• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PADA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PADA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT

PADA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pelatihan

Oleh

II WAHYUDIN NIM. 019470

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul STUDI

TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT

PADA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG, benar - benar karya

saya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara -cara yang tidak sesuai dengan etikamasyarakat keilmuan.

Untuk itu apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pembahasan

adalah semata -mata karena kesalahan saya sendiri. Atas pernyataan ini, saya

bersedia menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan oleh pihak terkait kepada

saya, dan atau ada klaim pihak ketiga yang terbukti dan atau bisa menunjukan

adanya ketidak-aslian karya ini.

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang pengelolaan pelatihan keterampilan

mejahit yang dilatar belakangi karena banyak pelatihan yang telah dilaksanakan,

namun pelatihan - pelatihan itu terkadang tidak dapat dijadikan sebagai jalan

keluar untuk meningkatkan produktivitas. Tujuan dari penelitian ini untuk

memperoleh gambaran tentang pengelolaan pelatihan keterampilan menjahit yang

dilaksanakan oleh Balai Latihan Kerja Industri Serang.

Kajian teori yang melandasi penelitian ini yaitu konsep pelatihan dan

konsep pengelolaan pelatihan yang pada hakekatnya dalam teori tersebut

disampaikan bahwa pelatihan harus dikelola dengan menggunkan prisip-prinsip

pengelolaan pelatihan sehingga efektivitas dan efisiensi pelatihan dapat tercapai

yang pada gilirannya dapatmeningkatkan kualitas sumberdayamanusia.

Pendekatan yang digunkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif

dengan metode deskriftif. Sebagai alat

pengumpulan data digunakan tehnik

observasi, wawancara, studi dokumentaasi dan studi pustaka. Alat atau

instrumenya adalah peneliti sendiri. Sebagai subyek penelitian yaitu Kepala Balai

Latihan Kerja Industri Serang, Kepala Seksi Penyelenggaran Pelatihan, Pengelola

Pelatihan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Instrukturdan Peserta Pelatihan.

Temuan penelitian menunjukan bahwa pengelolaan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik dengan memfungsikan fungsi - fungsi manajemen terutama fungsi manajemen pelatihan. Perencanaan telah dilakukan dengan memadukan perencanaan dari bawah dengan perencanaan dari atas, yang mencakup identifikasi kebutuhan, rekrutmen peserta, sosialisasi program, penyusunan anggaran dan proposal, penentuan tujuan, kurikulum dan silabi pelatihan telah dilaksanakan dengan baik. Pengorganisasian menggunakan sistem pengorganisasian yang berlaku di BLKI seperti struktur organisasi, penentuan

personal dan urain tugasnya jelas. Pelaksanaan pelatihan menggunkan sistem

pembelajaran, tehnik, metode, pendekatan yang berlaku dalam sistem pengelolaan pelatihan untuk orang dewasa. Evaluasi sebagai bahan masukan untuk perbaikan penyelenggaraan pelatihan dimasa yang akan datang dilaksanakan dengan menggunkan dua metode yaitu penilain program dan penilaian proses pembelajaran sehingga pelatihan ini berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

sumber daya manusia walaupun tidak signifikan. Peningkatan ini berupa peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan tentang menjahit.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa pelatihan keterampilan menjahit pada BLKI Serang telah dikelola dengan menggunkan prinsip - prinsip manajemen terutama prinsip manjemen pelatihan dan telah

berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam hal menjahit.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN. n

LEMBAR PENGESAHAN. i n

ABSTRAK IV

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH. VI1

D A F T A R ISI

D A F T A R T A B E L x i v

DAFTAR GAMBAR. x v

DAFTAR LAMPIRAN x v i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Pembahasan dan Rumusan Masalah.

C. Definisi Operasional 13

D. Tujuan Penelitian 15

E. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian. .16

(5)

BAB n KONSEP PELATIHAN, KONSEP PENGELOLAAN

PELATIHAN DAN KONSEP SUMBER DAYA

MANUSIA 21

A.Konsep Pelatihan 21

1. Pengertian Pelatihan 21

2. Tujuan Pelatihan 22

3. Jenis-Jenis Pelatihan dan Model-Model

Pelatihan 24

B. Konsep Pengelolaan Pelatihan 25

1. Perencanaan Pelatihan 25

2. Pengorganisasian Pelatihan 31

3. Pelaksanaan Pelatihan 32

4. Penilaian Pelatihan 47

C. Konsep Sumber Daya Manusia 53

1. Pengertian Sumber Daya Manusia 53

(6)

D. Penelitian Yang Relevan 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 57

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 57

B. Tehnik Pengumpulan Data 58

C. Lokasi dan Subyek Penelitian 60

D. Tahap - Tahap Penelitian 63

E. Pengolahan dan Analisis Data 65

F. Validitas Hasil Penelitian 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 73

a. Sejarah BLKI Serang 73

b. Struktur Organisasi dan Tata Kerja 78

c. Ketenagaan 81

d. WilayahKerja 82

e. Program Kerja 82

f. Keadaan Sarana dan Prasarana 85

B. Deskripsi Penyelengaraan Pelatihan Keterampilan

Menjahit Pada BLKI Serang 86

a. Perencanaan Pelatihan 86

(7)

c. Pelaksanaan Pelatihan 94

d. Penilaian Pelatihan 98

e. Pengaruh Hasil Pelatihan 110

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 118

1. Perencanaan Pelatihan 120

2. Pengorganisasian Pelatihan 124

3. Pelaksanaan Pelatihan 126

4. Penilaian Pelatihan 129

5. Pengaruh Hasil Pelatihan 136

D. TEMUAN PENELITIAN 140

E. KETERBATASAN PENELITIAN 142

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN

DAN REKOMENDASI 144

A. KESIMPULAN 144

B. IMPLIKASI PENELITIAN 147

C. REKOMENDASI 149

DAFTARPUSTAKA 151

LAMPIRAN LAMPIRAN 153

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pegawai BLKI Serang 82

Tabel 2 Data Responden Penelitian 87

[image:8.595.158.439.283.557.2]

Tabel 3 Kurikulum Pelatihan Menjahit 91

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Paradigma Penelitian 20

[image:9.595.162.439.283.556.2]

Gambar 2 Struktur Organisasi BLKI

79

Gambar 3 Struktur Organisasi Pelatihan Keterampilan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jumlah Pegawai BLKI 153

Lampiran 2 Daftar Peserta Pelatihan 158

Lampiran 3 Silabus Pelatihan 159

Lampiran 4 Contoh Modul 162

Lampiran 5 Jadwal Pelatihan Menjahit 171

Lampiran 6 Peralatan Pelatihan Menjahit 174

Lampiran 7 Bahan Pelatihan Menjahit 177

Lampiran 8 Surat Keputusan Bimbingan 178

Lampiran 9 Surat Permohonan Penelitian 180

Lampiran 10 Kisi - Kisi Intrumen Penelitian 181

Lampiran 11 Pedoman Pegumpulan Data 183

Lampiran 12 Foto - Foto Kegiatan Pelatihan Menjahit 185

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah upaya suatu masyarakat atau bangsa untuk

meningkatkan kualitas hidup seluruh warganya dalam setiap segi kehidupan

melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang cermat, terarah dan

bersinambungan. Pembangunan dapat terlaksana manakala tersedia modal dasar

pembangunan. Modal dasar pembangunan yaitu seluruh faktor - faktor yang dapat

dijadikan sebagai landasan pokok dalam proses pembangunan secara baik sesuai

dengan tujuan pembangunan

Dalam pembangunan nasional, ada tiga sumber daya yang harus tersedia

yakni sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya ilmu pengetahuan

dan teknologi. Ketiga sumber daya itu merupakan modal penting yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya, dan berperan penting dalam proses

pembangunan. Sumber daya alam adalah seluruh potensi kekayaan alam dalam

negara tersebut meliputi sumber daya yang ada di darat, laut dan udara dan yang

terkandungnya. Sumber daya

alam

didefinisikan

oleh E. Maryani dan Sri

Hayati ( 1997 : 1 ) adalah unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun

hayati, yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi keburuhan dan

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Tanpa adanya sumber daya alam, maka

proses pembangunan akan mengalami hambatan.

Sumber daya manusia

merupakan

modal dasar pembangunan, yang berperan

sebagai subyek dan

(12)

Dalam konteks ini manusia merupakan faktor dominan yang eksistensinya

menjadi penentu dalam proses pembangunan. Maju mundumya pembangunan

sangat ditentukan atau tergantung pada faktor manusia sebagai sumber daya yang vital. Tanpa adanya manusia, maka pembangunan tidak akan tercapai dan terlaksana. Pentingnya faktor manusia dalam proses pembangunan ini tidak terlepas dari keberadaannya sebagai makhluk yang mempunyai kelemahan dan

kelebihan dari makhluk lainnya. Kelebihan ini yang harus dijadikan sebagai

modal yang harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan agar dapat membantu

tercapainya proses pembangunan.

Sumber daya manusia sebagaimana disampaikan oleh D. Sudjana

( 2000 : 399 ) yaitu faktor utama dalam pembangunan bangsa di seluruh

dunia, disamping sumber daya alam ( hayat, non hayat dan buatan ), serta

sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia adalah faktor kunci dalam

keberhasilan pembangunan, tanpa manusia pembangunan tidak akan dapat

berjalan secara baik.

Namun timbul pertanyaan dalam pikiran kita, manusia yang bagaimana

yang dapat dijadikan sebagai modal dasar pembangunan itu ? Secara kuantitas

atau secara kualitas ? Banyak faktor yang mempengaruhi pembangunan bangsa,

dan salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya

manusia meliputi pendidikan, kesehatan, dan mentalitasnya. Ketiga faktor itu

dapat menentukan terhadap kualitas sumber daya manusia yang dapat mendorong

(13)

bagaimana tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya dan tingkat kesehatan

fisiknya.

Kualitas sumber daya manusia ditandai dengan kemampuan yang tinggi

dalam penguasan teknologi, beretos kerja tinggi, trampil dan berwawasan luas ke

depan. Secara garis besar sumber daya manusia yang berkualitas meliputi kualitas

fisik, kualitas mental dan kualitas sosialnya. Sumber daya manusia yang

berkualitas inilah yang dibutuhkan oleh pembangunan.

Sumber daya manusia harus diarahkan untuk mampu memanfaatkan

teknologi yang berkembang dengan sangat cepat, menguasai jaringan informasi ,

komunikasi dan aspek hubungan antar manusia secara umum. Melihat segi ini,

faktor sumber daya manusia yang bermutu, produktif dan kompeten sangat

penting. Dengan adanya era persaingan pasar bebas, kita akan mengalami kesulitan untuk dapat bersaing apabila kualitas sumber daya manusia kita rendah

bila dibandingkan dengan negara lain.

Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana

diuraikan di atas, harus dilakukan usaha-usaha yang secara langsung ataupun tidak

langsung yang berakibat pada meningkatnya sumber daya manusia itu. Pengembangan kemampuan sikap dan keterampilan untuk lahiraya sumber daya manusia yang berkulitas menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga yang diimplementasikan melalui pendidikan, baik

pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

(14)

ternyata masih signifikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan memberi arah, wama dan corak bagi kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan dapat mencetak manusia agar berwawasan jauh ke depan, trampil,

mempunyai etos kerja tinggi dan mampu bersaing di pasaran internasional.

Sebagai salah satu sub system pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah

mempunyai kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Komponen-komponen kualitas sumber daya manusia yang tidak dapat dicetak di

lingkungan pendidikan sekolah dapat di berikan oleh Pendidikan Luar Sekolah.

Salah satu bagian dari Pendidikan Luar Sekolah yang banyak memberikan

bekal bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yaitu melalui pelatihan.

Pelatihan adalah keseluruhan aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan

kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dan pelatihan merupakan

bagian dari pengembangan sumber daya manusia.

Pelatihan sebagaimana disampaikan oleh Fauston C.G ( 1995: 197 )

adalah setiap usaha untuk memperbaiki perfomansi pekerjaan pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Pelatihan

memberikan bekai bagi manusia untuk menjadi trampil dan ahli dalam bidang

pekerjaan tertentu dan pelatihan juga bertujuan untuk mempersiapkan dan

mencetak tenaga trampil dan ahli dan dilaksanakan untuk meningkatkan

kemampuan dan ketrampilan individu. Dari konsep pelatihan yang dikemukakan

di atas nampak jelas bahwa pelatihan berkaitan dengan upaya untuk mencetak

tenaga trampil, sebagai bagian dari karakteristik kualitas sumber daya manusia,

(15)

Pada uraian tentang pelatihan di atas nampak bahwa pelatihan sebagai

bagian dalam pendidikan khususnya pendidikan luar sekolah memberikan

kontribusi bagi pembentukan tenaga trampil terutama tenaga kerja yang siap pakai. Kita maklum bahwa tenaga kerja trampil sangat dibutuhkan dalam proses

pembangunan dan untuk menghadapi globalisasi akan terjadi persaingan yang

keras yang menuntut setiap manusia mampu berkompetisi. Sementara itu kondisi

tenaga trampil kita sangat minim sekali.

Sekolah sebagi lembaga pendidikan formal, ternyata tidak banyak

memberikan kontribusi terhadap pencetakan tenaga trampil. Para lulusan sekolah

terutama tingkat menengah tidak memiliki tingkat ketrampilan yang memadai

untuk terbentuknya tenaga kerja yang trampil. Sementara Sekolah Kejuruan

jumlahnya sangat sedikit dan belum mampu menyediakan tenaga trampil sesuai

dengan kebutuhan di lapangan kerja.

Kekurangan tenaga terampil yang siap pakai dan dapat bersaing baik

dalam dunia industri maupun untuk usaha sendiri dapat dilakukan dengan usaha

khusus yang dapat dijadikan sebagai solusinya. Salah satu upaya itu adalah

melalui pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh lembaga non pemerintah,

maupun lembaga pemerintah. Pelatihan itu meliputi semua aspek ketrampilan

yang sesuai dengan minat dan kebutuhan yang ada di lapangan.

Ada delapan jenis ketrampilan yang dapat dipilih untuk pelatihan yang

didasarkan atas kebutuhan belajar peserta, seperti dikemukakan oleh

(16)

l)Tugas Pekerjaan Peningkatan ketrampilan pelaksanaan tugas profesional, Ketrampilan melakukan pelatihan dan pembelajaran, Pengetahuan dan ketrampilan manajemen/admistrasi perusahaan, Ketrampilan menggunakan teknik advertensi dan pemasaran, Pengetahuan dan keterampilan manajemen perkantoran, Keterampilan untuk membuat dan

memelihara alat-alat kerja, Keterampilan untuk membantu dan melayani

orang lain, staf pekerja 2) Kegemaran dan Rekreasi : Keterampilan berolahraga, Keterampilan membuat dekorasi, Keterampilan tari menari, Keterampilan permainan, Keterampilan menggunakan alat musik, Keterampilan pementasan, Keterampilan menggambar dan melukis,

Keterampilan rekreasi lainnya 3) Keagamaan : Peningkatan pengetahuan tentang agama dan keterampilan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, Peningkatan kesadaran dan sikap beragama, Peningkatan dan perluasan

pemahaman tentang agama termasuk moral dan akhlak, Pengetahuan dan

keterampilan tentang tata cara untuk mempelajari dan menyiarkan agama. 4) Bahasa dan Pengetahuan Umum : Pengetahuan dan keterampilan berbahasa asing Pengetahuan keterampilan kesusatraan, Pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah, Pengetahuan dan keterampilan penggunaan matematika dan statistik, Pengetahuan dan keterampilan proses IPA, Pengetahuan dan keterampilan tentang IPS. 5) Kerumahtanggaan: Keterampilan tata busana, Keterampilan tata boga, Keterampilan meningkatkan pendapatan keluarga, Keterampilan membina keluarga sehat, Keterampilan memelihara bayi dan anak, Keterampilan memelihara tanaman, Keterampilan mengatur dan memelihara rumah tangga. 6) Penampilan Diri : Keterampilan memelihara kesegaran jasmani, Keterampilan membaca cepat, Keterampilan belajar secara efektiv, Keterampilan berbicara di depan umum, Keterampilan berkomunikasi secara efektiv, Keterampilan bergaul dengan orang lain, Keterampilan merias diri. 7) Usaha Pertanian : Keterampilan mengolah tanah, memilih bibit, menanam dan memelihara tanaman, Keterampilan memberantas penyakit dan hama tanaman, Keterampilan mengolah hasil pertanian dan memasarkannya, Keterampilan beternak hewan ternak dan ikan, Keterampilan membina usaha pertanian (agrobisnis). 8) Pelayanan Jasa : Keterampilan mengemudi, Keterampilan perbengkelan, Keterampilan pelayanan jasa angkutan, Keterampilan yang berkaitan dengan jasa lainnya.

Dari delapan keterampilan tersebut di atas dapat dipilih sesuai dengan

analisis kebutuhan. Pelatihan akan terlaksana dengan baik dan sasaran pelatihan

dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan tergantung pada proses analisis

(17)

Suatu pelatihan harus dikelola secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip

dan kaidah-kaidah pelatihan. Keberhasilan pelatihan meliputi efektivitas

penyelenggaraan pelatihan sesuai dengan target dan tujuan yang ingin dicapai.

Efektivitas pelatihan merupakan hasil pelatihan yang pelaksanaannya berdaya

guna, bermanfaat dan sesuai dengan yang diharapakan. Penelitian Saing Mahu

( 2000 : 10 ) melihat bahwa pelaksanaan pelatihan belum secara optimal dikelola

sesuai dengan program pelatihan, atau kurang dan belum adanya tenaga pelaksana

yang terampil dalam mengelola pelaksanaan suatu pelatihan.

Suatu pelatihan harus dirancang secara baik atau dengan kata lain perlu

adanya manajemen yang baik. Manajemen pelatihan mencakup semua unsur

manajemen mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi atau penilaian.

Banyak pelatihan yang dikelola sesuai dengan versi masing - masing lembaga

pelaksana pelatihan sebagaimana disampaikan oleh Oemar Hamalik ( 2000 : VI)

bahwa dewasa ini, banyak balai latihan telah melaksanakan programnya sesuai

dengan permintaan lembaga/instansi/institusi yang bersangkutan. Setiap lembaga

pelatihan masing-masing beroperasi dengan program sendiri-sendiri dan dikelola

menurut seni dan versinya sendiri.

Kalau pelatihan dikelola dengan cara yang tidak sesuai dengan konsep

pengelolaan pelatihan, maka efektivitas dan efisiensi pelatihan tidak akan dapat

tercapai secara maksimal. System pengelolaan pelatihan harus memperhatikan

kaidah - kaidah atau prinsip - prinsip pengelolaan. Prinsip - prinsip pengeloaan

(18)

lain, dimana di dalamnya harus menggunakan prinsip Vf 'P^SSS

manajemen. Pnnsnip - pnnsip manajemen dalam pelatihan meliputi perer

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Prinsip ini adalah prinsip manajemen yang paling sederhana yang dapat digunakan dalam suatu kegiatan yang melibatkan unsur- unsur suatu sistem manajerial.

Perencanaan pelatihan meliputi aspek - aspek yang berkaitan dengan persiapan penyelengaraan pelatihan yang di dalamnya terdapat identifikasi kebutuhan, penyusunan kurikulum, perumusan tujuan, penentuan materi pembelajaran, penentuan peserta pembelajaran ( rekrutmen peserta pelatihan ), penentuan instruktur, vvaktu pelatihan, media dan alat, metoda dan tehnik serta unsur - unsur lain yang berkaitan dengan tehknis pelaksanaan pelatihan.

Pengorganisasian berhubungan dengan penempatan personil sebagai pengelola kegiatan pelatihan. Dalam pengorganisasian pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengorganisasian dengan kegiatan lain. Dalam pengorganisasian ini mencakup struktur organisasi, personel yang terlibat, uraian tugas dan

tanggung jawabnya.

Pelaksanaan pelatihan mencakup, proses pembelajaran, pendekatan yang

(19)

makna penilaian untuk proses pembelajaran dan penilaian untuk mengukur

efektivitas suatu pelatihan.

Prinsip - prinsip manajemen dalam pelatihan ini seringkali diabaikan,

bahkan terkesan tidak digunakan. Apabila pelatihan tidak dikelola dengan baik, maka makna dan tujuan pelatihan tidak akan tercapai. Oleh karena itu perlu dikaji

bagaimana pengelolaan

pelatihan yang baik agar dapat mencapai tujuan

pelatihan.

B. Pembahasan dan Rumusan Masalah.

Pelatihan keterampilan menjahit yang dilaksanakan oleh Balai Latihan

Kerja Industri Serang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bagi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan karena tidak memiliki kterampilan yang memadai khususnya yang berada di pedesaan, sehingga diharapkan masyarakat tersebut memiliki keterampilan dan dapat membuka usaha secara mandiri sehingga dapat meningkatkan taraf hidup menuju keluarga yang sejahtera.

Dengan meningkatnya tarap hidup masyarakat itu, diharapkan juga dapat

meningkatkan peran sertanya dalam upaya pembangunan perekonomian terutama

di daerah dimana mereka tinggal, dan nantinya dapat menjadi pengusaha kecil

yang secara ekonomi dapat meningkatkan pembangunan sesuai dengan

kemampuanya.

(20)

Sebagai lembaga yang mempunyai visi untuk memberikan bekai

keahlian terutama bagi tenaga kerja, dalam organisasi ini terdarj^ <ft*pj§fws'

program pelatihan yang dikembangkan yaitu program institusional dan program

non institusional.

Program institusional merupakan program lembaga yang pelaksanaan pelatihannya secara reguler terus dilakukan di BLKI. Program institusional ini

terdiri dari program pelatihan Tehknisi Ahli Industri dan program Pemagangan.

Program non institusioanl yaitu program yang dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan dan kerjasama dengan pihak lain. Program in meliputi Mobil Training

Unit dan dan Tailor Made (Kerjasama dengan pihak ke tiga).

Dalam pelaksanaan pelatihan baik yang institusional maupun yang non

isntitusional dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah baku menurut

ketentuan lembaga ini. Oleh karena itu perlu sekali untuk diteliti bagaimana

gambaran secara rinci tentang pengelolaan pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai

Latihan Kerja Indrustri (BLKI) Serang terutama dalam program pelatihan

ketrampilan menjahit sebagai salah satu program pelatihan non institusional.

Masalah ini penulis rumuskan dalam sebuah rumusan masalah yaitu

" Bagaimana pengelolaan pelatihan keterampilan menjahit yang diselenggarakan

oleh Balai Latihan Kerja Industri Serang ?".

Dalam penelitian ini penulis akan terlebih dahulu mencoba merumuskan

tentang konsep pelatihan yang ditinjau dari konsep awal bahwa pelatihan

(21)

11

bahwa pelatihan (training) yaitu suatu proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non

manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan tekhnis dalam tujuan

terbatas.

Dengan melihat konsep pelatihan di atas maka pelatihan seyoganya harus dilaksanakan secara baik dan terorganisir dengan mempergunakan prosedur yang

sistematis. Maka secara garis besar suatu pelatihan harus dirancang dengan baik

melalui tahapan-tahapan seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Selain dari itu, ada enam tahapan untuk menyelenggarakan suatu pelatihan menurut Anwar Prabu ( 2000 : 43 ) yaitu: " a) mengidentifikasi kebutuhan dan sasaran pelatihan, b) menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan, c) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, d) menetapkan metode pelatihan, e) mengadakan percobaan, f) mengimplementasikan dan evaluasi".

Ke enam tahapan di atas kalau dikelompokan kedalam tahapan-tahapan

manajemen, maka dapat digolongkan ke dalam, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dari konsep pengelolaan pelatihan di atas, dengan

berpegang pada prinsip-prinsip manajemen, maka yang menjadi fokus masalah

penelitian ini yaitu pada studi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

evaluasi pelatihan.

Dari masalah tersebut di atas penulis akan menguraikan kedalam pertanyaan

(22)

12

1. Bagaimana perencanaan pelatihan keterampilan menjahit, mulai dari

idenfikasi kebutuhan, rekrutmen peserta, sosialisasi program,

penyusunan anggaran dan pembuatan proposal, penetuan tujuan,

kurikulum dan silabi pelatihan.

2. Bagaimana pengorganisasian pelatihan keterampilan menjahit yang

mencakup sruktur organisasi, penentuan personal, tugas dan tanggung

jawabnya serta job deskripsion.

3. Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit yang

menacakup pendekatan yang digunakan, proses pembelajaran, materi

pelatihan, metode pembelajaran, sumber dan bahan belajar, media

pembelajaran dan jadwal pelaksanaan .

4. Bagaimana penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan pelatihan keterampilan menjahit dan pencapaian tujuan

yang meliputi jenis penilaian, metode penilaian, alat penilaian, waktu

penilaian dan penentuan standar keberhasilan.

5. Bagaimana hasil dan dampak dari pelatihan keterampilan menjahit

bagi peserta pelatihan.

Masalah-masalah tersebut yang ingin penulis teliti untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang pengelolaan pelatihan keterampilan menjahit pada

(23)

13

C. Definisi Operasional

Agar permasalahan-permasalahan di atas dapat di kaji secara mendalam,

maka judul penelitian yang penulis kemukakan, harus dapat didefinisikan secara

operasional. Adapun definisi operasioanal dari judul penelitian di atas adalah

sebagai berikut:

a. Studi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 : 220 ) diartikan

yaitu kajian, telaahan atau penelitian ilmiah yang dilaksanakan untuk

memecahkan fenomena tertentu secara logis. Dalam Penelitian ini

Studi yaitu kajian atau penelitian dengan menggunakan metode

ilmiah untuk memecahkan tentang permasalahan yang terjadi dalam

pengelolaan pelatihan.

b. Pengelolan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 : 470 ) yaitu

proses, cara melakukan sesuatu perbuatan/kegiatan tertentu dengan

menggerakan tenaga orang lain. Pengelolaan dalam penelitian ini yaitu

suatu rangkaian tindakan yang menggunakan prinsip-prinsip

manajemen, atau sebagai prosedur penyelenggaraan suatu kegiatan

dengan menggunakan tahapan-tahapan. Tahapan - tahapan dalam

pengelolaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan penilaian. Perencanaan didefinisikan oleh D. Sudajana

( 2000 : 61 ) adalah proses yang sistematis dalam pengambilan

keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu

(24)

14

dalam D. Sudjana ( 2000 : 114 ) adalah sebagai aktivitas menetapkan

hubungan antara manusia dengan kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan. Pelaksanaan dikemukakan oleh D. Sudjana ( 2000

: 267 ) adalah proses menerapkan perencanaan dengan menggunakan

orang - orang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Penilaian

juga dikemukakan

D. Sudjana ( 2000 : 267 ) adalah kegiatan

sistematis untuk mengumpulkaan, mengolah dan menyajikan data atau

informasi yang diperlukan sebagai bahan masukan untuk

pengambilan keputusan..

c. Pelatihan Keterampilan Menjahit dimaksudkan dalam penelitian ini,

yaitu proses pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan

terorganisir dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam

merancang, memotong dan menjahit pakaian.

d. Sumber Daya Manusia dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

( 1995 : 973 ) yaitu potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk

proses produksi. Dalam penelitian ini sumber daya manusia yaitu

tingkat kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dengan indikator

trampil dan produktif.

e. Proses Pembelajaran disampaikan Ah Imron ( 1996 : 43 ) yaitu

aktivitas merancang dan melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka

mencapai tujuan belajar. Dalam pnelitian ini proses pembelajaran

(25)

15

pelatihan seperti, instruktur, sarana pelatihan dan lingkungan yang

mempengaruhi terhadap hasil yang dicapai dalam pelatihan.

f. Hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 : 343 ) yaitu

sesuatu yang diadakan, dibuat oleh usaha. Hasil dalam penelitian ini

yaitu berupa kemampuan yang diperoleh setelah peserta mengikuti

pelatihan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan rinci

tentang pengelolaan pelatihan keterampilan menjahit yang dilaksanakan oleh

BLKI Serang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk

pengelola pelatihan tersebut dan sebagai alternatif untuk peningkatan pelaksanaan

pelatihan di masa datang. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk

memperoleh gambaran mengenai:

1. Perencanaan pelatihan keterampilan menjahit di BLKI Serang yang

meliputi identifikasi kebutuhan, sosialisasi program, rekrutmen peserta,

penyusunan anggaran dan proposal, penentuan tujuan, kurikulum, dan

silabi pelatihan.

2. Pengorganisasian pelatihan keterampilan menjahit yang meliputi, struktur

organisasi, penentuan personil, uraian tugas ( job description ) dan

(26)

16

3. Pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit yang meliputi proses pembelajaran, pendekatan dan strategi yang digunakan, metode pembelajaran, materi, sumber dan media pembelajaran, serta jadual pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit di BLKI Serang.

4. Evaluasi/penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelatihan keterampilan menjahit seperti jenis penilaian, metode penilaian, alat penilaian, waktu penilaian, dan penentuan standar keberhasilan pelatihan keterampilan menjahit di BLKI Serang.

5. Apakah pelatihan keterampilan menjahit pada BLKI Serang ini mempuyai

hasil dan dampak terhadap peserta pelatihan.

E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara konseptual teoritis maupun secara praktis di lapangan. Secara teoritis, dari temuan

di lapangan yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang pengelolaan pelatihan, dan

dapat memberikan sumbangan terhadap konsep pengelolaan pelatihan sebagai bahan untuk memperbaiki efektifitas dan efisien pengelolaan suatu pelatihan.

(27)

17

F. Paradigma Penelitian

Pelatihan yang pada hakekatnya adalah proses pendidikan jangka pendek

yang dilaksanakan secara sistematis lebih bersifat praktis daripada teoritis. Oleh

karena itu untuk mencetak tenaga yang terampil, produktip, ahli dalam bidang

tertentu dan kompeten untuk bersaing dalam lapangan pekerjaan, konsep pelatihan

sangat sesuai. Pelatihan yang proses pelaksanaannya lebih berorientasi pada

kemampuan peserta pelatihan, melalui proses pembelajaran yang lebih banyak

praktek, tujuan untuk mencetak tenaga yang trampil dalam bidang tertentu akan

dapat tercapai dan pada gilirannya akan mampu meningkatkan kualitas sumber

daya manusia.

Dalam suatu pelatihan khususnya dan pendidikan pada umumnya akan

menyangkut pada empat kompenen utama sebagai kerangka pelaksanaannya.

Kompenen itu meliputi input, proses, out put dan out come. Disamping itu

terdapat komponen lain yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu

pelatihan yaitu masukan sarana, masukan lingkungan dan masukan lain.

Input yaitu peserta pelatihan yang mempunyai potensi, mempunyai

keterbatasan dan mempunyai kekurangan sehingga siap untuk mengikuti proses

pelatihan. Proses yaitu pelaksanaan dari pelatihan/pendidikan itu yang

menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan, dan out put berupa hasil

yang ingin dicapai setelah peserta didik atau peserta pelatihan mengikuti proses

pelatihan/pendidikan. Out come berupa manfaat yang dapat dirasakan oleh

(28)

18

yaitu sumber dan fasilitas yang memungkinkan bagi seseorang dapat melakukan

kegiatan belajar dan masukan lingkungan yaitu faktor lingkungan yang

menunjang berjalanya program pendidikan. Masukan lain adalah daya dukung

lain yang memungkinkan para peserta dan lulusan dapat menggunakan

kemampuan dan para peserta didik dapat menggunakan kemampuan yang

dimilikinya untuk kemajuan hidupnya.

Kompenen - komponen di atas dijadikan sebagai landasan dalam

pelatihan keterampilan menjahit oleh BLKI Serang. Sebagai Input adalah ibu

rumah tangga dan remaja putri yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, tidak

produktif dan dari golongan ekonomi bawah, dengan segala keterbatasannya

dalam pelatihan ini mereka di didik dan dilatih untuk trampil, dan poduktif.

Masukan sarana yaitu tujuan, kurikulum dan instraktur, tenaga pengelola, sumber

dan media belajar serta sarana lain yang terdapat dalam pelatihan keterampilan

menjahit. Masukan lingkungan dalam pelatihan keterampilan menjahit yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sosial, lapangan pekerjaan, iklim, lokasi dan

tempat tinggal. Masukan lain dalam hal ini yaitu tersedianya modal, lapangan

kerja dan usaha, informasi, alat-alat dan fasilitas, pemasaran, paguyuban peserta

pelatihan, bantuan ekternal dan lain - lain.

Proses pelatihan keterampilan menjahit ini menyangkut seluruh aspek

manajemen pengelolaan pelatihan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Perencanaan menyangkut identifikasi

(29)

19

dan silabi pelatihan serta penenetuan instruktur. Pengorganisasian meliputi

penyusunan struktur organisasi, penentuan personil pelaksanaan dan uraian tugas

sesuai dengan fungsinya. Pelaksanaan menyangkut proses pembelajaran,

penentuan pendekatan dan strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

penyusunan jadwal pembelajaran, alat dan bahan pelatihan serta media dan

sumber belajar. Evaluasi atau penilaian meliputi jenis penilaian, metode penilaian

atau alat penilaian dan waktu penilaian serta penentuan standar kebeberhasilan.

Out put berupa hasil yang ingin dicapai yaitu meningkatnya pengetahuan,

sikap dan keterampilan peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan yang

diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ditandai

dengan terbentuknya tenaga yang trampil dan produktif dalam bidang menjahit

untuk bersaing di lapangan kerja atau dapat membuka usaha sendiri. Out come

yaitu manfaat yang dirasakan oleh peserta berupa sikap percaya diri untuk

bekeria pada industri yang sesuai dengan keahliannya dan siap untuk membuka

usaha. Dengan konsep sebagaimana diuraikan di atas, maka pelatihan menjahit ini

akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk lebih jelasnya,

(30)

20

Masukan Lingkungan

i r

Keluarga, lapangan kerja, lingkungan alam Masukan Sarana tujuanJ£urikulum,instr uktur,pengelola,biaya y r i Masukan Lain Modal, alat, informasi

^ t * *

Peserta Pelatihan Yang mempunyai potensi untuk di kembangkan MASUKAN MENTAH (INPUT) A Perencanaan:

- Idcntifikasi Kebutuhan

- Rekrutmen peserta -Sosialisasi Program - Penyusunan tujuan, kurikulum, dan silabi pelatihan

Pengorganisasian - Struktutr Organisasi - Penentuan Tenaga Pengelola - Uraian Tugas

Pelaksanaan

Proses Pembelajaran Strategi Pembelajaran Metode Pembelajaran

Jadwal Pembelajaran Peralatan dan Media

Evaluasi: Jenis evaluasi Metode Evaluasi Alat evaluasi Wakfu evaluasi PROSES (MANAJEMEN PELATTHAN KETERAMPILAN MENJAHIT) Meningkatnya Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan sehingga: produktif dan mampu mandiri HASIL (OUT PUT) Masukan Lingkungan

[image:30.595.119.530.87.638.2]

Kelompok sosial, lokasi, tempat tinggal

Gambar 1. Paradigma Penelitian

(31)
(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekataan dan Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang rinci dan

mendalam tentang " Pelatihan Keterampilan Menjahit " yang dilaksanakan oleh

BLKI Serang yang di dalamnya meliputi bagaimana proses perencanaannya, pengorganisasiannya, pelaksanaannya dan evaluasi atau penilaiannya serta dapat atau tidak meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik langsung maupun tidak langsung. Untuk memperoleh gambaran tersebut maka pendekatan yang

dapat dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan cara melakukan studi atau

kajian yang mendalam dan ilmiah. Pendekatan kualitatif dianggap sesuai untuk permasalahan dalam penelitian ini, dengan pertimbangan ,pertama, lebih mudah

apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua menyajikan secara langsung

hakekat hubungan antara peneliti dan responden, ketiga pendekatan ini lebih peka

dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai dihadapi, metode yang digunakan adalah metode

deskriptif analisis karena penelitian ini menguraikan tentang penyelenggaraan

pelatihan.

Penggunaan pendekatan dan metode ini disesuaikan dengan tujuan pokok

penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran secara rinci dan jelas tentang

pelatihan keterampilan menjahit dari mulai perencanaan sampai dengan

penilaian/evaluasi dan untuk mengetahui apakah pelatihan ini dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau tidak.

(33)

58

B.Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan untuk dianalisis, maka dalam

penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai alat pengumpul data atau sebagai

instrumen penelitian yang artinya peneliti sendiri yang terjun langsung untuk

merekam data selama penelitian. Selama berlangsungnya proses pengumpulan

data peneliti menggunakan tehnik dan alat pengumpul data .

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan studi pustaka.

Sedangkan alat pengumpul datanya adalah pedoman observasi, pedoman

wawancara, analisis dokumentasi dan catatan serta dokumen - dokumen harian.

Adapun uraian lengkap dari tehnik pegumpulan data tersebut yaitu :

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat keadaan atau situasi nyata dari kasus yang

diamati, yaitu situasi sosial yang muncul dalam pelatihan keterampilan

menjahit . Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat, factual

sesuai dengan konteknya. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk

melihat secara langsung proses pembelajaran dalam Pelatihan Menjahit

terutama metode dan tehnik pembelajarannya, media, alat dan bahan belajar

serta kegiatan berlangungnnya proses pembelajaran. Observasi ddakukan

dengan melihat langsung proses pembelajaran baik pembelajaran teori mapun

(34)

Observasi adalah upaya aktiv peneliti untuk mengumpulkan

langsung, dan kemudian memilih apa yang diamati dan terlibat secara>akmm,.

dalamnya dalam pengertian lain bahwa observasi ini adalah observasi

partisifatif. Peneliti ikut langsung berkecimpung dengan pengelola, instruktur

dan peserta pelatihan ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran

pelatihan.

2) Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara mendalam langsung

terhadap informan yang mengetahui secara jelas dan mendetail tentang

pelatihan keterampilan menjahit. Wawancara dilakukan agar responden

memberikan informasi sebanyak-banyaknya sesuai yang ada, dialami,

dipikirkan atau dirasakan.

Dalam kegiatan wawancara dapat dilakukan pendekatan wawancara yaitu

wawancara formal dan wawancara informal. Wawancara formal yaitu

menciptakan situasi yang resmi sehingga proses wawancara diatur sedemikian

rupa sehingga terjadi proses wawancara dengan persiapan - persiapan yang

S

matang. Sedangkan wawancara informal yaitu wawancara yang dilakukan

secara sepontan, bebas dan tidak ada batas antara pewawancara dengan

responden.

Kedua wawancara ini dilakukan secara fleksibel, tergantung kepada situasi

yang terjadi. Agar hasil wawancara dapat dipelajari maka perlu disusun secara

(35)

60

Kepala BLKI, Kepala seksi penyelenggaraan pelatihan, pengelola pelatihan, Kepala Suab Bagian tata usaha, intruktur dan peserta pelatihan. Wawancara

dilakukan disela - sela istirahat, atau apabila ada kesempatan untuk

melakukan wawancara. Materi yang ditanyakan adalah materi yang

berhubungan dengan perencanaan pelatihan, pengorganisasian pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan penilaian pelatihan serta dampak dan hasil

pelatihan.

3). Studi Dokumentasi/Pustaka

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang resmi yang

terkait dengan proses pelatihan ini baik yang bersifat konsep, administrasi

maupun kontek lain dari pelatihan. Studi dokumentasi dan studi pustaka

dilakukan dengan melihat, menganalisis, meneliti dokumen - dokumen

penyelenggaraan pelatihan baik yang sedang dilaksanakan mapun yang sudah

dilaksanakan.

C. Lokasi dan Subyek Penilitian

Lokasi yang dijadikan sebagai bahan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah Kantor Balai Latihan Kerja Industri Serang yang berlokasi di

Jalan Raya Pandeglang Km. 3 Kebon Jahe Serang Banten. Pemilihan lokasi ini

didasarkan atas pertimbangan - pertimbangan tertentu yaitu pertama, bahwa di

(36)

61

setelah melakukan studi pendahuluan pada BLKI Serang peneliti menemukan

adanya pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan secara terus menerus sejak

berdirinya BLKI, tetapi belum ada peneliti lain yang melakukan penelitian di

BLKI ini, terutama yang berhubungan dengan pengeloalaan pelatihan. Padahal

pelatihan yang diselenggarakan oleh BLKI serang pada umumnya berorientasi

pada pengembangan sumber daya manusia yang di negara kita sangat urgen

sekali. Ketiga, secara ekonomis sangat membantu peneliti untuk melakukan

penelitian secara mendalam dan terperinci karena lokasi penelitian ini dekat

dengan tempat itnggal peneliti, dan peneliti sudah banyak mengenai keberadaan di

BLKI serang ini.

Subyek Penelitian merupakan salah satu komponen utama yang

mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dalam

subyek penelitian terdapat variabel - variabel yang menjadi kajian untuk di teliti.

Peneliti dalam melakukan pengkajian dan pengungkapan permasalahan

-permasalahan penelitian menggunakan dua data yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diambil dari subyek penelitian secara langsung dari

Kepala BLKI, Kepala seksi Penyelenggaraan Pelatihan, Penanggung Jawab

Pelatihan Keterampilan Menjahit, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Instruktur, dan

Peserta Pelatihan. Data - data dari subyek penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunkan tehnik pengumpalan data yaitu wawancara, dan observasi. Data

-data sekunder yang sifatnya sebagai pelengkap dikumpulkan dengan tehnik

(37)

62

Agar data yang dikumpulkan lebih mendalam maka peneliti menentukan

jumlah subyek penelitian yang meliputi 1 ( satu ) orang Kepala BLKI, 1 ( satu )

orang Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan, 1 ( satu ) orang pengelola

pelatihan, 1 ( satu ) orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, 2 ( dua ) orang

Instruktur dan 4 (empat) orang peserta Pelatihan Keterampilan Menjahit.

Alasan dipilihnya satu orang Kepala BLKI ini dikarenakan dia adalah

kepala BLKI yang senantiasa bertanggung jawab secara keseluruhan lembaga

yang dipimpinnya dan sebagai pengambil keputusan tertinggi terhadap setiap

kebijakan yang diambil. Informasi atau data yang diambil dari Kepala BLKI ini

menyangkut kebijakan - kebijakan penyelenggaraan pelatihan menjahit yang

dirumuskan dalam term of refernce ( Proposal) sebagai landasan untuk membuat

perencanna pelatihan. Diambilnya Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan

adalah untuk mengumpulkan data - data dan informasi yang berkaitan dengan

seluruh kegiatan pelatihan terutama pelatihan keterampilan menjahit. Sebagai

Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan dia akan mengetahui semua informasi

mengenai pelatihan mulai dari penyusunan perencanaan, pengorganisasianya,

pelaksanaannya, dan evaluasinya.

Penanggung jawab Pelatihan Menjahit yang kapasitasnya sebagai

pengelola langsung atau pelaksanan tekhnis pelatihan diambil sebagai subyek

karena semua tekhnis pelatihan keterampilan menjahit di bawah tanggung

jawabnya, sehingga data - data yang berhubungan dengan pelaksanaan di

(38)

63

dijadikan sebagai subyek penelitian untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan aktivitas administrasi penyelenggaraan pelatihan keterampilan menjahit. Sebagai kepala tata usaha dia akan mengetahui proses penyelenggraan administrasi semua kegiatan di dalam BLKI. mstruktur dijadikan sebagai subyek penelitian karena instruktur dapat memberikan data dan informasi mengenai

metode dan tehnik pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan menjahit ini.

Peserta pelatihan dijadikan subyek untuk mengetahui dan mengumpulkan data dan

informasi yang berkaitan dengan kemampuan yang didapat dari pelatihan ini,

apakah pelatihan menjahit ini bermanfaat dan berguna bagi peserta pelatihan, dan

apakah dapat meningkatkan keterampilannya sehingga secara langsung atau tidak

langsung dapat meningkatkankualitas sumber daya manusia.

D.Tahap- Tahap Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan,

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanan, dan tahap akhir atau pelaporan.

1.Tahap Persiapan

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap

tentang masalah yang akan diteliti sekaligus untuk menetapkan desain dan fokus

penelitian. Masalah - masalah yang diteliti yang berkaitan dengan pertanyaan

penelitian yaitu masalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

(39)

64

2. Tahap Pelaksanaan (eksplorasi)

Pada tahap ini merupakan penelitian yang sesungguhnya yaitu

pengumpulan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan

setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari instansi yang berwenang.

Fleksibilitas dan adaptibilitas sangat perlu dipertahankan agar proses

pengumpulan data dan pelaksanaannya berjalan lancar. Selain itu untuk

melengkapi data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan

observasi dan untuk merekam data atau informasi lengkap digunakan alat

perekam tape recorder, buku catatan dan kamera foto.

Dalam tahap pelaksanaan ini juga dilakukan analisis data dengan cara

mereduksi data atau informasi yang telah diperoleh yaitu dengan cara menyeleksi

catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting secara sistematis

agar ditemukan polanya dan mempermudah peneliti untuk mempertajam

gambaran tentang fokus penelitian.

3. Tahap Akhir (member check)

Untuk mengecek kebenaran informasi yang telah dikumpulkan, sehingga

hasil penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu dilakukan member check.

Pengecekan informasi ini dilakukan setiap kali peneliti selesai melakukan

wawancara dengan sumber data dengan cara mengkonfirmasikan kembali catatan

hasil wawancara tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudian

(40)

65

memantapkan lagi dilakukan observasi dan triangulasi dengan sumber data dan

pihak lain yang lebih kompeten, untuk mengurangi kesalah fahaman dalam

menafsirkan informasi yang disampaikan. Tahap eksplorasi dan member check

merupakan siklus artinya informasi atau data penelitian yang telah dikumpulkan

selalu diperbaiki, disempumakan dan dimantapkan sehingga kebenarannya dapat

ditingkatkan.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul, diolah kemudian dianalisis. Analisis selama

pengumpulan data ini memungkinkan bagi peneliti untuk meninjau kembali

hal-hal yang bersifat meragukan. Untuk mengolah data dari lapangan, peneliti

mencoba menguraikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh menurut apa

adanya. Kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan pedoman-pedoman studi

kepustakaan dan dikembangkan suatu pola pengolahan yang sesuai dengan

masalah dan obyek studi.

Selanjutnya data yan sudah terkumpul diseleksi dan dipilih data yang

sekiranya dapat menunjang aspek-aspek yang diteliti, aspek kebutuhan,

kurikulum, pengorganisasian, sumber daya manusia dan non menusia, serta

penggunaan sumber-sumber yang terbatas secara efektif dan efisien.

Model pola pengolahan yang telah dikembangkan digunakan sebagai

pedoman pola fikir untuk menganalisis data lapangan yang diperoleh. Untuk

memperoleh kebenaran ilmiah dalam penelitian ini, maka peneliti berasaha untuk

(41)

66

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Data

yang diperoleh dalam bentuk verbal sering muncul dalam kalimat yang panjang

lebar, sedang yang lain singkat tetapi perlu dilacak kembali maksudnya. Data

yang beraneka ragam itu, dianalisis mulai sejak awal dan begitu pula data yang

diperoleh di lapangan segera dituhskan atau direkam dan dianalisis. Data yang

telah diperoleh dari lapangan akan memiliki makna yang berarti bila dilanjutkan

dengan kegiatan analisis data. Kegiata ini dilakukan sepanjang penelitian

berlangsung, dengan maksud apabila ada data yang kurang segera dapat

dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain.

Analisis data dalam penelitian ini, ditempuh prosedur yang disarankan

Nasution (1992:129) yakni: (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil

kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, peramusan perhatian pada

penyederhanaan data dalam bentuk uraian (laporan) yang terinci dan sistematis,

menonjolkan poko-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Reduksi

data merupakan bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, membuang yang

tidak perlu, yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil

pengamatan dan juga mempermudah penehti untuk mencari kembah data itu

apabila diperlukan.

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang telah

(42)

67

aspek-aspek permasalahan yang diteliti sehingga memudahkan dalam melakukan

langkah-langkah analisis berikutnya.

2. Display Data

Display data merupakan upaya menyajikan data untuk melihat gambaran

keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Semua dirancang

guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk padu dan

mudah dilihat (dimanfaatkan), sehingga peneliti dapat menguasai data itu dan

tidak tenggelam dalam tumpukan data. Setelah dilakukan reduksi data, langkah

selanjutnya menyajikan data secara jelas dan singkat.

Penyajian data secara jelas dan singkat akan memudahkan dalam memahami

gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun

bagian demi bagian. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan

pada aspek-aspek yang diteliti dan disusun menurut kelompok yang menjadi

lokasi penelitian. Penyajian data ini selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk

menafsirkan data sampai dengan pengambilan keputusan.

3. Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data

yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering timbul dan sebagainya. Langkah terakhir dari kegiatan analisis data

(43)

68

verifikasi. Kesimpulan ini dibuat dalam bentuk pernyataan singkat, mudah dipahami dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.

F. Validitas Hasil Penelitian

Dalam pengolahan data hasil penelitian, peneliti mencoba menguraikan dan

mendiskusikan data yang diperoleh sesuai dengan kondisi dan kenyataan

dilapangan. Setelah itu data dianalisis berdasarkan pedoman studi kepustakaan

dan dikembangkan suatu pola pengolahan yang sesuai dengan masalah dan obyek

studi.

Tingkat kepercayaan dan kebenaran hasil penelitian kualitatif, menurut

Nasution (1992:114) tergantung kepada kredibilitas (validitas internal),

dipendibilitas (reabilitas), transferabilitas (validitas eksternal), konfirmabilitas

(obyektifitas).

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan

dan dapat menggambarkan konsep peneliti dengan kenyataan yang ada pada

sumber data. Untuk mencapai hal itu, dalam penelitian ini antara lain dilakukan

dengan cara:

a.Triangulasi

Triangulasi perlu dilakukan dalam penelitian ini untuk mengecek kebenaran

(44)

69

diperoleh dari Kepala BLKI, Kepala Seksi Penyelengaraan Pelatihan,

Penanggung Jawab Pelatihan Keterampilan Menjahit, Kepala Sub Bagian Tata

Usaha, Instruktur, dan Peserta Pelatihan.

b.Penggunaan Bahan Referensi

Dalam penelitian ini penggunan bahan referensi dan wawancara dilakukan

dengan merekam menggunakan tape recorder. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh informasi secara lengkap dari sumber data dan kemungkinan

kekeliruan dapat diperkecil.

b. Membriefing

Peneliti membahas catatan-catatan lapangan dengan teman sesama S2

tentang penelitian yang sedang dilakukan, sehingga dapat memberikan

sumbangan pemikiran bahkan kritik terhadap ide dan gagasan penelitian ini.

c. Member check yakni setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi dengan

sumber data, dimaksudkan bila ada kekurangan dilengkapi dan bila ada

kesalahan diperbaiki.

d. Kerahasiaan yakni menjamin kerahasian semua informasi yang diberikan

responden, diupayakan hanya diketahui peneliti. Data atau informasi yang

(45)

2. Dependabilitas dan Konfirmabilitas »

-Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah penelitianN^^ft^^'

diulang atau dilakukan di tempat lain dengan temuan hasil penelitian yang sama.

Konfirmabilitas berkenaan dengan obyektivitas hasil penelitian. Situasi sosial

pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti

semula, maka sangat sulit untuk mengukur konsistensi hasil penelitian ini.

Kebenaran dan obyektivitas data hasil penelitian ini dilakukan melalui

"audit trail" yakni melakukan pemeriksaan untuk menyakinkan bahwa data yang

dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan fenomena dalam situasi yang nyata

atau til serta demikian adanya.

Untuk menjaga kebenaran dan obyektifitas hasil penelitian ditempuh melalui

pengolahan data yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Mencatat dan merekam semua hasil wawacara dan observasi sebagai data

mentah untuk kepentingan analisis selanjutnya.

b. Menyusun hasil analisis data dengan cara merefleksi data mentah, kemudian

menyusunnya dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis

c. Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data

d. Melaporkan seluruh proses penelitian, mulai dari tahap persiapan sampai

(46)

71

3. Transferabilitas

Transferabilitas dimaksudkan adalah sejauh manakah hasil penelitian dapat

diterapkan atau digunakan di tempat dan dalam situasi lain. Transferabilitas

berkaitan dengan generalisasi. Dalam penelitian kualitatif transferabilitas

tergantung pada si pemakai maksudnya sejauh mana hasil penelitian ini dapat

(47)
(48)

144

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Komponen - komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan

keterampilan menjahit menunjukan adanya keterpaduan yang baik seperti dalam

hal pengambilan keputusan pada setiap tahap manajemen seperti

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan

evaluasi. Keterpaduan ini dimungkinkan

karena adanya kebutuhan, peran dan fungsi masing-masing dan saling

ketergantungan dengan posisi masing-masing sebagai berikut:

a. Balai Latihan Kerja Industri

BLKI sebagai penyelenggara pelatihan, dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya selalu berkoordinasi dengan LSM, Instansi/Dinas, Yayasan - Yayasan

atau Pondok Pesantren sehingga mampu menghimpun berbagai potensi yang ada

dalam masyarakat seperti ibu rumah tangga dan remaja putri yang tidak

mempunyai pekerjaan tetap. Dalam penyelenggaraan pelatihan, BLKI mampu

menyelenggarakan pelatihan secara baik, efektif dan efisien sesuai dengan tujuan.

b. Instruktur

Instruktur

sebagai pelatih, penyuluh, pendidik, dan pedamping sangat

berkompeten, namun dalam penyusunan desain proses pembelajaran yang

melibatkan

berbagai pendekatan/metoda

pembelajaran memerlukan

(49)

145

instruktur sebagai tenaga fungsional di BLKI sangat mendukung dalam

keberhasilan proses pembelajaran.

c. Peserta Pelatihan

Peserta Pelatihan yang diambil dari para ibu rumah tangga dan remaja

putri yang tidak mempunyai pekerjaan tetap diarahkan menjadi produktif. Para

ibu rumah tangga dan remaja putri yang memiliki karakter sebagai ibu dan remaja

dioptimalkan agar mereka mampu menguasi keterampilan yang lebih baik untuk

menopang hidupnya.

d. Pengelolaan Pelatihan

Pengelolaan

pelatihan

keterampilan

menjahit

dilakukan

dengan

memfungsikan

semua

fungsi

manajemen

mulai

dari

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian.

e. Perencanaan

Perencanaan pelatihan yang disusun mampu meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelatihan. Pengaruh perencanaan yang baik juga berakibat pada

terselenggaranya pelaksanaan pelatihan dengan baik sehingga menimbulkan rasa

percaya diri, rasa memiliki, dan rasa tanggung jawab terhadap peserta pelatihan

sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik. Keikutsertaan

instruktur pada tahap perencanaan diperlukan untuk kegiatan mengalokasikan

biaya, waktu, sarana, dan proses pembelajaran. Proses identifikasi kebutuhan,

rekrutmen peserta, sosialisasi program, penentuan tujuan, kurikulum dan silabi

(50)

146

/ Pengorganisasian

Pengorganisasian telah dilaksanakan dengan memadai, sebab telah

melibatkan unsur-unsur yang terkait yang dituangkan pada struktur organisasi

serta tata kerja yang menunjukkan adanya mekanisme kerja yang jelas sebagai

pedoman bagi para pemeran dalam kegiatan pelatihan. Penentuan personel yang

terlibat sangat tepat dan penentuan banyaknya pengelola sangat efisien.

g. Pelaksanaan

Suasana kondusif dan antusiasme warga belajar dalam mengikuti pelatihan

keterampilan menjahit semua mata pelajaran baik teori maupun praktek timbul

dengan sendirinya karena penyelenggara terutama instrakturnya memiliki

keahlian, tingkat kehadiran dan rasa empati yang tinggi sebagai intraktur dan

dapat memberikan motivasi terhadap peserta pelatihan. Antusiasme peserta

pelatihan dalam mengikuti proses belajar mengajar berkenaan dengan mata

pelajatan teori yang dapat meningkatkan wawasannya sangat optimal, karena

didukung oleh proses pembelajaran yang baik

Penggunaan metode pembelajaran, sarana, media pembelajaran dan

peralatan serta

bahan pelatihan yang

modern

mampu membantu peserta

pelatihan untuk lebih cepat menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang

menjahit.

h. Penilaian

(51)

147

kegiatan tanya jawab, observasi dan pemberian soal - soal. Penilaian

pembelajaran praktek dilakukan dengan melihat langsung ketika peserta pelatihan

mengerjakan soal praktek. Dengan demikian penilaian proses penyelenggaraan

pelatihan dilakukan secara menyeluruh dengan menampung berbagai masukan

dari penyelenggara, pengelola, instruktur dan peserta pelatihan. Hasil evaluasi

merapakanmasukan bagi pengembangan program.

;'. Pengaruh Pelatihan

Pelatihan keterampilan menjahit memberikan pengaruh yang baik bagi

peserta pelatihan. Wujud

pengaruh ini yaitu adanya perabahan perilaku,

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam hal menjahit

namun belum secara optimal dapat meningkatkan penghasilan. Pengaruh lain

yaita

adanya perabahan

yang

dapat

dirasakan

oleh masyarakat yaita

meningkatnya partisipasi dalam kehidupan sosial dan pembangunan, dan dapat

menularkan hasil pelatihan kepada orang lain.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Dari temuan-temuan di atas dalam penelitian mendatang implikasi

terhadap pelaksanaan pelatihan baik terhadap penyelenggara, instruktur , peserta

pelatihan dan masyarakat dalam menunjang pembangunan masyarakat. Implikasi

hasil penehtian itu adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan pelatihan keterampilan menjahit dengan prinsip kerjasama yang

baik antara berbagai komponen pelatihan keterampilan menjahit telah

(52)

kebersamaan dan keterbukaan dalam perencanaan, pengorganisasianf

pelaksanaan dan evaluasi dapat menimbulkan efektifitas dan efisiensi.

b.Perencanaan pelatihan yang didalamnya mencakup perumusan tajuan pelatihan,

kurikulum,

silabi, instruktur, , penggunaan metode mengajar peralatan dan

media pembelajaran

didasari oleh keyakinan bahwa semua proses

pembelajaran bergantang pada pengalaman dan rekraitmen instruktur dengan

peran sebagai agen kerjasama tanpa menunjukkan kekuasaan dalam pelatihan

telah menciptakan interaksi edukatif untuk belajar. Kurikulum haras dirancang

dengan menggunakan pengalaman yang telah di uji namun dapat diubah kalau

diperlukan. Metode yang digunakan adalah

learning by doing

atau berbagai

metode klasikal, individual, kelompok dengan tehnik pembelajaran yang

bervariasi seperti seperti curah pendapat

(brain storming),

diskusi, resitasi,

permainan, atau demontrasi.

c. Pengorganisasian pelatihan keterampilan menjahit

efisien

sehingga tidak

banyak membutuhkan tenaga. Sistem dan mekanisme pengelolaan pelatihan

pada BLKI sudah diatur sedemikian rapa dengan kebijakan dari BLKI, namun perlu pemeratan personaluntuk pelatihanyang dimasadatang.
(53)

149

e. Penilaian telah dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan baik saat proses

pelatihan maupun menjelang akhir pelatihan dengan sasaran penilaian adalah

keselurah fungsi manajemen baik kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Implikasi berkenaan dengan

pengembangan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan didasari oleh

kebutuhan masyarakat dan serta didasarkan atas pengalaman langsung yang

dilaksanakan.

f. Berkenaan dengan pengaruh pelatihan temyata membawa implikasi berkenaan

dengan upaya tindak lanjut. Tindak lanjut semestinya tidak terputas setelah

selesai pelatihan, karena tindak lanjut

berfungsi untuk memfasilitasi,

memotivasi, dan perlu dilaksanakan sebagai pengembang untuk memperoleh

akses pelayanan lebih lanjut dan akses pemodalan untuk mencukupi kebutuhan

hidup peserta didik sebagai dampak positifdaripelatihan.

C. Rekomendasi

Dari kesimpulan yang telah penulis sampaikan di atas, maka dibawah ini

penulis akan memberikan rekomendasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan

bagi pengelola pelatihan. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan

sebagai berikut:

(54)

150

b. Partisipasi para instruktur dan peserta pelatihan dalam

kegiatan

pembelajaran teori atau praktek yang diselenggarakan di kelas masih

rendah perlu ditingkatkan, kendala utamanya adalah tingkat kehadiran

para ibu yang sudah berkeluarga

masih rendah. Padahal

bertambahnya wawasan pengetahuan dan keterampilan

diperlukan

sebagai sarana peningkatan keterampilan mejahit.

Untuk itu

direkomendasikan kepada peserta pelatihan agar dapat meningkatkan

dan mengintegrasikan mata pelajaran teori dengan pelajaran praktek.

Disarankan agar proses pembelajaran di kelas agar dilakukan dengan

teknik pembelajaran yang beragam dan bervariasi

agar tidak

membosankan.

c. Untak merangsang agar peserta

pelatihan dapat mengembangkan

usaha diperlukan akses modal dan peningkatan kemampuan menjalin

kemitraan,

diperlukan upaya pendampingan dari berbagai pihak yang

terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan terutama LSM Wanita Islam,

dan pemerintah Kabupaten.

(55)
(56)

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (1995).

Media Pendidikan ( Suatu

Pengantar),

Bandung:

Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media Pendidikan IKIP

Bandung.

(2000).

Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa,

Bandung :

Andira.

Arikunto, S. (1988).

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

Jakarta : Bina Aksara.

(1988).

Penilaian Program

Pendidikan,

Jakarta: Depdikbud

Blaine, R. dan James, R. (1987).

Educational Evaluation,

New York : long

man.

Bramley, P. (1996/

Evaluating Training Effectiveness,

London : MC. Graw Hill.

Cardoso, F. (1995).

Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta : Andi ofset.

Davis, K. (1996).

Teuman Resourch Manajement and personal,

America : MC.

Graw Hill Inc.

Eitington, E. (1984).

The Winning Trainer,

Texas : GUIF Publishing Company.

Faisal, S. (1982).

Metodologi Penelitian Pendidikan,

Surabaya : Usaha Nasional.

Hamalik, O. (2000).

Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan,

Jakarta : Bumi

Aksara.

Kenna, MCE.

(2000).The Essense Of Manajement Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Andi ofset.

Knowles, M.S. (1990). The Adult Leaner.Aneglected Species, Houston: Galf

Company.

Mayo, D. (1987).

The Complete Book Of Training,

California : University

Associates. Inc.

Prabu, A. (2000).

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung :

Rosda.

\/

Pretty, N. (1995).

Paticipatory Learning and Action,

London:

IIE D.

PPRI. ( 2000 ).

Peraturan Pemerintah Tentang Pegawai Negeri Sipil,

Bandung :

Citra Umbara.

(57)

Sudjana, D. (2001).

Metode dan teknik pembelajaranPartisipatif,

Bandu'

^

_,.. -,

Production.

Vi *V^***^ •*•

-(2000). Manajemen Program Pendidikan, Bandung : Falaf

Production.

Sudjana, N. Rifai, A.( 2001). Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru

Aigensindo.

Sudjana, N. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar

Baru.

Sumantri, S. (2001). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

Gambar

Tabel 4 Media Pembelajaran pelatihan menjahit
Gambar 3 Struktur Organisasi Pelatihan Keterampilan
Gambar 1. Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1) Salah satu syarat sahnya perjanjian adalah suatu sebab yang halal, yang merupakan tujuan antara dua belah pihak yang mempunyai maksud untuk mencapainya. Menurut pasal

Contoh: Amir dan Usamah telah mempraktikkan ilmu yang dipelajari di politeknik untuk menghasilkan projek mesin 2 dalam 1 bagi membajak tanah pertanian untuk

Dasar pertimbangan dari analisa bentuk dasar bangunan Recreational Waterfront Harbour adalah analogi bentuk pergerakan air, yakni: pergerakan fold, cusp, ecliptic

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didaptkan maka disimpulkan, hasil isolasi bakteri resisten merkuri pada plak gigi pasien di poli gigi Puskesmas Bahu maka diperoleh 15

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kegiatan pengolahan kopi luwak green beans pada Agroindustri “Buana Putra” dimulai dari penyortiran, pencucian, penjemuran,

Permeabilitas merupakan kemampuan tanah dalam menahan air, jadi apabila kemampuan tanah dalam menahan air lemah maka dapat menyebabkan ketinggian air akan hilang.Pada Penelitian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan materi tes ini dengan singkat, benar dan jelas ! 1. Jelaskan cara kerja indikator kecepatan N-1-2-3-4-N pada papan instrumen meter ? 3. Jelaskan

Bentuk infeksi FAM pada jaringan akar tanaman surian pemberian beberapa dosis inokulan FMA pada media tanah ultisol dengan campuran pupuk kompos memberikan