• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM PROSES MANAJEMEN AKADEMIK DI UNIVERSITAS ISLAM NIUSANTARA BANDUNG: Studi Kasus Di Universitas Islam Nusantara BAndung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM PROSES MANAJEMEN AKADEMIK DI UNIVERSITAS ISLAM NIUSANTARA BANDUNG: Studi Kasus Di Universitas Islam Nusantara BAndung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

-ZZb/

%7k <S

7*

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM PROSES MANAJEMEN AKADEMIK

DI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

( Studi Kasus Di Universitas Islam Nusantara Bandjyig)

Kajian Tahun 2000 - 2001

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Hj.Asmara Suhandi

NIM : 999680

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Disetujui dan disahkan untuk mengikuti

Ujian tahap II

Prof. DR. H.YAbin Syam^tiain Makmun, MA ibing I

5^C^^

Prof. DR. H. Moch Idochi Anwar

(3)

Mengetahui dan disahkan oleh :

(4)

Abstrak

Penelitian untuk penulisan tesis ini beijudul "Efektivitas Pelaksanaan

Fungsi Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik." (Studi kasus di Universitas Islam Nusantara Bandung ).

Masalah pokok yang dijadikan fokus pembahasan dalam penelitian ini

ialah Sejauhmana Efektivitas Pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik dapat menciptakan mekanisme kerja yang efisien dan

efektif.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil-profil pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik dan menemukan faktor-faktor penunjang, penghambat, faktor kekuatan dan kelemahan sena implikasinya bagi upaya mencari model yang selaras dan terpadu dengan manajemen akademik. Penelitian ini diiakukan dengan metode penelitian

kualitatif.

Dharma pendidikan dan pengajaran atau akademik mencakup. kegiatan perkuliahan dari mulai penerimaan mahasiswa banj sampai kepada wisuda /sertifikasi, harus diiakukan secara sistematis dengan memperhatikan berbagai faktor penunjang, penghambat, peluang dan harapan untuk mencapai keberhasilannya. Koordinasi merupakan kegiatan suatu kerjasama guna menyelaraskan bermacam-macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Dari hadl telaah dokumen, observasi dan wawancara dengan berbagai

pihak yaitu Pimpinan, Dosen dan Staf ternyata pelaksanaan fungsi koordinasi

dalam proses manajemen akademik belum seluruhnya efektif dan efisien.

Kesimpulan ini didasarkan pada data dan temuan dalam penelitian sebagai

berikut :

1. Faktor penunjang, telah tersedianya jumlah SDM yang relatif besar, bangunan fisik yang memadai.

2. Faktor penghambat ialah keterbatasan anggaran, kualitas SDM yang rendah,

(5)

Implikasi dari penelahaan hasil penelitian ini dapatlah kiranya dipilih salah

satu alternatif mode! untuk lebih meningkatkan efektifitas pelaksanaan fungsi

koordinasi dalam proses manajemen akademik yang dianggap sesuai dengan

situasi dan kondisi UNINUS sekarang dan yang akan datang, dimana dalam era

globalisasi ini diperlukan suatu strategi untuk perbaikan dan peningkatan

keberhasilan dalam pelaksanaan fungsi koordinasi manajemen akademik dengan

kebutuhan mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya.

Dari temuan penelitian ini, terdeskripsi bahwa koordinasi yang mutlak perlu untuk pencapaian tujuan yang efisien. Adanya koordinasi yang secara terpusat pada tingkat Universitas, dan kegiatan-kegiatan lain pada tingkat Fakultas

(6)

BAFTAR ISI

Hal

Kara Pengantar l

Abstrak m

ucapanTerimaKasih

Vl

Daftarlsi 1X

BAB 1 Pendahuluan

\. Latar Belakang Masalah "i

2. Perumusah Masalah -'

3. Identitikasi Masalah &

4. Pembatasan Masalah i*J

5. Tujuan Penelitian 'J

6. Mantaat Pene'Utiari - t4

7. Metodeiogi Penelitian

14

'8. Instrumen PeneYutah ^

9. Objek Penelitian

16

10. Rencana Pcne'iitian dan Pehgo\ahan Data io

B A 8 11 Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar Admtaistrasi Pendidikan

19

\ A.Konsep Administrasi Pendidikan

IV

i.2 Fungsi Administrasi Pendidikan

19

2. Konsep Dasar Koordinasi ^<

2.1 Pengertian Koordinasi

^1

2.2 Mantaat Koordinasi 24

2.3 Hubungan Koordinasi dengan Dua Fungsi

Manajemen yangIain

2}

2.3.1 Hubungan Koordinasi dengan Komumkasi

25

23.2 Hubungan Koordinasi dengan Perencanaan 2b

(7)

3. Konsep Dasar Efektivitas 27

3.1 Pengertian Efektivitas 27

3.2 Kntena Efektivitas Pelaksanaan Fungsi Koordinasi 30

4. Manajemen Akademik 33

5. Hasii Penelitian yang Reievan 34

BAB ill PROSEDURPENELiTiAN

L Metode penelitian 3S

2. Unit Analisis dan Sumber Data 3v

3. Rincian Permasalahan 4*J

Kisi-Kisi instrumen Peneiitia 41

4. Instrumen Penelitian 42

5. Objek Penelitian 43

6. Pelaksanaan Penelitian 44

7. Prosedur Anaiisa Data 45

8. Cara Memperoteh Keabsahan Hasil Penelitian 46

B A B IV Hasil Penelitian Dan Pembanasah

i. Hasii Penelitian 50

Li Bagaimana pengetahuah dari pemahaman sivitas akademik

tentang visi dan misi universitas 50

1.2 Pola Pelaksanaan Koofdinasi Dalam Proses Manajemen

Akademik 52

i.3 Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik

Penenmaan Mahasiswa Baru 57

L3.1 Pubiikasi dan Pendattaran 57

i ,3.2..Seleksi Caion Mahasiswa 62

1.4 Registrasi Mahasiswa Baru 65

L4.1 Registrasi Tingkat universitas 6o 1.4.2 Registrasi Mahasiswa Baru ke Kopertis 70

i.5. Penjadwaian

(8)

1.5.2 Penyusunan Jadwal kuiiah 77 .

i .6 Perkuliahan W

1.6.1. Persiapan Perkuliahan 81

1.6.2. Pelaksanaan Pekuii a nan 84

1.7 Praktek Lapangan

,. 85

1.8 Ujian'Loka'l 86

1.9 Ujian Negara

^0

LLO'Skripsi 93

1.11 Wisuda dan Sertitikasi 96

Problem dan raktor-taktor yang Melatarbeiakangi

A. Penenmaan Mahasiswa Baru, Registrasi dan Penjadwaian.

101

B. Perkuliahan iu4

C. Evaluasi

106

B. Pembahasan Hasil Penelitian

L Pola Pelaksanaan Koordinasi Dalam Proses

Manajemen Akademik 108

2. Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik I I1

3. Perkuliahan 124

4. Evaluasi 131

C. AnaiisaSwOi 137

B A B V Kesimpulan. impiikasi Dan Rekomendasi

L Kesimpulan 138

2. impiikasi 139

3. Rekomendasi 14i

DAFTAR BACAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakatig Masalah

Undang-undang nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

meneamanatkan, bahwa Pendidikan Nasional diseknggarakan melalui jalur

sekolah dan luar sekolah, pada teniang pendidikan dasar, pendidikan menengah

dan pendidikan tinggi, dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) merupakan suatu organisasi pendidikan

vane diselenggarakan oleh pihak swasta, didirikan dalam upaya rneneerdaskan

VeVuduoaP' baniisa dan ncgara. dan juga meinoantu pernenotari rneriC'iptarca'M

masyarakat belajar, disamping mencapai tujuan-tuiuan khusus yang menjadi misi

dari PTS yang bersangkutan.

Sebagai suatu satuan. pendidikan, PTS dituntut meiaksanakan tugas. utama

yang sama dengan PTN, yang terkandung dalam Tridharma Perguruan Tinggi

yaitu : Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Dharma Pendidikan dan Pengajaran atau

akademik mencakup kegiatan

perkuliahan (persiapan dan pelaksanaan kuliah di kelas, laboratonum dan

lapangan), penulisan karya ilmiah. serta ujiau-uiian. Dharma penelitian mencakup

kegiatan perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta penyebaran hasil penelitian

dalam bentuk seminar dan diskusi-diskusi ilmiah. Dharma pengabdian pada

masyarakat mencakup partisipasi Dosen dan mahasiswa dalam kegiatan

masyarakat he.nipn pe.rnhe.rian nenataran dan l.atihan <y?.rta berbagai hamr.an hag:

(10)

Melalui berbagai kegiatan pelaksanaan tugas pokok diatas, PTS pada

prinsipnya lkut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan sasaran

tercipta manusia-manusia kreatif yang mampu mengembangkan dirk dan dapat

berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara. Untuk merealisasikan

funesi tersebut diperlukan berbagai dukungan diantaranya organisasi yang

meroadai, para pelaku organisasi yang mampu berorganisasi dengan baik serta

dapat men&hargai hasil organisasi, karena tanpa organisasi dan hasil organisasi

vans memadai, manusia akan hidup tanpa aturan.

Keberhasilan suatu organisasi (PTS) pada dasamya dapat dilihat dari

keberhasilan managerial melalui dua konsep pokok yaitu efisiensi dan efektivitas,

dan untuk mencapai hasil tersebut organisasi PTS perlu didukung oleh berbagai

komponen yang terkait.

Sebagai kegiatan organisasi, pelaksanaan pendidikan diiingkungan PTS

melibatkan banyak pihak. Pertama kelompok yang memberikan sumber daya dan

sekaligus pembatasan terhadap organisasi. Kelompok ini meliputi para donor

seperti yayasan atau donatur lain, supplier yaitu para penjual barang atau jasa

kepada organisasi, dan para pengatur yaitu kelompok yang melakukan

pengawasan terhadap organisasi, seperti pemerintah melalui kopertis, Pergunian

Tincci Negeri (PTN4 sebaeai pembina dan lembaga terkait lainnya. Kedua

kelompok yang mengatur oemanfaatan sumber daya dalam proses transionnasi

untuk mencapai tuiuan organisasi, mereka terdiri atas kelompok manajemen, staff

yang meliputi para Pembantu Pimpinan, para Dosen dan Karyawan penunjang

(11)

mengkousumsi keluaran organisasi seperti lembaga atau perusahaan vane

memnekeriakan lulusan PTS dan lembaga lain tennasuk masvarakat

vano-*— J CD

menyekolahkan anaknya di PTS.

Dari gambaran di atas sekurang-kurangnya ada empat hal vane

membedakan pengorganisasian PTS dan PTN sekaligus membentuk karakteristik

khusus PTS, yaitu :

1) Unsur person;! yang terdiri atas tenaga tetap yayasan dan tenaga bantuan

pemerintah, tenaga tidak tetap dari PTN dan instansi lain.

2) Unsur akademik yang menginduk (berpedoinan) pada PTN.

3) Unsur dana yang bersumber dari kemanipuan masyarakat melalui parr,

mahasiswa.

4) Kelembagaan yang bernaung di bavvah yayasan.

Keempat karakrenstik tersebut menentukan situasi organisasi sebuah PTS.

Pada. Universitas Islam Nusantara Bandung (UNINUS), beberapa

permasalahan yang dihadapi tampaknya diwamai oleh ciri-ciri di atas. Denean

tingkat produktivitas yang relatif masih rendah, terutama iika dilihat dari

perbandingan antarajumlah kelulusan dengan angkatan dari total mahasiswavane

terdaftar pada suatu nenode

UNINUS dihadapkan pada berbagai

masalah yang cukup mendesak untuk segera ditangguiangi. Berikut disahkan

beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan akademik

(12)

a. Disiplin kerja para sivitas akademika dalam meiaksanakan tugas pendidikan

dan pengajaran belum maksimal. Salah. satu indikatomya adalah belum

tingginya persentasc tingkat kchadiran tenaga pengaiar dalam perkuliahan.

b. Ketidak cocokan data atau informasi untuk masalah yang sama,antara satu unit

kerja dengan yang lainnya. Contoh : data jumlah mahasiswa dalam satu

penode waktu tertentu berbeda antara Sub.Bagian Registrasi B.AAK dengan

Bagian Keuangan dan dengan Fakultas.

c. Unit-unit kerja yang ada belum mampu menampiikan uniuk kerja -vane

tenntegrasi . Hal ini dapat dilihat dan gejala-gejala sebagai berikut :

1) Unjuk kerja yang berbeda, antar unit kerja atau antar petueas dalam

mengerjakan jenis kegiatan ^pekerjaan) yang sama, seperti dalam pengisian

format-format untuk kelengkapan akreditasi, penyusunan laporan atau daftar

isian lainnya

2) Keterlambatan dalam pelaksanaan. kegiatan atau pekerjaau seperti kegiatan

awal perkuliahan, penyusunan jadwal ujian, penyusunan soal-soal ujian.

penyelesaian syarat-syarat ujian negaradan Iain-lain.

3) Ketidaksinkronan pengaturan beberapa kegiatan seperti pelaksanaan

perkuliahan dan pengaturan ruangan perkuliahan aotar Jurusan atau

Fakultas.

4) Petugas atau umt-umt kerja yang ada dalam organisasi saline melemoarkan

(13)

5) Petueas atau unit kerja tertentu kurang berfungsi sebagaimana mestinya,

akibat ketidakjelasan atau ketidak mengertiau akan tugasuya.

d. Dampak dari permasalahan di atas yang juga merupakan permasalahan yang

dihadapi adalah masih banyak pekerjaan administrasi dan tueas-tueas akademik yang belum dikeriakan.

Dari beberapa permasalahan di atas, dihuhuugkan dengan karakteristik PTS maka

yang menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh UNINUS adalah

sistem administrasi akademik, khususnya masalah koordinasi.

Hal ini diperkuat oleh laporan dari petugas BAAK UNINUS.

dua kendala utama bagi administrasi di UNINUS khususnya dalam

administrasi akademik adalah belum tampak kesadaran dari mahasiswa dalam

meiaksanakan atau memenuhi tuntutan administratif dan belum terwuiudnya

fungsi koordinasi seperti yang diharapkan di antara berbagai komponen vang

terlihat dalam sistem penyelenggaraau perkuliahaiv".

2. Perumusatt Masalah

Produktifitas suatu sistem pendidikan, khususnya Perguruan Tingei. dapat

dilihat dari dua kriteria yaitu dari jumlah lulusan dan kualitas lulusannva. Jumlah

lulusan bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari setiap program

tetapi juga dari ketepatan waktu penyelesaiannya pada program-program tersebut.

Kualitas lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan

kemamnuan profesional serta karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya

sangat dipcngaruh;

olcli efektivitas dan efisiensi penyelenggara sistem

(14)

pendidikan untuk mencapai hasil atau output yang paling tinggi, sedangkan

etisiensi berkenaan dengan peuiakaian sumbet-sumber atau input yang terbatas dalam waktu yang telah ditentukan.

Sebagai suatu sistem pendidikan pada Perguruan Tinggi Swasta memiliki

tiga komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen input, proses dan output. Pencapaian output tidaklah semata-mata ditentukan. oleh pihak mahasiswa

sebagai input, tetapi ditentukan pula oleh prosesnya, yaitu proses pendidikan dan

pengajaran atau proses akademik yang melibatkan dua komponen pendukune

berupa masukan instrumental dan masukan lmgkungan. Masukan instrumental

meucakun unsur :

1) Sumber daya manusia atau personil yang terdiri atas pimpinan, Dosen, tenaea

administrasi dan tenaga teknisi. 2) Kurtkulum

3) Faktor peodukuug sarana dan fasilitas pendidikan yang meliputi bangunan,

peralatan kantor dan peralatan pendidikan.

Masukan lingkungan berasal dari pihak kopertis, pemerintah daerah, orang

tua mahasiswa dan masyarakat Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sistem

administrasi Perguruan Tinggi agar mendukung kegiatan pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hubungan input, proses

dan output dalam sistem pendidikan tinggi swasta dapat dilihat pada gambar 1.!

(15)

INPUT

ins'trunien rnpac - Sumber daya

manusia

- Kurikulum

- Faktor penduki

Row Input

Mahasiswa

Environment Input

; - rCope.'TfS. PTX

( - iVia jyafarvcii dciti OTcitii^ Zuti

PROSES

Managemen Akademik

j

j Kegiatan;

->-! - Pendidikan dan

j pengajaran

i - Peneiitian ; - Pengabdian pada

!}>25v'ara>-2i -*-i A i i OUTPUT ->- Lulusan Gambar 1.1

Pendidikan di PTS sebagai Suatu Sistem

Pendidikan dan pengajaran atau bidang akademik merupakan bidang

kegiatan utama dalam PTS, sebab bidang ini yang secara tangsung berkenaah

dengan proses pendidikan yang akan menghasilkan lulusan. Pelaksanaan kegiatan

akademik membutuhkan dukungan administrasi (akademik) yang mantap agar

berjalan secara efektif dan efisien.

Menurut Carl R.Anderson (1984 ; 19) ada lima fungsi manajemen, yaitu :

planning, organizing, directing, staffing, dan controlling, organizing merupakan

(16)

Dalam kegiatan akademik pada PTS sebagai suatu oft*s»ttsasi=^endidikan,

pengorganisasian ini menyangkut penyusunan berbagai kegiatan yang diiakukan

oleh berbagai pihak (pimpinan, Dosen/Asisten dan tenaga administrasi) dalam

meiaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran, dengan dukungan perangkat

keras dan perangkat lunak yang ada.

Selanjutnya

Carl. R.Anderson (

1984

; 21

) menjelaskan

bahwa

pengorganisasian melibatkan dua proses, yaitu "Specialization dan Coordination".

Coordination merupakan process involving the transfer of information between

jobs and people to avoid overlap of work and ensure that effart and resources are balanced across the total organization".

Mengingat masalah yang urgen dan banyak dihadapi oleh UNINUS, dalam kegiatan akademik menyangkut pengorganisasian, khususnya fungsi koordinasi, maka studi ini difokuskan pada masalah fungsi koordinasi, yaitu koordinasi dalam

proses manajemen akademik.

Bertitik tolak dari uraian diatas penulis merumuskan permasalan sebagai

berikut : "Sejauhmana efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam

proses manajemen akademik dapat menciptakan mekanisme kerja yang

efisien dan efektif ".

3. Pertanyaan Penelitian

Mengingat permasalahan yang diteliti sangat penting, terutama bagi upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan di PTS, maka

(17)

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.

Diantaranya yang akan diteliti antara lain :

1. Fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik yang digunakan,

meliputi aspek - aspek sebagai berikut: a. Penyebaran tugas dan wewenang koordinasi b. Lembaga atau unit-unit yang dikoordinasi c. Kegiatan-kegiatan yang dikoordinasi

d. Prosedur koordinasi

2. Kegiatan pelaksanaan yang diiakukan dalam fungsi koordinasi dalam proses

manajemen akademik.

a. Penerimaan dan registrasi mahasiswa b. Penyusunan bahan persiapan perkuliahan c. Penyusunan jadwal kegiatan perkuliahan d. Penyiapan ruang kuliah

e. Perkuliahan di kelas

f. Perkuliahan di laboratcrium

g. Perkuliahan di lapangan

h. Ujian Tengah dan akhir semester i. Skripsi

j. Ujian negara

k. Wisuda dan sertifikasi

3. Cara - cara apakah dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam

proses manajemen akademik.

4. Faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksanaan

koordinasi dalam proses manajemen akademik seperti : a. Faktor kepemimpinan

b. Faktor sumber daya manusia - Etos kerja

(18)

c. Faktor biaya, sarana dan fasilitas

d. Faktor linekunaan

10

4. Pembatasan Masalah

Mengingat sangat luasnya permasalahan, maka dalam penelitian ini

penulis membatasi pada satu fungsi manajemen saja, yaitu fungsi

pengorganisasian dengan pengkhususan pada fungsi koordinasi.

Jadi dalam proses pendidikan di Perguruan Tinggi adalah kegiatan

pendidikan dan pengajaran atau kegiatan akademik dalam studi ini kegiatan akademik dibatasi pada perkuliahan.

Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat menyangkut program (program akademik). Dalam studi ini yang diteliti dibatasi pada segi proses manajemen akademik. Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat menyangkut program

akademik yaitu kurikulum dengan pelaksanaannya, dapat pula menyangkut manajemen akademik. Dalam studi ini yang diteliti dibatasi pada segi proses

manajemen akademik.

Manajemen akademik mempunyai alur kegiatan yang terdiri dari rentetan

tahapan kerja yang membentuk suatu proses manajemen akademik yang sistematik. Secara garis besar proses manajemen akademik berlangsung pada tahapan kegiatan, yaitu penerimaan mahasiswa, registrasi, penjadwalan.

pelaksanaan kuliah dikelas, laboratorium studi, ujian tengah semester, ujian akhir

semester, wisuda dan sertifikasi. Untuk memperjelas alur proses administrasi

(19)

Tahap

j Penenmaan Mahasiswa Baru j

I

:

—,

>

Re eistrasi. Mah as iswa

; Peneambilan Pro era m Studi

Perkuliahan

Ujian Tengah • Akhir

Semester

I

Pen yeiesaiari S(u<J(

Mahasiswa

H-(J'u'an Akhir Proeram

j

~

,

Z

'

I

Seriifikasi

I

Peniadwalan

i

Bimbinean Akademik

Gatubar 1.2

Proses Adtaiaistrasi Akademik

Pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik, berkaitan erst

dengan komponen-kornoonen organisasi Perguruan Tinggi, baik yang terlibat

langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan akademik.

Komponen-komponen tersebut adalah organisasi lembaga pendidikan, kurikulum. pimpinan

Perguruan Tinggi, staf akademik dan administrasi mahasiswa, sarana dan

(20)

komponen-12

komponen tersebut terlibat dalam proses manajemen akademik dan sekaligus

herpengaruh terhadap keluaran koordinasi maupun keluaran pendidikan.

Hubunean antara koordinasi dan proses manajemen akademik dengan

komponen-komponen organisasi Perguruan Tinggi dalam alur sistem, dapat

dilihat dalam gambar 1.3 berikut :

Instrumen Input

- Organisasi Lembaga j

Pendidikan j

- Pimpinan dan tenaga j Akademik Dan j

renaga Adminisrrasi

j

- Sarana dan Prasarana j

- Dana

(-Row Input Mahasisw: Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik. - Penerimaar? Mahasiswa Baru - Registrasi - Penjadwaian - Perkuhahan - Ujian

- Penyelesaian snidi

- Wisuda Coordination Pendidikan Efisien dan Efektif Education Gambar 1.3

Sistem Proses Manajemen Akademik

Pelaksanaan koordinasi dalam proses nianaiemen akademik antar unit

kerja baik pada tingkat Universitas, Fakultas, Jurusan dan unit-unit administrasi

dikembanekan sesuai dengan struktur organisasi Perguruan Tinggi, yang dapat

(21)

Rektor

PR I

BAAK BAUM

Dekan Dekan Dekan

Pemb Dekan Pemb Dekan Pemb Dekan

TU fakultas - TU Fakultas TU Fakultas

Jumsan Jurusan Jurusan

TU Jurusan TU Jurusan TU Jurusan

Dosen Dosen Dosen

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Gambar 1.4

Koordinasi Proses Manajemen Akademik Dalam Struktur Organisasi UNINUS 5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Menemukan potret. tentang efektivitas pelaksanaan dalam proses manajemen

akademik di Perguruan Tinggi.

(22)

14

c. Menemukan model pelaksanaan fungsi koordinasi.

d. Menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

fungsi koordinasi dalam manajemen akademik.

6. Manfaat Penelitian

a. Bagi UNINUS temuan-temuan ini diharapkan merupakan masukan bagi para pimpinan Universitas niengenai kekuatan dan kelemahan serta

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses koordinasi manajemen akademik,

masukan tersebut dapat dijadikan bahan bagi peningkatan kegiatan yang lebih

baik dan juga bahan untuk mengatasi kelemahan masalah-masalah yang dihadapi.

b. Bagi Kopertis, serta PTS lain, temuan hasil penelitian dapat menjadi contoh tentang pelaksanaan fungsi koordinasi serta permasalahan yang dihadapi PTS. c. Bagi peneliti adaiah memperluas wawasan tentang bagaimana konsep atau

prinsip-prinsip dalam ilmu manajemen pendidikan khususnya masalah

koordinasi.

7. Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis

efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam manajemen akademik di

Universitas Islam Nusantara Bandung. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman

dan pengertian tentang suatu peristiwa dan perilaku manusia yang sedang

meiaksanakan suatu kegiatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini

paling tepat menggunakan pendekatan kualitatif (Bagdan dan Dikken,1982 : 23)

(23)

15

hakekatnya adalah mengamati orang lain dan linekungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, berusalia meraahatni bahasa dan pikiran mereka tentang duaia

mereka.

Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode naturalistik, dekade

penelitian semacam ini mempunyai karakteristik : (a) data langsung diambil dan setting alami (b) penentuan saiupel diiakukan secara purpasive (c) peneliti sebagai instrumen pokok (d) !ebih menekankan pada proses dan pada hasil sehingga

bersifat deskriptif anahstik (e) analisis data secara induktif atau interpretasi

bersifat idiografik dan (f) mengutamakan makna dibalik data. Nasution (5982:9).

8. Instrumen Peheiitian

Metoda atau pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

naturalistik (kualitatif) instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Dengan peneliti sendiri sebagai instrumen diharapkan yang diperoleh bukan

hanya data faktual tetapi juga data kontektual, yang terlihat, terdengar dan

dirasakan oleh peneliti sendiri.

Membantu mempermudah rjengumpulan data dalam penelitian ini akan

digunakan teknik pengum.pul.an. data berbentuk observasi, wawancara dan studi

dokumenter. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi non partisipatif

untuk mendapatkan data tentang perilaku-peri'Saku yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup kerjasama dan interaksi antara petueas dalam unit-unit

pelayanan akademik dan pelayanan. akademik yang diberikan petueas kepada para

(24)

16

Teknik pengumpulan data kedua dalam penelitian ini adalah wawancara

melalui wawancara diharapkan dapat dikumpulkan data berbentuk fakta,

pendapat, penilaian maupun saran berkenaan dengan kegiatan manajemen

akademik.

Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kebijakan

pimpinan dalam pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen

akademik baik pada tingkat Fakultas, Jurusan, Bagian atau Sub Bagian oleh

tenaga akademik administrasi.

Studi

dokumenter

merupakan

teknik

pengumpulan

data

melalui

pengumpulan dokumen baik dokumen peraturan maupun rencana dan

laporan-laporan hasil kegiatan koordinasi dalam proses manajemen akademik.

9. Sumber Data

Objek penelitian adalah semua personil atau individu dalam unit-unit kerja

di UNINUS, baik tenaga akademik maupun administrasi yang terlibat dalam

proses kegiatan manajemen akademik, mereka terdiri dari pimpinan Universitas

beserta pembantunya, pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan, para Dosen, Dosen

Wali, Pimpinan Biro, Kepala Bagian, Sub Bagian, Staf Administrasi dan para

Mahasiswa.

10. Rencana Penelitian dan Pengolahan Data

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa tahapan yang akan ditempuh

dalam pengumpulan dan dan pengolahan data. Sesuai dengan sifat pendekatan

penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Naturalistik maka pengumpulan data

(25)

17

verifikasi, penyusunan laporan, pengumpulan data kernbah dan seterusnya sampai

ditemukan data dan kesimpulan yang diharapkan. a. Pengumpulan data

Melalui keeiatan wawancara, observasi dan studi dokumenter, informasi v«n<r dirw.rolf.h dicatat dalam he.nuik catafan lapangan Urtnik me.njamin V^ahcai-.fln inlrmys^ici .ii'-At-utar, kS'H'it'irA tr:3.ne<T!-l?-S! den.Sa". Pile'AC 3.P. Ulfomi?.?1.

dari responden lain, atau dengan cara membandingkan apa yang diutamakan secara umum dengan peneutaraan secara pribadi, pendapat seseorang dengan

pendapat atau pandangan orang lain.

Analisa data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, ihelalui pencgolongan dalam pola, tema dan kategori tertentu, untuk mencapai hal

tersebut diiakukan. tiga langkah. utama yaitu;

1. Reduksi data dalam bentuk penyelesaian peinbahasan, simplikasi, pengabstraksian dan transformasi data mentah yang telah diperoleh.

2. Penyajian data ialah penyusunan informasi dengan sistematis (teratur) agar

dapat dibuat kesimpulan. dan tindakar. lebih Vanjut.

3. Menarik kesimpulan walaupun sejak awal pengumpulan data kesimpulan telah

dibuat namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara, masih diperlukan penyempurnaan pada saat data atau informasi bertarnbah.

(26)

data akan dikerjakan kembali. Demikian setemsnya sampai diperkirakan sudah

(27)

f^ID/^

(28)

BA.B 111

PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini akan mcmbahas mengenai prosedur penelitian yang. mencakup

ir>AtA/^A n^ri^]iii'ont ^-^ne di2.unaka.ri cb^ek vane diteliti serta lanekah peneuiTtoulari

A*"s n nonrYAiobi ?-, Hoti

7-^0/^0 --ncvnAlili rv>^ l'AVmol'On n^!o''conoqr! nAnriocolonoD /ion V-iol_s->ol Mm~>n

iTselatarbelakangi pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses rnanaiemen

akademik nada Universitas Islam Nusantara. Untuk meneliti masalah tersebut

Pendekatan Penelitian vaiifr liimmakan adalah i-iendel:aTan Deskri-e.tif'Naturalistik

L' ' i - - . . _ , . .^.j ~. .^-, - - _ . . . ^ - t y

/^•>c/»Vw i1 /^^ct"n-ntTT 1-orAno Hoi om nAr»A]ition mi /~iV*i/=»t- A*o-nn rivtp*]-}+i oVon

di r>i tv-n^fh'l *"*l i^Ctl 1 i 1.J t i l IVUl t coKi rri 1 r-n*2 r> oOV-lJ t i l lt i t 111U.UU. omni.'oti.V_UAt I V t i c-^V"1 rot-* rrJ>V^ rVJ-il t i l li^_ t i n n iLtil 1 I,/Li tr\on rrV\ t tr\i ir\rrl-*}r* n\roitiv~ti^,iiu.L'<-*.t iJiiVcli 411 v e t Hanrr') r-»viv^i i i ± C i l t

i - a n / I n <->r-t c^"* "•£»-» M"»T»-1f» i t o n r n r i i / i o h r . i . ' o T^'fr^ *-»-»r-»5-io *-.•>at-^i »-*o r\ .-n* n / r L ' O " *"*! 'O /H^»ri,r<->T->

kondisi h

Penelitian ini juga bersifat naturalistik karena data yang dikumpulkan hArrj'^o'J o] omi o r> don tr»Ani.'p) ijn fV» T*o I o rr> onolifu" ol-on /n! •'»••»0 + Vnirw mnon c/^r^nr-o

u v i o u u i . u l u i l u u i i vXu.Il i i i v . i i \ v. 1 vii U-i 1. L-^tiicLi i t u i i t i i i o i i u K u U vxi t\ t it*.*. iiU.<JU.i.tl_.CLi i o v . v . u i <X

iiiC.uVCiuiuii tit iiuii ii. cl^i ;v.iv-fA>i.K-iv \ tit i;^ Ui lCi l u . l^Ci m d i t l^v-i tUv.Ktlltiti. tin CIl 1 ttil clUf^titl.

^iU./V,t VMV,il Ui.i>ii tvdiulii Nv.V.vitVi iv-iuiii i^Wi'u UU.iii. U«JLt*i IV UC» t IU IxHt i. l.x-iajj Viiil\ • ««0 ^ *•"

ijv>t)>t- mAmnArl-oyo rloto 1*>lol-j +o+i "T F^oloi-ii nAnplition im ti/^ol- ni'on H->V-)tio1

akan bersifat spesifik, siudi ini lebih bersifat studi kasus.

Metode penelitian semacam ini mcnipunyai karakteristik : (a) data lanesune diambil dari settine almi : (b) penentuan sampel diiakukan secara

(29)

38

purposive; (c) peneliti sebagai instrumen pokok (d) lebih meuekankan pada proses

daripada hasil, sehingga bersifat Deskriptif AnaUstik; (e) analisis data secara

tnduktif atau interpetasi bersifat idioerafik: dan {f) mengutamakan rnakna dibalik

data (Nasution, 19S2 :9)

Cin dari karakteristik yang pertama mengandung arti bahwa seorang

peneliii mencan mfonnasi atau menggali data langsung dari sumber data yang

representatif tanpa memberikan suatu treatment seperti vane biasa diiakukan

dalam penelitian eksperimen, ha! ini diiakukan denean tujuan agar dapat

memperoleh suatu eambaran tentnnp fe.nomena nelaksanaan funasi koordinasi

.-j.o... ...-.-.. ,.- ,.,„....:j,.. ... .,!-.,.j.j„,;!.

;r: A„r: i.--.,-,!....,,:!.*;!- ---i.-.,-

!•>.<..-menentukan samne! harus disesuaikar- dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu

banyaknya sangat tergaiming kepada neitimhar.paii kelengkapar. informasi yang duiuiuhkvtn Penielasau "Nasvsiion {]9SS:32-33) tentang hal ivy. bahwa untuk

memperoleh informasi sampling dapat diteruskan sampai dicapai taraf redundancy, ketuntasar. atau kejenuhan. ini mengandung arti bahwa dengan

menggunakan responden selanjutnva tidak akan diperoleh laei taiiihahan

i morn .as. harti vAnv iu-nusLus Artmvs Ivauwvt *iamne5 telali dsanwan memad-.M

bila telah ditemukaa pola tertentu dari data (informasi) vane dikumpulkan.

Cin dari karakteristik ketiga yaitu menerrpatkan peneliti sebagai instrumen utama. Rasional dari karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti)

mempupyai adaptabiliias yang tinggi. Dengan begitu senantiasa dapat terus

menerus menvesuaikan diri terhadap situasi vane berubah-rubah, serta senantiasa

(30)

utenaalam sesuai dengan tujuan yang men. -^apa-. Vvd:>j..viw...

:*,.

-.„....<.:., /nen^iri^ sehaaai insirumeh nnkok memibk.i.

>e-"j?f«

dapat

^mumdtan van" s-rara luwes daoat dieunakarmya. Dia selalu dapat mentlai

keadaan dan dapat meneambi! keputusan (Moleong, 1993:19).

Ciri dari karakteristik keempat ialah mengandung makna terhadap

nenekanan proses dari pada ptoduk, sehingga bersifat deskriptif analitik,

berimplikasi bahwa data yang dikumpulkan dalarn penelitian tni lebih cenderung

dalam bentuk kata-kata dan pada angka-angka; dan hasil analisis berupa uraian

(Wiles dar. V-hiherman 1QK4-1V! 1aimran kualiratif kava dengan desknpSI dan

.v^ieiasa." t-->r.tans asoek-asoek masalah yang meryadi fokus penelitian. \vaiaupun

demikian bukanbetarti bahwa dalam penelitian kualitatif bebas dan laporan yang

berbentuk aneka-angka

Cm dan. dua karakteristik texakkir ialah bahwa sampe! rwme.Htian kualitatif

tidak didasarkan atas pertimbangan statistik, melainkan didasarkan kepada

ketuntasan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu analisis tidak bertujuan

untuk memperoleh generalisasi, akan tetapi data dtanalisis secara induktif untuk

dicari polanya lalu selanjutnva dicari makna dari pola tersebut. Dengan begitu

baSil penelitian bersUsi >"diogrank Whlh mem^tinoHn m*Vnft a*Um ko^k

ruane dan waktu.

1. I'nit Analisis dan Sumbc. Data

Penelitian ini difokuskan kepada efektivitas pelaksanaan fangs; koordinasi

dalam manajemen akademi karena unit analisis penelitian ini bersifat institusionak

(31)

i

a

^im —r-bhar. ini bersifat purposive ialah pejabat yang dinilai

SUmuti vulva uaicW •»

>-,v-,

•!

•„r-,r-tasi •.anrrdihuruhkan sesuai dengan n.ji.an iv^msn

dapat membenkan intonriasi^.-^

3. -feincian Permasalahan

Berikut disapkan rincian dan permasalahan yang akan diteliti -.

, t^,,.;™ fe-n-si koordinasi dalam prpses manajemen akademik yang

digunakan

a. Penyebaran tueas dan wewenang koordinasi

b. Lembaga atau unit-unit yang di koordinasi

c. Kegiatan-kcgiatan yang di koordinasi

d. Prosedur koordin?.si

_ „

.

, ,.ro_oor, r<-""si V.-onrdinasi dalam proses manajemen akademik

a. Penerimaan dan registrasi mahasiswa

b. Penvusunan bahan persiapan perkuliahan

c. Penyusunan jadwal kcgia;an perkuliahan

d. Penviapan mane kuhah

e. Perkuliahan dikelas

f. Perkuliahan di .aboratorium

g. Perkuliahan di lapangan

h. Ujian tengah' akhir semester

i. Ujian negara i. Skripsi

.k. WisudadanScitiiikasi

..„..,

^.-nolvidapi

permasalahan-permasalahan

dalam

proses

Bagaimana caia n:--nguau.u.i y

(32)

41

4. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan koordinasi

dalam proses manajemen akademik.

KISI-K1S1 INSTRUMEN PENELITIAN

EFEKTTVfTAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI.DALAM

PROSES MANAJEMEN AKADEMIK

NO ! VAR7ABFX I JNDJk'.ATOR

» C r* C« "

yang d i t e l i t i

•j.;C.vu\ ;uj;j

:* iauajcm-*!-.

Akademik

DCnCUKi.UW

2. Elisions!

_V U?.V?. SAiat

i.Ke|.m*i:>.U!

a. v j u i p u l

b. Pe'.v.crataan rervcvd'-k?.!1

2. BJ3V2 o.Waklu

a wauauuana rcs;>on masvaraKai

o.t\.ciuaniouau mauaienai inieniai

rv-—,

a. frcslasi ivcrja b.Kcicpaiaa kerja ii Sonuuma( Keria

1. Perencanaan a. fencnluan tujuan bersama

.. i > i . . „ . . ' . . . .

t. Prosedur akademik

'd.Pcrslvran - pcraluron

e.Fcmbastian lujias / wcwcnanti jf. Peneniuan kegsaiars akademik

7 P^^2kca!1aa,.',. 2 Per.crnv.aaiV're-islras'. mafiasiswa

b.Pcn\-usunan ladwab' bahan kuliah

c Pcnviapan m^nu kuiiah

d. Perkuliahan dikeias /

diiaboralo-: rium / diiapangau

F Skripsi / wan (icgara / wisuda

'• scrtifikasi

( 7 . . I . . . ,

-rakior

. . . . 4 . . .

pen^tia'"ba(

kcyiaian

akademik

0 iz^aiuasi i(i(K((';<w((."/f.

r Evaluasi basil dan dampsk

: a. Disipim kerja

: b. Data dan iijloniiQSi j-.cna . ,- ( (t\li - unif .ami <}da

'• 6. Faklorsumber dava manusia

JEN'.S

INSTRUMEN

i . v. uwaricara

*>. Observasi

I c. Sludi

dokunien-iasi a. Wawancara b.Observasi ta.<r; a. Wawancara c.Siudi

dokuuieu-s . vYawaucara

b.Observasi

„ c_,.i.' (.^....v.+. • J.Uui

i.^j;ujLd-kaart

a. Wawancara

t. /-.i. . ,. :

c. Studi

kepusla-kaan

a. Wawancara

b. Observasi

c. Smdi

kepusia-kaan h 0!)*crvasi c Sludj uu^u.mCiiu^i a. Wawancara (. /-\( ;

••J. U U i t l . .IDI

<: Studi

dokumen-!asi

(33)

42

4. Instrismen Penelitian

Metode atau pendekatan penelitian yang digunakan adalah pend.eka.tan

naturalistik (kualitatif). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Dengan peneliti sendiri sebagai instrumen. diharapkan yang diperoleh bukan

hanya data faktual tetani juga data kontekr.ua!. yang terlihat, terdensar dan dirasakan oleh peneliti sendiri.

-V-£——Slit" i-Sl^^C^"1 -^ T"^^"'?* 'IT* TV>^on Hoto H*}^*>r*"* n^p.^litjon ini ol-in

digunakan teknik pengumpulan data berbentuk observasi. wawancara dan studi

dokumenter Teknik observasi yang digunakan adalah observasi nnn partisinatif untuk mendapatkan data tentang perilaku-perilaku yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup kerjasama dan interaksi antara petugas dalam unit-unit

pelayanan akademikdan pelayanan akademik yang diberikan petugas kepada para

mahasiswa, sepanjang hal itu dapat diamati dalam.masa penelitian.

Teknik pengumpulan data kedua dalam penelitian ini adalah wawancara,

melelui wawancara diharapkan dapat dikumpulkan data berbentuk fakta,

pendapat. penilaian maupun. saran berkenaan dengan kegiatan administrasi

akademik. Wawrancara digunakan. untuk memperoleh data te.ntanp kehijakan

nimninan dalam Vonrdinasi Vfgiatan aVrade.mik pelaksanaan koordinasi baik mda

tingkat Fakultas dan Biro maupun tingkat Jurusan, Bagian maupun Sub Bagian

atau tenaga akademik dan administrasi. Wawancara juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

(34)

4.5

Studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan dokumen, baik dalam

peraturan maupun rencana dan Iaporan-laporan hasil kegiatan koordinasi dalam

proses administrasi akdemik. Dokumen tersebut meliputi RIF / Rencana kerja,

statuta pedoman-pedoman, peraturan-peraturan data statistik, kalender akademik,

jadwal kuliah, daftar induk persiapan mengajar atau catatan lain yang relevan

dengan penelitian.

5. Sumber Data

Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh semua komponen

yang terlibat dalam koordinasi manajemen akademik seperti yang telah dirinci

dalam rincian masalah yang akan diteliti, namun pelaksanaannya disesuaikan

dengan kondisi dan situasi lapangan.

Personal atau individu dalam unit-unit kerja di PTS baik tenaga akademik

maupun administrasi yang terlibat dalam proses administrasi kegiatan manajemen

akademik akan dijadikan sumber informasi. Mereka terdiri atas pimpinan

Universitas beserta para pembantunya, Pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan, para

Dosen, Dosen Wali, Pimpinan Biro, Kepala Bagian, Sub Bagian, Staff

Administrasi dan para mahasiswa.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNINUS memiliki jaringan orgamsasi

yang cukup besar, UNINUS memiliki 7 Fakultas dengan 20 Program-program

studi yang melibatkan 443 pengajar, baik tenaga tetap (negara dan yayasan) dan

tenaga tidak tetap. Dalam unit administrasi pada tingkat Universitas memiliki 2

Biro dan 10 Bagian serta melibatkan kurang lebih 64 orang Staff Administrasi,

(35)

44 <k Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian kualitati.C tahapan-tahapan penelitian tidak metn.pun.yat

batas-batas yang tegas tetapi tahapan-tahapan tersebut dapat dibedakan memadi :

1.tahap orientasi 2. tahap eksplorasi 3. tahap member check ( Lincaim dan Cuba

1985:23 5-236; Nasution, !QSv8:33) Dalam penelitian ini, peneliti mengikuti

prosedur tersebut diatas.

1. Tahap Orientasi

Tahapan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap

dan jelas tentang masalah yang akan diteliti . Selain itu tahapan im berguna

untuk lebih. memantapkan desatn serta meueutukan fokus penelitian beserta

nara sumbernya. Pada tahapan ini, peneliti melakukan anjangsana ketiap

fakultas dilingkungan UNINUS, berusaba menjajagi dan mencari informasi

awal guna menentukan permasalahan ataupun fokus penelitian

2. Tabap Eksplorasi

Tahapan ini merupakan tahap penelitian yang sesungguhnya, yakni

mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah

ditentukan. Pengumpulan data serta wawancara dengan para nara sumber yang

dinilai representatif dengan menggunakan pedoman yang telah disiapkan

sebelumnya. Hal ini berguna agar pembicaraan dapat berjalan secara terarah

dan tidak keluar dari fokus penelitian. Guna melengkapi data yang terkumpul

sekaligus berfungsi. untuk mengecek atau tnanggulasi, penelitian mer.gadakan

observasi serta studi dokumentasi. Sedangkan untuk merekam data atau

informasi secara lengkap digunakan buku catatan. Dalam tahap ini juga

(36)

45

mengadakan seleksi catatan lapangan yang terkumpul serta merangkum hal-hal

yang dinilai penting untuk mempenuudah penelitian,

3. Tahap Member Check

Dalam tahapan ini dimaksudkan untuk mengadakan pengecekan tentang

kehenaran mfnrmas, yang telah dikumpulkan. agar hasil. penelitian dapat lebih

dinercaya Pengecekan diiakukan setiap kali peneliti selesal mengadakan

wawancara dengan jalan mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan dan hasil

wawancara yang telah dilakukarx.

7. Prosedur Analisa Data

Untuk memberikan makna terhadap data yang te\ab. <?iv»mpnikan,

diiakukan analisis data dan interpretasi. Mengingat penelitian ini dilaksanakan

melalui pendekatan kualitatif,. maka analisis diiakukan semeniak data pertama

dikumnulkan sampai dengan penelitian berakhir secara terus rnenerus.

Ajcialisis data diiakukan dengan. mengikuti prosedur sebagairaana

disarankan oleh Nasution (1988:129-130) dan Hubermen (1984-21) yakni

l.reduksi data 2.disn!ay data dan 3.mengambil.kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data ialah. meringkas kembali catatan-catatan. lapangan dengan.

memilih hal-hal yang penting yang berhubungar, dengan fokus penelitian.

Efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam manajemen akademikKemudian

ringkasan tersebut dirangkum dalam susunan yang sistematis.

Pada bagian terdahulu telah. dikemukakan. bahwa proses anahsis data

diiakukan secara terus menerus sejak data awal dikumpulkan. Dengan demikian

kesimpulan diambil pada awalnya masih bersifat tentatif dan agak kabur. Guna

(37)

46

verifikasi diiakukan selama penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk

memamui tingkat kepercavaan. hasil penelitian sehtngga prosesnya dapat

berlanesune bersamaan dengan member check dan trianggulasi.

8. Cara Memperoleh Keabsahan Hasil Penelitian

Ada sejumlah kriteria yang sering dipergunakan untuk menetapkan

keabsahan hasil penelitian. Dalam penehbnn knahtarif ataunyn kehermaknaan

hasilnya. Nasution (1988:114-124) menetapkan empat kriteria yang biasa

digunakan yaitu : I. kredibilitas.(validitas internal) 2. transferabilitas (validitas

ekstema!) 3. dependabilitas (reliabilitas) dan 4.konftrmabilitas (objektivitas).

Dalam penelitian ini diiraViakan agar danat raemenuhu, nersyaratan-nersyaratan

tersebut.

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran.tentangkebenaran. data yangdikumpulkan,yang

dalam neneHrian knaHtatif dtsehut Yahdhs? internal

Dalarry penelitian

- - - 1

kualitatif, kredibilitas menagambarkan kecocokan konsep peneliti dengan

konsep yang ada pada responden ataupun nara sumber. Agar hal tersebut bisa

terwujud/talam penelitian ini diiakukan:

a. Trianggulasi

yaitu

mengecek

kebenarao.

data

dengan

cara

membandingkannya dengan data yang didapat dari sumber lain, misalnya

yang jadi nara sumber dalam penelitian ini adalah para pengelola program

yang ada pada tiap fakultas, maka untuk informasi yang diberikan untuk

sahi pokok perm asalahan yang sama dapat dicek kebenarannya dengan. cara

mengecek kembali kepada pengelola program yang berlainan fakultas atau

(38)

47

b. Peer Debreifing ( pembicaraan dengan kolega)

Kegiatan ini diiakukan guna membahas catatan-catatan lapangan dengan

para kolega dalam satu jurusan ataupun dengan kolega pada jurusan lain,

vana pada dasaraya tidak mempunyai kepentingan dengan penelitian ini.

Dari mereka diharapkan pandangan-nandangan yang jemih dan objekhf,

sehingga dapat meningkatkan kualitas basil penelitian.

Yang dimaksud disini adalah hasil rekaman tape recorder ataupun kamera

foto.Cara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang

informasi yang telah diberikan oleh. para nara sumber sekaligus hermina

untuk memahami kontek pembicaraannya, dengan cara ini diharapkan dapat

memperkecil kemungkinan adanya kekeliruan.

d. Mengadakan member check

Kegiatan. member check diiakukan. untuk mendapatkan keyakinan terhadap

data yang diberikan oleh nara sumber dengan cara setiap akhir wawancara

diiakukan konfirmasi dengan nara sumber. Sehingga apabila ada kekeliruan

akan dapat diperbaiki juga bila ada kekurangari dapat ditamhah dengan

knnfirmasi ham niharankart data yang diperoleh sesuai dengan yang

dimaksud oleh nara sumber.

Transferabilitas

Transferabilitas dalam penelitian. kualitatif disebut denemx validitas eksterr.ak

vakni samnat manakah hasil nenelitian ini dapat diaplikasikan atau digunakan

dalam situasi yang lain. Sehubuncan dengan hal mi. Nasution (1988:118)

(39)

48

yaitu.hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam kontek

dan situasi tertentu. Oleh karena itu txanferabiluas. basil p<;neUuan ini

diserahkan pada pengguna.Bila pengguna melihat ada situasi yang identik

dengan permasalahan efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik Yang dihahas dalam penelitian ini. maka pengguna dipersilahkan untuk mengaplikasikanrrya.

. Defendabilitas dan konfirmabilitas

Pengertian defendabilitas hampir sama dengan reliabilitas. dalam penelitian kuantitatif yangbertujuan untuk membahas konsistensi suatu hasil penelitian.

i-yependaouttas roenguji apa^au penelician mi uapat uiuiaug atau enrep u.teasi dengan menentukan hasil yang sama.Sedangkan konfirmabilitas berkenaan

dengan objektivitas basil penelitian.

Perlu diketahui bahwa situasi sosial bersifat unik dan tidak dapat disekonstruksi sepenuhnya seperti seraula. Karena itulah sangat sulit untuk mengukur konsistensi hasil penelitian tentang efektivitas ini. Guna menjaga kebenaran serta objektivitas hasil penelitian ini diiakukan audit trail, yaitu

denaan. melakukan oemeriksaan. untuk msvakinkan. bahwa hal-hal vans dilaporkan memang seperti itu kejadiannnya.

Untuk kepentingan itu diiakukan :

a. Merekam dan mencatat selengkap mungkin hasil \vawancara,observasi

ataupun studi dokuinentasi sebagai data mentah guna kepentingan analisis

(40)

49

b. Menvusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentalvlalu

roerangkum atau nienyusunnya kembali dalam bentuk desknpst yang lebih

sistematis.

c. Membuat penapsiran atau kesimpulan sebagai hasil sistesis data.

d Melanorkan seluruh hasil nenelitian dan sejak awal sampai akhir penelitian.

Demikian beberapa. ketentuan sertacara yang digunakan dalam melakukan

penelitian ini. Diharapkan kebermaknaan data yang dikumpulkan sudah

selavaknva terbatas dalam penelitian ini. Akan tetapi batas-batas kebermaknaan

akan dilamnaui atau berlaku juga pada lingkup yang lain, walaupun tetap

(41)

^DID/^

(42)

BAB V

KESIMPULAN, 1MPL1KASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada

bab-bab terdahulu, maka berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai

berikut:

1. Kesimpulan Umum

Apabila memperhatikan hasil-hasil penelitian dan pembahasannya,maka

dapat dikatakan makna yang dapat diungkapkan oleh penelitian ini yaitu adanya

upaya-upaya dari para pimpinan universitas untuk memperbaiki/meningkatkan

efektivitas pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik melalui

peningkatan kualitas pelayanan akademik.

Kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan fungsi

koordinasi

manajemen

akademik,

belum

seluruhnya

efektif,

dalam

pelaksanaannya masih banyak kekuiangsinkronan sehingga perlu pembenahan

diberbagai unit kerja. 2. Kesimpulan Khusus

Ada beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi

kelemahan-kelemahan koordinasi dalam proses manajemen akademik :

a. Program kerja masih bersifat umum belum operasional

b. Pedoman-pedoman kurang jelas, sehingga penafsirannya bisa berbeda

c. Arus komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang lengkap

(43)

d. Kekurangan dana dan peralatan untuk pelaksanaan kegiatan

e. Kemampuan dan motivasi kerja belum sesuai dengan tuntutan.

B. Impiikasi

Impiikasi ini berkaitan dengan impiikasi temuan penelitian yaitu

merupakan berbagai persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan keadaan yang

ditemukan disetiap penelitian.

Adanya upaya-upaya dan para pengelola di UNINUS dalam memperbaiki

dan mengembanakan serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan koordinasi

dalam

proses manajemen

akademik bila terus ditingkatkan

dengan

mempertimbangkan umpan balik yang diperoleh dan hasil perbaikan dan

pengembangan maka pada saatnya efektivitas yang diharapkan akan tercapai.

Beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan ialah adanya

pedoman-pedoman kerja yang berfungsi sebagai alat koordinasi

-"

Impiikasi yang tidak diharapkan ialah adanya kelemahan-kelemahan

dalam koordinasi administrasi akademik: pertama , program kerja masih bersifat

umum(belum operasional) dan belum disertai dengan petunjuk pelaksanaan atau

petunjuk tehnis. Kedua, pedoman-pedoman kurang jelas dan penafsirannya bias

berbeda. Ketigajalur komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang

lengkap. Keempat, kekurangan dana atau peralatan untuk pelaksanaan kegiatan.

Kelima, kemampuan dan motivasi kerja yang belum sesuai dengan tuntutan.

Impiikasi yang tidak diharapkan dalam koordinasi tahap perencanaan ialah

perencanaan penerimaan mahasiswa baru belum memiliki program atau

(44)

140

disampaikan secara hsan dalam rapat, sehingga ada dampak yang timbul dan

sistem koordinasi kegiatan PMB tersebut yaitu 1. konsistensi kegiatan kurang

terjamin 2.koordinasi perencanaan sangat mengandalkan tanggung jawab pnbadi

personil,sehingga keberhasilan sasaran sukar ditentukan.

Impiikasi

yang

tidak

diharapkan

dalam

koordinasi

tahap

pelaksanaamseperti halnya pada tahap perencanaan pada tahap pelaksanaan

kegiatan peiiertmaam mahasiswa baru juga sama koordinasi diiakukan secara

informal dan msidental melalui pemantauan atau dialog langsungsehingga

banyak ditemui kekurangan dan ketertambatan.

Sedangkan koordinasi tahap pelaporan. hampir [pada setiap kegiatan tahap

pelaporan koordinasi iebih diarahkan pada hasil kegiatan, bukan pada koordinasi

proses maupun personil.

Impiikasi kegiatan manajemen akademik yang tidak diharapkan ialah 1).

StatusDosen tidak tetap dapat menghambat pelaksanaan koordinasi, karena

banvaknya beban tugas di institusinya sendiri 2). Pelaporan kehadiran Dosen

tidak seragam 3). Pelaporan perkuliahan tidak rutin 4) Sarana dan prasarana

tidak

memadai,

keadaan

ini

mencerminkan

koordinasi

yang

kurang

kesinambungan, tetapi sekaligus menunjukan masih lemahnya penerapan pnnsip

efisiensi, koordinasi pelaksanaan ujian skripsi pada tiap-tiap

Fakultasberbeda-beda pelaksanaan ujian skripsi mengikuti cara yang diterapkan pada PTN

(45)

141

C. Rekomendasi

Seperti diutarakan pada pembahasan, koordinasi bagi proses manajemen

akademik yang diterapkan di UNINUS adalah koordinasi khas UNINUS suatu

bentuk koordinasi yang tercipta sesuai dengan kondisi, karakteristik dan

kemampuan yang dimibki UNINUS saat ini. Sampai batas tertentu bentuk

koordinasi tersebut masih cocok untuk diterapkan, dengan pertimbangan bahwa

semua kegiatan manajemen akademik dapat berjalan meskipun belum efisien.

Untuk kegiatan-kegiatan tertentu UNINUS menggunakan koordinasi

secara terpusat pada tingkat universitas dan untuk kegiatan-kegiatan lam

menempuh cara koordinasi terbagi pada tingkat Fakultas dan Jurusan.

Untuk hal-hal tertentu garis koordinasi jelas dan formal, sedang hal-hal

lain kurang formal dan kadang-kadang kurang jelas. Untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi kegiatan manajemen akademik melalui koordinasi, ada l

beberapa upayayangdapat diiakukan :

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran ftnmal tentang jaringan

koordinasi dalam suatu organisasi. UNINUS telah memiliki struktur organisasi

yang disesuaikan dengan PP.30 th 1990, namun dalam pelaksanaannnya belum

seluruhnya dijadikan pedoman dalam koordinasi kegiatan manajemen akademik.

Agar dapat dijadikan pedoman maka perlu beberapa penyempurnaan:

1. Perlu adanya penjelasan tentang tujuan keseluruhan organisasi perguruan

tinggi dan tujuan unit kerja bagi pimpinan dan staf. Tujuan yang jelas dapat

(46)

142

2. Perlu adanya penjabaran fungsi tiap unit kerjajabatan atas tugas-tugas pokok

dengan rumusan yang jelas dan tegas supaya tidak terjadi tumpang tindih atau

kesenjangan tugas antar unit kerja.

3. Perlu adanya deskripsi tugas (job description) yang jelas dan rinci dan setiap

tugas pokok masing-masing unit kerja dan personalia pelaksanaannya

berpegang pada tugas-tugas pokok tersebut para staf/suatu unit dikoordinasi

oleh pimpinan unit penyusun program kerja. Dalam program kerja tersebut

dirumuskan sasaran yang akan dicapai, macam kegiatan/prosedur/mekanisme

pelaksanaannya, juga dirumuskan bagaimana jalinan kerjasama suatu unit

dengan unit lain.

4. Kegiatan yang sifatnya temporer yang memerlukan kerjasama antar beberapa

unit dalam bentuk suatu task force atau panitia juga perlu disusun dalam suatu

program seperti yang dikerjatcan oleh unit-unit kerja permanen.

5. Baik untuk kegiatan yang sifatnya rutin atau temporer, pertu adanya kesatuan

komando dimana staf pelaksana hanya menerima tugas dan melapor kepada

satu atasan / pimpinan langsung, pimpinan langsung juga melapor pada

pimpinan diatasnya. Cara ini dapat memperlancar dan mengurangi konflik

diantara staf. Dengan komandonya seorang pimpinan dapat meminta

bawahannya untuk mengadakan kerjasama dan atas laporannya dapat

mengidentifikasi masalah-masalah berkenaan dengan koordinasi. Pengawasan

juga dapat diiakukan dengan cara menganalisis laporan yang diterima dari

(47)

6. Pertu adanya kejelasan tentang ruang lingkup pengawasan yang menjadi tugas

pimpinan pada unittingkat tertentu, seperti tingkat Biro, Fakultas, Lembaga

dan unit lainnya. Hal tersebut penting karena akan menentukan tanggung jawab

dalam mengawasi dan mengkoordinasi personil dibawahnya

b. Pimpinan

Penyempurnaan sistem koordinasi bagi proses manjemen akademik

bertumpu pada faktor manusia, sebab manusia memegang peranan kunci dalam

suatu organisasi. Koordinasi keaiatan manajemen akademik melibatkan beberapa

unsur manusia, yaitu pimpinan, pelaksana dan staf penunjang. Sistem koordinasi

yang mantap membutuhkan kerjasama yang harmonis diantara ketiga unsur

diatas. Pimpinan, apakah pimpinan tertinggi organisasi atau pimpinan unit kerja

atau pimpinan panitia memegang peranan utama dalam menciptakan kerjasama

yang harmonis tersebut.

Untuk memantapkan sistem koordinasi kegiatan manajemen akademik

pimpinan perlu memiliki konsep yang jelas tentang koordinasi, memiliki

kemampuan dan kemauan untuk meiaksanakan koordinasi. Pemantapan sictem

koordinasi harus diiakukan secara menyeluruh melalui cara formal maupun. informal. Secara formal diiakukan mengikuti hierarki menggunakan wewenang

pada otoritos jabatan melalui surat keputusan peraturan atau petunjuk-petunjuk.

Cara informal melalui pendekatan-pendekatan kekeluargaan,

pendekatan

psikologis dan sosiologis.

Beberapa langkah taktis yang dapat diiakukan oleh pimpinan dalam upaya

(48)

144

1. Mengkomunikasikan rencana kegiatan organisasi unit kerja (kegiatan

manajemen akademi) kepada bawahan sehingga benar-benar dipahami.

2. Membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya

dengan cara memelihara iklim/suasana kerja sebaik mungkin.

3. Menarik bawahan sehingga bawahan menjadi pengikutnya yang setia dan

bersedia dengan rela meiaksanakan tugas dengan baik.

c. Staf pengajar

Selain pimpinan unsur manusia dalam organisasi perguruan tinggi yang

memegang peranan penting adalah staf pengajar atau dosen. Dosen merupakan

para pelaksana langsung dari kegiatan manajemen akademik. Beberapa hambatan

dahadapi oleh UNINUS berkaitan dengan kondisi dosen, yaitu karena sebagian

besar dosen UNINUS adalah tenaga honorer dari PTN dan lembaga lam. Ada

beberapa usaha yang dapat diiakukan untuk mengatasi masalah mi:

1. Secara berangsur UNINUS hendaknya menambah jumlah dosen tetap, baik

tenaaa tetap bantuan Kopertis maupun tenaga tetap yayasan. Penerimaan dosen

baru hendakya diiakukan secara selektif dan proporsional.

2. Meningkatkan kemampuan para dosen, asisten melalui penataran-penataran

dan diutamakan melalui pendidikan formal, program S2 dan S3, staf pengajar

yang berkualitas merupakan syarat mutlak bagi peningkatan kredibilitas

universitas dan peningkatan mutu lulusan.

(49)

145

4. Pemantauan dan pengawasan, baik terhadap pelaksanaan tugas-tugas akademik

maupun pengembangan kemampuan dosen/asisten perlu diiakukan "secara

kontinyu.

d. Staf Administrasi

Meskipun hanya berperan sebagai tenaga penunjang tenaga administrasi

juga memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi perguruan tinggi.

Semua kegiatan baik yang berkenaan langsung maupun tidak langsung dengan

kegiatan manajemen akademik, baik yang berkaitan dengan pengelola,

dosen/asisten maupun mahasiswa baru akan berjalan optimal apabila mendapat

dukungan yang optimal pula dari tenaga administrasi. Tenaga administrasi di

UNINUS berlaPr belakang pendidikan umum jenjang sekolah menengah, jadi

tenaga administrasi di UNINUS belum profesional, sehingga keadaa.n ini kurang

mendukung pelaksanaan administrasi dari pelayanan pada perguruan tinggi.

Untuk memngatasi hal ini dapat ditempuh beberapa upaya :

1. Secara berangsur menambah tenaga administrasi yang ada dengan tenaga yang

lebih profesional, minimal berpebdidikan D3 dalam bidang administrasi.

2. Memberi kesempatan kepada tenaga yang ada untuk mengikuti pendidikan

atau menyediakan program pengembangan staf yang instensif.

3. Menciptakan iklim dan mekanisme kerja yang sehat dengan memberikan tugas

yang merata dan seimbang, disertai dengan pembinaan dan pengawasan yang

(50)

146

e. Sistem Informasi Akademik

Koordinasi kegiatan manajemen akademik, selain dilaksanakan oleh

tenaga profesional, didukung oleh tenaga administrasi yang cakap, juga perlu

ditunjang oleh peralatan sistem infonnasi akademik yang memadai.

Kelemahan umum yang dihadapi dalam manajemen akademik adalah

masih lemahnya sitem informasi akademik. Data mahasiswa pada beberapa unit

kerja jumlahnya seringkali tidak cocok, mahasiswa seringkali dirugikan karena

kelalaian dalam dokumentasi nilai ujian. Masalah dokumentasi dan informasi

akademik akan semakin komplek apabila program-progranm pendidikan telah

berkembang lebih tinggi dan lebih bervanasi.

Untuk mengatasi masalah dan mengantisipasi perkembangannya pada

masa yang akan datang beberapa usaha dapat diiakukan:

1. Perlu adanya perangkat keras disertai perangkat lunak program pengolahan dan

penyimpan data akademik pada tiap unit kerja sebagai terminal yang bisa

dihubungkan kepusat (BAAK, Puskom)

2. Diadakan pembinaan/pelatihan tenaga-tenaga operator yang akan menangani

manajemen akademi.

3. Diciptakan mekanisme kerja dan mekanisme pelayanan yang efisien dalam

manajemen akademi disusun pedoman-pedoman akademi yang aktual dan

konfrehensif, yang memuat semua infonnasi tentang umversitas/Fakultas dan

(51)

147

f. Sistem Pengawasan

Pemantapan sistem koordinasi bagi proses manajemen akademi juga

mencakup pemantapan sistem pengawasan yang berjalan selama mi tidak ada

sistem pengawasan yang jelas. Semua pihak bekerja menurut tuntutan dan

pemahamannya sendiri sehingga banyak terjadi pemborosan.

Penyebab uPma keadaan tersebut adalah belum adanya atau tertatanya

sistem administrasi secara keseluruhan dan kurangnya pemahaman staf personil

akan pentingnya kegiatan manajemen akademik bagi pencapaian tujuan

organisasi perguruan tinggi. Dalam kegiatan administrasi dapat ditempuh

beberapa langkah praktis diantaranya :

1. Memfungsikan dengan benar wewenang dan tugas masing-masing personil

sesuai dengantugas dan hierarkinya.

2. Membuat ukuran-ukuran pengawasan bagi seluruh personil yang terlibat dalan.

koordinasi kegiaPn manajemen akademi.

3. Melakukan pengukuran terhadap produk-produk kerja, serta selalu melihat

feedback yang datang kemudian.

g. Penutup

Temuan-temuan penting dan studi ini, komentar terhadap temuan-temuan

tersebut serta beberapa rekomendasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang

ditemukan telah dituangkan dalan Bab ini, munakm masih banyak yang tidak

dapat penulis temukan atau banyak hal yang tidak sempat penulis angkat dalam

studi ini, mudah-mudahan hal demikian dapat menjadi bahan bagi studi penulis

(52)

^DID/^

(53)

148

DAFTAR BACAAN

Abin Syamsuddm Makmun., (1997). Psikologi Kependudukan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Achmad Sanusi., (1988). Sistem Manajemen Pendidikan di Indonesia, Bandung :

1KIP Bandung.

Adam Ibrahim Indrawijaya, (1983). Perilaku Organisasi, Bandung : Sinar Baru.

Daun Suganda., (1988).

Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi,

Jakarta : Itermedia.

Enekoswara., (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan,

Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gibson, Raymond, C, (1964).

The Challenge of Leadership in Higher

Education, Jawa WMC Brown, Co.

Hadari Nawawi., (1989), Administrasi Pendidikan, Jakarta

:

CV. Mas

Agung.

Jajat

Riwajatna,

(1986).

Studi Tentang Efekafitas Pelaksanaan Sistem

Administrasi Akademik IK1P Bandung, Tesis FPS IKIP Bandung.

Kaufman, Roger, A., (1979). Education System Planning, New Jersey : Practice

Hall Inc.

Milles. Matthew B, and Hubennan, AMichael., (1992). Analisis Data Kualitatif

(terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy, J., (1991). Metcdologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Murdick, Robert G, & Dageti, James R., (1990). Sistem Informasi Manajemen.

Jakarta : Erlangga.

Nana Sudjana., (1991). Tunlunan Penulisan Karya Ilmiah. Makalah. Skripsi.

Tesis, Desertasi, Bandung : Sinar Baru.

Nana Sudjana dan Eddy Susanto, S.A.,

(1989).

Pendekatan Sistem Bagi

'Administrasi Pendidikan,

Bandung : Sinar Baru.

Nana Sudjana dan Ibrahim., (1982).

Penelitian dan Penilaian Pendidikan,

(54)

149

Nasution., (1988). Metode Penelitian KualitatifNaturalistik, Bandung : Tarsita.

Oteng Sutisna, (1989). Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional, Jakarta : Angkasa.

Pidarta, Made., (1988).

Manajemen Pendidikan Indonesia,

Jakarta : Bina

Aksara.

Sanafiah Faisal., (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha

Nasional.

Silalahi, Ulbert, (.1992). Studi Tentang Ilmu Administrasi, Bandung : Sinar

Baru.

Stonner, Jamaes, A.F., (199i). Manajemen, Jakarta : Erlangga.

Sutarto.,

(1991).

Dasar-Dasar Organisasi.

Jogyakarta

: Gajah Mada

University Press.

Suriasumantri,JujunS., (1986). Filsafat Ilmu,

Jakarta: Sinar Harapan.

Utidang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU. No. 2 Th. 1989) dan

Peraturan Pelaksanaannya., (1993)., Jakarta : Sinar Grafika.

Peraturan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Armas Duta

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan di SMK adalah salah satu bentuk dari sub- sisterr.r pendidikan yang ada di Indonesia, mempunyai rnisi untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

The development of foreign culture in every region in Indonesia makes the language of the region increasingly abandoned.One of them is Biak Language from Biak

Sebelum Indonesia menjadi Negara dengan sistem moderen, sistem politik yang ada di Nusantara adalah kerajaan feodal yang dikuasi oleh raja-raja autokrat, meski demikian

Penulis memilih judul penulisan ilmiah ini dengan alasan pada saat ini penggolongan darah manusia merupakan satu hal yang sangat penting untuk memecahkan masalah-masalah yang ada

Pelayanan rehabilitasi mental untuk penderita depresi adalah fasilitas yang memberikan penilaian, spesialis pengobatan, intervensi dan dukungan untuk mendukung pemulihan pasien

Trotoar berfungsi untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Konstruksi Trotoar direncanakan sebagai pelat beton

The second step  the three clusters areas: areas centers of beef cattle breeding farm for Subang district is sub-district of West Pagaden and Cikaum; Bandung district is