DAFTAR ISI
B. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ...31
C. Lokasi Penelitian ...36 A. Kondisi Subjek Peneliti ...45
C. Deskripsi Hasil : Meningkatnya Pemahaman Kesejarahan
Siswa dalam Pembelajaran Sejarah setelah Menggunakan
Media Peta Konsep ...117
D. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan
Media Peta Konsep dalam Pembelajaran Sejarah dan Solusinya. ...125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...128
B. Saran dan Rekomendasi ...129
DAFTARPUSTAKA ...131
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
4.1. Daftar Siswa Kelas XI IPS I ... 50
4.2. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Satu ... 64
4.3. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Satu ... 71
4.4. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Dua ... 78
4.5. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Dua ... 83
4.6. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Tiga ... 92
4.7. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Tiga ... 97
4.8. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Empat ... 106
4.9. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Empat ... 114
4.10. Perolehan Skor Kelompok Tiap Siklus ... 119
DAFTAR GAMBAR
2.1 Contoh jenis peta konsep pohon jaringan ... 18
2.2. Contoh jenis peta konsep rantai kejadian ... 19
2.3. Contoh jenis peta konsep siklus ... 20
2.4. Contoh jenis Peta Konsep Laba-laba ... 20
3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ... 31
3.2 Teknik Pengumpulan data Fase Observasi ... 41
4.1 Struktur Kepengurusan MAN I Bandung ... 47
4.2 Posisi Kelas Penelitian ... 48
4.3 Denah MAN 1 Bandung... 49
4.4 Peta Konsep buatan guru ... 55
4.5 Peta Konsep kelompok Taruma ... 60
4.6 Peta Konsep Kelompok Sriwijaya ... 61
4.7 Peta Konsep Kelompok Mataram ... 75
4.8 Peta Konsep Kelompok Kediri... 88
4.9 Peta Konsep Kelompok Singasari ... 101
4.10 Peta Konsep Kelompok Majapahit... 103
4.11 Diagram garis Perolehan Skor Peningkatan Pemahaman Kesejarahan Siswa ... 121
4.12 Diagram garis Perolehan Skor Kontribusi Siswa ... 123
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Mata pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang mempunyai objek
manusia yang memfokuskan pada aspek kehidupan di masa lampau. Pelajaran
sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) memerlukan pemahaman yang ada
dalam materi sejarah, hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran sejarah
yang termuat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA
yang berisi:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. (Pusat Kurikulum,2006)
Berdasarkan tujuan pembelajaran sejarah yang termuat pada poin empat
yaitu siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep sejarah tentang negaranya
dari awal terbentuknya bangsa Indonesia, masa kini dan masa yang akan datang,
atau negaranya akan tumbuh rasa nasionalisme dan kebanggaan siswa terhadap
negaranya.
Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi salah satu fungsi sejarah adalah
untuk mengajarkan siswa memahami sejarah kehidupan masa lampau dan
implikasinya dimasa sekarang, fungsi sejarah menurut Wiyanarti
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196207181986012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf yaitu:
"fungsi sejarah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan juga masa sekarang dalam interrelasinya dengan masa datang. Sedangkan kegunaan atau manfaat sejarah ada empat yakni yang bersifat edukatif yakni bahwa pelajaran sejarah membawa kebijaksanaan dan kearifan ; kedua , yang bersifat inspiratif artinya memberi ilham ; ketiga, bersifat instruktif, yaitu membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau ketrampilan , dan keempat , bersifat rekreatif , yakni memberikan kesenangan estetis berupa kisah – kisah nyata yang di alami manusia".
Fungsi sejarah adalah untuk meningkatkan pemahaman dan dengan
pemahaman kesejarahan siswa dapat merasakan manfaatnya yaitu dapat belajar
dari peristiwa-peristiwa masa lalu untuk masa akan datang, mengajarakan
sejarah dan membuat siswa memahaminya dapat membentuk watak atau sifat
baik siswa, hal ini juga disampaikan oleh Rufmania dalam artikelnya
http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012
"Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
Dari tujuan dan fungsi pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa
pembelajaran sejarah merupakan pelajaran yang bertujuan untuk memahami
peristiwa-peristiwa sejarah, namun siswa-siswi cendrung menganggap sejarah
merupakan pelajaran yang membosankan karena dalam suatu materi atau
peristiwa sejarah hanya mengungkapkan fakta-fakta sejarah berupa tahun dan
nama tokoh sejarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutjianingsih (1995:8)
"Bahwa pengajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan karena
dipenuhi dengan fakta, tahun-tahun kejadian dan nama-nama para pelaku sejarah
tersebut", dari hal tersebut menjadikan siswa tidak mengikuti proses
pembelajaran dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru juga
rendah.
Rendahnya pemahaman siswa terlihat ketika siswa tidak mampu
menjelaskan kembali materi yang didapatkannya melalui sumber buku atau dari
penjelasan guru dengan kata-kata sendiri dan tidak mampu mengubah informasi
yang didapatkannya kebentuk bagan atau peta konsep, kurangnya pemahaman
juga dapat dilihat ketika proses pembelajaran menjadi guru sentris dan tidak ada
interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Kurangnya
pemahaman kesejarahan siswa dikemukakan pula dalam penelitian Adriani
(2006:4) rendahnya pemahaman kesejarahan siswa dapat dilihat dari tidak
adanya inisiatif siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan ketika guru
meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dijelaskan siswa hanya
Masalah dalam pembelajaran sejarah yang telah diungkapkan di atas
muncul juga di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung. Berdasarkan observasi awal
yang peneliti lakukan kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
sejarah ini dapat diketahui ketika siswa diminta kembali menjelaskan satu
konsep mata pelajaran sejarah siswa hanya membaca dari buku paket, siswa
berpendapat kalau pelajaran sejarah membosankan, kurangnya inisiatif siswa
untuk mengungkapkan pendapatnya dilihat ketika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, selama beberapa kali peneliti
melakukan observasi guru kurang memaksimalkan media yang telah disediakan
disekolah sehingga menjadi salah satu faktor kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi sejarah.
Rendahnya pemahaman kesejarahan dapat di atasi dengan menggunakan
media yang dapat membantu guru dalam menyederhanakan suatu materi
pelajaran menjadi konsep-konsep yang saling berhubungan sehingga siswa
dengan mudah memahami materi. Media merupakan alat bantu guru dalam
menyampaikan pesan berupa materi kepada siswa, pernyataan ini sesuai dengan
pendapat Sadiman, dkk (1986:7) bahwa "Media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran...", ketika media yang digunakan guru dapat
mengirimkan pesan dari guru ke siswa maka proses pembelajaran akan terjadi
dan terbangun komunikasi antara guru dan siswa.
Media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam memahami materi
media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman... ".
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media merupakan penghubung antara
siswa dan materi yang disampaikan oleh guru sehingga menjadi salah satu faktor
pendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Media yang mampu untuk menyederhanakan suatu materi pelajaran dan
mampu membantu siswa untuk memahami suatu materi pelajaran adalah media
peta konsep. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Kurniadi (2010:132)
"Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran sangat efektif karena siswa itu
tidak hanya sekedar menghafal saja tetapi juga dapat mencapai kemampuan
memahami... ", dengan media peta konsep siswa dapat memahami lebih jelas
konsep-konsep sejarah dan mengingat isi materi dengan lebih bermakna.
Media peta konsep adalah media grafis yang termasuk media visual yang
berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan dan fungsi
pokoknya adalah menyajikan konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan
secara lisan. Pesan yang akan disampaikan dirubah ke dalam konsep-konsep,
agar proses penyampaian pesan berhasil perlu adanya pemahaman akan konsep-
konsep tersebut.
Dari banyaknya manfaat media yang salah satunya adalah merupakan alat
bantu guru dalam mempermudah menyampaikan materi pelajaran sehingga
siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru. Peneliti juga menilai
beberapa manfaat peta konsep yang salah satunya dapat meningkatkan
pemahaman siswa, hal ini sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti
peneliti ingin menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas dan setelah
melakukan diskusi dengan guru sejarah kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung,
permasalah tersebut harus mendapatkan perhatian dari guru dan harus dilakukan
perbaikan maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan fokus kepada peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan
menerapkan media peta konsep.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi bahwa
masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pemahaman kesejarahan siswa
terhadap pembelajaran sejarah. Berdasarkan hal tersebut pula peneliti
merumuskannya sebagai berikut, yaitu:
"Bagaimana Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan
Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)"
B.1. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mendesain perencanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1
b. Apa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1
Bandung?
c. Apakah penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan
pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI
IPS 1 MAN 1 Bandung?
d. Bagaimana cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan
media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan terhadap
mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam
penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap
mata pelajaran sejarah, namun secara khusus tujuan penelitian dari penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan desain perencanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa
2. Menemukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
3. Mengetahui efektivitas penerapan media peta konsep dalam meningkatkan
pemahaman kesejarahan siswa
4. Memperoleh gambaran tentang cara guru mengatasi kendala yang dihadapi
dalam menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam pendidikan,
adapun manfaatnya yaitu:
1.Meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dengan mengetahui
konsep dari sutu materi tertentu dan melatih menarik kesimpulan dari
konsep-konsep yang telah diidentifikasi.
b. Menjadikan motivasi dalam mengembangkan media dalam pembelajaran
sejarah dan bisa meningkatkan pemahaman kesejarahan dalam pembelajaran
di sekolah.
c. Sebagai wawasan untuk mengambil kebijakan dalam pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran sejarah.
d. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam menanyakan pembelajaran
dengan menggunakan media yang cocok untuk mengembangkan diri secara
profesional termasuk mampu menilai dan memperbaiki kinerja sendiri.
E.Sistematika Penulisan
Bab ini memaparkan secara garis besar mengenai masalah yang akan dikaji,
adapun didalamnya terdapat sub pokok yang terdiri dari Latar Belakang
masalah, rmusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini memaparkan kajian yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun teori-teori yang digunakan
didasarkan atas para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih
dahulu mengenai masalah yang sama.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, lokasi dan subjek yang peneliti
akan laksanakan, desain penelitian, definisi istilah, teknik pengumpulan data dan
analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan tentang
refleksi berbagai data yang telah dikumpulkan setelah melaksanakan penelitian.
Pemaparan yang disertai dengan analisis yang berdasarkan atas data yang
diperoleh selama penelitian.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi keputusan yang dihasilkan peneliti sebagai jawaban dari
pertanyaan penelitian dan memaparkan saran bagi pihak-pihak yang terkait dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti
mengenai penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa. Adapun sub bab yang akan peneliti jabarkan dalam bab ini
yaitu metode penelitian, prosedur penelitian, lokasi penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.
A.Metode Penelitian
Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Adapun definisi
penelitian tindakan kelas dijelaskan oleh Ebbutt (Wiriaatmadja 2007:12)
"Penelitian tindakan kelas sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
melakukan-melakukan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut".
Arikunto (2009:3) memaparkan bahwa "Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama".
Supriatna (2007:190) mendefinisikan "Penelitian tindakan kelas sebagai
penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual atau kelompok terhadap
atau menghasilkan pendekatan dan prosedur tertentu yang paling cocok dengan
cara dia mengajar, cara siswa belajar dan kultur yang berlaku dilingkungan
setempat".
Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti maknai bahwa penelitian
tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau kelompok dengan
mengkaji secara sistematik dan cermat terhadap permasalahan yang terjadi di
kelas, dengan melakukan tindakan yang sengaja dimunculkan sehingga
permasalah tersebut terpecahkan. Tujuan dari penelitian tindakan kelaspun
tercapai yaitu memperbaiki permasalahan pembelajaran di kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Muslich (2009:10) yaitu
"Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah".
Senada dengan pendapat di atas Suhardjono (2009:61) menjelaskan bahwa
"Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan
praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung
dalam interaksi atara guru dengan siswa yang sedang belajar".
Dari tujuan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan para ahli di atas,
dapat dipahami bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan sehingga
B.Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur penelitian merupakan gambaran yang akan dilakukan peneliti
dalam melaksanakan penelitian. Tahapan prosedur penelitian yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur penelitian
yang peneliti laksanakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas, yang secara
garis besar terdapat empat tahapan dalam desain penelitian yaitu 1. Perencanaan,
2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi.
Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas. Adapun desain
penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah model
Kemmis dan Taggart.Langakah-langkah penelitian tersebut digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.1
Berdasarkan pengkajian dan pemahaman mendalam tentang model desain
penelitian tindakan kelas di atas, pola tersebut sangat tepat dengan penelitian
yang akan dilaksanakan peneliti dan menggambarkan dengan jelas
langkah-langkah yang akan peneliti terapakan dalam penelitian. Dalam satu siklus
dilakukan perbaikan untuk memperbaiki masalah yang ada, jika hasil siklus
sesuai harapan maka siklus dihentikan. Tahapan penelitian tindakan kelas
dikembangkan sebagai berikut:
B.1. Perencanaan (Planing)
Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus
pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang
paling efektif dan efisien (Harjanto 2008:2). Dalam tahap ini peneliti
menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan, dalam tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti merekam fakta selama tindakan berlangsung.
Perencanaan penelitian ini memfokuskan peneliti yang melakukan
observasi awal ke sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.
Peneliti menemukan masalah yaitu guru tidak memaksimalkan media. Ketika
siswa diminta untuk bertanya hanya dua orang yang bertanya. Ketika guru
menjawab. Dengan demikian dapat dikatakan siswa tidak memahami materi
yang disampaikan guru.
Dari permasalahan tersebut peneliti ingin menerapkan media peta konsep
untuk meningkatkan pemahaman siswa. Pada tahap ini perencanaan yang
dilakukan peneliti sebagai berikut:
a. Menyusun silabus yang sesuai dengan program penelitian.
b. Membuat RPP yang sesuai dengan penggunaan media peta konsep.
c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan media peta konsep.
d. Merencanakan sistem penilaian yang akan diterapkan dalam penelitian.
e. Menyusun alat observasi untuk memudahkan pengumpulan data.
f. Melakukan pengumpulan data hasil penelitian dengan menggunakan
pedoman observasi.
g. Merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya di
refleksikan pada siklus berikutnya.
h. Membuat rencana perbaikan.
B.2. Tindakan (Act)
Setelah rencana disusun secara matang tahap selanjutnya adalah tindakan.
Menurut Rizki, N (2009:48) "Tindakan merupakan praktek pembelajaran yang
dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya".
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan dan
melihat peningkatan pemahaman siswa yang dilihat dalam proses
pembelajaran. Secara khusus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran
berakhir.
2) Siapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
b. Kegiatan pelaksanaan
1) Kegiatan Pelaksanaan
a) Guru melakukan apersepsi selama lima menit mengenai materi yang akan
disampaikan, kemudian guru menulis konsep-konsep yang di jawab
siswa.
b) Kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan konsep mana yang
umum, mana yang menjadi ranting dan mana yang menjadi daun
(detail).
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik garis antara
konsep-konsep tersebut.
2) Kegiatan inti
a) Setelah terbentuk peta konsep, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang keterkaitan
konsep-konsep tersebut.
b) Siswa yang lain menanggapi pendapat siswa yang menjelaskan dan
3) Kegiatan penutup
a) Guru kemudian menyempurnakan penjelasan konsep-konsep tersebut.
b) Guru dan siswa menyimpulkan kembali hal yang mereka pelajari.
c. Penutup
a) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari enam
kelompok.
b) Setiap kelompok membuat peta konsep dan memilih satu kerajaan
Hindu-Budha.
c) Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya.
B.3. Pengamatan (Observe)
Pengamatan merupakan pendokumentasian pengaruh tindakan yang
diberikan kepada (subjek) siswa (Rizki, N 2009:49). Pada tahapan ini seraya
melaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses tindakan itu sendiri serta
akibat yang ditimbulkannya. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data akurat untuk
perbaikan siklus selanjutnya. Data-data tersebut juga bisa diperoleh melalui:
a. Catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran yang menerapkan media peta konsep.
b. Observasi kelas untuk memeroleh data mengenai penelitian yang
berlangsung.
c. Penilaian diri untuk memperoleh data mengenai peningkatan proses
B.4. Refleksi (Reflect)
Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali
tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat
dalam observasi (Iswarita, H 2010:42). Dalam tahap ini peneliti dan
kolaboratot melakukan evaluasi dari hasil yang telah dilaksanakan dan
mengkaji kembali perolehan data-data. Peneliti dan kolaborator melakukan
diskusi balikan dan melakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan
selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan mitra mengenai kekurangan di
bagian tertentu dan melakukan perbaikan kembali.
b. Meminta saran tentang peningkatan pemahaman dan tindakan yang harus
dilakukan selanjutnya.
c. Menyimpulkan hasil diskusi tentang kelanjutan siklus berikutnya atau
mengadakan perhentian penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung JL. Alpi
Cijerah kota Bandung. MAN I Bandung ini berdiri di atas tanah seluas 26.070
M2 dengan 10 blok gedung sebagai tempat belajar para siswa Madrasah Aliyah,
Jumlah muridnya 930 orang yang terbagi dalam 31 kelas. MAN 1 Bandung ini
memiliki 71 guru.
Subjek penelitian ini adalah para siswa Kelas XI IPS 1 MAN I kota
Bandung tahun ajaran 20012/2013. Jumlah siswa sebanyak 18, dengan
laki-laki. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan berkolaborasi dengan guru
Sejarah MAN I Bandung yaitu Ibu Iis S.Pd. yang selanjutnya disebut I dan
Nur`afifah yang kemudian akan disebut N sebagai mitra dan melakukan
observasi. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk memepermudak pelaksanaan
penelitian.
D.Definisi Istilah
Peta konsep menurut Dahar (1996:123) digunakan untuk menyatakan
hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk
proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.
Merujuk pada pendapat Dahar, peta konsep dalam penelitian ini adalah
konsep-konsep yang dihubungkan dengan garis-garis dan mempunyai
keterkaitan atau keterhubungan antara satu konsep dengan yang lain. Adapun
indikator utuk mengukur penerapan peta konsep antara lain; 1) Terdiri dari
dua konsep atau lebih, 2) Garis-garis yang menghubungkan konsep, 3)
Menyimpulkan keterhubungan konsep atau istilah.
Pemahaman kesejarahan menurut Farid (2012:31) Didefinisikan
sebagai apa yang harus diketahui oleh siswa tentang sejarah (keluarga,
masyarakat, negara dan dunia).
Berdasarkan pendapat Farid Pemahaman kesejarahan dalam penelitian
menterjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain seperti dari buku ke
dalam bagan atau peta konsep dan menarik kesimpulan dari tabel, data atau
grafik. Adapun langkah-langkah untuk mengukur pemahaman kesejarahan
siswa adalah sebagai berikut; 1) Siswa menterjemahkan informasi yang
didapatkan melalui berbagai sumber dan mengubahnya dalam bentuk peta
konsep, 2) Siswa dapat menarik keterhubungan antara konsep yang dibuatnya
melalui peta konsep, 3) Siswa menjelaskan suatu peristiwa dengan kata-kata
sendiri yang dibantu dengan peta konsep.
E.Instrumen
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan uneuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102 ). Dalam penelitian
tindakan kelas ini, instrumen utama yang digunakan adalah peneliti. Manusia
sebagai instrumen utama dibantu oleh alat-alat, berikut ini alat bantu yang
peneliti gunakan untuk memperoleh data-data penelitian yaitu:
E.1. Catatan Lapangan (Field Notes)
Catatan lapangan merupakan tulisan yang dibuat peneliti atau mitra
selama proses pembelajaran berlangsung. "Catatan yang dibuat oleh peneliti
atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek
atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interkasi guru dengan
siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat
sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK"
memeroleh gambaran perihal proses pembelajaran. Dalam catatan lapangan
juga dapat dilihat sudah sejauh mana permasalahan dalam pembelajaran
teratasi.
Hasil catatan lapangan didiskusikan peneliti dengan mitra. Dalam catatan
lapangan mitra mencatat segala aspek selama proses pembelajaran berlangsung
dan catatan tersebut merupakan sumber yang akan peneliti gunakan dalam
penelitian tindakan kelas.
E.3. Lembar Observasi Penilaian Kelas
Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama proses diskusi dalam
pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep. Data yang
ingin diperoleh dalam penelitian ini ada dua yaitu hasil media peta konsep
yang dibuat kelompok dan presentasi kelas hasil peta konsep yang telah
dibuat. Pengisian setiap lembar observasi ini dilakukan dengan cara
memberikan tanda checklist pada kolom yang telah disediakan.
E.2. Lembar Penilaian Diri
Menurut Jihad dan Haris (2008:116) "Penilaian diri adalah suatu
teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkatan pencapain kompetensi yang
Format penilaian diri digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran dan untuk memperbaiki proses pembelajaran
berikutnya. Siswa diminta untuk menilai sikapnya dalam proses itu.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan peneliti dapat diperoleh dari siswa, guru dan
pihak-pihak lain yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari
pelaksanaan penelitian ini harus sesuai agar dapat dioleh menjadi hasil karya
yang ilmiah. Seperti yang diungkapakan Margono (2004:158) bahwa
"Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan
dipperolehnya data yang objektif".
Kegiatan yang diamati pada penelitian ini adalah kinerja siswa dalam
kelompok dalam membuat peta konsep dan mempresentasikannya di kelas serta
aktivitas siswa selama diskusi. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan
beberapa cara berikut ini:
F.1. Observasi
Menurut Supardi (2010:127) observasi adalah kegiatan pengamatan
pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran. Secara umum observasi merupakan cara peneliti untuk menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi dapat menilai
Pada penelitian ini, dilakukan observasi penilaian diskusi untuk menilai
kerjasama siswa dari awal pembuatan peta konsep dan menyajikannya kepada
kelompok lain serta menyimpulkan hasil diskusi yaitu dengan menggunakan
Lembar Observasi Penilaian Tugas dan Presentasi Kelas. Sedangkan untuk
menilai kontribusi siswa pada proses pembelajaran digunakan lembar penilain
diri siswa. Dan untuk melihat aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan dan
melihat peristiwa yang terrjadi di kleas peneliti menggunakan catatan lapangan.
Observasi kelas ini dilakukan dengan tiga fase esensial yaitu pertemuan
perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan. Pada tahap pertemuan
peneliti menyajikan dan mengamati diskusi perencanaan pengajaran. Data-data
yang telah terkumpul lewat hasil observasi kemudian dianalisa. Kemudian
peneliti melakukan diskusi balikan dengan mitra untuk mendapatkan hasil
penelitian. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Fase Observasi
Sumber : Wiriaatmadja, 2008:106 Pertemuan
Perencanaan
Kolaborasi guru yang melaksanakan pembelajaran dan mitra sebagai
pengamat sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Maka perlu adanya
kerjasama dan saling berdiskusi dari mulai perencanaan, penerapan dan hasil
pembelajaran. Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh kesimpulan untuk
menentukan langkah penelitian berikutnya.
F.2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan pengumpulan informasi yang digunakan
dalam penelitian ini dan berfungsi sebagai sumber data yang berkaiatan dengan
suasana saat proses pembelajaran. Studi dokumenter (documentary study)
merupakan "Suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik" (Sukmadinata, 2009:221). Studi dokumenter yang digunakan
penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto kegiatan
observasi, peta konsep kelompok, lembar penilaian diskusi kelompok dan
kehadiran siswa.
G. Analisis Data
Analisis data menurut Nazir (2003:358) adalah "menggelompokkan,
membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan dat sehingga mudah
untuk dibaca". Analisis data sangat penting dilakukan dalam penelitian, sebab
data-data yang telah didapatkan peneliti kemudian diolah sehingga dapat
membantu dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis dilakukan peneliti
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian ilmiah karena peneliti
mengamati kejadian yang ada di lapangan dan peneliti menjadi instrument. Hal
ini diungkapkan juga oleh Sugiyono (2011:15):
"Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sifat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi".
Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kualitatif
karena instrumen utama yang digunakan adalah peneliti dan pemaparan hasil
penelitian bersifat induktif atau kualitatif. Dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) analisis data sudah dilakukan sejak awal meliputi semua aspek penelitian.
Sedangkan cara-cara untuk menguji tingkat validasi dalam PTK yang
dikemukakan Hasan, dkk (2011:79) di antaranya adalah:
a. Melakukan member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah
keterangan/informasi itu tidak berubah atau ajeg.
b. Menggunakan audit trial, dipakai untuk memeriksa kesalahan-kesalahan
dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti atau dalam
mengambil kesimpulan. Cara ini bermanfaat untuk memeriksa
catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer.
c. Mencari expert opinion atau nasehat/pendapat pakar. Pakar atau ahli ini
dan arahan atau judgment terhadap permasalahan maupun
langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan
berdasar opini pakar akan memvalidasi penelitian dan meningkatkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK)
pada bab IV, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:
Pertama, desain perencanaan pembelajaran sejarah diperlukan
untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas. Perancanaan yang
dilaksanakan peneleliti yaitu dengan memberikan pengarahan kepada
siswa bagaimana membuat peta konsep, menyiapkan bahan-bahan untuk
membuat media peta konsep, RPP yang berkesesuaian dengan media peta
konsep, instrument untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan
siswa dan menilai performance kelompok dalam mempresentasikan hasil
peta konsepnya.
Kedua, Langkah-langkah dalam menerapkan media peta konsep di
kelas XI IPS I MAN I Bandung yaitu dengan memberikan tugas kepada
siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok, setiap kelompok
mempresentasikan hasil peta konsepnya dalam diskusi kelas. Dalam hal ini
siswa dilatih dan dinilai ketrampilannya membaca peta konsep, berbicara
di depan kelas, bertanya, menyanggah dan memberikan kesimpulan hasil
diskusi.
Ketiga, setelah melaksanakan 5 tindakan di kelas XI IPS I MAN I
Bandung, penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan
dilakukan mitra dan observer selama penelitian berlangsung dengan
menggunakan instrumen catatan lapangan, lembar diskusi kelas, penilaian
diri dan hasil pengolahan data menunjukkan peningkatan di setiap
siklusnya kecuali pada siklus empat. Peningkatan pemahaman kesejarahan
yang dicapai siswa diantaranya yaitu; (1) sebelum belajar siswa sudah
membaca materi di rumah, (2) siswa mampu mengubah informasi ke
dalam konsep-konsep, (3) membaca peta konsep, (4) bertanya, (5)
berpendapat, (6) menyanggah, dan (6) menyimpulkan materi diskusi.
Keempat, ketika menerapkan media peta konsep guru mengalami
kendala sehingga menghambat proses pembelajaran di kelas. Kendala
tersebut disebabkan guru kurang mamapu dalam pengelolaan kelas,
sehingga perencanaan pembelajaran yang diterapkan mengalami masalah.
Pada awalnya dalam diskusi kelas siswa kurang terkontrol, namun pada
siklus selanjutnya guru menerapkan aturan diskusi sehingga proses
diskusipun menjadi disiplin serta dengan refleksi yang senantiasa
dilaksanakan setiap siklus maka kendala yang dihadapi siswa sedikit demi
sedikit dapat dikurangi dan dihadapi.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil PTK yanh dibahas sebelumnya, peneliti
mencoba mencoba mengemukakan saran dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa dapat dijadikan salah satu alternatif solusi dalam
yang dihadapi oleh guru. Hal ini didukung dengan kemajuan
kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah seperti KTSP yang
menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
pembelajaran di kelas. Melalui penerapan media ini, peran guru dalam
proses pembelajaran di kelas menjadi mudah, karena guru hanya
sebagai fasilitator.
2. Hendaknya guru memahami media peta konsep yang dipadukan
dengan diskusi kelompok. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah
guru menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep
kepada siswa sehingga peta konsep yang dibuat siswa sesuai dengan
indikator penelitian. Hal ini diperlukan demi kelancaran dan
meningkatnya proses pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M (2006). Penerapan media peta konsep untuk membangun pemahaman
kesejarahan (historical coprehension) siswa pada mata pelajaran sejarah.
Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Awaludin. (2011). Penerapan Media Peta Konsep (Mapping Concept) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah.
Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Dahar, R W. (1996). Teori-teori belajar. Bandung : Erlangga.
Farid, A (2012). Pendekatan sastra sejarah untuk mengonstruksi pemahaman
kesejarahan siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan
Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Garvey dan Krug. (1997). Models of History Teaching in the Secondary School. Melbourne : Oxford University Press.
Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hasan, dkk. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.
Hendriawan, D. (2005). Pengembangan Peta Konsep sebagai Upaya
Meningkatkan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah. Skripsi
jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana
Pendidikan. Bandung : Hitoria Utama Press.
Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna. Jurnal Historia. No. 4 Vol. II.
Iswarita, H. (2010). Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil
SMPN 234Jakarta Pada Mata Pelajaran IPS). Skripsi jurusan Pendidikan
Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kurniadi, T. (2010). Penerapan Media Peta Konsep pada Pelajaran PKN untuk
Mengkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Persamaan Kedududkan Warga Negara. Skripsi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI
Bandung : tidak diterbitkan.
Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research
Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pusat kurikulum, badan penelitian dan pengembangan departemen pendidikan nasional (2006). Standar kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA. Jakarta:Depdiknas.
Rizki, N (2009). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together(NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di sma negri 15 bandung).
Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Suhardjono, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Posda Karya.
Supriatna dan Wiyanarti. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan
kepada Prof.Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan
Sejaran FPIPS UPI.
Sutjianingsih. (1995). Pengajaran Sejarah Kumpulan Makalah Simposium. Jakrta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana prenada media group.
Trianto. (2007). Model-Model Pebelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep, Landasan Teoritis-praktis Dan Implementasinya. Jakarta :Prestasi
pustaka publisher.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Wiyanarti, E. (2000). Mengenal masa lampau ke dalam kelas :sebuah garis waktu
dalam pembelajaran sejarah. Jurnal Historia. No. 2 Vol.I.
Zaini H, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Center for teaching staff development (CTSD).
Sumber internet:
http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012