Novie Rofiul Jamiah, 2013
PENGARUH MATERIAL PLASTIK TERHADAP LAJU ALIR
DEBIT PADA ALIRAN SALURAN TERBUKA
Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil
Oleh :
NOVIE ROFIUL JAMIAH 0707037
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Pengaruh Material Plastik terhadap
Laju Alir Debit pada Aliran Saluran
Terbuka
Oleh
Novie Rofiul Jamiah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Novie Rofiul Jamiah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Novie Rofiul Jamiah, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Novie Rofiul Jamiah NIM.0707037
PENGARUH MATERIAL PLASTIK TERHADAP LAJU ALIR DEBIT PADA ALIRAN SALURAN TERBUKA
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I,
Drs.H. Rakhmat Yusuf, M.T NIP. 19640424 199101 1 001
Pembimbing II,
Drs.Odih Supratman, ST.,M.T. NIP. 19620809 199101 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,
Novie Rofiul Jamiah, 2013
ABSTRAK
PENGARUH MATERIAL PLASTIK TERHADAP LAJU ALIR DEBIT PADA
ALIRAN SALURAN TERBUKA
Oleh : Novie Rofiul Jamiah
0707037
Dewasa ini fenomena sampah plastik terdapat di sungai. Akumulasi dari banyaknya sampah plastik akan berdampak buruk pada lingkungan, kesehatan dan aliran sungai tersebut. Kajian mengenai aliran bermuatan sampah plastik belum banyak ditemukan terutama yang ada kaitannya dengan debit dan kecepatan aliran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh plastik terhadap laju alir debit dan mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi melaluiserangkaian penelitian experimental berbasis laboratorium menggunakan alat circulating flumepada kondisi aliran clear water. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Sampah plastik didefinisikan sebagai angkutan plastik (q) dalam satuan gram/detik. Plastik yang digunakan berjenis kantong plastik bening ukuran 10 cm x 6 cm. Pengujian terbagi menjadi sembilan kali running yaitu D1K1, D2K1, D3K1, D1K2, D2K2, D3K2, D1K3, D2K3 dan D3K3dengan masing-masing bervariasi pada debit, kemiringan dan angkutan plastik. Penelitian inimenekankan pada pengukurankecepatan aliran pada pitot tube dan pintu thomson dengan melihat ada atau tidaknya perubahan kecepatan aliran, kedalaman aliran dan luas penampang basah setelah dialiri angkutan plastik. Hasil penelitian menunjukanadanya perubahan kedalaman aliran, luas penampang basah dan kecepatan aliran oleh angkutan plastik.Akan tetapi nilai perubahan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap kecepatan alirannya. Meskipun hasilnya tidak signifikan namun selama pengujian ditemukan kasus penyumbatan aliran. Agar aliran tidak tersumbat maka penting sekali untuk tidak membuang plastik ke saluran.
Novie Rofiul Jamiah, 2013
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE PLASTIC MATERIAL TOWARDSRATE OF FLOW DISCHARGE IN OPEN CHANNEL
By :
Novie Rofiul Jamiah 0707037
Recently,phenomenon ofplasticwaste occures in river. Accumulation of plastic causes bad impactsto environment, health and river flow.The study concerning to waste flow is rarely found,espesially in discharge and velocity.The purpose of this research is to find out influence of plastic waste and it’s level towardsrate of flow dischargewith laboratory experimental research using circulating flumein clear water condition. To analyze data the research used descriptive statistic. Plastic wastein this research is plastic transport (q) in gram/second unit. The plastic material used istransparent bag plastic size 10 cm x 6 cm. Research examine consist of nine times running those areD1K1, D2K1, D3K1, D1K2, D2K2, D3K2, D1K3, D2K3 and D3K3 which variouslyinvolve discharge, slope, and plastic transport.This research is focusing on velocity, depth and wet areachanges in pitot tube and thomson weir after emited by plastic transport. The research resultshows there is a change on depth, wet area and velocity but is not significant toward velocity. Nonetheless, plastic transport most on flow blockage. So that, people are not throw any plastic to flow.
Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Lokasi Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aliran Saluran Terbuka (Open Channel) ... 6
2.2 Klasifikasi Aliran dalam Saluran Terbuka ... 11
2.2.1 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Variabel Waktu ... 12
2.2.2 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Variabel Ruang ... 15
2.2.3 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Pengaruh Viskositas ... 16
2.2.4 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Pengaruh Gravitasi (Bilangan Froude) ... 18
2.2.5 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Pengaruh Kombinasi Pengaruh Kekentalan dan Gravitasi (Rejim Aliran) ... 19
2.2.6 Klasifikasi Aliran Berdasarkan Fungsi Koordinat... 20
2.3 Komponen Geometrik Saluran ... 21
2.4 Distribusi Kecepatan ... 24
2.5 Plastik dan Sifat-sifatnya ... 26
2.6 Trash Laden Flow (Aliran Bermuatan Sampah) ... 27
2.7 Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum ... 29
3.2 Lokasi Pengujian ... 33
3.3 Alat dan Bahan ... 33
3.4 Variabel Plastik ... 38
Novie Rofiul Jamiah, 2013
3.6 Asumsi Pengujian ... 41
3.7 Desain Pengujian ... 42
3.8 Metode Pengukuran Kecepatan ... 45
3.9 Kekasaran Dasar Saluran ... 52
3.10 Metode Perhitungan dan Analisis ... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian ... 55
4.1.1 D1K1 ... 55
4.3 Pengaruh Angkutan Plastik terhadap Parameter Aliran ... 83
4.3.1 Pengaruh Angkutan Plastik terhadap Angka Reynolds ... 83
4.3.2 Pengaruh Angkutan Plastik terhadap Angka Froude ... 84
4.4 Analisis dan Pembahasan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 130
5.2 Saran ... 131 DAFTAR PUSTAKA
Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sampah di suatu sungai ... 2
Gambar 2.1 Bentuk saluran terbuka ... 11
Gambar 2.2 Susunan garis aliran pada gelombang bergetar ... 14
Gambar 2.3 Susunan garis aliran pada gelombang bergetar ... 14
Gambar 2.4 Aliran seragam pada kemiringan landai (mild slope) ... 15
Gambar 2.5 Aliran tidak seragam pada sebuah flume ... 16
Gambar 2.6 Aliran laminar ... 18
Gambar 2.7 Aliran turbulen ... 18
Gambar 2.8 Distribusi Kecepatan pada potongan melintang ... 24
Gambar 2.9 Distribusi kecepatan searah aliran ... 25
Gambar 2.10 Ikatan karbon dan hidrogen pada plastik... 26
Gambar 2.11 Bungkus plastik transparan ... 27
Gambar 2.12 Ilustrasi kantong plastik pada aliran ... 28
Gambar 3.1 Arah putaran valve pompa ... 31
Gambar 3.2 Circulating flume... 34
Gambar 3.3 Alat tulis ... 34
Gambar 3.4 Stopwacth ... 34
Gambar 3.5 Penggaris ... 35
Gambar 3.6 Pintu ambang tajam segitiga ... 35
Gambar 3.7 Ember plastik... 36
Gambar 3.8 Pitot tube ... 36
Gambar 3.9 Saringan ... 37
Gambar 3.10 Plastik transparan ... 38
Gambar 3.11 Kran dan sump tank ... 38
Gambar 3.12 Plastik ... 39
Gambar 3.13 Sistem jacking pada circulating flume ... 40
Gambar 3.14 Detail tabung pitot ... 46
Gambar 3.15 Saklar ... 47
Gambar 3.16 Tabung pembacaan dan selang pitot ... 47
Gambar 3.17 Point gate pada pitot ... 48
Gambar 3.18 Tabung pitot L dinaikan per 2 cm ... 48
Gambar 3.19 Pompa circulating flume ... 49
Gambar 3.20 Ilustrasi pintu pengukuran segitiga ... 50
Gambar 3.21 Sudut kemiringan 90° ... 50
Gambar 3.22 Kedudukan point kontrol h ke arah hulu ... 51
Gambar 3.23 Dasar flume ... 52
Gambar 3.24 Scatter plot program ... 54
Gambar 4.1 Kondisi saat D1K1 ... 56
Gambar 4.2 Grafik kecepatan D1K1 ... 57
Gambar 4.3 Resume debit D1K1 ... 58
Gambar 4.4 Grafik kecepatan D2K1 ... 60
Gambar 4.5 Resume debit D2K1 ... 61
Novie Rofiul Jamiah, 2013
dalam aliran ... 63
Gambar 4.8 Resume debit D3K1 ... 64
Gambar 4.9 Grafik kecepatan D1K2 ... 66
Gambar 4.10 Resume debit D1K2 ... 67
Gambar 4.11 Grafik kecepatan D2K2 ... 68
Gambar 4.12 Sumbatan sekitar pitot pada D2K2... 69
Gambar 4.13 Resume debit D2K2 ... 70
Gambar 4.14 Grafik kecepatan D3K2 ... 71
Gambar 4.15 Resume debit D3K2 ... 72
Gambar 4.16 Grafik kecepatan D1K3 ... 74
Gambar 4.17 Resume debit D1K3 ... 72
Gambar 4.18 Grafik kecepatan D2K3 ... 76
Gambar 4.19 Resume debit D2K3 ... 76
Gambar 4.20 Grafik kecepatan D3K3 ... 78
Gambar 4.21 Resume debit D2K3 ... 78
Gambar 4.22 Pengukuran suhu ... 83
Gambar 4.23 Grafik angkutan plastik (q) dengan Reynolds ... 84
Gambar 4.24 Grafik angkutan plastik (q) dengan Froude ... 85
Gambar 4.25 Resume grafik kecepatan aliran ... 87
Gambar 4.26 Ilustrasi distribusi kecepatan dan angkutan plastik dalam aliran ... 89
Gambar 4.27 Distribusi kecepatan ... 90
Gambar 4.28 Isometri dan tampak atas vena contracta ... 92
Gambar 4.29 Grafik h pada pintu thomson ... 93
Gambar 4.30 Pola penyebaran plastik yang tidak teratur ... 95
Gambar 4.31 Bacaan pada manometer pitot ... 96
Gambar 4.32 Dialog box analysis toolpak ... 97
Gambar 4.33 Variasi plastik di sungai ... 125
Gambar 4.34 Angkutan plastik pada pengujian ... 125
Gambar 4.35 Plastik yang bercampur dengan material lain ... 126
Gambar 4.36 Sungai Cikapundung ... 127
Gambar 4.37 Clear Water ... 128
Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Harga-harga Koefisien Manning untuk tiap saluran ... 8
Tabel 2.2 Nilai kekasaran untuk Saluran Bersih dan Lurus ... 9
Tabel 2.3 Koefisien Kekasaran Strickler ... 10
Tabel 2.4 Klasifikasi rejim Aliran ... 20
Tabel 2.5 Geometri Saluran ... 23
Tabel 3.1 Variabel debit ... 30
Tabel 3.2 Angkutan plastik ... 39
Tabel 3.3 Desain pengujian ... 42
Tabel 4.1 Parameter aliran run K1 ... 55
Tabel 4.2 Kecepatan aliran D1K1 Pitot tube ... 56
Tabel 4.3 Kecepatan aliran D1K1 pintu thomson ... 56
Tabel 4.4 Resume debit D1K1 ... 58
Tabel 4.5 Kecepatan aliran D2K1 Pitot tube ... 59
Tabel 4.6 Kecepatan aliran D2K1 pintu thomson ... 59
Tabel 4.7 Resume debit D2K1 ... 60
Tabel 4.8 Kecepatan aliran D3K1 Pitot tube ... 61
Tabel 4.9 Kecepatan aliran D3K1 pintu thomson ... 62
Tabel 4.10 Resume debit D3K1 ... 63
Tabel 4.11 Parameter aliran run K2 ... 64
Tabel 4.12 Kecepatan aliran D1K2 Pitot tube ... 65
Tabel 4.13 Kecepatan aliran D1K2 pintu thomson ... 65
Tabel 4.14 Resume debit D1K2 ... 66
Tabel 4.15 Kecepatan aliran D2K2 Pitot tube ... 67
Tabel 4.16 Kecepatan aliran D2K2 pintu thomson ... 68
Tabel 4.17 Resume debit D2K2 ... 69
Tabel 4.18 Kecepatan aliran D3K2 Pitot tube ... 70
Tabel 4.19 Kecepatan aliran D3K2 pintu thomson ... 71
Tabel 4.20 Resume debit D3K2 ... 72
Tabel 4.21 Parameter aliran run K3 ... 72
Tabel 4.22 Kecepatan aliran D1K3 Pitot tube ... 73
Tabel 4.23 Kecepatan aliran D1K3 pintu thomson ... 73
Tabel 4.24 Resume debit D1K3 ... 74
Tabel 4.25 Kecepatan aliran D2K3 Pitot tube ... 75
Tabel 4.26 Kecepatan aliran D2K3 pintu thomson ... 75
Tabel 4.27 Resume debit D2K3 ... 76
Tabel 4.28 Kecepatan aliran D3K3 Pitot tube ... 77
Tabel 4.29 Kecepatan aliran D3K3 pintu thomson ... 77
Tabel 4.30 Resume debit D3K3 ... 78
Tabel 4.31 Parameter aliran ... 80
Tabel 4.32 Tabel pengukuran distribusi kecepatan ... 89
Tabel 4.33 Koefisien debit ... 92
Tabel 4.34 Hasil pengukuran pada pintu thomson ... 93
Tabel 4.35 Selisih nilai h clean water dengan h angkutan platik ... 94
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Tabel 4.37 Output Analysis toolpak D2K1 ... 100
Tabel 4.38Output Analysis toolpak D3K1 ... 103
Tabel 4.39Output Analysis toolpak D1K2 ... 106
Tabel 4.40Output Analysis toolpak D2K2 ... 109
Tabel 4.41Output Analysis toolpak D3K2 ... 112
Tabel 4.42 Output Analysis toolpak D1K3 ... 115
Tabel 4.43Output Analysis toolpak D2K3 ... 118
Tabel 4.44Output Analysis toolpak D3K3 ... 121
Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR NOTASI A = Titik potong Y, nilai perkiraan saat X = 0
b = kemiringan garis atau perubahan rata-rata pada Y’ untuk setiap satu unit
perubahan naik turun pada variabel X
A = Luas penampang (m2)
H = tinggi air dari dasar sudut kemiringan thompson
H = tinggi aliran di peluap segitiga
I = kemiringan dasar saluran
= kekasaran Strickler
L = panjang karakteristik, dalam saluran terbuka panjang karakteristik
n = angka kekasaran Manning/koefisien kekasaran (rugosity coefficient),
bergantung dari jenis permukaannya.
n = jumlah data
P = Keliling basah (m)
q = Angkutan (gram/detik)
Q = debit (m3/s)
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan dasar saluran
T = lebar permukaan bebas
u = distribusi kecepatan
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
V = kecepatan (m/s)
X = variabel X (kecepatan aliran)
Novie Rofiul Jamiah, 2013
= Data ke-i
= Data
Y’ = Prediksi Y berdasarkan pengujian dengan X
α
= sudut kemiringan pintu segitigaμ
= viskositas dinamik fluida (Nd/m2)ρ
= massa jenis fluida (kg/m3)Novie Rofiul Jamiah, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Debit didefinisikan sebagai hasil perkalian antara kecepatan dengan luas
penampang. Semakin besar kecepatan dan luas penampang maka akan
semakin besar pula debit yang dihasilkan. Debit yang mengalir pada suatu
penampang terbuka lebih mudah diamati dibanding debit pada penampang
tertutup, namun kemudahan analisanya justru malah kebalikannya. Faktanya,
debit yang mengalir di suatu sungai lebih mudah diamati daripada debit yang
mengalir dalam suatu pipa. Keadaan penampang alami sungai yang
mempunyai tingkat kompleksitas alamiah yang tinggi, cukup menyulitkan
para analis dalam menerjemahkan sifat-sifat aliran ke dalam model matematis
agar mudah dipelajari. Lain halnya dengan sifat-sifat aliran dalam pipa, karena
mempunyai kondisi yang seragam dan dapat di-setting oleh manusia sehingga
analisanya tidak terlalu sulit. Seiring perkembangan teknologi, kemampuan
manusia untuk merekayasa alam dibuktikan dengan banyaknya
saluran-saluran terbuka buatan sebagai hasil peniruan dari alam dalam hal ini yaitu
sungai. Saluran terbuka buatan seperti misalnya gorong-gorong, saluran
drainase dan saluran irigasi.
Berawal dari pengamatan penulis mengenai kondisi sungai di kota-kota
besar yang tak ubahnya seperti tempat pembuangan sampah berjalan. Seiring
dengan bertambahnya penduduk, ikut meningkat pula volume sampah yang
memenuhi sudut-sudut kosong perkotaan tak terkecuali sungai. Berbagai
macam sampah dapat kita saksikan dari variasi warnanya, variasi sumbernya
(sampah alam, sampah manusia, sampah industri), variasi bentuknya, semua
2
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 1.1 Sampah di suatu sungai Sumber : http://www.citarum.org
Menarik untuk dicermati, sampah-sampah yang jenisnya plastik begitu
dominan karena sifatnya yang ringan membuat plastik-plastik ini
melayang-layang sehingga lebih mudah terlihat apalagi bila dalam jumlah yang banyak.
Kondisi material plastik yang melayang dipermukaan sungai tersebut
mengalir bersama arus debit sungai dari hulu ke hilir. Dalam perjalanannya
bila bertemu suatu penghalang maka sampah tersebut akan tertahan dan lama
kelamaan kian menumpuk hingga mampu menyumbat suatu aliran.
Oleh karena itu penulis ingin mengetahui adakah pengaruh material plastik
ini terhadap laju alir debit di sungai. Lebih lanjut penulis ingin meneliti dan
mengujinya di laboratorium dalam format yang lebih sederhana dan
disesuaikan dengan kondisi peralatan di laboratorium. Dengan menggunakan
peralatan yang ada seperti circulating flume, material plastik, dan air, apa yang
akan terjadi dan bagaimana keterkaitan/pengaruh antara material plastik
dengan laju alir debitnya. Maka dari itu penulis mengambil judul “
PENGARUH MATERIAL PLASTIK TERHADAP LAJU ALIR DEBIT
3
Novie Rofiul Jamiah, 2013
1.2Batasan Masalah
Cakupan penelitian hanya akan difokuskan ke dalam hal sebagai berikut :
1) Saluran terbuka yang ditinjau adalah saluran terbuka buatan berupa
flume dengan bentuk persegi panjang dengan sisi tegak lebih panjang dari sisi alas.
2) Memakai saluran flume yang lurus tanpa belokan, mendatar dan bukan
terjunan.
3) Menggunakan debit kecil dengan mempertimbangkan besaran debit
yang terjadi pada flume.
4) Pengujian dilakukan dalam saluran terbuka berbentuk persegi panjang
tidak dalam saluran tertutup dengan kemiringan dasar saluran
bervariasi dan kekasaran dasar saluran yang dianggap seragam.
5) Penampang dan dimensi saluran yang digunakan tetap, tidak ada
pengubahan bentuk dan dimensi penampang (saluran prismatis).
6) Dimensi saluran lebar 30 cm, tinggi 0,5 m dan panjang saluran 12 m.
7) Material plastik yang digunakan adalah bungkus plastik bening dengan
ukuran 10 cm x 6 cm. Adapun banyaknya plastik, akan dijadikan
variabel.
8) Satuan plastik didefinisikan sebagai angkutan plastik (q) dalam satuan
gram/detik.
9) Aliran yang diuji adalah air jernih (clean water) tidak mengandung
konsentrat sedimen.
10) Nilai kekasaran dasar saluran diambil kekasaran saluran eksisting yang
terbuat dari bahan stainless steel dengan nilai 0,103 (Manning).
11) Dinding saluran adalah eksisting flume, kedudukannya tegak dari kaca,
4
Novie Rofiul Jamiah, 2013
1.3Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dimunculkan penulis dalam penelitian ini
dirumuskan menjadi beberapa hal antara lain :
1) Adakah pengaruh dari material plastik yang mengalir dalam suatu
saluran terbuka terhadap laju alir debitnya?
2) Berapa besar keterkaitan antara material plastik dengan laju alir
debitnya?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1) Mengetahui pengaruh material plastik terhadap laju alir debit pada
suatu saluran terbuka
2) Mengetahui seberapa besar keterkaitan material plastik terhadap laju
alir debit pada saluran terbuka
1.5Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Hidrolika Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil UPI.
1.6Sistematika Penulisan
Untuk mengarahkan penulisan penelitian ini agar sistematis, kerangka
penulisan disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian dan
5
Novie Rofiul Jamiah, 2013
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori tentang aliran saluran terbuka, klasifikasi aliran saluran
terbuka, kondisi aliran pada saluran terbuka, distribusi kecepatan di saluran
terbuka, plastik dan karakteristiknya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas cara pengujian yang dilakukan, alat dan bahan, sistem
pengukuran debit, metode pengolahan data hasil pengujian, dan interpretasi
hasil pengujian.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Merupakan bab yang berisi penjelasan analisa hasil pengujian debit yang
dilakukan, penjelasan adanya pengaruh yang terjadi terhadap debit dan
kecepatan dan penjelasan penyebab terpengaruhnya debit dan kecepatan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan simpulan akhir berdasarkan hasil penelitian dan
Novie Rofiul Jamiah, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Umum
Metode menurut Aisiyah (Rosady Ruslan,2003:24) :
„Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya‟.
Sebagaimana dikutip Pramudi Utomo(Sutrisno Hadi, 2001) metodeadalah „usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah‟.
Sebagaimana dikutip Ibnu Rusdi (2008),John Dewey dalam bukunya How We Think(1910)mengatakan bahwa metode ilmiah ialah langkah-langkah pemecahan suatu masalah yaitu sebagai berikut:
a) Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan.
b) Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.
c) Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
d) Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.
e) Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
30
Novie Rofiul Jamiah, 2013
1. Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat mengamatinya.
3. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis
Adapun metode penelitian tugas akhir iniadalah hipotetik eksperimental
yang berbentuk pengujian fisik berbasis laboratorium.Dimana pengujian
eksperimental selalu terdapat variabel-variabel dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Perlakuan yang akan dijadikan variabel adalah variabel debit,
volume plastik, dan kemiringan dasar saluran.
Dalam suatu eksperimen setidaknya tidak hanya satu data yang diteliti.
Kemajemukan data dapat menunjukan perbandingan hasil yang bisa diamati.
Begitupun halnya dengan pengamatan pada debit, ada lebih dari satu debit
yang diujikan.Jenis variabel debit ditentukan penulis dengan range bervariasi
mulai dari debit yang rendah, sedang dan cukup besar untuk saluran flume.
Besaran debitnya ditentukan dengan besar bukaan valve pompa yaitu :
Tabel 3.1 Variabel debit
Variabel debit Besar bukaan valve Debit 1 (D1) 1 putaran valve
Debit 2 (D2) 1 ¼ putaran valve
Debit 3 (D3) 1 ½ putaran valve
31
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.1 Arah putaran valve pompa
Sumber : dokumentasi penulis
Variabel Plastik merupakan variabel pembanding atau variabel bebas.
Variabel plastik dibedakan berdasarkan ukuran beratnya, dalam satuan gram.
Satu variabel plastik di-running selama satu kali pengaliran dengan cara
dijatuhkan kontinyu per-detiknya.
Variabel terakhir adalah varibel kemiringan dasar saluran. Berdasarkan
rumus kecepatan yang lazim kita ketahui bahwa terdapat pengaruh
kemiringan terhadap kecepatan aliran.Dimana kecepatan merupakan fungsi
dari kemiringan (I) sehingga kondisi ini diperlukan sebagai pembanding.
Apalagi dengan disertai kemampuan alat pengujian (circulating
32
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Penyiapan Alat dan Bahan
Pengujian pada circulating flume
Olah Data
Ya
Analisis
Kesimpulan
Kecepatan Aliran Berubah?
33
Novie Rofiul Jamiah, 2013
3.2Lokasi Pengujian dan Waktu Pengujian
Adapun lokasi pengujian akan dilaksanakan di Laboratorium Hidrolika
dan Hidrologi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan
Indonesia.
3.3Alat dan Bahan
Ada dua jenis pengukuran yang dilakukan dalam setiap pengujian. Terdiri
dari pengukuran debit dan pengukuran kecepatan aliran. Berdasarkan hal itu
pula terbagi dua jenis alat yang digunakan :
Alat ukur kecepatan : Tabung pitot
Alat ukur debit : Pintu thompson, volumetrik.
Pada intinya semua alat dapat digunakan untuk mencari nilai kecepatan
maupun debit akan tetapi pemisahan disini dimaksudkan untuk
mengklasifikasi alat mana saja yang hasil akhirnya sudah dalam bentuk debit
dan atau alat mana yang hasilnya sudah berupa nilai keepatan.
Adapun alat yang digunakan :
1) Alat simulasi aliran, circulating flumedengan dimensi :
Panjang : 12,24 m
Lebar saluran : 30 cm
Tinggi saluran : 48 cm
Dinding saluran : fiber glass
34
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.2 Circulating flume
Sumber : dokumentasi penulis
2) Alat tulis
Gambar 3.3Alat tulis
Sumber : dokumentasi penulis
3) Timer/Stopwatch
Gambar 3.4Stopwacth
35
Novie Rofiul Jamiah, 2013
4) Penggarispanjang 60 cm
Gambar 3.5Penggaris
Sumber : dokumentasi penulis
5) Alat pengukur debit, yang terdiri dari :
- Pintu ambang tajam segitiga (Pintu Thomson/V-nocth), α = 90º
Gambar 3.6Pintu ambang tajam segitiga
Sumber : dokumentasi penulis
- Volumetrik, yaitu metode menghitung debit dengan cara
menghitung waktu yang dibutuhkan air sampai penuh kedalam
suatu benda yang telah diketahui volumenya. Sehingga debit
dapat diketahui dengan membagi antara volume dengan waktu
penuh/terkumpul (dalam detik). Benda yang digunakan berupa
36
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.7Ember plastik
Sumber : dokumentasi penulis
6) Alat pengukur kecepatan aliran yang terdiri dari :
- Tabung pitot/Pitot tube
Gambar 3.8 Pitot tube
Sumber : dokumentasi penulis
7) Saringan pancing sebanyak tiga buah
Pada saat pengaliran untuk mencegah adanya sumbatan yang
masuk ke pompa, plastik disaring dengan saringan pancing yang
ditempatkan di akhir saluran. Dua buah saringan portable
37
Novie Rofiul Jamiah, 2013
apabila sudah terisi penuh. Sedangkan satu lagi diletakan di mulut
saluran yang masuk ke saluran tertutup.
Gb. 3.9 (a)
Gb. 3.9 (b)
Gambar 3.9 (a) dua saringan portable 3.9(b) saringan portable di akhir
saluran
3.9(c) mulut saluran tertutup
Gb. 3.9 (c)
Bahan yang diperlukan :
1) Plastikbungkusbening ukuran 10 cm x 6 cmdengan berat 0,36
38
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.10Plastiktransparan
Sumber : dokumentasi penulis
2) Air dalam sump tank
Waktu pengisian air sampai ¾ tinggisump tankadalah ± 2 jam.
Pengisian menggunakan selang yang terpasangpada kran. Air yang
digunakan adalah clear water.
Gambar 3.11Kran dan sump tank
Sumber : dokumentasi penulis
3.4Variabel Plastik
Plastik yang dipakai berjenis bungkus plastik transparan dengan ukuran
39
Novie Rofiul Jamiah, 2013
sehingga memungkinkan aliran masuk ke dalam plastik dengan posisi
sebagian mucul ke permukaan dan sebagian lagi tenggelam dalam air.
Gambar 3.12Plastik
Sumber : dokumentasi penulis
Seperti yang sudah dikemukakan di awal, penentuan variabel plastik dipilih berdasarkan berat. Setiap satu lembar plastik mempunyai berat 0,36 gram. Maka variabel pertama adalah tanpa plastik, variabel kedua adalah setara dengan dua lembar plastik (2 x 0,36 gr), berturut-turut mengikuti kelipatan 2.
Dalam hal ini perlu pula ditekankan bahwa satuan untuk variabel plastik didefiniskan sebagai angkutan (q) dengan satuan gr/detik.
Tabel 3.2Angkutan plastik
Variabel Plastik Angka Pengali Berat (gr) Angkutan plastik Variabel plastik 1 0
0,36
Tanpa plastik
Variabel plastik 2 2 0,72 gr/dt
Variabel plastik 3 4 1,44 gr/dt
Variabel plastik 4 6 2,16 gr/dt
Variabel plastik 5 8 2,88 gr/dt
Variabel plastik 6 10 3,6 gr/dt
Variabel plastik 7 12 4,32 gr/dt
40
Novie Rofiul Jamiah, 2013
3.5 Variabel Kemiringan
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa rumus-rumus kecepatan yang
ada (Manning, Chezy, Strickler) merupakan fungsi dari kemiringan (I).
Sehingga hal ini pun menjadi hal yang akan dikembangkan dalam pengujian
untuk melihat range yang berbeda dalam pengujian sehingga memberi
pengaruh terhadap pengujian. Adapun kemiringan yang dipakai sebagai
berikut :
- Kemiringan 1 ( 0,00126 )
- Kemiringan 2 (0,00383 )
- Kemiringan 3 (0,005106 )
Penentuan kemiringan pada circulating flume dilakukan dengann sistem
jackingyang berupa pemutar dengan kedua poros besi yang terhubung dengan besi panjang pada section flume selanjutnya. Putaran ini mampu menaikan
dan menurunkan ketinggian poros besi section circulating flume.
Gambar 3.13Sistem jacking pada circulating flume
Sumber : dokumentasi penulis
Besi penghubung
Pemutar
41
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Angka kemiringan dapat diperoleh dengan membandingkan beda tinggi
antar section dengan panjang section-nya.
3.6Asumsi Pengujian
Asumsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap benar”. Alasan diperlukannya asumsi adalah pentingnya sebuah patokan dalam
pengujian guna dijadikan alasan yang kuat sebab tanpa itu perjalanan
pengujian akan tanpa tujuan yang jelas.
Sebagai asumsi dasardalam pengujian ini, aliran yang akan diuji
diasumsikan sebagai aliran seragam dimana kecenderungan ketinggian muka
air selama pengaliran tidak mengalami perubahan (tetap/seragam) yang
bertujuan untuk kemudahan analisis dan pengukuran.
Perilaku yang akan ditinjau dalam pengujian adalah nilai kecepatan
alirannya. Seperti yang kita ketahui nilai debit dipengaruhi dua faktor yaitu
nilai kecepatan dan luas penampang saluran. Fokus pengamatan dilakukan
pada kecepatan aliran sebab dalam hal ini tidak terjadi perubahan luas
penampang yang cukup berarti karena lebar saluran tetap dan ketinggian
muka air kecenderungannya tetap selama satu kali running pengaliran. Nilai
kecepatan ini yang seterusnya akan diolah dan dianalisis pengaruhnya.
Setelah didapat nilai kecepatan dari hasil pengukuran kemudian akan dicari
nilai debitnya dengan memasukannya ke dalam rumus :
Q = V. A ... (3.1)
Cara kerja circulating flume sesuai dengan namanya, memakai sistem
sirkulasi air, artinya air dalam sump tank mengalir ke flume tertutup masuk ke
flume terbuka masuk lagi ke sump tank begitu seterusnya berputar. Dengan kondisi ini, otomatis tidak ada perubahan debit masuk dan debit keluaran.
Sesuai dengan hukum kontinuitas bahwa Q1 = Q2 kecuali kecepatan aliran
dan luas penampang basah bisa berubah. Pengambilan Q1 merupakan debit
42
Novie Rofiul Jamiah, 2013
pengujian dengan angkutan plastik dilakukan, besar debit dianggap sama
dengan Q1 dan lebih fokus pada perolehan kecepatan yang didapat.
Alat yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya memang
kinerjanya terkadang turun dan naik mengikuti tegangan listrik yang terjadi.
Akan tetapi pada pengujian ini mengasumsikan tegangan yang terjadi selama
running tidak dipengaruhi oleh tegangan.
3.7Desain pengujian
Desain pengujian merupakan urutan kejadian pengujian yang dilakukan.
Setiap pengujian (run) diklasifikasi dan diberi nama sesuai dengan nama
variabel debit dan kemiringan untuk mencegah tertukarnya data hasil
pengujian. Misalanya untuk D1K1memiliki arti debit variabel 1 dan
kemiringan variabel 1. Adapun desain pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Desain Pengujian
43
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Lanjutan Tabel 3.3 Desain Pengujian
No. Nomor Pengujian Kode Run Kemiringan Variabel Debit Variabel Plastik 24. Pengujian 24
D1K2
2
1 putaran valve
5,04 gr/dt
25. Pengujian 25 Tanpa plastik
44
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Lanjutan Tabel 3.3 Desain Pengujian
Desain pengujian diatas ditentukan dengan mempertimbangkan range
masing-masing variabel sehingga dapat menunjukan trend data yang rinci,
bervariasi dari yang terkecil sampai yang terbesar. Pertimbangan banyaknya
nomor pengujianjugadiperhatikan karena akan ditinjau secara statistik.
Untuk memperjelas desain pengujian diatas, berikut ini juga disajikan alur
pengujiannya.Masing-masing nomor pengujian tersebutmemiliki urutan
pengujian seperti dibawah ini :
Alur Pengujian .
No. Nomor Pengujian Kode Run Kemiringan Variabel Debit Variabel Plastik 67. Pengujian 67
D3K3 3 1 1/2 putaran
valve
1,44 gr/dt
68. Pengujian 68 2,16 gr/dt
69. Pengujian 69 2,88 gr/dt
70. Pengujian 70 3,6 gr/dt
71.
Pengujian 71
4,32 gr/dt
45
Novie Rofiul Jamiah, 2013
3.8 Metode Pengukuran Kecepatan
Pengukuran kecepatan untuk aliran seragam memiliki asumsi bahwa
kecenderungan muka air selama dalam satu kali pengaliran tidak mengalami
perubahan, atau dapat pula dikatakan seragam. Dalam mengukur kecepatan
aliran terdapat dua metode yang digunakan yaitu metode pengukuran
langsung dan metode pengukuran tidak langsung. Adapun metode
pengukuran kecepatan aliran tidak langsung diperoleh dari hasil perhitungan
rumus kecepatan baik Chezy ataupun Manning. Komponen yang diperlukan
untuk memperoleh nilai kecepatan dengan metode tidak langsung ini
haruslah mengetahui kemiringan dasar saluran, luas penampang dan koefisien
kekasaran dasar saluran. Barulah dengan mengetahui dan memperkirakan
nilai koefisien kekasaran dasar saluran dapat diperoleh nilai kecepatannya.
Metode pengukuran tidak langsung sering disebut pula metode pendekatan
karena tidak secara riil dilakukan pengukuran di lapangan. Oleh sebab itu,
untuk memperoleh hasil yang riil di lapangan dilakukan dengan metode
pengkuran langsung yang dengan menggunakan alat ukur kecepatan aliran
tabung pitot dan manometer.Satuan kecepatan yang digunakan adalah cm/s.
Prinsip kerja tabung pitot
Tabung pitot (pitot tube) adalah alat ukur kecepatan yang berupa pipa
yang berbentuk L. Aliranyang masuk ke mulut tabung L menghasilkan
tekanan yang disebut ps (tekanan stagnasi), tekanan ini terhubung ke selang
pembacaan. Sementara itu selang pembacaan yang lain terhubung dengan
udara luar. Beda tekan (Δh)antara tekanan air dengan tekanan udara adalah
46
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.14Detail tabung pitot
Beda tekan yang diperoleh kita sebut Δh lalu dimasukan ke dalam rumus :
V =
√
... (3.2)Dimana : V = Kecepatan aliran (m/s)
g = gaya gravitasi (9,81 m/s2)
h = beda tinggi h1 dan h2 pada pitot
Untuk memperoleh debit, nilai kecepatan kemudian dikalikan dengan luas
saluran (A) flume yang berbetuk persegi panjang dengan tinggi air (besarnya
bergantung debit yang terjadi) x lebar saluran selebar 0,3 m (tetap).
Cara pengukuran kecepatan pada flume:
1) Buka kotak saklar, kemudian naikan saklar paling atas seperti
47
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.15Saklar
Sumber : dokumentasi penulis
tutup kembali kotak saklar lalu nyalakan tombol hijau.
2) Putar valve pompa sesuaikan dengan variabel debit yang akan
diinginkan. Tunggu beberapa menit sampai aliran tenang, bisa
dilihat dengan tidak adanya permukaan air tidak naik turun(stabil).
3) Selama running, akan ada air yang masuk ke dalam dua selang
pitot dan membuat ketinggian pada tabung pembacaan.
Gambar 3.16Tabung pembacaan dan selang pitot
Sumber : dokumentasi penulis
4) Bila terdapat gelembung dalam selang segera cabut dan keluarkan
dengan cara disedot dengan mulut sampai gelembungnya keluar
dan selang terisi penuh oleh air.
Tombol hijau Saklar atas
Tabung pembacaan
48
Novie Rofiul Jamiah, 2013
5) Setting ketinggian air dengan cara mengatur point gate sampai menyentuh permukaan aliran
Gambar 3.17Point gate pada pitot
6) Saat pengukuran aliran, tabung pitot L dinaikan per 2 cm dari dasar
sampai ke tinggi permukaan aliran. Pada tiap kenaikannya, catat
nilai h1 dan h2 yang terbaca pada tabung pembacaan.
Gambar 3.18Tabung pitot L dinaikan per 2cm
Sumber : dokumentasi penulis
49
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.19Pompa circulating flume
Sumber : dokumentasi penulis
Beralih ke alat ukur debit, yang dipakai disini pintu ambang tajam segitiga
atau pintu thomson atau dapa disebut pula v-nocth. Mekanisme pengukuran
besarnya debit didasarkan pada tinggi aliran di bidang peluap yang berbentuk
segitiga. Karakteristik pintu ambang tajam segitiga cocok untuk jenis saluran
dengan celah sempit. Berbagai rumus hitungan debit untuk pintu ambang
tajam segitiga seringkali disandarkan pada besaran koefisien debitnya.
Sehingga dalam hal inilah sering ditemukan konstanta rumus yang berbeda.
Pada contoh misalnya rumus dalam SNI 03-6455-2000 :
Q = 1,39 ... (3.3)
Dimana :
Q = debit (m3/det)
1,39 = konstanta
50
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Gambar 3.20Ilustrasi Pintu Pengukuran Segitiga
Sumber : SNI 03-6455-2000
Gambar 3.21Sudut Kemiringan 90 º Sumber : SNI 03-6455-2000
Menurut Bambang Triatmodjo (1999:205) rumus debit untuk peluap
segitiga adalah :
Q =
Cd tan
√
... (3.4)Dimana :
51
Novie Rofiul Jamiah, 2013
α
= sudut kemiringan segitiga g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)H = tinggi aliran di peluap segitiga
Untuk mempertegas rumus yang dipakai,penulis mengunakan rumus
Bambang Triatmodjo dengan koefisien debit yang dicari dari pengujian.
Koefisien debit sendiri merupakan perbandingan antara debit nyata dengan
debit teoritis (Triatmodjo:1999:185). Perbandingan ini menunjukan faktor
hilangnya energi saat melewati peluap sehingga beberapa parameter aliran
menjadi lebih kecil dibandingkan dengan aliran zat ideal.
Metode pengkuran ketinggian aliran (h) diatas peluap segitiga
menggunakan alat point gate sedangkan kontrol tinggi alirannya dengan
melakukan pengukuran h 80 cm ke arah hulu per 20 cm untuk meminimalisir
efek pembendungan yang diakibatkan pintu thompson. Lebih jelas
digambarkan berikut ini :
52
Novie Rofiul Jamiah, 2013
3.9Kekasaran DasarSaluran
Kekasaran saluran merupakan kemampuan material pembentuk suatu
saluran untuk dapat mengalirkan air. Hal ini berkaitan erat dengan bahan
dasar saluran tersebut.
Gambar 3.23Dasar flume
Kekasaran dasar saluran tidak menjadi variabel penelitian sehingga nilai
kekasaran yang ada hanyalah nilai kekasaran eksisting flume. Adapun
material pembentuk dasar flume yaitu stainless steel (metal halus) dengan
nilai kekasaran berdasarkan nilai kekasaran manning seperti ditunjukan pada
tabel 2.2 (lihat bab 2, hal.9) adalah sebesar 0,01.
3.10 Metode perhitungan dan Analisis
Dalam analisis perhitungan debit dan kecepatan penulis mengambil satu
alat saja sebagai bahan kajian. Hal ini selain untuk mempermudah analisis
juga lebih disesuaikan dengan inti kajian penulis. Kajian penting yang
ditinjau merupakan nilai kecepatan aliran.
Semua data pengujian yang sudah terhimpun akan dianalisis dengan
metode statistik. Metode statistik dapat menunjukan suatu interpretasi data
yang dapat ditarik kesimpulan metematis. Ada beberapa parameter di dalam
53
Novie Rofiul Jamiah, 2013
harus sesuai dengan tujuan interpretasi data dan juga jenis penelitian yang
dilaksanakan. Data yang diolah adalah data kecepatan aliran dari semua
desain pengujian. Adapun variabel x adalah angkutan plastik dan variabel y
merupakan kecepatan aliran.
Adapun parameter statistik yang digunakan adalah :
1) Rerata ( ̅)
Rerata merupakan suatu bilangan yang mewakili sekumpulan
bilangan. Rumus untuk mencari rerata adalah :
(
̅
) =
... (3.5)Dimana :
(
̅
) = rerata
= Data
n = jumlah data
2) Analisis Regresi
Regresi merupakan alat untuk mendekati suatu kejadian. Unsur yang
paling penting dalam regresi adalah adanya keterkaitan kuat (korelasi)
antara dua variabel yang pada penelitian ini adalah variabel kecepatan
(X) dengan debit aliran (Y). Untuk mencari korelasi data terlebih
dahulu dibuat diagram pencar untuk mencari sebaran data (scatter plot
54
Novie Rofiul Jamiah, 2013
V
ar
ia
b
e
l
Y
Gambar 3.24 scatter plot program Sumber : Rahmad Wijaya:2012
Rumus regresi sederhana (Rahmad Wijaya:2012):
Y‟ = a+ bX ... (3.7) Dimana : Y‟ = Prediksi Y berdasarkan pengujian dengan X
a = Titik potong Y, nilai perkiraan saat X = 0
b = kemiringan garis atau perubahan rata-rata pada Y‟ untuk setiap satu unit perubahan naik turun pada variabel X
X = variabel X (kecepatan aliran)
130
Novie Rofiul Jamiah, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1KESIMPULAN
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah :
1) Angkutan plastik tidak berpengaruh signifikan terhadap kecepatan aliran
berdasarkan analisa statistik dan hasil ini hanya berlaku pada flume
laboratorium JPTS UPI.
2) Angkutan plastik menimbulkan perubahan nilai kecepatan aliran yang
ditunjukan pada grafik kecepatan tiap running.Angkutan plastik ini tidak
berpengaruh terhadap debit karena debit masukan sama dengan debit
keluaran (persamaan kontinuitas).
3) Perubahan nilai kecepatan aliran yang terjadi ada yang naik dan turun
yang diakibatkan oleh faktor turbulensi aliran, debit, kemiringan dan alat
ukur yang digunakan.
4) Terjadi perubahan kedalaman aliran (h) pada pintu thomson oleh angkutan
plastik diperoleh kenaikankedalaman aliran (h) rata-rata sebesar 0,036 cm
yang disebabkan letak angkutan plastik yang berada pada permukaan
aliran yang seolah-olah menambah kedalaman aliran.
5) Terjadi perubahan luas penampang basah sebagai akibat dari berubahnya
kedalaman aliran (h).
6) Semakin bertambah konsentrasi angkutan plastik dalam suatu aliran belum
tentumenurunkan kecepatan aliran atau dapat dikatakan tidak memiliki
korelasi yang linier.
7) Hubungan antara besar debit dan kemiringan saluran tidak berkorelasi
linier dengan perubahan kecepatan aliran oleh angkutan plastik.
5.2SARAN
Pentingnya meningkatkan kesadaran diri terhadap kebersihan lingkungan
agar disiplin untuk tidak membuang sampah plastik di sungai. Hal ini selain
131
Novie Rofiul Jamiah, 2013
calon peneliti yang tertarik dengan tema peneltian ini,penulis memberikan
saran dan rekomendasi :
1) Jumlah pengambilan sampel diperbanyak seperti untuk kemiringan dan
debit aliran.
2) Dipersilakan bagi para peneliti selanjutnya untuk menggunakan alat ukur
dengan akurasi yang lebih tinggi.
3) Penelitian ini banyak melibatkan banyak orang/petugas sebagai operator
alat. Penyiapan petugas (SDM) harus memadai sehingga diperlukan
kepemimpinan yang kuat dari penelitinya.
4) Setiap selesai running hendaknya segera dianalisis kemudian bila ditemui
masalah langsung dibicarakan dengan pembimbing agar permasalahan
dapat segera diselesaikan barangkali dimungkinkan diulang percobaannya
sehingga tidak menumpuk permasalahan di akhir penelitian.
5) Karena pengujian ini air yang diuji adalah clear water maka untuk
selanjutnya bisa dilakukan variabel pada air yang berkonsentrat sedimen.
6) Menggunakan jenis dan bentuk plastik yang berbeda.
7) Pengujian selanjunya dapat dilakukan pada saluran terjunan dan belokan.
8) Penelitian ini tidak memodifikasi tail gate pada flume, peneliti selanjutnya
dapat mengambil tail gate sebagai variabel penelitian dengan cara
mengatur kemiringan misalnya 30° , 45° dan seterusnya.
9) Dicoba untuk jenis aliran laminer, aliran kritis dan superkritis.
10) Variabel debit dan kemiringan diperbanyak.
11) Kekasaran dasar saluran dapat dimodifikasi dengan material kekasaran
dasar misalnya memakai dasar saluran pasir, kerikil.
Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Aisiyah. 2009. Metode Penelitian. Tersedia :
http://spupe07.wordpress.com/2009/12/01/metode-penelitian/.( 12 Pebruari
2013)
Agung. 2012. Polypropylene (PP). Tersedia :
http://agvnk.blogspot.com/2012/05/polypropylene-pp.html. ( 12 Januari 2013)
Anonim. 2011. Debit air pada Saluran Terbuka. Tersedia :
http://sartikahikaru.blogspot.com/2011/10/debit-air-pada-saluran-terbuka.html. ( 12 Pebruari 2013)
Anonim._____. 2010. Sungai Cikapundung yang Tercemar . Tersedia
:http://ngeklick.blogspot.com/2010/06/sungai-cikapundung-yang-tercemar.html.
( 10 Juni 2013)
Anonim._____. 2011. Limbah dan sampah yang kian Membuat Resah. Tersedia
:http://zlen.wordpress.com/2011/10/04/limbah-dan-sampah-yang-kian-membuat-warga-resah/ .( 10 Juni 2013)
Anonim._____. 2011. Satu Jam Menyusuri Sungai Cidurian Bandung. Tersedia
:http://sepanjangjk.wordpress.com/2011/05/09/satu-jam-menyusuri-sungai-cidurian-bandung/ . ( 10 Juni 2013)
Anonim.______.2012. Sampah Seluas Tujuh Lapangan Sepak Bola. Tersedia
:http://news.detik.com/read/2012/01/12/184407/1814161/10/buset-tiap-sampah-seluas-7-lapangan-bola-masuk-ke-sungai-ciliwung . ( 10 Juni 2013)
Anonim.______. Jenis kantong Kresek yang beredar di pasaran. Tersedia
:http://forum.detik.com/jenis-jenis-kantong-kresek-yang-beredar-di-pasaran-t210884.html?t=210884( 12 Pebruari 2013)
Anonim.______.Kantong Plastik kecil. Tersedia
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Anonim.______. Sungai Citarum. Tersedia : http://www.wikipedia.org.( 12
Pebruari 2013)
Anonim.2010. Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka. Tersedia
:
http://vdocd.wordpress.com/2010/12/07/metode-pengukuran-debit-pada-saluran-terbuka-dengan-bangun-ukur-empat-persegi/( 12 Pebruari 2013)
Chanson, Hubert. 2004.The Hydraulic Of Open Channel : An Introduction.
Elsevier Butterwoth Heineman.
Chow, Ven te. 1959. Open Channel Hydraulics. Mc Graw Hill Company. Inc.
Kogakusha Company Ltd. Tokyo.
Chow, Ven te. 1997. Hidrolika saluran Terbuka Alih Bahasa oleh Ir. E. V. Nensi
Roslina, M. Eng..Jakarta : Erlangga.
Darmadi, Ir.,MM. 2012. Diktat kuliah Hidrolika. Fakultas Teknik Sipil
Universitas Jayabaya.
Diktat Kuliah Mekanika Fluida II - TL ITB. Mekanika Fluida II Alat-alat ukur
pada Saluran Terbuka. Institut Teknologi Bandung.
Ibnu Rusdi. 2008. Pengertian, Tujuan, Implikasi Dan Langkah-Langkah
Penelitian. Tersedia :http://ibnurusdi.wordpress.com/2008/04/06/pengertian-penelitian/. (12 Pebruari 2013)
Irni aryani.2008. Jenis Plastik dalam Kehidupan Sehari-hari. Tersedia
:http://irniaryani.wordpress.com/2008/10/20/125/. ( 12 Pebruari 2013)
Kironoto, Bambang. 2007. Karakteristik Aliran Tidak Seragam Dengan Sedimen
Suspensi Pada Saluran Terbuka. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. Volume 7, Nomor 2, Juli 2007 : 154 – 162.
M. Baitullah Al Amin, ST, M.Eng. _________. AliranSaluran Terbuka (Open
Novie Rofiul Jamiah, 2013
Munson,R. Bruce dkk. 2003. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Nichols, Gary. 2009. Sedimentology and stratigraphy.A John Willey &Sons, Ltd
Publication.
Pramudi Utomo. 2011. Makalah Penelitian Pendidikan dan Karya Ilmiah
disampaikan pada Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas sebagai Upaya
Pengingkatan Profesionalisme Guru SMK Negeri 2 Sewon Bantul. Tim
Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
Raju, K.G. 1986. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga.
Smith, R. E. at all.1982. Supercritical flow Flumes for Measuring Sediment-Laden
Flow. United State of Agriculture
SNI-03-6455-2000.Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan
Ambang Segitiga Tajam. Badan Standar Nasional.
Sony Andre Pratikto. 2010. Paper : Mengidentifikasi Jenis Aliran Pada Saluran
Terbuka Dengan Menggunakan Persamaan - Persamaan Aliran. Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas