• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM LAW PADA MASA PEMERINTAHAN PERWALIAN LOUIS XV : Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM LAW PADA MASA PEMERINTAHAN PERWALIAN LOUIS XV : Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

(Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

RISKA AYU PUTRIYANTI 0706299

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap

Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis

Tahun 1716-1720)

Oleh

Riska Ayu Putriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riska Ayu Putriyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul ‘Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)’.

Masalah utama dalam skripsi ini adalah “bagaimana pemerintahan perwalian

Perancis dapat mengambil kebijakan Sistem Law untuk mengatasi krisis

ekonomi?”. Masalah utama tersebut dibagi lagi menjadi tiga pertanyaan

(5)

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka……….12

2.1.1 Perancis di Bawah Kepemimpinan Louis XIV………12

2.1.2 Perekonomian Perancis Pada Masa Louis XIV………...18

(7)

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)………..………50

3.3.4 Historiografi……….……….……...52

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAHAN PERWALIAN PERANCIS DALAM MENGEMBANGKAN SISTEM LAW 4.1 Latar Belakang Terjadinya Krisis Ekonomi Perancis (1716)………….…….56

4.1.1 Kebijakan Raja Louis XIV……….……..56

4.1.1.1 Pembangunan Istana Versailles (1662)……….…….60

4.1.1.2 Pencabutan Édit de Nantes (1685)……….……....63

4.1.2 Perang Berkepanjangan………..……...68

4.1.2.1 Perang Liga Ausburg (1689-1697)………..…...68

4.1.2.2 Perang Pergantian Tahta Spanyol (1701-1714)…….…....71

4.2 Perancis Pada Masa Perwalian Louis XV (1715-1723)……….…….76

4.2.1 Kemunculan Perwalian……….……77

4.2.2 Usaha Wali Raja Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi…………...82

4.2.3 John Law………..84

4.2.4 Sistem Law………...85

4.2.4.1 Penerapan Sistem Law………...86

4.3 Dampak Sistem Law Terhadap Krisis Ekonomi yang Terjadi di Perancis..…92

BAB V KESIMPULAN……….95

DAFTAR PUSTAKA………99

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Pada abad ke-16 hingga abad ke-18 monarki merupakan suatu sistem pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian tengah. Kata monarki berasal dari kata monos yang berarti satu-satunya dan archie yang berarti berkuasa, maka monarki berarti kekuasaan yang ada di tangan

seorang manusia (Prodjodikoro, 1981: 22). Hal ini menunjukkan suatu sistem pemerintahan antara abad pertengahan dengan gambaran stuktur pemerintahan yang modern dari sebuah pemerintahan yang telah disetujui bersama. Salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan ini adalah negara Perancis. Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Pada abad ke-18 dan ke-19, Perancis menjadi salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, Perancis pada abad ke-17 merupakan salah satu kerajaan yang semakin tidak tertandingi dan mempunyai pengaruh besar di Eropa.

(9)

seakan tidak kenal henti dan pembangunan Istana Versailles sebagai simbol dari kekuasaan raja. Beliau mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang membuat para rakyatnya dapat dikatakan sengsara. Tentu hal ini sangat membebani semua rakyat Perancis.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Louis XIV terkait dengan dua proyek besar, penaklukan militer dan pembangunan Versailles. Tentunya hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. le Roi Soleil (Raja Surya) julukan untuk Louis XIV banyak melakukan peperangan yang berlangsung lama selain itu pembangunan sebuah istana megah sebagai simbol dari kekuasaannya. Pembangunan Istana Versailles menghabiskan banyak biaya. Seperti yang diungkapkan Carpentier (2011: 235) dan Craig (1986: 654) bahwa raja memerintahkan para seniman terhebat dimasa itu untuk membangunkan tempat kediaman yang pantas sesuai dengan keagungannya dari tahun 1662-1702. Arsitektur dan dekorasinya sebagai tempat pemujaan terhadap raja dan keluarganya, didesain untuk memperlihatkan keagungan Raja Surya (le Roi Soleil).

(10)

termasuk “kapitasi” (dimulai tahun 1695) yang dikenakan pada setiap orang

termasuk bangsawan dan pendeta [http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis, 16 Mei 2012]. Semua ini diberlakukan untuk membiayai peperangan serta pembangunan Versailles yang membutuhkan banyak biaya dan waktu yang lama.

Sepeninggal Louis XIV Perancis berada di bawah kepemimpinan Duc Philippe d’Orléans sebagai wali raja karena pada saat itu pewaris tahta dari Louis

XIV masih berusia lima tahun. Hal pertama yang harus dibenahi oleh wali raja ini adalah mengembalikan keadaan ekonomi Perancis untuk keluar dari krisis yang sudah membuat semua rakyat Perancis menderita. Karena kondisi keuangan Perancis sepeninggal Louis XIV begitu terpuruk, banyak meninggalkan hutang akibat dari perang-perang yang telah dilakukan Louis XIV.

Clark (1966: 221) dalam bukunya The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763 mengatakan:

“The most pressing problem, not for the first or last time in France, was presented by the condition of the finances, which had been left in so desperate a situation that Orleans even contemplated summoring the Etats generaux to cope with the problem.”

Apa yang diungkapkan oleh Clark di atas seakan menjelaskan permasalahan yang selalu dihadapi oleh Perancis, yakni masalah kondisi keuangan kerajaan. Hal ini semakin terasa berat sepeninggal Raja Louis XIV karena kondisi keuangannya sangat terpuruk. Tugas berat ini harus segera diselesaikan oleh d’Orléans sebagai

wali raja yang menggantikan posisi Louis XIV.

(11)

Scottish mathematician and fellow gambler.” Wali raja merupakan seorang yang

selalu berspekulasi dalam setiap tindakan yang dilakukannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Begitu juga ketika pemerintahan perwalian dihadapkan pada krisis ekonomi, d’Orléans sebagai wali raja menyerahkan

semuanya kepada John Law untuk segera menyelesaikan krisis yang sedang melanda Perancis.

Kesulitan lain yang mendasar bagi Perancis adalah ketidakcukupan sumber-sumber keuangan negara. Sebagian disebabkan oleh pendapatan nasional perkapitanya lebih rendah dan sebagian lagi karena sistem perpajakan dibuat sedemikian rupa dengan sistem pengecualian dan penguranagn untuk para elit yang mempunyai hak-hak istimewa yang tak terhitung banyaknya, termasuk para pejabat, pemungut pajak, kelompok-kelompok perdagangan dan industri, maupun para pejabat gereja dan bangsawan.

Pada tahun 1715 seorang Skotlandia bernama John Law datang ke Perancis, dan Law bertemu lagi dengan temannya yaitu Duc Philippe d’Orléans

yang pada saat itu telah menjadi wali raja. Jabatan d’Orléans sebagai wali raja dari

(12)

matematikawan dan ahli ekonomi d’Orléans akhirnya setuju dengan gagasan yang

diberikan oleh John Law.

Gagasan yang diusulkan Law dapat dikatakan sebagai suatu pembaruan dalam bidang ekonomi di Perancis, gagasan ini kemudian lebih dikenal dengan Sistem Law. d’Orléans tentunya menaruh harapan besar terhadap John Law

dengan Sistem Law nya, untuk terbebas dari krisis ekonomi. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Sistem Law yang telah diterapkan oleh John Law ini dapat membuat Perancis terbebas dari krisis. Selain itu peneliti juga ingin melihat bagaimana perkembangan Sistem Law tersebut, serta apakah dampak yang ditimbulkan dari diterapkannya Sistem Law.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah langkah yang ditempuh oleh wali raja Duc Philippe d’Orléans dapat membawa Perancis keluar dari krisis

dan terbebas dari hutang-hutang atau semakin membuat perekonomian Perancis semakin terpuruk. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini melalui sebuah karya ilmiah yang berjudul “Sistem Law Pada Masa

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas, terdapat permasalahan utama yang akan dikaji yaitu Bagaimana pemerintahan perwalian Perancis dapat mengambil kebijakan Sistem Law untuk mengatasi krisis ekonomi ?.

Agar permasalahan yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan mengkaji masalah tersebut ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan Perancis pada masa Louis XIV?

2. Mengapa terjadi krisis ekonomi di Perancis pada tahun 1716?

3. Bagaimana Sistem Law dikembangkan oleh pemerintahan perwalian Louis XV?

4. Bagaimana dampak pelaksanaan Sistem Law terhadap krisis ekonomi di Negara Perancis?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran tentang keadaan Perancis pada masa Louis XIV. 2. Dapat mengetahui hal apa saja yang menjadi penyebab krisis ekonomi pada

masa pemerintahan perwalian Louis XV.

3. Dapat mengetahui alasan yang menjadi dasar dari pemerintahan perwalian Louis XV dalam keputusannya untuk menggunakan Sistem Law.

(14)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperkaya penulisan sejarah, terutama sejarah perekonomian dan sejarah kawasan.

b. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan juga pembaca mengenai perekonomian Perancis pada masa pemerintahan perwalian berkuasa, sehingga kita mendapat informasi yang baru.

c. Dapat mengambil pelajaran dari sejarah perekonomian negara Perancis, terutama mengenai penanggulangan atau upaya yang dilakukan untuk terbebas dari krisis ekonomi.

d. Untuk mata pelajaran di SMA manfaatnya adalah siswa dapat memahami mengenai sejarah dunia khususnya negara Perancis.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai metode dan teknik penelitian. Metode yang akan digunakan adalah metode Historis, yaitu suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 2007: 17-19).

1. Heuristik

(15)

Civilization karya Albert M Craig et al, serta buku-buku relevan lainnya mengenai Perancis. Serta ada beberapa buku yang memang tidak berhubungan langsung dengan tema yang peneliti ambil, tetapi buku-buku ini memberikan kerangka berpikir untuk peneliti.

Pengumpulan sumber lainnya berupa foto, gambar, serta dokumentasi lainnya juga menjadi bagian dalam pencarian dan pengumpulan sumber. Selain itu, ada beberapa sumber buku lagi dan hasil browsing melalui internet yang peneliti tidak dapat sebutkan satu-persatu.

2. Kritik

Setelah tahap mencari dan mengumpulkan sumber, berikutnya dilakukan kritik atas sumber, yaitu dengan melakukan analisis terhadap sumber yang telah diperoleh apakah sesuai dengan masalah. Pada tahap ini, kritik yang dilakukan hanya kritik internal saja. Kritik internal lebih ditujukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Pada bagian kritik internal peneliti melakukan kritik atas sumber kepustakaan yakni dengan membandingkan isi dari satu penulis buku dengan yang lainnya.

3. Interpretasi

(16)

mengatasi krisis ekonomi di Perancis. Selain iu pada tahap interpretasi juga terdapat eksplanasi atau penjelasan.

4. Historiografi

Tahap terakhir dalam metode historis adalah Historiografi yakni proses penulisan yang utuh dan masuk akal atas interpretasi dan eksplanasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya mengenai peranan Sistem Law pada masa pemerintahan perwalian Louis XV dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis.

Adapun teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi literatur. Studi literatur merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber lain baik dari buku maupun sumber relevan lainnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Interdisipliner. Pendekatan Interdisipliner adalah pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Metode penelitian dan teknik penulisan ini akan dibahas lebih terperinci pada bab 3.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti menggunakan sistematika sebagai berikut:

(17)

pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretis, tinjauan pustaka merupakan perangkat teoretis dalam berpikir yang berisi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil kajian pustaka ini diuraikan juga beberapa konsep yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain konsep dipaparkan juga mengenai landasan teori yang digunakan. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Merkantilisme.

Bab III Metodologi dan Teknik Penelitian, dalam bab ini berisi tentang metode atau cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan teknik dalam penelitian ini pun diuraikan. Dimulai dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode yang digunakan adalah metode Historis dan Teknik yang digunakan adalah Studi Litelatur.

(18)
(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul “Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV

(Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)”. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode historis. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2007: 43) dalam bukunya bahwa metode sejarah sebagai seperangkat aturan sistematis dalam mengumpulkan sumber sejarah secara efektif, melakukan penilaian secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik studi literatur dengan memakai pendekatan interdisipliner. Studi Literatur merupakan teknik yang digunakan oleh penulis dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber lain baik dari buku maupun sumber-sumber lainnya yang relevan. Sedangkan pendekatan interdisipliner adalah pemecahan suatu masalah dengan cara menggunakan tinjauan dari berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu.

3.1 Metode dan Teknik Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

(20)

penulisan skripsi ini adalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa rekonstruksi imajinatif atau historiografi (Gottschalk, 1986: 32).

Metode penelitian historis bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti yang menjelaskan fakta untuk memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian dengan metode historis merupakan penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dengan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber sejarah tersebut.

Langkah-langkah dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (2005: 34) terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti (Ismaun, 2005; Sjamsuddin, 2007). Dalam hal ini penulis melakukan pencarian sumber kemudian mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk bahan penelitian.

(21)

sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan data tersebut untuk ditafsirkan dan dijelaskan. Kritik sumber ada dua macam, yaitu:

a) Kritik ekstern atau kritik luar memiliki fungsi untuk menilai otensitas sumber sejarah. Sumber otentik tidak mesti harus sama dengan sumber dan isi tulisan dalam dokumen harus sembunyi dan sama dengan sumber aslinya, baik menurut isinya yang tersurat maupun tersirat.

b) Kritik intern atau kritik dalam memiliki fungsi untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana bisa dipercaya) diadakan penilaian instrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber.

3. Interpretasi atau penafsiran merupakan usaha memahami dan mencari hubungan antar fakta sejarah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan rasional. Pada tahap ini penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta dan data dengan konsep dan teori yang telah diteliti oleh penulis sebelumnya. Fakta dan data tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji.

(22)

Sjamsuddin, 2007). Historiografi merupakan tahap terakhir dalam sebuah penelitian sejarah.

3.1.2 Teknik Penelitian

Teknik peneitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik studi literatur atau studi kepustakaan. Teknik studi literatur merupakan teknik pengumpulan data melalui sumber-sumber yang relevan, seperti buku, artikel-artikel dalam majalah, jurnal, maupun sumber internet.

Setelah sumber-sumber tersebut didapatkan maka tahapan selanjutnya akan dipelajari, dikaji serta diidentifikasi dan dikritisi baik secara eksternal maupun internal, setelah itu peneliti melakukan analisis. Dari hasil analisis ini menjadi acuan peneliti didalam menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini.

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum penelitian dilakukan. Ada beberapa tahap didalam persiapan penelitian ini yaitu penentuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, dan proses dalam bimbingan.

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian

(23)

terutama sejarah Eropa khususnya Negara Perancis sangat menarik perhatian peneliti. Semenjak dari itu peneliti semakin kagum dan ingin mengetahui lebih banyak tentang Eropa. Ketertarikan dan kesukaan terhadap mata kuliah ini tentunya didukung pula oleh penjelasan dosen yang sangat membuat peneliti kagum dan tidak pernah bosan disetiap beliau mengajar. Beliau juga adalah salah satu dosen yang peneliti kagumi di Jurusan Pendidikan Sejarah.

Pada awalnya peneliti merasa bingung dalam memilih tema atau topik yang akan peneliti kaji. Karena banyak hal yang menarik dari Sejarah Eropa, tetapi setelah berdiskusi dengan teman-teman yang juga banyak memberikan masukan kepada peneliti pada akhirnya peneliti memutuskan untuk menulis tentang Negara Perancis. Terutama mengenai masalah krisis ekonomi yang dihadapi Perancis pasca wafatnya Louis XIV.

Peneliti merasa tertarik mengkaji tentang perekonomian Negara Perancis khususnya masalah krisis ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk terlepas dari permasalahan tersebut. Pemerintahan perwalian dapat dikatakan sangat berani dalam mengambil suatu upaya untuk mengatasi masalah krisis yang sedang dihadapi dengan diberlakukannya Sistem Law. Peneliti ingin mengetahui apakah Sistem Law yang diberlakukan berhasil mengeluarkan Perancis dari krisis atau tidak, mengingat kebijakkan ini menjadi hal yang baru dan belum pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

(24)

Masa Pemerintahan Louis XV (1716-1720)”. Selanjutnya tema penelitian ini diserahkan kepada dosen TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi). Selanjutnya peneliti membuat proposal skripsi yang nantinya akan dipresentasikan.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian ini menjadi sebuah kerangka dasar bagi peneliti dalam membuat skripsi. Rancangan penelitian yang telah dibuat oleh peneliti berupa proposal skripsi. Proposal skripsi berisi judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, metode serta teknik penelitian dan sistematika penulisan.

Untuk menyusun rancangan penelitian ini peneliti sebelumnya melakukan studi literatur atau mencari, membaca serta mempelajari buku-buku yang relevan dengan tema atau topik penelitian. Setelah semua data diperoleh kemudian peneliti membuat propsosal skripsi. Proposal tersebut kemudian dipresentasikan dalam seminar proposal skripsi yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012.

(25)

Pembimbing I adalah Bapak Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum dan pembimbing II adalah Bapak Drs. R.H. Achmad Iriyadi.

3.2.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan salah satu proses penting dalam penyusunan skripsi ini. Karena dalam setiap proses bimbingan peneliti mendapat saran dan kritik dari kedua pembimbing sehingga peneliti menjadi lebih terarah dalam penyusunan skripsi ini. Untuk waktu bimbingan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama sehingga proses bimbingan dapat berjalan dengan efektif dan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti dibimbing oleh pembimbing I Bapak Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum dan Pembimbing II Bapak Drs. R.H. Achmad Iriyadi. Pada setiap proses bimbingan biasanya membahas satu bab. Dimulai dari bab I, bab II, bab III, bab IV dan bab V.

Peneliti mendapatkan banyak saran dari pembimbing I dan pembimbing II diantaranya mengenai judul skripsi, latar belakang, dan rumusan masalah yang harus diperbaiki dan lebih difokuskan lagi. Serta peneliti disarankan agar mencari dan membaca lebih banyak lagi sumber-sumber buku. Sehingga judul skripsi menjadi “Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian

Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720 )”. Hal ini

dilakukan untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini.

(26)

mendapat kritik dan saran sehingga peneliti menjadi tahu kelemahan dan kekurangan peneliti serta lebih terarah disetiap tahap pembuatan srkipsi..

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dapat dikatakan sebagai tahap yang juga penting dalam setiap karya penulisan. Karena pada tahap ini peneliti membuat rancangan penelitian, mempersiapkan serta mencari dan memilih data untuk mengkaji permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pengumpulan sumber atau heuristik merupakan tahap awal dalam penulisan sejarah. Seperti yang diungkapkan Sjamsuddin (2007: 86) bahwa heuristik merupakan kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah atau evidensi sejarah. Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (Sjamsuddin, 2007: 95). Sumber sejarah berupa bahan-bahan sejarah yang memuat aktifitas manusia dimasa lalu yang berbentuk tulisan atau cerita.

(27)

Tempat pertama yang penulis kunjungi adalah Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Buku-buku yang ditemukan berhubungan dengan sejarah Perancis, perekonomian Perancis dan tentang ilmu ekonomi, diantaranya, “The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763” karya G. N Clark (1966), “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” karya Deliarnov (2007), “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” karya Sumitro Djojohadikusumo (1991), “Tokoh-Tokoh Besar Pemikir Ekonomi” karya R. L Heilbroner (1986), “History

Of Civilization The revolutionary Period (The Age of Reason) vol IV” karya Brown Landone (1942), “Great Ages Of Man A History Of The World’s Cultures

Age Of Kings” karya C Blitzer (1980), “The New Cambridge History vol V The

Ascendancy Of France” karya F L Carsten (1964), “The Western Heritage From

The Earliest Times To The Present” karya Stewart C Easton (1966), “Learn

World History: The Easy Way” karya Richard B Hoaglind (1942), “Beacon Lights

Of History vol VIII: Great Rulers” karya J Lord (1913), “Pengantar Teori

Ekonomi” karya S. Rosyidi (1996), “Teori-Teori Keterbelakangan” karya I.

Roxborough (1986), dan buku “Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis

Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina” karya Theda Skocpol (1991).

Perpustakaan lain yang peneliti kunjungi adalah Perpustakaan Daerah Jawa Barat dan perpustakaan umum Universitas Parahyangan, dari perpustakaan daerah Jawa Barat peneliti mendapat sumber yang kemudian digunakan untuk tinjauan pustaka pada bab dua, diantaranya “Ekonomi Dunia Kesehatan Kita

(28)

peneliti mendapatkan buku sumber “Latar Belakang Pemikiran Barat” karya M A W Brouwer (1982) dan buku “Sejarah Falsafah Barat Modern dan Sejaman”

karya M A W Brouwer (1980).

Selain mengunjungi perpustakaan peneliti juga melengkapi sumber dengan mencari di beberapa toko buku seperti Gramedia dan Palasari. Peneliti mendapatkan beberapa buku yang relevan diantaranya “Isu-Isu Kontroversial Dalam Sejarah Barat” karya Hansiswany Kamarga dan Julius Siboro (2012),

Filsafat Ekonomi Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama” karya Mikhael Dua

(2008).

Peneliti juga mempunyai beberapa koleksi buku pribadi yang relevan yaitu, “Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20” karya

Jean Carpentier (2011), “Kebohongan dan Kesalahan Sejarah” karya Reuben Parsons (2012), “The Trend of Economic Thingking: Essays on Political

Economistic and Economic History” karya A Friedrich Hayek (2006), “Sejarah

Sebagai Ilmu” karya Ismaun (2005), “Metodologi Sejarah” karya Helius

Sjamsuddin (2007).

Selain itu, peneliti juga mendapat pinjaman buku dari Ibu Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd. selaku dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “The Heritage of World

Civilizations” karya Albert M Craig, et al yang diterbitkan oleh Macmillan

(29)

Semua sumber yang diperoleh ada yang berbahasa Inggris terutama mengenai sejarah Perancis dan kehidupan perekonomiannya. Sedangkan sumber yang menggunakan bahasa Indonesia mengenai pengertian dan ilmu ekonominya. Setelah semua sumber diperoleh selanjutnya peneliti membaca, memahami, mengkaji dan membandingkan, hal ini dilakukan agar memperoleh pemahaman yang benar-benar jelas dan terperinci. Selain itu peneliti juga menjadi lebih mudah didalam proses penulisan dan pembuatan skripsi ini.

3.3.2 Kritik Sumber

Setelah mendapatkan sumber-sumber yang dianggap relevan tahap selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Menurut Sjamsuddin (2007: 131) menjelaskan bahwa kritik sumber bagi sejarawan yang erat kaitannya dalam usaha mencari kebenaran (truth). Karena seringkali sejarawan dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil.

(30)

apakah pada suatu waktu sejak awal mulanya sumber itu telah dibuat oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 134). Hal penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan kritik eksternal ialah bahan, bentuk sumber dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa (Ismaun, 2005: 50). Adapun kritik sumber yang dilakukan didalam penyusunan skripsi ini adalah kritik internal, karena kritik eksternal digunakan apabila sumber yang kita dapatkan berupa dokumen atau arsip. Sedangkan peneliti tidak menggunakan sumber dokumen maupun arsip jadi didalam penulisan skripsi ini peneliti hanya melakukan kritik internal saja.

3.3.2.1 Kritik Internal

Kritik internal dilakukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapatkan dipercaya) diadakan penilaian instrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber (Ismaun, 2005: 50).

(31)

Kritik internal dilakukan oleh peneliti terhadap buku yang berjudul The New Cambridge Modern History Vol VII The Old Regime 1713-1763 karya Clark

(1966) dalam bukunya Clark banyak menjelaskan mengenai kemunduran dari kerajaan “ke-Tuhan-an” Prancis. Lebih lanjut Clark mengatakan bahwa memang

benar Louis XIV menjalankan pemerintahannya dengan sangat absolut. Semua kekuasaan terletak ditangan penguasa yaitu raja. Louis XIV merupakan raja yang mempunyai ambisi yang besar, karena beliau mempunyai keinginan untuk memajukan negaranya. Clark dalam bukunya juga mengatakan bahwa permasalahan yang paling membuat keadaan Perancis semakin tertekan adalah masalah perekonomian.

Tidak jauh berbeda dengan Clark hal yang sama diungkapkan oleh Kamarga dalam bukunya yang berjudul Isu-Isu Kontroversial Dalam Sejarah Barat (2012). Kedua buku ini mengungkapkan hal yang sama yang berkaitan

dengan tema penelitian yang peneliti angkat. Kamarga juga mengatakan bahwa pemerintahan Louis XIV yang bercorak absolut banyak membawa perubahan kepada negara dan rakyat Perancis itu sendiri.

Sebagai pembanding peneliti menggunakan buku lain, yang berjudul Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20 karya

Carpentier (2011), Negara Dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina (1991) yang ditulis oleh Skocpol serta buku

(32)

XIV. Kebijakkan-kebijakkan yang dibuat oleh Louis XIV ternyata kurang berhasil, karena banyak rakyat Perancis menderita akibat hal itu.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik internal, peneliti mendapatkan kesesuaian dan beberapa perbedaan pendapat dari berbagai peneliti. Peneliti mendapatkan kesamaan persepsi mengenai Perancis dan masalah krisis ekonomi. Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap peneliti. Hal ini mungkin disebabkan dari latar belakang peneliti yang berbeda-beda.

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Tahap selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah adalah penafsiran sumber atau interpretasi. Interpretasi adalah penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya. Fakta-fakta sejarah tidak boleh diputarbalikan atau dipalsukan. Fakta yang telah diperoleh tersebut dihubungkan dan dirangkai sehingga membentuk satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukan kedalam konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005: 55).

(33)

Berdasarkan bentuk-bentuk penafsiran tersebut penulis menggunakan penafsiran sintesis.

Penafsiran sintesis ialah penafsiran yang menggabungkan semua faktor atau tenaga yang menjadi penggerak sejarah. Sebagaimana yang diungkapkan Barnes dalam Sjamsuddin (2007: 170) bahwa menurut penafsiran ini, tidak ada satu kategori “sebab-sebab” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama manusia tetap sebagai pemeran utama. Peneliti menggunakan penafsiran sintesis karena peranan sistem Law pada masa pemerintahan perwalian Louis XV dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis tidak terlepas dari adanya faktor-faktor penyebab atau pendorong seperti pemerintahan Louis XIV yang absolut, perang-perang yang dilakukan oleh Louis XIV demi memenuhi ambisinya untuk membuat Perancis menjadi negara paling berpengaruh di Eropa, penumpukan hutang pada akhir pemerintahan Louis XIV, hingga pemerintahan perwalian yang memperkenalkan sistem Law sebagai upaya untuk terbebas dari krisis ekonomi.

(34)

3.3.4 Historiografi

Historiografi merupakan tahap akhir dalam penulisan suatu karya ilmiah atau disebut juga dengan laporan penelitian. Tahapan ini merupakan hasil dari peneliti yang diawali dengan pengumpulan sumber, setelah itu sumber di kritik untuk mengetahui keabsahan sumbernya, lalu setelah dikritik kemudian ditafsirkan supaya fakta-fakta dari sumber yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini. Secara harfiah historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu disebut sejarah (Ismaun, 2005: 28). Sedangkan menurut Sjamsuddin (2007: 156) historiografi adalah usaha mensintesiskan seluruh hasil penelitian atau penemuan yang berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun hanya berupa makalah kecil.

Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika penulisan sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang berlaku di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Penulisan skripsi merupakan karya tulis ilmiah resmi akhir mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah.

Hasil penelitian disusun dalam lima bab, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembuatan dan pemahaman terhadap skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

(35)

masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selain itu pada bab I ini terdapat pula metode penelitian disertai dengan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang pemaparan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lain yang digunakan oleh peneliti sebagai sumber rujukan yang relevan dalam penulisan peranan Sistem Law dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis. Selain itu pada bab ini terdapat pula landasan teoritik yang digunakan peneliti dari permasalahan penelitian yang dikaji peneliti.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisi mengenai langkah-langkah, metode, pendekatan dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan sumber yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Tahapan ini meliputi heuristik, yaitu proses pengumpulan data. Kritik yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan dari sumber yang telah didapatkan, kritik yang dilakukan secara internal. Interpretasi adalah proses penafsiran fakta yang telah ditemukan. Tahapan terakhir dinamakan historiografi, merupakan kegiatan penulisan dan proses penyusunan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu pada bab ini peneliti juga menguraikan langkah-langkah yang ditempuh peneliti selama melaksanakan proses penulisan skripsi ini.

(36)

memaparkan hasil penelitiannya dari hasil pengolahan serta analisis yang telah dilakukan terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh.

(37)

BAB V

KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berjudul

“Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap

Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)”. Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan penelitian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan tersebut didasarkan pada temuan fakta-fakta dan analisis yang telah dikaji dan dipaparkan oleh peneliti. Berikut terdapat beberapa hal pokok yang telah peneliti simpulkan berdasarkan permasalahan yang telah dibahas.

Pertama, krisis ekonomi yang terjadi di Perancis pada tahun 1716

(38)

membiayai peperangan serta pembangunan istana. Seketika kondisi rakyat Perancis menjadi jauh dari kata sejahtera. Karena mahal dan kurangnya bahan makanan yang tersedia banyak rakyat Perancis yang menderita bahkan sampai meninggal karena kelaparan dan terserang wabah penyakit. Kepemimpinan Louis XIV yang berlangsung selama 72 tahun dan pemerintahan sendiri selama 54 tahun dapat dikatakan sebagai kebalikan dari abad akbar, karena memburuknya keadaan sebagian besar penduduk pada akhir masa pemerintahannya. Tragis memang, ketika diawal Louis XIV memimpin ia sangat di agungkan sampai mendapat julukan le Roi Soleil (Raja Surya) karena kegemilangannya dalam memerintah Perancis tetapi di akhir kepemimpinannya sangat terasa sekali kekecewaan dari para rakyat Perancis akibat dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi perekonomian Perancis yang mengalami krisis, hal ini masih berlanjut sampai Louis XIV meninggal.

Kedua, dalam mengatasi krisis ekonomi, pemerintahan perwalian Louis

XV melalui wali raja Duc Philippe d’Orléans mengembangkan Sistem Law yang

(39)

berselang waktu dua tahun ketika Sistem Law yang di agung-agungkan mengalami kemunduran dan ketidakstabilan. Keadaan rakyat dan perekonomian Perancis yang mengalami kemajuan berganti dengan kekacauan. Tindakan dari John Law yang telah menerbitkan uang kertas dalam jumlah yang sangat banyak sehingga nilainya tidak diimbangi lagi dengan jumlah uang keping yang tersedia, bahkan tidak sesuai dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan negara yang telah dibuatnya, menjadi pertanda awal bahwa Sistem Law mengalami kemunduran. Ketika semua orang ingin melepas sahamnya dengan harapan mereka dapat hidup sejahtera, ternyata mereka belum dapat merasakan hal itu karena John Law kehabisan persediaan uang tunai. Seketika keuangan Perancis mengalami inflasi. Keadaan perekonomian yang semakin tidak dapat dikendalikan, ditambah lagi dengan kondisi para rakyat yang kecewa dan marah akibat dari gagalnya penerapan Sistem Law oleh pemerintahan perwalian. Empat tahun eksperimen wali raja dan John Law yang diterapkan di Perancis ternyata belum berhasil mengeluarkan Perancis dari krisis. Sistem Law yang berlangsung dari tahun 1716-1720 ini berakhir dengan sangat fatal.

Ketiga, pada kenyataannya Sistem Law tidak banyak membantu

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdurahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Blitzer, C. (1980). Great Ages Of Man A History Of The World’s Cultures Age Of Kings. Nederland: Time-Life Books Inc.

Brouwer, M A W. (1980). Sejarah Falsafah Barat Modern dan Sejaman. Bandung: Alumni.

Brouwer, M A W. (1982). Latar Belakang Pemikiran Barat. Bandung: Alumni. Carpentier, J, et al.. (2011). Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga

Akhir Abad Ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Carsten, F.L. (1964). The New Cambridge History vol V The Ascendancy Of France. London: Cambridge University Press.

Clark, G N, et al. (1966). The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763. London: Cambridge University Press.

Craig, Albert M, et al. (1986). The Heritage of World Civilizations. New York: Macmillan Publishing Company.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo. S. (1991). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dua, M. (2008). Filsafat Ekonomi Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama. Yogyakarta: Kanisius.

Easton, Stewart C. (1966). The Western Heritage From The Earliest Times To The Present. New York. Chicago. San Francisco: Holt, Rinehart and Winston Inc.

(42)

Hayek, Friedrich A. (2006). The Trend of Economic Thinking: Essays on Political Economistis and Economic History. United Kingdom: Taylor & Francis.

Heilbroner, R.L. (1986). Tokoh-tokoh Besar Pemikir Ekonomi. Jakarta: UI Press. Hoaglind, Richard B. (1960). Learn World History: The Easy Way.

Cambridge: Greystone Press.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.

Kamarga, H dan J. Siboro. (2012). Isu-Isu Kontroversial dalam Sejarah Barat. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Kardiman, dkk. (2006). Ekonomi Dunia Kesehatan Kita. Jakarta: Yudhistira. Landone, B. (1942). History Of Civilization The Revolutionary Period (The Age of

Reason) vol IV. New York: Book Inc.

Lord, J. (1913). Beacon Lights Of History vol VIII: Great Rulers. New York: The University Press.

Parsons, R. (2012). Kebohongan dan Kesalahan Sejarah. Yogyakarta: Imperium Prodjodikoro, W. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Bandung: PT

Eresco.

Rosyidi, S. (1996). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Roxborough. I. (1986). Teori-Teori Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Supardan, D. (2007). Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

(43)

Sumber Internet:

Tanpa Nama. (2012). Sejarah Ekonomi Prancis. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Prancis/. [16 Mei 2012].

Referensi

Dokumen terkait

Tuntunan Islam dalam urusan politik dan kenegaraan dalam garis besarnya sudah ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Namun dalam penerapan dan pelaksanaannya secara

Kadar vitamin C akhir Guava Leather yang diproduksi dengan perlakuan suhu pengeringan serta ketebalan yang berbeda ...30.

1. Untuk mendeskripsikan efektivitas metode problem solving dengan strategi kerja mundur terhadap pemahaman peserta didik pada materi pokok luas dan keliling segitiga di SMPN

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu

Bagi usaha baru, mnimal uasaha telah berjalan selama 1 tahun khusus debitur Perorangan/Badan Usaha minimal 3 tahun untuk BPR dalam rangka linkage, berdasarkan atas hasil

Pada alat ukur osiloskop, tegangan (V) didapatkan dari hasil kali tinggi pulsa (amplitudo) dengan volt/div yang digunakan atau dapat dituliskan secara matematis sebagai

Berdasarkan percakapan tersebut dapat disimpulkan, bahwa alih kode tidak hanya terbatas pada pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain seperti dalam masyarakat dwibahasa