KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN
UMUM DILIHAT DARl LATAR BELAKANG PRIBADI
GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA
(Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri
di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa )
T ESI S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Magister llmu Kependidikan dalam Bidang Pendidikan Umum
Oleh :
DRS. LAMBERTUS SASUBE No. Pokok : 493/G/XVI-8
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN IL.MU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING
PROF. DR. H. ACH SANUSI S.H..M.P.A.
PROF. DlV H. ENGKOSWARA M.Ed. Pembimbing II
DR. M.I. SOELAEMAN Pembimbing III
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
TAHAP II (AKHIR), DARI TIM PENGUJI
Mengetahui/menyetujui:
1. Pembimbing/Penguji, 4. Pembimbing/Penguji,
Prof. Dr. fa. Achmad Sanusi Prof. Dr. S. Nasution
2. Pembimbing^enguji,
5. Pembimbing/Penguji,
Engfcoswara M.Ed—Dr.. M.XTSQelaeman
iji, 6. Pembimbing/Penguji,Prof. Dr. M.D. Dahlan
7. Koordinator Btdang Studi,
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
pada waktu kita mengalami kesulitan dan cobaan, sebab kita tahu hal itu baik bagi kita karena menolong kita belajar bersabar
roma 5
dengan kasih dan terima kasih
bagi kalian: isteriku emma dan anak-anakku meity, suny, nansy yang tercinta;
serta kepada ibu dan bapak
guru sekolah menengah atas agen
Halaman
KATA PENGANTAR i
UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR BAGAN xiv
BAB
I. PERMASALAHAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Masalah Penelitian 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14 D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti .... 16 E. Kedudukan Studi dan Wilayah Masalah Peneli
tian • 18
II. PERANAN GURU DALAM PENERAPAN STRATEGI CBSA DA
LAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM .. ZZ
A. Kedudukan Pendidikan Umum dalam Pendidikan
di Sekolah ZZ
1. Pengertlan dan Tujuan Pendidikan Umum .. ZZ
2. Pendidikan Umum dalam Program Pendidikan
di Sekolah 32
B. Konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) da
lam Proses Belajar-Mengajar 35
1. Pengertian CBSA 35
2. Beberapa Pendekatan dalam Meninjau Kadar
CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar 37
3. Prinsip-prinsip CBSA yang
Menggambarkan
Kadar Keterlibatan Siswa dalam Proses
Belajar-Mengajar Zf/+
4. Rambu-rambu CBSA untuk Menentukan Kadar
CBSA dalam Suatu Proses Belajar-Mengajar
BAB Halaman C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar CBSA
dalam Proses Belajar-Mengajar 59
1. Latar Belakang Pribadi Guru 61
2. Sikap Guru terhadap CBSA 68
3. Penilaian Latar Belakang Pribadi Guru
dan Sikap Guru terhadap CBSA 75 D. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan .... 77
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Ha
sil Penelitian yang Relevan 81
III. PROSEDUR PENELITIAN 87
A. Rancangan Penelitian 87
1. Tujuan Khusus Penelitian 87
2. Asumsi-asumsi yang Digunakan dalam Pe
nelitian 88
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian 90
If. Populasi dan Sampel Penelitian 93 5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpul
an Data 95
6. Pedoman Pengolahan Data 97
7. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat
Pengumpul Data 103
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 107
1• Pelaksanaan Pengumpulan Data 107
2. Proses Pengolahan Data Penelitian 109
3. Hasil Penelitian 112
C. Pembahasan Hasil Penelitian 146 IV. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 170 A. Kesimpulan Hasil Penelitian 170
B. Implikasi Hasil Penelitian 174
C. Rekomendasi 187
BAB Halaman
DAFTAR PUSTAKA 194
LAMPIRAN-LAMPIRAN 200
A. Instrumen dan Data Hasil Penelitian 201
B. Reduksi dan Display Data serta Kesimpulan . 225
C. Rangkuman Tesis 252
D. Surat-surat Izin/Rekomendasi untuk
Melakukan Penelitian 259
Tabel Halaman
1. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat
Pengum-pul Data 104
2. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Umum pada ketiga SMA
Negeri 119
3. Kualitas Latar Belakang Pribadi Guru pada
ketiga SMA Negeri 126
4. Kecenderungan Sikap Guru terhadap CBSA da lam Proses Belajar-Mengajar pada ketiga SMA
Negeri 132
5. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar dilihat dari Faktor Latar Belakang
Pribadi Guru dan Sikapnya terhadap CBSA 137
6. Ragam Kadar CBSA yang Terjadi dalam Proses
Belajar-Mengajar, Ragam Kualitas Latar Bela kang Pribadi Guru dan Ragam Sikap Guru terha
dap CBSA antara Strata 1 dengan Strata 2 .... 144
Bagan Halaman
1. Wilayah Masalah dan Faktor*-faktor yang
Diteliti 21
2. Pebandingan antara Pendidikan Spesialisasi
dan Pendidikan Umum 24
3. Klasifikasi Kegiatan Belajar-Mengajar 40
4. Berbagai Jenis Interaksi Belajar-Mengajar .. 42 5. Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 57
6. Unsur-unsur Analisis Data Model Alur 98
7. Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data 102
8. Kualitas Fakta ketiga Faktor yang Diteliti
dan Hubungannya 139
PERMASALAHAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini masalah kualitas pendi
dikan di Indonesia selalu menjadi topik pembicaraan oleh
berbagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidik
an. Permasalahan itu banyak dibahas oleh para akhli pen
didikan, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun da lam berbagai media massa. Pada umumnya pembahasan dan tu-lisan tersebut berkesimpulan, bahwa kualitas pendidikan
di Indonesia masih rendah.
Sungguhpun demikian pemerintah sejak Pelita
perta-ma sampai akhir Pelita keempat ini, telah berusaha
mela-kukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup semua
kompo-nen pendidikan di antaranya tentang pembaharuan kuriku
lum dan proses belajar-mengajar. Kurikulum SMA 1975 dan
kurikulum SMA 1984 yang telah diberlakukan di
sekolah-se-kolah dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidik
an itu. Kualitas pendidikan dapat dianggap tinggi apabila
kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh para
lulusannya berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya, ba
ik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun
untuk masuk lapangan kerja. Dalam kurikulum SMA tersebut
ketrampilan. Di sekolah, salah satu program pendidikan
yang merupakan modal dasar untuk berperan dalam
mewujud-kan tujuan kurikulum ialah program pendidimewujud-kan umum. Ini
mengandung; konsekuensi, bahwa pendidikan umum di
sekolah-sekolah formal hendaknya dikelola secara benar dengan
program yang memadai, dan selanjutnya dilaksanakan secara
berpola sesuai dengan kepentingannya dalam sistem
pendi
dikan persekolahan.
Posisi pendidikan umum semakin penting terutama ka
rena semakin lebih terasa meningkatnya kemajuan ilmu dan
teknologi dewasa ini yang mempengaruhi masyarakat untuk
berkembang semakin cepat. Perkembangan yang cepat itu
ter-nyata telah banyak mengakLbatkan dampak negatif
berupa
pergeseran nilai-nilai
seperti penghargaan yang
tinggi
akan kehidupan materi dan berkurangnya penghargaan
akan
nilai keagamaan, etika dan sosial budaya dalam hidup
ke-keluargaan dan masyarakat. Sekaitan dengan masalah perge
seran nilai, Achmad Kosasih Djahiri (1985: Z^) antara la
in mengemukakan "... bahwa akibat modernisasi akan
terge-ser sejumlah nilai, dengan dampak pengirlngnya yakni
be
rupa pengikisan sejumlah nilai manusiawi kita ...". Dalam
hubungan ini sekolah semakin menonjol peranannya untuk
me-nangkalnya
melalui pembinaan sikap dan sistem nilai yang
tersebut menjadi lebih penting sebagaimana yang dikemuka
kan oleh Darji Darmodiharjo (1982 : 37) sebagai berikut:
Dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebuda
yaan, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu tujuan utama dalam rangka membangun manusia In
donesia seutuhnya.
Tujuan tersebut
didukung
oleh
terciptanya masyarakat yang gemar belajar, sehingga
sekolah mampu menjadi teladan bagi masyarakat seki-tarnya. Untuk upaya peningkatan mutu pendidikan da
lam pengembangan sekolah sebagai
pusat kebudayaan,
digerakkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
(a) Pengembangan logika yang dilakukan
melalui
pe-mupukan sikap siswa, (b) Pengembangan etika yang
di-arahkan pada pembentukan siswa, (c) Pengembangan
es-tetika, (d) Pengembangan praktika sebagai
perwujud-an paduperwujud-an dari pengembangan logika, estetika dan
etika.
Terhadap berbagai masalah nilai kehidupan sosial
bu-daya itu, maka sekolah sebagai pusat kebubu-dayaan mempunyai
tanggung jawab mempersiapkan siswa secara lebih baik
la-gi yakni antara lain melalui perbaikan program pendidikan
umum. Pengertian program pendidikan umum di sini tidak la
in dimaksudkan sebagai rancangan pendidikan yang bersifat
umum dan diikuti oleh semua siswa. Pada tingkat SMA,
se-suai dengan kurikulum 1975 program pengajaran dalam pendi
dikan umum tersebut terdiri dari Pendidikan Agama,
PMP,
Pendidikan Olahraga/Kesehatan dan Pendidikan Kesenian.
Ke-empat bidang studi tersebut sesuai dengan kurikulum SMA
1984
diintegrasikan dengan bidang studi lainnya
menjadi
program inti. Ini berarti, bahwa keberhasilan
pendidikan
di program pendidikan umum tersebut. Artinya guna
mewujud-kan tujuan pendidimewujud-kan umum secara memadai di sekolah,
hen-daknya dimulai dengan jalan memperbaiki mutu proses bela
jar-mengajar. Proses belajar-mengajar yang bermutu hanya
dapat terjadi apabila penyelenggaraannya berlansung secara
benar, yakni ditandai "... adanya hubungan edukatif yang
baik antara pendidik dengan anak didik, metode pendidikan
yang sesuai, sarana dan perlengkapan pendidikan yang mema
dai dan adanya suasana belajar-mengajar yang baik sehingga
proses transformasi nilai dapat berlangsung secara senang
dan wajar" (Dardji Darmodihardjo, 1978: 7).
Dengan demikian maka salah satu masalah pokok dalam
program pendidikan umum ialah bagaimana menciptakan proses
belajar-mengajar yang lebih efektif, agar terjadi
perubah-an yperubah-ang memiliki makna perkembperubah-angperubah-an ke arah terbinperubah-anya ma
nual a Indonesia seutuhnya. Ini mengandung konsekuensi bah
wa masalah proses belajar-mengajar dalam pendidikan umum
hendaknya dikelola secara baik termasuk metode pendidikan
yang digunakan.
Hal ini
mengisyaratkan pentingnya
peru-bahan sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, antara
lain dengan menggunakan strategi cara belajar siswa aktif
(CBSA). Artinya, di dalam kegiatan belajar-mengajar
siswa
harus terlibat secara aktif
dan diberi tanggung jawab le
sung lancar. Penggunaan sistem penyajian dengan strategi
CBSA tersebut didasari oleh anggapan, bahwa di dalam ke
seluruhan proses belajar-mengajar siswa adalah komponen
row-input, sehingga menuntut keterlibatannva secara penuh.
Keterlibatan yang dimaksudkan di sini ialah keterlibatan
siswa secara mental baik intelektual maupun emosional
mes-kipun untuk mencapai maksud itu dalam banyak hal
diper-syaratkan keterlibatan langsung dalam pelbagai bentuk
ke-aktifan fisik.
Di Indonesia, upaya pembaharuan dalam sistem
penyam-paian pengajaran telah berlaku secara nasional seperti
yang dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980a: iii) yang
an
tara lain menyatakan sebagai berikut.
Upaya dalam rangka pengembangan dan pembaharuan pendidikan guru yang selama ini ditekuni oleh Pro-yek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) antara lain:
Mengembangkan materi dan metodologi pengajaran
se-suai dengan yang dibutuhkan oleh kurikulum yang te
lah dibakukan, serta disesuaikan dengan perkembang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal-hal yang
di-kembangkan antara lain, Metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pengembangan sistem Pendidikan Gu
ru Berdasarkan Kemampuan (PGBK).
Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-meng
ajar sudah dirintis oleh Proyek Pengembangan Pendidikan
Guru (P3G) sejak tahun 1980. Usaha tersebut
di antaranya
telah dilakukan melalui instruksi kepada kepala-kepala se
kolah atau melalui penataran-penataran dan buletin pendi
tahuan, keterampilan dan sikap tertentu terhadap CBSA. Ini
berarti bahwa gagasan mengenai strategi pengajaran dengan
menggunakan CBSA bagi para guru pendidikan umum bukan sua
tu hal yang baru. Karena sebelum menjadi guru, mereka te
lah memperoleh informasi tentang CBSA itu dalam pendidik an guru. Oleh karena itu apabila dilihat dari sudut
ke-pentingan pendidikan, dinarapkan para guru di sekolah-se
kolah telah menerapkan strategi CBSA tersebut dalam tugas mengajar sehari-hari secara raemadai. Akan tetapi keadaan di sekolah-sekolah tidaklah demikian. Karena dalam prak-teknya para guru walaupun memiliki pengetahuan yang cu-kup tentang CBSA tidak selamanya terdorong untuk menerap
kan pengetahuan itu dalam mengajar. Demikian pula setiap
usaha pembinaan guru, tidak selalu memberi dampak yang sa
ma terhadap pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Hal
ini membawa pemahaman, bahwa hasil suatu usaha tidak se
lalu tampak dalam kenyataan dengan hasil yang memadai wa
laupun para guru di lapangan telah memperoleh pembinaan. Banyak faktor yang ada pada diri pribadi guru dan faktor kondisi sekolah yang membatasi penerapan CBSA itu dengan
kadar yang tinggi. Ada guru yang bersikap lebih cepat dan
lebih awal mengadopsi gagasan baru dalam pengajaran, dan
ada pula yang bersikap lebih lamban. Ini berarti pula bah
dai oleh para guru karena perintah atasannya. Dengan de
mikian menjadi lebih jelas bahwa kadar CBSA dalam satu proses belajar-mengajar bukan fenomena yang berdiri
sen-dirl, pemunculannya sangat dipengaruhi oleh berbagai fak tor di antaranya pribadi guru itu sendirl sebagai
pelak-sana pengajaran. Gilmore (1974 *17) antara lain
menjelas-kan bahwa kemajuan akademik, ternyata sifat-sifat
kepri-badian itu sangat menentukan.
Oleh karena itu setiap guru agar mampu
melaksana-kan tugas mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi, perlu
menguasai sejumlah pengetahuan dan memiliki kemampuan
tek-nis yang tinggi sehingga dapat melaksanakan tugas menga
jar secara benar. Benar dalam arti, mengajar menurut
pola-pola mengajar yang telah teruji keunggulannya dan memili ki kadar keaktifan siswa yang tinggi. Dardji Darmodihardjo
(1983: 45) antara lain mengemukakan pula bahwa "... seti ap guru harus memiliki kemampuan profesional yaknl memili
ki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mendukung pro-fesinya sebagai guru. Ke dalamnya termasuk kemampuan un tuk memahami siswa, dasar-dasar pedagogik dan sebagainya". Di antara faktor-faktor kemampuan profesional guru terse but, maka faktor sikap guru perlu mendapat perhatlan. Ka rena bagaimanapun instruksi dari fihak atasan tentang
di sekolah-sekolah, sangat ditentukan oleh kesediaan guru menerima instruksi itu seperti pendapat, keyakinan dan
pe-rasaannya. Atas dasar itu, diduga bahwa sikap guru terha
dap CBSA itu merupakan salah satu faktor yang menentukan
pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pen didikan umum. Dalam pengembangannya, baik latar belakang
pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA sesungguhnya
adalah merupakan hasil belajar dalam arti luas. Yang di-maksud dengan belajar di sini tidak terbatas pada pendi dikan di sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi juga
pendidikan dalam-jabatan guru, seminar, lokakarya serta
pengalaman menjalankan tugas.
Demikian dengan dilibatkannya faktor latar belakang
pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA, diharapkan dapat
mengungkap masalah kadar CBSA dalam proses belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang menjadi
obyek penelitian. Di dalam penelaahan ini juga perlu
di-perhatikan faktor perbedaan lingkungan sosial sekolah
tern-pat guru mengajar. Hal ini dilakukan karena ada
kecende-rungan perbedaan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah
yang disebabkan oleh faktor sosial budaya,Proyek Pembina
an SPG/SGPLB (1981: 49). Oleh sebab itu penelitian
yang
dilakukan akan memperhatikan pula faktor perbedaan latar
belakang sosial sekolah tempat guru mengajar yakni seko
B. Rumusan Masalah PeneUUfrP
Penelitian ini dipusatkan pada masalah yang
dirumus-kan dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: "Bagaimana ka
dar Cara Bela.lar Siswa Aktif (CBSA) dalam proses
belajar-menga.lar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yakni SMA Negeri I Manado, SM MjSS£l iGSjianc; Aa& SM Negeri Girian Kabupaten Minahasa ?" Kadar CBSA dalam penelitian ini di-maksudkan sebagai taraf keaktifan belajar siswa dalam ke seluruhan proses belajar-mengajar. Pemunculannya tidak da pat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar-mengajar
yang melibatkan baik siswa maupun guru. Kadar CBSA seba
gai salah satu indikator untuk menilai keberhasilan peng ajaran, ternyata mengandung pengertian yang sangat luas; dilihat dari segi siswa, CBSA adalah suatu proses kegiat
an yang dilakukan siswa dalam belajar, tetapi dilihat da
ri segi guru, CBSA adalah suatu strategi dalam proses bel ajar-mengajar yang menuntut aktivitas siswa dalam belajar
(Jasin Muhammad, 1979 : 2). Dari pihak siswa, CBSA terse
but mempunyai aspek internal yakni mencakup apa yang ter
jadi dalam diri siswa seperti aktivitas dalam sistem
sa-raf yang tidak dapat diamati secara langsung, dan aspek
eksternal yakni dalam bentuk perilaku siswa dalam belajar.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka
memperhatikan baik unsur perilaku siswa belajar, maupun
unsur perilaku guru mengajar. Pada prakteknya kedua unsur tersebut selalu tampil secara bersama-sama dan bersifat interdependent. Artinya kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar sangat ditentukan baik oleh cara siswa belajar, maupun cara guru mengajar. Dengan demikian kadar CBSA da lam proses belajar-mengajar pendidikan umum merujuk kepa da dua kualitas tersebut yakni bagaimana taraf keaktifan siswa dalam belajar, dan bagaimana kualitas guru mengajar.
Dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam belajar merujuk kepada berbagai bentuk perilaku slswa dalam bela jar tersebut yakni meliputi keterlibatan siswa dalam
kegi-atan belajar-mengajar seperti duduk, dengar dan mencatat
informasi guru, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mem berikan pendapat atau tanggapan tentang sesuatu hal, ak
tif dalam kegiatan diskusi atau mengerjakan tugas; bela jar dengan pengalaman serta memiliki prakarsa dalam bela jar. Sudah tentu tidak semua keaktifan slswa dalam bela jar tercakup dalam aspek-aspek ini, namun hal-hal yang
di-sebutkan di atas merupakan perilaku siswa dalam belajar yang selalu muncul dalam setiap tindak belajar-mengajar.
Selanjutnya mengenai unsur kualitas guru mengajar,
merujuk pula kepada berbagai bentuk perilaku guru dalam
dan metode mengajar yang digunakan, bahan pelajaran dan tujuan khusus pengajaran yang dikehendaki; atau guru se bagai fasilitator dalam membelajarkan siswa, dan penggu naan multi media dalam kegiatan belajar-mengajar.
Demikian dalam penelitian ini masalah kadar CBSA di-telaah baik dari unsur keaktifan siswa dalam belajar mau pun unsur keaktifan guru dalam mengajar. Dengan memahami
kedua unsur tersebut, maka dapatlah diketahui apakah ka
dar CBSA yang terjadi dalam proses belajar-mengajar pen didikan umum tergolong tinggi atau rendah. Penilaian ini
merujuk kepada pandangan, .bahwa setiap siswa di sekolah selalu menunjukkan keaktifan dalam belajar namun
penampil-annya berbeda-beda baik tingkat maupun kualitasnya. Demi
kian pula setiap guru itu memiliki kemampuan dalam
menge-lola strategi belajar-mengajar, akan tetapi secara
poten-sial mengandung pula kadar CBSA yang berbeda-beda.
Dalam analisis selanjutnya unsur kadar CBSA tersebut lalu dilihat kaitannya dengan unsur lainnya dalam hubung-an denghubung-an program pengajarhubung-an di sekolah. Oleh karena itu kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
itu diduga mempunyai hubungan dengan pribadi guru sebagai pelaksana pengajaran. Dalam penelitian ini, maka masalah
guru terhadap CBSA, sesungguhnya adalah merupakan hasil belajar dalam interaksi guru tersebut dengan lingkungan-nya. Kualitas latar belakang pribadi guru yang dipertim-bangkan dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur pendi dikan dan latihan yang pernah diikuti oleh guru, pengala-man mengajar guru, usaha guru dalam membina diri, kemam
puan mengajar guru serta motivasi untuk berprestasi dalam
mengajar.
Sedangkan sikap guru yang ditelaah dalam penelitian ini adalah sikap guru terhadap CBSA tersebut. CBSA seba gai strategi belajar-mengajar memiliki prinsip tertentu yang dapat diamati. Dalam penelitian ini prinsip-prinsip CBSA dimaksudkan sebagai hal-hal yang mendasar dan sela
lu tampak yang menggambarkan tingkat kegiatan keterli
batan siswa dalam proses belajar-mengajar. Diperkirakan,
apabila sikap guru terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut makLn positip, maka kadar CBSA dalam proses
belajar-meng-a.1ar pun akan makin tinggi. Sebaliknya apabila sikap guru
terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut cenderung negatip,
maka kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pun, akan
cenderung rendah. Dalam hubungan dengan penelitian ini,
maka prinsip-prinsip CBSA yang menjadi obyek penelitian
meliputi sikap guru terhadap siswa belajar, sikap guru
dalam membelajarkan siswa, sikap guru terhadap program
siswa. Selanjutnya baik kadar CBSA maupun kualitas latar
belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA
perkem-bangannya banyak dipengaruhi pula oleh latar belakang
sosial sekolah tempat guru dan siswa berinteraksi. Diper-kirakan akan terjadi keragaman perkembangan dari ketiga faktor yang diteliti tersebut, yakni kadar CBSA, kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA di lihat dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah.
Perbedaan strata latar belakang sosial sekolah per
lu diperhatikan dalam penelitian ini, karena masyarakat
di lokasi penelitian merupakan masyarakat majemuk. Sis
tem sosial yang ada di pedesaan dan kota kecil, berbeda
dengan yang ada di perkotaan. Oleh karena itu dalam pene
litian ini, seluruh daerah penelitian dibedakan menjadi
dua strata yakni: strata J. : adalah SMA Negeri I (Kota Ma-dya Manado); dan strata 2 : adalah SMA Negeri TFondano dan
SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).
Demikian dalam penelitian ini, masalah CBSA dalam
proses belajar-mengajar pendidikan umum selain meneliti
tarafnya, juga akan dianalisis kecenderungannya dilihat
dari latar belakang pribadi guru dan sikap guru terhadap
CBSA. Lalu aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti terse
but yakni kadar CBSA, latar belakang pribadi guru dan si
kap guru terhadap CBSA dianalisis keragamannya dilihat
guru mengajar. Dari rumusan masalah dan penjabarannya se
perti dikemukakan inilah diturunkan beberapa pertanyaan
sebagai berikut.
1• Bagaimana kadar CBSA dalam keseluruhan proses
belajar-mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri
yang menjadi obyek penelitian ?
2. Bagaimana latar belakang pribadi guru pendidikan
umum itu dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas meng
ajar pada ketiga SMA Negeri tersebut ?
3. Bagaimana sikap guru-guru tersebut terhadap pe-nerapan prinsip-prinsip, CBSA dalam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum ?
4. Bagaimana pemunculan kadar CBSA dalam keseluruh
an proses belajar-mengajar pendidikan umum itu, dilihat
dari kualitas aspek-aspek latar belakang pribadi guru dan
sikapnya terhadap CBSA; dan adakah pula ragam kualitas
pe-nampilan aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti tersebut
dilihat dari perbedaan strata latar belakang sosial seko
lah ?
Berdasarkan keempat pertanyaan tersebut, maka pe
nelitian ini membataei diri pada:
Pertama. menganalisis tentang kadar CBSA dalam ke
seluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ke
tiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian yakni SMA
Kabupaten Minahasa.
Kedua. menganalisis tentang kualitas latar belakang pribadi guru pendidikan umum tersebut dalam hubungan deng an pelaksanaan tugas mengajar.
Ketiga. menganalisis tentang kecenderungan sikap
guru terhadap CBSA dalam proses belajar-mengajar
pendi-didikan umum.
Keempat, menganalisis kecenderungan kadar CBSA da lam proses belajar-mengajar pendidikan umum dilihat da ri kualitas latar belakang pribadi guru dan sikapnya ter
hadap CBSA; dan menganalisis ragam pemunculan aspek-as pek kadar CBSA, ragam kualitas aspek-aspek latar bela kang pribadi guru dan ragam kecenderungan aspek-aspek si kap guru terhadap CBSA, dilihat dari perbedaan latar be
lakang sosial sekolah.
C. Tu.luan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memper
oleh gambaran tentang kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men jadi obyek penelitian, yakni SMA Negeri I Manado, SMA Ne
geri Tondano dan SMA Negeri Girian Kabupaten Minahasa.
Gambaran tentang kadar CBSA tersebut lalu dilihat
hubung-annya dengan faktor-faktor latar belakang pribadi guru
dan sikapnya terhadap CBSA. Secara lebih khusus, peneli
kecenderungan kadar CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum dan
mengidentifi-kasi unsur-unsur yang diduga menunjang pemunculan kadar
CBSA tersebut. Lain dari pada itu penelitian ini bertu
juan untuk memperoleh gambaran cara masing-masing sekolah meningkatkan mutu proses belajar-mengajar pendidikan umum.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
hal-hal sebagai berikut ini.
1• Memberikan informasi yang jelas tentang kadar
CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang menjadi
obyek penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, maka da
pat direncanakan upaya peningkatannya.
2. Mengungkapkan masalah kadar CBSA yang cenderung rendah pada ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek peneli tian dilihat dari kualitas latar belakang pribadi guru,
dan sikapnya terhadap CBSA. Hal inipun lebih membantu un
tuk meningkatkan kadar CBSA secara lebih terarah dengan
jalan melakukan pembinaan guru pendidikan umum pada ke
tiga SMA Negeri tersebut.
3. Mengungkapkan ragam kadar CBSA, ragam kualitas latar belakang pribadi guru dan ragam kecenderungan sikap
mendapat perhatlan sebagai bahan masukan bagi fihak-fihak penyelenggara pendidikan dalam rangka pembinaan guru pen didikan umum sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.
4. Memberikan informasi tentang peranan guru di da
lam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum
dengan menggunakan strategi CBSA. Peranan tersebut
mengim-plikasikan tentang pengetahuan dan kemampuan teknik
apa-kah yang perlu dimiliki guru untuk dapat menerapkan stra tegi CBSA serta suasana yang bagaimana perlu diciptakan
dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian
informasi ini dapat pula member! manfaat bagi para penye lenggara pendidikan, khususnya dalam perencanaan kuriku lum di lembaga pendidikan guru.
5. Menyajikan masalah-masalah lainnya yang berhu-bungan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang perlu mendapat perhatlan untuk penelitian lebih lanjut. Peneli tian tersebut dapat pula berupa pengujian kembali hal-hal
yang diperoleh dari penelitian ini atau penelitian untuk
masalah baru yang muncul dengan wilayah populasi yang le
bih luas.
D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti
Alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah ka dar CBSA dalam proses belajar mengajar pendidikan umum se
bagai obyek penelitian dapat diterangkan sebagai berikut.
merupakan salah satu masalah yang aktual dalam bidang pen
didikan di sekolah dan menarik untuk dilakukan peneliti-annya, terutama dalam pengembangan sumber daya manuala
Indonesia.
2. Masalah kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum dinilai cukup terbatas karena hanya mene-laah salah satu aspek dari sekian banyak aspek permasalah an CBSA, yakni meninjau dari segi tarafnya saja, lalu di lihat hubungannya dengan faktor guru sebagai unsur pelak
sana pengajaran,
3. Di Indonesia penelitian tentang masalah CBSA da
lam proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidik
an, masih sangat kurang dilakukan. Oleh karena itu mela
lui penelitian ini diharapkan dapat diungkapkan permasa-lahannya khususnya pada sekolah-sekolah yang menjadi ob yek penelitian. Dengan jalan ini dapat diperoleh umpan
ba-lik bagi peningkatan efektifitas pelaksanaan pengajaran.
4. Dewasa ini banyak usaha dari berbagai pihak un
tuk menanggulangi permasalahan di bidang pendidikan,
te-tapi tampak usaha-usaha tersebut belum memberikan hasil
yang diharapkan. Dalam hubungan dengan ini, perlu dicari dan diteliti konsep lainnya yang diperkirakan akan mem
berikan lebih banyak kemungkinan untuk memperbaiki kua
litas pendidikan.
Di sini tampak betapa pentingnya masa
penuh kesadaran, sehingga benar-benar dapat dipraktekkan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
5. Pada beberapa tahun terakhir ini, gagasan ten tang strategi pengajaran dengan menggunakan CBSA banyak
mendapat perhatlan pemerintah, dan memberlakukan sebagai
bagian dari usaha pembaharuan pengajaran di Indonesia. Hal ini antara lain dilakukan dengan jalan
mengintegrasi-kan CBSA tersebut ke dalam kurikulum sekolah pada seluruh
jenjang pendidikan. Sebagai guru, maka penelitian ini
di-pandang sebagai respons yang positip terhadap usaha peme
rintah tersebut, dan dapat memberikan masukan informasi
untuk kepentingan pelaksanaan di sekolah-sekolah.
6. Penelitian tentang masalah CBSA dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum, belum pernah dibahas oleh siswa lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini di harapkan dapat menyajikan informasi ilmiah yang baru, dan
sebagai masukan yang bermanfaat bagi para penyelenggara
pendidikan khususnya yang membidangi program pendidikan
umum.
E. Kedudukan Studi dan Wilavah Masalah Penelitian
Secara operasional, pelaksanaan program pendidikan
umum di sekolah mencakup empat unsur pokok ialah: kuriku
lum, proses belajar-mengajar, lingkungan atau situasi dan
evaluasi. Semua unsur itu satu sama lain saling
umum dalam sistem pendidikan di sekolah. Ini berarti bah
wa program pendidikan umum dalam konteks pendidikan seko lah merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga banyak penelitian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu peneli
tian dalam penulisan tesis ini, lebih memusatkan perha
tlan pada salah satu segi wilayah permasalahan itu, yakni
yang berhubungan dengan komponen proses belajar-mengajar. Komponen proses belajar-mengajar itu pun mencakup ruang lingkup telaahan yang luas, karena banyak aspek yang
ter-kait di dalamnya.
Dalam hubungan ini, maka penelitian dalam rangka
studi SZ ini mengambil salah satu aspek dari komponen pro
ses belajar-mengajar itu yakni metode mengajar, dan se
cara lebih khusus lagi tentang kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum. Dalam penelitian ini,
pendidikan umum yang dimaksudkan dibatasi khusus untuk empat bidang studi kelompok pengajaran afektif yakni: pen didikan agama, PMP, pendidikan olahraga/kesehatan dan pen
didikan kesenian sesuai dengan kurikulum SMA 1975, lalu
menjadi kelompok bidang studi dalam program inti kuriku
lum SMA 1984.
Kadar CBSA seperti yang dikemukakan di atas, meru
pakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum di sekolah. Dalam
sebagai variabel proses. Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa studi ini ada di dalam bidang proses bela.1ar-meng-a.iar khususnya proses belajar-menga.lar pendidikan umum. Sedangkan yang menjadi wilayah masalah penelitian. yaitu
yang berkenaan dengan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum. Kadar CBSA tersebut dapat di
amati melalui perilaku siswa belajar dan guru mengajar.
Kadar CBSA itu lalu dilihat dalam hubungannya dengan la
tar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA. Se
dangkan ragam yang terjadi berkenaan dengan pemunculan ketiga faktor yang diteliti tersebut, dilihat dari latar
belakang sosial sekolah tempat guru mengajar.
Secara visual, wilayah masalah penelitian yang di lakukan itu dapat diragakan seperti dalam Bagan 1 pada
halaman 21. Bagan tersebut menunjukkan bahwa masalah ka dar CBSA itu merupakan bagian terpadu dari keseluruhan
proses belajar-mengajar. Kadar CBSA tersebut diperkirakan sangat ditentukan baik oleh kualitas latar belakang pri
badi guru maupun sikap guru terhadap CBSA tersebut. Pe
munculan kadar CBSA dan kualitas latar belakang pribadi
guru serta sikap guru terhadap CBSA itu pun sedikit ba
nyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah sebagai wadah terjadinya interaksi itu. Wilayah masalah peneli
WILAYAH MASALAH PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan
pro-sedur yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut.
1. Rancangan penelitian. Bagian ini menjelaskan tu juan khusus penelitian, pertanyaan-pertanyaan penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode penelitian dan
tek-nik pengumpulan data, pedoman pengolahan data, faktor-fak
tor yang diteliti dan alat pengumpul data.
2. Pelaksanaan dan hasil penelitian. Dalam bagian
ini dikemukakan (a) pelaksanaan pengumpulan data meliputi
persiapan penelitian dan pengumpulan data lapangan;
(b) proses pengolahan data penelitian, meliputi pengolah
an data dan penyajian keseluruhan hasil penelitian; dan
(c) pembahasan hasil penelitian.
3. Kesimpulan. implikasi. dan rekomendasi. Kesimpul an dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti an, dan implikasi dilakukan sebagai kegiatan tindak lan
jut penelitian, sedangkan rekomendasi memuat gagasan yang
perlu dilakukan berkenaan dengan masalah yang diteliti.
A. Rancangan Penelitian
1 • Tu.luan Khusus Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup masalah dan tujuan umum penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I, maka
secara lebih operasional tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
a. Memperoleh gambaran mengenai kadar CBSA yang ter
jadi dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
pada
ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.
b. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang pri
badi guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian.
c. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan sikap
guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri terhadap CBSA.
d. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan ka
dar CBSA tersebut dalam proses belajar-mengajar pendidik
an umum, dilihat dari latar belakang pribadi guru dan si
kapnya terhadap CBSA.
e. Memperoleh gambaran mengenai ragam kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar, ragam kualitas latar belakang
pribadi guru, dan ragam kecenderungan sikap guru terhadap
CBSA dilihat dari strata latar belakang sosial sekolah.
2. Asumsi-asumsi vang Digunakan dalam Penelitian
Beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam pene
litian ini dikemukakan sebagai berikut.
a. Upaya mewujudkan manusia seutuhnya antara lain
menuntut perbalkan mutu proses belajar-mengajar pendidik
an umum di sekolah-sekolah, dengan jalan mengintegrasikan
Hal ini dilakukan dengan tujuan, (1) dapat meningkatkan
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum, (2) dapat meningkatkan kua
litas dan kuantitas pencapaian pengetahuan dan pembinaan ketrampilan, pembinaan nilai dan sikap siswa.
b. Adanya pengetahuan tentang strategi pengajaran
dengan menggunakan CBSA yang telah dikembangkan baik se cara teoritis maupun empiris, dapat dijadikan sebagai
landasan titlk tolak dalam rangka studi tentang masalah
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum.
c. Pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-meng
ajar pendidikan umum, sangat dipengaruhi oleh kesediaan
guru untuk menerapkan prinsip-prinsip CBSA itu. Prinsip-prinsip CBSA tersebut menampak dalam dimensi subyek didik, dimensi guru sebagai fasilitator, dimensi program penga
jaran dan dimensi situasi belajar-mengajar yang di da lamnya terjelma hubungan guru-murid yang intim.
d. Jika guru relatif tidak mengalami ketidak
sera-sian kognisi atau tidak mengalami konflik berkenaan deng an keharusan penggunaan strategi CBSA dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum, maka guru akan lebih ber
sikap positif dan bersedia melaksanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA dalam keseluruhan proses bela
jar-mengajar pendidikan umum cenderung tinggi.
atau ketidak serasian kognisi berkenaan dengan keharusan
penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar ma
ka guru akan lebih bersikap negatif dan ragu-ragu melak
sanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA, dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum tam pak cenderung rendah.
f. Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, merupakan suatu usaha pembaha ruan dalam pengajaran, yang dalam pelaksanaannya di seko
lah banyak ditentukan oleh mutu latar belakang pribadi gu
ru sebagai pelaksananya. Latar belakang pribadi guru itu
berkaitan erat dengan taraf pendidikan, latihan atau pe nataran yang pernah diikuti, pengalaman mengajar selama menjadi guru, kebiasaan membina diri dan dorongan untuk
berprestasi dalam mengajar.
g. Perkembangan suatu daerah pemerintahan mempenga
ruhi terhadap laju perembesan gerakan pembaharuan penga jaran. Status daerah pemerintahan dapat menimbulkan ragam laju perembesan itu. Salah satu faktor yang dominan dapat dljadikan tolok ukur, yaitu daerah pemerintahan kota be
sar atau kota madya, kota kabupaten dan kota kecil, di
wilayah kecamatan.
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian
beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut di
maksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan studi, agar
eksplorasi data berkenaan dengan masalah yang diteliti da
pat dilakukan secara sistematik dan terarah. Pertanyaan
penelitian yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
Masalah 1, Pemunculan kadar CBSA dalam proses
bel-a.1ar-menga.1ar pendidikan umum di SMA:
(1) Bagaimana keterlibatan siswa SMA dalam keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(2) Bagaimana kegiatan belajar eksperimensial yang
diala-mi siswa SMA tersebut dalam proses belajar-mengajar ?
(3) Bagaimana pra-karsa siswa SMA dalam keseluruhan ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(4) Bagaimana praktek guru SMA dalam pelaksanaan kegiat
an belajar-mengajar pendidikan umum tersebut berkena
an dengan peranannya sebagai fasilitator ?
(5) Bagaimana kebiasaan guru pendidikan umum dalam meng
gunakan multi media sehubungan dengan pelaksanaan tu gas mengajar dengan strategi CBSA ?
Masalah £, Kualitas latar belakang pribadi guru
pendidikan umum:
(1) Bagaimana tingkat pendidikan yang dicapai guru pendi
dikan umum pada SMA yang menjadi obyek penelitian ?
(2) Bagaimana partisipasi guru pendidikan umum tersebut
(3) Bagaimana
pengalaman mengajar sebagai
guru
bidang
studi program pendidikan umum ?
(4) Bagaimana kebiasaan guru dalam membina
diri,
sehu
bungan dengan pelaksanaan tugas mengajar ?
(5) Bagaimana
kemampuan guru program pendidikan umum da
lam pelaksanaan tugas mengajar ?
(6) Bagaimana motivasi
guru dalam usaha perbaikan
mutu
mengajar ?
Masalah J>, Kecenderungan sikap guru pendidikan umum
terhadap CBSA:
1) Bagaimana sikap guru terhadap CBSA
dilihat dari
segi
manfaat dan fungsinya dalam pendidikan di sekolah ?
2) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
dilihat
dari unsur siswa yang belajar ?
3) Bagaimana
sikap guru terhadap penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
dilihat
dari unsur guru yang mengajar ?
4) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari tuntutan perbaikan mutu program pengajaran ?
5) Bagaimana sikap guru terhadap
penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari tuntutan perbaikan situasi belajar-mengajar, se
Masalah j±, Hubungan antar faktor:
(1) Dalam kondlsi yang bagaimana, faktor-faktor latar be
lakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA
da
pat menunjang pemunculan kadar CBSA yang tinggi ?
(2) Apakah ragam kadar CBSA dalam proses belajar-meng
ajar, ragam kualitas latar belakang pribadi guru, dan
ragam kecenderungan sikap guru terhadap CBSA, dapat
dijelaskan oleh perbedaan strata latar belakang sosi
al sekolah ?
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini mengambil populasi permasalahan men
cakup semua karakteristik-karakteristik tentang:
(a) Ka
dar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pa
da SMA-SMA yang menjadi obyek penelitian, (b) Latar bela
kang pribadi guru pendidikan umum dan (c) Sikap guru ter
hadap penerapan prinsip-prinsip CBSA dalam proses
belajar-mengajar. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian, men
cakup semua hal yang mewakili karakteristik-karakteristik
populasi penelitian itu,
Studi ini lebih mengarahkan perhatlan pada segi kua
litas faktor-faktor yang diteliti, sehingga mengharuskan pembatasan obyek penelitian. Sehubungan dengan itu, dite
tapkan tlga SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupaten
Minahasa. SMA-SMA yang dimaksudkan dalam penelitian ini,
Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian,
(Kabupaten Minaha
sa). Alasan pemilihan ke tiga SMA
tersebut dapat
dijelas-kan sebagai berikut ini:
SMA Negeri I Manado dipilih. karena berada di Kota Madya
Manado dan sebagai ibu kota Propinsl, kwalifikasi sekolah:
baik. SMA Negeri Tondano dipilih, karena berada di Kota
Kabupaten, kwalifikasi sekolah: baik. SMA Negeri Girian di
pilih karena berada di Kota Kecil (Kecamatan),
kwalifi
kasi sekolah: sedang.
Sumber data primer dalam penelitian ini, terdirl
dari semua guru pendidikan umum pada ke tiga SMA Negeri.
Guru pendidikan umum yang dimaksudkan ialah: guru
pendi-agama, guru PMP, guru pendidikan olah raga/kesehatan
dan
guru pendidikan kesenian. Guru pendidikan umum pada ke
tiga SMA ini, berjumlah 38 orang, yakni SMA Negeri I: 15
orang; SMA Negeri Tondano: 14 orang dan SMA Negeri Girian:
9 orang. Dari jumlah tersebut yang dljadikan sampel pene litian sebanyak 21 orang, yakni 50% dari jumlah populasi.
Dengan demikian yang menjadi sumber data primer pada SMA
yang dljadikan obyek penelitian ini dapat dirinci sebagai
berikut: SMA Negeri I, 9 guru, SMA Negeri Tondano, 8 guru dan SMA Negeri Girian, 4 guru. Jumlah sumber data primer sebanyak 21 orang dianggap memadal, karena penelitian ini
masih bersifat penjajakan.
para kepala sekolah, guru sejawat
yang banyak mengetahui
perilaku guru pendidikan umum. Dokumen sekolah juga
dija-dikan sebagai sumber data, karena banyak memuat informasi
tentang data guru dan persiapan mengajarnya.
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode des
kriptif. Disebut penelitian deskriptif
karena
sifatnya
untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di la
pangan. W. Surakhmad
(1982 : 139) mengemukakan ciri-ciri
metode deskriptif sebagai berikut: "1. Memusatkan diri pa
da pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang
dikumpul-kan mula-mula disusun, dijelasdikumpul-kan dan kemudian
dianali-sa". Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan
interpretasi tentang arti data itu.
Sehubungan dengan penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menelaah fenomena-fenomena tentang perma
salahan dari ketiga faktor yang diteliti yakni kadar CBSA
dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terhadap CBSA, dan latar belakang pribadi guru. Selain dari pada itu di gunakan untuk menelaah persamaan dan perbedaan fenomena
tesis, digunakan pula studi kepustakaan untuk meletakkan
dasar kerangka teori tentang masalah yang diteliti dan
ke-rangka acuan untuk membahas hasil-hasil penelitian.
b. Teknlk Pengumnul D&ta
Dalam penelitian ini alat pengumpul data utama ada
lah angket, sedangkan wawancara dan observasi sebagai
pe-lengkap. Penggunaan angket dimaksudkan agar diperoleh da
ta yang lebih spesifik tentang permasalahan yang diteliti
meliputi (1) Data kadar CBSA dalam PBM pendidikan umum se
perti: keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,
belajar eksperimensial, prakarsa siswa, guru sebagai
fa
silitator dan penggunaan multi media. (2) Data latar bela
kang pribadi guru seperti: pendidikan dan latihan, penga
laman kerja guru, kebiasaan guru dalam membina diri,
ke
mampuan dan motivasi guru dalam pelaksanaan tugas
menga
jar. (3) Data sikap guru terhadap CBSA seperti: penerapan
CBSA dalam pendidikan umum, keaktifan siswa dalam belajar,
peran guru sebagai fasilitator, isi program pengajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa, dan penciptaan si
tuasi belajar-mengajar yang berorientasi pada CBSA.
Untuk menjarlng data tersebut, maka setiap item angket disediakan kemungkinan jawaban, sehingga para guru cu kup memilih salah jawaban yang paling sesuai.
tempat guru bekerja, pendidikan dan pengalaman kerja gu
ru, kebiasaan guru dalam membina diri dan dorongan
untuk
berprestasi dalam mengajar.
Dari segi sikap
guru, yang
ingin dicapai ialah bagaimana sikap guru terhadap penerap
an CBSA dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terha
dap siswa belajar dan memperlakukannya dalam belajar, si
kap guru terhadap pengelolaan program pengajaran dan
pen-ciptaan situasi belajar-mengajar berdasarkan prinsip CBSA.
Sedangkan observasi dilakukan terutama dengan tujuan un
tuk memperoleh data tentang perilaku guru mengajar, dan
siswa belajar pada waktu pelajaran berlangsung.
6. Pedoman Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang di
peroleh dari hasil angket atau yang diperoleh melalui
wa-wancara dan observasi, dianalisis berdasarkan
langkah-langkah analisis data seperti yang berlaku pada peneliti
an kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan secara
in-duktif dan "... ini dapat disamakan dengan content analy sis, yang tujuannya adalah membuat informasi-informasi
yang berhasil dihimpun itu menjadi jelas dan membuatnya
menjadi eksplisit" (Subino Hadisubroto, 1988: 15). Dengan
demikian penelitian ini tidak menggunakan analisis secara
kuantitatif. Artinya, dalam memperoleh pemahaman dan
tidak menggunakan formula-formula statistik. Oleh
karena
itu
dalam penelitian ini tidak digunakan pengujian
hipo-tesis seperti lasimnya
pada penelitian kuantitatif.
Prosedur analisis data kualitatif ini dilakukan se
cara bertahap seperti yang dikemukakan oleh (S. Nasution,
1988 :129) meliputi "...(1) reduksi data, (2) display da
ta, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi". Jika
dilu-kiskan secara model alur maka tahap-tahap analisis data
tersebut dibuat sebagai berikut
Bagan 6.
i-Periode pengumpulan data
Pereduksian Data
Antisipasi
Selama
Pasca
Penyajian Data
Selama .
Pasca
Kesimpulan/Veri fikasi
Selama Pasca
e 1
Unsur-unsur analisis data model alur.
Dikutip dari: Subino Hadisubroto, 1988: 19.
Paradigma tersebut menunjukkan bahwa kegiatan analisis da
ta secara kualitatif adalah merupakan kegiatan yang
berke-sinambungan. Kegiatan ini berakhir sampai pada penarikan
kesimpulan data penelitian. Hal yang perlu dilakukan
me-nuju pada penarikan kesimpulan ialah dengan jalan melaku
kan komparasi antar fakta yang diperoleh sehingga dicapai
pemahaman awal berupa dugaan. Hasil penilaian berdasar
kan komparasi antar fakta itu, lalu diberi interpretasi
dengan cara
menghubungkannya dengan teori-teori yang
di-temukan dalam studi kepustakaan. Berdasarkan analisis dan
interpretasi inilah, lalu ditarik kesimpulan dan beberapa
implikasi yang diperlukan.
Sebagai pedoman penilaian terhadap aspek-aspek yang
diteliti, digunakan kriteria tertentu sesuai dengan
kon
sep nilai yang melandasinya yang diperoleh melalui
studi
kepustakaan. Kriteria penilaian terhadap aspek yang dite
liti tersebut dijelaskan sebagai berikut.
(1) Pemunculan kadar CBSA dalam proses
bela.1ar-meng-alar pendidikan umum:
Dianggap tinggi (memadal). jika prilaku guru-siswa dalam
proses belajar-mengajar
se.lalan dengan pola-pola
bela
jar dan mengajar sebagaimana yang dituntut dalam strate
gi pengajaran dengan menggunakan CBSA. Dianggap rendah.
(kurang memadal) jika prilaku guru-siswa dalam proses
belajar-mengajar tidak se.lalan dengan tuntutan pola-pola
belajar-mengajar seperti yang berlaku dalam strategi peng
ajaran dengan menggunakan CBSA. Aspek-aspek yang akan
di-nilai ialah: keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar, belajar eksperimensial, prakarsa siswa dalam ke giatan belajar-mengajar, guru sebagai fasilitator, serta
penggunaan multi media.
(2) Latar belakang pribadi guru
mendukung terbinanya pribadi guru, memenuhi tuntutan
ner-gvaratan yang seharusnya dimilikl guru yang profesional.
Dianggap rendah (kurang memadal), jika guru tidak. atau
cenderung kurang memiliki persyaratan yang dituntut bagi
seorang guru yang profesional. Aspek-aspek yang akan
di-nilai ialah: pendidikan dan latihan
guru, pengalaman ker
ja guru, kebiasaan membina diri dalam hubungan dengan tu
gas guru, kemampuan keguruan dan motivasi guru dalam
me
ningkatkan prestasi mengajarnya.
(3) Sikap guru terhadap CBSAi
Dianggap tinggi (memadal). jika guru cenderung bersikap
positif dan ada kesediaan untuk selalu menerapkan
prinsip-prinsip CBSA dalam keseluruhan proses belajar-mengajar.
Dianggap rendah (kurang memadal). jika guru cenderung bersikap negati f dan ragu-ragu menerima atau menerapkan
prinsip-prinsip CBSA tersebut dalam
keseluruhan
proses
belajar-mengajar.
Aspek-aspek yang akan dinilai ialah: penerapan prin
sip-prinsip CBSA berkenaan dengan: manfaat dan fungsi CBSA
dalam proses belajar-mengajar, bagaimana siswa belajar,
bagaimana guru mengajar, bagaimana menyusun program peng
ajaran yang benar, dan bagaimana menciptakan situasi bel
ajar-mengajar sehingga siswa dapat belajar dengan balk.
(4) Hubungan antar faktort
pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA. dengan
pemunculan kadar CBSA dalam proses
bela.1ar-meng-a.1ar.
Dianggap tinggi (memadal). jika pemunculan kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar, dengan berbagai
permasalah-annya, dapat dilelaskan melalui pemahaman dan pengertian
yang benar tentang perlunya persyaratan mutu guru,
khu-susnya tuntutan kualitas latar belakang pribadi guru atau
perlunya dukungan sikap guru terhadap CBSA tersebut.
Dianggap rendah (kurang memadal), jika pemunculan kadar
CBSA dalam proses belajar-mengajar dengan berbagai
perma-salahannya tidak dapat dilelaskan melalui pemahaman ten
tang perlunya kualitas latar belakang pribadi guru serta
perlunya perubahan sikap guru dalam kaitannya dengan pe
laksanaan tugas mengajar.
b. Hubungan antara ragam kadar CBSA. ragam kualitas
latar belakang pribadi guru dan ragam sikap guru terhadap CBSA dengan kondlsi latar belakang so
sial sekolah
Dianggap tinggi (memadal). jika keragaman pemunculan ka dar CBSA, keragaman kualitas latar belakang pribadi guru
dan keragaman sikap guru terhadap CBSA, dapat dljelaskan melalui pemahaman yang mendalam tentang pengaruh perbe
daan strata latar belakang sosial sekolah. Artinya seko
kota kecil, sedikit atau banyak menjadi penyebab keragam
an, baik dalam pemunculan kadar CBSA, kualitas latar
be
lakang pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA.
Dl-anggap rendah (kurang memadal), jika dilihat dari perbe daan strata latar belakang sosial sekolah, ternyata tidak
terjadi keragaman terhadap faktor-faktor penelitian ter
sebut. Prosedur penelitian dan proses pengolahan data da
pat diperhatikan pada Bagan 7 berikut ini.
STUDI PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
:ik
TAHAP EVALUASI DAN
ANALISIS MASALAH
* Observasi
* Wawancara
* Angket
Bagan 7:
Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data
SUMBER DATA
Kepala Sekolah
Guru
P.U.
Guru
Seja-wat
DATA - INFORMASI
D
Analisis
HUBUNGAN ANTAR F A K T A
Dokumen-tasi
J
Vx
Analisis menjadi
konsep berupa: d u g a a n
Teori-teori yang
telah ada
Analisis dan Inter
pretasi data
KESIMPULAN
7. Faktor-faktor vang Diteliti dan Alat Pengumpul Data
Dalam bab terdahulu telah dikemukakan, bahwa pene
litian ini membahas tiga faktor penting dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum ialah:
masalah
pemunculan
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar, latar
belakang
pribadi guru, dan sikap guru terhadap CBSA. Untuk memper
oleh informasi (data) dari ketiga
faktor tersebut, telah
dikembangkan seperangkat alat pengumpul data dalam bentuk
angket. Untuk tujuan ini, mula-mula
aspek
yang diteliti
dianalisis menjadi indikator-indikator yang dapat dinilai.
Faktor kadar CBSA dan sikap guru terhadap CBSA meng
gunakan indikator yang diangkat dari hasil studi kepusta
kaan tentang prinsip-prinsip CBSA dan rambu-rambu CBSA da
lam proses belajar-mengajar Depdikbud (1983b :25-33). Se
dangkan faktor latar belakang pribadi guru,
menggunakan
indikator sesuai dengan pola yang telah dikembangkan oleh
Dumkin dan Biddle, (M.D. Dahlan, 1982: 13). Faktor-faktor
yang diteliti tersebut dan keseluruhan aspek serta
indi-katornya ditata dengan kisi-kisi, kemudian
didiskusikan
dengan tiga rekan siswa S3 yang menguasai
persoalannya.
Setelah itu instrumen penelitian bersama kisi-kisinya
di-laporkan kepada dosen pembimbing guna memperoleh
masukan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan lebih
lanjut.
Rincian faktor-faktor yang diteliti dan indikatornya ser
TABEL 1
FAKTOR-FAKTOR YANG DITELITI DAN ALAT PENGUMPUL DATA
Faktor yang dite Indikator yang Dinilai Alat Pengum
liti dan Aspeknya pul Data
I. Kadar CBSA da lam PBM Pendi
dikan Umum
1. Keterlibatan a. Disain instruksional dan Observasi
siswa dalam strategi B-M Angket
PBM b. Tujuan khusus pengajaran
c. Bahan pelajaran yang
di-sajikan
d. Media pendidikan yang di gunakan dalam PBM
e. Keikut sertaan siswa da
lam menetapkan KBM
f. Kemampuan guru menyaji kan bahan pelajaran
2. Belajar ekspe a. Pengalaman belajar yang Observasi
rimensial dilalui siswa
Angket
b. Pemberian tugas kepada
siswa
c. Format belajar yang di
gunakan dalam PBM
3. Prakarsa sis a. Penggunaan format bela Observasi
wa dalam kegi jar dengan met. penemuan Angket atan B-M b. Penggunaan format bela
jar dengan met. pemecah-an masalah
c. Penggunaan format bela
jar dengan met. ceramah
4. Peranan guru a. Membantu/memberikan ke- Observasi
sebagai fasili mudahan siswa belajar
Angket
tator b. Menyediakan berbagai sum
ber belajar
c. Guru bertindak secara
demokratis
d. Guru bertindak otoriter
e. Guru sebagai teladan
5* Penggunaan mul a. Upaya pengadaan multi Observasi
ti media da-~ media dalam PBM
Angket
lam PBM b. Kebiasaan menggunakan multi media dalam pro
ses B-M
(Lanjutan Tabel 1)
Faktor yang dite liti dan Aspeknya
II. Latar Bela
kang Pribadi
Guru Pendldik
an Umum
1. Pendidikan gu
ru dan Latihan
2. Pengalaman ker
ja guru
3. Kebiasaan mem bina diri da
lam hubungan
tugas mengajar
4* Kemampuan da
lam melaksana
kan tugas meng ajar
5. Dorongan untuk berprestasi da lam mengajar
Indikator yang Dinilai
a. Pendidikan tertinggi b. Pendidikan pra-jabatan
tentang CBSA
c. Program pengalaman la pangan
d. Pendidikan dalam-jabatan
(latihan dan penataran)
a. Pengalaman mengajar guru
(masa kerja)
Pengalaman mengajar bi
dang studi
Partisipasi dalam upaya pengembangan program pengajaran
a. Berusaha memperoleh in
formasi baru tentang mengajar
b. Memiliki perpustakaan c. Belajar sendiri guna
me-nambah kemampuan mengaj. d. Memanfaatkan acara TV,
surat kabar untuk pengaj a. Kesiapan dalam melaksa
nakan tugas mengajar
b. Kemampuan mengelola pro
ses belajar-mengajar
c. Menguasai berbagai stra tegi B-M
a. Disiplin dalam melaksa
nakan tugas mengajar
b. Tanggung jawab dalam me
laksanakan tugas mengaj.
c. Mengajar secara bermutu
karena panggLlan tugas profesi
d. Berusaha mengajar dengan cara yang lain dari pada biasanya b. c. Alat Pengum pul Data Daftar cek Angket Daftar cek Angket Daftar cek Angket Daftar cek Angket
Da ftar cek
Angket
(Lanjutan Tabel 1)
Faktor yang dite
liti dan Aspeknya
III. Sikap guru
terhadap pe
nerapan CBSA 1. CBSA dalam pro ses belajar-" mengajar
2. Dimensi subyek didik dalam proses
belajar-mengajar
3. Dimensi guru
dalam proses belajar-meng ajar
4. Dimensi pro gram pengajar
a n
5. Dimensi situa si belajar-mengajar
Indikator yang DLnilai
a. Manfaat CBSA dalam PBM
pendidikan umum
b. Fungsi dan tujuan CBSA dalam pendidikan umum
a. Keberanian mewujudkan minat dalam PBM
b. Keinginan berpartisipasi
dalam kegiatan B-M
c. Kreatifltas dalam PBM
d. Dorongan ingin tahu e. Kebebasan melakukan se
suatu tanpa tekanan
a. Membina kegairahan siswa
belajar
b. Sebagai motivator
c. Tidak mendominir keg.B-M
d. Menghargai perbedaan in-dividu siswa
e. Menggunakan bermacam strategi B-M
a. Tujuan instruksional me
menuhi minat siswa
b. Isi pelajaran sesuai ke
mampuan siswa
c. Program peng. memberikan kesempatan siswa belajar dengan baik
d. Program peng. memungkin-kan penggunaan multi me
tode dan multi media
a. Terciptanya komunikasi
guru-siswa yang intim
b. Terciptanya komunikasi banyak arah
c. Kegairahan belajar di ka langan siswa
d. Penciptaan situasi bel
ajar-mengajar yang
me-rangsang siswa belajar
Alat Pengum pul Data
Da ftar cek
Angket
Da ftar cek
Instrumen penelitian ini setelah diuji coba,
kemu
dian diperoleh sejumlah item terpilih. Item-item yang ter
pilih itu lalu disampaikan kepada dosen ahli sebagai
pe-nimbang. Hasilnya lalu dituangkan dalam lajur M (menggam
barkan) atau TM (tidak menggambarkan). Setelah
dilakukan
perhitungan variansi (Vp) dan (Ve) untuk ketiga
format
instrumen penelitian, dapatlah dinyatakan bahwa instrumen
penelitian ini memenuhi syarat dari segi validitas isi.
Perhitungan variansi Vp dan Ve
dari ketiga
format
ins
trumen penelitian dapat diperhatikan
pada Lampiran A.2.
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Minimal ada dua kegiatan pada tahap awal pelaksa
naan pengumpulan data ialah: a. Persiapan pengumpulan da
ta, dan b. Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan.
a. Persiapan pengumpulan data, dilakukan dengan be
berapa kegiatan penting sebagai berikut.
1) Persiapan awal. dilakukan di Bandung yakni
meng-kaji lebih mendalam pokok-pokok permasalahan, lalu diana
lisis ke dalam indikator-indikator yang dapat dinilai. Berdasarkan indikator-indikator itu, kemudian ditetapkan
rambu-rambu penelitian untuk observasi, wawancara dan for
mat angket yang akan diisi oleh para guru pendidikan umum
pada SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.
yang berkepentingan, baik unsur lembaga penyelenggara pen
didikan
maupun unsur pemerintah. Surat-surat izin dan re
komendasi penelitian seperti tertera pada Lampiran C.
3) Persiapan Ian1utan
dilakukan di daerah
peneli
tian, ialah menghubungi bidang PMU Kanwil Depdikbud
Pro
pinsl Sulawesi Utara, untuk memperoleh informasi
tentang
populasi sekolah (SMA Negeri) dan guru-guru
pendidikan
umum di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa.
Pada kesempatan ini telah dilakukan penjajakan tiga seko
lah yang direncanakan menjadi obyek penelitian. Penilaian
dilakukan dengan memperhatikan lokasi dan kwalifikasi se
kolah. Informasi tersebut diperoleh melalui para pengawas
sekolah dan kepala bidang kurikulum Kanwil Depdikbud Pro
pinsl Sulawesi Utara di Manado. Sehubungan dengan peneli
tian ini, telah ditetapkan tiga SMA Negeri, terdirl
dari
SMA Negeri I Manado (Kota Madya Manado), SMA Negeri
Ton
dano dan SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).
b. Pelaksanaan pengumpulan data, merupakan kegiat
an di lokasi penelitian. Waktu yang digunakan untuk peng
umpulan data, berlangsung dua setengah bulan, sejak 15 Mei
1986 sampai dengan 30 JUli 1986. Kegiatan penelitian te
lah dilakukan dengan mengedarkan ang