• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS1 MAN 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS1 MAN 1 Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

B. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ...31

C. Lokasi Penelitian ...36 A. Kondisi Subjek Peneliti ...45

(2)

C. Deskripsi Hasil : Meningkatnya Pemahaman Kesejarahan

Siswa dalam Pembelajaran Sejarah setelah Menggunakan

Media Peta Konsep ...117

D. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan

Media Peta Konsep dalam Pembelajaran Sejarah dan Solusinya. ...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...128

B. Saran dan Rekomendasi ...129

DAFTARPUSTAKA ...131

LAMPIRAN

(3)

DAFTAR TABEL

4.1. Daftar Siswa Kelas XI IPS I ... 50

4.2. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Satu ... 64

4.3. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Satu ... 71

4.4. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Dua ... 78

4.5. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Dua ... 83

4.6. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Tiga ... 92

4.7. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Tiga ... 97

4.8. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Empat ... 106

4.9. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Empat ... 114

4.10. Perolehan Skor Kelompok Tiap Siklus ... 119

(4)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Contoh jenis peta konsep pohon jaringan ... 18

2.2. Contoh jenis peta konsep rantai kejadian ... 19

2.3. Contoh jenis peta konsep siklus ... 20

2.4. Contoh jenis Peta Konsep Laba-laba ... 20

3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ... 31

3.2 Teknik Pengumpulan data Fase Observasi ... 41

4.1 Struktur Kepengurusan MAN I Bandung ... 47

4.2 Posisi Kelas Penelitian ... 48

4.3 Denah MAN 1 Bandung... 49

4.4 Peta Konsep buatan guru ... 55

4.5 Peta Konsep kelompok Taruma ... 60

4.6 Peta Konsep Kelompok Sriwijaya ... 61

4.7 Peta Konsep Kelompok Mataram ... 75

4.8 Peta Konsep Kelompok Kediri... 88

4.9 Peta Konsep Kelompok Singasari ... 101

4.10 Peta Konsep Kelompok Majapahit... 103

4.11 Diagram garis Perolehan Skor Peningkatan Pemahaman Kesejarahan Siswa ... 121

4.12 Diagram garis Perolehan Skor Kontribusi Siswa ... 123

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Mata pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang mempunyai objek

manusia yang memfokuskan pada aspek kehidupan di masa lampau. Pelajaran

sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) memerlukan pemahaman yang ada

dalam materi sejarah, hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran sejarah

yang termuat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA

yang berisi:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. (Pusat Kurikulum,2006)

Berdasarkan tujuan pembelajaran sejarah yang termuat pada poin empat

yaitu siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep sejarah tentang negaranya

dari awal terbentuknya bangsa Indonesia, masa kini dan masa yang akan datang,

(6)

atau negaranya akan tumbuh rasa nasionalisme dan kebanggaan siswa terhadap

negaranya.

Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi salah satu fungsi sejarah adalah

untuk mengajarkan siswa memahami sejarah kehidupan masa lampau dan

implikasinya dimasa sekarang, fungsi sejarah menurut Wiyanarti

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196207181986012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf yaitu:

"fungsi sejarah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan juga masa sekarang dalam interrelasinya dengan masa datang. Sedangkan kegunaan atau manfaat sejarah ada empat yakni yang bersifat edukatif yakni bahwa pelajaran sejarah membawa kebijaksanaan dan kearifan ; kedua , yang bersifat inspiratif artinya memberi ilham ; ketiga, bersifat instruktif, yaitu membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau ketrampilan , dan keempat , bersifat rekreatif , yakni memberikan kesenangan estetis berupa kisah – kisah nyata yang di alami manusia".

Fungsi sejarah adalah untuk meningkatkan pemahaman dan dengan

pemahaman kesejarahan siswa dapat merasakan manfaatnya yaitu dapat belajar

dari peristiwa-peristiwa masa lalu untuk masa akan datang, mengajarakan

sejarah dan membuat siswa memahaminya dapat membentuk watak atau sifat

baik siswa, hal ini juga disampaikan oleh Rufmania dalam artikelnya

http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012

"Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

(7)

Dari tujuan dan fungsi pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa

pembelajaran sejarah merupakan pelajaran yang bertujuan untuk memahami

peristiwa-peristiwa sejarah, namun siswa-siswi cendrung menganggap sejarah

merupakan pelajaran yang membosankan karena dalam suatu materi atau

peristiwa sejarah hanya mengungkapkan fakta-fakta sejarah berupa tahun dan

nama tokoh sejarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutjianingsih (1995:8)

"Bahwa pengajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan karena

dipenuhi dengan fakta, tahun-tahun kejadian dan nama-nama para pelaku sejarah

tersebut", dari hal tersebut menjadikan siswa tidak mengikuti proses

pembelajaran dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru juga

rendah.

Rendahnya pemahaman siswa terlihat ketika siswa tidak mampu

menjelaskan kembali materi yang didapatkannya melalui sumber buku atau dari

penjelasan guru dengan kata-kata sendiri dan tidak mampu mengubah informasi

yang didapatkannya kebentuk bagan atau peta konsep, kurangnya pemahaman

juga dapat dilihat ketika proses pembelajaran menjadi guru sentris dan tidak ada

interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Kurangnya

pemahaman kesejarahan siswa dikemukakan pula dalam penelitian Adriani

(2006:4) rendahnya pemahaman kesejarahan siswa dapat dilihat dari tidak

adanya inisiatif siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan ketika guru

meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dijelaskan siswa hanya

(8)

Masalah dalam pembelajaran sejarah yang telah diungkapkan di atas

muncul juga di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung. Berdasarkan observasi awal

yang peneliti lakukan kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

sejarah ini dapat diketahui ketika siswa diminta kembali menjelaskan satu

konsep mata pelajaran sejarah siswa hanya membaca dari buku paket, siswa

berpendapat kalau pelajaran sejarah membosankan, kurangnya inisiatif siswa

untuk mengungkapkan pendapatnya dilihat ketika guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, selama beberapa kali peneliti

melakukan observasi guru kurang memaksimalkan media yang telah disediakan

disekolah sehingga menjadi salah satu faktor kurangnya pemahaman siswa

terhadap materi sejarah.

Rendahnya pemahaman kesejarahan dapat di atasi dengan menggunakan

media yang dapat membantu guru dalam menyederhanakan suatu materi

pelajaran menjadi konsep-konsep yang saling berhubungan sehingga siswa

dengan mudah memahami materi. Media merupakan alat bantu guru dalam

menyampaikan pesan berupa materi kepada siswa, pernyataan ini sesuai dengan

pendapat Sadiman, dkk (1986:7) bahwa "Media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran...", ketika media yang digunakan guru dapat

mengirimkan pesan dari guru ke siswa maka proses pembelajaran akan terjadi

dan terbangun komunikasi antara guru dan siswa.

Media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam memahami materi

(9)

media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman... ".

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media merupakan penghubung antara

siswa dan materi yang disampaikan oleh guru sehingga menjadi salah satu faktor

pendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Media yang mampu untuk menyederhanakan suatu materi pelajaran dan

mampu membantu siswa untuk memahami suatu materi pelajaran adalah media

peta konsep. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Kurniadi (2010:132)

"Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran sangat efektif karena siswa itu

tidak hanya sekedar menghafal saja tetapi juga dapat mencapai kemampuan

memahami... ", dengan media peta konsep siswa dapat memahami lebih jelas

konsep-konsep sejarah dan mengingat isi materi dengan lebih bermakna.

Media peta konsep adalah media grafis yang termasuk media visual yang

berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan dan fungsi

pokoknya adalah menyajikan konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan

secara lisan. Pesan yang akan disampaikan dirubah ke dalam konsep-konsep,

agar proses penyampaian pesan berhasil perlu adanya pemahaman akan konsep-

konsep tersebut.

Dari banyaknya manfaat media yang salah satunya adalah merupakan alat

bantu guru dalam mempermudah menyampaikan materi pelajaran sehingga

siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru. Peneliti juga menilai

beberapa manfaat peta konsep yang salah satunya dapat meningkatkan

pemahaman siswa, hal ini sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti

(10)

peneliti ingin menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas dan setelah

melakukan diskusi dengan guru sejarah kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung,

permasalah tersebut harus mendapatkan perhatian dari guru dan harus dilakukan

perbaikan maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan fokus kepada peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan

menerapkan media peta konsep.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi bahwa

masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pemahaman kesejarahan siswa

terhadap pembelajaran sejarah. Berdasarkan hal tersebut pula peneliti

merumuskannya sebagai berikut, yaitu:

"Bagaimana Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan

Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)"

B.1. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitiannya

adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mendesain perencanaan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1

(11)

b. Apa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1

Bandung?

c. Apakah penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan

pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI

IPS 1 MAN 1 Bandung?

d. Bagaimana cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan

media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan terhadap

mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam

penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap

mata pelajaran sejarah, namun secara khusus tujuan penelitian dari penelitian ini

adalah:

1. Mendeskripsikan desain perencanaan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa

2. Menemukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

(12)

3. Mengetahui efektivitas penerapan media peta konsep dalam meningkatkan

pemahaman kesejarahan siswa

4. Memperoleh gambaran tentang cara guru mengatasi kendala yang dihadapi

dalam menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam pendidikan,

adapun manfaatnya yaitu:

1.Meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dengan mengetahui

konsep dari sutu materi tertentu dan melatih menarik kesimpulan dari

konsep-konsep yang telah diidentifikasi.

b. Menjadikan motivasi dalam mengembangkan media dalam pembelajaran

sejarah dan bisa meningkatkan pemahaman kesejarahan dalam pembelajaran

di sekolah.

c. Sebagai wawasan untuk mengambil kebijakan dalam pelaksanaan

pembelajaran mata pelajaran sejarah.

d. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam menanyakan pembelajaran

dengan menggunakan media yang cocok untuk mengembangkan diri secara

profesional termasuk mampu menilai dan memperbaiki kinerja sendiri.

E.Sistematika Penulisan

(13)

Bab ini memaparkan secara garis besar mengenai masalah yang akan dikaji,

adapun didalamnya terdapat sub pokok yang terdiri dari Latar Belakang

masalah, rmusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini memaparkan kajian yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun teori-teori yang digunakan

didasarkan atas para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih

dahulu mengenai masalah yang sama.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, lokasi dan subjek yang peneliti

akan laksanakan, desain penelitian, definisi istilah, teknik pengumpulan data dan

analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan tentang

refleksi berbagai data yang telah dikumpulkan setelah melaksanakan penelitian.

Pemaparan yang disertai dengan analisis yang berdasarkan atas data yang

diperoleh selama penelitian.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi keputusan yang dihasilkan peneliti sebagai jawaban dari

pertanyaan penelitian dan memaparkan saran bagi pihak-pihak yang terkait dan

(14)
(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

mengenai penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa. Adapun sub bab yang akan peneliti jabarkan dalam bab ini

yaitu metode penelitian, prosedur penelitian, lokasi penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

A.Metode Penelitian

Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Adapun definisi

penelitian tindakan kelas dijelaskan oleh Ebbutt (Wiriaatmadja 2007:12)

"Penelitian tindakan kelas sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan-melakukan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut".

Arikunto (2009:3) memaparkan bahwa "Penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama".

Supriatna (2007:190) mendefinisikan "Penelitian tindakan kelas sebagai

penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual atau kelompok terhadap

(16)

atau menghasilkan pendekatan dan prosedur tertentu yang paling cocok dengan

cara dia mengajar, cara siswa belajar dan kultur yang berlaku dilingkungan

setempat".

Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti maknai bahwa penelitian

tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau kelompok dengan

mengkaji secara sistematik dan cermat terhadap permasalahan yang terjadi di

kelas, dengan melakukan tindakan yang sengaja dimunculkan sehingga

permasalah tersebut terpecahkan. Tujuan dari penelitian tindakan kelaspun

tercapai yaitu memperbaiki permasalahan pembelajaran di kelas.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Muslich (2009:10) yaitu

"Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta

membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di

sekolah".

Senada dengan pendapat di atas Suhardjono (2009:61) menjelaskan bahwa

"Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan

praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung

dalam interaksi atara guru dengan siswa yang sedang belajar".

Dari tujuan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan para ahli di atas,

dapat dipahami bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki

kegiatan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan sehingga

(17)

B.Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian merupakan gambaran yang akan dilakukan peneliti

dalam melaksanakan penelitian. Tahapan prosedur penelitian yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan pelaporan penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur penelitian

yang peneliti laksanakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas, yang secara

garis besar terdapat empat tahapan dalam desain penelitian yaitu 1. Perencanaan,

2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi.

Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas. Adapun desain

penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah model

Kemmis dan Taggart.Langakah-langkah penelitian tersebut digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.1

(18)

Berdasarkan pengkajian dan pemahaman mendalam tentang model desain

penelitian tindakan kelas di atas, pola tersebut sangat tepat dengan penelitian

yang akan dilaksanakan peneliti dan menggambarkan dengan jelas

langkah-langkah yang akan peneliti terapakan dalam penelitian. Dalam satu siklus

dilakukan perbaikan untuk memperbaiki masalah yang ada, jika hasil siklus

sesuai harapan maka siklus dihentikan. Tahapan penelitian tindakan kelas

dikembangkan sebagai berikut:

B.1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus

pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang

paling efektif dan efisien (Harjanto 2008:2). Dalam tahap ini peneliti

menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan, dalam tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan

titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk

diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu

peneliti merekam fakta selama tindakan berlangsung.

Perencanaan penelitian ini memfokuskan peneliti yang melakukan

observasi awal ke sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.

Peneliti menemukan masalah yaitu guru tidak memaksimalkan media. Ketika

siswa diminta untuk bertanya hanya dua orang yang bertanya. Ketika guru

(19)

menjawab. Dengan demikian dapat dikatakan siswa tidak memahami materi

yang disampaikan guru.

Dari permasalahan tersebut peneliti ingin menerapkan media peta konsep

untuk meningkatkan pemahaman siswa. Pada tahap ini perencanaan yang

dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Menyusun silabus yang sesuai dengan program penelitian.

b. Membuat RPP yang sesuai dengan penggunaan media peta konsep.

c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

dengan menggunakan media peta konsep.

d. Merencanakan sistem penilaian yang akan diterapkan dalam penelitian.

e. Menyusun alat observasi untuk memudahkan pengumpulan data.

f. Melakukan pengumpulan data hasil penelitian dengan menggunakan

pedoman observasi.

g. Merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya di

refleksikan pada siklus berikutnya.

h. Membuat rencana perbaikan.

B.2. Tindakan (Act)

Setelah rencana disusun secara matang tahap selanjutnya adalah tindakan.

Menurut Rizki, N (2009:48) "Tindakan merupakan praktek pembelajaran yang

dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya".

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan dan

(20)

melihat peningkatan pemahaman siswa yang dilihat dalam proses

pembelajaran. Secara khusus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran

berakhir.

2) Siapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan.

b. Kegiatan pelaksanaan

1) Kegiatan Pelaksanaan

a) Guru melakukan apersepsi selama lima menit mengenai materi yang akan

disampaikan, kemudian guru menulis konsep-konsep yang di jawab

siswa.

b) Kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan konsep mana yang

umum, mana yang menjadi ranting dan mana yang menjadi daun

(detail).

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik garis antara

konsep-konsep tersebut.

2) Kegiatan inti

a) Setelah terbentuk peta konsep, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang keterkaitan

konsep-konsep tersebut.

b) Siswa yang lain menanggapi pendapat siswa yang menjelaskan dan

(21)

3) Kegiatan penutup

a) Guru kemudian menyempurnakan penjelasan konsep-konsep tersebut.

b) Guru dan siswa menyimpulkan kembali hal yang mereka pelajari.

c. Penutup

a) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari enam

kelompok.

b) Setiap kelompok membuat peta konsep dan memilih satu kerajaan

Hindu-Budha.

c) Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya.

B.3. Pengamatan (Observe)

Pengamatan merupakan pendokumentasian pengaruh tindakan yang

diberikan kepada (subjek) siswa (Rizki, N 2009:49). Pada tahapan ini seraya

melaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses tindakan itu sendiri serta

akibat yang ditimbulkannya. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data akurat untuk

perbaikan siklus selanjutnya. Data-data tersebut juga bisa diperoleh melalui:

a. Catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran yang menerapkan media peta konsep.

b. Observasi kelas untuk memeroleh data mengenai penelitian yang

berlangsung.

c. Penilaian diri untuk memperoleh data mengenai peningkatan proses

(22)

B.4. Refleksi (Reflect)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat

dalam observasi (Iswarita, H 2010:42). Dalam tahap ini peneliti dan

kolaboratot melakukan evaluasi dari hasil yang telah dilaksanakan dan

mengkaji kembali perolehan data-data. Peneliti dan kolaborator melakukan

diskusi balikan dan melakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan

selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu:

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan mitra mengenai kekurangan di

bagian tertentu dan melakukan perbaikan kembali.

b. Meminta saran tentang peningkatan pemahaman dan tindakan yang harus

dilakukan selanjutnya.

c. Menyimpulkan hasil diskusi tentang kelanjutan siklus berikutnya atau

mengadakan perhentian penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung JL. Alpi

Cijerah kota Bandung. MAN I Bandung ini berdiri di atas tanah seluas 26.070

M2 dengan 10 blok gedung sebagai tempat belajar para siswa Madrasah Aliyah,

Jumlah muridnya 930 orang yang terbagi dalam 31 kelas. MAN 1 Bandung ini

memiliki 71 guru.

Subjek penelitian ini adalah para siswa Kelas XI IPS 1 MAN I kota

Bandung tahun ajaran 20012/2013. Jumlah siswa sebanyak 18, dengan

(23)

laki-laki. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan berkolaborasi dengan guru

Sejarah MAN I Bandung yaitu Ibu Iis S.Pd. yang selanjutnya disebut I dan

Nur`afifah yang kemudian akan disebut N sebagai mitra dan melakukan

observasi. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk memepermudak pelaksanaan

penelitian.

D.Definisi Istilah

Peta konsep menurut Dahar (1996:123) digunakan untuk menyatakan

hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk

proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang

dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.

Merujuk pada pendapat Dahar, peta konsep dalam penelitian ini adalah

konsep-konsep yang dihubungkan dengan garis-garis dan mempunyai

keterkaitan atau keterhubungan antara satu konsep dengan yang lain. Adapun

indikator utuk mengukur penerapan peta konsep antara lain; 1) Terdiri dari

dua konsep atau lebih, 2) Garis-garis yang menghubungkan konsep, 3)

Menyimpulkan keterhubungan konsep atau istilah.

Pemahaman kesejarahan menurut Farid (2012:31) Didefinisikan

sebagai apa yang harus diketahui oleh siswa tentang sejarah (keluarga,

masyarakat, negara dan dunia).

Berdasarkan pendapat Farid Pemahaman kesejarahan dalam penelitian

(24)

menterjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain seperti dari buku ke

dalam bagan atau peta konsep dan menarik kesimpulan dari tabel, data atau

grafik. Adapun langkah-langkah untuk mengukur pemahaman kesejarahan

siswa adalah sebagai berikut; 1) Siswa menterjemahkan informasi yang

didapatkan melalui berbagai sumber dan mengubahnya dalam bentuk peta

konsep, 2) Siswa dapat menarik keterhubungan antara konsep yang dibuatnya

melalui peta konsep, 3) Siswa menjelaskan suatu peristiwa dengan kata-kata

sendiri yang dibantu dengan peta konsep.

E.Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan uneuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102 ). Dalam penelitian

tindakan kelas ini, instrumen utama yang digunakan adalah peneliti. Manusia

sebagai instrumen utama dibantu oleh alat-alat, berikut ini alat bantu yang

peneliti gunakan untuk memperoleh data-data penelitian yaitu:

E.1. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan lapangan merupakan tulisan yang dibuat peneliti atau mitra

selama proses pembelajaran berlangsung. "Catatan yang dibuat oleh peneliti

atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek

atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek

pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interkasi guru dengan

siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat

sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK"

(25)

memeroleh gambaran perihal proses pembelajaran. Dalam catatan lapangan

juga dapat dilihat sudah sejauh mana permasalahan dalam pembelajaran

teratasi.

Hasil catatan lapangan didiskusikan peneliti dengan mitra. Dalam catatan

lapangan mitra mencatat segala aspek selama proses pembelajaran berlangsung

dan catatan tersebut merupakan sumber yang akan peneliti gunakan dalam

penelitian tindakan kelas.

E.3. Lembar Observasi Penilaian Kelas

Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama proses diskusi dalam

pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep. Data yang

ingin diperoleh dalam penelitian ini ada dua yaitu hasil media peta konsep

yang dibuat kelompok dan presentasi kelas hasil peta konsep yang telah

dibuat. Pengisian setiap lembar observasi ini dilakukan dengan cara

memberikan tanda checklist pada kolom yang telah disediakan.

E.2. Lembar Penilaian Diri

Menurut Jihad dan Haris (2008:116) "Penilaian diri adalah suatu

teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri

berkaitan dengan status, proses dan tingkatan pencapain kompetensi yang

(26)

Format penilaian diri digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran dan untuk memperbaiki proses pembelajaran

berikutnya. Siswa diminta untuk menilai sikapnya dalam proses itu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan peneliti dapat diperoleh dari siswa, guru dan

pihak-pihak lain yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari

pelaksanaan penelitian ini harus sesuai agar dapat dioleh menjadi hasil karya

yang ilmiah. Seperti yang diungkapakan Margono (2004:158) bahwa

"Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan

dipperolehnya data yang objektif".

Kegiatan yang diamati pada penelitian ini adalah kinerja siswa dalam

kelompok dalam membuat peta konsep dan mempresentasikannya di kelas serta

aktivitas siswa selama diskusi. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan

beberapa cara berikut ini:

F.1. Observasi

Menurut Supardi (2010:127) observasi adalah kegiatan pengamatan

pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

sasaran. Secara umum observasi merupakan cara peneliti untuk menghimpun

bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang

dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi dapat menilai

(27)

Pada penelitian ini, dilakukan observasi penilaian diskusi untuk menilai

kerjasama siswa dari awal pembuatan peta konsep dan menyajikannya kepada

kelompok lain serta menyimpulkan hasil diskusi yaitu dengan menggunakan

Lembar Observasi Penilaian Tugas dan Presentasi Kelas. Sedangkan untuk

menilai kontribusi siswa pada proses pembelajaran digunakan lembar penilain

diri siswa. Dan untuk melihat aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan dan

melihat peristiwa yang terrjadi di kleas peneliti menggunakan catatan lapangan.

Observasi kelas ini dilakukan dengan tiga fase esensial yaitu pertemuan

perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan. Pada tahap pertemuan

peneliti menyajikan dan mengamati diskusi perencanaan pengajaran. Data-data

yang telah terkumpul lewat hasil observasi kemudian dianalisa. Kemudian

peneliti melakukan diskusi balikan dengan mitra untuk mendapatkan hasil

penelitian. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Fase Observasi

Sumber : Wiriaatmadja, 2008:106 Pertemuan

Perencanaan

(28)

Kolaborasi guru yang melaksanakan pembelajaran dan mitra sebagai

pengamat sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Maka perlu adanya

kerjasama dan saling berdiskusi dari mulai perencanaan, penerapan dan hasil

pembelajaran. Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh kesimpulan untuk

menentukan langkah penelitian berikutnya.

F.2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan pengumpulan informasi yang digunakan

dalam penelitian ini dan berfungsi sebagai sumber data yang berkaiatan dengan

suasana saat proses pembelajaran. Studi dokumenter (documentary study)

merupakan "Suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik" (Sukmadinata, 2009:221). Studi dokumenter yang digunakan

penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto kegiatan

observasi, peta konsep kelompok, lembar penilaian diskusi kelompok dan

kehadiran siswa.

G. Analisis Data

Analisis data menurut Nazir (2003:358) adalah "menggelompokkan,

membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan dat sehingga mudah

untuk dibaca". Analisis data sangat penting dilakukan dalam penelitian, sebab

data-data yang telah didapatkan peneliti kemudian diolah sehingga dapat

membantu dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis dilakukan peneliti

(29)

Penelitian kualitatif disebut juga penelitian ilmiah karena peneliti

mengamati kejadian yang ada di lapangan dan peneliti menjadi instrument. Hal

ini diungkapkan juga oleh Sugiyono (2011:15):

"Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sifat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi".

Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kualitatif

karena instrumen utama yang digunakan adalah peneliti dan pemaparan hasil

penelitian bersifat induktif atau kualitatif. Dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) analisis data sudah dilakukan sejak awal meliputi semua aspek penelitian.

Sedangkan cara-cara untuk menguji tingkat validasi dalam PTK yang

dikemukakan Hasan, dkk (2011:79) di antaranya adalah:

a. Melakukan member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah

keterangan/informasi itu tidak berubah atau ajeg.

b. Menggunakan audit trial, dipakai untuk memeriksa kesalahan-kesalahan

dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti atau dalam

mengambil kesimpulan. Cara ini bermanfaat untuk memeriksa

catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer.

c. Mencari expert opinion atau nasehat/pendapat pakar. Pakar atau ahli ini

(30)

dan arahan atau judgment terhadap permasalahan maupun

langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan

berdasar opini pakar akan memvalidasi penelitian dan meningkatkan

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

pada bab IV, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

Pertama, desain perencanaan pembelajaran sejarah diperlukan

untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas. Perancanaan yang

dilaksanakan peneleliti yaitu dengan memberikan pengarahan kepada

siswa bagaimana membuat peta konsep, menyiapkan bahan-bahan untuk

membuat media peta konsep, RPP yang berkesesuaian dengan media peta

konsep, instrument untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan

siswa dan menilai performance kelompok dalam mempresentasikan hasil

peta konsepnya.

Kedua, Langkah-langkah dalam menerapkan media peta konsep di

kelas XI IPS I MAN I Bandung yaitu dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok, setiap kelompok

mempresentasikan hasil peta konsepnya dalam diskusi kelas. Dalam hal ini

siswa dilatih dan dinilai ketrampilannya membaca peta konsep, berbicara

di depan kelas, bertanya, menyanggah dan memberikan kesimpulan hasil

diskusi.

Ketiga, setelah melaksanakan 5 tindakan di kelas XI IPS I MAN I

Bandung, penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan

(32)

dilakukan mitra dan observer selama penelitian berlangsung dengan

menggunakan instrumen catatan lapangan, lembar diskusi kelas, penilaian

diri dan hasil pengolahan data menunjukkan peningkatan di setiap

siklusnya kecuali pada siklus empat. Peningkatan pemahaman kesejarahan

yang dicapai siswa diantaranya yaitu; (1) sebelum belajar siswa sudah

membaca materi di rumah, (2) siswa mampu mengubah informasi ke

dalam konsep-konsep, (3) membaca peta konsep, (4) bertanya, (5)

berpendapat, (6) menyanggah, dan (6) menyimpulkan materi diskusi.

Keempat, ketika menerapkan media peta konsep guru mengalami

kendala sehingga menghambat proses pembelajaran di kelas. Kendala

tersebut disebabkan guru kurang mamapu dalam pengelolaan kelas,

sehingga perencanaan pembelajaran yang diterapkan mengalami masalah.

Pada awalnya dalam diskusi kelas siswa kurang terkontrol, namun pada

siklus selanjutnya guru menerapkan aturan diskusi sehingga proses

diskusipun menjadi disiplin serta dengan refleksi yang senantiasa

dilaksanakan setiap siklus maka kendala yang dihadapi siswa sedikit demi

sedikit dapat dikurangi dan dihadapi.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil PTK yanh dibahas sebelumnya, peneliti

mencoba mencoba mengemukakan saran dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman

kesejarahan siswa dapat dijadikan salah satu alternatif solusi dalam

(33)

yang dihadapi oleh guru. Hal ini didukung dengan kemajuan

kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah seperti KTSP yang

menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

pembelajaran di kelas. Melalui penerapan media ini, peran guru dalam

proses pembelajaran di kelas menjadi mudah, karena guru hanya

sebagai fasilitator.

2. Hendaknya guru memahami media peta konsep yang dipadukan

dengan diskusi kelompok. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah

guru menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep

kepada siswa sehingga peta konsep yang dibuat siswa sesuai dengan

indikator penelitian. Hal ini diperlukan demi kelancaran dan

meningkatnya proses pembelajaran di kelas.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M (2006). Penerapan media peta konsep untuk membangun pemahaman

kesejarahan (historical coprehension) siswa pada mata pelajaran sejarah.

Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Awaludin. (2011). Penerapan Media Peta Konsep (Mapping Concept) untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah.

Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Dahar, R W. (1996). Teori-teori belajar. Bandung : Erlangga.

Farid, A (2012). Pendekatan sastra sejarah untuk mengonstruksi pemahaman

kesejarahan siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan

Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Garvey dan Krug. (1997). Models of History Teaching in the Secondary School. Melbourne : Oxford University Press.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hasan, dkk. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Hendriawan, D. (2005). Pengembangan Peta Konsep sebagai Upaya

Meningkatkan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah. Skripsi

jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung : Hitoria Utama Press.

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna. Jurnal Historia. No. 4 Vol. II.

Iswarita, H. (2010). Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil

(35)

SMPN 234Jakarta Pada Mata Pelajaran IPS). Skripsi jurusan Pendidikan

Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kurniadi, T. (2010). Penerapan Media Peta Konsep pada Pelajaran PKN untuk

Mengkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Persamaan Kedududkan Warga Negara. Skripsi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research

Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pusat kurikulum, badan penelitian dan pengembangan departemen pendidikan nasional (2006). Standar kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA. Jakarta:Depdiknas.

Rizki, N (2009). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together(NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di sma negri 15 bandung).

Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Suhardjono, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Posda Karya.

(36)

Supriatna dan Wiyanarti. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan

kepada Prof.Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan

Sejaran FPIPS UPI.

Sutjianingsih. (1995). Pengajaran Sejarah Kumpulan Makalah Simposium. Jakrta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana prenada media group.

Trianto. (2007). Model-Model Pebelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Konsep, Landasan Teoritis-praktis Dan Implementasinya. Jakarta :Prestasi

pustaka publisher.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wiyanarti, E. (2000). Mengenal masa lampau ke dalam kelas :sebuah garis waktu

dalam pembelajaran sejarah. Jurnal Historia. No. 2 Vol.I.

Zaini H, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Center for teaching staff development (CTSD).

Sumber internet:

http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart
grafik. Adapun langkah-langkah untuk mengukur pemahaman kesejarahan
Gambar 3.2 Fase Observasi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang sebagai salah satu perangkat Satuan Organisasi Pemerintah di Kabupaten Batang, dalam rangka

Sumber data dalam penelitian ini yaitu lagu-lagu dangdut yang hits atau banyak di- request setiap bulannya selama tahun 2013 di stasiun Radio Dangdut

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar..

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan , Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.. Mathis dan Jackson, (2002), Manajemen

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

Pasal 1 Angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Hutan dan Lahan

Interaksi model penalaran deduktif yang dipergunakan oleh penstudi hukum teoretis, dengan berbagai model penalaran lain yang dikenal dalam teori hukum dan filsafat hukum