• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

IRMA RISWANTI 0901365

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN

MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS

KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA

DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh Irma Riswanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Irma Riswanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IRMA RISWANTI 0901365

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS KINERJA MENGAJAR WIDYAISWARA DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

(4)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

(5)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

(6)

vi

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Konsep Dasar Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan ... 12

(7)

vii

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ... 83

2. Penghitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing- Masing Variabel dengan Rumus (WMS) ... 104

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel 105

4. Uji Normalitas Distribusi Data ... 106

a. Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata ... 114

b. Hasil Pengubahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 131

c. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ... 132

d. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 135

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 138

(8)

viii

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ... 141

3. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara ... 145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 148

A. Kesimpulan ... 148

B. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 151

(9)

1

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya bahkan saling mengisi satu sama lainnya. Menurut Kenneth R. Robinson dalam Soebagio Atmodiwirio (2002: 37) menyatakan bahwa: „Pendidikan dan pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan‟.

Pada prinsipnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tidak bisa dilakukan oleh perseorangan, melainkan harus melibatkan seluruh stakeholder seperti tenaga pengajar, peserta didik, masyarakat serta pemerintah agar terjalin dan terbentuk suatu sistem yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu. Pendapat tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 ayat (6) yang menyatakan bahwa: “Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”.

(10)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkelanjutan (continual improvement) terhadap kinerja lembaga sebagai sebuah institusi penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iis Setyaningrum bahwa: “LPMP Jawa Tengah telah mengimplementasikan ISO 9001:2000 dan secara nyata memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai dalam organisasi tersebut, sehingga penjaminan layanan berkualitas melalui penerapan implementasi ISO 9001:2000 dapat memberikan dampak yang sangat esensial terhadap pelaksanaan tugas personil dalam organisasi yang ditunjukkan dalam bentuk kemampuan professional, komunikasi kerja, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keunggulan kerja”. Selain itu contoh lainnya adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hatane Semuel bahwa: “PT Otsuka Indonesia sebagai perusahaan farmasi, alat kesehatan dan makanan kesehatan telah lama menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga kualitas produknya, nampak bahwa komitmen perusahaan dalam menjalankan SMM ISO 9001 memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan”.

(11)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

September 1984 terbit Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1964 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Diklat Provinsi seluruh Indonesia.

Untuk itu Gubernur Jawa Barat mengeluarkan Keputusan Gubernur KDH Tk I Jawa Barat No. 061.1/kep.86-Huk./1986 tanggal 23 Juni 1986 tentang SOTK Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 18 Tahun 1994. Diklat Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat ini selanjutnya dikukuhkan dengan Perda Provinsi Daerah Tk I Jawa Barat No. 17 Tahun 1994, sedangkan SOTK ditetapkan dengan Perda Provinsi Daerah Tk I Jawa Barat No. 18 Tahun 1994. Tahun 2000 dengan Perda Provinsi Jawa Barat No. 16, nomenklatur lembaga Diklat Provinsi Jawa Barat menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Bandiklatda). Sejalan perkembangan, pada tahun 2008 berdasarkan Perda No. 22 nomenklatur berubah menjadi Badiklatda.

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pelatihan diharuskan untuk terus berkembang sesuai dengan tuntutan nasional, tantangan global dan kebutuhan pegawai negeri sipil (PNS) sebagai pengguna jasa pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil pada Bab I pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil”.

(12)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat telah merumuskan tujuan lembaga dalam visi dan misi. Visi dan misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah:

Visi:

“Unggul dan Profesional di Bidang Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Teknologi Informasi Tahun 2013”.

Misi:

1. Meningkatkan penyelenggaraan manajemen diklat yang professional. 2. Meningkatkan kompetensi SDM Badiklatda di bidang manajemen diklat. 3. Mengembangkan infrastruktur diklat berbasis teknologi informasi.

4. Mengoptimalkan jejaring kerja secara profesional dengan seluruh stakeholders.

Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan lembaga, Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat mulai mengadopsi dan menerapkan sistem manajemen mutu yang mulai dikenal dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Perlu diketahui bahwa Badiklatda merupakan institusi pertama di Jawa Barat, dan yang pertama pula diantara Badan Diklat seluruh Indonesia yang memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu / SMM ISO 9001:2000. Sertifikat diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi IKRCS tanggal 13 Januari 2004 dengan Nomor: 370412. Lebih lanjut setelah tiga tahun berjalan, melalui asesmen ulang, pada tanggal 30 Desember 2008 Badiklatda memperoleh resertifikasi dengan Nomor Registrasi 3704012. Kemudian pada tahun 2011 resertifikasi kedua dilakukan, khususnya untuk SMM ISO 9001:2008.

(13)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan lembaga yang mencatatkan standar-standar pada level Internasional yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987 yang berkedudukan di Genewa, Swiss. ISO sendiri terdiri dari beberapa jenis, namun salah satu jenis ISO itu adalah ISO 9001 yang merupakan bagian dari seri ISO 9000. Vincent Gasperz (2002: 1) mengungkapkan bahwa:

ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

Bagi organisasi yang memutuskan untuk mengadopsi dan menerapkan sistem manajemen mutu pada organisasinya, hendaknya organisasi tersebut melakukan secara komprehensif dan berkelanjutan artinya harus diterapkan pada semua komponen yang ada dalam organisasi dan dilakukan dengan terus menerus. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Vincent Gasperz yang dikutip oleh E. Sobana (2012: 13) bahwa: „Mengadopsi SMM ISO 9001, tidak sekedar meraih pangsa pasar, tapi yang terpenting adalah terjadinya pengembangan berkelanjutan. Tanpa henti meningkatkan proses untuk kepuasan pelanggan‟.

SMM ISO 9001 merupakan pendekatan proses, dimana pendekatan ini memiliki keterkaitan dengan pendekatan sistem dan pendekatan fakta yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan program secara menyeluruh. Pendekatan proses ini tidak terlepas dari masukan (input), dan hasil proses yaitu (output). Pendekatan proses dalam SMM ISO 9001 memberikan dampak kepada organisasi terutama dalam kinerja. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Vincent Gaspersz yang dikutip E. Sobana (2012: 16) yang menyatakan bahwa:

(14)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada organisasi, terutama dalam bentuk kinerja, produk dan bisnis, efektifitas, efisiensi dan reduksi biaya.

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Pusat Standarisasi dan Akreditasi pada Setjen Departemen Pertanian (2002) yang menyimpulkan bahwa: „Penerapan standar ISO 9001 memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada mitra kerjanya‟.

Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan SMM ISO 9001 ini dapat memberikan dampak yang positif bagi organisasi selain efektif dalam menyelenggarakan aktivitas organisasi, tetapi juga memberikan dampak pada kinerja organisasi sebagai upaya mewujudkan peningkatan kepuasan kepada pelanggan secara terus menerus. Pada dasarnya ada delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 (Vincent Gaspersz, 2002: 75-84). adalah:

1. Fokus Pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan Orang 4. Pendekatan Proses

5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen 6. Peningkatan Terus Menerus

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan 8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja (Vincent Gaspersz, 2002: 75).

(15)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyebutkan bahwa: “Penyelenggaraan pelatihan kerja harus didukung dengan tenaga kepelatihan yang memenuhi persyaratan kualifikasi kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya”.

Pengertian widyaiswara dalam Permenpan No. 14 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya Bab I pasal I ayat (2) adalah: “Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar

dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah”.

Mengacu pada Permenpan No. 14 Tentang Jabatan Fungsional

Widyaiswara dan Angka Kreditnya Bab VIII pasal 25 ayat (1) Pegawai Negeri

Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan widyaiswara harus

memenuhi syarat:

a. Berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV sesuai kualifikasi yang ditentukan;

b. Pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a;

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;

Melihat dari persyaratan jabatan widyaiswara diatas, kualifikasi pendidikan widyaiswara paling rendah adalah berijazah sarjana (S-1) / Diploma IV. Jika melihat kualifikasi pendidikan tersebut, mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bab II pasal 5 bahwa: “Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6”.

Dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2012 telah dijelaskan deskripsi jenjang kualifikasi KKNI, yang dalam hal ini adalah mengenai kualifikasi pendidikan widyaiswara paling rendah sarjana (S-1) / Diploma IV yang setara dengan jenjang 6 dijelaskan bahwa:

(16)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok; 4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi

tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Berkaitan dengan tugas seorang widyaiswara, widyaiswara memiliki 175 tugas pokok sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi / Permenpan Nomor 14 Tahun 2009. Namun diantara 175 tugas pokok widyaiswara tersebut, widyaiswara memiliki tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga diklat pemerintah. Seperti yang tercantum pada Pemerpan No. 14 Tahun 2009 Bab II pasal 4 ayat (1) bahwa: “Tugas pokok widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintahan masing-masing”.

(17)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kegiatan pembelajaran/pelaksanaan tugas agar dapat memenuhi ketentuan yang diatur dalam sistem manajemen mutu.

Berkaitan dengan kinerja mengajar widyaiswara, kinerja mengajar widyaiswara dapat dikatakan baik jika seluruh prosedur dalam kegiatan belajar mengajar yang menjadi pedoman bagi widyaiswara dilakukan dengan baik. Prosedur kegiatan belajar mengajar tersebut mengharuskan widyaiswara menerima STMK (Surat Tugas Melaksanakan Kegiatan) dari Kepala Badiklatda 1 (satu) minggu sebelum pembelajaran, widyaiswara menyiapkan GBPP/SAP (RBPMD/RP), bahan ajar dan bahan tayang, widyaiswara menyerahkan bahan ajar dan bahan tayang kepada penyelenggara 2 (dua) hari sebelum pembelajaran, widyaiswara melaksanakan kegiatan KBM sesuai dengan GBPP/SAP mulai dari pembukaan, kegiatan inti dan penutup, sampai kepada widyaiswara menerima SPMK (Surat Pelaksanaan Melaksanakan Kegiatan).

(18)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran hanya terjadi dalam satu arah), widyaiswara hanya menyajikan materi diklat secara teoritis saja tidak disertai dengan kajian empirik/studi kasus, dan widyaiswara terkesan kaku dalam mengajar dengan tidak memberikan games/ice breaking di sela-sela pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan fokus masalah “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara Di Badan

Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian merupakan suatu usaha untuk merumuskan pokok-pokok dan batas-batas permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat. Maka penelitian ini menekankan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat?

3. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

(19)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui mengenai penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Untuk mengetahui mengenai kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian

(20)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini akan terdiri dari 5 bab yang menguraikan apa yang tercantum dalam judul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”. Rincian struktur organisasi skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III Menguraikan metode penelitian yang berisi lokasi dan subjek, populasi/sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan atau analisis temuan penelitian.

(21)

87

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Windu Nomor 26 Bandung.

2. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek/subyek penelitian yang dijadikan sumber data dalam penelitian. Sugiyono (2011: 117) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh widyaiswara yang ada di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 37 orang.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dijadikan objek/subyek dalam penelitian. Sugiyono (2011: 118) menyatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(22)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono (2011: 131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian, diantaranya sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20.

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang ada yang menjadi objek/subyek penelitian. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:126) bahwa: “Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri”. Dengan kata lain, penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel dalam peneltian ini adalah sebanyak 37 orang sesuai dengan jumlah populasi yang ada.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain penelitian tersebut secara rinci, yaitu:

- Data apa yang akan dikumpulkan,

- Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan

(23)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

- Memilih masalah

- Studi pendahuluan

- Merumuskan masalah

- Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis

- Memilih pendekatan

- Menentukan variabel dan sumber data

- Menentukan dan menyusun instrumen

- Mengumpulkan data

- Analisis data

- Menarik kesimpulan

- Menyusun laporan

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 3) yang mengungkapkan bahwa: “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Adapun yang menjadi metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi dokumentasi.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa yang terjadi pada saat sekarang. Sejalan dengan Suharsimi Arikunto (2006: 35) yang menyatakan bahwa:

(24)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini merupakan penelitian yang banyak menuntut menggunakan angka, karena pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dengan menganalisis data menggunakan perhitungan statistik. Menurut Sugiyono (2011: 14) menyatakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan cara mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan-tulisan atau bukti-bukti yang ada. Ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 158) yang menyatakan bahwa:

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Studi dokumentasi digunakan untuk dapat menunjang proses berjalannya penelitian, karena dengan studi dokumentasi ini peneliti mendapatkan informasi-informasi mengenai sesuatu hal yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Cara yang dilakukan dalam studi dokumentasi ini adalah melalui penelaahan berbagai sumber bacaan yang memenuhi syarat keilmuan, seperti buku-buku, laporan hasil penelitian, artikel, jurnal, peraturan-peraturan, landasan hukum dan sebagainya.

D. Definisi Operasional

(25)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh

Pengertian pengaruh menurut Suharsimi Arikunto (2006: 37) adalah:

Suatu hubungan antara keadaan pertama dengan keadaan yang kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap keadaan yang kedua.

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan antara variabel X yaitu penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang berpengaruh terhadap variabel Y yaitu kualitas kinerja mengajar widyaiswara.

2. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

SMM ISO 9001 merupakan pendekatan proses, dimana pendekatan ini memiliki keterkaitan dengan pendekatan sistem dan pendekatan fakta yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan program secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Vincent Gaspersz yang dikutip E. Sobana (2012: 16) yang menyatakan bahwa:

(26)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara

Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management) menurut Geotsch & Davis (Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra, 2007: 110) mengungkapkan bahwa: “Kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan dan sumber daya manusia”.

Sejalan dengan pengertian diatas, kualitas juga memperhatikan segi sumber daya manusia baik itu kualitas kompetensi yang dimiliki maupun kualitas kinerja yang dihasilkan. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001: 67) mengungkapkan bahwa: “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kualitas kinerja mengajar widyaiswara dalam penelitian ini adalah ketercapaian hasil kerja widyaiswara sesuai dengan tugas dan wewenangnya yaitu mulai dari perencanaan diklat berkaitan dengan penganalisisan kebutuhan diklat, penyusunan kurikulum diklat, dan penyusunan bahan diklat. Pelaksanaan diklat berkaitan dengan pelaksanaan diklat di dalam kelas, mendidik, mengajar dan melatih peserta diklat. Evaluasi diklat berkaitan dengan mengadakan ujian diklat. Pembimbingan kepada peserta diklat berkaitan dengan kegiatan membimbing peserta diklat dalam penyelesaian tugas dan praktek lapangan, dan membimbing peserta diklat dalam diskusi kelas.

E. Instrumen Penelitian

(27)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”.

Selain itu, jumlah instrumen penelitian harus sesuai dan tergantung pada jumlah variabel penelitian. Ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2011: 149) yang menyatakan bahwa: “Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”. Jumlah instrumen dalam penelitian ini ada dua instrumen yang sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

2. Instrumen untuk mengukur kualitas kinerja mengajar widyaiswara. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen penelitian ini adalah:

1. Menetukan variabel yang diteliti yaitu, varibel X (Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008) dan varibel Y (Kualitas Kinerja Widyaiswara).

2. Menetapkan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitian.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian.

4. Membuat daftar pertanyaan dari setiap variabel disertai dengan alternatif jawaban dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu dan mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan yang telah disediakan agar tidak terjadi kekeliruan. 5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban,

yaitu dengan menggunakan skala Likert.

(28)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.”

Ada beberapa jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 134) menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2011: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 5

Sering (S) 4

Kadang-kadang (KD) 3

Hampir Tidak Pernah (HTP) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber: Sugiyono (2011: 135)

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dalam bentuk cheklist, dimana responden memberi tanda () sesuai dengan pendapatnya pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak. (Instrumen penelitian terlampir).

F. Proses Pengembangan Instrumen

(29)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau kelemahan instrumen yang telah disusun, serta agar memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) serta reliabel (bila digunakan berkali-kali menghasilkan data yang sama/konsisten). Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 173) yang menyatakan bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan relibilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.

Uji coba angket dalam penelitian ini dilakukan terhadap 10 Widyaiswara/Instruktur di lingkungan Sentra Pendidikan BRI Jln. Raya Lembang No. 436-438 Lembang, Kabupaten Bandung Barat 40391. Setelah data uji coba angket terkumpul, dilakukan analisis untuk menguji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan perhitungan statistik. Untuk lebih jelasnya mengenai validitas dan reliabilitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen. Ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 168) yang menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa:

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

(30)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment

Keterangan:

= Koefisien Korelasi = Jumlah responden = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah perkalian X dan Y

b. Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji Signifikansi, dengan rumus berikut:

Sumber: (Riduwan dan Akdon, 2010: 125) Keterangan:

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah sampel

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t). Kaidah pengujian:

Jika , maka artinya valid dan ≤ , maka artinya tidak valid c. Selanjutnya yaitu mencari ttabel.

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh ttabel = 1,860.

d. Mengkonsultasikan thitung dengan ttabel

(31)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan nilai . Kesimpulannya jika nilai > maka butir soal dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai < maka butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas

Variabel (X) Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

(32)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. rhitung thitung ttabel Keputusan

Variabel (Y) Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara

(33)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. rhitung thitung ttabel Keputusan

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha. Yakni metode mencari reliabilitas internal dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Akdon, 2008: 161). Selain itu, rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi Arikunto, 2006: 196). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sumber: Akdon (2008: 161)

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

(34)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

Langkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan:

= Jumlah Varians semua item S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

(35)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:

Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Distribusi Data Kesimpulan

thitung ttabel dikonsultasikan dengan nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10 - 1 = 9, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,666. Kesimpulan: karena r11 = 0.961 lebih besar dari r tabel = 0,666, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.

(36)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu r11 < r tabel = Tidak Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan penelitian, dimana peneliti mencoba memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 308) yang menyatakan bahwa:

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan tertutup maupun terbuka yang diberikan secara langsung maupun dikirim kepada responden untuk memperoleh informasi yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 151) yang mengungkapkan bahwa: “kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Selain itu, Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 225) menjelaskan prosedur dalam penyusunan kuesioner adalah:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

(37)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peneliti memilih menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan yang tentunya dapat membantu dalam pengumpulan data. Pertimbangan tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) yang menyatakan bahwa pengunaan angket memiliki keuntungan:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Meskipun demikian, penggunaan angket dalam penelitian juga memiliki kelemahan. Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa:

a. Responden sering kali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.

b. Sering sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawab yang tidak betul atau tidak jujur. d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut

penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).

e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan penelitian. Melalui proses analisis data ini, peneliti mencoba menginformasikan hasil temuannya kepada orang lain agar hasil penelitiannya dapat dipahami. Ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011: 335) yang menyatakan bahwa:

(38)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari

Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored (WMS)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

x = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah :

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. 2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih. 3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

(39)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

Tabel 3.5

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku pada setiap variabel penelitian dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: = Skor baku ̅ = Rata-rata

(40)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Data skor dari masing-masing responden = Simpangan baku

Untuk menggunakan rumus simpangan baku, berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari nilai rentangan (R), dimana skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR) dengan rumus:

3) Mencari banyak kelas (BK), dengan rumus:

4) Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (Bk)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.

6) Mencari rata-rata (mean), dengan rumus:

7) Mencari simpangan baku (standard deviasi), dengan rumus:

8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus : R = ST - SR

Bk = 1 + (3,3) log n

i =

̅

=

(41)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data parametrik atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:

Keterangan:

= Kuadrat Chi yang dicari = Frekuensi hasil penelitian = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Mencari skor terbesar dan terkecil;

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR);

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess;

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK);

(42)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui;

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Mencari chi kuadrat

̅ ̅

(43)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

j. Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika , artinya Distribusi Data Tidak Normal, dan Jika , artinya Data Berdistribusi Normal.

5. Menguji Hipotesis Penelitian

a) Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Apabila salah satu persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan pada korelasi Pearson Product Moment (Riduwan dan Akdon, 2010: 124) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Koefisien Korelasi = Jumlah responden = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah perkalian X dan Y

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan ketentuan nilai tidak lebih dari harga . Apabila

(44)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai artinya korelasinya negatif sempurna; artinya tidak ada korelasi; dan berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Nilai sebagai berikut (Riduwan dan Akdon, 2010: 124):

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Akdon (2010: 124)

b) Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan seperti yang dikemukakan Riduwan dan Akdon (2010: 124):

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

c) Uji Signifikansi

Uji signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan untuk uji signifikansi seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan Akdon (2010: 127):

KP = r2 x 100%

(45)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ̂ Keterangan:

t = Nilai

= Nilai koefisien korelasi = Jumlah sampel

Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.

d) Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Adapun analisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Riduwan dan Akdon, 2010 : 133) yaitu :

Keterangan:

̂ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

= Nilai konstanta harga Y jika X = 0

= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dimana harga dan harus dicari terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(46)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah diperoleh harga dan maka akan dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.

(47)

148

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum peneliti menyimpulkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badiklatda Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dan diterapkan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan proses pelaksanaan diklat yang sudah sesuai dengan prosedur dan standar ISO yang ada, sehingga hipotesis penelitian yaitu: “Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Jawa

Barat”, telah terbukti dan dapat diterima. Sedangkan secara khusus peneliti

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang ada di Badiklatda Provinsi Jawa Barat dapat dikatakan telah diterapkan dengan baik. Kondisi ini terlihat dari aspek penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang meliputi: kinerja organisasi, pelayanan dalam manajemen diklat, efektifitas manajemen diklat, kepuasan peserta diklat.

2. Kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badiklatda Provinsi Jawa Barat tergolong dalam kriteria sangat baik. Kondisi ini terlihat dari aspek kualitas kinerja mengajar widyaiswara yang meliputi: perencanaan diklat, pelaksanaan diklat, evaluasi diklat dan pembimbingan pada peserta diklat. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem manajemen

(48)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kepemimpinan, kompetensi, motivasi, kompensasi, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Badan pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dengan baik, selain itu kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat pun berada dalam kategori sangat baik. Namun peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi lembaga, widyaiswara maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pihak lembaga dari sisi ISO

Hasil penelitian mengenai penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik. Namun, secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang lebih baik lagi dalam beberapa hal yaitu:

a. Pimpinan diharapkan dapat mensosialisasikan penerapan ISO 9001:2008 kepada seluruh jajaran pegawai secara berkelanjutan serta memelihara lingkungan internal agar seluruh jajaran pegawai menjadi terlibat secara penuh untuk melaksanakannya.

b. Seluruh jajaran pegawai diharapkan memahami pentingnya kontribusi dalam organisasi untuk mempertahankan ISO 9001:2008 sehingga tidak hanya beberapa pihak saja yang memiliki kepentingan yang mempertahankan ISO 9001:2008, tetapi menjadi kewajiban dan tanggung jawab seluruh jajaran pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

(49)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terutama meningkatkan kinerja pegawai secara keseluruhan dan kualitas kinerja mengajar widyaiswara khususnya yang bertinteraksi langsung dengan pelanggan yang dalam hal ini kaitannya adalah peserta diklat.

2. Bagi anggota widyaiswara dari sisi kinerja mengajar

Hasil penelitian mengenai kualitas kinerja mengajar widyaiswara secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik. Namun, secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang lebih baik lagi dalam beberapa hal yaitu:

a. Diharapkan anggota widyaiswara selalu dapat meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya untuk mendidik, melatih dan mengajar peserta diklat.

b. Diharapkan anggota widyaiswara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan seperti diklat dan seminar untuk pengembangan diri, meningkatkan kemampuan dan kinerja sebagai tenaga pendidik di lembaga diklat. c. Diharapkan anggota widyaiswara peka terhadap perkembangan

teknologi dan informasi sehingga dapat memperbaharui ilmu dan pengetahuannya yang akan diberikan kepada peserta diklat sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta diklat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kualitas kinerja mengajar widyaiswara adalah sebagai berikut:

a. Peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih banyak referensi baik itu buku, jurnal dan penelitian terdahulu agar dapat lebih baik lagi dalam meneliti penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kualitas kinerja widyaiswara dari penelitian sebelumnya.

(50)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(51)

151

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Anwar Prabu Mankunegara, A. A. (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Redaksi Refika Aditama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya. Berita Standarisasi Mutu dan Keamanan Pangan. (2002). Penerapan Sistem

Manajemen ISO 9001:2000. Pusat Standarisasi dan Akreditasi Setjen

Departemen Pertanian.

Gaspersz, V. (2002). ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hardjosoedarmo, S. (1996). Dasar-Dasar Total Quality Management. Yogyakarta: ANDI.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Widyaiswara

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

(52)

Irma Riswanti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.

Permenpan No. 14 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Prosedur Kegiatan Belajar Badiklatda Provinsi Jawa Barat. (2003). Badiklatda Provinsi Jawa Barat.

Ria Uli Sitanggang, Yuliana. (….).Peningkatan Kinerja Pelayanan Pada

Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat). [Online]. Tersedia:

pusdiklat.bps.go.id/.../Peningkatan_Kinerja_Pelayanan_Pusdiklat.pdf [03 Maret 2013].

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk Penelitian Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial,

Kebijakan, Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung:

Alfabeta.

Rochaety, E. Rahayuningsih, P. dan Gusti Yanti, P. (2006). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Semuel, H. (2011). Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Budaya Kualitas Perusahaan (Studi Kasus PT. Otsuka

Indonesia Malang). [Online]. Vol 13 (2), hal 162-176. Tersedia:

puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/download/.../18177 [9 Maret 2013].

Setyaningrum, I. (2012). Dampak Implementasi ISO 9001: 2000 dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di LPMP Jawa Tengah Studi

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia yang Islami atau dengan kata lain Indonesia telah memilih untuk dirinya Agama Islam, tidak saja tercantum dalam Al-Quranul karim dan Sunnah Nabi yang tidak bisa ditipu

Dengan tahannya batu bata ini dipanasi sampai suhu sekitar 1000 0 C, sedangkan suhu dapur yang direncanakan hanya lebih kurang 800 0 C sehingga batu bata deli clay ini

(Jumlah Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam 1 tahun ajaran) dibagi jumlah seluruh puskesmas

Meski telah memiliki peraturan tentang Hak Cipta, masyarakat Desa Bejijong sebenarnya sama sekali tidak memiliki pengetahuan dasar tentang asas maupun norma hukum Hak

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak limbah anorganik bagi lingkungan, manfaat sayuran bagi kesehatan

perhitungan-perhitungan agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha untuk melakukan investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah berarti usaha kita akan gagal

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

Efek terapeutik dari TENS yaitu dari perbaikan sirkulasi dan meta-bolisme, relaksasi otot, peningkatan kelen-turan capsulligament, spasme otot berkurang, efek sedatif,