• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM DILIHAT DARI LATAR BELAKANG PRIBADI GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA: Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupate

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM DILIHAT DARI LATAR BELAKANG PRIBADI GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA: Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupate"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN

UMUM DILIHAT DARl LATAR BELAKANG PRIBADI

GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA

(Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri

di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa )

T ESI S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Magister llmu Kependidikan dalam Bidang Pendidikan Umum

Oleh :

DRS. LAMBERTUS SASUBE No. Pokok : 493/G/XVI-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN IL.MU PENDIDIKAN B A N D U N G

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING

PROF. DR. H. ACH SANUSI S.H..M.P.A.

PROF. DlV H. ENGKOSWARA M.Ed. Pembimbing II

DR. M.I. SOELAEMAN Pembimbing III

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(3)

TAHAP II (AKHIR), DARI TIM PENGUJI

Mengetahui/menyetujui:

1. Pembimbing/Penguji, 4. Pembimbing/Penguji,

Prof. Dr. fa. Achmad Sanusi Prof. Dr. S. Nasution

2. Pembimbing^enguji,

5. Pembimbing/Penguji,

Engfcoswara M.Ed—Dr.. M.XTSQelaeman

iji, 6. Pembimbing/Penguji,

Prof. Dr. M.D. Dahlan

7. Koordinator Btdang Studi,

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(4)

pada waktu kita mengalami kesulitan dan cobaan, sebab kita tahu hal itu baik bagi kita karena menolong kita belajar bersabar

roma 5

dengan kasih dan terima kasih

bagi kalian: isteriku emma dan anak-anakku meity, suny, nansy yang tercinta;

serta kepada ibu dan bapak

guru sekolah menengah atas agen

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR i

UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR BAGAN xiv

BAB

I. PERMASALAHAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Masalah Penelitian 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14 D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti .... 16 E. Kedudukan Studi dan Wilayah Masalah Peneli

tian • 18

II. PERANAN GURU DALAM PENERAPAN STRATEGI CBSA DA

LAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM .. ZZ

A. Kedudukan Pendidikan Umum dalam Pendidikan

di Sekolah ZZ

1. Pengertlan dan Tujuan Pendidikan Umum .. ZZ

2. Pendidikan Umum dalam Program Pendidikan

di Sekolah 32

B. Konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) da

lam Proses Belajar-Mengajar 35

1. Pengertian CBSA 35

2. Beberapa Pendekatan dalam Meninjau Kadar

CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar 37

3. Prinsip-prinsip CBSA yang

Menggambarkan

Kadar Keterlibatan Siswa dalam Proses

Belajar-Mengajar Zf/+

4. Rambu-rambu CBSA untuk Menentukan Kadar

CBSA dalam Suatu Proses Belajar-Mengajar

(6)

BAB Halaman C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar CBSA

dalam Proses Belajar-Mengajar 59

1. Latar Belakang Pribadi Guru 61

2. Sikap Guru terhadap CBSA 68

3. Penilaian Latar Belakang Pribadi Guru

dan Sikap Guru terhadap CBSA 75 D. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan .... 77

E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Ha

sil Penelitian yang Relevan 81

III. PROSEDUR PENELITIAN 87

A. Rancangan Penelitian 87

1. Tujuan Khusus Penelitian 87

2. Asumsi-asumsi yang Digunakan dalam Pe

nelitian 88

3. Pertanyaan Pemandu Penelitian 90

If. Populasi dan Sampel Penelitian 93 5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpul

an Data 95

6. Pedoman Pengolahan Data 97

7. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat

Pengumpul Data 103

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 107

1• Pelaksanaan Pengumpulan Data 107

2. Proses Pengolahan Data Penelitian 109

3. Hasil Penelitian 112

C. Pembahasan Hasil Penelitian 146 IV. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 170 A. Kesimpulan Hasil Penelitian 170

B. Implikasi Hasil Penelitian 174

C. Rekomendasi 187

(7)

BAB Halaman

DAFTAR PUSTAKA 194

LAMPIRAN-LAMPIRAN 200

A. Instrumen dan Data Hasil Penelitian 201

B. Reduksi dan Display Data serta Kesimpulan . 225

C. Rangkuman Tesis 252

D. Surat-surat Izin/Rekomendasi untuk

Melakukan Penelitian 259

(8)

Tabel Halaman

1. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat

Pengum-pul Data 104

2. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Umum pada ketiga SMA

Negeri 119

3. Kualitas Latar Belakang Pribadi Guru pada

ketiga SMA Negeri 126

4. Kecenderungan Sikap Guru terhadap CBSA da lam Proses Belajar-Mengajar pada ketiga SMA

Negeri 132

5. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar dilihat dari Faktor Latar Belakang

Pribadi Guru dan Sikapnya terhadap CBSA 137

6. Ragam Kadar CBSA yang Terjadi dalam Proses

Belajar-Mengajar, Ragam Kualitas Latar Bela kang Pribadi Guru dan Ragam Sikap Guru terha

dap CBSA antara Strata 1 dengan Strata 2 .... 144

(9)

Bagan Halaman

1. Wilayah Masalah dan Faktor*-faktor yang

Diteliti 21

2. Pebandingan antara Pendidikan Spesialisasi

dan Pendidikan Umum 24

3. Klasifikasi Kegiatan Belajar-Mengajar 40

4. Berbagai Jenis Interaksi Belajar-Mengajar .. 42 5. Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 57

6. Unsur-unsur Analisis Data Model Alur 98

7. Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data 102

8. Kualitas Fakta ketiga Faktor yang Diteliti

dan Hubungannya 139

(10)

PERMASALAHAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini masalah kualitas pendi

dikan di Indonesia selalu menjadi topik pembicaraan oleh

berbagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidik

an. Permasalahan itu banyak dibahas oleh para akhli pen

didikan, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun da lam berbagai media massa. Pada umumnya pembahasan dan tu-lisan tersebut berkesimpulan, bahwa kualitas pendidikan

di Indonesia masih rendah.

Sungguhpun demikian pemerintah sejak Pelita

perta-ma sampai akhir Pelita keempat ini, telah berusaha

mela-kukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup semua

kompo-nen pendidikan di antaranya tentang pembaharuan kuriku

lum dan proses belajar-mengajar. Kurikulum SMA 1975 dan

kurikulum SMA 1984 yang telah diberlakukan di

sekolah-se-kolah dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidik

an itu. Kualitas pendidikan dapat dianggap tinggi apabila

kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh para

lulusannya berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya, ba

ik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun

untuk masuk lapangan kerja. Dalam kurikulum SMA tersebut

(11)

ketrampilan. Di sekolah, salah satu program pendidikan

yang merupakan modal dasar untuk berperan dalam

mewujud-kan tujuan kurikulum ialah program pendidimewujud-kan umum. Ini

mengandung; konsekuensi, bahwa pendidikan umum di

sekolah-sekolah formal hendaknya dikelola secara benar dengan

program yang memadai, dan selanjutnya dilaksanakan secara

berpola sesuai dengan kepentingannya dalam sistem

pendi

dikan persekolahan.

Posisi pendidikan umum semakin penting terutama ka

rena semakin lebih terasa meningkatnya kemajuan ilmu dan

teknologi dewasa ini yang mempengaruhi masyarakat untuk

berkembang semakin cepat. Perkembangan yang cepat itu

ter-nyata telah banyak mengakLbatkan dampak negatif

berupa

pergeseran nilai-nilai

seperti penghargaan yang

tinggi

akan kehidupan materi dan berkurangnya penghargaan

akan

nilai keagamaan, etika dan sosial budaya dalam hidup

ke-keluargaan dan masyarakat. Sekaitan dengan masalah perge

seran nilai, Achmad Kosasih Djahiri (1985: Z^) antara la

in mengemukakan "... bahwa akibat modernisasi akan

terge-ser sejumlah nilai, dengan dampak pengirlngnya yakni

be

rupa pengikisan sejumlah nilai manusiawi kita ...". Dalam

hubungan ini sekolah semakin menonjol peranannya untuk

me-nangkalnya

melalui pembinaan sikap dan sistem nilai yang

(12)

tersebut menjadi lebih penting sebagaimana yang dikemuka

kan oleh Darji Darmodiharjo (1982 : 37) sebagai berikut:

Dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebuda

yaan, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah

satu tujuan utama dalam rangka membangun manusia In

donesia seutuhnya.

Tujuan tersebut

didukung

oleh

terciptanya masyarakat yang gemar belajar, sehingga

sekolah mampu menjadi teladan bagi masyarakat seki-tarnya. Untuk upaya peningkatan mutu pendidikan da

lam pengembangan sekolah sebagai

pusat kebudayaan,

digerakkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

(a) Pengembangan logika yang dilakukan

melalui

pe-mupukan sikap siswa, (b) Pengembangan etika yang

di-arahkan pada pembentukan siswa, (c) Pengembangan

es-tetika, (d) Pengembangan praktika sebagai

perwujud-an paduperwujud-an dari pengembangan logika, estetika dan

etika.

Terhadap berbagai masalah nilai kehidupan sosial

bu-daya itu, maka sekolah sebagai pusat kebubu-dayaan mempunyai

tanggung jawab mempersiapkan siswa secara lebih baik

la-gi yakni antara lain melalui perbaikan program pendidikan

umum. Pengertian program pendidikan umum di sini tidak la

in dimaksudkan sebagai rancangan pendidikan yang bersifat

umum dan diikuti oleh semua siswa. Pada tingkat SMA,

se-suai dengan kurikulum 1975 program pengajaran dalam pendi

dikan umum tersebut terdiri dari Pendidikan Agama,

PMP,

Pendidikan Olahraga/Kesehatan dan Pendidikan Kesenian.

Ke-empat bidang studi tersebut sesuai dengan kurikulum SMA

1984

diintegrasikan dengan bidang studi lainnya

menjadi

program inti. Ini berarti, bahwa keberhasilan

pendidikan

(13)

di program pendidikan umum tersebut. Artinya guna

mewujud-kan tujuan pendidimewujud-kan umum secara memadai di sekolah,

hen-daknya dimulai dengan jalan memperbaiki mutu proses bela

jar-mengajar. Proses belajar-mengajar yang bermutu hanya

dapat terjadi apabila penyelenggaraannya berlansung secara

benar, yakni ditandai "... adanya hubungan edukatif yang

baik antara pendidik dengan anak didik, metode pendidikan

yang sesuai, sarana dan perlengkapan pendidikan yang mema

dai dan adanya suasana belajar-mengajar yang baik sehingga

proses transformasi nilai dapat berlangsung secara senang

dan wajar" (Dardji Darmodihardjo, 1978: 7).

Dengan demikian maka salah satu masalah pokok dalam

program pendidikan umum ialah bagaimana menciptakan proses

belajar-mengajar yang lebih efektif, agar terjadi

perubah-an yperubah-ang memiliki makna perkembperubah-angperubah-an ke arah terbinperubah-anya ma

nual a Indonesia seutuhnya. Ini mengandung konsekuensi bah

wa masalah proses belajar-mengajar dalam pendidikan umum

hendaknya dikelola secara baik termasuk metode pendidikan

yang digunakan.

Hal ini

mengisyaratkan pentingnya

peru-bahan sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, antara

lain dengan menggunakan strategi cara belajar siswa aktif

(CBSA). Artinya, di dalam kegiatan belajar-mengajar

siswa

harus terlibat secara aktif

dan diberi tanggung jawab le

(14)

sung lancar. Penggunaan sistem penyajian dengan strategi

CBSA tersebut didasari oleh anggapan, bahwa di dalam ke

seluruhan proses belajar-mengajar siswa adalah komponen

row-input, sehingga menuntut keterlibatannva secara penuh.

Keterlibatan yang dimaksudkan di sini ialah keterlibatan

siswa secara mental baik intelektual maupun emosional

mes-kipun untuk mencapai maksud itu dalam banyak hal

diper-syaratkan keterlibatan langsung dalam pelbagai bentuk

ke-aktifan fisik.

Di Indonesia, upaya pembaharuan dalam sistem

penyam-paian pengajaran telah berlaku secara nasional seperti

yang dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980a: iii) yang

an

tara lain menyatakan sebagai berikut.

Upaya dalam rangka pengembangan dan pembaharuan pendidikan guru yang selama ini ditekuni oleh Pro-yek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) antara lain:

Mengembangkan materi dan metodologi pengajaran

se-suai dengan yang dibutuhkan oleh kurikulum yang te

lah dibakukan, serta disesuaikan dengan perkembang

an ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal-hal yang

di-kembangkan antara lain, Metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pengembangan sistem Pendidikan Gu

ru Berdasarkan Kemampuan (PGBK).

Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-meng

ajar sudah dirintis oleh Proyek Pengembangan Pendidikan

Guru (P3G) sejak tahun 1980. Usaha tersebut

di antaranya

telah dilakukan melalui instruksi kepada kepala-kepala se

kolah atau melalui penataran-penataran dan buletin pendi

(15)

tahuan, keterampilan dan sikap tertentu terhadap CBSA. Ini

berarti bahwa gagasan mengenai strategi pengajaran dengan

menggunakan CBSA bagi para guru pendidikan umum bukan sua

tu hal yang baru. Karena sebelum menjadi guru, mereka te

lah memperoleh informasi tentang CBSA itu dalam pendidik an guru. Oleh karena itu apabila dilihat dari sudut

ke-pentingan pendidikan, dinarapkan para guru di sekolah-se

kolah telah menerapkan strategi CBSA tersebut dalam tugas mengajar sehari-hari secara raemadai. Akan tetapi keadaan di sekolah-sekolah tidaklah demikian. Karena dalam prak-teknya para guru walaupun memiliki pengetahuan yang cu-kup tentang CBSA tidak selamanya terdorong untuk menerap

kan pengetahuan itu dalam mengajar. Demikian pula setiap

usaha pembinaan guru, tidak selalu memberi dampak yang sa

ma terhadap pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Hal

ini membawa pemahaman, bahwa hasil suatu usaha tidak se

lalu tampak dalam kenyataan dengan hasil yang memadai wa

laupun para guru di lapangan telah memperoleh pembinaan. Banyak faktor yang ada pada diri pribadi guru dan faktor kondisi sekolah yang membatasi penerapan CBSA itu dengan

kadar yang tinggi. Ada guru yang bersikap lebih cepat dan

lebih awal mengadopsi gagasan baru dalam pengajaran, dan

ada pula yang bersikap lebih lamban. Ini berarti pula bah

(16)

dai oleh para guru karena perintah atasannya. Dengan de

mikian menjadi lebih jelas bahwa kadar CBSA dalam satu proses belajar-mengajar bukan fenomena yang berdiri

sen-dirl, pemunculannya sangat dipengaruhi oleh berbagai fak tor di antaranya pribadi guru itu sendirl sebagai

pelak-sana pengajaran. Gilmore (1974 *17) antara lain

menjelas-kan bahwa kemajuan akademik, ternyata sifat-sifat

kepri-badian itu sangat menentukan.

Oleh karena itu setiap guru agar mampu

melaksana-kan tugas mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi, perlu

menguasai sejumlah pengetahuan dan memiliki kemampuan

tek-nis yang tinggi sehingga dapat melaksanakan tugas menga

jar secara benar. Benar dalam arti, mengajar menurut

pola-pola mengajar yang telah teruji keunggulannya dan memili ki kadar keaktifan siswa yang tinggi. Dardji Darmodihardjo

(1983: 45) antara lain mengemukakan pula bahwa "... seti ap guru harus memiliki kemampuan profesional yaknl memili

ki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mendukung pro-fesinya sebagai guru. Ke dalamnya termasuk kemampuan un tuk memahami siswa, dasar-dasar pedagogik dan sebagainya". Di antara faktor-faktor kemampuan profesional guru terse but, maka faktor sikap guru perlu mendapat perhatlan. Ka rena bagaimanapun instruksi dari fihak atasan tentang

(17)

di sekolah-sekolah, sangat ditentukan oleh kesediaan guru menerima instruksi itu seperti pendapat, keyakinan dan

pe-rasaannya. Atas dasar itu, diduga bahwa sikap guru terha

dap CBSA itu merupakan salah satu faktor yang menentukan

pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pen didikan umum. Dalam pengembangannya, baik latar belakang

pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA sesungguhnya

adalah merupakan hasil belajar dalam arti luas. Yang di-maksud dengan belajar di sini tidak terbatas pada pendi dikan di sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi juga

pendidikan dalam-jabatan guru, seminar, lokakarya serta

pengalaman menjalankan tugas.

Demikian dengan dilibatkannya faktor latar belakang

pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA, diharapkan dapat

mengungkap masalah kadar CBSA dalam proses belajar-meng

ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang menjadi

obyek penelitian. Di dalam penelaahan ini juga perlu

di-perhatikan faktor perbedaan lingkungan sosial sekolah

tern-pat guru mengajar. Hal ini dilakukan karena ada

kecende-rungan perbedaan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah

yang disebabkan oleh faktor sosial budaya,Proyek Pembina

an SPG/SGPLB (1981: 49). Oleh sebab itu penelitian

yang

dilakukan akan memperhatikan pula faktor perbedaan latar

belakang sosial sekolah tempat guru mengajar yakni seko

(18)

B. Rumusan Masalah PeneUUfrP

Penelitian ini dipusatkan pada masalah yang

dirumus-kan dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: "Bagaimana ka

dar Cara Bela.lar Siswa Aktif (CBSA) dalam proses

belajar-menga.lar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yakni SMA Negeri I Manado, SM MjSS£l iGSjianc; Aa& SM Negeri Girian Kabupaten Minahasa ?" Kadar CBSA dalam penelitian ini di-maksudkan sebagai taraf keaktifan belajar siswa dalam ke seluruhan proses belajar-mengajar. Pemunculannya tidak da pat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar-mengajar

yang melibatkan baik siswa maupun guru. Kadar CBSA seba

gai salah satu indikator untuk menilai keberhasilan peng ajaran, ternyata mengandung pengertian yang sangat luas; dilihat dari segi siswa, CBSA adalah suatu proses kegiat

an yang dilakukan siswa dalam belajar, tetapi dilihat da

ri segi guru, CBSA adalah suatu strategi dalam proses bel ajar-mengajar yang menuntut aktivitas siswa dalam belajar

(Jasin Muhammad, 1979 : 2). Dari pihak siswa, CBSA terse

but mempunyai aspek internal yakni mencakup apa yang ter

jadi dalam diri siswa seperti aktivitas dalam sistem

sa-raf yang tidak dapat diamati secara langsung, dan aspek

eksternal yakni dalam bentuk perilaku siswa dalam belajar.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

(19)

memperhatikan baik unsur perilaku siswa belajar, maupun

unsur perilaku guru mengajar. Pada prakteknya kedua unsur tersebut selalu tampil secara bersama-sama dan bersifat interdependent. Artinya kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar sangat ditentukan baik oleh cara siswa belajar, maupun cara guru mengajar. Dengan demikian kadar CBSA da lam proses belajar-mengajar pendidikan umum merujuk kepa da dua kualitas tersebut yakni bagaimana taraf keaktifan siswa dalam belajar, dan bagaimana kualitas guru mengajar.

Dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam belajar merujuk kepada berbagai bentuk perilaku slswa dalam bela jar tersebut yakni meliputi keterlibatan siswa dalam

kegi-atan belajar-mengajar seperti duduk, dengar dan mencatat

informasi guru, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mem berikan pendapat atau tanggapan tentang sesuatu hal, ak

tif dalam kegiatan diskusi atau mengerjakan tugas; bela jar dengan pengalaman serta memiliki prakarsa dalam bela jar. Sudah tentu tidak semua keaktifan slswa dalam bela jar tercakup dalam aspek-aspek ini, namun hal-hal yang

di-sebutkan di atas merupakan perilaku siswa dalam belajar yang selalu muncul dalam setiap tindak belajar-mengajar.

Selanjutnya mengenai unsur kualitas guru mengajar,

merujuk pula kepada berbagai bentuk perilaku guru dalam

(20)

dan metode mengajar yang digunakan, bahan pelajaran dan tujuan khusus pengajaran yang dikehendaki; atau guru se bagai fasilitator dalam membelajarkan siswa, dan penggu naan multi media dalam kegiatan belajar-mengajar.

Demikian dalam penelitian ini masalah kadar CBSA di-telaah baik dari unsur keaktifan siswa dalam belajar mau pun unsur keaktifan guru dalam mengajar. Dengan memahami

kedua unsur tersebut, maka dapatlah diketahui apakah ka

dar CBSA yang terjadi dalam proses belajar-mengajar pen didikan umum tergolong tinggi atau rendah. Penilaian ini

merujuk kepada pandangan, .bahwa setiap siswa di sekolah selalu menunjukkan keaktifan dalam belajar namun

penampil-annya berbeda-beda baik tingkat maupun kualitasnya. Demi

kian pula setiap guru itu memiliki kemampuan dalam

menge-lola strategi belajar-mengajar, akan tetapi secara

poten-sial mengandung pula kadar CBSA yang berbeda-beda.

Dalam analisis selanjutnya unsur kadar CBSA tersebut lalu dilihat kaitannya dengan unsur lainnya dalam hubung-an denghubung-an program pengajarhubung-an di sekolah. Oleh karena itu kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

itu diduga mempunyai hubungan dengan pribadi guru sebagai pelaksana pengajaran. Dalam penelitian ini, maka masalah

(21)

guru terhadap CBSA, sesungguhnya adalah merupakan hasil belajar dalam interaksi guru tersebut dengan lingkungan-nya. Kualitas latar belakang pribadi guru yang dipertim-bangkan dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur pendi dikan dan latihan yang pernah diikuti oleh guru, pengala-man mengajar guru, usaha guru dalam membina diri, kemam

puan mengajar guru serta motivasi untuk berprestasi dalam

mengajar.

Sedangkan sikap guru yang ditelaah dalam penelitian ini adalah sikap guru terhadap CBSA tersebut. CBSA seba gai strategi belajar-mengajar memiliki prinsip tertentu yang dapat diamati. Dalam penelitian ini prinsip-prinsip CBSA dimaksudkan sebagai hal-hal yang mendasar dan sela

lu tampak yang menggambarkan tingkat kegiatan keterli

batan siswa dalam proses belajar-mengajar. Diperkirakan,

apabila sikap guru terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut makLn positip, maka kadar CBSA dalam proses

belajar-meng-a.1ar pun akan makin tinggi. Sebaliknya apabila sikap guru

terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut cenderung negatip,

maka kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pun, akan

cenderung rendah. Dalam hubungan dengan penelitian ini,

maka prinsip-prinsip CBSA yang menjadi obyek penelitian

meliputi sikap guru terhadap siswa belajar, sikap guru

dalam membelajarkan siswa, sikap guru terhadap program

(22)

siswa. Selanjutnya baik kadar CBSA maupun kualitas latar

belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA

perkem-bangannya banyak dipengaruhi pula oleh latar belakang

sosial sekolah tempat guru dan siswa berinteraksi. Diper-kirakan akan terjadi keragaman perkembangan dari ketiga faktor yang diteliti tersebut, yakni kadar CBSA, kualitas

latar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA di lihat dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah.

Perbedaan strata latar belakang sosial sekolah per

lu diperhatikan dalam penelitian ini, karena masyarakat

di lokasi penelitian merupakan masyarakat majemuk. Sis

tem sosial yang ada di pedesaan dan kota kecil, berbeda

dengan yang ada di perkotaan. Oleh karena itu dalam pene

litian ini, seluruh daerah penelitian dibedakan menjadi

dua strata yakni: strata J. : adalah SMA Negeri I (Kota Ma-dya Manado); dan strata 2 : adalah SMA Negeri TFondano dan

SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).

Demikian dalam penelitian ini, masalah CBSA dalam

proses belajar-mengajar pendidikan umum selain meneliti

tarafnya, juga akan dianalisis kecenderungannya dilihat

dari latar belakang pribadi guru dan sikap guru terhadap

CBSA. Lalu aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti terse

but yakni kadar CBSA, latar belakang pribadi guru dan si

kap guru terhadap CBSA dianalisis keragamannya dilihat

(23)

guru mengajar. Dari rumusan masalah dan penjabarannya se

perti dikemukakan inilah diturunkan beberapa pertanyaan

sebagai berikut.

1• Bagaimana kadar CBSA dalam keseluruhan proses

belajar-mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri

yang menjadi obyek penelitian ?

2. Bagaimana latar belakang pribadi guru pendidikan

umum itu dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas meng

ajar pada ketiga SMA Negeri tersebut ?

3. Bagaimana sikap guru-guru tersebut terhadap pe-nerapan prinsip-prinsip, CBSA dalam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum ?

4. Bagaimana pemunculan kadar CBSA dalam keseluruh

an proses belajar-mengajar pendidikan umum itu, dilihat

dari kualitas aspek-aspek latar belakang pribadi guru dan

sikapnya terhadap CBSA; dan adakah pula ragam kualitas

pe-nampilan aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti tersebut

dilihat dari perbedaan strata latar belakang sosial seko

lah ?

Berdasarkan keempat pertanyaan tersebut, maka pe

nelitian ini membataei diri pada:

Pertama. menganalisis tentang kadar CBSA dalam ke

seluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ke

tiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian yakni SMA

(24)

Kabupaten Minahasa.

Kedua. menganalisis tentang kualitas latar belakang pribadi guru pendidikan umum tersebut dalam hubungan deng an pelaksanaan tugas mengajar.

Ketiga. menganalisis tentang kecenderungan sikap

guru terhadap CBSA dalam proses belajar-mengajar

pendi-didikan umum.

Keempat, menganalisis kecenderungan kadar CBSA da lam proses belajar-mengajar pendidikan umum dilihat da ri kualitas latar belakang pribadi guru dan sikapnya ter

hadap CBSA; dan menganalisis ragam pemunculan aspek-as pek kadar CBSA, ragam kualitas aspek-aspek latar bela kang pribadi guru dan ragam kecenderungan aspek-aspek si kap guru terhadap CBSA, dilihat dari perbedaan latar be

lakang sosial sekolah.

C. Tu.luan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memper

oleh gambaran tentang kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men jadi obyek penelitian, yakni SMA Negeri I Manado, SMA Ne

geri Tondano dan SMA Negeri Girian Kabupaten Minahasa.

Gambaran tentang kadar CBSA tersebut lalu dilihat

hubung-annya dengan faktor-faktor latar belakang pribadi guru

dan sikapnya terhadap CBSA. Secara lebih khusus, peneli

(25)

kecenderungan kadar CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum dan

mengidentifi-kasi unsur-unsur yang diduga menunjang pemunculan kadar

CBSA tersebut. Lain dari pada itu penelitian ini bertu

juan untuk memperoleh gambaran cara masing-masing sekolah meningkatkan mutu proses belajar-mengajar pendidikan umum.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

hal-hal sebagai berikut ini.

1• Memberikan informasi yang jelas tentang kadar

CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses belajar-meng

ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang menjadi

obyek penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, maka da

pat direncanakan upaya peningkatannya.

2. Mengungkapkan masalah kadar CBSA yang cenderung rendah pada ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek peneli tian dilihat dari kualitas latar belakang pribadi guru,

dan sikapnya terhadap CBSA. Hal inipun lebih membantu un

tuk meningkatkan kadar CBSA secara lebih terarah dengan

jalan melakukan pembinaan guru pendidikan umum pada ke

tiga SMA Negeri tersebut.

3. Mengungkapkan ragam kadar CBSA, ragam kualitas latar belakang pribadi guru dan ragam kecenderungan sikap

(26)

mendapat perhatlan sebagai bahan masukan bagi fihak-fihak penyelenggara pendidikan dalam rangka pembinaan guru pen didikan umum sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.

4. Memberikan informasi tentang peranan guru di da

lam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum

dengan menggunakan strategi CBSA. Peranan tersebut

mengim-plikasikan tentang pengetahuan dan kemampuan teknik

apa-kah yang perlu dimiliki guru untuk dapat menerapkan stra tegi CBSA serta suasana yang bagaimana perlu diciptakan

dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian

informasi ini dapat pula member! manfaat bagi para penye lenggara pendidikan, khususnya dalam perencanaan kuriku lum di lembaga pendidikan guru.

5. Menyajikan masalah-masalah lainnya yang berhu-bungan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang perlu mendapat perhatlan untuk penelitian lebih lanjut. Peneli tian tersebut dapat pula berupa pengujian kembali hal-hal

yang diperoleh dari penelitian ini atau penelitian untuk

masalah baru yang muncul dengan wilayah populasi yang le

bih luas.

D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti

Alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah ka dar CBSA dalam proses belajar mengajar pendidikan umum se

bagai obyek penelitian dapat diterangkan sebagai berikut.

(27)

merupakan salah satu masalah yang aktual dalam bidang pen

didikan di sekolah dan menarik untuk dilakukan peneliti-annya, terutama dalam pengembangan sumber daya manuala

Indonesia.

2. Masalah kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum dinilai cukup terbatas karena hanya mene-laah salah satu aspek dari sekian banyak aspek permasalah an CBSA, yakni meninjau dari segi tarafnya saja, lalu di lihat hubungannya dengan faktor guru sebagai unsur pelak

sana pengajaran,

3. Di Indonesia penelitian tentang masalah CBSA da

lam proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidik

an, masih sangat kurang dilakukan. Oleh karena itu mela

lui penelitian ini diharapkan dapat diungkapkan permasa-lahannya khususnya pada sekolah-sekolah yang menjadi ob yek penelitian. Dengan jalan ini dapat diperoleh umpan

ba-lik bagi peningkatan efektifitas pelaksanaan pengajaran.

4. Dewasa ini banyak usaha dari berbagai pihak un

tuk menanggulangi permasalahan di bidang pendidikan,

te-tapi tampak usaha-usaha tersebut belum memberikan hasil

yang diharapkan. Dalam hubungan dengan ini, perlu dicari dan diteliti konsep lainnya yang diperkirakan akan mem

berikan lebih banyak kemungkinan untuk memperbaiki kua

litas pendidikan.

Di sini tampak betapa pentingnya masa

(28)

penuh kesadaran, sehingga benar-benar dapat dipraktekkan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.

5. Pada beberapa tahun terakhir ini, gagasan ten tang strategi pengajaran dengan menggunakan CBSA banyak

mendapat perhatlan pemerintah, dan memberlakukan sebagai

bagian dari usaha pembaharuan pengajaran di Indonesia. Hal ini antara lain dilakukan dengan jalan

mengintegrasi-kan CBSA tersebut ke dalam kurikulum sekolah pada seluruh

jenjang pendidikan. Sebagai guru, maka penelitian ini

di-pandang sebagai respons yang positip terhadap usaha peme

rintah tersebut, dan dapat memberikan masukan informasi

untuk kepentingan pelaksanaan di sekolah-sekolah.

6. Penelitian tentang masalah CBSA dalam proses bel

ajar-mengajar pendidikan umum, belum pernah dibahas oleh siswa lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini di harapkan dapat menyajikan informasi ilmiah yang baru, dan

sebagai masukan yang bermanfaat bagi para penyelenggara

pendidikan khususnya yang membidangi program pendidikan

umum.

E. Kedudukan Studi dan Wilavah Masalah Penelitian

Secara operasional, pelaksanaan program pendidikan

umum di sekolah mencakup empat unsur pokok ialah: kuriku

lum, proses belajar-mengajar, lingkungan atau situasi dan

evaluasi. Semua unsur itu satu sama lain saling

(29)

umum dalam sistem pendidikan di sekolah. Ini berarti bah

wa program pendidikan umum dalam konteks pendidikan seko lah merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga banyak penelitian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu peneli

tian dalam penulisan tesis ini, lebih memusatkan perha

tlan pada salah satu segi wilayah permasalahan itu, yakni

yang berhubungan dengan komponen proses belajar-mengajar. Komponen proses belajar-mengajar itu pun mencakup ruang lingkup telaahan yang luas, karena banyak aspek yang

ter-kait di dalamnya.

Dalam hubungan ini, maka penelitian dalam rangka

studi SZ ini mengambil salah satu aspek dari komponen pro

ses belajar-mengajar itu yakni metode mengajar, dan se

cara lebih khusus lagi tentang kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum. Dalam penelitian ini,

pendidikan umum yang dimaksudkan dibatasi khusus untuk empat bidang studi kelompok pengajaran afektif yakni: pen didikan agama, PMP, pendidikan olahraga/kesehatan dan pen

didikan kesenian sesuai dengan kurikulum SMA 1975, lalu

menjadi kelompok bidang studi dalam program inti kuriku

lum SMA 1984.

Kadar CBSA seperti yang dikemukakan di atas, meru

pakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ke

giatan belajar-mengajar pendidikan umum di sekolah. Dalam

(30)

sebagai variabel proses. Oleh karena itu dapat dinyatakan

bahwa studi ini ada di dalam bidang proses bela.1ar-meng-a.iar khususnya proses belajar-menga.lar pendidikan umum. Sedangkan yang menjadi wilayah masalah penelitian. yaitu

yang berkenaan dengan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum. Kadar CBSA tersebut dapat di

amati melalui perilaku siswa belajar dan guru mengajar.

Kadar CBSA itu lalu dilihat dalam hubungannya dengan la

tar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA. Se

dangkan ragam yang terjadi berkenaan dengan pemunculan ketiga faktor yang diteliti tersebut, dilihat dari latar

belakang sosial sekolah tempat guru mengajar.

Secara visual, wilayah masalah penelitian yang di lakukan itu dapat diragakan seperti dalam Bagan 1 pada

halaman 21. Bagan tersebut menunjukkan bahwa masalah ka dar CBSA itu merupakan bagian terpadu dari keseluruhan

proses belajar-mengajar. Kadar CBSA tersebut diperkirakan sangat ditentukan baik oleh kualitas latar belakang pri

badi guru maupun sikap guru terhadap CBSA tersebut. Pe

munculan kadar CBSA dan kualitas latar belakang pribadi

guru serta sikap guru terhadap CBSA itu pun sedikit ba

nyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah sebagai wadah terjadinya interaksi itu. Wilayah masalah peneli

(31)

WILAYAH MASALAH PENELITIAN

(32)

PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan

pro-sedur yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut.

1. Rancangan penelitian. Bagian ini menjelaskan tu juan khusus penelitian, pertanyaan-pertanyaan penelitian,

populasi dan sampel penelitian, metode penelitian dan

tek-nik pengumpulan data, pedoman pengolahan data, faktor-fak

tor yang diteliti dan alat pengumpul data.

2. Pelaksanaan dan hasil penelitian. Dalam bagian

ini dikemukakan (a) pelaksanaan pengumpulan data meliputi

persiapan penelitian dan pengumpulan data lapangan;

(b) proses pengolahan data penelitian, meliputi pengolah

an data dan penyajian keseluruhan hasil penelitian; dan

(c) pembahasan hasil penelitian.

3. Kesimpulan. implikasi. dan rekomendasi. Kesimpul an dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti an, dan implikasi dilakukan sebagai kegiatan tindak lan

jut penelitian, sedangkan rekomendasi memuat gagasan yang

perlu dilakukan berkenaan dengan masalah yang diteliti.

A. Rancangan Penelitian

1 • Tu.luan Khusus Penelitian

Sesuai dengan ruang lingkup masalah dan tujuan umum penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I, maka

(33)

secara lebih operasional tujuan penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut.

a. Memperoleh gambaran mengenai kadar CBSA yang ter

jadi dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

pada

ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.

b. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang pri

badi guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men

jadi obyek penelitian.

c. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan sikap

guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri terhadap CBSA.

d. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan ka

dar CBSA tersebut dalam proses belajar-mengajar pendidik

an umum, dilihat dari latar belakang pribadi guru dan si

kapnya terhadap CBSA.

e. Memperoleh gambaran mengenai ragam kadar CBSA da

lam proses belajar-mengajar, ragam kualitas latar belakang

pribadi guru, dan ragam kecenderungan sikap guru terhadap

CBSA dilihat dari strata latar belakang sosial sekolah.

2. Asumsi-asumsi vang Digunakan dalam Penelitian

Beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam pene

litian ini dikemukakan sebagai berikut.

a. Upaya mewujudkan manusia seutuhnya antara lain

menuntut perbalkan mutu proses belajar-mengajar pendidik

an umum di sekolah-sekolah, dengan jalan mengintegrasikan

(34)

Hal ini dilakukan dengan tujuan, (1) dapat meningkatkan

keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses bel

ajar-mengajar pendidikan umum, (2) dapat meningkatkan kua

litas dan kuantitas pencapaian pengetahuan dan pembinaan ketrampilan, pembinaan nilai dan sikap siswa.

b. Adanya pengetahuan tentang strategi pengajaran

dengan menggunakan CBSA yang telah dikembangkan baik se cara teoritis maupun empiris, dapat dijadikan sebagai

landasan titlk tolak dalam rangka studi tentang masalah

kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum.

c. Pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-meng

ajar pendidikan umum, sangat dipengaruhi oleh kesediaan

guru untuk menerapkan prinsip-prinsip CBSA itu. Prinsip-prinsip CBSA tersebut menampak dalam dimensi subyek didik, dimensi guru sebagai fasilitator, dimensi program penga

jaran dan dimensi situasi belajar-mengajar yang di da lamnya terjelma hubungan guru-murid yang intim.

d. Jika guru relatif tidak mengalami ketidak

sera-sian kognisi atau tidak mengalami konflik berkenaan deng an keharusan penggunaan strategi CBSA dalam proses bel

ajar-mengajar pendidikan umum, maka guru akan lebih ber

sikap positif dan bersedia melaksanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA dalam keseluruhan proses bela

jar-mengajar pendidikan umum cenderung tinggi.

(35)

atau ketidak serasian kognisi berkenaan dengan keharusan

penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar ma

ka guru akan lebih bersikap negatif dan ragu-ragu melak

sanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA, dalam

keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum tam pak cenderung rendah.

f. Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, merupakan suatu usaha pembaha ruan dalam pengajaran, yang dalam pelaksanaannya di seko

lah banyak ditentukan oleh mutu latar belakang pribadi gu

ru sebagai pelaksananya. Latar belakang pribadi guru itu

berkaitan erat dengan taraf pendidikan, latihan atau pe nataran yang pernah diikuti, pengalaman mengajar selama menjadi guru, kebiasaan membina diri dan dorongan untuk

berprestasi dalam mengajar.

g. Perkembangan suatu daerah pemerintahan mempenga

ruhi terhadap laju perembesan gerakan pembaharuan penga jaran. Status daerah pemerintahan dapat menimbulkan ragam laju perembesan itu. Salah satu faktor yang dominan dapat dljadikan tolok ukur, yaitu daerah pemerintahan kota be

sar atau kota madya, kota kabupaten dan kota kecil, di

wilayah kecamatan.

3. Pertanyaan Pemandu Penelitian

(36)

beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut di

maksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan studi, agar

eksplorasi data berkenaan dengan masalah yang diteliti da

pat dilakukan secara sistematik dan terarah. Pertanyaan

penelitian yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

Masalah 1, Pemunculan kadar CBSA dalam proses

bel-a.1ar-menga.1ar pendidikan umum di SMA:

(1) Bagaimana keterlibatan siswa SMA dalam keseluruhan

kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum ?

(2) Bagaimana kegiatan belajar eksperimensial yang

diala-mi siswa SMA tersebut dalam proses belajar-mengajar ?

(3) Bagaimana pra-karsa siswa SMA dalam keseluruhan ke

giatan belajar-mengajar pendidikan umum ?

(4) Bagaimana praktek guru SMA dalam pelaksanaan kegiat

an belajar-mengajar pendidikan umum tersebut berkena

an dengan peranannya sebagai fasilitator ?

(5) Bagaimana kebiasaan guru pendidikan umum dalam meng

gunakan multi media sehubungan dengan pelaksanaan tu gas mengajar dengan strategi CBSA ?

Masalah £, Kualitas latar belakang pribadi guru

pendidikan umum:

(1) Bagaimana tingkat pendidikan yang dicapai guru pendi

dikan umum pada SMA yang menjadi obyek penelitian ?

(2) Bagaimana partisipasi guru pendidikan umum tersebut

(37)

(3) Bagaimana

pengalaman mengajar sebagai

guru

bidang

studi program pendidikan umum ?

(4) Bagaimana kebiasaan guru dalam membina

diri,

sehu

bungan dengan pelaksanaan tugas mengajar ?

(5) Bagaimana

kemampuan guru program pendidikan umum da

lam pelaksanaan tugas mengajar ?

(6) Bagaimana motivasi

guru dalam usaha perbaikan

mutu

mengajar ?

Masalah J>, Kecenderungan sikap guru pendidikan umum

terhadap CBSA:

1) Bagaimana sikap guru terhadap CBSA

dilihat dari

segi

manfaat dan fungsinya dalam pendidikan di sekolah ?

2) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

dilihat

dari unsur siswa yang belajar ?

3) Bagaimana

sikap guru terhadap penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

dilihat

dari unsur guru yang mengajar ?

4) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat

dari tuntutan perbaikan mutu program pengajaran ?

5) Bagaimana sikap guru terhadap

penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat

dari tuntutan perbaikan situasi belajar-mengajar, se

(38)

Masalah j±, Hubungan antar faktor:

(1) Dalam kondlsi yang bagaimana, faktor-faktor latar be

lakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA

da

pat menunjang pemunculan kadar CBSA yang tinggi ?

(2) Apakah ragam kadar CBSA dalam proses belajar-meng

ajar, ragam kualitas latar belakang pribadi guru, dan

ragam kecenderungan sikap guru terhadap CBSA, dapat

dijelaskan oleh perbedaan strata latar belakang sosi

al sekolah ?

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi permasalahan men

cakup semua karakteristik-karakteristik tentang:

(a) Ka

dar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pa

da SMA-SMA yang menjadi obyek penelitian, (b) Latar bela

kang pribadi guru pendidikan umum dan (c) Sikap guru ter

hadap penerapan prinsip-prinsip CBSA dalam proses

belajar-mengajar. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian, men

cakup semua hal yang mewakili karakteristik-karakteristik

populasi penelitian itu,

Studi ini lebih mengarahkan perhatlan pada segi kua

litas faktor-faktor yang diteliti, sehingga mengharuskan pembatasan obyek penelitian. Sehubungan dengan itu, dite

tapkan tlga SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupaten

Minahasa. SMA-SMA yang dimaksudkan dalam penelitian ini,

(39)

Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian,

(Kabupaten Minaha

sa). Alasan pemilihan ke tiga SMA

tersebut dapat

dijelas-kan sebagai berikut ini:

SMA Negeri I Manado dipilih. karena berada di Kota Madya

Manado dan sebagai ibu kota Propinsl, kwalifikasi sekolah:

baik. SMA Negeri Tondano dipilih, karena berada di Kota

Kabupaten, kwalifikasi sekolah: baik. SMA Negeri Girian di

pilih karena berada di Kota Kecil (Kecamatan),

kwalifi

kasi sekolah: sedang.

Sumber data primer dalam penelitian ini, terdirl

dari semua guru pendidikan umum pada ke tiga SMA Negeri.

Guru pendidikan umum yang dimaksudkan ialah: guru

pendi-agama, guru PMP, guru pendidikan olah raga/kesehatan

dan

guru pendidikan kesenian. Guru pendidikan umum pada ke

tiga SMA ini, berjumlah 38 orang, yakni SMA Negeri I: 15

orang; SMA Negeri Tondano: 14 orang dan SMA Negeri Girian:

9 orang. Dari jumlah tersebut yang dljadikan sampel pene litian sebanyak 21 orang, yakni 50% dari jumlah populasi.

Dengan demikian yang menjadi sumber data primer pada SMA

yang dljadikan obyek penelitian ini dapat dirinci sebagai

berikut: SMA Negeri I, 9 guru, SMA Negeri Tondano, 8 guru dan SMA Negeri Girian, 4 guru. Jumlah sumber data primer sebanyak 21 orang dianggap memadal, karena penelitian ini

masih bersifat penjajakan.

(40)

para kepala sekolah, guru sejawat

yang banyak mengetahui

perilaku guru pendidikan umum. Dokumen sekolah juga

dija-dikan sebagai sumber data, karena banyak memuat informasi

tentang data guru dan persiapan mengajarnya.

5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode des

kriptif. Disebut penelitian deskriptif

karena

sifatnya

untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di la

pangan. W. Surakhmad

(1982 : 139) mengemukakan ciri-ciri

metode deskriptif sebagai berikut: "1. Memusatkan diri pa

da pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,

pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang

dikumpul-kan mula-mula disusun, dijelasdikumpul-kan dan kemudian

dianali-sa". Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya

sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan

interpretasi tentang arti data itu.

Sehubungan dengan penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menelaah fenomena-fenomena tentang perma

salahan dari ketiga faktor yang diteliti yakni kadar CBSA

dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terhadap CBSA, dan latar belakang pribadi guru. Selain dari pada itu di gunakan untuk menelaah persamaan dan perbedaan fenomena

(41)

tesis, digunakan pula studi kepustakaan untuk meletakkan

dasar kerangka teori tentang masalah yang diteliti dan

ke-rangka acuan untuk membahas hasil-hasil penelitian.

b. Teknlk Pengumnul D&ta

Dalam penelitian ini alat pengumpul data utama ada

lah angket, sedangkan wawancara dan observasi sebagai

pe-lengkap. Penggunaan angket dimaksudkan agar diperoleh da

ta yang lebih spesifik tentang permasalahan yang diteliti

meliputi (1) Data kadar CBSA dalam PBM pendidikan umum se

perti: keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,

belajar eksperimensial, prakarsa siswa, guru sebagai

fa

silitator dan penggunaan multi media. (2) Data latar bela

kang pribadi guru seperti: pendidikan dan latihan, penga

laman kerja guru, kebiasaan guru dalam membina diri,

ke

mampuan dan motivasi guru dalam pelaksanaan tugas

menga

jar. (3) Data sikap guru terhadap CBSA seperti: penerapan

CBSA dalam pendidikan umum, keaktifan siswa dalam belajar,

peran guru sebagai fasilitator, isi program pengajaran

yang berorientasi pada keaktifan siswa, dan penciptaan si

tuasi belajar-mengajar yang berorientasi pada CBSA.

Untuk menjarlng data tersebut, maka setiap item angket disediakan kemungkinan jawaban, sehingga para guru cu kup memilih salah jawaban yang paling sesuai.

(42)

tempat guru bekerja, pendidikan dan pengalaman kerja gu

ru, kebiasaan guru dalam membina diri dan dorongan

untuk

berprestasi dalam mengajar.

Dari segi sikap

guru, yang

ingin dicapai ialah bagaimana sikap guru terhadap penerap

an CBSA dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terha

dap siswa belajar dan memperlakukannya dalam belajar, si

kap guru terhadap pengelolaan program pengajaran dan

pen-ciptaan situasi belajar-mengajar berdasarkan prinsip CBSA.

Sedangkan observasi dilakukan terutama dengan tujuan un

tuk memperoleh data tentang perilaku guru mengajar, dan

siswa belajar pada waktu pelajaran berlangsung.

6. Pedoman Pengolahan Data

Proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang di

peroleh dari hasil angket atau yang diperoleh melalui

wa-wancara dan observasi, dianalisis berdasarkan

langkah-langkah analisis data seperti yang berlaku pada peneliti

an kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan secara

in-duktif dan "... ini dapat disamakan dengan content analy sis, yang tujuannya adalah membuat informasi-informasi

yang berhasil dihimpun itu menjadi jelas dan membuatnya

menjadi eksplisit" (Subino Hadisubroto, 1988: 15). Dengan

demikian penelitian ini tidak menggunakan analisis secara

kuantitatif. Artinya, dalam memperoleh pemahaman dan

(43)

tidak menggunakan formula-formula statistik. Oleh

karena

itu

dalam penelitian ini tidak digunakan pengujian

hipo-tesis seperti lasimnya

pada penelitian kuantitatif.

Prosedur analisis data kualitatif ini dilakukan se

cara bertahap seperti yang dikemukakan oleh (S. Nasution,

1988 :129) meliputi "...(1) reduksi data, (2) display da

ta, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi". Jika

dilu-kiskan secara model alur maka tahap-tahap analisis data

tersebut dibuat sebagai berikut

Bagan 6.

i-Periode pengumpulan data

Pereduksian Data

Antisipasi

Selama

Pasca

Penyajian Data

Selama .

Pasca

Kesimpulan/Veri fikasi

Selama Pasca

e 1

Unsur-unsur analisis data model alur.

Dikutip dari: Subino Hadisubroto, 1988: 19.

Paradigma tersebut menunjukkan bahwa kegiatan analisis da

ta secara kualitatif adalah merupakan kegiatan yang

berke-sinambungan. Kegiatan ini berakhir sampai pada penarikan

kesimpulan data penelitian. Hal yang perlu dilakukan

me-nuju pada penarikan kesimpulan ialah dengan jalan melaku

kan komparasi antar fakta yang diperoleh sehingga dicapai

pemahaman awal berupa dugaan. Hasil penilaian berdasar

kan komparasi antar fakta itu, lalu diberi interpretasi

(44)

dengan cara

menghubungkannya dengan teori-teori yang

di-temukan dalam studi kepustakaan. Berdasarkan analisis dan

interpretasi inilah, lalu ditarik kesimpulan dan beberapa

implikasi yang diperlukan.

Sebagai pedoman penilaian terhadap aspek-aspek yang

diteliti, digunakan kriteria tertentu sesuai dengan

kon

sep nilai yang melandasinya yang diperoleh melalui

studi

kepustakaan. Kriteria penilaian terhadap aspek yang dite

liti tersebut dijelaskan sebagai berikut.

(1) Pemunculan kadar CBSA dalam proses

bela.1ar-meng-alar pendidikan umum:

Dianggap tinggi (memadal). jika prilaku guru-siswa dalam

proses belajar-mengajar

se.lalan dengan pola-pola

bela

jar dan mengajar sebagaimana yang dituntut dalam strate

gi pengajaran dengan menggunakan CBSA. Dianggap rendah.

(kurang memadal) jika prilaku guru-siswa dalam proses

belajar-mengajar tidak se.lalan dengan tuntutan pola-pola

belajar-mengajar seperti yang berlaku dalam strategi peng

ajaran dengan menggunakan CBSA. Aspek-aspek yang akan

di-nilai ialah: keterlibatan siswa dalam kegiatan

belajar-mengajar, belajar eksperimensial, prakarsa siswa dalam ke giatan belajar-mengajar, guru sebagai fasilitator, serta

penggunaan multi media.

(2) Latar belakang pribadi guru

(45)

mendukung terbinanya pribadi guru, memenuhi tuntutan

ner-gvaratan yang seharusnya dimilikl guru yang profesional.

Dianggap rendah (kurang memadal), jika guru tidak. atau

cenderung kurang memiliki persyaratan yang dituntut bagi

seorang guru yang profesional. Aspek-aspek yang akan

di-nilai ialah: pendidikan dan latihan

guru, pengalaman ker

ja guru, kebiasaan membina diri dalam hubungan dengan tu

gas guru, kemampuan keguruan dan motivasi guru dalam

me

ningkatkan prestasi mengajarnya.

(3) Sikap guru terhadap CBSAi

Dianggap tinggi (memadal). jika guru cenderung bersikap

positif dan ada kesediaan untuk selalu menerapkan

prinsip-prinsip CBSA dalam keseluruhan proses belajar-mengajar.

Dianggap rendah (kurang memadal). jika guru cenderung bersikap negati f dan ragu-ragu menerima atau menerapkan

prinsip-prinsip CBSA tersebut dalam

keseluruhan

proses

belajar-mengajar.

Aspek-aspek yang akan dinilai ialah: penerapan prin

sip-prinsip CBSA berkenaan dengan: manfaat dan fungsi CBSA

dalam proses belajar-mengajar, bagaimana siswa belajar,

bagaimana guru mengajar, bagaimana menyusun program peng

ajaran yang benar, dan bagaimana menciptakan situasi bel

ajar-mengajar sehingga siswa dapat belajar dengan balk.

(4) Hubungan antar faktort

(46)

pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA. dengan

pemunculan kadar CBSA dalam proses

bela.1ar-meng-a.1ar.

Dianggap tinggi (memadal). jika pemunculan kadar CBSA da

lam proses belajar-mengajar, dengan berbagai

permasalah-annya, dapat dilelaskan melalui pemahaman dan pengertian

yang benar tentang perlunya persyaratan mutu guru,

khu-susnya tuntutan kualitas latar belakang pribadi guru atau

perlunya dukungan sikap guru terhadap CBSA tersebut.

Dianggap rendah (kurang memadal), jika pemunculan kadar

CBSA dalam proses belajar-mengajar dengan berbagai

perma-salahannya tidak dapat dilelaskan melalui pemahaman ten

tang perlunya kualitas latar belakang pribadi guru serta

perlunya perubahan sikap guru dalam kaitannya dengan pe

laksanaan tugas mengajar.

b. Hubungan antara ragam kadar CBSA. ragam kualitas

latar belakang pribadi guru dan ragam sikap guru terhadap CBSA dengan kondlsi latar belakang so

sial sekolah

Dianggap tinggi (memadal). jika keragaman pemunculan ka dar CBSA, keragaman kualitas latar belakang pribadi guru

dan keragaman sikap guru terhadap CBSA, dapat dljelaskan melalui pemahaman yang mendalam tentang pengaruh perbe

daan strata latar belakang sosial sekolah. Artinya seko

(47)

kota kecil, sedikit atau banyak menjadi penyebab keragam

an, baik dalam pemunculan kadar CBSA, kualitas latar

be

lakang pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA.

Dl-anggap rendah (kurang memadal), jika dilihat dari perbe daan strata latar belakang sosial sekolah, ternyata tidak

terjadi keragaman terhadap faktor-faktor penelitian ter

sebut. Prosedur penelitian dan proses pengolahan data da

pat diperhatikan pada Bagan 7 berikut ini.

STUDI PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

:ik

TAHAP EVALUASI DAN

ANALISIS MASALAH

* Observasi

* Wawancara

* Angket

Bagan 7:

Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data

SUMBER DATA

Kepala Sekolah

Guru

P.U.

Guru

Seja-wat

DATA - INFORMASI

D

Analisis

HUBUNGAN ANTAR F A K T A

Dokumen-tasi

J

Vx

Analisis menjadi

konsep berupa: d u g a a n

Teori-teori yang

telah ada

Analisis dan Inter

pretasi data

KESIMPULAN

(48)

7. Faktor-faktor vang Diteliti dan Alat Pengumpul Data

Dalam bab terdahulu telah dikemukakan, bahwa pene

litian ini membahas tiga faktor penting dalam proses bel

ajar-mengajar pendidikan umum ialah:

masalah

pemunculan

kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar, latar

belakang

pribadi guru, dan sikap guru terhadap CBSA. Untuk memper

oleh informasi (data) dari ketiga

faktor tersebut, telah

dikembangkan seperangkat alat pengumpul data dalam bentuk

angket. Untuk tujuan ini, mula-mula

aspek

yang diteliti

dianalisis menjadi indikator-indikator yang dapat dinilai.

Faktor kadar CBSA dan sikap guru terhadap CBSA meng

gunakan indikator yang diangkat dari hasil studi kepusta

kaan tentang prinsip-prinsip CBSA dan rambu-rambu CBSA da

lam proses belajar-mengajar Depdikbud (1983b :25-33). Se

dangkan faktor latar belakang pribadi guru,

menggunakan

indikator sesuai dengan pola yang telah dikembangkan oleh

Dumkin dan Biddle, (M.D. Dahlan, 1982: 13). Faktor-faktor

yang diteliti tersebut dan keseluruhan aspek serta

indi-katornya ditata dengan kisi-kisi, kemudian

didiskusikan

dengan tiga rekan siswa S3 yang menguasai

persoalannya.

Setelah itu instrumen penelitian bersama kisi-kisinya

di-laporkan kepada dosen pembimbing guna memperoleh

masukan

sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan lebih

lanjut.

Rincian faktor-faktor yang diteliti dan indikatornya ser

(49)

TABEL 1

FAKTOR-FAKTOR YANG DITELITI DAN ALAT PENGUMPUL DATA

Faktor yang dite Indikator yang Dinilai Alat Pengum

liti dan Aspeknya pul Data

I. Kadar CBSA da lam PBM Pendi

dikan Umum

1. Keterlibatan a. Disain instruksional dan Observasi

siswa dalam strategi B-M Angket

PBM b. Tujuan khusus pengajaran

c. Bahan pelajaran yang

di-sajikan

d. Media pendidikan yang di gunakan dalam PBM

e. Keikut sertaan siswa da

lam menetapkan KBM

f. Kemampuan guru menyaji kan bahan pelajaran

2. Belajar ekspe a. Pengalaman belajar yang Observasi

rimensial dilalui siswa

Angket

b. Pemberian tugas kepada

siswa

c. Format belajar yang di

gunakan dalam PBM

3. Prakarsa sis a. Penggunaan format bela Observasi

wa dalam kegi jar dengan met. penemuan Angket atan B-M b. Penggunaan format bela

jar dengan met. pemecah-an masalah

c. Penggunaan format bela

jar dengan met. ceramah

4. Peranan guru a. Membantu/memberikan ke- Observasi

sebagai fasili mudahan siswa belajar

Angket

tator b. Menyediakan berbagai sum

ber belajar

c. Guru bertindak secara

demokratis

d. Guru bertindak otoriter

e. Guru sebagai teladan

5* Penggunaan mul a. Upaya pengadaan multi Observasi

ti media da-~ media dalam PBM

Angket

lam PBM b. Kebiasaan menggunakan multi media dalam pro

ses B-M

(50)

(Lanjutan Tabel 1)

Faktor yang dite liti dan Aspeknya

II. Latar Bela

kang Pribadi

Guru Pendldik

an Umum

1. Pendidikan gu

ru dan Latihan

2. Pengalaman ker

ja guru

3. Kebiasaan mem bina diri da

lam hubungan

tugas mengajar

4* Kemampuan da

lam melaksana

kan tugas meng ajar

5. Dorongan untuk berprestasi da lam mengajar

Indikator yang Dinilai

a. Pendidikan tertinggi b. Pendidikan pra-jabatan

tentang CBSA

c. Program pengalaman la pangan

d. Pendidikan dalam-jabatan

(latihan dan penataran)

a. Pengalaman mengajar guru

(masa kerja)

Pengalaman mengajar bi

dang studi

Partisipasi dalam upaya pengembangan program pengajaran

a. Berusaha memperoleh in

formasi baru tentang mengajar

b. Memiliki perpustakaan c. Belajar sendiri guna

me-nambah kemampuan mengaj. d. Memanfaatkan acara TV,

surat kabar untuk pengaj a. Kesiapan dalam melaksa

nakan tugas mengajar

b. Kemampuan mengelola pro

ses belajar-mengajar

c. Menguasai berbagai stra tegi B-M

a. Disiplin dalam melaksa

nakan tugas mengajar

b. Tanggung jawab dalam me

laksanakan tugas mengaj.

c. Mengajar secara bermutu

karena panggLlan tugas profesi

d. Berusaha mengajar dengan cara yang lain dari pada biasanya b. c. Alat Pengum pul Data Daftar cek Angket Daftar cek Angket Daftar cek Angket Daftar cek Angket

Da ftar cek

Angket

(51)

(Lanjutan Tabel 1)

Faktor yang dite

liti dan Aspeknya

III. Sikap guru

terhadap pe

nerapan CBSA 1. CBSA dalam pro ses belajar-" mengajar

2. Dimensi subyek didik dalam proses

belajar-mengajar

3. Dimensi guru

dalam proses belajar-meng ajar

4. Dimensi pro gram pengajar

a n

5. Dimensi situa si belajar-mengajar

Indikator yang DLnilai

a. Manfaat CBSA dalam PBM

pendidikan umum

b. Fungsi dan tujuan CBSA dalam pendidikan umum

a. Keberanian mewujudkan minat dalam PBM

b. Keinginan berpartisipasi

dalam kegiatan B-M

c. Kreatifltas dalam PBM

d. Dorongan ingin tahu e. Kebebasan melakukan se

suatu tanpa tekanan

a. Membina kegairahan siswa

belajar

b. Sebagai motivator

c. Tidak mendominir keg.B-M

d. Menghargai perbedaan in-dividu siswa

e. Menggunakan bermacam strategi B-M

a. Tujuan instruksional me

menuhi minat siswa

b. Isi pelajaran sesuai ke

mampuan siswa

c. Program peng. memberikan kesempatan siswa belajar dengan baik

d. Program peng. memungkin-kan penggunaan multi me

tode dan multi media

a. Terciptanya komunikasi

guru-siswa yang intim

b. Terciptanya komunikasi banyak arah

c. Kegairahan belajar di ka langan siswa

d. Penciptaan situasi bel

ajar-mengajar yang

me-rangsang siswa belajar

Alat Pengum pul Data

Da ftar cek

Angket

Da ftar cek

(52)

Instrumen penelitian ini setelah diuji coba,

kemu

dian diperoleh sejumlah item terpilih. Item-item yang ter

pilih itu lalu disampaikan kepada dosen ahli sebagai

pe-nimbang. Hasilnya lalu dituangkan dalam lajur M (menggam

barkan) atau TM (tidak menggambarkan). Setelah

dilakukan

perhitungan variansi (Vp) dan (Ve) untuk ketiga

format

instrumen penelitian, dapatlah dinyatakan bahwa instrumen

penelitian ini memenuhi syarat dari segi validitas isi.

Perhitungan variansi Vp dan Ve

dari ketiga

format

ins

trumen penelitian dapat diperhatikan

pada Lampiran A.2.

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Minimal ada dua kegiatan pada tahap awal pelaksa

naan pengumpulan data ialah: a. Persiapan pengumpulan da

ta, dan b. Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan.

a. Persiapan pengumpulan data, dilakukan dengan be

berapa kegiatan penting sebagai berikut.

1) Persiapan awal. dilakukan di Bandung yakni

meng-kaji lebih mendalam pokok-pokok permasalahan, lalu diana

lisis ke dalam indikator-indikator yang dapat dinilai. Berdasarkan indikator-indikator itu, kemudian ditetapkan

rambu-rambu penelitian untuk observasi, wawancara dan for

mat angket yang akan diisi oleh para guru pendidikan umum

pada SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.

(53)

yang berkepentingan, baik unsur lembaga penyelenggara pen

didikan

maupun unsur pemerintah. Surat-surat izin dan re

komendasi penelitian seperti tertera pada Lampiran C.

3) Persiapan Ian1utan

dilakukan di daerah

peneli

tian, ialah menghubungi bidang PMU Kanwil Depdikbud

Pro

pinsl Sulawesi Utara, untuk memperoleh informasi

tentang

populasi sekolah (SMA Negeri) dan guru-guru

pendidikan

umum di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa.

Pada kesempatan ini telah dilakukan penjajakan tiga seko

lah yang direncanakan menjadi obyek penelitian. Penilaian

dilakukan dengan memperhatikan lokasi dan kwalifikasi se

kolah. Informasi tersebut diperoleh melalui para pengawas

sekolah dan kepala bidang kurikulum Kanwil Depdikbud Pro

pinsl Sulawesi Utara di Manado. Sehubungan dengan peneli

tian ini, telah ditetapkan tiga SMA Negeri, terdirl

dari

SMA Negeri I Manado (Kota Madya Manado), SMA Negeri

Ton

dano dan SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).

b. Pelaksanaan pengumpulan data, merupakan kegiat

an di lokasi penelitian. Waktu yang digunakan untuk peng

umpulan data, berlangsung dua setengah bulan, sejak 15 Mei

1986 sampai dengan 30 JUli 1986. Kegiatan penelitian te

lah dilakukan dengan mengedarkan ang

Referensi

Dokumen terkait

Maka, penulis dengan semua pertimbangan atas fenomena- fenomena yang muncul akan melakukan penelitian tentang “ Analisis Motivasi, Persepsi, dan Perilaku Lintas

kami Panitia Pengadaan Bar ang/ Jasa Sekr etariat DPRD Kabupaten Nunukan tahun 2012 telah melaksanakan Pember ian Penjelasan paket peker jaan ter sebut di atas

Maslow menerangkan keperluan manusia secara hieraki seperti piramid kerana mempunyai peringkat yang tersusun iaitu bermula dengan keperluan fisiologi, keperluan keselamatan,

Telah dilakukan penelitian cemaran logam berat pada 92 produk permen berkemasan plastik berfilm PVC yang dilakukan dengan pelarut HNO 3 dan H 2 O 2.. dengan

Kebijakan Quantitative Easing sangat rentan terhadap stabilitas harga di beberapa negara emerging markets tidak terkecuali di negara-negara yang menerapkan

Jumlah/Produk/Informasi/Data Litbang Kesehatan Strategik di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit (Pengembangan database vektor dan reservoir penyakit serta formula

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa signifikansi korelasi PDRB Provinsi di Pulau Jawa dengan Aktivitas Maritim Provinsi di Pulau Jawa kuat

Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai keterangan di atas adalah problematika yang terdapat dalam membentuk karakter religius terbagi menjadi dua macam,