PEMAKAIAN BAHASA SUNDA DIALEK TASIKMALAYA
DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA
(SUATU KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagin dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sastra
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Konsentrasi Linguistik
oleh
Mochamad Ramadhan Kurniawan
0902582
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek
Tasikmalaya di Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya
(Suatu Kajian Sosiodialektologi)
Oleh
Mochamad Ramadhan Kurniawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Mochamad Ramadhan Kurniawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
(Suatu Kajian Sosiodialektologi” ini beserta seluruh isinya adalah benar
-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Desember 2013
Yang membuat pernyataan,
Mochamad Ramadhan Kurniawan
MOCHAMAD RAMADHAN KURNIAWAN
0902582
PEMAKAIAN BAHASA SUNDA DIALEK TASIKMALAYA DI
KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA
(SUATU KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dra. Novi Resmini, M.Pd.
NIP 196711031993032003
Pembimbing II
Sri Wiyanti, S.S., M.Hum.
NIP 197803282006042001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Dadang S Anshori, M.Si.
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMAKAIAN BAHASA SUNDA DIALEK TASIKMALAYA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA
(SUATU KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI)
Mochamad Ramadhan Kurniawan 0902582
ABSTRAK
Variasi bahasa yang dilandasi oleh berbagai macam kelas sosial diperkirakan terjadi di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Fenomena kebahasaan tersebut lazim dikaji dalam ilmu sosiodialektologi. Sosiodialektologi merupakan perpaduan antara dua ranah ilmu yaitu sosiolinguistik dan dialektologi. Daerah pengamatan yang dijadikan objek penelitian adalah Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup. Objek yang menjadi penelitian ini adalah tuturan bahasa Sunda lemes dialek Tasikmalaya yang dipakai oleh penutur dan penduduk asli atau sekurang-kurangnya telah tinggal selama sepuluh tahun di Kecamatan Purbaratu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) pemakaian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya pada tataran fonologis, morfologis, dan leksikon berdasarkan ranah ekonomi dan usia; (2) variasi pemakaian tingkat tutur menurut Undak Usuk Basa Sunda berdasarkan ranah ekonomi dan usia; dan (3) persentase kosakata bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia berdasarkan ranah ekonomi dan usia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiodialektologi, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan teknik (1) observasi dan pengamatan; (2) wawancara; (3) pengisian daftar tanyaan; dan (4) pencatatan dan perekaman. Adapun hasil temuan penelitian ini adalah (1) berdasarkan deskripsi perbedaan dialek bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu ditemukan perbedaan fonologi berjumlah 82 berian, perbedaan morfologi berjumlah 2 berian, dan perbedaan leksikal berjumlah 186 berian; (2) berdasarkan penghitungan pemakaian tingkat tutur bahasa Sunda menurut UUBS basa lemes di Kecamatan Purbaratu sudah bergeser menjadi basa kasar berjumlah 11,19%, basa sedeng berjumlah 10,69%, basa lemes berjumlah 10,45%, dan Bahasa Indonesia berjumlah 4,35%; dan (3) hasil penghitungan berian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya yang termasuk dalam kosakata bahasa Indonesia menunjukkan bahwa dari total 389 berian bahasa Sunda tuturan masyarakat Purbaratu yang ditemukan terdapat 95 kosakata yang termasuk dalam kosakata Bahasa Indonesia. Artinya sebesar 24,42% berian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya termasuk dalam kosakata Bahasa Indonesia.
TASIKMALAYA SUNDANESE DIALECT USE IN DISTRICT PURBARATU TASIKMALAYA
(A STUDY OF DIALECTOLOGY SOSIOLINGUISTICS)
Mochamad Ramadhan Kurniawan 0902582
ABSTRACT
Variations in language which is based on a wide range of social classes is estimated to occur in District Purbaratu Tasikmalaya. The linguistic phenomenon commonly studied in dialectology sosiolinguistics. Dialectology sosiolinguistics is a blend of two domains, namely science sociolinguistics and dialectology. Observation area as object of research is Sukaasih Village, Village Sukajaya, and Singkup Village. Became the object of this study is that the speech Sundanese Tasikmalaya dialect lemes and used by native speakers or at least have lived for ten years in the District Purbaratu. The aim of this study was to determine and describe (1) the use of Sundanese dialect Tasikmalaya in District Purbaratu Tasikmalaya at the level of phonological, morphological, and a lexicon based on the economic sphere and age, (2) variations in the level of consumption by the railroad said rafter Basa Sunda based economic realm and age, and (3) the percentage of Sundanese dialect Tasikmalaya vocabulary in the district Purbaratu Tasikmalaya entering the Indonesian vocabulary based on the economic sphere and age. The approach used in this study dialectology sosiolinguistics approach, where as the method used in this research is descriptive qualitative method. Techniques used in data collection (1) observation, (2) interview, (3) filling the list of questions, and (4) recording. The findings of this study are (1) based on the description of Sundanese dialect differences in District Purbaratu found differences amounted to 82 providing such phonological, morphological differences of providing such amount to 2, and totaled 186 of providing such lexical differences, (2) calculation based on usage levels by Sundanese lemes said UUBS bases in District Purbaratu already shifted into rough base amounted to 11.19%, basa sedeng totaling 10.69%, basa lemes amounted to 10.45%, and Indonesian amounted to 4.35%, and (3) providing such calculation results Sundanese Tasikmalaya dialects are included in the Indonesian vocabulary showed that of a total of 389 utterances of providing such Sundanese people Purbaratu found that there are 95 vocabulary included in the Indonesian vocabulary. This means that 24.42% of Sundanese dialect of providing such in the district of Tasikmalaya Tasikmalaya Purbaratu included in the Indonesian vocabulary.
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH, LAMBANG, DAN TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II SOSIODIALEKTOLOGI, SOSIOLINGUISTIK, DIALEKTOLOGI, PERBEDAAN UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN, DAN UNDAK USUK BASA SUNDA ... 7
2.1 Landasan Teoretis ... 7
2.1.1 Sosiodialektologi ... 7
2.1.2 Sosiolinguistik ... 7
2.1.2.1 Bahasa dan Ekonomi ... 8
viii
2.1.3 Dialektologi ... 9
2.1.3.1 Dialek ... 10
2.1.3.2 Ragam Dialek ... 10
2.1.4 Perbedaan Unsur-unsur Kebahasaan ... 11
2.1.4.1 Perbedaan Fonologi ... 11
2.1.4.2 Perbedaan Morfologi ... 15
2.1.4.3 Perbedaan Leksikal ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 22
3.2 Desain Penelitian ... 23
3.3 Metode Penelitian... 23
3.4 Definisi Operasional... 24
3.5 Instrumen dan Pelengkap Instrumen Penelitian ... 24
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.7 Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV DESKRIPSI PERBEDAAN KEBAHASAAN DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA BERDASARKAN RANAH EKONOMI DAN USIA SERTA PEMBAHASAN... 27
4.1 Deskripsi Perbedaan Fonologis, Morfologis, dan Leksikal Bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya Berdasarkan Ranah Ekonomi dan Usia ... 27
ix
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3 Berian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya yang Masuk dalam Kosakata Bahasa Indonesia Berdasarkan
Hasil Penelitian Serta Keterpakaiannya Berdasarkan Ranah Ekonomi dan
Usia ... 109
4.4 Pembahasan ... 126
4.4.1 Perbedaan Dialek Bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya Berdasarkan Ranah Ekonomi dan Usia ... 126
4.4.2 Variasi Tingkat Tutur Bahasa Sunda Berdasarkan Ranah Ekonomi dan Usia ... 127
4.4.3 Berian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang Masuk dalam Kosakata Bahasa Indonesia Berdasarkan Hasil Penelitian Serta Keterpakaiannya Berdasarkan Ranah Ekonomi dan Usia ... 130
BAB V PENUTUP ... 131
5.1 Kesimpulan ... 131
5.2 Saran ... 132
DAFTAR PUSTAKA ... 134
LAMPIRAN 1 ... 136
LAMPIRAN 2 ... 137
LAMPIRAN 3 ... 143
LAMPIRAN 4 ... 170
LAMPIRAN 5 ... 188
LAMPIRAN 6 ... 198
LAMPIRAN 7 ... 210
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lambang Vokal Bahasa Sunda ... 12
Tabel 2.2 Posisi Vokal ... 12
Tabel 2.3 Posisi Konsonan ... 13
DAFTAR BAGAN
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan bentuk komunikasi masyarakat untuk saling
berinteraksi sosial. Berbagai macam kelas sosial memengaruhi perkembangan
bahasa yang digunakan dalam suatu daerah. Oleh karena itu, timbul variasi bahasa
yang dilandasi oleh berbagai macam kelas sosial.
Variasi bahasa tersebut diperkirakan terjadi di Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya. Dalam kehidupan sehari-harinya, masyarakat Kecamatan Purbaratu
menggunakan bahasa Sunda sebagai alat komunikasi. Masyarakatnya masih
memakai bahasa Sunda, namun ada juga yang memakai bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi sehari-hari. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena seiring
perkembangan IPTEK pada era modernisasi, masuknya pendatang baru dari luar
Tasikmalaya, serta pengaruh budaya lain yang masuk maka terjadi gejala variasi
bahasa yang ada di Tasikmalaya.
Gejala variasi bahasa tampak jelas dalam bahasa Sunda dialek
Tasikmalaya tepatnya di wilayah Kecamatan Purbaratu. Variasi tersebut terlihat
pada gloss muka memiliki tiga berian, yaitu raray, benget, dan wajah. Berian
raray digunakan oleh kelas semua ranah ekonomi serta usia remaja dan dewasa di
Kelurahan Sukaasih, sedangkan berian benget dan wajah digunakan oleh semua
ranah ekonomi serta usia remaja dan dewasa di Kelurahan Kelurahan Sukajaya
dan Kelurahan Singkup.
Variasi bahasa dipengaruhi oleh faktor sosiolek. Sosiolek merupakan
ragam bahasa yang dipergunakan oleh suatu kelompok tertentu yang
membedakannya dari kelompok yang lain (Kridalaksana dalam Ayatrohaedi,
1983: 14). Sosiolek dipengaruhi oleh sekelompok masyarakat tertentu yang
terdiri atas pekerjaan, lingkungan, pendidikan, usia, jenis kelamin, dan
2
Variasi bahasa juga dapat dipengaruhi oleh adanya ragam regiolek, yaitu
ragam bahasa yang digunakan di luar daerah pakainya (Warnant dalam
Ayatrohaedi, 1983: 13). Misalnya bahasa Indonesia yang dipakai di Tasikmalaya
dituturkan oleh masyarakat pendatang dari luar Tasikmalaya yang mayoritas
menggunakan bahasa Sunda.
Oleh karena itu, fenomena kebahasaan tersebut lazim dikaji dalam ilmu
sosiodialektologi. Sosiodialektologi merupakan perpaduan antara dua ranah ilmu
yaitu sosiolinguistik dan dialektologi. Sosiolinguistik adalah bidang ilmu
antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan
bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina, 2004: 2). Dialektologi yaitu
cabang dari ilmu linguistik yang mengkaji perbedaan-perbedaan isolek dengan
melakukan perbedaan tersebut secara utuh (Mahsun, 1995: 11).
Penelitian ini akan didekatkan pada tinjauan sosiodialektologi yang
merupakan suatu cara pandang terhadap permasalahan bahasa yang memfokuskan
tujuannya sesuai dengan kedua bidang ilmu tersebut. Hal ini digunakan untuk
menjawab masalah kebahasaan yang belum terjawab oleh linguistik murni.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kajian penggunaan
bahasa di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Daerah pengamatan yang akan dijadikan objek penelitian adalah
Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup. Daerah-daerah
tersebut dipilih karena masyarakat yang tinggal di Kecamatan Purbaratu memiliki
latar belakang sosial yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang sosial tersebut
berdampak pada tuturan yang digunakan oleh masyarakatnya.
Objek yang menjadi penelitian ini adalah tuturan bahasa Sunda lemes
dialek Tasikmalaya yang dipakai oleh penutur dan penduduk asli atau
sekurang-kurangnya telah tinggal selama sepuluh tahun di Kecamatan Purbaratu.
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terhadap sosiodialektologi bahasa
Sunda di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya belum pernah dilakukan
sebelumnya. Peneliti hanya menemukan penelitian yang sejenis yaitu Lestari
(2011) yang meneliti penggunaan bahasa Jawa dialek Cirebon di Kecamatan
3
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variasi bahasa Jawa. Astuti (2010) meneliti tentang variasi pemakaian tingkat
tutur bahasa Jawa di wilayah eks-Karesidenan Kedu. Siswandi (2009) meneliti
tentang pemakaian Bahasa Jawa di Kecamatan Brebes dalam kajian
Sosiodialektologi dan pengaruhnya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu terletak pada
lokasi pengambilan data. Lokasi penelitian yang dipakai peneliti yaitu di
Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
penggunaan bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya dengan kajian sosiodialektologi.
1.2 Masalah Penelitian
Dalam masalah penelitian akan dipaparkan tentang identifikasi masalah,
pembatasan masalah, dan perumusan masalah.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Faktor ekonomi dan usia mengakibatkan bahasa Sunda dialek Tasikmalaya
memiliki tingkat tutur yang unik dan khas.
2) Semakin sedikitnya penutur ekabahasa yang mengancam keberadaan bahasa
Sunda dialek Tasikmalaya.
3) Semakin banyaknya pengguna bahasa Indonesia di Kecamatan Purbaratu
Kota Tasikmalaya.
4) Seiring dengan berkembangnya IPTEK dan budaya asing yang masuk
menggantikan bahasa Sunda di Kota Tasikmalaya.
1.2.2 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu jauh, peneliti akan membatasi masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan beberapa hal sebagai berikut.
1) Penelitian ini hanya berfokus pada Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya,
4
belakang sosial yang berbeda serta perbedaan dialek yang signifikan yang ada
di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dengan menggunakan pendekatan
sosiodialektologi.
2) Ranah yang dipilih dalam penelitian ini adalah ranah ekonomi yang
mencakup kelas rendah, menengah, dan tinggi serta ranah usia yang
mencakup remaja berusia 12 hingga 21 tahun dan dewasa berusia 22 hingga
60 tahun karena kedua ranah tersebut terdapat perbedaan dalam pemakaian
bahasa Sunda berdasarkan Undak Usuk Basa Sunda.
3) UUBS dibatasi pada tiga tahap Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) yaitu basa
kasar, basa sedeng, dan basa lemes karena hanya tiga tahap tersebut yang
ditemukan pada penelitian ini.
1.2.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah pemakaian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya pada tataran fonologis, morfologis, dan leksikon
berdasarkan ranah ekonomi dan usia?
2) Bagaimana variasi pemakaian tingkat tutur bahasa Sunda menurut Undak
Usuk Basa Sunda berdasarkan ranah ekonomi dan usia?
3) Berapa persentase berian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia
berdasarkan hasil penelitian serta keterpakaiannya berdasarkan ranah
ekonomi dan usia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal
sebagai berikut.
1) pemakaian bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya pada tataran fonologis, morfologis, dan leksikon berdasarkan
5
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) variasi pemakaian tingkat tutur bahasa Sunda menurut Undak Usuk Basa
Sunda berdasarkan ranah ekonomi dan usia; dan
3) persentase kosakata bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia
berdasarkan hasil penelitian serta keterpakaiannya berdasarkan ranah
ekonomi dan usia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoretis dan praktis.
Adapun uraiannya sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang dapat
dijadikan pedoman dan perbandingan ihwal kebahasaan di Indonesia, khususnya
dalam bidang sosiolinguistik, dialektologi, linguistik historis komparatif, dan
leksikografi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menambah perbendaharaan bahasa-bahasa di
Indonesia, melestarikan dan menjaga bahasa-bahasa daerah, menjadi bahan acuan
pemerintah untuk membina, menjaga, dan mengembangkan bahasa-bahasa daerah
di Indonesia khususnya di Kota Tasikmalaya serta menjadi pedoman dalam
penyusunan kamus.
1.5 Struktur Organisasi
Hasil penelitian ini terdiri dari lima Bab. Untuk memudahkan
penyajiannya, maka struktur organisasi penulisan ini disusun dari Bab I sampai
dengan Bab V. Berikut ini adalah urutan struktur organisasi penulisan skripsi.
Dalam Bab I memuat pendahuluan yang membahas (1) latar belakang
masalah, (2) masalah penelitian yang mencakup (3) identifikasi masalah, (4)
6
penelitian, dan (8) struktur organisasi penulisan. Pada Bab II memuat landasan
teoretis yang mencakup (1) sosiodialektologi, (2) sosiolinguistik, (3) dialektologi,
dan (4) perbedaan unsur-unsur kebahasaan.
Selain itu, Bab III memuat metode penelitian yang memaparkan (1) lokasi
dan subjek penelitian, (2) desain penelitian, (3) metode penelitian, (4) definisi
operasional, (5) instrumen dan pelengkap instrumen penelitian, (6) teknik
pengumpulan data, dan (7) teknis analisis data. Adapun Bab IV memuat (1) hasil
penelitian dan (2) pembahasan. Akhirnya, Bab V sebagai penutup hasil laporan
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Daerah
pengamatan yang akan dijadikan objek penelitian adalah Kelurahan Sukaasih,
Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup. Daerah-daerah tersebut dipilih
karena masyarakat yang tinggal di Kecamatan Purbaratu memiliki latar belakang
sosial yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang sosial tersebut berdampak
pada tuturan yang digunakan oleh masyarakatnya.
Kecamatan Purbaratu adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota
Tasikmalaya. Kecamatan Purbaratu terbentuk dari peraturan daerah Kota
Tasikmalaya Nomor 6 Tahun 2008 tentang pembentukan Kecamatan Bungursai
dan Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Wilayah Kecamatan Purbaratu
memiliki luas 1201 Hektar . Batas-batas wilayah Kecamatan Purbaratu yaitu,
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya,
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, dan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tawang dan Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya.
Data adalah bahan penelitian ini dan bahan yang dimaksud bukannya
bahan mentah, malainkan bahan jadi (Sudaryanto, 1988: 9). Oleh karena itu,
metode dan teknik analisis data dapat diaplikasikan terhadap bahan jadi penelitian
tersebut. Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi sumber data primer
dan sekunder. Data primer yang diambil dalam penelitian ini adalah kosakata
bahasa Sunda dialek Tasikmalaya yang diperoleh dari instrumen penelitian berupa
211 kosakata Swadesh hasil modifikasi Kurniawan. Sebagai pelengkap dari
sumber data primer, peneliti menggunakan Kamus Bahasa Sunda dan Kamus
23
3.2 Desain Penelitian
Untuk memperjelas paparan sebelumnya tentang metode penelitian, pada
bagian ini akan digambarkan bagan alur penelitian dalam bentuk diagram berikut
yang diadaptasi dari model Miles dan Huberman.
Bagan 3.1 Desain Penelitian
3.3 Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
sosiodialektologi, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Pengumpulan Data
(1) Observasi dan Pengamatan (2) Wawancara
(3) Pengisian daftar tanyaan
(4) Pencatatan dan Perekaman
Penyajian Data
(1) Bentuk Fonemis Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya (BSDT) (2) Klasifikasi Perbedaan Fonologi, Morfologi, dan Leksikal BSDT (3) Pemetaan BSDT
(4) Persentase bahasa BSDT yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia
Penyimpulan Data
(1) Bentuk Fonemis Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya (BSDT) (2) Klasifikasi Perbedaan Fonologi, Morfologi, dan Leksikal BSDT (3) Pemetaan BSDT
(4) Persentase bahasa BSDT yang masuk dalam kosakata bahasa Indonesia
Hasil Analisis:
24
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengungkap fakta yang ada
atau fenomena yang empiris sesuai apa yang dituturkan oleh para penuturnya.
Penelitian deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan dengan tujuan
utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan
teknik catat. Teknik rekam dan teknik catat dilakukan dengan cara merekam lalu
diikuti dengan pencatatan (Sudaryanto, 1988: 9).
3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, ada beberapa istilah yang digunakan. Oleh karena itu,
definisi operasional digunakan untuk membatasi definisi dari istilah-istilah yang
digunakan. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini.
1) Penggunaan bahasa Sunda dialek Tasikmalaya adalah penggunaan bahasa
Sunda lemes dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
2) Sosiodialektologi adalah kajian yang mempelajari variasi bahasa berdasarkan
ranah ekonomi rendah, menengah, dan tinggi, serta usia yang mencakup
remaja dan dewasa di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
3) Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya.
4) Bahasa Sunda dialek Tasikmalaya adalah bahasa Sunda dialek Tasikmalaya
yang digunakan oleh masyarakat ekonomi rendah, menengah, dan tinggi serta
usia remaja dan dewasa di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
3.5 Instrumen dan Pelengkap Instrumen Penelitian
Instumen penelitian dapat dilihat pada lembar lampiran. Instrumen yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Daftar gloss berdasarkan kosakata Swadesh yang sudah dimodifikasi oleh
25
mencari perbedaan yang signifikan karena daerah-daerah tersebut memiliki
latar belakang sosial yang berbeda.
2) Daftar tanyaan mengenai data pribadi dan pemakaian bahasa sehari-hari
informan.
Adapun pelengkap instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Alat rekam digunakan untuk mewawancarai informan. Perekaman dilakukan
secar sembunyi-sembunyi agar mendapatkan data apa adanya dan tidak
dibuat-buat.
2) Alat tulis digunakan untuk pencatatan kosakata.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data digunakan teknik sebagai berikut.
1) Observasi dan Pengamatan. Observasi diarahkan kepada pemakaian bahasa
secara lisan mengenai dialek yang digunakan oleh penuturnya.
2) Wawancara. Wawancara dilakukan dengan informan di lapangan dengan
pertanyaan yang sudah disiapkan.
3) Pengisian daftar tanyaan. Sebelum proses pencatatan dan perekaman dimulai
terlebih dahulu informan mengisi daftar tanyaan yang berupa nama informan,
jenis kelamin, usia, tempat dan tanggal lahir, bahasa yang digunakan
sehari-hari, dan nama suku bangsa.
4) Pencatatan dan Perekaman. Teknik ini dipakai saat mengisi kosakata
Swadesh hasil modifikasi Kurniawan berjumlah 211. Bersamaan dengan
kegiatan tersebut, peneliti juga merekam pelafalan kosakata tersebut.
Adapun syarat-syarat informan merujuk pada Ayatrohaedi (2003: 39-40),
Ahmadi dan Soleh, (2005: 121-125), dan Ardians (2012) yang sudah dimodifikasi
adalah sebagai berikut.
1) berjenis kelamin pria atau wanita;
2) kisaran usia remaja antara 12-21 tahun dan kisaran usia dewasa antara 22-60
tahun;
26
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) penduduk asli dan pendatang yang telah menetap sekurang-kurang 10 tahun;
5) berstatus sosial ekonomi rendah, menengah, dan tinggi; dan
6) dapat berbahasa Indonesia.
Informan yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 54 informan.
Informan tersebut didapat dari daerah pengamatan yaitu Kelurahan Sukaasih,
Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup yang masing-masing daerah
pengamatan berjumlah 18 orang sesuai ranah ekonomi dan usia.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam hal ini peneliti mengolah data dari kedua titik pengamatan di atas
Pengolahan data ini terbagi menjadi tiga tahap pengolahan data. Adapun
uraiannya sebagai berikut.
1) Mentranskripsikan hasil rekaman secara fonemis dari bahasa yang diteliti.
2) Mengklasifikasikan daftar kosakata yang memiliki perbedaan fonologi,
morfologi, dan leksikal berdasarkan ranah ekonomi dan usia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari Bab IV maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan deskripsi perbedaan dialek bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu
Kota Tasikmalaya ditemukan 119 berian yang menunjukkan adanya
persamaan dari segi bentuk maupun makna dan 270 berian yang menunjukkan
perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi perbedaan fonologi
berjumlah 82 berian, perbedaan morfologi berjumlah 2 berian, dan perbedaan
leksikal berjumlah 186 berian.
2. Berdasarkan penghitungan diperoleh jumlah basa kasar berjumlah 11,19%,
basa sedeng berjumlah 10,69%, basa lemes berjumlah 10,45%, dan Bahasa
Indonesia berjumlah 4,35%. disimpulkan bahwa pemakaian tingkat tutur
bahasa Sunda menurut UUBS, basa lemes di Kecamatan Purbaratu sudah
bergeser menjadi basa kasar basa sedeng, basa lemes, dan Bahasa Indonesia
meskipun informan menganggapnya sebagai basa lemes. Kondisi tersebut
sesuai dengan pernyataan Sumarsono dan Partana (2004: 139) yaitu perbedaan
ragam bahasa yang digunakan oleh kelas sosial tinggi, menengah, dan rendah
akan tampak pada tataran fonologi dan morfologi, sintaksis, dan kosakata dan
usia merupakan salah satu faktor sosial yang menjadi perbedaan dalam
kelompok-kelompok masyarakat. Masyarakat yang memiliki ekonomi kelas
tinggi cenderung memakai Bahasa Indonesia yang dianggap sebagai basa
lemes. Akan tetapi, masyarakat yang memiliki ekonomi kelas rendah dan
menengah cenderung memakai basa kasar maupun basa sedeng yang
dianggap sebagai basa lemes. Faktor usia juga mempengaruhi pemakaian
bahasa Sunda di Kecamatan Purbaratu. Usia remaja cenderung memakai basa
132
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lemes. Akan tetapi, usia dewasa cenderung memakai basa lemes. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ranah ekonomi dan usia mempengaruhi bahasa Sunda
yang ada di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
3. Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa dari 389 berian bahasa
Sunda dialek Tasikmalaya ditemukan 95 kosakata yang termasuk dalam
kosakata Bahasa Indonesia. Artinya sebesar 24,42% berian bahasa Sunda
dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya termasuk
dalam kosakata Bahasa Indonesia.
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Penelitian ini dilakukan di tiga daerah pengamatan di Kecamatan Purbaratu,
yaitu Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya, dan Kelurahan Singkup. Data
yang diperoleh hanya mencakup kosakata pokok, deskripsi fonologis,
morfologis, leksikal, korespondensi bunyi, variasi pemakaian tingkat tutur
berdasarkan UUBS, dan berian bahasa Sunda yang ada dalam kosakata Bahasa
Indonesia. Dengan demikian, bagi para peneliti yang berminat mengkaji
sosiodialektologi di Kecamatan Purbaratu disarankan untuk meneliti di luar
tiga daerah pengamatan yang sudah diteliti dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini dapat dikaji dengan kajian payung ilmu linguistik historis
komparatif dengan membandingkan bahasa Sunda dialek Tasikmalaya dengan
bahasa Indonesia.
3. Luasnya daerah dan susahnya akses ke Kecamatan Purbaratu menyebabkan
penelitian ini membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Mengingat
kondisi tersebut, diharapkan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak terutama pemerintahan setempat untuk memudahkan
133
4. Pemerintah setempat diharapkan untuk membuat sebuah kamus bahasa Sunda
dialek Tasikmalaya di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dari hasil
Mochamad Ramadhan Kurniawan, 2014
Pemakaian Bahasa Sunda Dialek Tasikmalaya Di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Ardians, Atrof. 2012. “Masa Perkembangan Manusia Dewasa Akhir” [Online]. Tersedia: http://www.psycholovegy.com/2012/05/masa-perkembangan-manusia-dewasa-akhir.html [3 Juli 2013]
Astuti, Eka Yuli. 2010. “Variasi Pemakaian Tingkat Tutur Bahasa Jawa di Wilayah Eks Karesidenan Kedu (Kajian Sosiodialektologi)”. Artikel dimuat dalam Jurnal Lingua Vol 6, No 1. [Online]. Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/888/826 [17 Desember 2012]
Ayatrohaedi. 1983. Dialektologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pengemabngan dan Pembinaan Bahasa
Ayatrohaedi. 2003. Pedoman Penelitian Dialektologi. Jakarta: Pusat Bahasa
Lestari, Fikanosa. 2011. “Penggunaan Bahasa Jawa Dialek Cirebon di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon (Suatu Kajian Sosiodialektologi)”. Skripsi FPBS UPI. Tidak diterbitkan.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
135
Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kurniati, Endang dan Hari Bakti Mardikantoro. 2010. “Pola Variasi Bahasa Jawa (Kajian Sosiodialektologi pada Masyarakat Tutur di Jawa Tengah)”. Arikel dimuat di Jurnal Humaniora Volume XXI: 273-284 No 3. Universitas Gadjah Mada
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono
Siswandi, Widy. 2009. “Pemakaian Bahasa Jawa di Kecamatan Brebes dalam Kajian Sosiodialektologi dan Pengaruhnya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Skripsi FKIP UPS Tegal. Tidak diterbitkan.
Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudaryat, Yayat. dkk. 2007. Tata Basa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tamsyah, Budi Rahayu. 2006. Kamus Undak Usuk Basa Sunda. Bandung: Geger Sunten