-ZZb/
%7k <S
7*
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM PROSES MANAJEMEN AKADEMIK
DI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
( Studi Kasus Di Universitas Islam Nusantara Bandjyig)
Kajian Tahun 2000 - 2001
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
Hj.Asmara Suhandi
NIM : 999680
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Disetujui dan disahkan untuk mengikuti
Ujian tahap II
Prof. DR. H.YAbin Syam^tiain Makmun, MA ibing I
5^C^^
Prof. DR. H. Moch Idochi Anwar
Mengetahui dan disahkan oleh :
Abstrak
Penelitian untuk penulisan tesis ini beijudul "Efektivitas Pelaksanaan
Fungsi Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik." (Studi kasus di Universitas Islam Nusantara Bandung ).
Masalah pokok yang dijadikan fokus pembahasan dalam penelitian ini
ialah Sejauhmana Efektivitas Pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik dapat menciptakan mekanisme kerja yang efisien dan
efektif.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil-profil pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik dan menemukan faktor-faktor penunjang, penghambat, faktor kekuatan dan kelemahan sena implikasinya bagi upaya mencari model yang selaras dan terpadu dengan manajemen akademik. Penelitian ini diiakukan dengan metode penelitian
kualitatif.
Dharma pendidikan dan pengajaran atau akademik mencakup. kegiatan perkuliahan dari mulai penerimaan mahasiswa banj sampai kepada wisuda /sertifikasi, harus diiakukan secara sistematis dengan memperhatikan berbagai faktor penunjang, penghambat, peluang dan harapan untuk mencapai keberhasilannya. Koordinasi merupakan kegiatan suatu kerjasama guna menyelaraskan bermacam-macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari hadl telaah dokumen, observasi dan wawancara dengan berbagai
pihak yaitu Pimpinan, Dosen dan Staf ternyata pelaksanaan fungsi koordinasi
dalam proses manajemen akademik belum seluruhnya efektif dan efisien.
Kesimpulan ini didasarkan pada data dan temuan dalam penelitian sebagai
berikut :
1. Faktor penunjang, telah tersedianya jumlah SDM yang relatif besar, bangunan fisik yang memadai.
2. Faktor penghambat ialah keterbatasan anggaran, kualitas SDM yang rendah,
Implikasi dari penelahaan hasil penelitian ini dapatlah kiranya dipilih salah
satu alternatif mode! untuk lebih meningkatkan efektifitas pelaksanaan fungsi
koordinasi dalam proses manajemen akademik yang dianggap sesuai dengan
situasi dan kondisi UNINUS sekarang dan yang akan datang, dimana dalam era
globalisasi ini diperlukan suatu strategi untuk perbaikan dan peningkatan
keberhasilan dalam pelaksanaan fungsi koordinasi manajemen akademik dengan
kebutuhan mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya.
Dari temuan penelitian ini, terdeskripsi bahwa koordinasi yang mutlak perlu untuk pencapaian tujuan yang efisien. Adanya koordinasi yang secara terpusat pada tingkat Universitas, dan kegiatan-kegiatan lain pada tingkat Fakultas
BAFTAR ISI
Hal
Kara Pengantar l
Abstrak m
ucapanTerimaKasih
Vl
Daftarlsi 1X
BAB 1 Pendahuluan
\. Latar Belakang Masalah "i
2. Perumusah Masalah -'
3. Identitikasi Masalah &
4. Pembatasan Masalah i*J
5. Tujuan Penelitian 'J
6. Mantaat Pene'Utiari - t4
7. Metodeiogi Penelitian
14
'8. Instrumen PeneYutah ^
9. Objek Penelitian
16
10. Rencana Pcne'iitian dan Pehgo\ahan Data io
B A 8 11 Tinjauan Pustaka
1. Konsep Dasar Admtaistrasi Pendidikan
19
\ A.Konsep Administrasi Pendidikan
IV
i.2 Fungsi Administrasi Pendidikan
19
2. Konsep Dasar Koordinasi ^<
2.1 Pengertian Koordinasi
^1
2.2 Mantaat Koordinasi 24
2.3 Hubungan Koordinasi dengan Dua Fungsi
Manajemen yangIain
2}
2.3.1 Hubungan Koordinasi dengan Komumkasi
25
23.2 Hubungan Koordinasi dengan Perencanaan 2b
3. Konsep Dasar Efektivitas 27
3.1 Pengertian Efektivitas 27
3.2 Kntena Efektivitas Pelaksanaan Fungsi Koordinasi 30
4. Manajemen Akademik 33
5. Hasii Penelitian yang Reievan 34
BAB ill PROSEDURPENELiTiAN
L Metode penelitian 3S
2. Unit Analisis dan Sumber Data 3v
3. Rincian Permasalahan 4*J
Kisi-Kisi instrumen Peneiitia 41
4. Instrumen Penelitian 42
5. Objek Penelitian 43
6. Pelaksanaan Penelitian 44
7. Prosedur Anaiisa Data 45
8. Cara Memperoteh Keabsahan Hasil Penelitian 46
B A B IV Hasil Penelitian Dan Pembanasah
i. Hasii Penelitian 50
Li Bagaimana pengetahuah dari pemahaman sivitas akademik
tentang visi dan misi universitas 50
1.2 Pola Pelaksanaan Koofdinasi Dalam Proses Manajemen
Akademik 52
i.3 Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik
Penenmaan Mahasiswa Baru 57
L3.1 Pubiikasi dan Pendattaran 57
i ,3.2..Seleksi Caion Mahasiswa 62
1.4 Registrasi Mahasiswa Baru 65
L4.1 Registrasi Tingkat universitas 6o 1.4.2 Registrasi Mahasiswa Baru ke Kopertis 70
i.5. Penjadwaian
1.5.2 Penyusunan Jadwal kuiiah 77 .
i .6 Perkuliahan W
1.6.1. Persiapan Perkuliahan 81
1.6.2. Pelaksanaan Pekuii a nan 84
1.7 Praktek Lapangan
,. 85
1.8 Ujian'Loka'l 86
1.9 Ujian Negara
^0
LLO'Skripsi 93
1.11 Wisuda dan Sertitikasi 96
Problem dan raktor-taktor yang Melatarbeiakangi
A. Penenmaan Mahasiswa Baru, Registrasi dan Penjadwaian.
101
B. Perkuliahan iu4
C. Evaluasi
106
B. Pembahasan Hasil Penelitian
L Pola Pelaksanaan Koordinasi Dalam Proses
Manajemen Akademik 108
2. Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik I I1
3. Perkuliahan 124
4. Evaluasi 131
C. AnaiisaSwOi 137
B A B V Kesimpulan. impiikasi Dan Rekomendasi
L Kesimpulan 138
2. impiikasi 139
3. Rekomendasi 14i
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakatig Masalah
Undang-undang nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
meneamanatkan, bahwa Pendidikan Nasional diseknggarakan melalui jalur
sekolah dan luar sekolah, pada teniang pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi, dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) merupakan suatu organisasi pendidikan
vane diselenggarakan oleh pihak swasta, didirikan dalam upaya rneneerdaskan
VeVuduoaP' baniisa dan ncgara. dan juga meinoantu pernenotari rneriC'iptarca'M
masyarakat belajar, disamping mencapai tujuan-tuiuan khusus yang menjadi misi
dari PTS yang bersangkutan.
Sebagai suatu satuan. pendidikan, PTS dituntut meiaksanakan tugas. utama
yang sama dengan PTN, yang terkandung dalam Tridharma Perguruan Tinggi
yaitu : Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dharma Pendidikan dan Pengajaran atau
akademik mencakup kegiatan
perkuliahan (persiapan dan pelaksanaan kuliah di kelas, laboratonum dan
lapangan), penulisan karya ilmiah. serta ujiau-uiian. Dharma penelitian mencakup
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta penyebaran hasil penelitian
dalam bentuk seminar dan diskusi-diskusi ilmiah. Dharma pengabdian pada
masyarakat mencakup partisipasi Dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
masyarakat he.nipn pe.rnhe.rian nenataran dan l.atihan <y?.rta berbagai hamr.an hag:
Melalui berbagai kegiatan pelaksanaan tugas pokok diatas, PTS pada
prinsipnya lkut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan sasaran
tercipta manusia-manusia kreatif yang mampu mengembangkan dirk dan dapat
berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara. Untuk merealisasikan
funesi tersebut diperlukan berbagai dukungan diantaranya organisasi yang
meroadai, para pelaku organisasi yang mampu berorganisasi dengan baik serta
dapat men&hargai hasil organisasi, karena tanpa organisasi dan hasil organisasi
vans memadai, manusia akan hidup tanpa aturan.
Keberhasilan suatu organisasi (PTS) pada dasamya dapat dilihat dari
keberhasilan managerial melalui dua konsep pokok yaitu efisiensi dan efektivitas,
dan untuk mencapai hasil tersebut organisasi PTS perlu didukung oleh berbagai
komponen yang terkait.
Sebagai kegiatan organisasi, pelaksanaan pendidikan diiingkungan PTS
melibatkan banyak pihak. Pertama kelompok yang memberikan sumber daya dan
sekaligus pembatasan terhadap organisasi. Kelompok ini meliputi para donor
seperti yayasan atau donatur lain, supplier yaitu para penjual barang atau jasa
kepada organisasi, dan para pengatur yaitu kelompok yang melakukan
pengawasan terhadap organisasi, seperti pemerintah melalui kopertis, Pergunian
Tincci Negeri (PTN4 sebaeai pembina dan lembaga terkait lainnya. Kedua
kelompok yang mengatur oemanfaatan sumber daya dalam proses transionnasi
untuk mencapai tuiuan organisasi, mereka terdiri atas kelompok manajemen, staff
yang meliputi para Pembantu Pimpinan, para Dosen dan Karyawan penunjang
mengkousumsi keluaran organisasi seperti lembaga atau perusahaan vane
memnekeriakan lulusan PTS dan lembaga lain tennasuk masvarakat
vano-*— J CD
menyekolahkan anaknya di PTS.
Dari gambaran di atas sekurang-kurangnya ada empat hal vane
membedakan pengorganisasian PTS dan PTN sekaligus membentuk karakteristik
khusus PTS, yaitu :
1) Unsur person;! yang terdiri atas tenaga tetap yayasan dan tenaga bantuan
pemerintah, tenaga tidak tetap dari PTN dan instansi lain.
2) Unsur akademik yang menginduk (berpedoinan) pada PTN.
3) Unsur dana yang bersumber dari kemanipuan masyarakat melalui parr,
mahasiswa.
4) Kelembagaan yang bernaung di bavvah yayasan.
Keempat karakrenstik tersebut menentukan situasi organisasi sebuah PTS.
Pada. Universitas Islam Nusantara Bandung (UNINUS), beberapa
permasalahan yang dihadapi tampaknya diwamai oleh ciri-ciri di atas. Denean
tingkat produktivitas yang relatif masih rendah, terutama iika dilihat dari
perbandingan antarajumlah kelulusan dengan angkatan dari total mahasiswavane
terdaftar pada suatu nenode
UNINUS dihadapkan pada berbagai
masalah yang cukup mendesak untuk segera ditangguiangi. Berikut disahkan
beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan akademik
a. Disiplin kerja para sivitas akademika dalam meiaksanakan tugas pendidikan
dan pengajaran belum maksimal. Salah. satu indikatomya adalah belum
tingginya persentasc tingkat kchadiran tenaga pengaiar dalam perkuliahan.
b. Ketidak cocokan data atau informasi untuk masalah yang sama,antara satu unit
kerja dengan yang lainnya. Contoh : data jumlah mahasiswa dalam satu
penode waktu tertentu berbeda antara Sub.Bagian Registrasi B.AAK dengan
Bagian Keuangan dan dengan Fakultas.
c. Unit-unit kerja yang ada belum mampu menampiikan uniuk kerja -vane
tenntegrasi . Hal ini dapat dilihat dan gejala-gejala sebagai berikut :
1) Unjuk kerja yang berbeda, antar unit kerja atau antar petueas dalam
mengerjakan jenis kegiatan ^pekerjaan) yang sama, seperti dalam pengisian
format-format untuk kelengkapan akreditasi, penyusunan laporan atau daftar
isian lainnya
2) Keterlambatan dalam pelaksanaan. kegiatan atau pekerjaau seperti kegiatan
awal perkuliahan, penyusunan jadwal ujian, penyusunan soal-soal ujian.
penyelesaian syarat-syarat ujian negaradan Iain-lain.
3) Ketidaksinkronan pengaturan beberapa kegiatan seperti pelaksanaan
perkuliahan dan pengaturan ruangan perkuliahan aotar Jurusan atau
Fakultas.
4) Petugas atau umt-umt kerja yang ada dalam organisasi saline melemoarkan
5) Petueas atau unit kerja tertentu kurang berfungsi sebagaimana mestinya,
akibat ketidakjelasan atau ketidak mengertiau akan tugasuya.
d. Dampak dari permasalahan di atas yang juga merupakan permasalahan yang
dihadapi adalah masih banyak pekerjaan administrasi dan tueas-tueas akademik yang belum dikeriakan.
Dari beberapa permasalahan di atas, dihuhuugkan dengan karakteristik PTS maka
yang menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh UNINUS adalah
sistem administrasi akademik, khususnya masalah koordinasi.
Hal ini diperkuat oleh laporan dari petugas BAAK UNINUS.
dua kendala utama bagi administrasi di UNINUS khususnya dalam
administrasi akademik adalah belum tampak kesadaran dari mahasiswa dalam
meiaksanakan atau memenuhi tuntutan administratif dan belum terwuiudnya
fungsi koordinasi seperti yang diharapkan di antara berbagai komponen vang
terlihat dalam sistem penyelenggaraau perkuliahaiv".
2. Perumusatt Masalah
Produktifitas suatu sistem pendidikan, khususnya Perguruan Tingei. dapat
dilihat dari dua kriteria yaitu dari jumlah lulusan dan kualitas lulusannva. Jumlah
lulusan bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari setiap program
tetapi juga dari ketepatan waktu penyelesaiannya pada program-program tersebut.
Kualitas lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan
kemamnuan profesional serta karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya
sangat dipcngaruh;
olcli efektivitas dan efisiensi penyelenggara sistem
pendidikan untuk mencapai hasil atau output yang paling tinggi, sedangkan
etisiensi berkenaan dengan peuiakaian sumbet-sumber atau input yang terbatas dalam waktu yang telah ditentukan.
Sebagai suatu sistem pendidikan pada Perguruan Tinggi Swasta memiliki
tiga komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen input, proses dan output. Pencapaian output tidaklah semata-mata ditentukan. oleh pihak mahasiswa
sebagai input, tetapi ditentukan pula oleh prosesnya, yaitu proses pendidikan dan
pengajaran atau proses akademik yang melibatkan dua komponen pendukune
berupa masukan instrumental dan masukan lmgkungan. Masukan instrumental
meucakun unsur :•
1) Sumber daya manusia atau personil yang terdiri atas pimpinan, Dosen, tenaea
administrasi dan tenaga teknisi. 2) Kurtkulum
3) Faktor peodukuug sarana dan fasilitas pendidikan yang meliputi bangunan,
peralatan kantor dan peralatan pendidikan.
Masukan lingkungan berasal dari pihak kopertis, pemerintah daerah, orang
tua mahasiswa dan masyarakat Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sistem
administrasi Perguruan Tinggi agar mendukung kegiatan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hubungan input, proses
dan output dalam sistem pendidikan tinggi swasta dapat dilihat pada gambar 1.!
INPUT
ins'trunien rnpac - Sumber daya
manusia
- Kurikulum
- Faktor penduki
Row Input
Mahasiswa
Environment Input
; - rCope.'TfS. PTX
( - iVia jyafarvcii dciti OTcitii^ Zuti
PROSES
Managemen Akademik
j
j Kegiatan;
->-! - Pendidikan dan
j pengajaran
i - Peneiitian ; - Pengabdian pada
!}>25v'ara>-2i -*-i A i i OUTPUT ->- Lulusan Gambar 1.1
Pendidikan di PTS sebagai Suatu Sistem
Pendidikan dan pengajaran atau bidang akademik merupakan bidang
kegiatan utama dalam PTS, sebab bidang ini yang secara tangsung berkenaah
dengan proses pendidikan yang akan menghasilkan lulusan. Pelaksanaan kegiatan
akademik membutuhkan dukungan administrasi (akademik) yang mantap agar
berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Carl R.Anderson (1984 ; 19) ada lima fungsi manajemen, yaitu :
planning, organizing, directing, staffing, dan controlling, organizing merupakan
Dalam kegiatan akademik pada PTS sebagai suatu oft*s»ttsasi=^endidikan,
pengorganisasian ini menyangkut penyusunan berbagai kegiatan yang diiakukan
oleh berbagai pihak (pimpinan, Dosen/Asisten dan tenaga administrasi) dalam
meiaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran, dengan dukungan perangkat
keras dan perangkat lunak yang ada.
Selanjutnya
Carl. R.Anderson (
1984
; 21
) menjelaskan
bahwa
pengorganisasian melibatkan dua proses, yaitu "Specialization dan Coordination".
Coordination merupakan process involving the transfer of information between
jobs and people to avoid overlap of work and ensure that effart and resources are balanced across the total organization".
Mengingat masalah yang urgen dan banyak dihadapi oleh UNINUS, dalam kegiatan akademik menyangkut pengorganisasian, khususnya fungsi koordinasi, maka studi ini difokuskan pada masalah fungsi koordinasi, yaitu koordinasi dalam
proses manajemen akademik.
Bertitik tolak dari uraian diatas penulis merumuskan permasalan sebagai
berikut : "Sejauhmana efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam
proses manajemen akademik dapat menciptakan mekanisme kerja yang
efisien dan efektif ".
3. Pertanyaan Penelitian
Mengingat permasalahan yang diteliti sangat penting, terutama bagi upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan di PTS, maka
faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Diantaranya yang akan diteliti antara lain :
1. Fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik yang digunakan,
meliputi aspek - aspek sebagai berikut: a. Penyebaran tugas dan wewenang koordinasi b. Lembaga atau unit-unit yang dikoordinasi c. Kegiatan-kegiatan yang dikoordinasi
d. Prosedur koordinasi
2. Kegiatan pelaksanaan yang diiakukan dalam fungsi koordinasi dalam proses
manajemen akademik.
a. Penerimaan dan registrasi mahasiswa b. Penyusunan bahan persiapan perkuliahan c. Penyusunan jadwal kegiatan perkuliahan d. Penyiapan ruang kuliah
e. Perkuliahan di kelas
f. Perkuliahan di laboratcrium
g. Perkuliahan di lapangan
h. Ujian Tengah dan akhir semester i. Skripsi
j. Ujian negara
k. Wisuda dan sertifikasi
3. Cara - cara apakah dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam
proses manajemen akademik.
4. Faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksanaan
koordinasi dalam proses manajemen akademik seperti : a. Faktor kepemimpinan
b. Faktor sumber daya manusia - Etos kerja
c. Faktor biaya, sarana dan fasilitas
d. Faktor linekunaan
10
4. Pembatasan Masalah
Mengingat sangat luasnya permasalahan, maka dalam penelitian ini
penulis membatasi pada satu fungsi manajemen saja, yaitu fungsi
pengorganisasian dengan pengkhususan pada fungsi koordinasi.
Jadi dalam proses pendidikan di Perguruan Tinggi adalah kegiatan
pendidikan dan pengajaran atau kegiatan akademik dalam studi ini kegiatan akademik dibatasi pada perkuliahan.
Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat menyangkut program (program akademik). Dalam studi ini yang diteliti dibatasi pada segi proses manajemen akademik. Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat menyangkut program
akademik yaitu kurikulum dengan pelaksanaannya, dapat pula menyangkut manajemen akademik. Dalam studi ini yang diteliti dibatasi pada segi proses
manajemen akademik.
Manajemen akademik mempunyai alur kegiatan yang terdiri dari rentetan
tahapan kerja yang membentuk suatu proses manajemen akademik yang sistematik. Secara garis besar proses manajemen akademik berlangsung pada tahapan kegiatan, yaitu penerimaan mahasiswa, registrasi, penjadwalan.
pelaksanaan kuliah dikelas, laboratorium studi, ujian tengah semester, ujian akhir
semester, wisuda dan sertifikasi. Untuk memperjelas alur proses administrasi
Tahap
j Penenmaan Mahasiswa Baru j
I
:
—,
>
Re eistrasi. Mah as iswa
; Peneambilan Pro era m Studi
Perkuliahan
Ujian Tengah • Akhir
Semester
I
Pen yeiesaiari S(u<J(
Mahasiswa
H-(J'u'an Akhir Proeram
j
~
,
Z
'
I
Seriifikasi
I
Peniadwalan
i
Bimbinean Akademik
Gatubar 1.2
Proses Adtaiaistrasi Akademik
Pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik, berkaitan erst
dengan komponen-kornoonen organisasi Perguruan Tinggi, baik yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan akademik.
Komponen-komponen tersebut adalah organisasi lembaga pendidikan, kurikulum. pimpinan
Perguruan Tinggi, staf akademik dan administrasi mahasiswa, sarana dan
komponen-12
komponen tersebut terlibat dalam proses manajemen akademik dan sekaligus
herpengaruh terhadap keluaran koordinasi maupun keluaran pendidikan.
Hubunean antara koordinasi dan proses manajemen akademik dengan
komponen-komponen organisasi Perguruan Tinggi dalam alur sistem, dapat
dilihat dalam gambar 1.3 berikut :
Instrumen Input
- Organisasi Lembaga j
Pendidikan j
- Pimpinan dan tenaga j Akademik Dan j
renaga Adminisrrasi
j
- Sarana dan Prasarana j
- Dana
(-Row Input Mahasisw: Koordinasi Dalam Proses Manajemen Akademik. - Penerimaar? Mahasiswa Baru - Registrasi - Penjadwaian - Perkuhahan - Ujian
- Penyelesaian snidi
- Wisuda Coordination Pendidikan Efisien dan Efektif Education Gambar 1.3
Sistem Proses Manajemen Akademik
Pelaksanaan koordinasi dalam proses nianaiemen akademik antar unit
kerja baik pada tingkat Universitas, Fakultas, Jurusan dan unit-unit administrasi
dikembanekan sesuai dengan struktur organisasi Perguruan Tinggi, yang dapat
Rektor
PR I
BAAK BAUM
Dekan Dekan Dekan
Pemb Dekan Pemb Dekan Pemb Dekan
TU fakultas - TU Fakultas TU Fakultas
Jumsan Jurusan Jurusan
TU Jurusan TU Jurusan TU Jurusan
Dosen Dosen Dosen
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar 1.4
Koordinasi Proses Manajemen Akademik Dalam Struktur Organisasi UNINUS 5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Menemukan potret. tentang efektivitas pelaksanaan dalam proses manajemen
akademik di Perguruan Tinggi.
14
c. Menemukan model pelaksanaan fungsi koordinasi.
d. Menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
fungsi koordinasi dalam manajemen akademik.
6. Manfaat Penelitian
a. Bagi UNINUS temuan-temuan ini diharapkan merupakan masukan bagi para pimpinan Universitas niengenai kekuatan dan kelemahan serta
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses koordinasi manajemen akademik,
masukan tersebut dapat dijadikan bahan bagi peningkatan kegiatan yang lebih
baik dan juga bahan untuk mengatasi kelemahan masalah-masalah yang dihadapi.
b. Bagi Kopertis, serta PTS lain, temuan hasil penelitian dapat menjadi contoh tentang pelaksanaan fungsi koordinasi serta permasalahan yang dihadapi PTS. c. Bagi peneliti adaiah memperluas wawasan tentang bagaimana konsep atau
prinsip-prinsip dalam ilmu manajemen pendidikan khususnya masalah
koordinasi.
7. Metode Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis
efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam manajemen akademik di
Universitas Islam Nusantara Bandung. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman
dan pengertian tentang suatu peristiwa dan perilaku manusia yang sedang
meiaksanakan suatu kegiatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini
paling tepat menggunakan pendekatan kualitatif (Bagdan dan Dikken,1982 : 23)
15
hakekatnya adalah mengamati orang lain dan linekungan hidupnya, berinteraksi
dengan mereka, berusalia meraahatni bahasa dan pikiran mereka tentang duaia
mereka.
Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode naturalistik, dekade
penelitian semacam ini mempunyai karakteristik : (a) data langsung diambil dan setting alami (b) penentuan saiupel diiakukan secara purpasive (c) peneliti sebagai instrumen pokok (d) !ebih menekankan pada proses dan pada hasil sehingga
bersifat deskriptif anahstik (e) analisis data secara induktif atau interpretasi
bersifat idiografik dan (f) mengutamakan makna dibalik data. Nasution (5982:9).
8. Instrumen Peheiitian
Metoda atau pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
naturalistik (kualitatif) instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Dengan peneliti sendiri sebagai instrumen diharapkan yang diperoleh bukan
hanya data faktual tetapi juga data kontektual, yang terlihat, terdengar dan
dirasakan oleh peneliti sendiri.
Membantu mempermudah rjengumpulan data dalam penelitian ini akan
digunakan teknik pengum.pul.an. data berbentuk observasi, wawancara dan studi
dokumenter. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi non partisipatif
untuk mendapatkan data tentang perilaku-peri'Saku yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup kerjasama dan interaksi antara petueas dalam unit-unit
pelayanan akademik dan pelayanan. akademik yang diberikan petueas kepada para
16
Teknik pengumpulan data kedua dalam penelitian ini adalah wawancara
melalui wawancara diharapkan dapat dikumpulkan data berbentuk fakta,
pendapat, penilaian maupun saran berkenaan dengan kegiatan manajemen
akademik.
Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kebijakan
pimpinan dalam pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen
akademik baik pada tingkat Fakultas, Jurusan, Bagian atau Sub Bagian oleh
tenaga akademik administrasi.
Studi
dokumenter
merupakan
teknik
pengumpulan
data
melalui
pengumpulan dokumen baik dokumen peraturan maupun rencana dan
laporan-laporan hasil kegiatan koordinasi dalam proses manajemen akademik.
9. Sumber Data
Objek penelitian adalah semua personil atau individu dalam unit-unit kerja
di UNINUS, baik tenaga akademik maupun administrasi yang terlibat dalam
proses kegiatan manajemen akademik, mereka terdiri dari pimpinan Universitas
beserta pembantunya, pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan, para Dosen, Dosen
Wali, Pimpinan Biro, Kepala Bagian, Sub Bagian, Staf Administrasi dan para
Mahasiswa.
10. Rencana Penelitian dan Pengolahan Data
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa tahapan yang akan ditempuh
dalam pengumpulan dan dan pengolahan data. Sesuai dengan sifat pendekatan
penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Naturalistik maka pengumpulan data
17
verifikasi, penyusunan laporan, pengumpulan data kernbah dan seterusnya sampai
ditemukan data dan kesimpulan yang diharapkan. a. Pengumpulan data
Melalui keeiatan wawancara, observasi dan studi dokumenter, informasi v«n<r dirw.rolf.h dicatat dalam he.nuik catafan lapangan Urtnik me.njamin V^ahcai-.fln inlrmys^ici .ii'-At-utar, kS'H'it'irA tr:3.ne<T!-l?-S! den.Sa". Pile'AC 3.P. Ulfomi?.?1.
dari responden lain, atau dengan cara membandingkan apa yang diutamakan secara umum dengan peneutaraan secara pribadi, pendapat seseorang dengan
pendapat atau pandangan orang lain.
Analisa data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, ihelalui pencgolongan dalam pola, tema dan kategori tertentu, untuk mencapai hal
tersebut diiakukan. tiga langkah. utama yaitu;
1. Reduksi data dalam bentuk penyelesaian peinbahasan, simplikasi, pengabstraksian dan transformasi data mentah yang telah diperoleh.
2. Penyajian data ialah penyusunan informasi dengan sistematis (teratur) agar
dapat dibuat kesimpulan. dan tindakar. lebih Vanjut.
3. Menarik kesimpulan walaupun sejak awal pengumpulan data kesimpulan telah
dibuat namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara, masih diperlukan penyempurnaan pada saat data atau informasi bertarnbah.
data akan dikerjakan kembali. Demikian setemsnya sampai diperkirakan sudah
f^ID/^
BA.B 111
PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini akan mcmbahas mengenai prosedur penelitian yang. mencakup
ir>AtA/^A n^ri^]iii'ont ^-^ne di2.unaka.ri cb^ek vane diteliti serta lanekah peneuiTtoulari
A*"s n nonrYAiobi ?-, Hoti
7-^0/^0 --ncvnAlili rv>^ l'AVmol'On n^!o''conoqr! nAnriocolonoD /ion V-iol_s->ol Mm~>n
iTselatarbelakangi pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses rnanaiemen
akademik nada Universitas Islam Nusantara. Untuk meneliti masalah tersebut
Pendekatan Penelitian vaiifr liimmakan adalah i-iendel:aTan Deskri-e.tif'Naturalistik
L' ' i - - . . _ , . .^.j ~. .^-, - - _ . . . ^ - t y
/^•>c/»Vw i1 /^^ct"n-ntTT 1-orAno Hoi om nAr»A]ition mi /~iV*i/=»t- A*o-nn rivtp*]-}+i oVon
di r>i tv-n^fh'l *"*l i^Ctl 1 i 1.J t i l IVUl t coKi rri 1 r-n*2 r> oOV-lJ t i l lt i t 111U.UU. omni.'oti.V_UAt I V t i c-^V"1 rot-* rrJ>V^ rVJ-il t i l li^_ t i n n iLtil 1 I,/Li tr\on rrV\ t tr\i ir\rrl-*}r* n\roitiv~ti^,iiu.L'<-*.t iJiiVcli 411 v e t Hanrr') r-»viv^i i i ± C i l t
i - a n / I n <->r-t c^"* "•£»-» M"»T»-1f» i t o n r n r i i / i o h r . i . ' o T^'fr^ *-»-»r-»5-io *-.•>at-^i »-*o r\ .-n* n / r L ' O " *"*! 'O /H^»ri,r<->T->
kondisi h
Penelitian ini juga bersifat naturalistik karena data yang dikumpulkan hArrj'^o'J o] omi o r> don tr»Ani.'p) ijn fV» T*o I o rr> onolifu" ol-on /n! •'»••»0 + Vnirw mnon c/^r^nr-o
u v i o u u i . u l u i l u u i i vXu.Il i i i v . i i \ v. 1 vii U-i 1. L-^tiicLi i t u i i t i i i o i i u K u U vxi t\ t it*.*. iiU.<JU.i.tl_.CLi i o v . v . u i <X
iiiC.uVCiuiuii tit iiuii ii. cl^i ;v.iv-fA>i.K-iv \ tit i;^ Ui lCi l u . l^Ci m d i t l^v-i tUv.Ktlltiti. tin CIl 1 ttil clUf^titl.
^iU./V,t VMV,il Ui.i>ii tvdiulii Nv.V.vitVi iv-iuiii i^Wi'u UU.iii. U«JLt*i IV UC» t IU IxHt i. l.x-iajj Viiil\ • ««0 ^ *•"
ijv>t)>t- mAmnArl-oyo rloto 1*>lol-j +o+i "T F^oloi-ii nAnplition im ti/^ol- ni'on H->V-)tio1
akan bersifat spesifik, siudi ini lebih bersifat studi kasus.
Metode penelitian semacam ini mcnipunyai karakteristik : (a) data lanesune diambil dari settine almi : (b) penentuan sampel diiakukan secara
38
purposive; (c) peneliti sebagai instrumen pokok (d) lebih meuekankan pada proses
daripada hasil, sehingga bersifat Deskriptif AnaUstik; (e) analisis data secara
tnduktif atau interpetasi bersifat idioerafik: dan {f) mengutamakan rnakna dibalik
data (Nasution, 19S2 :9)
Cin dari karakteristik yang pertama mengandung arti bahwa seorang
peneliii mencan mfonnasi atau menggali data langsung dari sumber data yang
representatif tanpa memberikan suatu treatment seperti vane biasa diiakukan
dalam penelitian eksperimen, ha! ini diiakukan denean tujuan agar dapat
memperoleh suatu eambaran tentnnp fe.nomena nelaksanaan funasi koordinasi
.-j.o... ...-.-.. ,.- ,.,„....:j,.. ... .,!-.,.j.j„,;!.
;r: A„r: i.--.,-,!....,,:!.*;!- ---i.-.,-
!•>.<..-menentukan samne! harus disesuaikar- dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu
banyaknya sangat tergaiming kepada neitimhar.paii kelengkapar. informasi yang duiuiuhkvtn Penielasau "Nasvsiion {]9SS:32-33) tentang hal ivy. bahwa untuk
memperoleh informasi sampling dapat diteruskan sampai dicapai taraf redundancy, ketuntasar. atau kejenuhan. ini mengandung arti bahwa dengan
menggunakan responden selanjutnva tidak akan diperoleh laei taiiihahan
i morn .as. harti vAnv iu-nusLus Artmvs Ivauwvt *iamne5 telali dsanwan memad-.M
bila telah ditemukaa pola tertentu dari data (informasi) vane dikumpulkan.
Cin dari karakteristik ketiga yaitu menerrpatkan peneliti sebagai instrumen utama. Rasional dari karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti)
mempupyai adaptabiliias yang tinggi. Dengan begitu senantiasa dapat terus
menerus menvesuaikan diri terhadap situasi vane berubah-rubah, serta senantiasa
utenaalam sesuai dengan tujuan yang men. -^apa-. Vvd:>j..viw...
:*,.
-.„....<.:., /nen^iri^ sehaaai insirumeh nnkok memibk.i.
>e-"j?f«
dapat
^mumdtan van" s-rara luwes daoat dieunakarmya. Dia selalu dapat mentlai
keadaan dan dapat meneambi! keputusan (Moleong, 1993:19).
Ciri dari karakteristik keempat ialah mengandung makna terhadap
nenekanan proses dari pada ptoduk, sehingga bersifat deskriptif analitik,
berimplikasi bahwa data yang dikumpulkan dalarn penelitian tni lebih cenderung
dalam bentuk kata-kata dan pada angka-angka; dan hasil analisis berupa uraian
(Wiles dar. V-hiherman 1QK4-1V! 1aimran kualiratif kava dengan desknpSI dan
.v^ieiasa." t-->r.tans asoek-asoek masalah yang meryadi fokus penelitian. \vaiaupun
demikian bukanbetarti bahwa dalam penelitian kualitatif bebas dan laporan yang
berbentuk aneka-angka
Cm dan. dua karakteristik texakkir ialah bahwa sampe! rwme.Htian kualitatif
tidak didasarkan atas pertimbangan statistik, melainkan didasarkan kepada
ketuntasan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu analisis tidak bertujuan
untuk memperoleh generalisasi, akan tetapi data dtanalisis secara induktif untuk
dicari polanya lalu selanjutnva dicari makna dari pola tersebut. Dengan begitu
baSil penelitian bersUsi >"diogrank Whlh mem^tinoHn m*Vnft a*Um ko^k
ruane dan waktu.
1. I'nit Analisis dan Sumbc. Data
Penelitian ini difokuskan kepada efektivitas pelaksanaan fangs; koordinasi
dalam manajemen akademi karena unit analisis penelitian ini bersifat institusionak
i
a
♦^im —r-bhar. ini bersifat purposive ialah pejabat yang dinilai
SUmuti vulva uaicW •»
>-,v-,
•!
•„r-,r-tasi •.anrrdihuruhkan sesuai dengan n.ji.an iv^msn
dapat membenkan intonriasi^.-^
3. -feincian Permasalahan
Berikut disapkan rincian dan permasalahan yang akan diteliti -.
, t^,,.;™ fe-n-si koordinasi dalam prpses manajemen akademik yang
digunakan
a. Penyebaran tueas dan wewenang koordinasi
b. Lembaga atau unit-unit yang di koordinasi
c. Kegiatan-kcgiatan yang di koordinasi
d. Prosedur koordin?.si
_ „
.
, ,.ro_oor, r<-""si V.-onrdinasi dalam proses manajemen akademik
a. Penerimaan dan registrasi mahasiswa
b. Penvusunan bahan persiapan perkuliahan
c. Penyusunan jadwal kcgia;an perkuliahan
d. Penviapan mane kuhah
e. Perkuliahan dikelas
f. Perkuliahan di .aboratorium
g. Perkuliahan di lapangan
h. Ujian tengah' akhir semester
i. Ujian negara i. Skripsi
.k. WisudadanScitiiikasi
..„..,
^.-nolvidapi
permasalahan-permasalahan
dalam
proses
Bagaimana caia n:--nguau.u.i y
41
4. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan koordinasi
dalam proses manajemen akademik.
KISI-K1S1 INSTRUMEN PENELITIAN
EFEKTTVfTAS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI.DALAM
PROSES MANAJEMEN AKADEMIK
NO ! VAR7ABFX I JNDJk'.ATOR
» C r* C« "
yang d i t e l i t i
•j.;C.vu\ ;uj;j
:* iauajcm-*!-.
Akademik
DCnCUKi.UW
2. Elisions!
_V U?.V?. SAiat
i.Ke|.m*i:>.U!
a. v j u i p u l
b. Pe'.v.crataan rervcvd'-k?.!1
2. BJ3V2 o.Waklu
a wauauuana rcs;>on masvaraKai
o.t\.ciuaniouau mauaienai inieniai
rv-—,
a. frcslasi ivcrja b.Kcicpaiaa kerja ii Sonuuma( Keria
1. Perencanaan a. fencnluan tujuan bersama
.. i > i . . „ . . ' . . . .
t. Prosedur akademik
'd.Pcrslvran - pcraluron
e.Fcmbastian lujias / wcwcnanti jf. Peneniuan kegsaiars akademik
7 P^^2kca!1aa,.',. 2 Per.crnv.aaiV're-islras'. mafiasiswa
b.Pcn\-usunan ladwab' bahan kuliah
c Pcnviapan m^nu kuiiah
d. Perkuliahan dikeias /
diiaboralo-: rium / diiapangau
F Skripsi / wan (icgara / wisuda
'• scrtifikasi
( 7 . . I . . . ,
-rakior
. . . . 4 . . .
pen^tia'"ba(
kcyiaian
akademik
0 iz^aiuasi i(i(K((';<w((."/f.
r Evaluasi basil dan dampsk
: a. Disipim kerja
: b. Data dan iijloniiQSi j-.cna . ,- ( (t\li - unif .ami <}da
'• 6. Faklorsumber dava manusia
JEN'.S
INSTRUMEN
i . v. uwaricara
*>. Observasi
I c. Sludi
dokunien-iasi a. Wawancara b.Observasi ta.<r; a. Wawancara c.Siudi
dokuuieu-s . vYawaucara
b.Observasi
„ c_,.i.' (.^....v.+. • J.Uui
i.^j;ujLd-kaart
a. Wawancara
t. /-.i. . ,. :
c. Studi
kepusla-kaan
a. Wawancara
b. Observasi
c. Smdi
kepusia-kaan h 0!)*crvasi c Sludj uu^u.mCiiu^i a. Wawancara (. /-\( ;
••J. U U i t l . .IDI
<: Studi
dokumen-!asi
42
4. Instrismen Penelitian
Metode atau pendekatan penelitian yang digunakan adalah pend.eka.tan
naturalistik (kualitatif). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Dengan peneliti sendiri sebagai instrumen. diharapkan yang diperoleh bukan
hanya data faktual tetani juga data kontekr.ua!. yang terlihat, terdensar dan dirasakan oleh peneliti sendiri.
-V-£——Slit" i-Sl^^C^"1 -^ T"^^"'?* 'IT* TV>^on Hoto H*}^*>r*"* n^p.^litjon ini ol-in
digunakan teknik pengumpulan data berbentuk observasi. wawancara dan studi
dokumenter Teknik observasi yang digunakan adalah observasi nnn partisinatif untuk mendapatkan data tentang perilaku-perilaku yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup kerjasama dan interaksi antara petugas dalam unit-unit
pelayanan akademikdan pelayanan akademik yang diberikan petugas kepada para
mahasiswa, sepanjang hal itu dapat diamati dalam.masa penelitian.
Teknik pengumpulan data kedua dalam penelitian ini adalah wawancara,
melelui wawancara diharapkan dapat dikumpulkan data berbentuk fakta,
pendapat. penilaian maupun. saran berkenaan dengan kegiatan administrasi
akademik. Wawrancara digunakan. untuk memperoleh data te.ntanp kehijakan
nimninan dalam Vonrdinasi Vfgiatan aVrade.mik pelaksanaan koordinasi baik mda
tingkat Fakultas dan Biro maupun tingkat Jurusan, Bagian maupun Sub Bagian
atau tenaga akademik dan administrasi. Wawancara juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
4.5
Studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan dokumen, baik dalam
peraturan maupun rencana dan Iaporan-laporan hasil kegiatan koordinasi dalam
proses administrasi akdemik. Dokumen tersebut meliputi RIF / Rencana kerja,
statuta pedoman-pedoman, peraturan-peraturan data statistik, kalender akademik,
jadwal kuliah, daftar induk persiapan mengajar atau catatan lain yang relevan
dengan penelitian.
5. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh semua komponen
yang terlibat dalam koordinasi manajemen akademik seperti yang telah dirinci
dalam rincian masalah yang akan diteliti, namun pelaksanaannya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi lapangan.
Personal atau individu dalam unit-unit kerja di PTS baik tenaga akademik
maupun administrasi yang terlibat dalam proses administrasi kegiatan manajemen
akademik akan dijadikan sumber informasi. Mereka terdiri atas pimpinan
Universitas beserta para pembantunya, Pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan, para
Dosen, Dosen Wali, Pimpinan Biro, Kepala Bagian, Sub Bagian, Staff
Administrasi dan para mahasiswa.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNINUS memiliki jaringan orgamsasi
yang cukup besar, UNINUS memiliki 7 Fakultas dengan 20 Program-program
studi yang melibatkan 443 pengajar, baik tenaga tetap (negara dan yayasan) dan
tenaga tidak tetap. Dalam unit administrasi pada tingkat Universitas memiliki 2
Biro dan 10 Bagian serta melibatkan kurang lebih 64 orang Staff Administrasi,
44 <k Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian kualitati.C tahapan-tahapan penelitian tidak metn.pun.yat
batas-batas yang tegas tetapi tahapan-tahapan tersebut dapat dibedakan memadi :
1.tahap orientasi 2. tahap eksplorasi 3. tahap member check ( Lincaim dan Cuba
1985:23 5-236; Nasution, !QSv8:33) Dalam penelitian ini, peneliti mengikuti
prosedur tersebut diatas.
1. Tahap Orientasi
Tahapan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap
dan jelas tentang masalah yang akan diteliti . Selain itu tahapan im berguna
untuk lebih. memantapkan desatn serta meueutukan fokus penelitian beserta
nara sumbernya. Pada tahapan ini, peneliti melakukan anjangsana ketiap
fakultas dilingkungan UNINUS, berusaba menjajagi dan mencari informasi
awal guna menentukan permasalahan ataupun fokus penelitian
2. Tabap Eksplorasi
Tahapan ini merupakan tahap penelitian yang sesungguhnya, yakni
mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah
ditentukan. Pengumpulan data serta wawancara dengan para nara sumber yang
dinilai representatif dengan menggunakan pedoman yang telah disiapkan
sebelumnya. Hal ini berguna agar pembicaraan dapat berjalan secara terarah
dan tidak keluar dari fokus penelitian. Guna melengkapi data yang terkumpul
sekaligus berfungsi. untuk mengecek atau tnanggulasi, penelitian mer.gadakan
observasi serta studi dokumentasi. Sedangkan untuk merekam data atau
informasi secara lengkap digunakan buku catatan. Dalam tahap ini juga
45
mengadakan seleksi catatan lapangan yang terkumpul serta merangkum hal-hal
yang dinilai penting untuk mempenuudah penelitian,
3. Tahap Member Check
Dalam tahapan ini dimaksudkan untuk mengadakan pengecekan tentang
kehenaran mfnrmas, yang telah dikumpulkan. agar hasil. penelitian dapat lebih
dinercaya Pengecekan diiakukan setiap kali peneliti selesal mengadakan
wawancara dengan jalan mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan dan hasil
wawancara yang telah dilakukarx.
7. Prosedur Analisa Data
Untuk memberikan makna terhadap data yang te\ab. <?iv»mpnikan,
diiakukan analisis data dan interpretasi. Mengingat penelitian ini dilaksanakan
melalui pendekatan kualitatif,. maka analisis diiakukan semeniak data pertama
dikumnulkan sampai dengan penelitian berakhir secara terus rnenerus.
Ajcialisis data diiakukan dengan. mengikuti prosedur sebagairaana
disarankan oleh Nasution (1988:129-130) dan Hubermen (1984-21) yakni
l.reduksi data 2.disn!ay data dan 3.mengambil.kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi data ialah. meringkas kembali catatan-catatan. lapangan dengan.
memilih hal-hal yang penting yang berhubungar, dengan fokus penelitian.
Efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam manajemen akademikKemudian
ringkasan tersebut dirangkum dalam susunan yang sistematis.
Pada bagian terdahulu telah. dikemukakan. bahwa proses anahsis data
diiakukan secara terus menerus sejak data awal dikumpulkan. Dengan demikian
kesimpulan diambil pada awalnya masih bersifat tentatif dan agak kabur. Guna
46
verifikasi diiakukan selama penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk
memamui tingkat kepercavaan. hasil penelitian sehtngga prosesnya dapat
berlanesune bersamaan dengan member check dan trianggulasi.
8. Cara Memperoleh Keabsahan Hasil Penelitian
Ada sejumlah kriteria yang sering dipergunakan untuk menetapkan
keabsahan hasil penelitian. Dalam penehbnn knahtarif ataunyn kehermaknaan
hasilnya. Nasution (1988:114-124) menetapkan empat kriteria yang biasa
digunakan yaitu : I. kredibilitas.(validitas internal) 2. transferabilitas (validitas
ekstema!) 3. dependabilitas (reliabilitas) dan 4.konftrmabilitas (objektivitas).
Dalam penelitian ini diiraViakan agar danat raemenuhu, nersyaratan-nersyaratan
tersebut.
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran.tentangkebenaran. data yangdikumpulkan,yang
dalam neneHrian knaHtatif dtsehut Yahdhs? internal
Dalarry penelitian
- - - 1
kualitatif, kredibilitas menagambarkan kecocokan konsep peneliti dengan
konsep yang ada pada responden ataupun nara sumber. Agar hal tersebut bisa
terwujud/talam penelitian ini diiakukan:
a. Trianggulasi
yaitu
mengecek
kebenarao.
data
dengan
cara
membandingkannya dengan data yang didapat dari sumber lain, misalnya
yang jadi nara sumber dalam penelitian ini adalah para pengelola program
yang ada pada tiap fakultas, maka untuk informasi yang diberikan untuk
sahi pokok perm asalahan yang sama dapat dicek kebenarannya dengan. cara
mengecek kembali kepada pengelola program yang berlainan fakultas atau
47
b. Peer Debreifing ( pembicaraan dengan kolega)
Kegiatan ini diiakukan guna membahas catatan-catatan lapangan dengan
para kolega dalam satu jurusan ataupun dengan kolega pada jurusan lain,
vana pada dasaraya tidak mempunyai kepentingan dengan penelitian ini.
Dari mereka diharapkan pandangan-nandangan yang jemih dan objekhf,
sehingga dapat meningkatkan kualitas basil penelitian.
Yang dimaksud disini adalah hasil rekaman tape recorder ataupun kamera
foto.Cara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang
informasi yang telah diberikan oleh. para nara sumber sekaligus hermina
untuk memahami kontek pembicaraannya, dengan cara ini diharapkan dapat
memperkecil kemungkinan adanya kekeliruan.
d. Mengadakan member check
Kegiatan. member check diiakukan. untuk mendapatkan keyakinan terhadap
data yang diberikan oleh nara sumber dengan cara setiap akhir wawancara
diiakukan konfirmasi dengan nara sumber. Sehingga apabila ada kekeliruan
akan dapat diperbaiki juga bila ada kekurangari dapat ditamhah dengan
knnfirmasi ham niharankart data yang diperoleh sesuai dengan yang
dimaksud oleh nara sumber.
Transferabilitas
Transferabilitas dalam penelitian. kualitatif disebut denemx validitas eksterr.ak
vakni samnat manakah hasil nenelitian ini dapat diaplikasikan atau digunakan
dalam situasi yang lain. Sehubuncan dengan hal mi. Nasution (1988:118)
48
yaitu.hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam kontek
dan situasi tertentu. Oleh karena itu txanferabiluas. basil p<;neUuan ini
diserahkan pada pengguna.Bila pengguna melihat ada situasi yang identik
dengan permasalahan efektivitas pelaksanaan fungsi koordinasi dalam proses manajemen akademik Yang dihahas dalam penelitian ini. maka pengguna dipersilahkan untuk mengaplikasikanrrya.
. Defendabilitas dan konfirmabilitas
Pengertian defendabilitas hampir sama dengan reliabilitas. dalam penelitian kuantitatif yangbertujuan untuk membahas konsistensi suatu hasil penelitian.
i-yependaouttas roenguji apa^au penelician mi uapat uiuiaug atau enrep u.teasi dengan menentukan hasil yang sama.Sedangkan konfirmabilitas berkenaan
dengan objektivitas basil penelitian.
Perlu diketahui bahwa situasi sosial bersifat unik dan tidak dapat disekonstruksi sepenuhnya seperti seraula. Karena itulah sangat sulit untuk mengukur konsistensi hasil penelitian tentang efektivitas ini. Guna menjaga kebenaran serta objektivitas hasil penelitian ini diiakukan audit trail, yaitu
denaan. melakukan oemeriksaan. untuk msvakinkan. bahwa hal-hal vans dilaporkan memang seperti itu kejadiannnya.
Untuk kepentingan itu diiakukan :
a. Merekam dan mencatat selengkap mungkin hasil \vawancara,observasi
ataupun studi dokuinentasi sebagai data mentah guna kepentingan analisis
49
b. Menvusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentalvlalu
roerangkum atau nienyusunnya kembali dalam bentuk desknpst yang lebih
sistematis.
c. Membuat penapsiran atau kesimpulan sebagai hasil sistesis data.
d Melanorkan seluruh hasil nenelitian dan sejak awal sampai akhir penelitian.
Demikian beberapa. ketentuan sertacara yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini. Diharapkan kebermaknaan data yang dikumpulkan sudah
selavaknva terbatas dalam penelitian ini. Akan tetapi batas-batas kebermaknaan
akan dilamnaui atau berlaku juga pada lingkup yang lain, walaupun tetap
^DID/^
BAB V
KESIMPULAN, 1MPL1KASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada
bab-bab terdahulu, maka berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai
berikut:
1. Kesimpulan Umum
Apabila memperhatikan hasil-hasil penelitian dan pembahasannya,maka
dapat dikatakan makna yang dapat diungkapkan oleh penelitian ini yaitu adanya
upaya-upaya dari para pimpinan universitas untuk memperbaiki/meningkatkan
efektivitas pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik melalui
peningkatan kualitas pelayanan akademik.
Kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan fungsi
koordinasi
manajemen
akademik,
belum
seluruhnya
efektif,
dalam
pelaksanaannya masih banyak kekuiangsinkronan sehingga perlu pembenahan
diberbagai unit kerja. 2. Kesimpulan Khusus
Ada beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi
kelemahan-kelemahan koordinasi dalam proses manajemen akademik :
a. Program kerja masih bersifat umum belum operasional
b. Pedoman-pedoman kurang jelas, sehingga penafsirannya bisa berbeda
c. Arus komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang lengkap
d. Kekurangan dana dan peralatan untuk pelaksanaan kegiatan
e. Kemampuan dan motivasi kerja belum sesuai dengan tuntutan.
B. Impiikasi
Impiikasi ini berkaitan dengan impiikasi temuan penelitian yaitu
merupakan berbagai persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan keadaan yang
ditemukan disetiap penelitian.
Adanya upaya-upaya dan para pengelola di UNINUS dalam memperbaiki
dan mengembanakan serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan koordinasi
dalam
proses manajemen
akademik bila terus ditingkatkan
dengan
mempertimbangkan umpan balik yang diperoleh dan hasil perbaikan dan
pengembangan maka pada saatnya efektivitas yang diharapkan akan tercapai.
Beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan ialah adanya
pedoman-pedoman kerja yang berfungsi sebagai alat koordinasi
-"
Impiikasi yang tidak diharapkan ialah adanya kelemahan-kelemahan
dalam koordinasi administrasi akademik: pertama , program kerja masih bersifat
umum(belum operasional) dan belum disertai dengan petunjuk pelaksanaan atau
petunjuk tehnis. Kedua, pedoman-pedoman kurang jelas dan penafsirannya bias
berbeda. Ketigajalur komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang
lengkap. Keempat, kekurangan dana atau peralatan untuk pelaksanaan kegiatan.
Kelima, kemampuan dan motivasi kerja yang belum sesuai dengan tuntutan.
Impiikasi yang tidak diharapkan dalam koordinasi tahap perencanaan ialah
perencanaan penerimaan mahasiswa baru belum memiliki program atau
140
disampaikan secara hsan dalam rapat, sehingga ada dampak yang timbul dan
sistem koordinasi kegiatan PMB tersebut yaitu 1. konsistensi kegiatan kurang
terjamin 2.koordinasi perencanaan sangat mengandalkan tanggung jawab pnbadi
personil,sehingga keberhasilan sasaran sukar ditentukan.
Impiikasi
yang
tidak
diharapkan
dalam
koordinasi
tahap
pelaksanaamseperti halnya pada tahap perencanaan pada tahap pelaksanaan
kegiatan peiiertmaam mahasiswa baru juga sama koordinasi diiakukan secara
informal dan msidental melalui pemantauan atau dialog langsungsehingga
banyak ditemui kekurangan dan ketertambatan.
Sedangkan koordinasi tahap pelaporan. hampir [pada setiap kegiatan tahap
pelaporan koordinasi iebih diarahkan pada hasil kegiatan, bukan pada koordinasi
proses maupun personil.
Impiikasi kegiatan manajemen akademik yang tidak diharapkan ialah 1).
StatusDosen tidak tetap dapat menghambat pelaksanaan koordinasi, karena
banvaknya beban tugas di institusinya sendiri 2). Pelaporan kehadiran Dosen
tidak seragam 3). Pelaporan perkuliahan tidak rutin 4) Sarana dan prasarana
tidak
memadai,
keadaan
ini
mencerminkan
koordinasi
yang
kurang
kesinambungan, tetapi sekaligus menunjukan masih lemahnya penerapan pnnsip
efisiensi, koordinasi pelaksanaan ujian skripsi pada tiap-tiap
Fakultasberbeda-beda pelaksanaan ujian skripsi mengikuti cara yang diterapkan pada PTN
141
C. Rekomendasi
Seperti diutarakan pada pembahasan, koordinasi bagi proses manajemen
akademik yang diterapkan di UNINUS adalah koordinasi khas UNINUS suatu
bentuk koordinasi yang tercipta sesuai dengan kondisi, karakteristik dan
kemampuan yang dimibki UNINUS saat ini. Sampai batas tertentu bentuk
koordinasi tersebut masih cocok untuk diterapkan, dengan pertimbangan bahwa
semua kegiatan manajemen akademik dapat berjalan meskipun belum efisien.
Untuk kegiatan-kegiatan tertentu UNINUS menggunakan koordinasi
secara terpusat pada tingkat universitas dan untuk kegiatan-kegiatan lam
menempuh cara koordinasi terbagi pada tingkat Fakultas dan Jurusan.
Untuk hal-hal tertentu garis koordinasi jelas dan formal, sedang hal-hal
lain kurang formal dan kadang-kadang kurang jelas. Untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan manajemen akademik melalui koordinasi, ada l
beberapa upayayangdapat diiakukan :
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran ftnmal tentang jaringan
koordinasi dalam suatu organisasi. UNINUS telah memiliki struktur organisasi
yang disesuaikan dengan PP.30 th 1990, namun dalam pelaksanaannnya belum
seluruhnya dijadikan pedoman dalam koordinasi kegiatan manajemen akademik.
Agar dapat dijadikan pedoman maka perlu beberapa penyempurnaan:
1. Perlu adanya penjelasan tentang tujuan keseluruhan organisasi perguruan
tinggi dan tujuan unit kerja bagi pimpinan dan staf. Tujuan yang jelas dapat
142
2. Perlu adanya penjabaran fungsi tiap unit kerjajabatan atas tugas-tugas pokok
dengan rumusan yang jelas dan tegas supaya tidak terjadi tumpang tindih atau
kesenjangan tugas antar unit kerja.
3. Perlu adanya deskripsi tugas (job description) yang jelas dan rinci dan setiap
tugas pokok masing-masing unit kerja dan personalia pelaksanaannya
berpegang pada tugas-tugas pokok tersebut para staf/suatu unit dikoordinasi
oleh pimpinan unit penyusun program kerja. Dalam program kerja tersebut
dirumuskan sasaran yang akan dicapai, macam kegiatan/prosedur/mekanisme
pelaksanaannya, juga dirumuskan bagaimana jalinan kerjasama suatu unit
dengan unit lain.
4. Kegiatan yang sifatnya temporer yang memerlukan kerjasama antar beberapa
unit dalam bentuk suatu task force atau panitia juga perlu disusun dalam suatu
program seperti yang dikerjatcan oleh unit-unit kerja permanen.
5. Baik untuk kegiatan yang sifatnya rutin atau temporer, pertu adanya kesatuan
komando dimana staf pelaksana hanya menerima tugas dan melapor kepada
satu atasan / pimpinan langsung, pimpinan langsung juga melapor pada
pimpinan diatasnya. Cara ini dapat memperlancar dan mengurangi konflik
diantara staf. Dengan komandonya seorang pimpinan dapat meminta
bawahannya untuk mengadakan kerjasama dan atas laporannya dapat
mengidentifikasi masalah-masalah berkenaan dengan koordinasi. Pengawasan
juga dapat diiakukan dengan cara menganalisis laporan yang diterima dari
6. Pertu adanya kejelasan tentang ruang lingkup pengawasan yang menjadi tugas
pimpinan pada unittingkat tertentu, seperti tingkat Biro, Fakultas, Lembaga
dan unit lainnya. Hal tersebut penting karena akan menentukan tanggung jawab
dalam mengawasi dan mengkoordinasi personil dibawahnya
b. Pimpinan
Penyempurnaan sistem koordinasi bagi proses manjemen akademik
bertumpu pada faktor manusia, sebab manusia memegang peranan kunci dalam
suatu organisasi. Koordinasi keaiatan manajemen akademik melibatkan beberapa
unsur manusia, yaitu pimpinan, pelaksana dan staf penunjang. Sistem koordinasi
yang mantap membutuhkan kerjasama yang harmonis diantara ketiga unsur
diatas. Pimpinan, apakah pimpinan tertinggi organisasi atau pimpinan unit kerja
atau pimpinan panitia memegang peranan utama dalam menciptakan kerjasama
yang harmonis tersebut.
Untuk memantapkan sistem koordinasi kegiatan manajemen akademik
pimpinan perlu memiliki konsep yang jelas tentang koordinasi, memiliki
kemampuan dan kemauan untuk meiaksanakan koordinasi. Pemantapan sictem
koordinasi harus diiakukan secara menyeluruh melalui cara formal maupun. informal. Secara formal diiakukan mengikuti hierarki menggunakan wewenang
pada otoritos jabatan melalui surat keputusan peraturan atau petunjuk-petunjuk.
Cara informal melalui pendekatan-pendekatan kekeluargaan,
pendekatan
psikologis dan sosiologis.
Beberapa langkah taktis yang dapat diiakukan oleh pimpinan dalam upaya
144
1. Mengkomunikasikan rencana kegiatan organisasi unit kerja (kegiatan
manajemen akademi) kepada bawahan sehingga benar-benar dipahami.
2. Membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya
dengan cara memelihara iklim/suasana kerja sebaik mungkin.
3. Menarik bawahan sehingga bawahan menjadi pengikutnya yang setia dan
bersedia dengan rela meiaksanakan tugas dengan baik.
c. Staf pengajar
Selain pimpinan unsur manusia dalam organisasi perguruan tinggi yang
memegang peranan penting adalah staf pengajar atau dosen. Dosen merupakan
para pelaksana langsung dari kegiatan manajemen akademik. Beberapa hambatan
dahadapi oleh UNINUS berkaitan dengan kondisi dosen, yaitu karena sebagian
besar dosen UNINUS adalah tenaga honorer dari PTN dan lembaga lam. Ada
beberapa usaha yang dapat diiakukan untuk mengatasi masalah mi:
1. Secara berangsur UNINUS hendaknya menambah jumlah dosen tetap, baik
tenaaa tetap bantuan Kopertis maupun tenaga tetap yayasan. Penerimaan dosen
baru hendakya diiakukan secara selektif dan proporsional.
2. Meningkatkan kemampuan para dosen, asisten melalui penataran-penataran
dan diutamakan melalui pendidikan formal, program S2 dan S3, staf pengajar
yang berkualitas merupakan syarat mutlak bagi peningkatan kredibilitas
universitas dan peningkatan mutu lulusan.
145
4. Pemantauan dan pengawasan, baik terhadap pelaksanaan tugas-tugas akademik
maupun pengembangan kemampuan dosen/asisten perlu diiakukan "secara
kontinyu.
d. Staf Administrasi
Meskipun hanya berperan sebagai tenaga penunjang tenaga administrasi
juga memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi perguruan tinggi.
Semua kegiatan baik yang berkenaan langsung maupun tidak langsung dengan
kegiatan manajemen akademik, baik yang berkaitan dengan pengelola,
dosen/asisten maupun mahasiswa baru akan berjalan optimal apabila mendapat
dukungan yang optimal pula dari tenaga administrasi. Tenaga administrasi di
UNINUS berlaPr belakang pendidikan umum jenjang sekolah menengah, jadi
tenaga administrasi di UNINUS belum profesional, sehingga keadaa.n ini kurang
mendukung pelaksanaan administrasi dari pelayanan pada perguruan tinggi.
Untuk memngatasi hal ini dapat ditempuh beberapa upaya :
1. Secara berangsur menambah tenaga administrasi yang ada dengan tenaga yang
lebih profesional, minimal berpebdidikan D3 dalam bidang administrasi.
2. Memberi kesempatan kepada tenaga yang ada untuk mengikuti pendidikan
atau menyediakan program pengembangan staf yang instensif.
3. Menciptakan iklim dan mekanisme kerja yang sehat dengan memberikan tugas
yang merata dan seimbang, disertai dengan pembinaan dan pengawasan yang
146
e. Sistem Informasi Akademik
Koordinasi kegiatan manajemen akademik, selain dilaksanakan oleh
tenaga profesional, didukung oleh tenaga administrasi yang cakap, juga perlu
ditunjang oleh peralatan sistem infonnasi akademik yang memadai.
Kelemahan umum yang dihadapi dalam manajemen akademik adalah
masih lemahnya sitem informasi akademik. Data mahasiswa pada beberapa unit
kerja jumlahnya seringkali tidak cocok, mahasiswa seringkali dirugikan karena
kelalaian dalam dokumentasi nilai ujian. Masalah dokumentasi dan informasi
akademik akan semakin komplek apabila program-progranm pendidikan telah
berkembang lebih tinggi dan lebih bervanasi.
Untuk mengatasi masalah dan mengantisipasi perkembangannya pada
masa yang akan datang beberapa usaha dapat diiakukan:
1. Perlu adanya perangkat keras disertai perangkat lunak program pengolahan dan
penyimpan data akademik pada tiap unit kerja sebagai terminal yang bisa
dihubungkan kepusat (BAAK, Puskom)
2. Diadakan pembinaan/pelatihan tenaga-tenaga operator yang akan menangani
manajemen akademi.
3. Diciptakan mekanisme kerja dan mekanisme pelayanan yang efisien dalam
manajemen akademi disusun pedoman-pedoman akademi yang aktual dan
konfrehensif, yang memuat semua infonnasi tentang umversitas/Fakultas dan
147
f. Sistem Pengawasan
Pemantapan sistem koordinasi bagi proses manajemen akademi juga
mencakup pemantapan sistem pengawasan yang berjalan selama mi tidak ada
sistem pengawasan yang jelas. Semua pihak bekerja menurut tuntutan dan
pemahamannya sendiri sehingga banyak terjadi pemborosan.
Penyebab uPma keadaan tersebut adalah belum adanya atau tertatanya
sistem administrasi secara keseluruhan dan kurangnya pemahaman staf personil
akan pentingnya kegiatan manajemen akademik bagi pencapaian tujuan
organisasi perguruan tinggi. Dalam kegiatan administrasi dapat ditempuh
beberapa langkah praktis diantaranya :
1. Memfungsikan dengan benar wewenang dan tugas masing-masing personil
sesuai dengantugas dan hierarkinya.
2. Membuat ukuran-ukuran pengawasan bagi seluruh personil yang terlibat dalan.
koordinasi kegiaPn manajemen akademi.
3. Melakukan pengukuran terhadap produk-produk kerja, serta selalu melihat
feedback yang datang kemudian.
g. Penutup
Temuan-temuan penting dan studi ini, komentar terhadap temuan-temuan
tersebut serta beberapa rekomendasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
ditemukan telah dituangkan dalan Bab ini, munakm masih banyak yang tidak
dapat penulis temukan atau banyak hal yang tidak sempat penulis angkat dalam
studi ini, mudah-mudahan hal demikian dapat menjadi bahan bagi studi penulis
^DID/^
148
DAFTAR BACAAN
Abin Syamsuddm Makmun., (1997). Psikologi Kependudukan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Achmad Sanusi., (1988). Sistem Manajemen Pendidikan di Indonesia, Bandung :
1KIP Bandung.
Adam Ibrahim Indrawijaya, (1983). Perilaku Organisasi, Bandung : Sinar Baru.
Daun Suganda., (1988).
Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi,
Jakarta : Itermedia.
Enekoswara., (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan,
Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gibson, Raymond, C, (1964).
The Challenge of Leadership in Higher
Education, Jawa WMC Brown, Co.Hadari Nawawi., (1989), Administrasi Pendidikan, Jakarta
:
CV. Mas
Agung.
Jajat
Riwajatna,
(1986).
Studi Tentang Efekafitas Pelaksanaan Sistem
Administrasi Akademik IK1P Bandung, Tesis FPS IKIP Bandung.
Kaufman, Roger, A., (1979). Education System Planning, New Jersey : Practice
Hall Inc.
Milles. Matthew B, and Hubennan, AMichael., (1992). Analisis Data Kualitatif
(terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy, J., (1991). Metcdologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Murdick, Robert G, & Dageti, James R., (1990). Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta : Erlangga.
Nana Sudjana., (1991). Tunlunan Penulisan Karya Ilmiah. Makalah. Skripsi.
Tesis, Desertasi, Bandung : Sinar Baru.
Nana Sudjana dan Eddy Susanto, S.A.,
(1989).
Pendekatan Sistem Bagi
'Administrasi Pendidikan,
Bandung : Sinar Baru.
Nana Sudjana dan Ibrahim., (1982).
Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
149
Nasution., (1988). Metode Penelitian KualitatifNaturalistik, Bandung : Tarsita.
Oteng Sutisna, (1989). Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional, Jakarta : Angkasa.
Pidarta, Made., (1988).
Manajemen Pendidikan Indonesia,
Jakarta : Bina
Aksara.
Sanafiah Faisal., (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha
Nasional.Silalahi, Ulbert, (.1992). Studi Tentang Ilmu Administrasi, Bandung : Sinar
Baru.
Stonner, Jamaes, A.F., (199i). Manajemen, Jakarta : Erlangga.
Sutarto.,
(1991).
Dasar-Dasar Organisasi.
Jogyakarta
: Gajah Mada
University Press.
Suriasumantri,JujunS., (1986). Filsafat Ilmu,
Jakarta: Sinar Harapan.
Utidang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU. No. 2 Th. 1989) dan
Peraturan Pelaksanaannya., (1993)., Jakarta : Sinar Grafika.
Peraturan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Armas Duta