• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 KEDUDUKAN MPR DAN DPR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "30 KEDUDUKAN MPR DAN DPR"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

MPR adalah

PENJELMAAN

seluruh

rakyat dan merupakan

LEMBAGA

TERTINGGI

NEGARA,

pemegang

dan pelaksana sepenuhnya

kedaulatan rakyat.

MPR adalah lembaga

MPR adalah lembaga

permusyawaratan rakyat

permusyawaratan rakyat

yang berkedudukan

yang berkedudukan

sebagai

sebagai

LEMBAGA NEGARA.

LEMBAGA NEGARA.

SEBELUM PERUBAHAN

UUD 1945

SESUDAH PERUBAHAN

SESUDAH PERUBAHAN

UUD 1945

(2)

Menetapkan dan mengubah UUD

1945;

Menetapkan GBHN;

Memilih & mengangkat Presiden &

Wapres;

Membuat Putusan yang tidak dapat

dibatalkan oleh lembaga

negara lainnya;

Memberikan penjelasan / penafsiran

terhadap putusan MPR;

Meminta

pertanggungjawaban

Presiden;

Memberhentikan Presiden.

SEBELUM PERUBAHAN

UUD 1945

Mengubah dan menetapkan UUD;

Melantik Presiden dan Wapres;

Memberhentikan Presiden dan/atau

Wapres

dalam masa jabatannya menurut

UUD;

Melantik Wapres menjadi Presiden

apabila

Presiden mangkat, berhenti,

diberhentikan,

atau tidak dapat melaksanakan

kewajibannya;

Memilih dan melantik Wakil Presiden

apabila

terjadi kekosongan jabatan Wapres;

Memilih dan melantik Presiden dan

Wapres

apabila keduanya berhenti secara

bersamaan.

(3)

PUTUSAN

MPR RI

Perubahan & Penetapan UUD:

 mempunyai kekuatan hukum sebagai

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;

 tidak menggunakan nomor putusan Majelis.

Ketetapan MPR:

 berisi hal-hal yang bersifat penetapan (beschikking);

 mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam, dan ke luar Majelis sebagaimana diatur dalam Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002;

 menggunakan nomor putusan Majelis.

Keputusan MPR:

 berisi aturan/ketentuan intern Majelis;

 mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam Majelis;

 menggunakan nomor putusan Majelis. UUD

KETETAPAN

(4)

MPR dapat mengeluarkan ketetapan

yang bersifat

penetapan (

beschikking

), yaitu:

menetapkan Wapres menjadi

Presiden;

memilih

Wapres

apabila

terjadi kekosongan

jabatan Wapres;

memilih Presiden dan Wapres

apabila

Presiden

dan

Wapres

mangkat, berhenti,

diberhentikan, atau tidak

dapat melakukan

kewajibannya dalam masa

jabatannya secara

bersama-sama.

MPR dapat mengeluarkan ketetapan

yang bersifat

penetapan (beschikking), yaitu:

menetapkan Wapres menjadi

Presiden;

memilih

Wapres

apabila

terjadi kekosongan

jabatan Wapres;

memilih Presiden dan Wapres

apabila

Presiden

dan

Wapres

mangkat, berhenti,

diberhentikan, atau tidak

dapat melakukan

kewajibannya dalam masa

jabatannya secara

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua kondisi yang menyelimuti Ketetapan MPR pasca amandemen yaitu di satu sisi Ketetapan MPR dinyatakan tidak ada lagi dalam hierarki Peraturan Perundangan-Undangan,

Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara Sidang MPR terdiri atas sidang umum dan sidang istimewa. Sidang Umum yaitu rapat

Ditempatkannya kembali Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI sebagai salah satu jenis perundang-undangan dalam hierarki perundang-undangan sebagaimana diatur

Pertama, perlu adanya judicial review Ketetapan MPR terhadap UUD NRI Tahun 1945 dan judicial review peraturan perundang- undangan di bawah Ketetapan MPR terhadap

Amanat Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 untuk Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XV/MPR/ 1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah;

Ditempatkannya kembali Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI sebagai salah satu jenis perundang-undangan dalam hierarki perundang-undangan sebagaimana diatur dalam

Ada dua kondisi yang menyelimuti Ketetapan MPR pasca amandemen yaitu di satu sisi Ketetapan MPR dinyatakan tidak ada lagi dalam hierarki Peraturan Perundangan-Undangan,

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi: