UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi PG PAUD FIP UPI
Disusun oleh:
Ruth Hening Prasasti NIM. 0801502
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK
MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013
Oleh:
Ruth Hening Prasasti
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi PG PAUD FIP UPI
© Ruth Hening Prasasti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun ajaran 2012-2013) Oleh :
Ruth Hening Prasasti 0801502
Disetujui Dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Dra.Masitoh, M.Pd 19480626 198011 2 001
Pembimbing II
Rita Maryana,M.Pd 19780308 2001 12 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi PG PAUD
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh :
Ruth Hening Prasasti 0801502
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Penguji I Penguji II
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Yeni Rachmawati, M.Pd
19600707 198601 2 001 19730308 200003 2 001
Penguji III Penguji IV
Leli Kurniawati, M.Mus Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn
132252248 19800214 200813 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 – 2013 )
Oleh
Ruth Hening Prasasti 0801502
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di PAUD Tunas Kasih yaitu
keterampilan anak yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan sebagian anak masih belum
memahami informasi yang diberikan. Permasalahan tersebut dituangkan kedalam rumusan
masalah yaitu: 1)Bagaimana kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada
kelompok B di PAUD Tunas Kasih?, 2)Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di
PAUD Tunas Kasih?, 3)Apakah terdapat peningkatan keterampilan anak dalam menyimak
setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD
Tunas Kasih?. Penelitian ini memliki tujuan yaitu, untuk memperbaiki pembelajaran di PAUD
dalam meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah murid PAUD Tunas Kasih kelompok
B dengan jumlah murid 21 anak yang bertempat di Jalan Gatot Subroto No.24. Menurut analisis
penulis keterampilan menyimak anak mengalami peningkatan setelah dilakukan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Anak–anak mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam
kemampuan menyimak terbukti dengan anak mendengarkan cerita, anak tidak melakukan
aktivitas yang mengganggu, anak dapat menyimpulkan cerita secara sederhana, anak dapat
menirukan kembali perkataan tokoh cerita, anak menilai baik atau buruk dari tokoh cerita, anak
dapat menyebutkan pesan cerita Rangkaian uraian diatas penulis berharap penelitian ini dapat
dilakukan secara berkelanjutan oleh guru kelas agar perkembangan bahasa anak khususnya
keterampilan menyimak anak dapat berkembang dengan baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
UCAPAN TERIMA KASIH……….. ii
ABSTRAK………... iii
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GRAFIK……… viii
DAFTAR LAMPIRAN……… ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian……… 5
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Manfaat Penelitian………. 5
E. Asumsi Penelitian……….. 6
F. Definisi Operasional Variabel………... 7
G. Sistematika Penulisan ……….. 8
BAB II. KAJIAN TEORI A. Pengertian Keterampilan Berbahasa……… 10
B. Keterampilan Menyimak ……… 10
1. Tahapan Dalam Menyimak………... 11
2. Proses Menyimak……….. 13
3. Fungsi Menyimak……… 14
4. Tujuan Menyimak……… 16
5. Jenis–Jenis Menyimak………... 17
C. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif……… 18
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… 21
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 21
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Dan Pendekatan………... 24
B. Prosedur Penelitian ……….. 25
C. Pengolahan Dan Analisis Data………. 28
D. Lokasi Dan Subjek Penelitian ………. 30
E. Instrumen Penelitian……….. 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 34
1. Deskripsi umum dan profil PAUD Tunas Kasih ………. 34
2. Kondisi objektif kemampuan menyimak anak kelompok B sebelum diterapkan metode kooperatif tipe STAD di PAUD Tunas Kasih………. 38
3. Langkah–langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran kooperatif……… 41
tipe STAD B. Pembahasan……… 54
1. Kondisi objektif keterampilan menyimak anak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih Tahun ajaran 2012-2013……….. 54
2. Langkah–langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan menyimak anak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 –2013………. 54
3. Peningkatan Keterampilan Menyimak Setelah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Anak Kelompok B di PAUD Tunas Kasih Tahun Ajaran 2012 – 2013………. 56
B. Rekomendasi ………. . 60
DAFTAR PUSTAKA……… 62
LAMPIRAN
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.2 ………. 40
Grafik IV.4 ……… 46
Grafik IV.6 ……… 52
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 ……… 30
Tabel IV.1 ……… 38
Tabel IV.3 ……… 42
Tabel IV.5 ……… 48
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Kegiatan Harian
2. Catatan Lapangan
3. Lembar Penilaian Anak
4. Surat Keterangan Penelitian di PAUD Tunas Kasih Cimahi
5. Foto Kegiatan di PAUD Tunas Kasih Cimahi
6. Data Bimbingan Skripsi
7. Surat Keterangan Penelitian
8. Lembar Judgement Instrumen
9. Surat Keputusan Judul Skripsi Dan Dosen Pembimbing I Dan II
10.Daftar Perbaikan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang
atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain.
Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat
mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa
yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa
sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa
dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang digunakan untuk berinteraksi
dalam kehidupan sehari–hari. Dengan bahasa setidaknya setiap orang akan mempunyai
kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas berpikir dan persaannya yang dapat dipahami
dam dimaknai bersama oleh oleh orang yang mendengarkannya. (Yusuf, 2000)
Pendidikan bahasa untuk anak merupakan upaya sadar dalam meningkatkan
kemampuan bahasa bagi anak, agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan
lingkungannya (Somantri, 2000)
Santrock (2002) mengungkapkan bahwa masa anak–anak merupakan masa periode
penting untuk belajar bahasa, jika pengenalan bahasa tidak dilakukakan sebelum masa remaja
maka seumur hidup anak akan mengalami ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa
yang baik. Untuk itu pengenalan bahasa pada anak sejak usia dini dapat membantu anak
untuk memperoleh keterampilan bahasa yang lebih baik. (Adamson; schegloff dalam
santrock, 2002)
Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang
cerdas. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat
dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki
seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari
hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa
2
dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan
keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Pada masa-masa awal pertumbuhan hingga usia sekolah, kemampuan berbahasa yang
dimiliki anak tidak bisa berkembang sendiri. Anak belum mengerti apa yang harus dilakukan
apalagi berkreasi sendiri untuk memunculkan potensi dalam dirinya. Kemampuan dasar ini
harus mendapat banyak stimulus dari luar, terutama dari orang tua dan sekolah.
Roskos (2000) telah mencoba menarik kesimpulan konstruktif antara kekuatan bahasa
yang diperoleh dari kegiatan membaca, menulis dan bermain. Bahasa adalah energi dalam
berbicara, yang dapat diperoleh dari kegiatan bermain dan melek huruf, ini adalah proses
mental di antara aktivitas yang terkait dengan masing-masing kegiatan keaksaraan lain.
Bahasa mencakup dasar-dasar dalam berinteraksi, menceritakan peristiwa, nama dan
benda. Dalam kegiatan membaca, anak-anak menggunakan bahasa untuk mewujudkan
potensi dan tujuan dari bahasa itu sendiri. Mereka juga sudah melakukan aktualisasi adalah
penting dalam penggunaan bahasa seperti keterampilan komunikasi dasar ekspresi oral
(mengatakan), mengatakan (menceritakan), dan menjelaskan. Kemampuan ini dijabarkan ke
dalam konteks yang kaya dalam berbicara, dikembangkan secara dinamis dalam
menggunakan bahasa dengan cara yang membangun proses dan keterampilan dalam proses
keaksaraan.
Kemampuan berbahasa itu penting bagi anak anak usia dini. Anak menerima bahasa
dengan baik apabila anak mampu menyimak perkataan orang lain atau guru, mengerti
beberapa perintah yang diberikan guru, dan memahami aturan dalam suatu permainan atau
kegiatan yang diberikan oleh guru di kelas. Selain itu mereka juga mempunyai
perbendaharaan kata yang relative luas untuk anak seusianya Permendiknas 58 (2009)
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847)
Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak
adalah latihan mendengarkan baik-baik.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
3
“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4).
“Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan, 1987:28).
Keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan bahasa yang lain,
yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang dalam
menyimak dapat diketahuai bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi
secara lisan maupun tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup
kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang
mungkin tidak seutuhnya tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan
hal-hal yang tersirat itu.
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan
simakan. (Tarigan; 1991: 4). “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983). Proses
menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada
unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.”
Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk
memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur
kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa
menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi
4
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
Menurut Subyakto (2005 : 21), proses menyimak dari anak usia dini memerlukan
sejumlah kemampuan sebagai berikut :
“ Setiap anak yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan. Pada saat menyimak menangkap bunyi bahasa, anak harus
menggunakan kemampuan memusatkan perhatian, bunyi yang ditangkap perlu di
indetifikasi. Di sini diperlukan kemampuan linguistik, banyak yang sudah di
indentifikasi itu, harus di indentifikasi dan di pahami maknanya, dalam hal ini anak
harus menggunakan kemampuan linguistik dan non linguistik, makna yang sudah di
indentifikasi dan dipahami harus pula di telaah, di kaji, dipertimbangkan, dan
dikaitkan dengan pengalaman serta pengetahuan yang dialami anak. Pada situasi ini
diperlukan kemampuan mengevaluasi, melalui kegiatan menilai ini, maka si
penyimak sampai pada tahap mengambil keputusan apakah dia menerima,
meragukan, atau menolak isi bahan simakan. Kecermatan menanggapi isi bahan
simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi.”
Rangkaian urutan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis dan
menyimak adalah sesuai dengan tahap perkembangan bahasa anak, karena tiap anak berbeda
latar belakang dan cara belajarnya, untuk itu melalui bercerita guru diharapkan memahami
gaya belajar anak baik individual maupun secara kelompok dengan mengembangkan
pembelajaran terpadu dan tematik yang berpusat pada anak.
Berdasarkan Hasil pengamatan awal di PAUD Tunas Kasih kelas B, ditemukan
permasalahan dalam perkembangan bahasa yaitu masih rendahnya kemampuan anak dalam
menyimak . Anak tidak memperhatikan dan mendengarkan guru saat kegiatan sehingga
proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Pada saat guru menjelaskan kegiatan , beberapa
anak mengobrol dengan temannya atau tidak memperhatikan guru dengan memainkan
tangan atau kakinya. Selain itu kegiatan yang dilakukan guru lebih kepada pemberian tugas
seperti menempel, mewarnai, dan sebagainya, sementara latihan untuk menyimak tidak
5
menggunakan metode Kooperatif tipe STAD. Berdasarkan permasalahan di atas yang
berkembang, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada UPAYA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.
B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian
Secara umum penelitian ini memfokuskan kepada masalah tentang bagaimana
meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak melalui metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Secara khusus maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 - 2013 ?
2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan
keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun
ajaran 2012 - 2013?
3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan anak dalam menyimak setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD Tunas
Kasih tahun ajaran 2012 - 2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak anak usia pada
kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 - 2013.
2. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas
Kasih tahun ajaran 2012 - 2013.
3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan anak dalam menyimak setelah penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD Tunas
6
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk anak
a. Dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata yang cukup
banyak.
b. Dapat menceritakan kembali cerita/informasi yang pernah didengar.
c. Mempengaruhi cara berfikir dan perilaku anak karena anak senang mendengarkan.
d. Dapat memberi keuntungan baik pada anak Taman kanak – kanak untuk bekerja
sama menyelesaikan tugas.
e. Dapat mengembangkan keterampilan menyimak
2. Untuk Guru
a. Memberikan sumbangan pemikiran pada guru sebagai fasilitator untuk berupaya
meningkatkan kecerdasan bahasa anak usia taman kanak – kanak dalam penggunaan
metode pembelajaran kooperatif.
b. Dapat memberikan informasi tentang lingkungan yang memang perlu diketahui oleh
anak.
3. Untuk Sekolah
Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga agar dapat meningkatkan
dan mengembangkan perkembangan anak khususnya dalam perkembangan bahasa anak.
E. Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (dari pendapat ahli atau hasil penelitian)
1. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahui bagaimana penyimak
memahami dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin
menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya
tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat itu.(
Sriyono : 2009 )
2. Bahasa adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses penyampaian berita, atau
7
3. Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang
menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada
kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya (Slavin, 1994).
4. Tim siswa kelompok prestasi atau Student Team Achievement Divisions (STAD) jenis
pembelajaran kooperatif ini yang paling sederhana siswa dikelompokkan tiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen. Materi dirancang untuk belajar kelompok. Siswa
berkerja menyelesaikan lembar kegiatan secara bersama–sama berdiskusi dan saling
membantu dalam kelompoknya.( Slavin 2009:143)
F. Definisi Operasional Variabel
a. Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Proses menyimak melalui tahapan-tahapan yaitu
: 714 ) “ mengerti benar akan; mengetahui benar”. Pada tahap ini, ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami apa yang disampaikan oleh pemberi pesan.
3. Tahap Menginterpretasi
penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan
8
isi, butir–butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu; dengan demikian,
sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting
4. Tahap Mengevaluasi
Setelah memahami dan dapat menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak mulai
menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara. Dimana
keunggulan dan kelemahanya, dimana kebaikan dan keburukannya inilah yang
dinamakan tahap evaluasi.
5. Tahap Menanggapi
Pada tahap terakhir dari kegiatan menyimak adalah tahap menaggapi. Penyimak
menyambut, mencamkan , dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaranya, lalu penyimak pun
sampailah pada tahap menanggapi
b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
pemebelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari
lima tahapan utama sebagai berikut:
a) Pengajaran
b) Kerja kelompok terdiri dari 4-5 anak
c) Tes/kuis
d) Peningkatan skor individu/skor perkembangan
e) Penghargaan kelompok.
G. Sistematika Penulisan
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian
9
E. Asumsi Penelitian
F. Definisi Operasional Variabel.
G. Sistematika Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Keterampilan Berbahasa
B. Pengertian Keterampilan Menyimak
C. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
D. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian
C. Langkah – Langkah Penelitian
D. Instrument Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisa Data
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A.Deskripsi hasil penelitian
B.Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan
B.Rekomendasi
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran yang sudah dilakukan dan dilaksanakan oleh guru serta mengatasi
permasalahan yang terjadi di lapangan. Oleh karna itu penelitian ini akan menggunakan
penelitian tidakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelas bekerja sama dengan peneliti
yang menekankan pada proses pembelajaran Arikunto, (2006 : 57)
Atmadinanta (2005 : 52) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk
memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir, yaitu memperbaiki cara belajar
anak. Dengan PTK diharapkan keterampilan guru dalam menguasai permasalahan yang
di hadapi di dalam kelas akan semakin meningkat.
Menurut Mc Niff (Arikunto 2008 : 106) bahwa dasar utama dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan, sementara menurut Borg (Arikunto
2008 : 107), tujuan utama penelitiaan tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan
proses pembelajaran yang di hadapi guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk mencapai
pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Pendapat di atas dapat dipahami bahwa
penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualiatas
proses dan hasil pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas yaitu dapat membantu guru dalam memecahkan masalah
serta solusi seputar pembelajaran. Sesuai dengan karekteristik penelitian tindakan kelas
yaitu, masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi guru di kelas, dilakukan
secara kolaboratif serta adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di kelas.
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif.
Menurut Syaodih (2005 :60) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang di tujukan
25
B. Prosedur Penelitian
Kemmis dan Mc Tagagart (Wiriatmaja, 2005 : 66-67) menjelaskan bahwa
prosedur penelitian tindakan kelas dipandang sebagai siklus spiral yang tedriri dari
komponen perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti
dengan siklus spiral berikutnya.
Siklus akan dilaksanakan secara terus menerus sampai peneliti menemukan solusi
yang bisa merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik sehingga permasalahan
yang terjadi dapat diatasi dan di selesaikan secara optimal.
Berdasarkan pandangan di atas, alasan peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yaitu dengan maksud melakukan upaya perbaikan dan peningkatan layanan
professional guru dalam menangani proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan
keterampilan menyimak anak dalam bidang perkembangan bahasa melalui metode
pembelajaran kooperatif .
Penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
pengembangan kemampuan menyimak pada anak melalui metode pembelajaran
kooperatif, dilakukan empat tahap yaitu : tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi.
Prosedur penelitian tindakan kelas digunakan untuk memperoleh data tentang
proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini yang akan dilakukan melalui beberapa
tahapan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi . Adapun rencana penelitian
26
Bagan III.1
Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan : 1. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, menapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana pelaksanaan tindakan. Pada
tahap ini peneliti menentukan focus pristiwa yang perlu diamati. Secara terinci tahapan
perencanaan meliputi kegiatan :
a) Mengidentifikasi dan menganalisa masalah; tindakan ini terdiri dari pengamatan
terhadap lingkungan PAUD Tunas Kasih Cimahi kegiatan pembelajaran yang
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Siklus II
Refleksi
Perencanaan Pengamatan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Jika, siklus kedua peneliti belum merasa puas, dapat melanjutkan ke siklus
27
b) Membuat rincian tindakan; perencanaan yaitu membuat rencana tindakan penelitian
yang akan di lakukan dalam pembelajaran penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang akan dilakukan secara kolaborasi dengan guru, meliputi kajian
kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran yakni kemampuan yang harus dicapai
anak, merumuskan tema dan kegiatan yang akan dijadikan pembelajaran dalam
pengembangan keterampilan menyimak anak, merumuskan media dan metode,membuat
rencana kegiatan harian ( RKH ) mempersiapkan format observasi dan evaluasi.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan.
Tahap ini merupakan kegiatan nyata pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif Tipe STAD di PAUD Tunas Kasih Cimahi yang dilakukan berdasarkan
rencana yang disepakati sebelumnya antara peneliti dengan mitra peneliti (Guru).
Pelaksanaan tindakan ini berlangsung selama dua kali siklus pembelajaran, selain itu
pada tahap ini dilakukan juga kegiatan mengamati, mengenali sambil
mendokumentasikan (mencatat dan merekam/foto) terhadap proses hasil, pengaruh dan
masalah yang baru muncul selama penerapan pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil observasi ini akan dijadikan bahan analisis
dan dasar refleksi terhadap tindakan yang akan dilakukan. Pengamatan ini sebetulnya
bisa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tidakan berlangsung.
3. Refleksi.
Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap tindakan yang
dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
memperbaiki tindakan berikutnya. Sebagaimana di ungkapkan oleh Hopkins (Arikunto,
2008 : 80) bahwa refleksi dalam penelitian tindakan kelas mencakup analisis, sintesis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Kegiatan di atas menjadi siklus yang akan terus dilakukan sehingga
28
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Di bawah
ini menunjukkan siklus yang akan dilalui selama penelitian.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah melakukan kegiatan penelitian selesai, maka perlu menganalisis data dengan
menggunakan anlisis data secara kualitatif yang berupa data hasil obeservasi, dokumen
sebgai sumber data dan catatan lapangan.
1. Pengumpulan Data a. Observasi
Ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Adapun ketentuan observasi anak untuk mengetahui keberhasilan menyimak pada tiap
item, peneliti mengambil teori penilaian dari petunjuk pedoman penilaian taman kanak–
kanak.
b. Dokumen sebagai sumber data
Ada macam–macam dokumen yang dapat membantu dalam pengumpulan data
penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas,
misalnya:
1. Rekaman foto , slide, tape, radio
Gambar–gambar foto, cuplikan, rekaman tape atau slides, adalah alat
pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu
pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap
suasana kelas, detail tentang peristiwa–peristiwa penting/khusus yang terjadi, atau
ilustrasi dari episode tertentu, alat–alat elektronik ini dapat digunakan untuk
membantu mendeskripsikan yang terjadi selain itu rekaman , foto, slide, tape juga
berguna juga dalam wawancara, baik untuk memulai topik pembicaraan, maupun
untuk mengingatkan agar tidak menyimpang pada saat wawancara.
2. Catatan harian/lapangan
Guru mempunyai buku harian siswa, catatan mereka dapat juga menjadi
29
Catatan tidak hanya melaporkan kejadian lugas sehari–hari, melainkan juga
mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi di dalam penelitian.
Kejadian khusus, percakapan, intropeksi perasaan, sikap, motivasi, pemahaman
waktu bereaksi terhadap sesuatu, kondisi, kesemuannya akan membantu
merekonstruksikan apa yang terjadi waktu itu.
2. Validasi data
Ketika peneliti akan memulai mengumpulkan data, konsep validitas dan rehabilitas
intrumen (maupun data) harus terus diingat. Berikut strategi untuk meningkatkan validasi
menurut lather (Arikunto, 2012).
1. Member check, yaitu , peneliti mengecek/menilai kebenaran suatu data temuan
penelitian. Data atau informasi diperoleh melalui diskusi dengan guru setiap akhir
pelaksanaan tindakan.
2. Triangulation (triangulasi), proses melakukan pengecekan kebenaran data dengan
mengkorfirmasi data atau informasi yang lainnya melalui sumber–sumber yang lain
dengan guru pendamping.
3. Audit trail, yaitu proses mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan
dengan teman sejawat.
4. Expert opinion ,melakukan pengecekan data atau hasil temuan penelitian kepada
para ahli yang professional dalam pembelajaran bahasa yaitu dosen pembimbing.
3. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang menggolongkan,
serta menyusun data untuk memberikan makna terhadap temuan penelitian yang telah
dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi guru–guru untuk dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Analisis data ini
digunakan secara kualitatif dan data yang diperoleh tersebut kemudian dijabarkan dalam
30
D. Lokasi dan subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok B yang berjumlah 22
anak. Dan lokasi penelitiannya adalah di PAUD Tunas Kasih Yayasan Badan Pendidikan
Kristen Pasundan yang beralamat Jalan Gatot Subroto No. 24 Cimahi.
E. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi data hasil observasi,
catatan dilapangan, wawancara dan dokumentasi. Dalam mengumpulkan data–data
penulis melakukan perekaman fakta melalui instrument untuk melihat
perkembanganperubahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Berikut ini disajikan
instrument penelitian yang akan dilakukan dalam tabel berikut :
Tabel Kisi – Kisi Instrument III.1
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
32
Mendengarkan A. Mendengarkan guru
bercerita/media audio
Memahami Anak dapat menyimpulkan
33
atau buruk dari tokoh
cerita
Menanggapi Anak dapat menyebutkan
59
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Upaya meningkatkan keterampilan anak dalam
menyimak pada kelompok B melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD “ yang
dilaksanakan di PAUD Tunas Kasih Jalan Gatot Subroto no.24 Cimahi dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD
Tunas Kasih sudah dilakukan, namun dilakukan dengan cara kegiatan rutin seperti
pembiasaan, bercakap–cakap, Tanya jawab, dan pesan berantai 4-5 urutan kata,
melakukam 3–5 perintah secara berurutan, sehingga keterampilan menyimak anak
pada kelas B di PAUD Tunas Kasih masih kurang. Sehingga perlu distimulus dengan
kegiatan bercerita. Dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat
dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak
melalui pendengaran kemudian menuturkannya kembali denagn tujuan melatih
keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk
lisan.
2. Langkah–langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak yaitu pada tahap awal pada siklus
I dan II, pengembangan kemampuan menyimak dilakukan dengan metode
pembelajaran tipe STAD yaitu dengan menyusun perencanaan terlebih dahulu seperti
menyusun RKM dan RKH. Masuk dalam kegiatan di kelas setelah berdoa dan
bernyanyi anak–anak duduk dengan membentuk setengah lingkaran. Cerita
dibacakan, setelah cerita selesai dibacakan anak–anak di beri kesempatan untuk
mengulas lagi cerita secara sederhana dan menjawab pertanyaan beberapa dari
60
selesai peneliti memberikan arahan untuk masuk ke kelompok dan mencatat nama
kelompok beserta nama–nama anak yang ada di masing–masing kelompok, Peneliti
memberikan arahan bahwa kelompok tersebut tidak boleh berubah pada saat ada
kegiatan cerita selanjutnya, anak–anak pun paham dan guru mulai memberikan
pertanyaan ulangan sama seperti pertanyaan yang sudah diberikan pada saat kegiatan
klasikal namun pertanyaan ini di jawab dalam kelompok yang di tunjuk sebagai juru
bicara sedangkan anak–anak yang ada di kelompok masing–masing membantu
menjawab pertanyaan dan mengulas kembali dari awal sampai akhir.
3. Setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD anak–anak anak
mengalami peningkatan dalam keterampilan menyimak terbukti pada siklus 1 dan
siklus II, anak–anak mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan
menyimak terbukti dengan anak mendengarkan cerita, anak tidak melakukan aktivitas
yang mengganggu, anak dapat menyimpulkan cerita secara sederhana, anak dapat
menirukan kembali perkataan tokoh cerita, anak menilai baik atau buruk dari tokoh
cerita, anak dapat menyebutkan pesan cerita. Pada pelaksanaan siklus I, hasil
persentase yang tergolong anak yang belum berkembang (BB/1) tidak ada, anak yang
mulai berkembang (MB/2) adalah 13%, anak yang berkembang sesuai harapan
(BSH/3) adalah 75%, dan anak yang berkembang sangat baik (BSB/4) adalah 12%,
ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD baik digunakan
dalam pembelajaran bahasa khususnya menyimak. Pada pelaksanaan siklus II,
mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini terlihat dari hasil persentase yang
tergolong anak yang belum berkembang (BB/1) tidak ada, anak yang mulai
berkembang (MB/2) adalah 2%, anak yang berkembang sesuai harapan (BSH/3)
adalah 82%, dan anak yang berkembang sangat baik (BSB/4) adalah 16%.
B. Rekomendasi
Melalui hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi yang diharapkan menjadi
masukan oleh pihak sekolah yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini.
61
1. Sekolah
a. Sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
sekolah berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.
b. Pihak sekolah sebaiknya mempunyai kerjasama dengan orang tua untuk
mengembangkan perkembaangan bahasa pada anak usia dini disekolah dan pihak
sekolah memantau sebagaimana pekembangannya.
2. Guru
a. Sebaiknya guru menjadi fasilitator yang baik agar kegiatan pembelajaran bagi
anak tidak monoton dan tidak membosankan bagi anak .
b. Perlu adanya inovasi yang lebih kreatif untuk metode yang digunakan guna
menunjang kegiatan pembelajaran khususnya untuk meningkatkan perkembangan
bahasa anak usia dini.
3. Peneliti Selanjutya.
Penelitian yang sudah dilakukan ini membuktikan bahwa melalui metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini meningkatkan keterampilan anak dalam
menyimak, dan bermanfaat bagi guru kelas untuk lebih mengembangkan metode–
metode pembelajaran, untuk itu bagi peneliti selanjutnya berikan inovasi yang
berkaitan dengan perkembangan bahasa anak usia dini, agar anak lebih memahami
kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas selain itu dapat
mengembangkan sistem pembelajaran yang ada di kelas.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Suhardjono, dan Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Brata, M. (2012). Keterampilan Menyimak. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-
edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html. [11 mei 2012]
BSNP. (2009). Permen Standar PAUD Formal Dan Non Formal. Jakarta: Depdiknas
Cooper, C. Halsey, Laurent, dan Sullivan, K. (2009). Ensiklopedia Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Dhieni, dkk. (2007). Metode pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Hermawan, Herry. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hurlock, Elizabeth. (1996). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan . Jakarta: Erlangga
Hutagulung, Michael. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif [Online]. Tersedia: http:/tutor.com. Karakter STAD.html.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang –
ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
Poerwadarminta, W.J.S. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Solihatin. (2011). Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Anak TK Melalui Metode
Mendongeng. Bandung. Skripsi. UPI.
Subyakto. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Menyimak Anak Usia Dini. Jakarta. Depdiknas
Suhendar dan Supinah. (1997). Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan
Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir Jaya
63
Tarigan,H Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan,H Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Tidak diterbitkan
W. Santrock, J. (2002). Alih Bahasa Juda Darmanik Dan Achmad Chuasairi. Perkembangan
Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Wiriaatmadja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya
Yusron, Nurlita. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media