• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Rachmayanti Gustiani, 2013

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA

LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

Rachmayanti Gustiani 0900010

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA

LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

Oleh

Rachmayanti Gustiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Rachmayanti Gustiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

(3)

Rachmayanti Gustiani, 2013

RACHMAYANTI GUSTIANI

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI

KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA

LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Desfina, M.Hum. NIP. 196102201990032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd.

NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sn., M.Si.

(4)

ABSTRAK

Pada pembelajaran seni tari,di SMP Negeri 9 Bandung siswa tidak dituntut untuk berkreasi sendiri dari hasil pembelajaran dan materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Siswa kelas VII di SMP N 9 Bandung ini kurang memahami mengenai desain pola lantai, karena pembelajaran tari di sekolah ini hanya berpusat pada guru, dan siswa hanya meniru gerak. Untuk itu, penulis mencoba memecahkan masalah tersebut melalui penelitian yang berjudul “Metode Discovery Learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung.” Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan potensi siswa dan memahami desain pola lantai dalam pembelajaran seni tari dan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Metode discovery ini digunakan agar siswa dapat berkreasi, bereksplorasi, dan mengembangkan pola lantai tari sendiri sehingga siswa menemukan bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan pemahaman desain pola lantai pada siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest =60, dan nilai rata-rata posttest =74,8 dari 34 siswa sebagai sampel. Hasil dari uji t= 21,1 lebih besar dari pada t tabel yaitu n-1= 33. Signifikasi 5% dari dk/db=33 pada t tabel= 2,733 menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman desain pola lantai, sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Rekomendasi dari penelitian ini bahwa setiap guru harus mengembangkan potensi siswa melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Karena pembelajaran tari melalui pengalaman bereksplorasi akan lebih lama melekat pada siswa dibandingkan dengan hanya meniru.

Kata Kunci : Metode Discovery Learning, Pembelajaran Tari Kelompok, Desain Pola lantai.

(5)

Rachmayanti Gustiani, 2013

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Bagan ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teoretis 1. Pendekatan Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Metode Pembelajaran ... 12

3. Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran ... 14

4. Keuntungan dan Kelemahan Metode Discovery Learning ... 18

5. Tari Dalam Pendidikan ... 19

6. Unsur-unsur Tari ... 22

7. Pola Lantai dalam Tari ... 23

8. Karakterstik Siswa SMP/ Remaja ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional ... 33

(6)

E. Hipotesis ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Instrument Penelitian ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 37

I. Tahap-tahap Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan Belajar Mengajar Seni Tari Sebelum Menggunakan Metode Discovery Learning. ... 40

2. Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Discovery Learning ... 43

3. Hasil Pembelajaran Seni Tari Setelah Menggunakan Metode Discovery Learning ... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 66

B. Rekomendasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan

pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi

pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 (Sagala, 2011: 2) “Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar

serta anak dengan pendidik. Dalam proses pembelajaran, anak didik dapat

menyerap informasi yang diberikan oleh guru dengan baik jika anak didik

merasa nyaman dengan cara yang digunakan oleh guru dalam

menyampaikan materi. Dunkin dan Biddle (Majid, 2006: 111).

mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu 1). Variable pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2). Variabel konteks ( contex variables) berupa peserta didik; 3). Variabel proses ( process variables); dan 4). Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Pembelajaran dapat dilakukan dalam pendidikan formal dan non

formal. Pada pendidikan formal sering kali siswa kurang menyukai mata

pelajaran tertentu, sehingga siswa kurang menyerap materi yang diberikan

oleh guru. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya sering kali siswa

kurang tertarik untuk dapat mengikuti mata pelajaran tersebut.

Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari seringkali dianggap

sebagai mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi

kepada siswa. Padahal dengan adanya mata pelajaran seni tari, siswa dapat

lebih mengenal dan menghargai seni budaya daerahnya sendiri.

(8)

serta psikis siswa secara seimbang. Namun dalam pelaksanaannya,

pembelajaran seni tari tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh guru. Siswa pada sekolah umum yang mempunyai beragam bakat dan

keterampilan tentunya tidak mudah untuk menerima semua mata pelajaran

yang diberikan oleh guru. Tidak seperti halnya di sekolah kejuruan yang

didominasi oleh siswa-siswi yang memang benar-benar berminat dan

mempunyai bakat terhadap jurusan yang mereka pilih. Siswa pada sekolah

umum mempunyai minat yang berbeda-beda, sehingga untuk mengikuti

mata pelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

menjadikan siswa tersebut terampil. Namun seperti yang dikemukakan

oleh Masunah dalam buku Tari Pendidikan (2012: 5) “..bahwa tujuan

pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi seniman, melainkan

diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun

apresiasi.”

Pada pelaksaannya, dalam pembelajaran seni tari guru sering sekali

mengalami kesulitan untuk mengajarkan praktik tari karena biasanya guru

berorientasi pada tari bentuk untuk pertunjukan. Sehingga pembelajaran

tari lebih difokuskan pada pembelajaran ekstrakulikuler yang hanya diikuti

oleh siswa-siswa yang berminat pada pembelajaran tari tersebut.

Seharusnya pembelajaran seni tari dapat diikuti oleh semua siswa baik

oleh siswa putra ataupun siswa putri pada kegiatan pembelajaran

intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran tari harus dapat menarik minat

siswa terhadap seni tari tradisi. Namun, biasanya pembelajaran tari di

sekolah umum masih saja menggunakan metode yang sama dengan materi

yang sama sehingga menjadikan mata pelajaran ini dipandang tidak terlalu

memberikan kontribusi bagi siswa. Seperti yang dikemukakan dalam buku

metodologi pengajaran seni oleh P4ST UPI (2004: 1) bahwa “ Peranan

pendidikan seni semakin dipandang sebelah mata karena dianggap kurang

(9)

3

Rachmayanti Gustiani, 2013

sekolah umum biasanya siswa menirukan gerakan yang dipraktikan oleh

guru dengan gerak dasar tari tradisi, sehingga siswa akan merasa enggan

untuk bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru karena siswa

merasa kesulitan.

Untuk itu, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

menyampaikan materi agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah

untuk diterima oleh semua siswa. Tidak hanya menyampaikan materi,

tetapi guru juga harus meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

siswa yang meningkat menandakan bahwa pembelajaran yang dilakukan

oleh guru telah diterima oleh siswa dengan baik. Guru harus mempunyai

sensitivitas yang tinggi untuk mengetahui apakah pembelajaran tersebut

sudah berjalan secara efektif atau tidak. Guru harus merubah peran siswa

yang biasanya sebagai konsumen yakni hanya menerima materi, mencatat,

dan menghafal saja, namun menjadi produsen, siswa berperan aktif dalam

proses pembelajaran seperti meneliti, bertanya, menulis, dan mengarang

serta hal lain yang siswa kerjakan sendiri (Majid, 2006). Proses

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan

memecahkan masalahnya sendiri akan lebih melekat dan diingat oleh

siswa lebih lama dibandingkan dengan siswa hanya duduk dan menerima

materi yang diberikan oleh guru.

Proses pembelajaran seni tari tidak hanya mengajarkan gerak-gerak

sebuah tarian dengan patokan-patokan yang rumit dan tidak selalu untuk

mencetak siswa menjadi terampil dalam menari, tetapi untuk mengajarkan

siswa untuk lebih kreatif dan apresiatif terhadap seni budaya serta dapat

memahami pola lantai. Proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di

sekolah formal tentunya berbeda dengan pembelajaran seni tari di

sanggar-sanggar. Masunah, (2012 : 44) mengungkapkan bahwa:

(10)

kepekaan rasa estetis dan budaya yang berfungsi untuk membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional dan spiritualnya

Tujuan pembelajaran tari disini adalah dengan melalui pembelajaran

tari siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam proses

pembelajaran, seperti halnya nilai social, nilai estetis, nilai kebersamaan,

dan lain-lain. Namun dalam proses pembelajaran, tidak selalu efektif dan

efisien dan hasil pembelajaran pun tidak selalu berhasil, karena selalu ada

hambatan dan permasalahan baik yang dialami oleh guru maupun oleh

siswa. oleh karena itu, guru atau pendidik perlu memperhatikan cara ynag

digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa. guru dapat

menggunakan beberapa pendekatan belajar dan pembelajaran. Menurut

Sagala, (2011: 68) Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan

ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk

suatu instruksional tertentu.

Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku

mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya

gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada siswa selama ini,

strategi yang seperti apa, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai

dalam menyajikan suatu bahan sehingga membantu mengaktifkan siswa

dalam belajar.sehingga dalam hal ini, metode berkedudukan sebagai alat

untuk meningkatkan minat belajar siswa dari luar. Metode merupakan cara

atau teknik yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi atau

bahan pelajaran kepada siswa yang melibatkan interaksi yang aktif dan

dinamis antara guru dengan siswa, sehingga tujuan belajar yang telah

ditentukan menjadi efektif dan efisien.

Dengan metode atau model pembelajaran yang lebih bervariasi

diharapkan anak didik atau siswa akan lebih kreatif dan aktif dalam proses

pembelajaran. Kreativitas diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan

anak. Jika biasanya siswa hanya menirukan apa yang ia lihat dari gurunya

(11)

5

Rachmayanti Gustiani, 2013

siswa tersebut kurang maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Hilgard

dan Marquis (Sagala, 2003:13) “ Belajar merupakan proses mencari ilmu

yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan

sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.”

Dengan pendapat tersebut, kita akan mengerti bahwa dengan adanya

proses latihan yang dialami oleh siswa dan tejadi perubahan dalam dirinya,

maka ia telah belajar. Jika siswa hanya meniru saja, siswa tidak akan

mengerti sepenuhnya tentang apa yang ia pelajari. Maka proses kreativitas

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran khususnya dalam

pembelajaran seni tari. Seperti yang diungkapkan oleh Komalasari dalam

seminar nasional ( 2010:1) bahwa kreativitas merupakan potensi yang

perlu dikembangkan melalui pembelajaran seni tari, karena dapat

membentuk sikap dan cara berfikir yang dapat membantu siswa dalam

perkembangannya untuk kedewasaannya. Kegiatan menari dapat dijadikan

media untuk mengembangkan kemampuan kreativitas siswa melalui

kegiatan seperti menemukan ide gerak, bergerak sesuai dengan interpretasi

siswa terhadap stimulus yang diberikan, menyusun gerak-gerak secara

kreatif, membuat pola lantai dan menampilkan gerak hasil kreativitas

siswa. Dengan melalui pembelajaran hasil kreativitas siswa sendiri akan

lebih bermakna dan akan mudah melekat bagi dirinya. Dengan

pembelajaran yang mengembangkan kreativitas siswa, diharapkan siswa

dapat memahami nilai-nilai yang terdapat dalam proses belajar tersebut,

seperti nilai bekerjasama dengan kelompoknya, nilai sosial, memecahkan

masalah secara kelompok maupun individu serta nilai keberanian untuk

menampilkan hasil kreasinya baik secara kelompok maupun individu.

Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari ( 2010 : 2) bahwa “

Pengalaman praktik dan pengetahuan melalui kegiatan kreatif dan

apresiatif dalam pendidikan seni sangat penting dilakukan. Kegiatan

(12)

sikap apresiatif peserta didik terhadap nilai-nilai seni budaya yang

direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.” Untuk mengembangkan

kreativitas tersebut, pengajar atau guru harus mempunyai strategi dan

model pembelajaran yang sesuai dengan psikologi serta kemampuan

peserta didiknya. Pembelajaran di SMP Negeri 9 Bandung ini, siswa tidak

dituntut untuk berkreasi sendiri dalam pembelajaran seni tari, sehingga

siswa kurang aktif dan kurang memahami unsur-unsur tari dan desain pola

lantai pada khususnya. Siswa hanya dituntut untuk menghafalkan

gerak-gerak tari yang diberikan oleh guru. Kemudian pada tes akhir

pembelajaran hanya diutamakan hafalan gerak saja.

Metode discovery atau penemuan adalah metode mengajar yang

mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh

pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya, sebagian atau

seluruhnya ditemukan sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa

dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan hal-hal yang berkaitan

dengan pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar dengan metode

discovery ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam

memahami pola lantai karena proses belajar dengan cara menemukan

sendiri, dan menyimpulkan hasil penemuannya sendiri dapat lebih mudah

diingat dan melekat pada diri siswa. Dengan belajar hasil penemuannya

sendiri akan meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih aktif dan

kreatif.

Untuk itu, proses pembelajaran dengan metode discovery learning

cocok untuk menjadikan siswa terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran yang dilakukan di sekolah umum.

Maka peneliti ingin mengubah metode pembelajaran seni tari yang

kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peneliti mengambil judul “Metode discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain

(13)

7

Rachmayanti Gustiani, 2013

adanya penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran seni tari serta dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap desain pola lantai.

B. Rumusan Masalah

Penulis menemukan beberapa masalah di dalam pembelajaran seni

tari terhadap siswa di sekolah formal khususnya Sekolah Menengah

Pertama Negeri 9 Bandung, masalah tersebut diantaranya :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran seni tari menggunakan metode

discovery learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung?

2. Bagaimanakah hasil pembelajaran seni tari dengan metode discovery

learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung?

C. Tujuan

1. Mengembangkan proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan

metode discovery learning.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode

discovery learning dalam pembelajaran seni tari.

D. Manfaat

Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat bagi peneliti, bagi lembaga

serta bagi masyarakat.

1. Manfaat bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti dapat

menambah pengetahuan bagaimana cara menerapkan tarian tradisional

yang dianggap sulit serta kurang diminati oleh siswa pada sekolah

umum, yang sesuai untuk pembelajaran seni tari. Peneliti dapat lebih

mengembangkan metode discovery learning dalam pembelajaran seni

tari. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan pengalaman dan

sebagai evaluasi peneliti untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran

(14)

2. Manfaat bagi lembaga (SMPN 9 Bandung)

Manfaat dari penelitian ini bagi lembaga adalah lembaga dapat

menciptakan inovasi dalam pembelajaran seni tari, agar pembelajaran

seni tari tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang dipandang

sebelah mata. pendidikan seni tari sama pentingnya dengan mata

pelajaran lainnya. Sehingga lembaga dapat mengembangakan dan

menerapkan metode discovery learning dalam pembelajaran tari, agar

dapat mengembangkan pemahaman unsur tari khususnya pemahaman

pola lantai.

3. Manfaat bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru adalah guru dapat mengembangkan

metode-metode dalam proses pembelajaran seni tari pada khususnya

agar pembelajaran seni tari dapat lebih dipahami oleh siswa.

4. Manfaat bagi siswa

Manfaat bagi siswa dalam penelitian ini adalah siswa dapat lebih

berfikir aktif dan lebih kreatif dalam pembelajaran seni tari. Siswa

dapat memahami desain pola lantai dan mengembangkan

pemahamannya dalam proses pembelajaran seni tari, serta siswa dapat

lebih menghargai seni tradisional lainnya.

E. Struktur Organisasi

BAB I dalam skripsi ini berisi mengenai latar belakang permasalahan

yang dijadikan penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan struktur organisasi

BAB II berisi mengenai penelitian terdahulu yang dapat menjadi

gambaran yang menunjang terhadap penelitian yang dilakukan serta kajian

teori dengan teori-teori yang menunjang dalam penelitian tersebut

mencakup pada pendekatan belajar dan pembelajaran, metode

pembelajaran, metode Discovery Learning dalam pembelajaran,

keuntungan dan kelemahan metode Discovery Learning, tari dalam

(15)

9

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB III berisi mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek

penelitian, definisi operasional, variable penelitian, hipotesis, instrument

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahap-tahap

penelitian

BAB IV, berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan,

kegiatan belajar mengajar seni tari sebelum menggunakan metode

discovery learning, kemudian proses pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery learning, hasil pembelajaran seni tari setelah

menggunakan metode discovery learning serta pembahasan hasil

penelitian.

BAB V berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, dan

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

dengan teknik dan alat tertentu. Dengan metode tertentu,dapat memecahkan

suatu masalah yang menjadi bahan untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2011:

2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian

mempunyai tujuan tertentu. Secara umum tujuan dari penelitian ada tiga

macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan

penemuan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah

data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya

keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan

pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah

ada. Dengan adanya penelitian tersebut, masyarakat dapat memahami,

mengetahui, mengantisispasi masalah bahkan memecahkan masalah yang

terjadi di masyarakat. Memahami berarti mengetahui suatu masalah atau

informasi yang tidak diketahui sebelumnya, mengantisipasi masalah berarti

berupaya untuk mencegah terjadinya masalah dan memecahkan masaah

berarti dapat mengatasi masalah yang terjadi.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode eksperimen.

Menurut Riyanto (2010: 35) “Penelitian eksperimen merupakan penelitian

sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan control terhadap kondisi”.

Menurut Sugiyono dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment),

maka metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.

(17)

31

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman mengujicobakan metode pembelajaran Discovery Learning yang peneliti

gunakan sebagai cara mengajar pada siswa sebagai subjek penelitian. Metode

pembelajaran tersebut digunakan sebagai cara mengajar alternatif dari metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru-guru seni tari sebelumnya. Dengan

menggunakan metode tersebut, peneliti berharap dapat meningkatkan

kreatifitas dan pemahaman desain pola lantai siswa dalam proses

pembelajaran seni tari. Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat

digunakan dalam melakukan penelitian, yaitu: Pre-Eksperimen design, True

Eksperimental Design, dan Quasi Eksperimen Design.

Design ekperimen yang peneliti gunakan adalah Pre-Eksperimen Design

karena penelitian tersebut menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design.

Dalam proses pelaksanaannya, peneliti menguji kreativitas siswa sebelum

dilakukannya treatment dan setelah dilakukannya treatment untuk mengukur

keberhasilan dari penelitian ini. Pengujian tersebut berupa tes awal atau

pre-test dan tes akhir atau post-pre-test. Berikut gambaran tes yang dilakukan :

[image:17.595.116.513.139.599.2]

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan ;

O1 merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum menggunakan

metode discovery, X merupakan eksperimen yang dilakukan dan O2

merupakan tes akhir setelah dilakukannya penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian.

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah

Menengah Pertama Negeri 9 Bandung yang bertempat di Jalan Semar no.

5 Bandung, alasan memilih SMP tersebut dikarenakan sekolah ini terdapat

(18)

mata pelajaran seni tari.

b. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VII, yang berjumlah 3

kelas dengan siswa sebanyak 96 orang. Pengambilan kelas VII karena di

kelas ini pembelajaran seni tari diberikan. berikut tabel siswa kelas VII di

SMP Negeri 9 Bandung :

Tabel 3.1

Data siswa kelas VII SMP NEGERI 9 Bandung tahun pelajaran 2012/2013

No Kelas siswa Jumlah siswa

Laki-laki perempuan

1 VII-3 14 20 34

2 VII-6 16 20 36

3 VII-9 16 20 36

(sumber : Bagian Tata Usaha SMP NEGERI 9 Bandung)

c. Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan sampel dalam

penelitian ini adalah probability sampling, dengan menggunakan teknik

simple random sampling. Teknik tersebut digunakan karena setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

Simple random sampling dilakukan dengan cara mengacak setiap anggota

populasi yang akan dijadikan sampel. Kemudian salah satu sampel akan

muncul, dan dipilihlah sampel tersebut sebagai objek penelitian. Sampel

untuk penelitian ini adalah siswa kelas VII-3, dengan jumlah siswa 34

orang. Jumlah siswa putra 14 orang dan putri berjumlah 20 orang. Berikut

[image:18.595.118.513.125.692.2]

tabel data siswa kelas VII-3:

Tabel 3.2

Daftar siswa kelas VII-3 tahun ajaran 2012/2013

(19)

33

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman ( S u m b e r

: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 9 Bandung)

C. Definisi Operasional

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang

terdapat di dalam judul seperti yang terpapar di bawah ini :

1. Metode discovery learning merupakan metode yang digunakan peneliti

sebagai salah satu alternatif metode atau model pengajaran yang

SISWA

1 1213.07.005 Aditya Jordan Al Faqih L 2 1213.07.009 Adzkya Fadla Naima P 3 1213.07.030 Alrico Wicaksono L 4 1213.07.035 Amalina Zyamziah Ghani P 5 1213.07.049 Angelica Justicia Majid P 6 1213.07.065 Ardelia Nur Shafa P 7 1213.07.086 Cindy Prastiani P 8 1213.07.090 Daffa Ikhsan Kurniawan L 9 1213.07.103 Dian Asfriany Nurfalah P 10 1213.07.105 Difa Wahyu Lesmana L 11 1213.07.117 Eka Hari Syawalia P 12 1213.07.129 Fadhilah Fitriani Ramadhan P 13 1213.07.133 Fahreza Raharjo L 14 1213.07.157 Ghani Miftah Fauzan L 15 1213.07.160 Gina Aulia Primantari P 16 1213.07.184 Ismi Nurul Izza Rahmawati P 17 1213.07.187 Ivan Raka Pratama L 18 1213.07.212 Marzhavira Azlika Krishnan P 19 1213.07.224 Mochammad Daffa Mussafa L 20 1213.07.240 Muhammad alif Nurrafiq L 21 1213.07.255 Muhammad Rayhan L 22 1213.07.267 Nabilah Nur Afifah P 23 1213.07.286 Ni Nyoman Ratih Permata Tribuana

Tungga Dewi P

(20)

digunakan oleh guru dalam pembelajaran seni tari di sekolah umum.

Metode discovery learning ini bertujuan agar siswa secara aktif dapat

mencari dan menemukan pengetahuan dari proses pembelajaran yang

dilakukan di sekolah. Proses pembelajaran dengan metode discovery

learning ini berpusat pada siswa dan guru (peneliti) hanya sebagai

pengarah dan pemberi stimulus atau rangsangan dalam proses

pembelajaran sen tari.

2. Desain pola lantai merupakan materi yang diberikan dalam proses

pembelajaran seni tari. Sehingga siswa dapat memahami desain pola

lantai dan mampu berkreasi dengan pola lantai secara berkelompok.

pada observasi sebelumnya, siswa kurang memahami dan tidak dapat

berkreasi dengan pola lantai

D. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu, variable bebas (

variable yang mempengaruhi) dengan variable terikat ( variable yang

dipengaruhi). Variable yang mempengaruhi adalah metode Discovery

Learning sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses belajar siswa kelas VII.

Sedangkan variable terikat aladah pembelajaran seni tari sebagai sesuatu

yang dipengaruhi oleh metode Discovery Learning.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara mengenai tingkat

keberhasilan atau tolak ukur dari hasil penelitian. Pengujian dapat dilakukan

pada satu pihak atau dua pihak. Pengujian satu pihak adalah pengujian

sampel penelitian jika sampel tidak ada sampel lain sebagai pembanding,

sedangkan pengujian dua pihak adalah jika sampel yang digunakan dalam

penelitian adalah dua sampel sehingga ada sampel lain sebagai pembanding.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis uji satu pihak (one tail

test), karena subjek yang menjadi sampel penelitian hanya ada satu sampel

(21)

35

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih besar atau sama dengan (≥) dan

hipotesis alternatifnya berbunyi lebih kecil (<). Uji pihak kiri ini berlaku

ketentuan bila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho lebih besar

atau sama dengan (≥) dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi

lebih kecil atau sama dengan (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi

lebih besar (>). Uji pihak kanan ini berlaku ketentuan bahwa bila harga t

hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan

Ha ditolak. Dalam penelitian ini peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut:

Ho : terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai

setelah dilakukannya treatment.

Ha : tidak terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai

setelah dilakukannya treatment.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang penulis gunakan diantaranya:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sesuai melalui

pengamatan awal (observasi awal), peneliti melakukan observasi terlebih

dahulu terhadap prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan

metode pembelajaran discovery learning. Kemudian peneliti melihat

proses pembelajaran seni tari mengenai pemahaman pola lantai yang

dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa (sampel), mengenai proses

pembelajaran seni tari sebelum menggunakan metode discovery learning,

serta kreativitas dan pemahaman pola lantai siswa sebelum dan sesudah

menggunakan metode discovery learning. Wawancara tersebut bertujuan

untuk mengetahui berbagai pendapat mengenai kekurangan dan kelebihan

(22)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi, dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data

secara akurat dengan mendokumentasikan dari proses pembelajaran seni

tari yang dilakukan. Dokumentasi tersebut berupa foto pada proses

pembelajaran tari mengenai pemahaman pola lantai.

G. Instrument penelitian

a. Tes

Tes yang dilakukan peneliti adalah serangkaian pertanyaan dan latihan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Adapun aspek yang dinilai

dalam tes individu maupun tes kelompok adalah aspek kognitif, aspek

afektif dan psikomotor.

1. Aspek kognitif adalah aspek yang menilai bagaimana pemahaman

dan pengetahuan siswa terhadapa tari yang sedang diajarkan.

2. Aspek afektif adalah aspek yang menilai bagaimana sikap siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Aspek psikomotor adalah aspek yang menilai bagaimana

keterampilan siswa dalam melakukan gerak pada saat pembelajaran.

Adapun kriteria penilaian dalam test tersebut yaitu:

nilai Uraian

90-99 mampu menjawab semua pertanyaan dan membuat pola lantai lebih dari 5.

80-89 mampu menjawab 4 pertanyaan dan membuat 4 pola lantai.

70-79 mampu menjawab 3 pertanyaan dan membuat 3 pola lantai.

60-69 mampu menjawab 2 pertanyaan dan membuat 2 pola lantai.

(23)

37

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman 90-99 = istimewa

80-89 = baik sekali 70-79 = baik 60-69 = cukup 50-59 = kurang

Adapun penilaian secara kelompok sebagai berikut

nilai Uraian

90-99 Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, bekerjasama, serius pada saat penampilan dan pola lantainya bervariasi (lebih dari 5 bentuk pola lantai)

80-89 Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, bekerjasama, kurang serius dan pola lantai bervariasi (4 bentuk pola lantai)

70-79

Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dalam penampilan dan pola lantai kurang bervariasi (3 bentuk pola lantai).

60-69

Siswa mampu melakukan gerak, namun kurang kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dalam penampilan dan pola lantai kurang bervariasi (2 bentuk pola lantai)

50-59 Siswa kurang mampu melakukan gerak, kurang kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dan pola lantai tidak bervariasi (1 bentuk pola lantai)

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam pengumpulan data disini dengan

menggunakan wawancara terstruktur, yakni dengan pertanyaan yang

sudah disusun sebelumnya dan setiap reponden diberikan pertanyaan

yang sama. Sehingga peneliti dapat mengetahui beragam jawaban yang

dikemukakan oleh responden sebagai sampel penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dari studi dokumentasi yang

menggunakan foto, video, serta dokumen yang menunjang dalam

(24)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery learning.

H. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukannya observasi, wawancara, dan studi dokumentasi,

hasil dari penelitian tersebut digabungkan dan dianalisis untuk

mendapatkan hasil yang benar sesuai dengan kebutuhan. Adapun rumus

teknik analisis yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

t=

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (post test – pre test).

Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑ x 2d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sample

Pemahaman unsur-unsur tari

Pengenalan tari kijang

Eksplorasi gerak

Pemahaman unsur ruang dan pola lantai

latihan

(25)

39

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman d.b. = ditentukan dengan N-1

I. Tahap-tahap Penelitian

1. Pra Penelitian

a. Observasi

Observasi dlakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengamati

bagaimana proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP

Negeri 9 Bandung. Kemudian peneliti mendapat gagasan untuk

melalukan penelitian.

b. Pengajuan judul

Setelah melakukan observasi pada pembelajaran seni tari yang

dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung, peneliti mengajukan judul

untuk penelitian kepada dewan skripsi dengan judul metode

discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk

meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di

SMP Negeri 9 Bandung.

c. Pembuatan prosposal

Setelah disetujuinya judul yang peneliti ajukan kepada dewan

skripsi, peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan dan

disahkan oleh dewan skripsi.

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

Untuk membantu kelancaran peneliti dalam melakukan penelitian

tersebut, peneliti menyelesaikan administrasi penelitian seperti

surat perizinan kepada pihak sekolah dan jurusan pendidikan seni

tari.

2. Pelaksanaan penelitian

(26)

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data

yang menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu

peneliti melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan.

b. Pengolahan data

Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses

pembelajaran yang dilakukan selanjutnya peneliti melakukan

pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang akurat.

c. Penyusunan laporan hasil penelitian

Langkah selanjutnya setelah melakukan penelitian, seluruh

kegiatan penelitian tersebut disusun berupa laporan hasil

penelitian. Laporan tersebut mencakup kegiatan penelitian yang

dilakukan dari awal hingga akhir dan diketahui oleh orang lain,

pembimbing agar hasil dari kegiatan penelitian dapat dicek

kebenarannya.

d. Penggandaan Laporan Penelitian

Penggandaan laporan dilakukan setelah laporan disetujui oleh

berbagai pihak dan telah melalui sidang skripsi. Penggandaan ini

(27)

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul Metode Discovery Learning dalam pembelajaran

tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas

VII di SMP Negeri 9 Bandung ini dilakukan dengan sampel 34 siswa dari

kelas VII-3. Penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah mengenai proses

pembelajaran tari menggunakan metode discovery learning dan hasilnya.

Proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan 4 kali pertemuan dengan

stimulus tari kijang. Kemudian setelah diberikan beberapa materi dan

stimulus dengan tari kijang, siswa diarahkan untuk bereksplorasi pola lantai

bersama kelompoknya. Pada proses awal yang dilakukan peneliti, siswa

kurang begitu paham tentang bagaimana membuat pola lantai, sehingga

masih banyak siswa yang merasa kebingungan dalam penyusunan pola lantai.

Namun setelah beberapa pertemuan dilakukannya treatment, pemahaman

siswa terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama,

siswa diberikan materi tentang unsur-unsur tari hingga siswa memahami

unsur-unsur tari tersebut. kemudian pada pertemuan kedua, siswa ditugaskan

untuk mencari tarian yang bertemakan binatang dan diarahkan pada tari

kijang. kemudian siswa ditugaskan untuk mengeksplorasi gerak dari kijang,

kemudian menyusunnya menjadi gerak tari. Pada pertemuan ketiga, siswa

diberikan pemahaman mengenai ruang, kemudian siswa mengekplorasi

benda-benda yang ada diruang kelas, kemudian siswa menyebutkan benda

berdasarkan volume dan mengekplorasi pola lantai dari benda tersebut. Pada

awalnya siswa hanya dapat membuat 2 buah pola lantai. Kemudian siswa

dibagi menjadi 4 kelompok dan berdiskusi secara kelompok untuk membuat

pola lantai. Kemudian siswa ditugaskan untuk menata arah hadap dari pola

lantai tersebut. setelah siswa memahami desain pola lantai, siswa

(28)

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan metode discovery learning, siswa akan lebih aktif

dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam proses

pembelajaran. Pemahaman pola lantai siswa pun lebih meningkat dari

sebelumnya, dapat dilihat dari nilai pretest =60 dan nilai posttest = 74,8.

Siswa dapat menciptakan bentuk-bentuk desain pola lantai dan dapat lebih

mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran seni tari. Dengan siswa

terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa

terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat

dibuktikan melalui hasil uji t dan tabel signifikasi dari deviasi nilai pretest

dan posttest. Hasil dari uji t = 21,1 lebih besar dari nilai t tabel = 2,733,(21,1 ≥ 2,733) sehingga hipotesis nol (Ho) dapat diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih

mengembangkan potensinya dalam pembelajaran seni tari dan pada pola

lantai tari pada khususnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered) akan lebih melekat pada siswa lebih lama dibandingkan dengan

pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered) dengan meniru

guru.

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi dari peneliti untuk pembelajaran yang dilakukan

di sekolah formal.

1. Guru dapat menggunakan beragam metode lain sebagai alternatif dari

metode-metode yang sering digunakan agar proses pembelajaran seni tari

yang dilakukan di sekolah formal tidak lagi dianggap sebagai

pembelajaran yang membosankan.

2. Metode discovery learning dapat sebagai metode alternatif dalam proses

pembelajaran seni tari agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses

(29)

68

Rachmayanti Gustiani, 2013

3. Guru harus memilih materi dan strategi yang tepat kepada siswa agar sesuai

dengan karakteristik dan tingkat psikologi siswa.

4. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa akan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ardjo, Irawati Durban. (2004). Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda. Bandung: PUSBITARI

Komalasari, Heni. (2010). Metodelogi Pengajaran Seni Kreativitas (modul), Seminar Nasional. Bandung

Majid, Abdul. (2006) .PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Masunah, Juju.(2012). Tari pendidikan. UPI Bandung.

P4ST UPI. (2004). Metodologi Pengajaran Seni Talempong dan Tari Piring Minangkabau. Bandung: P4ST UPI

Sagala, Syaiful.(2011). KONSEP DAN MAKNA PEMBELAJARAN, Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta

Riyanto, Yatim. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Sopandi, Bandi. (2010). Optimalisasi Kreativitas guru sebagai agen konservator nilai budaya bangsa, (modul) Seminar nasional. Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Syaefudin, Sa’ud, U. dan Syamsuddin Makmun, A. (2009). Perencanaan

Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(31)

Rachmayanti Gustiani, 2013

SUMBER LAIN

Carapedia. (2010). Pengertian dan Definisi Pembelajaran Menurut Para Ahli. [online].Carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_a hli_info507.html.

Muttaqin, Zaki. Macam-macam Metode Guru dalam Mengajar. [online]. Hanyakawan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-metode-guru-dalam-mengajar.html?m=1. [1 Juli 2013]

Muttaqin, Zaki. (2010). Metode Deskriptif. [online]. Blog.uinmalang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10. [ 3 November 2012]

Gambar

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.2 Daftar siswa kelas VII-3 tahun ajaran 2012/2013

Referensi

Dokumen terkait

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode

[r]

[r]

Banyaknya penduduk yang menderita hipertensi di perkotaan mungkin disebabkan diet yang tidak sehat seperti mengkonsumsijunk food dan fast food yang berlebihan sehingga IMT

SEGMEN BERITA REPORTER C pantai glagah , wisata laguna sampai

Hasil evaluasi terhadap kolam fakultatif menunjukkan bahwa waktu detensi sebesar 154,35 hari tidak memenuhi standard perencanaan sebesar 20-30 hari, sehinEga kolam terlalu

Wisnu Budi Irianto, M.Si/ yang menjabat kepala Bidang Pajak Daerah Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan/ dan Supijandono, SH, MMA yang menjabat kepala Bidang

Penerapan Metode Pembelajaran Drill (Latihan) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Teknik Pembenihan Di Smkpertanian Pembangunan Negeri Tanjungsari