• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi PG PAUD FIP UPI

Disusun oleh:

Ruth Hening Prasasti NIM. 0801502

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK

MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013

Oleh:

Ruth Hening Prasasti

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi PG PAUD FIP UPI

© Ruth Hening Prasasti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun ajaran 2012-2013) Oleh :

Ruth Hening Prasasti 0801502

Disetujui Dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dra.Masitoh, M.Pd 19480626 198011 2 001

Pembimbing II

Rita Maryana,M.Pd 19780308 2001 12 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi PG PAUD

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas anak kelompok B di PAUD Tunas Kasih Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh :

Ruth Hening Prasasti 0801502

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Penguji I Penguji II

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Yeni Rachmawati, M.Pd

19600707 198601 2 001 19730308 200003 2 001

Penguji III Penguji IV

Leli Kurniawati, M.Mus Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn

132252248 19800214 200813 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 – 2013 )

Oleh

Ruth Hening Prasasti 0801502

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di PAUD Tunas Kasih yaitu

keterampilan anak yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan sebagian anak masih belum

memahami informasi yang diberikan. Permasalahan tersebut dituangkan kedalam rumusan

masalah yaitu: 1)Bagaimana kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada

kelompok B di PAUD Tunas Kasih?, 2)Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di

PAUD Tunas Kasih?, 3)Apakah terdapat peningkatan keterampilan anak dalam menyimak

setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD

Tunas Kasih?. Penelitian ini memliki tujuan yaitu, untuk memperbaiki pembelajaran di PAUD

dalam meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak. Metode yang digunakan adalah

metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah murid PAUD Tunas Kasih kelompok

B dengan jumlah murid 21 anak yang bertempat di Jalan Gatot Subroto No.24. Menurut analisis

penulis keterampilan menyimak anak mengalami peningkatan setelah dilakukan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Anak–anak mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam

kemampuan menyimak terbukti dengan anak mendengarkan cerita, anak tidak melakukan

aktivitas yang mengganggu, anak dapat menyimpulkan cerita secara sederhana, anak dapat

menirukan kembali perkataan tokoh cerita, anak menilai baik atau buruk dari tokoh cerita, anak

dapat menyebutkan pesan cerita Rangkaian uraian diatas penulis berharap penelitian ini dapat

dilakukan secara berkelanjutan oleh guru kelas agar perkembangan bahasa anak khususnya

keterampilan menyimak anak dapat berkembang dengan baik.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

UCAPAN TERIMA KASIH……….. ii

ABSTRAK………... iii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GRAFIK……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian……… 5

C. Tujuan Penelitian……… 5

D. Manfaat Penelitian………. 5

E. Asumsi Penelitian……….. 6

F. Definisi Operasional Variabel………... 7

G. Sistematika Penulisan ……….. 8

BAB II. KAJIAN TEORI A. Pengertian Keterampilan Berbahasa……… 10

B. Keterampilan Menyimak ……… 10

1. Tahapan Dalam Menyimak………... 11

2. Proses Menyimak……….. 13

3. Fungsi Menyimak……… 14

4. Tujuan Menyimak……… 16

5. Jenis–Jenis Menyimak………... 17

C. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif……… 18

(7)

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… 21

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Dan Pendekatan………... 24

B. Prosedur Penelitian ……….. 25

C. Pengolahan Dan Analisis Data………. 28

D. Lokasi Dan Subjek Penelitian ………. 30

E. Instrumen Penelitian……….. 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 34

1. Deskripsi umum dan profil PAUD Tunas Kasih ………. 34

2. Kondisi objektif kemampuan menyimak anak kelompok B sebelum diterapkan metode kooperatif tipe STAD di PAUD Tunas Kasih………. 38

3. Langkah–langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran kooperatif……… 41

tipe STAD B. Pembahasan……… 54

1. Kondisi objektif keterampilan menyimak anak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih Tahun ajaran 2012-2013……….. 54

2. Langkah–langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan menyimak anak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 –2013………. 54

3. Peningkatan Keterampilan Menyimak Setelah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Anak Kelompok B di PAUD Tunas Kasih Tahun Ajaran 2012 – 2013………. 56

(8)

B. Rekomendasi ………. . 60

DAFTAR PUSTAKA……… 62

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.2 ………. 40

Grafik IV.4 ……… 46

Grafik IV.6 ……… 52

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 ……… 30

Tabel IV.1 ……… 38

Tabel IV.3 ……… 42

Tabel IV.5 ……… 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Kegiatan Harian

2. Catatan Lapangan

3. Lembar Penilaian Anak

4. Surat Keterangan Penelitian di PAUD Tunas Kasih Cimahi

5. Foto Kegiatan di PAUD Tunas Kasih Cimahi

6. Data Bimbingan Skripsi

7. Surat Keterangan Penelitian

8. Lembar Judgement Instrumen

9. Surat Keputusan Judul Skripsi Dan Dosen Pembimbing I Dan II

10.Daftar Perbaikan Skripsi

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang

atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain.

Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat

mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa

yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa

sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa

dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang digunakan untuk berinteraksi

dalam kehidupan sehari–hari. Dengan bahasa setidaknya setiap orang akan mempunyai

kemampuan untuk mengungkapkan aktivitas berpikir dan persaannya yang dapat dipahami

dam dimaknai bersama oleh oleh orang yang mendengarkannya. (Yusuf, 2000)

Pendidikan bahasa untuk anak merupakan upaya sadar dalam meningkatkan

kemampuan bahasa bagi anak, agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan

lingkungannya (Somantri, 2000)

Santrock (2002) mengungkapkan bahwa masa anak–anak merupakan masa periode

penting untuk belajar bahasa, jika pengenalan bahasa tidak dilakukakan sebelum masa remaja

maka seumur hidup anak akan mengalami ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa

yang baik. Untuk itu pengenalan bahasa pada anak sejak usia dini dapat membantu anak

untuk memperoleh keterampilan bahasa yang lebih baik. (Adamson; schegloff dalam

santrock, 2002)

Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang

cerdas. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat

dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki

seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari

hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa

(13)

2

dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan

keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.

Pada masa-masa awal pertumbuhan hingga usia sekolah, kemampuan berbahasa yang

dimiliki anak tidak bisa berkembang sendiri. Anak belum mengerti apa yang harus dilakukan

apalagi berkreasi sendiri untuk memunculkan potensi dalam dirinya. Kemampuan dasar ini

harus mendapat banyak stimulus dari luar, terutama dari orang tua dan sekolah.

Roskos (2000) telah mencoba menarik kesimpulan konstruktif antara kekuatan bahasa

yang diperoleh dari kegiatan membaca, menulis dan bermain. Bahasa adalah energi dalam

berbicara, yang dapat diperoleh dari kegiatan bermain dan melek huruf, ini adalah proses

mental di antara aktivitas yang terkait dengan masing-masing kegiatan keaksaraan lain.

Bahasa mencakup dasar-dasar dalam berinteraksi, menceritakan peristiwa, nama dan

benda. Dalam kegiatan membaca, anak-anak menggunakan bahasa untuk mewujudkan

potensi dan tujuan dari bahasa itu sendiri. Mereka juga sudah melakukan aktualisasi adalah

penting dalam penggunaan bahasa seperti keterampilan komunikasi dasar ekspresi oral

(mengatakan), mengatakan (menceritakan), dan menjelaskan. Kemampuan ini dijabarkan ke

dalam konteks yang kaya dalam berbicara, dikembangkan secara dinamis dalam

menggunakan bahasa dengan cara yang membangun proses dan keterampilan dalam proses

keaksaraan.

Kemampuan berbahasa itu penting bagi anak anak usia dini. Anak menerima bahasa

dengan baik apabila anak mampu menyimak perkataan orang lain atau guru, mengerti

beberapa perintah yang diberikan guru, dan memahami aturan dalam suatu permainan atau

kegiatan yang diberikan oleh guru di kelas. Selain itu mereka juga mempunyai

perbendaharaan kata yang relative luas untuk anak seusianya Permendiknas 58 (2009)

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847)

Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak

adalah latihan mendengarkan baik-baik.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan

dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh

informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah

(14)

3

“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4).

“Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan, 1987:28).

Keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan bahasa yang lain,

yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang dalam

menyimak dapat diketahuai bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi

secara lisan maupun tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup

kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang

mungkin tidak seutuhnya tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan

hal-hal yang tersirat itu.

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak

(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)

Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi

bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan

simakan. (Tarigan; 1991: 4). “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan

lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak

disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983). Proses

menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada

unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.”

Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk

memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur

kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa

menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi

(15)

4

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di

dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).

Menurut Subyakto (2005 : 21), proses menyimak dari anak usia dini memerlukan

sejumlah kemampuan sebagai berikut :

“ Setiap anak yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan. Pada saat menyimak menangkap bunyi bahasa, anak harus

menggunakan kemampuan memusatkan perhatian, bunyi yang ditangkap perlu di

indetifikasi. Di sini diperlukan kemampuan linguistik, banyak yang sudah di

indentifikasi itu, harus di indentifikasi dan di pahami maknanya, dalam hal ini anak

harus menggunakan kemampuan linguistik dan non linguistik, makna yang sudah di

indentifikasi dan dipahami harus pula di telaah, di kaji, dipertimbangkan, dan

dikaitkan dengan pengalaman serta pengetahuan yang dialami anak. Pada situasi ini

diperlukan kemampuan mengevaluasi, melalui kegiatan menilai ini, maka si

penyimak sampai pada tahap mengambil keputusan apakah dia menerima,

meragukan, atau menolak isi bahan simakan. Kecermatan menanggapi isi bahan

simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi.”

Rangkaian urutan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis dan

menyimak adalah sesuai dengan tahap perkembangan bahasa anak, karena tiap anak berbeda

latar belakang dan cara belajarnya, untuk itu melalui bercerita guru diharapkan memahami

gaya belajar anak baik individual maupun secara kelompok dengan mengembangkan

pembelajaran terpadu dan tematik yang berpusat pada anak.

Berdasarkan Hasil pengamatan awal di PAUD Tunas Kasih kelas B, ditemukan

permasalahan dalam perkembangan bahasa yaitu masih rendahnya kemampuan anak dalam

menyimak . Anak tidak memperhatikan dan mendengarkan guru saat kegiatan sehingga

proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Pada saat guru menjelaskan kegiatan , beberapa

anak mengobrol dengan temannya atau tidak memperhatikan guru dengan memainkan

tangan atau kakinya. Selain itu kegiatan yang dilakukan guru lebih kepada pemberian tugas

seperti menempel, mewarnai, dan sebagainya, sementara latihan untuk menyimak tidak

(16)

5

menggunakan metode Kooperatif tipe STAD. Berdasarkan permasalahan di atas yang

berkembang, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada UPAYA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.

B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian

Secara umum penelitian ini memfokuskan kepada masalah tentang bagaimana

meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak melalui metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Secara khusus maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 - 2013 ?

2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan

keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun

ajaran 2012 - 2013?

3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan anak dalam menyimak setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD Tunas

Kasih tahun ajaran 2012 - 2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak anak usia pada

kelompok B di PAUD Tunas Kasih tahun ajaran 2012 - 2013.

2. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD Tunas

Kasih tahun ajaran 2012 - 2013.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan anak dalam menyimak setelah penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada anak kelompok B di PAUD Tunas

(17)

6

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk anak

a. Dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata yang cukup

banyak.

b. Dapat menceritakan kembali cerita/informasi yang pernah didengar.

c. Mempengaruhi cara berfikir dan perilaku anak karena anak senang mendengarkan.

d. Dapat memberi keuntungan baik pada anak Taman kanak – kanak untuk bekerja

sama menyelesaikan tugas.

e. Dapat mengembangkan keterampilan menyimak

2. Untuk Guru

a. Memberikan sumbangan pemikiran pada guru sebagai fasilitator untuk berupaya

meningkatkan kecerdasan bahasa anak usia taman kanak – kanak dalam penggunaan

metode pembelajaran kooperatif.

b. Dapat memberikan informasi tentang lingkungan yang memang perlu diketahui oleh

anak.

3. Untuk Sekolah

Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga agar dapat meningkatkan

dan mengembangkan perkembangan anak khususnya dalam perkembangan bahasa anak.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (dari pendapat ahli atau hasil penelitian)

1. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahui bagaimana penyimak

memahami dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini

menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin

menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya

tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat itu.(

Sriyono : 2009 )

2. Bahasa adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses penyampaian berita, atau

(18)

7

3. Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang

menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada

kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan

situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya (Slavin, 1994).

4. Tim siswa kelompok prestasi atau Student Team Achievement Divisions (STAD) jenis

pembelajaran kooperatif ini yang paling sederhana siswa dikelompokkan tiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen. Materi dirancang untuk belajar kelompok. Siswa

berkerja menyelesaikan lembar kegiatan secara bersama–sama berdiskusi dan saling

membantu dalam kelompoknya.( Slavin 2009:143)

F. Definisi Operasional Variabel

a. Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan

dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh

informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Proses menyimak melalui tahapan-tahapan yaitu

: 714 ) “ mengerti benar akan; mengetahui benar”. Pada tahap ini, ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami apa yang disampaikan oleh pemberi pesan.

3. Tahap Menginterpretasi

penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan

(19)

8

isi, butir–butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu; dengan demikian,

sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting

4. Tahap Mengevaluasi

Setelah memahami dan dapat menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak mulai

menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara. Dimana

keunggulan dan kelemahanya, dimana kebaikan dan keburukannya inilah yang

dinamakan tahap evaluasi.

5. Tahap Menanggapi

Pada tahap terakhir dari kegiatan menyimak adalah tahap menaggapi. Penyimak

menyambut, mencamkan , dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang

dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaranya, lalu penyimak pun

sampailah pada tahap menanggapi

b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan

pemebelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai

menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari

lima tahapan utama sebagai berikut:

a) Pengajaran

b) Kerja kelompok terdiri dari 4-5 anak

c) Tes/kuis

d) Peningkatan skor individu/skor perkembangan

e) Penghargaan kelompok.

G. Sistematika Penulisan

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian

(20)

9

E. Asumsi Penelitian

F. Definisi Operasional Variabel.

G. Sistematika Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Pengertian Keterampilan Berbahasa

B. Pengertian Keterampilan Menyimak

C. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

D. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

C. Langkah – Langkah Penelitian

D. Instrument Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisa Data

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A.Deskripsi hasil penelitian

B.Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

B.Rekomendasi

(21)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran yang sudah dilakukan dan dilaksanakan oleh guru serta mengatasi

permasalahan yang terjadi di lapangan. Oleh karna itu penelitian ini akan menggunakan

penelitian tidakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelas bekerja sama dengan peneliti

yang menekankan pada proses pembelajaran Arikunto, (2006 : 57)

Atmadinanta (2005 : 52) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk

memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir, yaitu memperbaiki cara belajar

anak. Dengan PTK diharapkan keterampilan guru dalam menguasai permasalahan yang

di hadapi di dalam kelas akan semakin meningkat.

Menurut Mc Niff (Arikunto 2008 : 106) bahwa dasar utama dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan, sementara menurut Borg (Arikunto

2008 : 107), tujuan utama penelitiaan tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan

proses pembelajaran yang di hadapi guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk mencapai

pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Pendapat di atas dapat dipahami bahwa

penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualiatas

proses dan hasil pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas yaitu dapat membantu guru dalam memecahkan masalah

serta solusi seputar pembelajaran. Sesuai dengan karekteristik penelitian tindakan kelas

yaitu, masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi guru di kelas, dilakukan

secara kolaboratif serta adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar

mengajar di kelas.

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif.

Menurut Syaodih (2005 :60) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang di tujukan

(22)

25

B. Prosedur Penelitian

Kemmis dan Mc Tagagart (Wiriatmaja, 2005 : 66-67) menjelaskan bahwa

prosedur penelitian tindakan kelas dipandang sebagai siklus spiral yang tedriri dari

komponen perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti

dengan siklus spiral berikutnya.

Siklus akan dilaksanakan secara terus menerus sampai peneliti menemukan solusi

yang bisa merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik sehingga permasalahan

yang terjadi dapat diatasi dan di selesaikan secara optimal.

Berdasarkan pandangan di atas, alasan peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas yaitu dengan maksud melakukan upaya perbaikan dan peningkatan layanan

professional guru dalam menangani proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan

keterampilan menyimak anak dalam bidang perkembangan bahasa melalui metode

pembelajaran kooperatif .

Penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai

pengembangan kemampuan menyimak pada anak melalui metode pembelajaran

kooperatif, dilakukan empat tahap yaitu : tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

dan refleksi.

Prosedur penelitian tindakan kelas digunakan untuk memperoleh data tentang

proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini yang akan dilakukan melalui beberapa

tahapan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan

bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi . Adapun rencana penelitian

(23)

26

Bagan III.1

Rencana Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan : 1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, menapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana pelaksanaan tindakan. Pada

tahap ini peneliti menentukan focus pristiwa yang perlu diamati. Secara terinci tahapan

perencanaan meliputi kegiatan :

a) Mengidentifikasi dan menganalisa masalah; tindakan ini terdiri dari pengamatan

terhadap lingkungan PAUD Tunas Kasih Cimahi kegiatan pembelajaran yang

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Siklus II

Refleksi

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Jika, siklus kedua peneliti belum merasa puas, dapat melanjutkan ke siklus

(24)

27

b) Membuat rincian tindakan; perencanaan yaitu membuat rencana tindakan penelitian

yang akan di lakukan dalam pembelajaran penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD yang akan dilakukan secara kolaborasi dengan guru, meliputi kajian

kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran yakni kemampuan yang harus dicapai

anak, merumuskan tema dan kegiatan yang akan dijadikan pembelajaran dalam

pengembangan keterampilan menyimak anak, merumuskan media dan metode,membuat

rencana kegiatan harian ( RKH ) mempersiapkan format observasi dan evaluasi.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan.

Tahap ini merupakan kegiatan nyata pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif Tipe STAD di PAUD Tunas Kasih Cimahi yang dilakukan berdasarkan

rencana yang disepakati sebelumnya antara peneliti dengan mitra peneliti (Guru).

Pelaksanaan tindakan ini berlangsung selama dua kali siklus pembelajaran, selain itu

pada tahap ini dilakukan juga kegiatan mengamati, mengenali sambil

mendokumentasikan (mencatat dan merekam/foto) terhadap proses hasil, pengaruh dan

masalah yang baru muncul selama penerapan pembelajaran dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil observasi ini akan dijadikan bahan analisis

dan dasar refleksi terhadap tindakan yang akan dilakukan. Pengamatan ini sebetulnya

bisa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tidakan berlangsung.

3. Refleksi.

Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap tindakan yang

dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk

memperbaiki tindakan berikutnya. Sebagaimana di ungkapkan oleh Hopkins (Arikunto,

2008 : 80) bahwa refleksi dalam penelitian tindakan kelas mencakup analisis, sintesis dan

penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.

Kegiatan di atas menjadi siklus yang akan terus dilakukan sehingga

(25)

28

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Di bawah

ini menunjukkan siklus yang akan dilalui selama penelitian.

C. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melakukan kegiatan penelitian selesai, maka perlu menganalisis data dengan

menggunakan anlisis data secara kualitatif yang berupa data hasil obeservasi, dokumen

sebgai sumber data dan catatan lapangan.

1. Pengumpulan Data a. Observasi

Ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Adapun ketentuan observasi anak untuk mengetahui keberhasilan menyimak pada tiap

item, peneliti mengambil teori penilaian dari petunjuk pedoman penilaian taman kanak–

kanak.

b. Dokumen sebagai sumber data

Ada macam–macam dokumen yang dapat membantu dalam pengumpulan data

penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas,

misalnya:

1. Rekaman foto , slide, tape, radio

Gambar–gambar foto, cuplikan, rekaman tape atau slides, adalah alat

pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu

pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap

suasana kelas, detail tentang peristiwa–peristiwa penting/khusus yang terjadi, atau

ilustrasi dari episode tertentu, alat–alat elektronik ini dapat digunakan untuk

membantu mendeskripsikan yang terjadi selain itu rekaman , foto, slide, tape juga

berguna juga dalam wawancara, baik untuk memulai topik pembicaraan, maupun

untuk mengingatkan agar tidak menyimpang pada saat wawancara.

2. Catatan harian/lapangan

Guru mempunyai buku harian siswa, catatan mereka dapat juga menjadi

(26)

29

Catatan tidak hanya melaporkan kejadian lugas sehari–hari, melainkan juga

mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi di dalam penelitian.

Kejadian khusus, percakapan, intropeksi perasaan, sikap, motivasi, pemahaman

waktu bereaksi terhadap sesuatu, kondisi, kesemuannya akan membantu

merekonstruksikan apa yang terjadi waktu itu.

2. Validasi data

Ketika peneliti akan memulai mengumpulkan data, konsep validitas dan rehabilitas

intrumen (maupun data) harus terus diingat. Berikut strategi untuk meningkatkan validasi

menurut lather (Arikunto, 2012).

1. Member check, yaitu , peneliti mengecek/menilai kebenaran suatu data temuan

penelitian. Data atau informasi diperoleh melalui diskusi dengan guru setiap akhir

pelaksanaan tindakan.

2. Triangulation (triangulasi), proses melakukan pengecekan kebenaran data dengan

mengkorfirmasi data atau informasi yang lainnya melalui sumber–sumber yang lain

dengan guru pendamping.

3. Audit trail, yaitu proses mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan

dengan teman sejawat.

4. Expert opinion ,melakukan pengecekan data atau hasil temuan penelitian kepada

para ahli yang professional dalam pembelajaran bahasa yaitu dosen pembimbing.

3. Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang menggolongkan,

serta menyusun data untuk memberikan makna terhadap temuan penelitian yang telah

dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi

bagi guru–guru untuk dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Analisis data ini

digunakan secara kualitatif dan data yang diperoleh tersebut kemudian dijabarkan dalam

(27)

30

D. Lokasi dan subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok B yang berjumlah 22

anak. Dan lokasi penelitiannya adalah di PAUD Tunas Kasih Yayasan Badan Pendidikan

Kristen Pasundan yang beralamat Jalan Gatot Subroto No. 24 Cimahi.

E. Instrumen Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi data hasil observasi,

catatan dilapangan, wawancara dan dokumentasi. Dalam mengumpulkan data–data

penulis melakukan perekaman fakta melalui instrument untuk melihat

perkembanganperubahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Berikut ini disajikan

instrument penelitian yang akan dilakukan dalam tabel berikut :

Tabel Kisi – Kisi Instrument III.1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(28)
(29)

32

Mendengarkan A. Mendengarkan guru

bercerita/media audio

Memahami Anak dapat menyimpulkan

(30)

33

atau buruk dari tokoh

cerita

Menanggapi Anak dapat menyebutkan

(31)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Upaya meningkatkan keterampilan anak dalam

menyimak pada kelompok B melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD “ yang

dilaksanakan di PAUD Tunas Kasih Jalan Gatot Subroto no.24 Cimahi dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kondisi objektif keterampilan anak dalam menyimak pada kelompok B di PAUD

Tunas Kasih sudah dilakukan, namun dilakukan dengan cara kegiatan rutin seperti

pembiasaan, bercakap–cakap, Tanya jawab, dan pesan berantai 4-5 urutan kata,

melakukam 3–5 perintah secara berurutan, sehingga keterampilan menyimak anak

pada kelas B di PAUD Tunas Kasih masih kurang. Sehingga perlu distimulus dengan

kegiatan bercerita. Dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat

dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak

melalui pendengaran kemudian menuturkannya kembali denagn tujuan melatih

keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk

lisan.

2. Langkah–langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan keterampilan anak dalam menyimak yaitu pada tahap awal pada siklus

I dan II, pengembangan kemampuan menyimak dilakukan dengan metode

pembelajaran tipe STAD yaitu dengan menyusun perencanaan terlebih dahulu seperti

menyusun RKM dan RKH. Masuk dalam kegiatan di kelas setelah berdoa dan

bernyanyi anak–anak duduk dengan membentuk setengah lingkaran. Cerita

dibacakan, setelah cerita selesai dibacakan anak–anak di beri kesempatan untuk

mengulas lagi cerita secara sederhana dan menjawab pertanyaan beberapa dari

(32)

60

selesai peneliti memberikan arahan untuk masuk ke kelompok dan mencatat nama

kelompok beserta nama–nama anak yang ada di masing–masing kelompok, Peneliti

memberikan arahan bahwa kelompok tersebut tidak boleh berubah pada saat ada

kegiatan cerita selanjutnya, anak–anak pun paham dan guru mulai memberikan

pertanyaan ulangan sama seperti pertanyaan yang sudah diberikan pada saat kegiatan

klasikal namun pertanyaan ini di jawab dalam kelompok yang di tunjuk sebagai juru

bicara sedangkan anak–anak yang ada di kelompok masing–masing membantu

menjawab pertanyaan dan mengulas kembali dari awal sampai akhir.

3. Setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD anak–anak anak

mengalami peningkatan dalam keterampilan menyimak terbukti pada siklus 1 dan

siklus II, anak–anak mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan

menyimak terbukti dengan anak mendengarkan cerita, anak tidak melakukan aktivitas

yang mengganggu, anak dapat menyimpulkan cerita secara sederhana, anak dapat

menirukan kembali perkataan tokoh cerita, anak menilai baik atau buruk dari tokoh

cerita, anak dapat menyebutkan pesan cerita. Pada pelaksanaan siklus I, hasil

persentase yang tergolong anak yang belum berkembang (BB/1) tidak ada, anak yang

mulai berkembang (MB/2) adalah 13%, anak yang berkembang sesuai harapan

(BSH/3) adalah 75%, dan anak yang berkembang sangat baik (BSB/4) adalah 12%,

ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD baik digunakan

dalam pembelajaran bahasa khususnya menyimak. Pada pelaksanaan siklus II,

mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini terlihat dari hasil persentase yang

tergolong anak yang belum berkembang (BB/1) tidak ada, anak yang mulai

berkembang (MB/2) adalah 2%, anak yang berkembang sesuai harapan (BSH/3)

adalah 82%, dan anak yang berkembang sangat baik (BSB/4) adalah 16%.

B. Rekomendasi

Melalui hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi yang diharapkan menjadi

masukan oleh pihak sekolah yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini.

(33)

61

1. Sekolah

a. Sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan

sekolah berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.

b. Pihak sekolah sebaiknya mempunyai kerjasama dengan orang tua untuk

mengembangkan perkembaangan bahasa pada anak usia dini disekolah dan pihak

sekolah memantau sebagaimana pekembangannya.

2. Guru

a. Sebaiknya guru menjadi fasilitator yang baik agar kegiatan pembelajaran bagi

anak tidak monoton dan tidak membosankan bagi anak .

b. Perlu adanya inovasi yang lebih kreatif untuk metode yang digunakan guna

menunjang kegiatan pembelajaran khususnya untuk meningkatkan perkembangan

bahasa anak usia dini.

3. Peneliti Selanjutya.

Penelitian yang sudah dilakukan ini membuktikan bahwa melalui metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini meningkatkan keterampilan anak dalam

menyimak, dan bermanfaat bagi guru kelas untuk lebih mengembangkan metode–

metode pembelajaran, untuk itu bagi peneliti selanjutnya berikan inovasi yang

berkaitan dengan perkembangan bahasa anak usia dini, agar anak lebih memahami

kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas selain itu dapat

mengembangkan sistem pembelajaran yang ada di kelas.

(34)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Suhardjono, dan Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Brata, M. (2012). Keterampilan Menyimak. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-

edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html. [11 mei 2012]

BSNP. (2009). Permen Standar PAUD Formal Dan Non Formal. Jakarta: Depdiknas

Cooper, C. Halsey, Laurent, dan Sullivan, K. (2009). Ensiklopedia Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Dhieni, dkk. (2007). Metode pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Hermawan, Herry. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hurlock, Elizabeth. (1996). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan . Jakarta: Erlangga

Hutagulung, Michael. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif [Online]. Tersedia: http:/tutor.com. Karakter STAD.html.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang –

ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Poerwadarminta, W.J.S. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Solihatin. (2011). Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Anak TK Melalui Metode

Mendongeng. Bandung. Skripsi. UPI.

Subyakto. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Menyimak Anak Usia Dini. Jakarta. Depdiknas

Suhendar dan Supinah. (1997). Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan

Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir Jaya

(35)

63

Tarigan,H Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan,H Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Tidak diterbitkan

W. Santrock, J. (2002). Alih Bahasa Juda Darmanik Dan Achmad Chuasairi. Perkembangan

Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Wiriaatmadja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya

Yusron, Nurlita. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Gambar

Grafik IV.2 ………………………………………………………………………………. 40
Tabel  III.1 …………………………………………………………………………
Gambar–gambar foto, cuplikan, rekaman tape atau slides, adalah alat
Tabel Kisi – Kisi Instrument III.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Jalan Kolonel Wahid

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

interaksi sosial dengan penerimaan teman sebaya maka dapat dikatakan bahwa siswa yang mampu berinteraksi dengan baik akan mudah diterima oleh

Kromatogram Gambar 15 memperlihatkan bahwa secara kuantitatif produk isomerisasi eugenol dengan radiasi gelombang mikro tanpa pelarut lebih besar daripada menggunakan

PENGARUH AKSESIBILITAS FASILITAS BELAJAR DAN KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DI SMK NEGERI 1 CIMAHI Universitas

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

(4) Dalam hal hasil verifikasi tidak lengkap atau tidak sesuai persyaratan, pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian di Unit Kerja Pembina