MANAJEMEN KEUANGAN SUMBANGAN
BADAN PEMBANTU PENYELENGGARA PENDIDIKAN (BP3)
DALAM MENUMANG PROGRAM PENDIDIKAN
(Studi Analitik di SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen
di Kodya Semarang)TESIS
Diajiikan Untiik Memenuhi Sefoagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar MagisterPendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
KARDOYO
MM. 959643
PROG RAM PASCASARJAN A
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNGDISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH:
PEMBIMBING I
Prof. Dr. H.E. KUSMANA, M.Pd
PEMBIMBING II
ABSTRAK
MANAJEMEN KEUANGAN SUMBANGAN
BADAN PEMBANTU PENYELENGGARA PENDIDIKAN (BP3)
DALAM MENUNJANG PROGRAM PENDIDIKAN (Studi Analitik di SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen
di Kodya Semarang)
Oleh: Kardoyo
Menghadapi era kesejagadan dan perdagangan bebas maka diperlukan sumber daya yang berkualitas. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilakukan secara formal melalui berbagai jenjang pendidikan, salah satunya yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dana merupakan sumber daya yang pen ting dalam pendid ikan SMK. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidi kan menjadi tanggungjawab pemerintah, masyarakat, dan/atau keluarga peserta didik. Untuk itu dibentuklah BP3 yang salah satu tugasnya membantu pengadaan dana, sarana dan prasarana serta bantuan lain yang diperlukan sekolah. Dan
wewenangnya menarik iuran dari orangtua dan masyarakat. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengelola kekuangan sumbangan BP3 di SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya Semarang. Secara khusus permasalahan yang muncul adalah bagaimana strategi dan perencanaan dalam menggali sumbangan BP3? bagaimana penerimaan dan penggunaannya? dan bagaimanakah pertanggungjawabannya.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi, men-deskripsikan, dan menganalisis temuan data lapangan sesuai fenomena masalah yang berkaitan dengan manajemen keuangan sumbangan BP3 di sekolah dilihat dari strategi dan peren canaan, penerimaan dan penggunaannya, dan pertanggungjawa bannya .
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, j e n i s
studi kasus, dan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di SMK 2 dan 9 Semarang. Data diperoleh dari Kepala Seko
lah (Pimpinan Sekolah), Pengurus BP3, orangtua siswa. Temuan penelitiannya adalah manajemen keuangan sum bangan BP3 di SMK 2 dan 9 Semarang belum sesuai dengan yang diharapkan karena sumbangan BP3 baru berperan 25%
(gaji dan tunjangan dianalisis) atau 50% (non gaji dan tunjangan). Dengan rincian temuan yang menunjukkan bahwa Strategi masih tertuju pada orangtua sedang masyarakat belum tergali, strategi menggali sumbangan BP3 adalah ketepatan waktu pembayaran untuk sumbangan rutin. Sumban gan pembangunan strategi yang dilakukan di SMK 2 Semarang
dengan wawancara kepada orangtua calon siswa ten tang kesanggupan memberikan sumbangan pembangunan, sedang di SMK 9 Semarang dengan cara mengumpulkan orangtua yang
anaknya diterima, diberi anggaran kemudian dibagi jumlah
siswa yang diterima. Perencanaannya dalam bentuk RAPBS, sedang di SMK 2 Semarang dilengkapi dengan RAP. Belum nampak keterlibatan orangtua siswa dalam pembuatan peren-canaan. Sumber dana yang dapat digali oleh BP3 yaitu iuran orangtua, sumbangan sukarela, sumbangan pembangunan, dan sumbangan Iain-lain seperti tabungan wisata, koperasi, OSIS, perpustakaan, praktik di dunia usaha (PSG). Di SMK 2 Semarang masih ada praktik komputer, Bapopsi, STP2K, RAPBK. Sumber dana dari rutin dan pembangunan untuk hono-rarium/kesejahteraan, kegiatan belajar mengajar, pembangu nan dan penyediaan barang, program BP3, kegiatan pelajar. Dan penggunaan yang tidak jelas antara sumbangan rutin dan pembangunan. Pertanggungjawaban belum mencerminkan alat
evaluasi dari perencanaan (RAPBS).
Rekomendasi yang disampaikan adalah manajemen kuangan sumbangan BP3 perlu terbuka dan bertanggungjawab. Upaya menuju manajemen keuangan sumbangan BP3 yang lebih baik perlu dilakukan secara sistematis dan sistemik dengan memperhatikan kedudukan organisasi BP3 itu sendiri. Untuk itu disampaikan model manajemen keuangan sumbangan BP3 ideal. Strategi penggalian sumbangan BP3 perlu kreatifitas dan proaktif, sedang dalam proses perencanaan sebelum ke Kakandep dikbud perlu didiskusikan dengan orangtua terle-bih dahulu. Deregulasi kebijakan sumbangan menjadi uang sekolah siswa dan sekolah swadana. Dan kerja Tim Pemeriksa
perlu pemantauan dari Akuntan Publik.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH iii
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR GRAFIK xv
DAFTAR BAGAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A . Latar Belakang 1
B. Pokok Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 10
E. Paradigma Penelitian 12
BAB II LANDASAN TEORI 16
A. Manajemen Keuangan 16
1. Konsep Dasar Manajemen dan
Perkem-bangannya 16
2. Manajemen Strategik Sebagai Upaya
Pe-nanggulangan Masalah dalam Organisasi 29
3. Manajemen Keuangan dan Manajemen
Keuangan Sekolah 31
B. Manajemen Keuangan Sekolah 35
1. Strategi Sekolah dalam menggali Dana 36
2. Strategi Sekolah dalam Pengelolaan
Dana 37
2.1. Perencanaan Keuangan Sekolah... 37
a. Pendekatan Dalam Menyusun
Anggaran 38
b. Prosedur Penyusunan Anggaran 40
c. Peranan Kepala Sekolah dalam
Penyusunan dan Pemanfaatan
Anggaran 41
2.2. Pelaksanaan Keuangan Sekolah... 43
a. Penerimaan Keuangan Sekolah 43
b. Penggunaan Keuangan Sekolah 45
2.3. Pertanggungjawaban (Auditing)
Keuangan Sekolah 49
C. Manajemen Keuangan Sumbangan BP3 di
Sekolah Menengah Negeri 51
1. Strategi dan Kebijakan pengelolaan
Keuangan Sumbangan BP3 51
2. Kebijakan dalam Pengelolaan Peneri
maan dan Pengeluaran Sumbangan BP3.. 55
3. Kebijakan dalam Pengendalian Sumbang
an BP3 58
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 59
A. Metode Penelitian 59
B. Sampling Penelitian 61
C . Data Yang Diperlukan 62
D . Sumber Data 64
E. Teknik Pengumpulan Data 65
F. Instrumen Penelitian 66
G. Tahap Penelitian 68
H. Analisis Data 70
I. Kepercayaan Penelitian 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN 76
1. Strategi dan Perencanaan dalam meng
gali sumbangan BP3 di SMK 2 dan
SMK 9 Semarang 83
2. Sumber Dana yang Dapat digali oleh
BP3 SMK 2 dan 9 Semarang 105
3. Penerimaan dan Penggunaan sumbangan
BP3 di SMK 2 dan SMK 9 Semarang 126
4. Pertanggungjawaban penerimaan dan
penggunaan sumbangan BP3 di SMK 2 dan
SMK 9 Semarang 136
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 144
A. Kesimpulan 146
B . Rekomendasi 150
DAFTAR PUSTAKA 153
LAMPIRAN-LAMPIRAN 157
Lampiran 1. Pedoman Wawancara 157
Lampiran 2. Pedoman Studi Dokumentasi 160
Lampiran 3. Pedoman Observasi 161
Lampiran 4 . Angket 162
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Sumber Dana dan Pengeluaran di SMEA 1 Semarang
tahun 1992/1993 7
2. Rekapitulasi prosentase Dana Pendidikan dan Pe
ngeluaran RAPBS SMEA 1 Semarang tahun 1992/1993. 8
3. Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah 19../19.. 48
4. Penerimaan dan Pengeluaran Sekolah Negeri 49
5. Komposisi Sumber Dana di SMK 2 Semarant tahun
1996/1997 76
6. Komposisi Sumber Dana di SMK 2 Semarant tahun
1996/1997 77
7. Komposisi Sumber Dana di SMK 2 Semarant tahun
1996/1997 (non gaji dan tunjangan) 79
8. Komposisi Sumber Dana di SMK 2 Semarant tahun
1996/1997 (non gaji dan tunjangan) 80
9. Penerimaan Sumbangan BP3 di SMK 2 Semarang tahun
1995/1996 - 1996/1997 127
10.Penggunaan Sumbangan BP3 di SMK 2 tahun pelajaran
1996/1997 128
11.Penerimaan Sumbangan BP3 di SMK 9 Semarang tahun
1995/1996 - 1996/1997 131
12.Penggunaan Sumbangan BP3 di SMK 9 tahun pelajaran
1996/1997 132
13.Aspek Kajian Manajemen Keuangan Sumbangan BP3... 143
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Orangtua siswa menanyakan strategi dan perencana
an di SMK 2 Semarang 84
2. Pengurus BP3 dan sekolah pada rapat pleno RAPBS
di SMK 2 Semarang 92
3. Wawancara dengan Bendahara Pembantu BP3 di SMK 9
Semarang 99
DAFTAR BAGAN
Halaman
1. Paradigma Penelitian 15
2 . Pengertian Manajemen 18
3. Teknik Analisis 72
4. Manajemen Keuangan Sumbangan BP3 Empirik 140
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Komposisi sumber dana (DIK Gaji) SMK 2 Semarang
tahun 1996/1997 77
2. Komposisi sumber dana (DIK Gaji) SMK 9 Semarang
tahun 1996/1997 78
3. Komposisi sumber dana (Non Gaji) SMK 2 Semarang
tahun 1996/1997 79
4. Komposisi sumber dana (NON Gaji) SMK 9 Semarang
tahun 1996/1997 80
5. Penggunaan sumbangan BP3 di SMK 2 Semarang ta
hun pelajaran 1996/1997 129
6. Penggunaan sumbangan BP3 di SMK 9 Semarang ta
hun pelajaran 1996/1997 133
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses globalisasi yang sedang melanda dunia dewasa
ini telah menjadikan planet bumi menjadi kecil. Dengan
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, seluruh
kejadian di satu sisi bumi ini dengan cepat dan mungkin
dalam waktu yang bersamaan dapat diketahui di belahan bumi
lainnya. Tersedianya informasi yang semakin beraneka ragam
dan dengan harga yang relatif semakin murah telah mendo
rong para pelaku ekonomi untuk memanfaatkannya. Sistem
transportasi dan perkembangan di bidang pengangkutan telah
memungkinkan barang berpindah dan atau dipindahkan selaras
dengan peningkatan nilai tambah yang ingin diraih.
Selan-jutnya, perkembangan dibidang lembaga keuangan semakin
berperan dalam melancarkan arus barang dan jasa sesuai
dengan rangsangan ekonomi.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dan
ekonominya secara relatif sangat terbuka, masyarakatnya
dituntut untuk dapat mengetahui setiap perubahan dan
kecenderungan perkembangan yang terjadi di dunia. Dengan
cara seperti ini diharapkan Indonesia dapat menyesuaikan
diri dengan setiap perubahan yang terjadi demi kepentingan
Proses globalisasi yang berlangsung dengan irama yang
semakin cepat akan membuka perekonomian negara-negara di
dunia semakin transparan dan mengarah pada liberalisasi
pasar. Indonesia sebagai negara yang menjadi anggota ASEAN
sesuai dengan kesepakatan AFTA akan memasuki pasar bebas
pada tahun 2003. Sedangkan menurut deklarasi APEC di Bogor
maka pada tahun 2020 Indonesia juga akan memasuki pasar
bebas di Asia dan kawasan Pasifik.
Globalisasi dan perdagangan bebas yang kita hadapi
menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dilakukan secara formal melalui berbagai jenjang pendidi
kan. Salah satu upaya tersebut dilakukan pada jenjang
sekolah menengah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Repub-lik Indonesia (PP RI) Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidi
kan Menengah, Bab II pasal 2 pendidikan menengah
bertu-juan :
a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pen
didikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk
me-ngembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian;
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan
lingkung-an sosial, budaya dan alam sekitarnya.
Sekolah menengah terdiri dari sekolah menengah umum dan
Menengah Kejuruan, Buku II (1993: 1) Tujuan Sekolah Mene
ngah Kejuruan sebagai bagian dari pendidikan menengah
dalam sistem pendidikan nasional yaitu:
1. Mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan
kerja serta mengembangkan sikap profesional
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu
ber-kompetisi dan mampu mengembangkan diri untuk mencapai
taraf hidup yang lebih baik
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun
masa yang akan datang
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang
produktif, siap berkembang dan beradaptasi (adaptif)
serta kreatif.
Rincian tujuan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
menengah memiliki posisi sangat strategis untuk membentuk
sumber daya manusia. Pendidikan tersebut tidak saja me
nyiapkan siswa untuk melanjutkan pada pendidikan yang
lebih tinggi dan mengembangkan diri sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian tetapi juga siswa
mampu menyesuaikan dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam sekitarnya.
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut di atas sangat
diperlukan dukungan secara optimal berbagai sumber daya.
Dana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting
biaya"
(Moch.
Idochi Anwar,
1990: 50),
"semua
rekayasa
dalam membangun bidang pendidikan baik secara makro, meso
ataupun mikro mempunyai kaitan langsung dengan konsep
biaya pendidikan" (Moch. Idochi Anwar, 1990: 1), pendidik
an dengan sedikit dana dapat berlangsung tetapi pendidikan
yang berkualitas membutuhkan dana yang besar. Hal ini
sejalan dengan yang disampaikan oleh Tilaar (1991: 52)
bahwa "pendidikan yang bermutu membutuhkan biaya besar".
Tanggung jawab tentang sumber daya pendidikan ini telah
diatur dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989, Bab
VIII, pasal 33 yaitu Pengadaan dan pendayagunaan sumber
daya pendidikan dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat,
dan/atau keluarga peserta didik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun
1992 tentang Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan
Na-sional pada pasal 2 disebutkan Peranserta masyarakat
berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan pendidikan nasional. Pasal 3; Peranserta
masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada
pada masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Sedang pada pasal 4 ayat (5)
menye-butkan bahwa Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang
dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa,
dan bentuk lain yang sejenis.
Berdasarkan pemikiran di atas ternyata bahwa tanggung
akan tetapi juga tanggung jawab masyarakat, dan/atau
keluarga. Hal ini sesuai pasal 33 UUSPN bahwa Pengadaan
dan pendayagunaan sumberdaya pendidikan dilakukan oleh
Pemerintah, masyarakat, dan/atau keluarga peserta didik.
Oleh karena itu dirasakan penting untuk menjalin hubungan
kerjasama yang harmonis antara pihak pemerintah, masyara
kat, keluarga, dan sekolah.
Bentuk kerja sama antara orang tua dengan sekolah
diwujudkan melalui pembentukan Badan Pembantu Penyelengga
ra Pendidikan (BP3). Hal ini sesuai dengan Keputusan
Men-teri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0293/U/1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyeleng
gara Pendidikan. Berdasarkan pasal 4 BP3 mempunyai tugas
membantu penyelenggaraan kegiatan belajar di sekolah serta
ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembang
kan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala. Sedang pasal 5
ayat (2) dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 BP3 melakukan kegiatan membantu pengadaan
dana, sarana dan prasarana serta bantuan lain yang diper
lukan sekolah. Sedang salah satu wewenang BP3 yang
tercan-tum dalam pasal 6 ayat (3) adalah menarik iuran dari
orangtua yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan orang
tua yang bersangkutan.
Berdasarkan kebijakan tersebut di atas penarikan
iuran disesuaikan dengan kemampuan orang tua. Tetapi
terli-hat dari pernyataan orangtua siswa pada surat pembaca
Pikiran Rakyat Bandung tanggal 9 Agustus 1996 "Syukur anak
saya bisa diterima di sebuah SMU Negeri. Tapi masalahnya
biaya sekolah yang dibayar berat sekali, mencapai Rp
484.500,00. Biaya sebesar itu untuk sumbangan BP3 Rp
300.000,00 dan perlengkapan sekolah Rp 184.500,00. Lalu
berapa sebenarnya pungutan resmi sesuai ketentuan
Depdik-bud". Masalah serupa juga dialami oleh orangtua siswa lain
ketika anak pertamanya diterima di sebuah SMUN di bilangan
Bandung Barat beberapa tahun yang lalu. la sebenarnya
merasa sangat bersyukur. Namun rasa bahagianya serasa
melayang ketika dalam pertemuan dengan sekolah diharuskan
membayar biaya yang besarnya tak jauh beda dengan contoh
di atas. Anehnya, besarnya biaya itu tidak diputuskan
melalui musyawarah BP3, tetapi ditentukan sekolah dengan
dalih seolah-olah besarnya biaya itu sudah disetujui
Kakanwil. Padahal ketika suratnya dilihat salah seorang
wakil orangtua siswa, ternyata persetujuan Kakanwil itu
sebenarnya untuk penyelenggaraan musyawarah BP3 (Pikiran
Rakyat, Binangkit 9 Agustus 1995: 9). Dengan gambaran
tersebut pertemuan BP3 banyak dituding bukan sebagai
tempat untuk musyawarah mencapai kesepakatan, tetapi
musyawarah untuk menyepakati.
Gambaran di atas juga banyak di alami di sekolah
kejuruan (SMK). Gejala keberatan orang tua murid SMU dan
di Kompas Senin 21 Agustus 1995 orangtua lebih rela bayar
parkir ketimbang uang sekolah, sebagai ilustrasi orangtua
yang memiliki mobil di Jakarta rata-rata tiap bulan
meng-habiskan uang parkir Rp 30.000,00 sementara rata-rata uang
pembangunan di sekolah swasta itu masih tetap Rp
23.400,00. Padahal berdasarkan pasal 8 ayat (2) Keputusan
Mendikbud Nomor 0293/U/1993 bahwa BP3 mempunyai
tanggung-jawab atas terkumpulnya dana berupa iuran, sumbangan
sukarela dan bantuan lainnya dari orangtua dan masyarakat
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pendidikan di
sekolah. Berdasarkan pemikiran itu jelas bahwa orangtua
mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
Disamping itu juga dapat melihat rekapitulasi dana
pendidikan pengeluaran RAPBS tahun pelajaran 1992/1993 di
SMEA 1 Semarang nampak sebagai berikut:
Tabel: 1
Rekapitulasi Dana Pendidikan Pengeluaran RAPBS
Tahun pelajaran 1992/1993
NO Pengeluaran JUKLAH UYHD DPP 0PF BP3
1 2 3 4 5 Kegiatan proses belajar lengajar Pengadaan fc Pete liharaan sarana dan prasarana Bahan-bahan dan alat pelajaran Honorariue Kese-jahteraan Lain-lain 40.942.400 37.780.000 23.369.500 44.286.000 19.450.800 11.583.575 10.367.100 9.649.325 0 0 4.139.277 3.819.558 0 8.252.465 550.000 4.118.805 3.800.668 8.747.927 0 0 21.100.743 19.792.674 5.653.783 35.352.000 18.900.000
JUNLAH 165.828.700 31.600.000 16.762.300 16.667.400 100.800.000
[image:18.595.64.487.115.691.2]Tabel 2:
Rekapitulasi Dana Pendidikan dan Pengeluaran RAPBS SMEA 1 Semarang Tahun pelajaran 1992/1993
NO Pengeluaran 2 UYHD DPP OPF BP3
1 Kegiatan proses 100 28,29 10,11 10,06 51,54 belajar mengajar 24,69 36,66 24,70 24,71 20,93
2 Pengadaan & Peme 100 27,44 10,11 10,06 52,39 liharaan sarana 22,78 32,81 22,79 22,80 19,64 dan prasarana
3 Bahan-bahan dan 100 40,12 0 36,37 23,51 alat pelajaran 14,50 30,54 0 52,49 5,61
4 Honorarium Kese 100 0 18,93 0 81,07 jahteraan 26,29 0 49,24 0 35,07
5 Lain-lain 100 0 2,83 0 97,17
11,73 0 3,28 0 18,75
JUMLAH 100 100 100 100 100
100 19,06 10,11 10,05 60,79
8
Berdasarkan tabel 1 maka nampak dalam RAPBS di SMEA 1
Semarang belum digalinya dana dari masyarakat dan
penjua-lan barang dan jasa. Pada tabel 2 nampak diluar gaji
pengeluaran terbesar adalah honorarium kesejahteraan yaitu
26,29%. Untuk kegiatan proses belajar mengajar paling
besar bersumber dari BP3 sebesar 51,54%, demikian juga
untuk pengadaan & pemeliharaan sarana dan prasarana,
honorarium kesejahteraan, dan lain-lain paling besar
bersumber dari BP3 berturut-turut sebesar 52,39%, 81,07%,
97,17%.
Sumber keuangan UYHD terbesar dikeluarkan untuk
kegiatan proses belajar mengajar sebesar 36,66% sedang
untuk honorarium kesejahteraan dan lain-lain 0%. DPP
[image:19.595.70.507.99.599.2]49,24%, sedang untuk pembelian bahan-bahan dan alat
pela
jaran 0%. OPF terbesar dikeluarkan untuk bahan-bahan dan
alat-alat pelajaran sebesar 52,49%, sedang untuk honorari
um
kesejahteraan dan lain-lain 0% karena dana ini
memang
untuk operasional dan perawatan. Dengan demikian dana yang
bersumber dari BP3 memegang peranan penting (60,79%) dalam
menunjang program pendidikan di SMEA di luar gaji yang
dikeluarkan oleh negara.
Berdasarkan latar belakang di atas maka Bagaimana
Mengelola Keuangan Sumbangan Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3) dalam Menunjang Program Pendidikan di SMK
Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya Semarang.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok masalah
penelitian ini adalah bagaimanakah managemen keuangan yang
berasal dari sumbangan BP3 dikelola dan dimanfaatkan untuk
menunjang program pendidikan di SMK Se Kodya Semarang?
Pokok masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Strategi dan perencanaan yang dilakukan
SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya
Semarang dalam menarik sumbangan BP3?
2. Sumber-sumber keuangan yang dapat digali oleh BP3 SMK
Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya Semarang?
3. Bagaimanakah penerimaan dan penggunaan sumbangan BP3
pada SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya
io
4. Bagaimanakah SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen
di Kodya Semarang mempertanggungjawabkan penerimaan dan
penggunaan sumbangan BP3?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengiden-tifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis fenomena pokok
permasalahan. Melalui penelitian ini diharapkan adanya
temuan managemen keuangan sumbangan BP3 di SMK 2 dan SMK 9
Semarang.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
raengi-dentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis hal-hal
berikut:
1. Strategi dan perencanaan yang dilakukan SMK Negeri
Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya Semarang dalam
menarik sumbangan BP3.
2. Sumber-sumber keuangan lain yang dapat digali oleh BP3
SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya
Semarang.
3. Penerimaan dan penggunaan sumbangan BP3 pada SMK Negeri
Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya Semarang?
4. SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya
Semarang dalam mempertanggungjawabkan penerimaan dan
penggunaan sumbangan BP3?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah. Memberikan masukan kepada pemerintah
11
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 293/U/1993 tentang Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan di lapangan.
2. Bagi Orangtua siswa atau anggota BP3. Memberi masukan
bahwa tuntutan kualitas yang tinggi dari lulusan satuan
pendidikan akan membutuhkan dana yang besar.
3. Bagi Pengurus BP3. Sebagai masukan dalam menentukan
kebijakan penarikan sumbangan BP3 sehingga tidak
mem-beratkan orangtua siswa dan selalu dilandasi asas
musyawarah untuk mufakat.
4. Bagi SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kodya
Semarang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
untuk penyempurnaan managemen keuangan sumbangan BP3.
5. Bagi Sekolah Kejuruan lain dan pihak yang terkait.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan
pija-kan untuk mengadakan penyempurnaan managemen keuangan
sumbangan BP3 di waktu yang akan datang.
6. Bagi Administrasi Pendidikan. Tulisan ini dapat dijadi
kan bahan pengembangan kajian disiplim ilmu administra
si pendidikan khususnya pembiayaan pendidikan di Indo
nesia.
7. Bagi Peneliti lain. Hasil penelitian ini dapat
berfung-si sebagai landasan untuk melakukan penelitian sejenis
di waktu yang akan datang khususnya tentang biaya
12
E. Paradigma Penelitian
Dikatakan oleh Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen
(1992:
33) bahwa
Paradigm is a loose collection of
logi
cally health together assumtion, concepts or
propotitions
the orient thinking or research.
Paradigma adalah kumpulan
longgar
dari
asumsi yang dipegang bersama
konsep,
atau
preposisi yang mengarahkan cara berpikir atau penelitian.
Sedang
S. Nasution (1988: 2) menyatakan
bahwa
paradigma
ialah suatu perangkat kepercayaan, nilai-nilai, suatu
pandangan tentang dunia sekitar. Lexy J. Moleong (1995:
30) menyatakan bahwa paradigma usaha untuk mengejar
kebe-naran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh
para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut
biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma dalam peneli
tian
ini
dimaksudkan adalah kerangka
pemikiran
tentang
kedudukan masalah dalam administrasi pendidikan, dan
pemecahan masalah tersebut. Pada bagan 1 paradigma peneli
tian terlihat bahwa globalisasi ekonomi dan pasar bebas
menuntut kualitas sumber daya manusia. Cara yang paling
strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah pendidikan. Untuk dapat mewujudkan tujuan
pendidikan dalam satuan pendidikan membutuhkan sumber daya
seperti personil, peserta didik, kurikulum,
sarana/prasa-rana, sumber daya lain (humas, ketatalaksanaan, dan
13
Dana sebagai salah satu sumber daya yang dikelola
melalui proses sebagaimana disebutkan memiliki tiga sumber
yaitu pemerintah, masyarakat, dan/atau keluarga. Untuk itu
pemerintah, masyarakat, dan/atau keluarga perlu kerjasama
yang harmonis. Bentuk kerjasama tersebut adalah pembentu
kan BP3. Dana yang berasal dari sumbangan BP3 itu perlu
dikelola, untuk itu dalam hubungan dengan administrasi
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Dana sangat dibutuhkan dan crusial, sebab setiap
kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah
membutuhkan dana. Berdasarkan peraturan perundangan yang
ada seharusnya dana mudah diperoleh karena tanggung jawab
pendidikan berada pada pemerintah, masyarakat, dan/atau
keluarga. Berdasarkan kenyataan yang ada menunjukkan
adanya keterbatasan, untuk itu dikeluarkan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan keuangan sekolah yaitu
dengan Undang-undang No 2 tahun 1989 tentang Undang-undang
sistem pendidikan nasional pasal 33 yakni pengadaan dan
pendayagunaan sumber daya pendidikan, Peraturan Pemerintah
RI Nomor 39 tahun 1993 tentang peran serta masyarakat
khusunya pasal 3 dan 4, dan Keputusan Mendikbud Nomor
0293/1993 tentang pembentukan BP3.
Atas dasar ini diharapkan satuan pendidikan maupun
pengurus BP3 mampu mengelola dana yang berasal dari sum
bangan BP3, untuk itu masalah dasar dalam penelitian ini
14
pelaksanaan program pendidikan yang meliputi tenaga
kepen-didikan,
sarana/prasarana,
kegiatan
belajar
mengajar,
kesiswaan, dan lain-lain? Jawaban atas masalah tersebut
didapatkan dari penelitian ini yang mengambil lokasi
pada
SMK 2 dan SMK 9 Semarang. Manajemen Keuangan sumbangan BP3
dilihat dari strategi dan perencanaan dalam penggalian
dan
penarikan
sumbangan BP3,
strategi
dan
perencanaan
penggunaan dana; pelaksanaan yang meliputi penarikan
sumbangan BP3 dan penggunaan dana BP3; dan pengendalian
yang meliputi pertanggungjawaban penarikan dana BP3 dan
pertanggungjawaban penggunaan dana BP3.
Hasil temuan penelitian dibahas dari berbagai sudut
pandang yang pada akhirnya simpulan dapat diambil dan
rekomendasi dapat diajukan untuk penyempurnaan dalam
manajemen keuangan sumbangan BP3 pada lembaga pendidikan
PEMETINTAH DANA i KELUARGA BP3 15
ZZL
MASYARAKATKEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN SEKOLAH
UU NO. 2 TAHUN 1989 PASAL 33
PP RI NO. 39 TAHUN 1993 PASAL 3 DAN 4 KEP. MENDIKBUD NO. 0293/U/1993
PERMASALAHAN
BAGAIMANA MANAJEMEN KEUANGAN SUMBANGAN BP3
DI SMK 2 DAN 9 SEMARANG
STRATEGI DAN PERENCANAAN Strategi/ perencanaan penggalian dan penarikan Strategi/ perencanaan penggunaan _L Tenaga Kependidikan PELAKSANAAN Penarikan dana BP3 Penggunaan dana BP3 Pelaksanaan Program Pendidikan
1
PENGENDALIAN Pertanggungj a-waban penarikan dana BP3 Pertanggungj a-waban pengguna an dana BP3IL
Sarana dan Prasarana
Kegiatan Bel ajar Mengaj .
Kesiswa-a n
Bagan 1:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif, alasannya penelitian ini memenuhi
syarat-syarat umum untuk metode penelitian deskriptif
seperti dinyatakan oleh Winarno Surahmad (1989: 140),
yaitu:
1. memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah
aktual.
2. data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelas-kan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
Metode deskriptif meliputi: teknik survey, studi
kasua,
studi kamparatif, studi waktu dan
getak,
»n»li«»
tingkah
laku, analisa kuantitatif, dan studi
operasional
(Winarno
Surakhmad, 1989: 141-145). Penelitian
ini
yang
memusatkan pada suatu kasus, maka jenis metodenya bisa
bersifat
deskriptif.
Penyajian
suatu
deskripsi
dapat
terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga,
satu peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia,
dan kelompok obyek lain-lain yang cukup terbatas yang
dipandang sebagai satu kesatuan.
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk
memberikan makna secara mendalam dan agar dapat melihat
phenomena yang ada. Pendekatan ini juga menuntut
6 0
tan holistik, mendudukkan obyek penelitian dalam suatu
konstruksi ganda (sejajar dengan peneliti) dan menempatkan
obyeknya dalam satu konteks "natural". Pendekatan ini
menolak
kerangka teori sebagai langkah persiapan
peneli
tian,
mengakui kebenaran empirik (sensual,
logik,
etik,
dan
transendental), menuntut bersatunya
subyek
peneliti
dengan subyek pendukung obyek penelitian, keterlibatan
peneliti di lapangan, dan menghayatinya.
Penelitian
kualitatif
berakar pada
latar
belakang
alamiah
dengan mengandalkan manusia sebagai alat
peneli
tian, memanfaatkan pendekatan kualitatif, dan analisis
data secara induktif. Sasaran penelitian ini menemukan
teori-teori yang bersifat deskriptif. Proses diutamakan
daripada
hasil, membatasi studi dengan pembatasan
fokus,
menggunakan kriteria yang dipakai untuk kepentingan
keab-sahan
data, dan disepakati hasil penelitian
oleh
subjek
penelitian dan peneleti (Lexy Molenong, 1994: 4-8).
Penelitian
ini ditandai oleh keadaan
peneliti
yang
berperan sebagai instrumen dalam keadaan/situasi (setting)
yang wajar dan alamiah seperti dinyatakan oleh Bogdan dan
Biklen (1992: 27-29), sebagai berikut:
1. Qualitative research has the natural setting as
the direct source of data and the research is the instrumen.
2. Qualitative research is desriptive.
3. Qualitative researchs are concerned with process rather tahn simply with outcomes or products.
4. Qualitatif researchs tend to analyze their data
inductively.
5. Meaning is essential concern to the qualitative
61
Keberadaan
peneliti sebagai instrumen dipertegas oleh
S.
Nasution (1984: 54) bahwa peneliti mempunyai adaptabilitas
yang
tinggi,
jadi
senantiasa
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
situasi
yang
berubah-ubah
yang
dihadapi
dalam
penelitian itu.
Data
cenderung
naratif daripada
angka-angka
namun
demikian penelitian kualitatif tidak menolak data
kuanti
tatif.
Data
kuantitatif
bersifat
menunjang
dan
hasil
analisisnya
berupa uraian-uraian yang sangat
deskriptif.
Penelitian
ini
lebih memfokuskan
pada
proses
daripada
hasil berdasarkan pada analisis data secara induktif.
B. Sampling
Penelitian
kualitatif tidak ada pengertian
populasi
(S. Nasution, 1988: 29) dan sampling berbeda pengertiannya
dengan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif
sampel
dipilih
dari populasi
sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengadakan
generalisasi. Oleh
karena
itu
sampel
harus
benar-benar
mewakili
populasi.
Pada
penelitian
kualitatif,
menurut
Lincoln dan Guba (Lexy
J.
Moleong,
1995: 165), peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteks itu
kritis
sehingga masing-masing konteks itu ditangani
dari
segi
konteksnya
sendiri. Disamping itu
peneliti
sangat
erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi yang
dimaksud
sampling ialah untuk menjaring sebanyak
mungkin
informasi
dari
pelbagai macam sumber.
Tujuannya
adalah
yang
unik dan menggali informasi yang akan menjadi
dasar
dari rancangan dan teori yang muncul.
Orang/sumber/informan
yang
dapat
memberikan
data/
informasi
kepada peneliti pada SMK 2 dan SMK
9
Semarang
merupakan sampel penelitian. Sampel Penelitian diambil
secara purposive. Cara atau teknik sampling tersebut mem
punyai
ciri: (1) rancangan sampel penelitian yang
timbul
tidak dapat ditentukan lebih dahulu, (2) penentuan
sampel
secara berurutan, (3) penyesuaian berkelanjutan dari
sampel,
dan
(4) pemilihan berakhir
jika
telah
terjadi
pengulangan (Lexy J. Moleong, 1995: 165 - 166). Pemilihan
sampel
oleh
peneliti dilakukan atas
dasar
pertimbangan
tertentu, diantaranya adalah sampel yang dipilih
dianggap
mampu memberikan informasi seluas mungkin mengenai fenome
na yang terjadi sesuai fokus penelitian.
Sampel penelitian ini terdiri dari Kepala Sekolah
(pimpinan sekolah), Bendahara sekolah, Ketua BP3, Bendaha
ra BP3, Anggota BP3 (orang tua siswa).
C. Data Yang Diperlukan
Berdasarkan fokus masalah dalam pendahuluan maka data
yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Strategi
yang
digunakan
SMK 2 dan SMK
9
Semarang
dalam menarik sumbangan BP3. Data tersebut terdiri
dari :
a. Strategi
yang
digunakan dalam
menggali
sumbangan
b. Strategi yang dianggap paling berhasil dalam mengga
li sumbangan.
c. Faktor-faktor yang menentukan proses penggalian
sumbangan.
d. Masalah yang dihadapi BP3 dalam menggali sumbangan
BP3.
e. Alternatif pemecahan yang diambil dalam mengatasi
masalah penggalian sumbangan BP3.
2. Perencanaan
yang dilakukan SMK 2 dan SMK
9
Semarang
dalam menarik sumbangan BP3. Data tersebut terdiri
dari:
a. Rencana yang dibuat guna menggali sumbangan BP3.
b. Dasar pertimbangan yang dipergunakan untuk menyusun
rencana menggali sumbangan BP3.
c. Proses penyusunan perencanaan guna menggali sum
bangan BP3.
3. Penerimaan dan penggunaan sumbangan BP3 pada SMK 2 dan
SMK 9 Semarang. Data tersebut terdiri dari:
a. Jumlah sumbangan BP3 yang dapat diterima selama
tahun 1995/1996 dan 1996/1997.
b. Kecenderungan penerimaan sumbangan BP3 selama
peri-ode dua tahun tersebut.
c. Dasar pertimbangan yang dipakai dalam menggunakan
sumbangan BP3.
d. Masalah yang timbul dalam melaksanakan penerimaan
64
e. Alternatif
pemecahan yang diambil
dalam
mengatasi
masalah dalam melaksanakan penerimaan dan penggunaan
sumbangan BP3.
4. Pertanggungjawaban
penerimaan dan penggunaan sumbangan
BP3 pada SMK 2 dan SMK 9. Data tersebut terdiri dari:
a. Pelaksanaan pertanggungjawaban penerimaan dan
peng
gunaan sumbangan BP3.
b. Masalah yang timbul dalam melaksanakan
pertanggung
jawaban penerimaan dan penggunaan sumbangan BP3.
c. Alternatif pemecahan yang diambil mengatasi
masalah
dalam pelaksanaan pertanggungjawaban pene-rimaan dan
penggunaan sumbangan BP3.
D. Sumber Data
Sumber
data
dalam
penelitian
ini
adalah
manusia
(subyek penelitian) dan dokumen yang terdapat di SMK 2 dan
9
Semarang.
Data primer
bersumber dari
pengumpulan
data
secara langsung di sekolah, pengurus BP3, dan anggota BP3.
Data
primer tersebut meliputi sistem
manajemen
keuangan
sumbangan
BP3,
Rencana Anggaran dan
Pendapatan
Belanja
Sekolah
(RAPBS) di SMK 2 dan SMK 9 Semarang dan
besarnya
sumbangan
BP3 yang dibayarkan oleh siswa.
Data
Sekunder
diperoleh dari hasil pengumpulan data tidak langsung
yang
berupa
aturan-aturan,
diantaranya
Anggaran
Dasar
dan
Anggaran Rumah tangga BP3, Surat Keputusan Menteri Pendid
035/I03/U/94
dari Kepala Kanwil Depdikbud
Propinsi
Jawa
Tengah
tentang Pembentukan Badan
Pembantu
Penyelenggara
Pendidikan (BP3) dan Tim Koordinasi BP3, kurikulum Sekolah
Menengah
Kejuruan (SMK) dari Depdikbud,
kumpulan
profil
kemampuan tamatan dan sususan program kurikulum SMK dari
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat
Jender-al Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data akan dikumpulkan dengan teknik pengumpulan
data
yang
berupa wawancara, observasi, studi dokumentasi,
dan
angket.
1. Wawancara
Teknik
ini dipergunakan untuk menggali dan
memperoleh
informasi
yang lebih mendalam tentang
latar
belakang
dan substansi permasalahan. Wawancara dilakukan
dengan
Kepala sekolah (unsur pimpinan Kepala sekolah),
Benda
hara sekolah, Ketua BP3, Bendahara BP3, dan anggota BP3
yang terbatas pada orangtua siswa tertentu yang dipilih
berdasarkan pada pekerjaan orangtua siswa.
2. Studi Dokumentasi
Teknik ini dipergunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi dari berbagai dokumen yang ada seperti Renca
na
Anggaran
dan Pendapatan Belanja
Sekolah
(RAPBS),
dimana
didalamnya
terdapat informasi
tentang
sumber
dana pendidikan dari pemerintah, sumbangan BP3,
masya
dipero-6 dipero-6
leh pula informasi tentang pengeluaran, misalnya
untuk
kegiatan
belajar mengajar, pengadaan
dan
pemeliharan
sarana/prasarana, bahan dan alat pelajaran,
honorarium
kesejahteraan, dan lain-lain. Disamping juga
informasi
tentang
peraturan
perundang-undangan
yang
berkaitan
dengan manajemen keuangan sumbangan BP3.
3. Observasi
Teknik ini dipergunakan untuk mengamati secara langsung
proses penyusunan perencanaan misalnya dalam rapat BP3,
pengamatan
strategi
penggalian sumbangan
BP3
maupun
sumbangan
lain,
pengamatan
atas
proses
pengelolaan
penerimaan dan penggunaan dana, dan pengamatan pertang
gungjawaban pengurus BP3 maupun anggota BP3.
4. Angket
Jumlah
orangtua siswa (anggota BP3) cukup besar.
Oleh
karena itu, untuk menghimpun informasi dari mereka
dipergunakan angket tanpa membatasi jawaban dari
re-sponden.
Teknik dipergunakan untuk
mengumpulkan
data
tentang
keterlibatan anggota dalam manajemen
keuangan
sumbangan
BP3,
baik dalam perencanaan
dan
strategi,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Data ini dicek
silang dengan wawancara terbatas pada responden
berda
sarkan pekerjaan orangtua siswa.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian
ini kualitatif maka instrumen
penelitian
67
sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti yaitu masalah,
fokus penelitian, prosedur penelitian, data yang akan
dikumpulkan,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil
yang
diharapkan" (S. Nasution, 1988: 55). Lebih lanjut S.
Nasution (1988: 55 - 56) secara ringkas mengatakan bahwa
Peneliti sebagai instrumen penelitian mempunyai ciri-ciri
yang berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan mengumpulkan
aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia,
tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu
merasa-kannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganali
sis data yang diperoleh.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada
suatu saat dan segera menggunakannya sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau penolakan.
7. Manusia sebagai instrumen, resposn yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respons yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan
dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diselidiki.
Berdasarkan ciri di atas hubungannya dengan sampel
penelitian sangat diperlukan kualitas peneliti. Untuk itu
peneliti berusaha toleran, sabar, empati, manusiawi,
6 a
tahan
lama, mengatasi hambatan di lapangan, dan
perasaan
ingin tahu. Dengan mempergunakan pedoman wawancara,
pedo
man
observasi,
pedoman
studi
dokumentasi,
dan
angket
terbuka peneliti mengumpulkan data yang dilengkapi
dengan
tape recorder, foto, alat tulis yang diperlukan.
G. Tahap Penelitian
Dalam
penelitian
ini
ada tiga
tahapan
yang
akan
dilalui
yaitu:
tahap persiapan, tahap
pelaksanaan,
dan
tahap penyusunan laporan.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini disusun disain penelitian untuk
diaju-kan kepada pengelola seminar di PPS IKIP Bandung.
Seminar
dilaksanakan
tanggal
17 Maret 1987
bertempat
di
Ruang
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dibawah arahan
Bapak
Prof. Dr.
H.
Abdul Azis Wahab, MA. Bapak Prof.
Dr.
H.
Supandi dan Bapak Prof. Dr. Moch. Idochi Anwar.
Cukup
banyak
masukan
dari
pelaksanaan
seminar
dalam
rangka
perbaikan
disain
penelitian. Kemudian PPS
IKIP
Bandung
menetapkan Bapak Prof. Dr. H.E. Kusmana sebagai pembimbing
I
dan
Bapak Prof. Dr. Moch. Idochi Anwar
dalam
pembim
bing II dalam penulisan tesis ini.
Proses perijinan dimulai dari (1) surat Direktur PPS
IKIP Bandung kepada (BAAK) IKIP Bandung, (2) surat Rektor
IKIP
Bandung
kepada Ditsospol Propinsi Jawa
Barat,
(3)
surat Ditsospol Jawa Barat kepada Ditsospol Propinsi Jawa
6 9
Tengah, (5) Surat Bappeda kepada Kepala Kanwil
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, (6)
surat
Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah kepada Kepala
SMK
2 dan 9 Semarang, (7) surat Kepala
Kantor
Depdikbud
Kodya
Semarang kepada Kepala SMK 2 dan 9 Semarang
(foto-copy surat terlampir).
Berdasarkan ijin, peneliti mendatangi lokasi
peneli
tian untuk menjajagi dan menilai keadaan lapangan
sekali-gus
memilih
dan memanfaatkan informan
yang
diperlukan.
Informan
yang
dipilih
harus jujur,
taat,
patuh,
suka
berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang
bertentangan
dalam
penelitian, dan
mempunayi
pandangan
tertentu
atau
tentang peristiwa yang
terjadi
(Lexy
J.
Moleong, 1995: 90). Di-
samping itu juga peneliti memper
siapkan
fisik
dan
mental agar
tahap
berikutnya
dapat
berjalan lancar.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti berusaha memahami latar
penelitian. Tahap ini juga disebut tahapan orientasi yaitu
tahapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang
latar
penelitian
secara tepat. Pada tahap
ini
peneliti
berusaha
menjalin
hubungan
baik
secara
formal
maupun
informal dengan sampel yang dimintai keterangan. Untuk itu
fleksibelitas
dan
adaptabilitas
sangat
diperlukan
dan
perlu dipertahankan sampai proses pengumpulan data dan
70
Pada tahap ini juga dilakukan analisis data,
triang-gulasi
dengan cara mengungkapkan kembali data yang dipero
leh
dari sumber data lain dan meminta
komentarnya
dalam
rangka memperoleh tingkat kepercayaan yang lebih terjamin.
Selain itu dilakukan
member check
untuk
mengkonfirmasikan
kebenaran
catatan lapangan yang telah
dianalisis
kepada
sumber datanya. Kemudian mendeskripsikan dan
menganalisis
data lapangan dengan merujuk kajian teoritis dan
lapangan
utnuk menghasilkan temuan penelitian.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan penelitian secara
sistemik dan sistematis dalam bentuk tesis yang dipertang
gungjawabkan
secara
ilmiah dalam progres
report,
ujian
tahap I, dan ujian tahap II.
H. Analisis Data
Analisa
data merupakan proses mencari
dan
mengatur
secara
sistematis transkrip wawancara, catatan
lapangan,
dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun untuk menambah
pemahaman
mengenai bahan-bahan itu melaporkan yang
telah
ditemukan
kepada
pihak lain (Bogdan
dan
Biklen,
1990:
189). Sedang Lexy J. Moleong (1995: 103) Analisis data
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam
pola,
kategori, dan satuan uraian
dasar
sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja
anali-71
sis
data adalah pengorganisasian data, mengurutkan
data,
dan membentuknya ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar
untuk pemberian makna atau pemahaman.
Analisis
data dilakukan pada waktu masih
berada
di
lapangan
dan analisis yang dilakukan setelah
proses
pe
ngumpulan
data atau setelah peneliti meninggalkan
kancah
penelitian.
Analisis
pada saat penelitian dilakukan dengan
cara
merekam
data
lapangan,
melakukan
member
check
kepada
sampel
penelitian,
melakukan trianggulasi
dalam
rangka
memperoleh
keabsahan
data
dan
melakukan
penyempurnaan
analisis,
kemudian
menyusun
kecenderungan-kecenderungan
yang
timbul
sesuai
dengan proses dan
jenis
data
yang
didapatkan untuk menangkap makna yang terkandung di
dalam-nya.
Analisis data setelah peneliti meninggalkan
lapangan
dan data telah terkumpul dilakukan dengan mereduksi
data,
menunjukkan data sehingga hubungan data akan terlihat
sehingga membentuk kesatuan yang utuh, dan menarik
kesim-pulan.
Jika
tahapan-tahapan
penelitian
dikaitkan
dengan
teknik
analisis maka akan nampak kerja
analisis
sebagai
I
Dokumentasi
Dokum.
Studi Pendahuluan
Wawancara
Penyusunan
Desain
Seminar Desain
Pengumpulan Data dari
Sekolah, Pengurus BP3,
dan orangtua siswa
Wawanc. Obser
Pengelompokan Data,
Klasifikasi, dan ana lisis dalam grafis
Pengumpulan Data dari
Sekolah, Pengurus BP3,
dan orangtua siswa
Sekolah, Pengurus BP3,
dan orangtua siswa
Observasi
Angket
Konsep
Teori
Member Check Tri
angulasi
1
Data informasi
Revisi Data
Konsep Teori Pe mahaman Makna
Laporan/ Tesis
73
Sumber: Moch. Idochi Anwar (1990, 109) dengan beberapa perubahan
Bagan: 3
Teknik Analisis
7. Kepercayaan Penelitian
Pada
penelitian
kualitatif
kepercayaan
penelitian
kredibilitas (validitas internal), transferabilitas (vali
ditas
eksternal),
dependabilitas
(reliabilitas),
dan
konfirmabilitas
(objektivitas) harus dipenuhi.
Validitas
membuktikan
bahwa apa yang diamati oleh
peneliti
sesuai
dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan dan
apakah
penjelasan
yan
diberikan
tentang
dunia
memang
sesuai dengan yang sebanarya. Validitas internal dalam
penelitian kualitatif menggambarkan konsep peneliti dengan
konsep
yang ada pada partisipan (S. Nasution,
1988:105).
Untuk
penelitian
ini dengan
mengkaji
konsep
manajemen
khususnya manajemen keuangan, konsep tersebut dicocokkan
74
lanjut S. Nasution mengatakan bahwa validitas internal
mengusahakan tercapainya aspek kebenaran atau the truth
value
hasil
penelitian sehingga
dapat
dipercaya,
atau
menurut istilah penelitian naturalistik mempunyai credi
bility
atau kredibilitas. Sedang menurut Lexy J.
Moleong
(1995: 175) agar penelitian memenuhi kredibilitas harus
memenuhi kriteria tertentu yaitu: perpanjangan
keikutser-taan, ketekunan pengamatan, trianggulasi, pengecekan
sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif.
Validitas eksternal berkenaan dengan tingkat
genera-lisasi atau tingkat aplikasi, apakah hasil penelitian itu
juga berlaku bagi situasi-situasi lain, jadi berkenaan
dengan applicability. Atau dengan perkataan lain, apakah
terdapat kecocokan atau kesesuaian (fittingness) atau
dapat diterapkan (transferability) pada situasi lain.
Validitas
eksternal menunjukkan apakah
hasil
penelitian
dapat diterapkan oleh orang/lembaga yang bersangkutan atau
fihak lain. Dalam penelitian ini ditempuh validitas inter
nal sedangkan validitas eksternal diserahkan sepenuhnya
kepada orang atau fihak lain yang menilainya.
Reliabilitas (dependabilitas) berkaitan dengan
perta-nyaan apakah penelitian ini dapat direplikasikan oleh
peneliti lain dengan konsistensi yang tinggi. Relibilitas
ditentukan beberapa faktor antara lain: (1) status dan
kedudukan peneliti, (2) pilihan informan, (3) situasi dan
pen-75
gumpulan dan analisis data. Untuk itu dalam penelitian ini
diusahakan (1) memberikan uraian deskriptif yang konkrit,
catatan ucapan dan percakapan verbatim, kutipan yang
cermat, sehingga tidak memberik kemungkinan terjadinya
tafsiran yang beraneka ragam; (2) meminta bantuan teman
yang berada di lokasi lapangan untuk mendiskusikan dan
membandingkan sampai terjadi keseuaian; (3) meminta ban
tuan teman yang berada di lokasi penelitian untuk melaku
kan pengamatan kontinue; (4) meminta kritik dari teman
peneliti (sejawat) dengan meminta membaca laporan hasil
penelitian; (5) pencatatan informasi dengan rekaman se
hingga dapat ditangkap dengan lengkap dan cermat (tape
recorder).
Obyektivitas (konfirmabilitas) adalah menunjuk pada
hasil penelitian yang dapat dibenarkan atau
dikonfirmasi-kan oleh peneliti lain. Untuk itu dalam penelitian ini
peneliti harus tetap bersikap netral walaupun pada
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian
disim-pulkan bahwa manajemen keuangan sumbangan BP3 di SMK 2 dan
SMK 9 Semarang belum sesuai dengan yang diharapkan
karena
sumbangan
BP3
baru berperan kurang lebih 25%
(gaji
dan
tunjangan)
dan kurang lebih 50% (non gaji dan
tunjangan)
dalam
menunjang
program pendidikan, disamping
itu
juga
diindikasikan dari (1) strategi penggalian dana masih
tertuju pada orangtua siswa, (2) perencanaan dalam mengga
li sumbangan BP3 belum sesuai dengan harapan karena keter
libatan orangtua masih rendah, (3) sumber dana yang
dapat
digali hanya dari orangtua, sedang masyarakat lain
belum,
(4) penggunaan yang tidak jelas antara sumbangan rutin dan
pembangunan, (5) pertanggungjawaban penerimaan dan penggu
naan sumbangan BP3 masih menghadapi masalah yaitu belum
merupakan evaluasi.
Kesimpulan penelitian secara khusus disajikan sebagai
berikut:1. Strategi dan Perencanaan dalan Menggali Sumbangan BP3
di SMK 2 dan SMK 9 Semarang
Strategi
untuk
menarik
sumbangan
BP3
rutin
yang
menjamin ketepatan waktu dilakukan dengan jalan pada kartu
pembayaran diberi peringatan bahwa pembayaran dilakukan
147
setiap bulan paling lambat tanggal 10. Untuk
meningkatkan
penerimaan,
strategi
yang
dipergunakan
adalah
dengan
menggali sumber-sumber sumbangan lain-lain. Strategi untuk
menggali sumbangan pembangunan di SMK 2 Semarang dilakukan
dengan mengadakan wawancara kepada orangtua sebelum
siswa
diterima,
yaitu tentang kesanggupan memberikan
sumbangan
pembangunan.
Sedang
di SMK 9 Semarang
dilakukan
dengan
pola
yang
rutin dan umum ditempuh, yaitu
setelah
siswa
dinyatakan
diterima,
orangtua
diundang
rapat
kemudian
disampaikan
anggaran yang dibutuhkan dibagi jumlah
siswa
yang diterima.
Perencanaan
untuk
menggali sumbangan BP3 di
SMK
2
Semarang
berwujud
RAPBS untuk
sumbangan
rutin,
sedang
sumbangan
pembangunan
berwujud RAP. Di
SMK
9
Semarang
untuk
sumbangan
rutin maupun
pembangunan
dalam
bentuk
RAPBS. Penyusunan RAPBS cenderung rutinitas dari
pengala
man tahun yang lalu ke tahun berikutnya.
Proses penyusunannya dimulai dari sekolah ke Pengurus
BP3, kemudian pengesahan oleh Pengawas sekolah dan
Kepala
Kantor
Depdikbud Kodya Semarang,
selanjutnya
diplenokan
dengan
orangtua. Dalam perencanaan
penggalian
sumbangan
BP3
saling percaya antara sekolah dan Pengurus
BP3,
dan
harus
ada
persetujuan dari Pengawas sekolah
dan
Kepala
.Kantor
Depdikbud Kodya, dan keterlibatan orangtua
datang
rapat untuk menyetujui kesepakatan bukan musyawarah
untuk
148
2. Sumber Dana yang Dapat Digali Oleh BP3 SMK 2 dan
SMK 9 Senarang
Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI nomor
0293/U/1993
junto Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propin
si
Jawa
Tengah nomor 0841/103/97 sumbangan
BP3
terdiri
dari
iuran
orangtua Rp 3.000,00; sumbangan
sukarela
Rp
4.000,00;
dan
sumbangan
pembangunan
(tidak
mengikat).
Disamping
sumbangan rutin masih ada
sumbangan
lain-lain
yaitu:
tabungan
wisata,
koperasi,
OSIS,
perpustakaan,
praktik di dunia usaha (PSG). Untuk SMK 2 masih ada
prak
tik komputer, Bapopsi, STP2K, RAPBK. Sumber dana tersebut
berasal
dari orangtua siswa, sedang masyarakat yang
lain
belum tergali.
3. Penerimaan dan Penggunaan Sumbangan BP3 di SMK 2 dan
SMK 9 Semarang
Penerimaan
sumbangan
BP3 di SMK 2
Semarang
selama
tahun pelajaran 1995/1996 adalah Rp 146.687.210,00. Pener
imaan
pada
tahun
pelajaran
berikutnya
(1996/1997)
Rp
168.482.570,00. Jadi penerimaan sumbangan BP3 tahun
pela
jaran 1995/1996 ke 1996/1997 naik 14,86%. Faktor
penyebab
kenaikan tersebut adalah keberhasilan strategi yang
digu
nakan dan kesadaran dari orangtua siswa.
Penggunaan
sumbangan
antara rutin
dan
pembangunan
tidak
jelas,
hal ini nampak
pada
pembagian
prosentase
penggunaan dana yang bersumber dari iuran orangtua dan
149
sumbangan
pembangunan
yang
seharusnya
digunakan
untuk
pembangunan dan pengadaan barang digunakan untuk mensubsi
di kegiatan rutin.
Kecenderungan
penggunaan
sumbangan
BP3
dari
yang
terbesar ke yang terkecil adalah untuk honorarium dan
kesejahteraan, kegiatan belajar mengajar, pembangunan
dan
pengadaan barang, program BP3, dan kegiatan pelajar.
Penerimaan
sumbangan
BP3 di SMK 9
Semarang
selama
tahun pelajaran 1995/1996 adalah Rp 59.016.000,00. Peneri
maan pada tahun pelajaran 1996/1997 Rp 69.269.983,00. Jadi
penerimaan
sumbangan
BP3 tahun
pelajaran
1995/1996
ke
1996/1997 naik 14,80%. Faktor penyebab kenaikan tersebut
adalah keberhasilan strategi yang digunakan dan kesadaran
orangtua.
Kecenderungan
penggunaan
sumbangan
BP3
dari
yang
terbesar
ke yang terkecil adalah
untuk
honor/kesejahte-raan,
pengadaan barang, program BP3, perbaikan,
kegiatan
belajar mengajar, kegiatan pelajar, dan kas BP3.
Hambatannya dalam penerimaan dan penggunaan adalah
hambatan wajar yaitu keterlambatan, dan pengajuan keringa
nan setelah tahun pelajaran berjalan.
4. Pertanggungjawaban Penerimaan dan Penggunaan
Sunbangan
BP3
Pertanggungjawaban
penerimaan dan
penggunaan
dalam
bentuk laporan keuangan untuk jangka waktu tertentu diada
150
setiap
tahun
disampaikan
kepada
orangtua
siswa
dalam
bentuk
global
dalam
rapat BP3.
Laporan
keuangan
juga
disampaikan kepada Kepala Kantor Depdikbud Kodya/Kabupaten
setiap bulan. Khusus di SMK 2 Semarang sumbangan pembangu
nan dipertanggungjawabkan langsung kepada orangtua
siswa.
Pertanggungjawaban belum merupakan alat evaluasi bagi per
encanaan
dalam
RAPBS,
karena pada
perencanaan
terdapat
prosentase untuk beberapa kebutuhan, sedang pada
pertang
gungjawaban
tidak
tampak.
Sumbangan
pembangunan
yang
seharusnya
digunakan
untuk
pembangunan
dan
pengadaan
barang ternyata juga digunakan untuk kegiatan rutin.
Model manajemen keuangan sumbangan BP3 empirik
perlu
disesuaikan
dengan manajemen keuangan ideal uang
sekolah
siswa (tuition charges, student fees) mengingat
sumbangan
BP3
merupakan
sumbangan wajib yang
harus
dibayar
oleh
orangtua
siswa,
dan kepercayaan
orangtua
siswa
kepada
sekolah dan pengurus BP3.
B. Rekomendasi
Secara umum rekomendasi yang dapat disampaikan
dalam
manajemen keuangan sumbangan BP3 adalah perlu keterbukaan
dalam
perencanaan dan pertanggungjawaban
sehingga
peran
orangtua dalam membayar uang sekolah semakin tepat waktu
dan meningkat jumlahnya yang pada gilirannya akan
mening
katkan
peran
sumbangan
BP3
dalam
pelaksanaan
program
pendidikan.
151
adalah:
(1)
Menggali sumbangan
BP3
perlu
dikembangkan
kreatifitas, proaktif yang tertuju pada orangtua siswa dan
masyarakat. SMK 9 Semarang perlu mempelajari strategi yang
dikembangkan
SMK
2
Semarang
dalam
menggali
sumbangan
pembangunan karena dengan wawancara sebelum diterima
menjadi
siswa 80% sumbangan pembangunan dapat
terkumpul,
dengan memperhatikan komunikasi yang jelas antara orangtua
calon siswa dengan sekolah maupun Pengurus BP3. (2) Keter
libatan
orangtua
diperlukan
dalam
proses
perencanaan
sehingga
tidak
terkesan datang rapat
untuk
menyetujui,
untuk itu RAPBS sebelum diajukan ke Kepala Kantor
Depdik
bud
perlu didiskusikan terlebih dahulu
dengan
orangtua.
(3) Pengambil kebijakan hendaknya perlu berbesar hati
untuk merivisi kebijakannya yang berkaitan dengan iuran
orangtua dan sumbangan sukarela termasuk juga SPP karena
pengeluaran
orangtua tersebut bukan sukarela lagi
tetapi
sudah merupakan kewajiban. Untuk itu perlu penetapan atas
dasar rasional yaitu dengan merubah sumbangan menjadi uang
sekolah siswa yang besarnya tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan, laju inflasi, dan kemampuan orangtua siswa.
Dengan melegalisasi uang sekolah siswa maka tidak muncul
sumbangan lain-lain. Disamping itu juga perlu aturan yang
tegas tentang penggunaan sumbangan baik itu rutin maupun
pembangunan, prosentase, dan perincian penggunaan.
Terba-tasnya dana pemerintah maka perlu dipikirkan "sekolah
is:
sekolah negeri di Indonesia. (4) Menggiatkan kerja Tim
Pemeriksa yang dipantau oleh Akuntan Publik yang
ditunjuk
oleh Kepala Kantor Wilayah Depdikbud. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan kepercayaan orangtua terhadap sekolah
maupun pengurus BP3. Dengan pemeriksaan oleh Akuntan
Publik (external auditing) maka Tim Pemeriksa (Pengurus
BP3) maupun sekolah akan melaksanakan tugas dengan jujur
DAFTAR PUSTAKA
Sabardi,
Agus.
1997.
Pengantar Manajemen.
Yoyakarta:
UPP
AMP YKPN.Anwar, Moch
Idochi. 1990. "Transformasi Biaya
Pendidikan
dalam
Layanan
Pendidikan
pada
Perguruan
Tinggi
Negeri (Profil Tenaga Edukatif dalam Layanan
Proses
Belajar
Mengajar, Studi Kasus pada
IKIP
Bandung).
Disertasi.
Bandung: FPS IKIP Bandung.
Arikunto,
Suharsimi.
1988.
Organisasi
dan
Administrasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Jakarta:
Depdik
bud Dirjen Dikti P2LPTK.1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Bina Aksara
Bateson, Lincoln C.
1970. "Budgets and Reports for
Finan
cial Control".
Hand Book of College and
University.
New York: McGraw-Hill Book Company.
Bogdan,
Robert and Biklen, Sari Knopp.
1990.
Riset
Kuali
tatif untuk Pendidikan Pengantar ke Teori dan Me
tode.
(Alih
Bahasa Munandir).
Jakarta:
Depdikbud
Dirjen
Dikti
Proyek Pengembangan
Pusat
Fasilitas
Bersama Antar Universitas.
Cormack,
Edward
L. Mc.
1970. "Auditing
Internal".
Hand
Book
of College and University.
New
York:
McGraw-Hill Book Company.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek
Peningkatan
Kemampuan
Perencanaan
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
1988.
Buku
T5.
Penyusunan
Rencana,
Program
dan
Penganggaran.
Jakarta: Depdikbud. Biro Perencanaan
—
. 1993.
Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan
Buku II. Jakarta: Depdikbud.
Doyle, David. 1996.
Pengendalian Biaya Pedoman
Strategis.
(terjemahan Nurwedi. H). Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
<