree in Psychology Candidate of Philosophy degree in Education

Candidate of Philosophy degree in vocational education in The Industrial Programme, Engineering Mechanics

ahmad@ahmadsudirman.se www.ahmadsudirman.se

Referensi

Dokumen terkait

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,

Jadi, manusia bisa langsung bertemu Allah dengan merasakan dan memikirkan energi Allah yang membentuk ”...roh Nya...(As Sajdah : 32: 9) yang ada didalam tubuh manusia kapan saja

Ternyata sekarang bisa dibongkar rahasia ”...dibelakang tabir ...(Asy Syuura : 42: 51) yaitu, karena mata kita hanya bisa melihat cahaya didaerah spektrum elektromagnetik antara

Nah, kita gali rahasia dalam ayat: ”Allah memegang jiwa ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa yang telah Dia tetapkan

Disini penulis mencoba untuk membuka tabir yang menutupi rahasia Allah tentang melalui ruh ku Allah mengetahui bahwa manusia tidak dapat menahan dorongan hawa nafsu, dari

Masa depan adalah milik orang-orang yang berbeda dengan pikiran yang berbeda pula: desainer, penemu, guru, pencerita—pemikir ”otak kanan” yang kreatif dan empatik

penggerak agama dalam mengendalikan hawa nafsu. 154 Dalam pandangan penulis, Allah seakan memberikan gambaran diciptakannya nafsu bukan maksud menjadikan

Nah artinya, disini, ”...sedikit." (Al Israa': 17: 85) ilmu menurut Allah adalah kalau dihitung berdasarkan perhitungan manusia, maka ilmu yang ”...sedikit." (Al