Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
vi DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN………...……….. 1
A Latar Belakang Masalah………...……… 1
B Identifikasi dan Rumusan masalah…...………… 5
C Tujuan Penelitian………...………... 7
D Manfaat Penelitian ... 7
E Struktur Organisasi Skripsi……….………… 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 10
A Kompetensi Tenaga Pendidik 10 1. 1. Pengertian Tenaga Pendidik... 10
2. 2. Pengertian Kompetensi... 3. a. Pengetian kompetensi Tenaga Pendidik ... 4. b. Dimensi Komptensi Tenaga Pendidik... 11 12 13 B Persepsi Peserta Kursus... 19
1. 1. Pengertian Persepsi... 19
2. 2. Pengertian Persepsi Peserta Kursus Terhadap Tenaga Pendidik... 20
3. 3. Prinsip-prinsip Dasar Persepsi... 20
4. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 21
C 5. Prestasi Belajar... 23
6. 1. Pengertian Prestasi Belajar... 23
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
vii
8. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 29
D 9. Kerangka Berpikir... 32
E Hipotesis... 35
BAB III METODE PENELITIAN………... 36
A Lokasi dan Subjek Penelitian……… 36
1. Lokasi Penelitian... 36
2. Populasi dan Sampel Penelitian………..…... 40
B Metode Penelitian... 41
C Definisi Operasional... 42
D Instrumen Penelitian... 43
E Proses Pengembangan Instrumen………... 46
F Teknik Pengumpulan Data……….……….… 52
G Prosedur Pengumpulan Data……… 52
H Analisis Data... 54
I. Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 66
A. Penolahan atau Analisis Data... 66
1. Penghitungan Kecenderungan Umum Skor... 2. Analisis Deskriptif Data Penelitian... 66 67 B. Deskripsi Hasil Analisis Data ... 74
1. Hasil Pemeriksaaan Uji Normalitas...
2. Analisis Regresi...
3. Analisis Varians...
4. Analisis Korelasi...
5. Analisis Koefisien Determinasi (KD)... 74
77
79
80
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
viii
C. 1. Pembahasan... 82
1. Persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik pada lembaga kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat... 2. Prestasi belajar Peserta kursus pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat.... 3. Hubungan persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik dengan prestasi belajar Peserta kursus pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat... 82 88 90 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 96
A. Kesimpulan... 96
B. Rekomendasi... 97
DAFTAR PUSTAKA... 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik
ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
masyarakat untuk menyadari segala kemampuan yang dimilikinya agar mampu
menghadapi tantangan tersebut. Sumbangan kemampuan dan kreatifitas
merupakan salah satu faktor yang dapat merubah kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik. Oleh karena itu, saat ini yang diperlukan adalah bagaimana
menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui manusia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas tersebut meliputi aspek fisik, mental maupun spiritual.
Mambahas mengenai kualitas sumberdaya manusia, pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berusaha mewujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih
berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan
sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan
materi ajar, serta kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun
masyarakat. Lembaga pendidikan juga dapat dikatakan sebagai agen pambaharu
masyarakat bahkan perubahan individu maupun kelompok. Manusia Indonesia
yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan
keseluruhan potensi yang dimilikinya. Gambaran manusia yang seutuhnya
tersebut telah dirumuskan di dalam Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dibagi 3 jalur yaitu pendidikan formal,
pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Juga pasal 3 yang menyatakan
bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berlandaskan tujuan tersebut diharapkan pendidikan akan mampu
menciptakan manusia yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan secara
global dan meresponnya secara positif. Perubahan yang terjadi diberbagai aspek
merupakan kondisi yang menuntut masyarakat harus memiliki keunggulan dan
daya saing. Berkepribadian tangguh dan positif, cerdas, kerja keras, sehat dan
tidak mudah putus asa.
Berdasarkan hal tersebut maka lembaga pendidikan baik lembaga formal
maupun lembaga nonformal sebagai lembaga masyarakat mengemban amanat
masyarakat untuk membantu menciptakan peserta didik yang memiliki kualitas
yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan Nasional tahun 2020 yaitu
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
maju dan mandiri (Depdiknas 2000: 3). Kemudian dipertegas lagi dengan
rumusan visi Indonesia 2020 yaitu “terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju, mandiri, serta baik
dan bersih dalam penyelenggaraan Negara”.
Hasil dari proses pembelajaran dapat dilihat salah satunya melalui prestasi
belajar peserta kursus. Dimana prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan
yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan
emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam
penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta
kursus setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni
tingkat penguasaan, perubahan emosional, serta kemampuan untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Pada Lembaga Kursus Menjahit
yang berada di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat di peroleh informasi
bahwa peserta belajar di Lembaga-lembaga tersebut memiliki tingkat prestasi
belajar yang cukup tinggi, ini di dasarkan pada hasil tes yang dilakukan terhadap
peserta belajar memperoleh nilai yang memuaskan. Disamping nilai yang
didapatkan, peserta kursus yang telah melaksakan proses pembelajaran
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dibidangnya dan mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan informassi
yang diperoleh dari pengelola Lembaga tersebut bahwa lulusan mampu diserap
oleh perusahan-perusahan garmen yang ada di sekitar wilayah Lembaga kursus
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
merupakan pengaruh dari prestasi yang mereka peroleh setelah belajar di
Lembaga Kursus.
Selanjutnya prestasi belajar berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia yang merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya
manusia yang berkualitas akan mampu meningkatkan produktifitas kerja tenaga
pendidik sehingga kinerjanya pun akan tinggi pula.
Prestasi belajar yang diperoleh tentunya tidak lepas dari berbagai hal yang
mempengaruhinya, termasuk pengaruh dari dalam diri peserta kursus (internal)
dan pengaruh dari faktor di luar diri peserta kursus (eksternal). Salah satu faktor
ekternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor lingkungan dan
instrumental. Tenaga pendidik merupakan faktor yang memiliki pengaruh penting
dalam proses pembelajarn sekaligus merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar peserta kursus.
Seorang tenaga pendidik merupakan sumber daya yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Meskipun kurikulum, fasilitas, sarana dan prasarana ataupun biaya
yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran sudah dianggap cukup, namun jika
kualitas kemampuan tenaga pendidiknya rendah, maka akan berpengaruh pula
terhadap prestasi belajar peserta kursus. Oleh karena itu, tenaga pendidik
merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menentukan pretasi
belajar.
Keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam bekerja sangat tergantung dari
kompetensi yang dimiliki oleh pendidik itu sendiri. kompetensi yang
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
yang merupakan bawaan atau bakat sejak lahir maupun kemampuan intelektual
yang berbentuk berdasarkan pengalaman hidup terutama yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
Menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. 14 Tahun
2005 Pasal 10, Ayat 1 menyatakan: ”Kompetensi pendidik sebagai pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan usia dini meliputi:
(a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi
profesional, dan (d) kompetensi sosial”.
Penilaian kompetensi dapat dilakukan oleh guru itu sendiri, rekan sejawat,
atasan dan oleh persepsi peserta kursus. Kegiatan mengajar di kelas melibatkan
tenaga pendidik dan peserta kursus, maka dalam hal ini kompetensi dapat dinilai
oleh peserta kursus.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Peserta kursus yang belajar pada Lembaga Kursus Menjahit yang berada di
wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat memiliki latar belakang dan
usia yang heterogen.
2. Tenaga pendidik pada Lembaga Kursus Menjahit yang berada di wilayah Kec.
Padalarang Kab. Bandung Barat terdiri dari lulusan SD, SMP, SMA dan S2.
Meskipun lulusan tenaga pendidik pada Lembaga Kursus Menjahit yang
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
memiliki kualifikasi sarjana, namun mereka telah memiliki keahlian di bidang
menjahit yang mereka dapatkan berdasarkan pengalaman mereka.
3. Sarana prasarana belajar yang terdapat pada Lembaga Kursus Menjahit yang
berada di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat sudah cukup memadai
untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
4. Adanya kerjasama dan hubungan yang baik antara pengelola dengan tenaga
pengajar serta peserta didik.
5. Prestasi belajar kursus dapat dilihat dari hasil tes dan ujian yang dilaksanakan
pada Lembaga Kursus Menjahit yang berada di wilayah Kec. Padalarang Kab.
Bandung Barat terhadap peserta kursus. Rata-rata hasil ujian peserta kursus
cukup memuaskan.
6. Informasi yang diperoleh dari pengelola bahwa banyak lulusan Pada Lembaga
Kursus Menjahit yang berada di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat
yang terserap di dunia kerja. Diantaranya Pabrik Garmen yang ada di sekitar
wilayah Pada Lembaga Kursus Menjahit yang berada di wilayah Kec.
Padalarang Kab. Bandung Barat serta berwirausaha dengan membuka tempat
menjahit sendiri.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan suatu
masalah yaitu; “Bagaimana hubungan persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi tenaga pendidik dengan prestasi belajar peserta kursus pada lembaga
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik pada lembaga kursus menjahit di wilayah Kec.
Padalarang Kab. Bandung Barat?
2. Bagaimana gambaran mengenai prestasi peserta kursus pada lembaga
kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat?
3. Bagaimana hubungan persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik dengan prestasi belajar peserta kursus pada lembaga
kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat?.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi tenaga pendidik pada lembaga kursus menjahit di wilayah
Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat?
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi peserta kursus pada
lembaga kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung
Barat?
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi tenaga pendidik dengan prestasi belajar peserta kursus pada
lembaga kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan masukan bagi pimpinan lembaga kursus dan
pelatihan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta kursus.
2. Memberikan masukan kepada pengambilan kebijakan pada Lembaga
Kursus Menjahit yang berada di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung
Barat terhadap kompetensi tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar peserta kursus.
3. Bagi penulis hasil penelitian ini akan bermanfaat menambah wawasan
dan pengalaman yang sangat berharga karena dapat mengetahui kondisi
yang nyata terjadi di lapangan, sehingga hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan pembandingan dengan teori yang didapat selama masa
studi.
4. Sebagai masukan bagi peneliti lain untuk menambah pembendaharaan
dan pengetahuan.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni bab I
pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi
skripsi.
Bab II kajian Pustaka, menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Bab III metode penelitian, berisi lokasi dan subjek penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, membahas mengenai pengolahan
atau analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan serta Bab V yang berisi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec.
Padalarang Kab. Bandung Barat.
Lembaga Kursus menjahit yang ada di Kec. Padalarang Kab. Bandung
Barat terdapat 3 lembaga kursus dengan jumlah peserta kursus seluruhnya
sebanyak 96 orang. Berikut adalah data dari lembaga kursus yang ada di wilayah
Kec. Padalarang.
a) LKP Mekar Sari
Lembaga Kursus dan Pelatihan MEKAR SARI kec. Padalarang Kab.
Bandung Barat yang berdiri sejak 1 Juli tahun 1992. Tujuan LKP Mekar Sari
dibagi menjadi 2 bagian, tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum LKP
Mekar Sari adalah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan
dan sikap Peserta didik untuk dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, sehingga mereka dapat memiliki bekal kemampuan untuk
bekerja atau usaha mandiri dalam meningkatkan penghasilan hidup yang
layak. Sedangkan tujuan khusus LKP Mekar Sari adalah:
1. Memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan dalam
memasuki dunia kerja baik bekerja mandiri atau bekerja di tempat lain
dengan penghasilan yang layak
2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan
karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di masyarakat
3. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam
rangka mewujudkan keadilan pendidikan disetiap lapisan masyarakat
VISI DAN MISI
1. Visi
Membantu masyarakat dalam pelayanan prima keterampilan menuju
hidup layak dan mandiri
2. Misi
a) Membantu masyarakat yang kurang mampu untuk memiliki
keterampilan menjahit
b) Mengentaskan pengangguran dan kemiskinan masyarakat desa untuk
hidup mandiri
Adapun data lemabaga LKP Mekar Sari adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
DATA LEMABAGA LKP MEKAR SARI
Nama Lembaga Nama Pimpinan Tahun berdiri Alamat Lembaga Jumlah Pendidik Jumlah
Peserta Sarana Prasarana yang
dimiliki Lembaga
LKP Mekar Sari
Drs. Didin Syahrudin
1992 Jl. Letkol GA.
Manulang
No. 63
Padalarang
4 40 Bangunan milik sendiri
1 ruangan pimpinan 1 ruangan sekretaris 1 ruangan teori 1 ruangan praktek 1 mushola
1 toilet
b) LPK Yani’28
LPK Yani’28 berdiri pada tanggal 25 Mei 1993 di Desa Kertamulya
Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung. LPK Yani’28 merupakan
lembaga pendidikan keterampilan dibidang menjahit/tata busana yang
berorientasi siap membantu pemerintah dalam membangun kemandirian
masyarakat, mengurangi pengangguran usia produktif, dimana setiap orang
harus memiliki latar belakang pendidikan keterampilan sebagai modal dasar
di dunia kerja dan atau dunia wirausaha.
Visi LPK Yani’28:
Sebagai mitra pemerintah LPK Yani’28 siap mencerdaskan kehidupan
Bangsa, mengurangi pengangguran, membangun kemandirian, meningkatkan
tarap hidup dan mensejahterakan masyarakat baik fisik maupun non fisik
melalui pendidikan nonformal sehingga memiliki nilai tambah untuk
berkompetisi.
Misi LPK Yani’28:
1. Mengoptimalkan sumber daya manusia yang belum memiliki keahlian
menjadi ahli dan siap berkompetisi di dunia kerja dan wirausaha
2. Menumbuh kembangkan sektor-sektor industri kecil (konveksi pakaian,
butik, tata busana sulam payet, asesoris wanita dan pembuatan cendra
mata berupa boneka, taplak meja dari sulam benang, sulam pita serta
pembuatan tas wanita dari bahan parel) di masyarakat dalam membangun
3. Memodernisasi sektor-sektor industri kecil di masyarakat sebagai
aktifitas bisnis berspektrum luas yang mampu akses ke pasar melalui
inovasi perkembangan mode tata busana dan aksesoris wanita.
4. Memfasilitasi dan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pembinaan kelompok sektor industri kecil dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan wirausahanya.
5. Memfasilitasi dan mendorong citra produk-produk sektor industri kecil
Kabupaten Bandung Barat melalui upaya promosi (pameran produk
unggulan wilayah).
Data lembaga LPK Yani’28 lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.2
DATA LEMABAGA LPK YANI’28
. Nama Lembaga Nama Pimpinan Tahun berdiri Alamat Lembaga Jumlah Pendidik Jumlah
Peserta Sarana Prasarana yang
dimiliki Lembaga LPK Menjahit Yani’28 Nenden Kusumah
1993 Jl.
Purwakarta blk. No. 67 Padalarang
1 19 1 ruang kantor
1 ruang kelas/teori dan praktek
1 ruang shalat (mushola) 20 mesin jahit
10 mesin high speed 2 mesin obras 20 meja potong 2 alat setrika 2 mesin tik 2 komputer 2 printer
c) LKP Novita
LKP Novita merupakan lembaga pendidikan keterampilan bidang
tertua di Kecamatan Padalarang. Adapun data lembaga LKP Novita dapat
dilihat pada tabel dibawah berikut ini:
Tabel 3.3
DATA LEMBAGA LPK NOVITA
Nama Lembaga Nama Pimpinan Tahun berdiri Alamat Lembaga Jumlah Pendidik Jumlah
Peserta Sarana Prasarana yang
dimiliki Lembaga LKP
Novita
Hj. Devi Rahmawita
1978 Kp. Pos Kulon No. 30
Padalarang
2 10 10 mesin jahit
2 mesin obras 1 mesin juki
Gedung milik sendiri
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah peserta kursus menjahit
pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat
yang berjumlah 96 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiono, 2011: 81). Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan rumus Taro Yamane (dalam Riduwan, 2006: 65) yaitu:
= �
�. +
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Berdasarkan rumus tersebut, dapat ditentukan jumlah sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
� = �
�. 2 + 1
= 69
69. (0,1)2 + 1= 40,8 = 41 responden
Teknik pengumpulan sampel ini menggunakan teknik sample random
sampling, yaitu peneliti membuat daftar nama kemudian mengundi daftar nama
tersebut sebanyak 41 kali dan menyusunnya dalam daftar nama hasil pengundian.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010: 1).
Diperlukan metode penelitian yang tepat agar tujuan dapat tercapai dengan baik
dan mendapatkan hasil yang baik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan tujuan
untuk mengungkap dan mengkaji hubungan profesionalisme tenaga pendidik
dengan prestasi belajar peserta kursus pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah
Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat. Motode tersebut digunakan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Studi korelasional adalah studi yang mempelajari hubungan dua variable
atau lebih, yakni sejauh mana variansi dalam variable lain. Derajat hubungan antar
korelasi. Korelasi dapat menghasilkan dan menguji suatu hipotesis mengenai
hubungan antar variable (Nana Sudjana, 1989: 77).
Penelitian korelasi menurut Arikunto (2010: 313) adalah penelitian yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan seberapa eratnya
hubungan serta tidak adanya hubungan itu.
C. Definisi Operasional
1. Dalam Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang Tenaga pendidik dan Dosen
pengertian kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik
dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.
2. Dimyati dan Mudjiono (2006:5) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam
perwujudan prestasi belajar yang dilihat melalui tes
3. Tenaga pendidik atau pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
(Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan).
4. Peserta kursus adalah orang-orang yang mengikuti kursus. Dalam penelitian
ini yaitu orang-orang yang mengikuti kursus pada Lembaga Kursus
Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Kab. Bandung
5. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mengakaji hubungan dua variable, yaitu persepsi peserta
kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik yang selanjutnya disebut sebagai
variable (X) dan prestasi belajar peserta kursus yang selanjutnya disebut sebagai
variable (Y). Adapun hubungan antar dua variable tersebut dapat digambarkan
dalam desain penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
HUBUNGAN ANTAR VARIBEL X DENGAN VARIABLE Y
Pengembangan indikator dilakukan untuk membuat sebuah instrument
penelitian yang nantinya akan digunakan sebagai alat untuk memperoleh data
yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.
Instrument penelitian untuk variable X (persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi tenaga pendidik) dirancang untuk mendapatan data tentang persepsi
peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik pada Lembaga Kursus
Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat. Adapun instrumen
yang dirancang untuk mengukur persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik ini berupa angket. Dimensi dan indikator dari variable X ini
adalah sebagai berikut:
Prestasi belajar peserta kursus Persepsi peserta kursus
Tabel 3.4
VARIABEL, DIMENSI DAN INDIKATOR PERSEPSI
PESERTA KURSUS MENGENAI KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK
VARIABEL ASPEK INDIKATOR
persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik 1.1. Kompetensi pedagogik.
1.1.1. Melakukan kegiatan apersepsi dan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai kepada peserta kursus
1.1.2. Memilih meteri pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
1.1.3. Mampu mengalokasikan waktu 1.1.4. Membuka pelajaran
1.1.5. Mampu memanfaatkan sumber dan media pembelajaran 1.1.6. Mampu menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan dan inteaktif
1.1.7. Menggunakan bahasa yang komunikatif
1.1.8. Memotivasi peserta kursus 1.1.9. Menympulkan pelajaran
1.1.10.Memberikan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar
1.1.11.Memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran
1.1.12.Melaksanakan tindak lanjut 1.1.13.Mengadakan remedial/
pengayaan
1.2. Kompetensi kepribadian
1.2.1. Mampu menjaga citra tenaga pendidik
1.2.2. Mampu menjaga wibawa tenaga pendidik
1.2.3. Mampu bersikap empati
1.2.4. Mampu memegang teguh norma-norma yang berlaku
1.2.5. Mampu memberikan contoh teladan pada peserta kursus
1.3. Kemampuan sosial
1.3.2. Mampu memposisikan diri sebagai tenaga pendidik dihadapan peserta kursus
1.4. Kompetensi profesional
1.4.1 Menguasai substansi materi pembelajaran
1.4.2 Memahami wawasan dan
landasan mengenai kependidikan
Instrumen penelitian variable Y (prestasi belajar) dirancang untuk
memperoleh data tentang prestasi belajar peserta kursus pada Lembaga Kursus
Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat. Instrument untuk
mengukur prestasi belajar peserta kursus tersebut berupa studi dokumentasi yaitu
nilai ijazah peserta kursus.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun sumber data dalam penelitian ini
yaitu:
a. Data primer, yaitu sumber data yang diambil dari subjek yang berhubungan
langsung dengan objek penelitian. Data primer diperoleh dari peserta kursus
pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung
Barat.
b. Data sekunder, yaitu data sumber data yang diperoleh dari Lembaga yang
sifatnya mendukung untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Data sekunder ini meliputi jumlah peserta kursus menjahit
E. Proses Pengembangan Instrumen
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan kisi-kisi instrument penelitian ini merupakan acuan pembatas
alat pengumpul data. Kisi-kisi instrumen dirancang berdasarkan perumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan variabel penelitian. Kisi-kisi penelitian
diturunkan dalam aspek dan indikator yang selanjutnya dari indikator tersebut
dapat disusun pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengumpulan data untuk
menjawab permasalah penelitian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirancang
kedalam bentuk angket yang akan diisi oleh responden.
2. Penyusunan Alat Pengumpul Data Prestasi Belajar Peserta Kursus
Data prestasi hasil belajar ini didapatkan dari dokumen hasil belajar peserta
kursus yang dilaksanakan pada Lembaga Kursus Menjahit di wilayah Kec.
Padalarang Kab. Bandung Barat sebagai evaluasi untuk mengatahui sejauh mana
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta kursus
selama proses pembelajaran. Adapun cara penilaian dilakukan dengan perhitungan
sebagai berikut:
=
�
Keterangan:
Skor : Nilai
n : Jumlah jawaban soal
N : Jumlah soal
3. Penyusunan Alat Pengumpul Data Persepsi Peserta Kursus Mengenai
Kompetensi Tenaga Pendidik
Data tentang persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik
diperoleh dari alat pengumpul data berupa angket yang disusun oleh peneliti. Alat
pengumpul data tersebut diperoleh dari variabel penelitian yang telah ditetapkan
untuk diteliti yaitu. Dari variabel tersebut dijabarkan kedalam aspek-aspek yang
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator tersebut
kemudian disusun menjadi butir-butir pertanyaan.
4. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid yaitu dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2011: 121). Sedangkan
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk
mengetahui valid atau tidaknya dan reliabel atau tidaknya instrumen tersebut,
maka perlu dilakukan uji coba intrumen terhadap sebagian responden.
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Arikunto, yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Selanjutnya beliau
menyebutkan bahwa suatu instrumen valid atau sahih mempunyai validitas yang
Uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
= � −( ) ( )
{� − ( ) } {(� − ( ) }
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
= Jumlah skor dari tiap item dan seluruh responden
= Jumlah skor total seluruh item dan seluruh responden
� = Banyaknya sampel
(Arikunto, 2010: 317)
Uji validitas yang telah dihitung pada rumus di atas kemudian
dikonsultasikan kedalam table t product moment dengan taraf signifikan = 0,5
atau pada taraf kepercayaan 95%. Untuk menguji signifikan item-item pada
instrumen penelitian, dihitung dengan rumus t-student yaitu sebagai berikut:
= −
−
Keterangan:
t = Harga hitung
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah responden
Setelah diketahui harga ℎ� ��, selanjutnya dibandingkan dengan harga
. Apabila harga ℎ� �� lebih besar dari , maka butir item dianggap
signifikan/valid sedangkan apabila harga ℎ� �� lebih kecil dari , maka butir
item tersebut tidak valid. Untuk taraf signifikan 95% dengan dk = n – 2.
Perhitungan validitas ini dilakuan terhadap 20 orang responden pada
Lembaga Kursus dan Pelatihan Kencana, lembaga tersebut dipilih karena
berdasarkan pertimbangan memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang
akan diteliti. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas ini menggunakan bantuan
software Microsoft Excel seluruh item soal yang diujikan memiliki
ℎ� �� lebih besar dari , dengan demikian seluruh butir item dianggap
signifikan/valid . Berikut hasil uji validitas variabel persepsi peserta kursus
Tabel 3.5
UJI VALIDITAS INSTRUMEN PERSEPSI PESERTA KURSUS
MENGENAI KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK
No Item Kriteria
1 2,502
1,734
Valid
2 3,376 Valid
3 2,014 Valid
4 2,363 Valid
5 2,138 Valid
6 3,109 Valid
7 2,308 Valid
8 1,974 Valid
9 1,779 Valid
10 2,074 Valid
11 2,346 Valid
12 3,276 Valid
13 3,479 Valid
14 2,311 Valid
15 2,367 Valid
16 2,821 Valid
17 3,053 Valid
18 1,849 Valid
19 2,421 Valid
20 1,948 Valid
21 3,671 Valid
22 3,867 Valid
23 2,258 Valid
24 2,607 Valid
25 3,477 Valid
26 3,209 Valid
27 2,63 Valid
28 1,949 Valid
29 3,487 Valid
30 3,118 Valid
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Relibialitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 80). Pengujian reliabilitas instrumen
profesioanlisme tenaga pendidik dilakukan dengan menggunakan rumus split half
(Spearman Brown) yang dihitung dengan menggunakan bantuan Software
Microsoft Ecxel. Adapun rumus Split Half (Spearman Brown) adalah sebagai
berikut:
= . +
Keterangan:
= koefisien reliabilitas internal seluruh instrument
= Korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Setelah diketahui 11 , selanjutnya dibandungkan dengan harga .
Apabila harga ℎ� �� lebih besar dari , maka butir item dianggap reliabel
sedangkan apabila harga ℎ� �� lebih kecil dari , maka butir item tersebut
tidak reliabel. Untuk taraf signifikan 95% dengan dk = n – 2. Berikut ini adalah
table hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:
Table 3.6
UJI RELIABILITAS
INSTRUMEN PERSEPSI PESERTA KURSUS MENGENAI KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK
Variabel Keterangan
Persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi Tenaga Pendidik
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
alat pengumpul data berupa:
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiono, 2011: 142). Angket ini diberikan kepada responden untuk
memperoleh informasi mengenai kemampuan profesionalisme yang dimiliki oleh
tenaga pendidik dalam proses pembelajaran. Angket dibuat dengan skala Likert
yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini
dimaksud untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan
tidak mempunyai jawaban yang jelas.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang dihasilkan
melalui angket. Menurut Arikunto (2010: 231), studi dokumentasi merupakan
pencarian data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti notulen agenda rapat dan sebagainya.
Penelitian ini mengambil dokumen dari Lembaga yang diteliti berupa hasil
atau prestasi belajar peserta kursus selama mengikuti proses pembelajaran dan
pelatihan.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
1. Tahap Persiapan
a. Memilih masalah dan menentukan variabel-variabel yang akan diukur
dalam penelitian ini.
b. Melaukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
c. Merumuskan masalah dan merumuskan anggapan dasar (hipotesis)
d. Menetapkan metode penelitian dan instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
e. Menetapkan populasi dan sampel serta menentukan teknik sampling
yang akan digunakan dalam penelitian.
f. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan judul yang akan diteliti.
g. Mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing skripsi
untuk mendapatkan pengesahan.
h. Mengajukan surat izin penelitian yang dimulai dari Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah. Setelah mendapat rekomendasi dari Jurusan
selanjutnya mengajukan perizinan ke pihak Fakultas dan Direktorat.
Setelah surat izin penelitian selesai dibuat kemudian
direkomendasikan langsung ke Lembaga Kursus Menjahit di wilayah
Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat dengan membawa proposal
penelitian yang telah dibuat.
i. Membuat dan penyebaran angket.
2. Tahap Pelaksanaan
b. Menyebarkan angket
c. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh sampel penelitian
H. Analisis Data
1. Editing
Kegiatan editing dimaksudkan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket
yang telah terkumpul dan mengecek kelengkapan pengisian angket yang diisi
sampel. Setalah semuanya lengkap baru dilakukan pengolahan data.
2. Coding
Yang dimaksud dengan coding ialah usaha mengklasifikasikan
jawaban-jawaban/hasil-hasil yang ada menurut macamnya ke bentuk yang lebih ringkas
dengan menggunakan kode. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut
[image:31.595.109.515.250.595.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
PENGKODEAN JAWABAN ANGKET
No. Alternatif Jawaban Bobot
1 SS 5
2 S 4
3 R 3
4 TS 2
5 STS 1
3. Tabulasi data
Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang
diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan. Kegiatan tabulasi data terdiri
atas pemberian scoring terhadap item-item yang perlu diskor. Penyekoran data
ditetapkan sebagai acuan dalam menentukan setiap jawaban sampel. Untuk
mengetahui bagaimana nilai persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga
pendidik dan prestasi belajar peserta kursus, maka dilakukan pengkategorian
dengan cara dicari panjang interval setiap kelas. Dengan rumus sebagai berikut:
= � − 1
Keterangan:
= Panjang interval kelas
� = Nilai terbesar
1 = Nilai terkecil
= Banyanya kelas, dalam hal ini adalah 3 (tinggi, sedang dan rendah).
4. Menghitung ukuran-ukuran statistik berdasarkan variabel penelitian seperti
uji validitas, reliabilitas, normalitas, regresi linier sederhana, analisis
korelasi, uji signifikan dan koefisien determinasi.
5. Analisis data
Menganalisis data yang telah dikelompokkan berdasarkan variabel
penelitian sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan hipotesis yang akan
diajukan sehingga mengarah pada pengambilan keputusan. Penyajian data dengan
mendeskripsikan data yang telah diolah dan dianalisis.
6. Pengujian hipotesis
Menelaah kembali hipotesis yang akan diajukan dan diuji menurut
7. Penafsiran hasil analisis dan pengujian hipotesis yaitu menafsirkan data
yang telah diolah, dianalisis dan disajikan kemudian dikaitkan dengan
hipotesis yang disajikan.
8. Pembahasan, yaitu menyimpulkan hasil penelitian kemudian dikaitkan
dengan pendapat-pendapat dan teori-teori pengalaman empirik.
Adapun Teknik Pengolahan dan Analisis Data adalah sebagai berikut
I. Pengujian Hipotesis
a) Perhitungan Kecenderungan Umum Skor
= %
Keterangan:
� = Proporsi skor rata-rata yang dicari
= Skor rata-rata tiap interval
� = Skor ideal setiap variabel yang dicari dengan cara nilai maksimal
variabel tertentu dikalikan dengan jumlah item variabel tertentu
(Arikunto, 2007: 236)
Sedangkan harga rata-rata setiap variabel diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan:
� = Harga rata-rata yang dicari
= Jumlah harga untuk variabel tertentu
Setelah diketahui nilai proporsi, kemudian dikonsultasikan dengan tabel
[image:34.595.118.495.162.467.2]Guilford sebagai berikut:
Tabel 3.8
TABEL SKALA GUILFORD
Proporsi Keterangan
00 – 19,9 Sangat rendah
20 – 23,9 Rendah
40 – 69,9 Sedang
70 – 89,9 Tinggi
90 – 100 Sangat tinggi
Sementara itu, untuk mengetahui kecenderungan skor umum jawaban dari
setiap item pertanyaan pada aspek persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik
Weighted Means Score (WMS). Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan
untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur
yang telah ditentukan, adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:
1. Menentukan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban
2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih
3. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap pernyataan
yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif
jawaban tersebut, kemudian kalikan dengan alternatif itu sendiri.
4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap butir pertanyaan dalam bagian angket,
=
Keterangan:
= Nilai rata-rata skor responden
= Jumlah skor seluruh responden (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk
masing-masing skala)
N = Jumlah responden
Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap
[image:35.595.118.507.241.638.2]kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut:
Tabel 3.9
KONSULTASI HASIL PERHITUNGAN WMS
Rentang Kriteria skala Penafsiran Variabel Y
4,01-5,00 Sangat baik Sangat Setuju
3,01-4,00 Baik Setuju
2,01-3,00 Cukup baik Ragu-ragu
1.01-2,00 Rendah Tidak Setuju
0,01-1,00 Sangat rendah Sangat Tidak Setuju
Tabel 3.10
INTERPRETASI NILAI WMS
Nilai WMS (%) Interpretasi Nilai WMS
80,99 – 100,00 60,99 – 80,00 40,99 - 60,00 20,99 - 40,00 0,00 - 20,00
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Kurang Baik Sekali (Buruk)
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS ini adalah sebagai
1. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih
2. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban
3. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan
dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri
4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom
5. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban
6. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing
untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel, atau dengan kata
lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel tersebut.
b) Uji Normalitas Data
Pada penelitian yang menggunakan statistik parametris seperti yang
digunakan pada penelitian ini, harus didasarkan pada asumsi bahwa data
setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Oleh karena itu,
kenormalan harus diuji terlebih dahulu. Uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan uji sampel Kolmogorov Smirnov Tes
dengan menggunakan SPSS Versi 16.0. Uji Kormogorov Smirnov Tes
adalah uji lain untuk menggantian uji Chi Kuadrat untuk dua sampel yang
independen.
Uji Kormogorov Smirnov Tes berkehendak untuk menguji hipotesis
bahwa tidak ada beda antara dua buah distribusi, atau untuk menemukan
apakah distribusi dua populasi mempunyai bentuk yang serupa. Adapun
a. Menggunakan data X dan Y
b. Mencari nilai Z dengan rumus Z= �1 - �
c. Mencari nilai luas Z
d. Mencari peluang harapan (1/n)
e. Mencari selisih (luas kurva peluang harapan) harga mutlak
f. Mencari angka selisih yang terbesar (angka absolute) Kolmogorov hitung
g. Membandingkan antara X dan Y
Ho : α ≥ 0,05 ; data berdistribusi normal
� : α < 0,05 ; data berdistribusi tidak normal
c) Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan
nilai variabel dependen, bila variabel independen dimanipulasi, dirubah-rubah
atau dinaik turunkan (sugiono, 2007:260). Manfaat dari analisis regresi adalah
untuk membuat keputusan apakah naik turunnya variabel dependen dapat
dilakukan melalui peningkatan variabel atau tidak. Untuk mengetahui apakah
persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik mempunyai
hubungan dengan prestasi belajar peserta kursus pada lembaga kursus menjahit di
wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat maka, penulis menggunakan rumus
analisis regresi sederhana dalam pengelolaan data. Regresi sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
= Harga variabel Y yang diramalkan
a = Koefisien intersep (harga konstan)
b = Koefisien regresi (harga yang menunjukan perubahan yang kan
terjadi pada Y apabila X bertambah 1 satuan)
x = Harga variabel X
Langkah-langkah pengujiannya yaitu:
a. Mencari harga-harga: , , , 2, 2
b. Mencari persamaan untuk regresi sederhana dengan menggunakan
rumus:
a =
2 − ( )
� 2− ( )2
b = � − ( ) � 2−( )2
d) Analisis Varians (ANOVA)
a. Menyusun table mengelompokan data untuk variabel X dan
pasangannya
b. Pengujian kelinieran dan keberartian regresi yang menggunakan
rumus sebagai berikut:
JK total = JK(T) = 2
JK regresi = JK (a) = 2
�
JK residu = JKr = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) = b −
c. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK) dari masing-masing
sumber varians yaitu dengan menggunakan rumus:
RJK (T) = JK (T)
RJK (a) = JK (a)
RJK (res) = S 2 = JK (b/a)
RJK (ses) = S 2
RJK (kk) = S 2
JK kk : (n-k)
d. Pengujian koefisien regresi dilakukan melalui analisis varians
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat lineritas dan
[image:39.595.119.516.149.660.2]ketergantungan antar variabel penelitian dengan mengacu kepada
tabel Anova di bawah ini.
Tabel 3.11
ANALISIS VARIAN UNTUK UJI LINIERITAS REGRESI DAN
UJI INDEPENDEN DALAM REGRESI LINIER
Sumber Varians dk JK RJK F
Total n 12 12 -
Regresi (a) l 2 � 2 � -
Regresi (b) (a) l �= �= �2 �
�2 �
Residu n-2 JK (res) =
( 1− 1)2
�2 sisa (
1− 1)2 -
e. Kriteria pengujian hipotesis
Uji kelinieran. Tolak hipotesis jika F < F 1− −2� −2
e) Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan
hubungan antar variabel penelitian (Arikunto, 2010: 318).
Menentukan koefisien korelasi ini peneliti menggunakan rumus
koefisien korelasi product moment dari karl Pearson. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
= � −( ) ( )
{� − ( ) } {(� − ( ) }
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara skor item dan skor total (validitas)
N = Jumlah subjek (peserta test)
= Jumlah skor yang menjawab benar
= Banyaknya sampel
(Arikunto, 2010: 318)
Untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau
memberikan interpretasi koefisien korelasi digunakan tabel sebagai
[image:40.595.126.512.250.721.2]berikut:
Tabel 3.12
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya nilai interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
Apabila hasil dari pengujian tersebut ternyata mampu menunjukkan
adanya hubungan antara kedua variabel, maka perlu dilakukan uji
kemaknaan atau signifikansi dari hubungan tersebut dengan menggunakan
pengujian statistik melalui rumus uji t sebagai berikut:
= −
−
Keterangan:
r = Nilai koefisien korelasi
n = jumlah responden
t = harga hitung
(Riduwan, 2006: 98)
Hasil perhitungan tes kemudian dikonsultasikan dengan nilai dk =
n-2, dengan nilai �= 0,05 tingkat kepercayaan (signifikasi) 95%. dengan
ketentuan; Jika t hitung ≤ t tabel maka artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga
pendidik dengan prestasi belajar peserta kursus, apabila sebaliknya maka �0
ditolak.
f) Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya tingkat hubungan antar variabel (Riduwan, 2006: 139). Sehingga
dapat diketahui pula besarnya kontribusi variabel independen terhadap
variabel dependen. Hal tersebut dapat diketahui dengan menggunakan
KD = x 100%
Keterangan:
KD = koefisien determinasi
2 = kuadrat koefisien korelasi
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Secara garis besar penelitian ini telah menjawab seluruh masalah yang telah
dirumuskan dari hipotesis yang telah diajukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
berdasarkan temuan-temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang
telah diuraikan pada bab IV, setelah dianalisis secara teori ilmiah dan perhitungan
statistika yang relevan mengenai persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik dan prestasi belajar peserta kursus menjahit pada Lembaga kursus
menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat, penulis mengajukan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik pada Lembaga
kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat mempunyai
skor rata-rata sebesar 132,90 atau 85,74% dari skor idealnya, maka dapat
disimpulan bahwa secara umum gambaran variabel X (Persepsi peserta
kursus mengenai kompetensi tenaga pendidik) pada Lembaga kursus menjahit
di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat tergolong tinggi atau sangat
baik. Nilai tersebut didukung dari beberapa aspek penelitian yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.
2. Prestasi belajar peserta kursus menjahit pada Lembaga kursus menjahit di
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
sebesar 81,78%, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
gambaran variabel Y (Prestasi belajar peserta kursus menjahit) pada Lembaga
kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat tergolong
sangat baik. Nilai tersebut didukung dari nilai ijazah pada Lembaga kursus
menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat.
3. Hubungan variabel persepsi peserta kursus mengenai kompetensi tenaga
pendidik dengan prestasi belajar peserta kursus menjahit pada Lembaga
kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat
menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Kontribusi ini ditunjukan
dengan hasil perhitungan uji signifikan koefisien korelas bahwa ℎ� � yaitu
2,857. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai �� yaitu 1,684.
Karena harga ℎ� � ≥ ��, maka � diterima dan � ditolak. Artinya
hasil penelitian ini signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil peritungan
koefisien determinasi sebesar 17,3%. artinya variabel persepsi peserta kursus
mengenai kompetensi tenaga pendidik memberikan kontribusi terhadap
prestasi belajar peserta kursus menjahit sebesar 17,3% dan sisanya 82,7%
ditentukan oleh variabel atau fakor lain.
B. Rekomendasi
Berdasarkan analisis dan temuan yang diperoleh penulis pada saat dan setelah
melakukan penelitian mengenai persepsi peserta kursus mengenai kompetensi
tenaga pendidik dan prestasi belajar peserta kursus menjahit pada Lembaga kursus
menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat, dibuat
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
1. Tenaga pendidik
Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi peserta kursus mengenai
kompetensi tenaga pendidik ada dalam kategori sangat baik maka perlu
dipelihara/dijaga intesitasnya dan ditingkatkan kualitas persepsi peserta kursus
mengenai kompetensi tenaga pendidik dengan cara : selalu meningkatkan
kompetensi baik dalam hal pedagogik, keprbadian, sosial maupun profesional,
memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik untuk melakukan inovasi
khusunya dalam hal pembelajaran, meningkatkan keterampilan berhubungan
(interpersonal skills) dimaksudkan adalah terkait dengan hubungan tenaga
pendidik, baik secara individual maupun secara kelompok.
2. Prestasi belajar peserta kursus menjahit
Temuan penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta kursus
menjahit berada dalam kategori sangat baik, maka perlu dipelihara/dijaga intesitas
prestasi belajar pada Lembaga kursus menjahit di wilayah Kec. Padalarang Kab.
Bandung Barat
3. Berkaitan dengan peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan terutama dalam hal
pengumpulan data dan keleluasaan waktu. Penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yang berupa angket. Pengumpulan data dengan menggunakan
angket masih diragukan objektivitasnya, hasil pengisian angket tersebut
kemungkinan terdapat unsur rekayasa dari responden dikarenakan untuk menjaga
nama baik lembaga. Meskipun demikian ini merupakan hasil yang diperoleh oleh
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
berikutnya untuk menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam lagi
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Aksara
Arikunto, S.( 2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta : PT. Rineka Cipta
Depdiknas .(2004). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Dimyati Dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Bakri S. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Fauzi, Ahmad. (2004). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Jatnika, Fitri Wati. (2012). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Produktif Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran Di Smkn 1 Bandung.
Skripsi Jurusan Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI: Tidak
Diterbitkan.
Meilawati, Risna Ayu. (2009). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi :
Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Margahayu.
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Indonesia: Tidak Diterbitkan.
Olim, A. (...). Macam Kompetensi Pendidik. [Online]. Jurnal Tersedia Di:
Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend._Luar_Sekolah/19510914197
5011-Ayi_Olim/Macam_Kompetensi_Pendidikx.Pdf . [17 Oktober 2012]
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Tentang
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Purwanto, M Ngalim. (2003). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pusar Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rakhmat, Jalaludin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Rengga, Achmad F. (2011). Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di Smp Negeri 19 Kota Bogor. Skripsi Jurusan Adpen FIP
UPI: Tidak Diterbitkan
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengeruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, N. (1989). Penelitian Dan Penilaian Dalam Pendidikan. Bandung: CV.
Sinar Baru.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. (1998). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta
Sunaengsih, C (2011). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dalam Mengajar
terhadap Keberhasilan Belajar Siswa di SMP Negeri Wilayah Kecamatan
Lembang Kabupeten Bandung Barat. Skripsi Jurusan Adpen FIP UPI:
Tidak diterbitkan.
Surya, Muhammad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Yayasan Bhakti Winaya.
Syah, Mubibin. (2002). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Nenden Lifiani, 2012
Hubungan Persepsi Peserta Kursus Mengenai Kompetensi Tenaga Pendidik Dengan Prestasi Belajar Peserta Kursus Pada Lembaga Kursus Menjahit Di Wilayah Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tetang Guru Dan
Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tetang Sistem