FINAL PROJECT
LED Radiation Pattern Measurement Based On PC
Presented As Partial Fulfillment Of
The Requirement To Obtain The Sarjana Teknik Degree In Electrical Engineering
By:
Darmero Kembaren
995114018
Electrical Engineering Study Program
Electrical Engineering Departement
Engineering Faculty
Sanata Dharma University
ABSTRACT
The necessity of illumination makes people improves the lightning technology started from bulb, neon, to LED. LED is one of lightning technology that people most used this latter. LED radiation pattern measurement based on PC is one of lots measurement devices to know what the radiation pattern form by the LED.
If we already know the radiation pattern of LED, it is easy to further analyze the LED. Radiation pattern can be made by calculating every data input of intensity in every angle. Sensor of this device will move 180 degree from left to right and took intensity data every 1.8 degree, centered on LED and crossing the top point of LED.
INTISARI
Kebutuhan akan alat penerangan membuat manusia mengembangkan teknologi penerangan, mulai dari lampu pijar, neon, sampai dengan LED. LED merupakan salah satu teknologi penerangan yang belakangan ini semakin banyak digunakan. Penggambar pola radiasi LED berbasis PC ini merupakan salah satu alat untuk mengetahui bagaimana gambar radiasi yang terbentuk oleh LED. Jika sudah terbentuk suatu pola radiasi LED maka untuk menganalisa LED lebih lanjut akan mudah.
Dengan mengetahui intensitas cahaya pada tiap sudut LED dan sebuah komputer yang digunakan untuk menghitung setiap data yang diperoleh maka dapat dibuat pola radiasinya. Sensor pada alat ini akan bergerak 180 derajat dari kiri ke kanan dan mengambil data intensitas LED setiap 1,8 derajat, berpusat pada LED dengan melintasi titik puncak LED.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
INTISARI ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 6
2.1 Cahaya ... 6
2.1.1 Dualisme cahaya ... 6
2.1.2 Tanggapan mata terhadap cahaya ... 7
2.2 Sumber cahaya... 10
2.2.1 Radiasi cahaya... 11
2.3 Sensor cahaya ... 13
2.4 LDR(Light Dependent Resistor)... 13
2.5 Pengondisi tegangan ... 18
2.6 Motor stepper... 19
2.6.1 Metode langkah penuh (Full step) ... 20
2.6.2 Metode setengah langkah (half step)... 21
2.7 Driver ULN2004... 22
2.8 Parallel port... 23
2.8.1 Batasan port... 23
2.8.2 Printer port... 23
2.8.3 Parallel port output... 24
2.8.4 Parallel port input... 26
2.9 Pengubah analog ke digital ... 26
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK ... 30
3.1 Perancangan Perangkat Keras... 30
3.1.1 Pengondisi tegangan... 30
3.1.2 Analog to digital converter (ADC0804)... 32
3.2 Rangkaian LED... 34
3.3 Penggerak Motor Stepper... 35
3.4.1 Penjelasan program yang akan di buat ... 37
3.5 Grafik radiasi cahaya LED ... 39
3.5.1 Alur program penggambar pola radiasi cahaya LED... 41
3.5.2 Alur menggerakkan motor stepper... 42
3.5.3 Alur membalikkan arah motor stepper... 42
3.5.4 Alur menampilkan grafik ... 43
3.5.5 Cara membuat titik koordinat data ... 44
BAB IV ANALISA DAN PENGAMATAN ... 45
4.1 Perangkat Keras ... 45
4.2 Analisa radiasi tehadap LED ... 47
4.3 Software hasil rancangan ... 56
4.4 Analisa alat ... 59
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 standardluminous curve... 8
Gambar 2.2 Tiga lapisan semikonduktor pada substrate ... 10
Gambar 2.3 Bagian pada LED yang bersinar... 11
Gambar 2.4 Pola radiasi yang terbentuk oleh LED... 12
Gambar 2.5 Penambahan derajat pancar oleh lensa plastik ... 12
Gambar 2.6 Simbol LDR ... 13
Gambar 2.7 Karakteristik LDR (light dependent resistor) ... 14
Gambar 2.8 Untai pembagi tegangan... 15
Gambar 2.9 Penguat tak membalik ... 18
Gambar 2.10 Gambar dalam motor stepper ... 20
Gambar 2.11 ULN 2004... 23
Gambar 2.12 ADC converter... 27
Gambar 2.13 ADC 0804 ... 28
Gambar 3.1 Diagram kotak sistem penggambar pola radiasi lampu LED... 30
Gambar 3.5 Rangkaian penguat tak membalik ... 31
Gambar 3.6 Rangkaian sensor dan penguat tegangan... 32
Gambar 3.7 Rangkaian ADC 0804 ... 33
Gambar 3.8 Gambar rangkaian LED ... 34
Gambar 3.9 driver ULN 2003... 36
Gambar 3.10 Form menu utama ... 37
Gambar 3.12 Pola radiasi yang terbentuk ... 40
Gambar 4.1 Gambar perangkat keras... 45
Gambar 4.2 Gambar port printer hardware...46
Gambar 4.3 Rangkaian di dalam hardware... 47
Gambar 4.4 LED pertama ... 47
Gambar 4.5 Pola radiasi LED pertama ... 49
Gambar 4.5a Pola radiasi pada data sheet... 49
Gambar 4.6 LED kedua... 50
Gambar 4.7 Pola radiasi LED kedua... 50
Gambar 4.8 Gambar LED ketiga ... 51
Gambar 4.9 Pola radiasi LED ketiga... 51
Gambar 4.10 Pola radiasi pada data sheet... 52
Gambar 4.11 LED keempat... 53
Gambar 4.12 Pola radiasi LED keempat... 53
Gambar 4.13 LED kelima ... 54
Gambar 4.14 Pola radiasi LED kelima ... 55
Gambar 4.15 Menu utama... 56
Gambar 4.16 form grafik... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengukuran cahaya ... 16
Tabel 2.2 Metode langah penuh eksitasi tunggal ... 21
Tabel 2.3 Metode langkah penuh eksitasi ganda ... 21
Tabel 2.4 Metode setengah langkah penuh eksitasi ganda ... 22
Tabel 2.5 Pengalamatan parallel port... 24
Tabel 2.6 Bagian-bagian Pinprinter port... 25
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Pin Matrik Led 8 x 5 2,3”……….8
Tabel 2.2 Operasi Dasar PPI 8255………...14
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran 74LS138………..22
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran 74LS245………..24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun belakangan ini LED (Light Emiting Diode) telah mendominasi
teknologi pencahayaan. LED menjamur di mana-mana, dari indicator standar
radio, tape recorder, laptop, dan mainan sampai pada lampu lalu lintas. Di
Yogyakarta, pengaplikasian pada lampu lalu lintas sudah banyak terutama pada
jalan-jalan pusat kota Yogyakarta serta berbagai tanda pesan dan lampu pada
kendaraan.
Kenaikan tingkat kecerahan cahaya telah tercapai dengan adanya material
baru dan proses pembuatan wafer, seiring dengan keberhasilan pembuatan LED
dengan warna biru dan LED putih untuk penerangan umum. Dengan
meningkatnya penggunaan LED pada teknologi jaman sekarang dan yang akan
datang, maka keakuratan dari pengukuran intensitas dan pola radiasi cahaya
lampu LED menjadi satu syarat penting dalam pengaplikasian lampu LED,
diperoleh data dari OPTRONIC LABORATORIES
Atas pertimbangan tesebut, maka penulis membuat penelitian tentang
sebuah alat yang dapat menggambarkan pola radiasi lampu LED yang ditampilkan
pada PC. Sensor untuk menggambar pola radiasi LED pada alat ini adalah LDR
dan piranti untuk pengolahan data adalah komputer. Diharapkan alat yang dibuat
ini dapat dijadikan salah satu alternatif yang dipakai dalam
juga para pengguna lampu LED dapat mengetahui karakteristik lampu LED yang
akan digunakannya.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan menggunakan penggambar pola radiasi cahaya lampu LED dapat
diketahui karakteristik dari sebuah LED. Yang menjadi pokok pemikirannya
adalah
1. Apakah dapat dibuat gambarnya pada PC secara otomatis ?
2. Bagaimana membuat motor stepper dapat digerakkan oleh PC untuk
mengubah letak sensor dari LED ?
3. Perangkat lunak apa saja yang akan dipakai dalam penggambaran pola
radiasi cahaya lampu LED tersebut ?
4. Apa saja yang dapat ditampilkan PC untuk mengetahui karakteristik
dari lampu LED yang diuji ?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi lebih luas maka
perlu adanya batasan terhadap permasalahannya. Batasan permasalahannya
adalah:
1. Sensor memutari lampu LED dengan motor stepper sebagai
penggeraknya
2. Gambar yang dihasilkan berupa derajat radiasi cahaya lampu LED dan
3. Pengambaran pola radiasi dikontrol langsung dari PC
4. Jarak antara sensor dengan benda LED adalah 7 cm
5. Jenis LED adalah 5 LED yang berbeda bentuk dan biasa didapat di
pasaran
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan penggambar pola radiasi cahaya lampu
LED berbasis PC ini adalah :
1. Untuk mengetahui derajat radiasi cahaya dari LED
2. Membuat perangkat keras penggambar pola radiasi cahaya LED
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan penggambar pola radiasi
cahaya LED berbasis PC ini adalah :
1. Mengetahui perbedaan derajat radiasi tiap-tiap LED
2. Menjadi rujukan untuk pembuatan sensor intensitas cahaya
3. Menjadi rujukan untuk penelitian dan pengembangan LED
1.6 Sistematika penulisan
Penulisan tugas akhir Penggambar Pola Radiasi Cahaya LED Berbasis PC
BAB I: PENDAHULUAN
Bab PENDAHULUAN ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: DASAR TEORI
Bab II berisi teori-teori dari piranti / komponen yang digunakan
dalam perancangan perangkat keras. Dasar teori dari cahaya, pengondisi
tegangan, sensor, Driver ULN 2004, motor stepper, dan ADC 0804
dipaparkan dalam bab ini.
BAB III: PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
Isi dari bab III adalah perancangan perangkat keras pengambar
pola radiasi cahaya lampu LED berbasis PC dalam bentuk diagram blok,
sedangkan perangkat lunak yang digunakan yakni bahasa pemprograman
Visual Basic, pembuatan file Dynamically Link Library (*.DLL),
inisialisasi ADC, dan alur program penggambar pola radiasi LED berbasis
PC.
BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi hasil akhir perancangan perangkat keras dan lunak.
Keterangan mengenai menu yang terdapat dalam program Penggambar
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Isi dari bab ini adalah kesimpulan yang dapat dibuat dengan
melihat keseluruhan proses perancangan dan pembuatan perangkat keras
dan lunak, dan saran untuk memajukan dunia pendidikan dan rekayasa.
BAB II
DASAR TEORI
Sistem penggambar pola radiasi LED membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk dapat menampilkan gambar radiasinya. Beberapa perangkat keras yang dibutuhkan berupa sensor cahaya, pengondisi sinyal, pengubah sinyal analog ke digital dan motor stepper untuk menggerakan sensor cahaya. Perangkat lunak yang digunakan adalah program Visual Basic dengan PC sebagai pengolah data. Cahaya LED yang menjadi sumber pengukuran akan diterima oleh sensor cahaya dari beberapa posisi untuk diubah menjadi besaran listrik dan kemudian data-data yang dihasilkan diolah oleh PC dan ditampilkan pada monitor.
2.1 Cahaya
2.1.1 Dualisme Cahaya
Thomas Young pada tahun 1801 melakukan percobaan yang membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang. Dalam percobaannya cahaya juga mempunyai sifat-sifat superposisi, interferensi, difraksi yang mana sifat-sifat ini hanya dimiliki oleh gelombang, lebih lanjut teori Maxwell (James Clark Maxwell 1832-1879) menguatkan bahwa jenis gelombang tersebut adalah elektromagnetik, yang dibuktikan fisikawan Jerman Heinrich Hertz di tahun 1888.
cahaya). Jadi cahaya adalah partikel atau kuantum yang merambat. Hal ini diperkuat oleh Einstein pada tahun 1905 yang mengatakan, cahaya dengan frekuensi tertentu terdiri dari foton (kuantum cahaya) dengan masa diam nol yang energinya berbanding lurus dengan frekuensi itu, yang dirumuskan dengan persamaan E = h . f.
Pembuktian lebih lanjut dilakukan oleh Campton (1892-1962) lewat efek hamburan Campton, bahwa panjang gelombang sinar x bertambah jika mengalami hamburan setelah menabrak partikel lain (electron). Dan hal ini hanya dapat diterangkan jika cahaya dipandang sebagai partikel foton atau kuantum cahaya.
Melalui pengamatan yang ada dapat dilihat bahwa cahaya tidak menempatkan kedua aspek gelombang dan partikel pada saat yang sama. Pada tiap kejadian khusus, cahaya dapat memperlihatkan sifat gelombang atau patikel tidak pernah terjadi secara bersamaan. Contoh pada kamera, bila cahaya melalui celah-celah cahaya berlaku sebagai gelombang, tetapi ketika tiba pada lembar film cahaya berlaku sebagai partikel foton yang energinya dioksidasi mengubah kristal halide perak dalam film sehingga perlakuan kimianya dapat diubah dalam butiran perak murni yang membentuk citra bayangan.
Jadi cahaya mempunyai sifat dualisme, cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan sebagai partikel foton atau kuantum cahaya keduanya saling berkomplemen.
2.1.2 Tanggapan Mata Terhadap Cahaya
gelombang antara jangkauan 400 nm sampai 700 nm, respon tersebut akan lebih sensitif bila mendekati 550 nm.
Tanggapan mata normal pada gambar 2.1 disebut dengan standard luminous curve. Ketika mata tidak dapat mendeteksi panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm atau lebih panjang dari 700 nm, kurva jatuh pada titik zero pada panjang gelombang. Sistem fotosel dapat dibangun mendekati respon yang diinginkan tetapi tidak identik dengan respon mata, karena fotosel tidak dapat dibangun tepat berdasarkan standar mata manusia maka suatu unit pengukuran cahaya sekarang distandarkan dengan cahaya dari seberkas panjang gelombang 550 nm.
2.1.3 Intensity Of Illumination
Illuminance (E) pada suatu permukaan adalah luminous flux persatuan luas yang
jatuh pada permukaan
(
lm/m2)
. Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan:E = Φ / A ………... (2.1) Dengan Φ adalah arus gaya cahaya (lumen) yang dikeluarkan dalam satuan sudut ruangan (steradis) oleh sebuah sumber titik (point source) yang memiliki intensitas seragam 1
candle. Jadi suatu titik seragam sekuat 1 cd menghasilkan 4 π lumen. Sehingga dapat dirumuskan dengan persamaan
Φ = Ω . I ………(2.2)
Dengan Ω adalah sudut ruangan dalam steradian.
Karena ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =
Ω 2
R A
maka
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =
Φ 2
R A I
sehingga 2
R I
E = ………(2.3)
IlluminousIntensity adalah arah gaya bercahaya (luminous flux) yang dikeluarkan oleh sumber (atau oleh unsur sumber) dalam sudut ruangan sangat kecil, dibagi sudut ruangannya. Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan:
π 4
Φ =
I ………(2.3)
2.2 Sumber Cahaya
Pada LED (Light Emitting Diode) cahaya dihasilkan pada proses solid state yang dinamakan electroluminescence. Pada kondisi yang ditentukan, sumber cahaya solid state
dapat menghasilkan cahaya, seperti pada dioda laser.
Salah satu cara untuk membuat sebuah LED adalah dengan menumpuk tiga lapisan semikonduktor di atas substrate. Antara lapisan semikonduktor tipe-p dan tipe-n, pada bagian aktif memancarkan cahaya ketika elektron bebas dan hole bergabung kembali gambar 2.2. Mengingat kombinasi p-n adalah dioda maka ketika dioda dalam kondisi forward biased, hole pada material tipe-p dan electron bebas pada material tipe-n keduanya dikendalikan menuju bagian aktif.
Gambar 2.2 Tiga lapisan semikonduktor pada substrate
Gambar 2.3 Bagian pada LED yang bersinar
2.2.1 Radiasi cahaya
Gambar 2.4 Pola radiasi yang terbentuk oleh LED
Sebagian besar cahaya yang dipancarkan berada pada 20 derajat dari cahaya maksimum. Kebanyakan produk dari LED yang ada pada pasaran menyertakan lensa plastik untuk mendapatkan derajat pancaran yang lebih besar. Misalnya secara mekanik LED yang dipancarkan mempunyai derajat pancar 20 derajat terhadap tegak lurus, maka dengan adanya lensa plastik, derajat pancar akan bertambah menjadi sekitar 60 derajat terhadap tegak lurus seperti pada gambar 2.5.
2.3 Sensor cahaya
Sensor berfungsi untuk mengubah besaran tertentu menjadi besaran lain untuk diproses di dalam sistem, oleh karena itu sensor merupakan piranti yang penting di dalam sebuah sistem instrumentasi.
Sensor cahaya yang digunakan dalam perancangan adalah LDR (Light Dependent Resistor) yang terbuat dari bahan Cadmium Sulfide (CdS). LDR merupakan sensor yang peka cahaya. Perubahan intensitas penerangan yang diterima sensor menyebabkan perubahan resistansinya, perubahan resistansi ini akan dipakai untuk menghasilkan perubahan tegangan pada sistem instrumentasi. Sensor cahaya LDR di dalam tempat gelap mempunyai resistansi yang sangat tinggi dalam satuan mega ohm dan dalam tempat yang terang resistansinya akan berubah menjadi kecil mencapai satuan kurang dari 1 kilo ohm. Resistansi dari LDR ini berbanding tebalik dengan intensitas penerangan yang jatuh pada LDR .Gambar 2.4 menunjukan simbol dari LDR
Gambar 2.6 Simbol LDR
2.4 LDR(Light Dependent Resistor)
Di dalam perancangan ini, sensor yang digunakan adalah light dependent resistor
LX-105. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Petrus Adianto dihasilkan karakteristik LDR seperti gambar 2.5.
Gambar 2.7 Karakteristik LDR (light dependent resistor)
Berdasarkan karakteristik pada gambar 2.5, resisitansi pada LDR (Rldr) akan berubah-ubah berbanding terbalik dengan intensitas cahaya LED yang mengenai tranduser. Semakin besar intensitas cahaya LED yang mengenai sensor, resistansi pada LDR akan semakin kecil.
Kuat penerangan yang diinginkan dalam perancangan ini adalah minimal 0 lux (gelap) sampai maksimal 1000 lux (terang). Ini sebagai nilai perbandingan untuk pembuatan pola radiasi, karena derajat lebar radiasi ditentukan oleh besarnya intensitas keterangan pada tiap sudut lampu LED. Berdasarkan pada gambar 3.2, pada saat 0 lux, hambatan pada LDR sebesar 20 Mohm dan pada 1000 lux hambatan LDR sebesar 3,4 Kohm.
Gambar 2.8 Untai pembagi tegangan
Berdasarkan rangkaian pada gambar 2.6, tegangan keluaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
cc LDR
out V
R R
R
V ×
+ =
1
1 ………(2.1)
Tabel 2.7 Pengukuran cahaya LUX Rldr
Kohm
Vin ADC (volt)
ADC LUX Rldr Kohm
Vin ADC (volt)
ADC
000 >20M 0.00 000 0250 7.79 1.20 120
010 70.5 0.15 015 0260 7.58 1.22 122
020 45.0 0.22 022 0270 7.42 1.24 124
030 37.0 0.25 025 0280 7.23 1.30 130
040 29.4 0.25 025 0290 7.13 1.32 132
050 23.4 0.32 032 0300 6.80 1.34 134
060 21.0 0.35 035 0310 6.65 1.36 136
070 18.3 0.42 042 0320 6.30 1.40 140
080 17.0 0.42 042 0330 5.90 1.43 143
090 16.7 0.53 053 0340 5.88 1.46 146
0100 15.5 0.57 057 0350 5.85 1.48 148
0110 14.8 0.62 062 0360 5.81 1.50 150
0120 14.6 0.63 063 0370 5.76 1.52 152
0130 14.5 0.64 064 0380 5.66 1.54 154
0140 13.5 0.66 066 0390 5.63 1.56 156
0150 12.9 0.95 095 0400 5.56 1.58 158
0160 12.3 0.98 098 0410 5.28 1.60 160
0170 9.70 1.03 103 0420 5.22 1.63 163
0180 9.26 1.05 105 0430 5.13 1.64 164
0190 9.10 1.07 107 0440 5.01 1.65 165
0200 9.48 1.08 108 0450 4.99 1.68 168
0210 9.30 1.10 110 0460 4.97 1.69 169
0220 9.20 1.12 112 0470 4.94 1.72 172
0230 8.95 1.14 114 0480 4.90 1.73 173
Tabel 2.7Pengukuran cahaya(lanjutan) LUX Rldr
Kohm
Vin ADC (volt)
ADC LUX Rldr Kohm
Vin ADC (volt)
ADC
500 4,85 1,76 176 750 3,61 2,17 217
510 4,80 1,78 178 760 3,55 2,20 220
520 4,75 1,80 180 770 3,54 2,22 222
530 4,70 1,82 182 780 3,53 2,23 223
540 4,68 1,84 184 790 3,49 2,24 224
550 4,60 1,86 186 800 3,45 2,25 225
560 4,57 1,88 188 810 3,42 2,26 226
570 4,50 1,89 189 820 3,40 2,27 227
580 4,48 1,91 191 830 3,38 2,30 230
590 4,45 1,92 192 840 3,37 2,32 232
600 4,39 1,94 194 850 3,35 2,33 233
610 4,35 1,95 195 860 3,33 2,34 234
620 4,34 1,97 197 870 3,31 2,35 235
630 4,33 1,98 198 880 3,28 2,37 237
640 4,28 2,00 200 890 3,26 2,39 239
650 4,17 2,02 202 900 3,24 2,41 241
660 4,16 2,04 204 910 3,21 2,42 242
670 4,15 2,06 206 920 3,18 2,43 243
680 4,10 2,08 208 930 3,14 2,45 245
690 4,05 2,10 210 940 3,10 2,46 246
700 4,00 2,11 211 950 3,08 2,47 247
710 3,95 2,12 212 960 3,05 2,49 249
720 3,65 2,13 213 970 3,03 2,50 250
730 3,63 2,14 214 980 3,01 2,53 253
740 3,62 2,16 216 990 2,98 2,54 254
2.5 Pengondisi tegangan
Pengondisi tegangan dalam perancangan ini digunakan penguat tak membalik atau non-inverting, rangkaian penguat tak membalik dapat dilihat pada gambar 2.5
Gambar 2.9 Penguat tak membalik
Dalam gambar 2.5 terlihat bahwa sinyal masukan dihubungkan ke masukan non-inverting, sehingga sinyal keluaran mempunyai fase yang sama dengan sinyal masukan.
Diasumsikan bahwa untai masukan diferensial ideal, maka tegangan pada masukan inverting sama dengan tegangan sinyal masukan Va = Vin. Op-amp mempunyai resistansi masukan sangat tinggi, oleh karena itu arus masukan Op-amp mendekati nol (0), sehingga arus pada R1 sama dengan arus pada R2 yaitu:
,atau
2
1 I
I =
2 0
1 1
R V V
R
V = − in
………(2.4)
Penguat tegangan kalang tertutup dapat dicari sebagai berikut:
………(2.5)
1 2 R
R V
V
Vo = +
Karena VR1 =Va =Vin , maka :
………(2.6)
(
)
inVi R o
V R I V V
+ × =
+ =
2 2 2
) 7 . 2 .( ... ... ... ... ... ... ... 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + = ∴ × ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + = + ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ × = + ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ × = R R A V R R V V R R V R R V Vo v in in in in in
Tegangan keluaran (Vo) didapat dengan mengalikan tegangan masukan (Vin) dengan faktor penguatan (Av).
………(2.8)
Vin Av
Vo= ×
2.6 Motor stepper
Gambar 2.10 Gambar dalam motor stepper
Jika suatu lilitan dengan arah tertentu dialiri arus listrik , maka akan menimbulkan medan magnet utara-selatan pada ujung inti besinya. Jika lilitan pada bagian stator dieksitasi secara berurutan sedemikian rupa secara bergantian sehingga timbul medan magnet, akan mnyebabkan rotor berputar mengikuti arah medan magnet.
Pengendalian motor stepper tergantung dari cara pemberian arus atau eksitasi lilitan dalam motor stepper tersebut. Ada beberapa macam cara atau metode eksitasi untuk mengendalikan motor stepper seperti yang dibahas berikut.
2.6.1 Metode langkah penuh (Full step)
Tabel 2.2. Metode langah penuh eksitasi tunggal
Langakah Lilitan 1 Lilitan 2 Lilitan 3 Lilitan 4
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0 3 0 0 1 0 4 0 0 0 1
Pada eksitasi ganda, tiap lilitan berurutan dua-dua dieksitasi secara bergantian. Setelah langkah keempat, kembali lagi seperti langkah pertama. Urutan pemberian langkah ditunjukan pada tabel 2.2.
Tabel 2.3 Metode langkah penuh eksitasi ganda
Langkah Lilitan 1 Lititan 2 Lilitan 3 Lilitan 4
1 1 1 0 0 2 0 1 1 0 3 0 0 1 1 4 1 0 0 1
Pada eksitasi tunggal daya yang dibutuhkan lebih kecil dari pada eksitasi ganda, sebab daya hanya digunakan untuk mencatu satu lilitan saja pada tiap-tiap langkah.
2.6.2 Metode setengah langkah (half step)
Tabel 2.4 Metode setengah langkah penuh eksitasi ganda
Langkah Lilitan 1 Lilitan 2 Lilitan 3 Lilitan 4
1 1 0 0 0
2 1 1 0 0 3 0 1 0 0 4 0 1 1 0 5 0 0 1 0 6 0 0 1 1 7 0 0 0 1 8 0 0 0 1
Pada metode setengah langkah ini diperoleh langkah motor stepper yang lebih halus dari pada metode langkah penuh.
2.7 Driver ULN 2004
Gambar 2.11 ULN 2004
2.8 Parallel port
2.8.1 Batasan port
Secara umum pengertian kata port adalah terminal tempat untuk keluar masuk barang. Pada bidang komputer pengertian port hampir sama dengan pengertian secara umum yaitu terminal tempat untuk berhubungan dengan periferal lain.
2.8.2 Printer port
Printer port terdiri atas tiga port alamat. Ketiga port alamat tersebut adalah port
port status berada pada alamat 379 dan control port berada di alamat 37a. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4 .
Tabel 2.5 Pengalamatan parallel port
Printer Port data Port status Port control
Lpt1 3bc 3bd 3be Lpt2 378 379 37a Lpt3 278 279 27a
Pengalamatan printer port yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalamatan LPT2 yaitu alamat port data 378 dan alamat stasusnya berada pada alamat 379.
2.8.3 Paralel portoutput
Printer port terdiri dari dua puluh lima saluran yang terbagi menjadi empat fungsi. Keempat fungsi tersebut adalah:
1. Data (8Pin) 2. Control (4Pin) 3. Status (5Pin) 4. Ground (8 Pin)
Printer Port terdiri dari delapan bit keluaran yakni data D7 (MSB) sampai D0 (LSB). Empat pin kontrol yaitu SELECT_IN, AUTOFEED, INIT dan STROBE. SELECT_IN
menandakan printer telah terpilih dan selanjutnya dapat digunakan untuk mencetak. Fungsi INIT adalah untuk inisialisasi dari printer. Fungsi AUTOFEED untuk memajukan kertas kedalam printer. STROBE dalam keadaan normal akan berlogika tinggi, STROBE
akan berlogika rendah saat printer sedang mencetak karakter, semua bit keluaran dari
port data akan berlogika tinggi pada saat aktif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.6 Bagian-bagian Pinprinter port
Pin Keterangan Status port
1 Strobe Control
2 Data bit 0 Output
3 Data bit 1 Output
4 Data bit 2 Output
5 Data bit 3 Output
6 Data bit 4 Output
7 Data bit 5 Output
8 Data bit 6 Output
9 Data bit 7 Output
10 ACK Status
11 BUSY Status
12 Paper empty Status
13 Select Status
14 Auto feed Control
Pin Keterangan Status port
15 Error Status
16 Initialisasi Control
17 Select input Control
2.8.4 Paralel port input
Dalam tabel 2.5 port status terdapat lima status input dari printer yaitu BUSY ,ACK, PE(paper empty), SELECT, dan ERROR..
SELECT berfungsi untuk menandakan bahwa printer dalam keadaan terhubung (jalan). SELECT berlogika tinggi. Nilai tinggi dari BUSY atau PE menandakan PC bahwa
printer sedang sibuk atau sedang mengeluarkan kertas. Kedua Pin ini akan aktif pada saat berlogika tinggi. Nilai rendah dari ERROR menandakan bahwa printer dalam keadaan salah. Input ini diambil dan membaca lima bit yang paling penting dari port status. Dengan demikian perancangan dari rangkaian antar muka printer membalik kelompok bit dengan BUSY menggunakan perangkat keras. Ketika nol sedang masuk ke dalam input BUSY, maka bit akan dibaca sebagai logika 1.
2.9 Pengubah analog ke digital
Konverter A/D merupakan rangkaian untuk menjembatani rangkaian analog yang dihasilkan oleh pengondisi tegangan PC yang mengolah data-data digital. Pengubah analog ke digital berfungsi untuk mengubah tegangan analog menjadi data digital. Data digital yang dihasilkan dinyatakan dalam kode biner dengan menggunakan dua nilai tegangan yaitu 5 volt yang dinyatakan dengan lambang ‘1’ dan 0 volt dengan lambang ‘0’. Bilangan biner merupakan kombinasi dari sederetan kode 1dan 0.
KENDALI
SAR 8 BIT ADC 8 BIT
OUTPUT DIGITAL Comparator
Vin
Va
Clock Start
Gambar 2.12 ADC converter.
Pada gambar 2.7 bagian utama pengubah analog ke digital adalah SAR 8 bit. Tegangan Va keluaran dari ADC dibandingkan dengan tegangan masukan Vin oleh pembanding (comparator). Keluaran pembanding merupakan data masukan serial bagi SAR, kemudian SAR mengatur keluaran digital 8 bit sampai menghasilkan Va yang sama dengan tegangan masukan. Latch 8 bit pada akhir pengubahan akan dipegang sebagai hasil data digital keluaran.
Gambar 2.13 ADC 0804
Berikut fungsi masing-masing Pin ADC 0804 pada gambar 2.8 :
1. Pin 1 (CS), sinyal untuk mengaktifkan ADC. Jika Pin CS rendah, maka ADC aktif.
2. Pin 2 (RD), merupakan sinyal baca. Jika RD rendah, maka ADC mulai membaca data.
3. Pin 3 (WR), merupakan sinyal mulai konversi. Jika WR rendah, mulai konversi
4. Pin 4 (CLK IN), dan 19 (CLK R), frekuensi detak converter harus mendekati 640Khz sesuai dengan frekuensi clock tipikal ADC0804.
6. Pin 6 (Vin +), merupakan Pin tegangan masukan analog positif. 7. Pin 7 (Vin -), merupakan Pin tegangan masukan analog negatif. 8. Pin 8 dan 10(Agnd dan Dgnd), Pin ini harus ditanahkan.
9. Pin 9 (vref/2), merupakan input tegangan untuk menentukan besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk tiap cacahan.
Pin Keterangan Status port
1 Strobe Control
2 Data bit 0 Output
3 Data bit 1 Output
4 Data bit 2 Output
5 Data bit 3 Output
6 Data bit 4 Output
7 Data bit 5 Output
8 Data bit 6 Output
9 Data bit 7 Output
10 ACK Status
11 BUSY Status
12 Paper empty Status
13 Select Status
14 Auto feed Control
15 Error Status
16 Initialisasi Control
17 Select input Control
BAB III
PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
Di dalam menggambar pola radiasi LED dibutuhkan beberapa piranti
pendukung, yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Pada gambar3.1
dapat dilihat diagram kotak sistem pengukuran pola radiasi LED.
CAHAYA LED
SENSOR PENGONDISI
TEGANGAN
CPU LED
MOTOR
STEPPER
DRIVER ULN 2004
PARALLEL
PORT CPU ADC 0804
Gambar 3.1 Diagram kotak sistem penggambar pola radiasi lampu LED
3.1 Perancangan perangkat keras
3.1.1 Pengondisi tegangan
Untuk menentukan seberapa penguatan yang dibutuhkan terlebih dahulu harus
ADC. Tegangan untuk tiap kenaikan cacahan ADC adalah 9,76 mv (Peritungan ini
akan dibahas dalam sub bab 3.1.3 Analog to digital converter).
Cacahan yang diperlukan dalam perancangan adalah 256 cacahan, dengan
demikian tegangan keluaran penguat maksimal yang diperlukan untuk input ADC
maksimal sebesar 9,76 mV x 256 = 2,49 V.
Rangkaian pengondisi tegangan dalam perancangan ini berupa rangkaian
penguat non inverting dengan menggunakan LM741, rangkaian penguat tak
membalik dapat dilihat pada gambar 3.5.
+
-Vin 3
2 6
7 1
4 5
20k 40k
Vout
1 3
2
Gambar 3.5 Rangkaian penguat tak membalik
Pada perancangan diinginkan penguatan dari rangkaian penguat non inverting
adalah dengan membagi tegangan maksimal yang dibutuhkan ADC dengan keluaran
maksimal dari rangkaian sensor, sehingga tegangan keluaran dari sensor adalah
Volt
833 , 0 3
49 , 2
= .
Berdasarkan pada rangkaian gambar 3.5 dan penguatan yang diinginkan sebesar 3
kali, maka sesuai dengan persamaan 2.4 serta dengan menentukan hambatan pada R3
(
)
Ω = ∴
+ =
×
⎟ ⎞ ⎜
⎛ +
=
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ + =
R R Rf Av
1 2 3
1 1
⎠
⎝ Ω
K R
R K
20 2
2 10000 10000
3 10
Jadi keseluruhan rangkaian sensor dan pengondisi tegangan dapat
digabungkan gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rangkaian sensor dan penguat tegangan
3.1.2 Analog to
Di dalam perancangan ini ADC yang digunakan ADC 0804. Rangkaian ADC
apat dilihat pada gambar 3.7.
digital converter (ADC0804)
Gambar 3.7 rangkaian ADC 0804
bar 3.7 di atas ada dua komponen yang akan di
Berdasarkan dari gam ngun yaitu
komponen pembangkit clo
Untuk membangkitkan frekuensi dibutuhkan rangkaian RC. Berdasarkan data
sebesar 640 Khz, dipilih ba
ck (fclk) dan tegangan referensi.
sheet frekuensi clock yang dihasilkan tidak boleh lebih kecil dari 100 Khz dan tidak
boleh lebih besar dari 1460 Khz, idealnya frekuensi clock
C=150 pF dan nilai resistornya dapat dicari sebagai berikut :
Ohm R R f 10 150 1 . 1 1 1
12⎟⎠
⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = − RC CLK 7 , 9469 640000 1 , 1 = = ×
Berdasarkan peritungan di atas untuk mendapatkan fclk = 640 Khz maka nilai R =
9469,7 Ohm. Jika menggunakan R variabel, dan beresiko terjadinya perubahan
resistansinya karena pembangkit clock harus mempunyai nilai konstan tidak boleh
tersedia di pasaran, sehingga dengan menggunakan R=10000 Ohm akan di dapat
fclk=606 Khz.
Untuk menentukan besarnya tegangan yang diperlukan setiap kenaikan
bit/cacahan adalah dengan memberi tegangan referensi pada Vref (pin9). Di dalam
perancangan digunakan IC LM 336 yang bekerja pada 2,5 V untuk tegangan
referensinya. Dengan Vref = 2,5 V dan jumlah bit keluarannya ada 8 bit maka
resolusi (perubahan tiap kenaikan cacahan) ADC sebesar.
mV
Vref C
resolusiAD n
76 , 9
5 , 2 256
1
2 1
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ × =
=
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝
⎛ ×
=
3.2 Rangkaian LED
Berikut adalah rangkaian LED dengan tegangan input 5 volt dan nilai R yang
gambar 3.8. dipilih adalah 150 ohm
Dari rangkaian gambar 4.8 nilai R didapat dari rumus di bawah ini, I dan VLED
adalah nilai dari data sheet LED, nilai R yang digunakan adalah 150 ohm.
=
Ω = =
− =
− =
= =
150 20
3 20
2 5
2 20
mA v v
I V V R
volt V
mA I
FLED FLED
.3 Penggerak Motor Stepper
tor stepper tidaklah cukup menggunakan keluaran
ri pr
5volt V
3
Untuk menggerakan mo
da inter port karena arus yang digunakan oleh motor stepper lebih tinggi bila
dibandingkan dengan keluaran dari printer port. Pada perancangan ini digunakan
driver ULN 2004 sebagai penggerak motor stepper, yaitu untuk memperbesar
keluaran arus dari printer port. Keluaran data dari printer port akan masuk pada
driver ULN 2004 yang nantinya akan menggerakkan motor stepper berdasarkan dari
keluaran data printer port. Gambar rangkaian driver ULN 2004 dan motor stepper
Gambar 3.9 driver ULN 2003
Kaki 9 IC dihubungkan ke sebuah dioda zener antara power supply dan Vdd (kaki
9)yang gunanya untuk mencegah tegangan balik dari medan magnet pada motor
stepper pada saat motor stepper mati. Motor stepper digunakan untuk
menggerakakan sensor 180 derajat terhadap lampu LED yang akan dianalisa.
Dibanding dengan motor dc biasa motor stepper lebih mudah dalam perhitungan
kecepatan, derajat putar motor, dan membalik putaran motor.
3.4 Bahasa Pemprograman Visual Basic
Bahasa pemprograman Visual Basic merupakan bahasa pemprograman Visual
di mana pemrogram dapat dengan mudah membuat antar muka program yang
diinginkan dengan sintaks penulisan program sama dengan bahas Basic. Yang
menarik dari bahasa pemrograman ini adalah antarmuka yang menarik dan bahasanya
3.4.1 Penjelasan program yang akan di buat
Program yang akan dibuat terdiri dari 2 form, 1 form utama adalah form
menu dimana pengguna bisa menganalisa pola radiasi LED dan juga memberikan
informasi tentang data LED yang akan di analisa.
Gambar 3.10 Form menu utama
Gambar 3.10 adalah gambar form utama dari software ini. DATA LED YANG DI
ANALISA adalah bagian informasi tentang LED warna, dan bentuk dari LED.
Tombol BACA adalah tombol untuk mulai menganalisa LED yang akan diperiksa.
Di bawah tombol baca terdapat tombol GRAFIK yang berguna untuk melihat grafik
informasi data masukan terdapat tombol CANCEL yang berguna untuk
menghentikan penganalisaan terhadap LED jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Form ke dua berisi tentang tampilan grafik pola radiasi LED yang baru dianalisa.
Bentuk dari tampilan form kedua adalah gambar 3.11.
Gambar 3.11 form grafik pola radiasi
Tombol Print Screen adalah tombol untuk mnyimpan grafik serta data tentang LED
yang dianalisa, setelah tombol Print screen diklik maka pengguna harus membuka
program paint pada windows dan kemudian paste pada program paint tersebut.
3.5 Grafik radiasi cahaya LED
Grafik radiasi cahaya LED adalah penggambaran intensitas cahaya LED pada
setiap derajat pancaran lampu LED. Pada pengukuran ini ada 180 derajat dari lampu
LED yang akan diukur, dengan kenaikan 10 derajat. Maka setiap 10 derajat dari
lampu LED nanti akan diukur sampai pada derajat yang ke-180. Contoh dari
pengukuran terhadap LED, misal dari pengukuran didapat data seperti contoh Tabel
3.11.
Tabel 3.1 contoh pengukuran
Besar sudut yang diukur (Derajat)
Besarnya intensitas (Lux)
Angka yang didapat kemudian dimasukan ke dalam grafik derajat radiasi maka grafik
radiasi cahaya LED nya adalah pada gambar 3.12
3.5.1 Alur program penggambar pola radiasi cahaya LED
Program utama Penggambar pola radiasi cahaya LED dapat dilihat pada
gambar di bawah ini
Mulai
Y T
Y
T Menggerakan motor stepper
Baca data dari ADC
Data = 180 buah?
Ambil data pada look up table Simpan data keluaran
ADC
Selesai Baca data Balikan arah motor stepper
Tampilkan grafik LED
Y
3.5.2 Alur menggerakkan motor stepper
3.5.4 Alur menampilkan grafik
Mulai
Cari data terbesar dari seluruh data
Buat perbandingan data terbesar terhadap data
maksimum alat
Baca Data
Buat titik ordinat relatif dikali nilai perbandingan
Data no 1? Buat garis dari titik
sebelumnya ke koordinat data
T Jumlah data
=180 ?
Urutan data = urutan data + 1 Buat garis dari titik
pusat ke titik data Urutan Data = 1
T
Y
3.5.5 Cara membuat titik koordinat data
Cara memasukkan titik koordinat data pada grafik polar yang telah jadi adalah
sebagai berikut. Dari data yang telah dikumpulkan oleh computer, data derajat putar
dan data masukan ADC yang merepresentasikan besarnya intensitas maka dapat
dibuat titik koordinat data (x,y) pada grafik polar.
Besarnya intensitas adalah N dan derajat putar adalah θ
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ × ×
=
⎟ ⎠ ⎞ ⎜
⎝ ⎛ × ×
=
180 sin
180 cos
π θ
π θ
N y
N x
x adalah untuk mencari titik x pada grafik polar dan y adalah untuk mencari titik y
pada grafik polar, jika titik x dan titik y sudah didapat maka titik koordinat data pada
BAB IV
ANALISA DAN PENGAMATAN
Bab ini akan membahas mengenai pengamatan perangkat keras, hasil
pengambilan data dari sistem penggambar pola radiasi cahaya LED dan pengamatan
software.
4.1 Perangkat keras
Sensor LDR
Motor stepper penggerak sensor
Tempat LED yang akan di analisa
Gambar 4.1 gambar perangkat keras
Gambar 4.1 merupakan gambar perangkat keras yang berfungsi sebagai pemberi
masukan data kepada komputer, kemudian data yang diperoleh akan dihitung oleh
komputer untuk digambarkan pola radiasinya. Di dalam perangkat keras tersebut
setiap sudut dari LED. Pada perangkat keras ini LDR lah memutari setiap 1.8 derajat
dari sudut 0 sampai sudut 180 dari LED. LDR digerakkan oleh motor stepper yang
didriver oleh ULN 2004. Sedang LED diletakkan pada tegak lurus terhadap sensor
LDR. Wadah dari perangkat, setiap sisi dalamnya telah di lapisi dengan warna hitam
untuk menghindari interferensi cahaya yang terpantul.
Gambar 4.2 gambar port printer hardware
Untuk koneksi ke komputer, hardware menggunakan port printer yang terpasang
pada kotak penggambar pola gambar 4.2. Sedangkan semua rangkaian analog
Tranformator
Rangkaian utama penggambar pola radiasi LED
Rangkaian penurun tegangan
Gambar 4.3 rangkaian di dalam hardware
4.2 Analisa radiasi tehadap LED
LED pertama adalah bentuk yang biasa di pasaran adalah bentuk silinder
dengan kepala bulat 5mm seperti pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 LED pertama
LED yang dianalisa adalah LED dengan warna putih. Pada percobaan ini dicoba 3
adalah seperti pada gambar 4.5 . Setelah dilakukan 3 percobaan terhadap LED dengan
bentuk dan warna yang sama didapatkan hasil yang hampir sama pula dengan titik
maksimum yang sama.
Percobaan 1 LED pertama
Percobaan 3 LED pertama
Gambar 4.5 pola radiasi LED pertama
Gambar 4.5a Pola radiasi pada data sheet
Gambar 4.5a adalah gambar pola radiasi LED yang terbentuk pada data sheet. Pada
gambar 4.5 posisi LED pada saat di ukur tidak berada pada tengah terhadap sensor
sehingga gambar terlihat miring ke kiri. Lebar radiasi yang terbentuk adalah 10
LED yang kedua gambar 4.6 adalah LED dengan bentuk sama pada LED
pertama dengan diameter 5mm hanya pada kepala nya mempunyai bentuk datar.
Gambar 4.6 LED kedua
LED ini mempunyai warna kaca putih dengan nyala biru, pada percobaan ini dicoba 3
LED dengan bentuk dan warna yang sama, pola yang terbentuk pada komputer adalah
seperti gambar 4.7 sebelah kiri.
Gambar 4.7 pola radiasi LED kedua
Terlihat bahwa gambar yang dihasilkan oleh alat tidak 100 persen sama
dengan data sheet LED ini. Ini bisa di sebabkan oleh intensitas LED yang sangat
kecil sehingga gambar terlihat kotak-kotak, tetapi secara dasar pola radiasi nya
LED yang ketiga adalah LED dengan bentuk sama dengan LED pertama
dengan lebar 5mm hanya saja warna LED yang kelima adalah biru seperti pada
gambar 4.8.
Gambar 4.8 gambar LED ketiga
Pada percobaan ini dicoba 3 LED dengan bentuk dan warna yang sama dan LED ini
mempunyai bentuk radiasinya adalah seperti pada gambar 4.9.
Gambar 4.10 pola radiasi pada data sheet.
Pada LED ketiga terlihat bahwa radiasi yang terbentuk menyerupai dengan bentuk
radiasi pada LED yang pertama hanya saja besar dari pola yang terbentuk lebih kecil
dari pada pola pada LED yang pertama dan data sheet juga mempunyai bentuk pola
yang sama seperti gambar 4.10. Intensitas dan warna cahaya tidak sangat
mempengaruhi bentuk dari pola yang dihasilkan. Bentuk dari lensa dan reflektor LED
lah yang mempengaruhi bentuk pola radiasi cahaya LED, didapat dari percobaan 3
buah LED dengan bentuk dan warna yang sama.
LED keempat gambar 4.11 adalah LED dengan bentuk kotak persegi panjang
Gambar 4.11 LED keempat
LED ini mempunyai warna kaca putih bening dengan nyala warna merah terang
setelah dianalisa maka didapatkan bentuk pola radiasi seperti pada gambar 4.12
dibawah ini.
Gambar 4.12 pola radiasi LED keempat
Pada LED keempat produsen tidak menyertakan pola radiasi LED pada data sheet
LED kelima adalah bentuk yang biasa kita temui di pasaran adalah bentuk
silinder dengan kepala bulat seperti pada gambar 4.13 tetapi dengan ukuran lensa
yang lebih besar daripada LED pertama.
Gambar 4.13 LED kelima
Sebenarnya LED ini mempunyai bentuk lensa yang sama dengan LED yang pertama
silinder dengan kepala bulat. Tetapi ukurannya tiga kali lebih besar dari pada LED
pertama, lensa berwarna putih bening dengan nyala berwarna biru. Pola radiasi tidak
jauh berbeda gambar 4.14 dengan LED yang pertama. hanya besar intensitasnya saja
Gambar 4.14 pola radiasi LED kelima
Pada LED kelima ini produsen LED juga tidak menyertakan pola radiasi LED pada
data sheet nya. Radiasi LED ini juga hampir sama dengan LED pertama dengan
ujung yang melancip tetapi pada pojok bawah kiri dan pojok bawah kanan LED jika
LED pertama pancarannya meninggi, maka LED keempat ini mempunyai pancaran
4.3 Software hasil rancangan
Bagian pertama dari software adalah menu utama yang bentuk jadinya adalah
ditunjukan gambar 4.15.
Gambar 4.15 Menu utama
Saat pertama kali software di jalankan maka form menu utama yang keluar. Pada
kolom Warna LED dan Bentuk LED diisi sesuai dengan data LED yang akan di
analisa kemudian jika LED yang sudah diletakkan pada tempatnya dan juga kabel
paralel sudah terpasang maka tombol Baca pada software di tekan. Pada kolom Data
ke dan Data masukan adalah kolom status dari pembacaan data oleh software.
Tombol Cancel adalah tombol darurat untuk menghentikan peritungan jika terjadi hal
yang kurang diinginkan. Tombol Cancel berguna untuk menghentikan dan
tombol Grafik akan aktif. Jika tombol Grafik ditekan maka form grafik akan
dimunculkan seperti gambar 4.16.
Gambar 4.16 form grafik
Ini adalah form grafik dimana grafik dari radiasi cahaya LED yang diukur di
tampilkan, di form ini terdapat tiga tombol yaitu print screen, hapus data dan data
image yang nantinya dapat cetak, tombol hapus data adalah tombol untuk kembali ke
form utama dan menghapus data yang tadi telah didapatkan. Dan yang terakhir adalah
tombol data intensitas yang jika di klik akan muncul form yang terakhir yaitu form
intensitas berisikan tentang data intensitas LED tiap derajatnya Gambar 4.17.
Gambar 4.17 form data intensitas
Pada form terakhir ini hanya ada satu tombol yaitu tombol kembali yang berguna
4.4 Analisa alat
Pada alat penggambar pola radiasi ini terdapat kekurangan yaitu untuk
menggambar pola radiasi LED dengan intensitas yang kecil, alat ini kurang mampu
membacanya. Ini diakibatkan oleh jarak antara LED dengan sensor pembaca yang
masih terbilang jauh, penyelesaian nya adalah dengan memperkecil jarak antara LED
dengan sensor sehingga LED dengan intensitas yang kecil pun dapat digambarkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pola radiasi cahaya yang terbentuk oleh LED sangat dipengaruhi
oleh bentuk dari lensa pada LED itu sendiri, jika bentuk dari LED adalah
sama maka dapat dibilang bahwa gambar radiasi yang akan terbentuk hampir
sama. Sedang perbedaan intensitas juga mempengaruhi bentuk pola radiasi,
tetapi hanya pada besar gambar pola saja tidak bentuk dasarnya. Alat ini
dapat menggambar pola radiasi yang sama dengan data pada data sheet,
dengan nilai intensitas yang menengah ke atas. Pada intensitas yang kecil
dan sangat kecil alat ini kurang akurat menampilkan pola radiasi LED.
5.2. Saran
Dari perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah dibuat,
masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk menghindari hal yang sama
disarankan untuk memperhatikan hal-hal berikut dalam pembuatan
Penggambar Pola Radiasi Cahaya LED Berbasis Komputer :
1. Pemasangan LED yang kurang baik pada alat ukur dapat
mengakibatkan letak pola yang tergambar kurang presisi.
2. Kalibrasi alat yang lebih detail dapat membuat alat ini lebih
DAFTAR PUSTAKA
Allegro, 2000, 2003 thru 2024 Data sheet
Halvorson, Michael, Alih bahasa : Adi kurniadi, 2000, Microsoft Visual Basic 6.0,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Pandia, Henry, 2002, “Visual Basic 6 Tingkat Lanjut” ,Penerbit Andi,
Yogyakarta, Elex Media Komputindo, Jakarta
Adianto, Pertrus, 2000, “Pengukur Kuat Penerangan Berbasis AT89C51
Mikrokontroller”, , Elex Media Komputindo, Jakarta
Leo, Payana, 2000, “Stepper Mottor Controller Trough Internet”,
Bruce, Fredderick, Wallace, David L, “Thecnical Phisics” ,fourt edition
Measurement System for Light Emitting Diodes, OPTRONIC
LABORATORIESHttp://www.beyondlogic.org/spp/parallel.htm
(diakses 3 juni 2006)
Light Measurement Specialists, OPTRONIC LABORATORIES
Http://www.beyondlogic.org/spp/parallel.htm, “Interfacing the Standard Parallel
St an dar d LED Lam ps
Rec t an g u l ar Typ es
Chip Absolute Maximum
Ratings Electro-optical Data(At 20mA) Vf (V) Iv (mcd) Package Part No.
Material/ Emitted Color
Peak Wave Length
λ p (nm)
Lens
Appearance λ (nm) Pd (mw) If (mA) Peak
(mA) Typ Max Typ.
Viewing Angle 2θ 1/2 (deg)
Drawing No.
BL-R1131 GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 0.6 BL-R5131 GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4531 GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 BL-R2131 GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 7.0 BL-R3131 GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 6.0 BL-R4131 GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 2.0x4.0x
7.0mm 1.0" Lead Rectangular
Flangeless
BL-R9131 GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 1.0
120 L-064
BL-R1131A GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 0.6 BL-R5131A GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4531A GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 BL-R2131A GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 7.0 BL-R3131A GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 6.0 BL-R4131A GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 2.0x2.0x
7.0mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9131A GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 1.0
120 L-065
BL-R1131B-T GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 1.0 BL-R5131B-T GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.6 BL-R4531B-T GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 9.0 BL-R2131B-T GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 9.0 BL-R3131B-T GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 8.0 BL-R4131B-T GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 9.0 1.8x4.0x
7.0mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9131B-T GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 1.5
120 L-066
BL-R1131C GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 0.4 BL-R5131C GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.8 BL-R4531C GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 4.0 BL-R2131C GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 4.0 BL-R3131C GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 3.5 BL-R4131C GaAsP/GaP / Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 4.0 2.0x3.6x
5.5mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9131C GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 0.3
120 L-067
BL-R1421D GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 1.6 BL-R5421D GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 6.0 BL-R4621D GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Trans
45 80 30 150 2.0 2.6 12.0 BL-R2421D GaP/GaP/ Green 568 Green Trans 30 80 30 150 2.2 2.6 12.0 BL-R3421D GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Trans 35 80 30 150 2.1 2.6 10.0 BL-R4421D GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Trans 25 80 30 150 2.0 2.6 12.0 1.3x4.0x
4.0mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9421D GaP/GaP / Pure Green 555 Green Trans 30 80 30 150 2.2 2.6 1.0
80 L-068
BL-R1131E-T GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 1.0 BL-R5131E-T GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.5 BL-R4531E-T GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 10.0 BL-R2131E-T GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 10.0 BL-R3131E-T GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 9.0 BL-R4131E-T GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 10.0 1.8x3.8x
5.2mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9131E-T GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.6
120 L-069
BL-R1121F GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 0.4 BL-R5121F GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.6 BL-R4521F GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Di ffused
45 80 30 150 2.0 2.6 3.0 BL-R2121F GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 3.0 BL-R3121F GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 2.5 1.9x3.1x
4.0mm 0.5" Lead Rectangular
BL-R4121F GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 3.0
120 L-070
BL-R1421G GaAsP/GaAs/ Red 655 40 80 40 200 1.7 2.0 0.5 BL-R5421G GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.6 BL-R4621G GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635
Red Trans
45 80 30 150 2.0 2.6 3.5 BL-R2421G GaP/GaP/ Green 568 Green Trans 30 80 30 150 2.2 2.6 3.5 1.2x3.4x
4.0mm 0.5" Lead Rectangular
BL-R3421G GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Trans 35 80 30 150 2.1 2.6 3.0
60 L-071
St an dar d LED Lam ps
Rec t an g u l ar Typ es
Chip Absolute Maximum Ratings Electro-optical Data(At 20mA) Vf (V) Iv (mcd) Package Part No.
Material/ Emitted Color Peak Wave Length λp (nm) Lens Appearance ∆λ (nm) Pd (mw) If (mA) Peak
(mA) Typ Max Typ. Viewing
Angle
2θ 1/2 (deg)
Drawing No.
BL-R5141H GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4541H GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 4.0 BL-R2141H GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 4.0 BL-R3141H GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 3.0 BL-R4141H GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 4.0 1.7x4.0x
6.9mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9141H GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.5
140 L-072
BL-R5131K GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.6 BL-R4531K GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 2.0 BL-R2131K GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 2.0 BL-R3131K GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 1.5 BL-R4131K GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 2.0 1.4x4.7x
5.1mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9131K GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.3
120 L-073
BL-R5331T GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 20.0 BL-R4331T GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 45 80 30 150 2.0 2.6 50.0 BL-R2331T GaP/GaP/ Green 568 30 80 30 150 2.2 2.6 50.0 BL-R3331T GaAsP/GaP/ Yellow 585 35 80 30 150 2.1 2.6 45.0 BL-R8331T GaAsP/GaP/Amber 610 35 80 30 150 2.0 2.6 45.0 2.0x4.0x
5.0mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9331T GaP/GaP/ Pure Green 555
Water Clear
25 80 30 150 2.2 2.6 10.0
85 L-074
BL-R5122 GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 2.0 BL-R4522 GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 3.0 BL-R2122 GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 3.0 BL-R3122 GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 2.5 BL-R4122 GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 3.0 2.0x5.0x
7.8mm 0.5" Lead Rectangular
BL-R9122 GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 0.6
140 L-075
BL-R5132 GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 6.0 BL-R4632 GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 10.0 BL-R2132 GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 10.0 BL-R3132 GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 8.0 BL-R4132 GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 10.0 2.0x5.0x
7.8mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132 GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 1.5
120 L-076
BL-R5132A-T GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 3.0 BL-R4532A-T GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 12.0 BL-R2132A-T GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 12.0 BL-R3132A-T GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 10.0 BL-R4132A-T GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 12.0 2.0x5.0x
7.5mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132A-T GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 1.5
130 L-077
BL-R5132B GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.8 BL-R4532B GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 5.0 BL-R2132B GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 5.0 BL-R3132B GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 4.0 2.0x5.0x
7.5mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R4132B GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 0.4
120 L-078
BL-R5132C GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.8 BL-R4532C GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 4.0 BL-R2132C GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 4.0 2.5x5.1x
5.4mm 1.0" Lead
Rectangular BL-R3132C GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 3.0
130 L-079
Remark: 1.Hi-Eff Red / High-Efficiency Red. 2. Trans / Transparent.
3. 2θ 1/2 The off-axis angle at which the luminous intensity is half the axial luminous intensity.
St an dar d LED Lam ps
Rec t an g u l ar Typ es
Chip Absolute Maximum Ratings Electro-optical Data(At 20mA) Vf (V) Iv (mcd) Package Part No.
Material/ Emitted Color Peak Wave Length λp(nm) Lens
Appearance ∆λ (nm) Pd (mw) If (mA) Peak
(mA) Typ Max Typ. Viewing
Angle
2θ 1/2 (deg)
Drawing No.
BL-R5132D GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4532D GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 BL-R2132D GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 7.0 BL-R3132D GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 6.0 BL-R4132D GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 2.6x5.0x
8.5mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132D GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.5
130 L-080
BL-R5132E GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.8 BL-R4532E GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 BL-R2132E GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 7.0 BL-R3132E GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 6.0 BL-R4132E GaAsP/GaP / Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 2.5x5.0x
8.7mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132E GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.5
130 L-081
BL-R5132F GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.2 BL-R4132F GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 5.0 BL-R2132F GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 5.0 BL-R3132F GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 4.5 BL-R8132F GaAsP/GaP/ Amber 610 Orange Diffused 35 80 30 150 2.0 2.6 4.5 3.0x5.0x
10mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132F GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.8
125 L-082
BL-R5132H GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.6 BL-R4532H GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 5.0 BL-R2132H GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 5.0 BL-R3132H GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 4.5 BL-R4132H GaAsP/GaP / Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 5.0 2.0x5.0x
7.8mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132H GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 0.8
125 L-083
BL-R5132J GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4532J GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 6.0 BL-R2132J GaP/ GaP Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 6.0 BL-R3132J GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 5.0 BL-R4132J GaAsP/GaP / Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 6.0 2.4x5.0x
8.4mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132J GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 0.6
125 L-084
BL-R5132K GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.0 BL-R4532K GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 BL-R2132K GaP/ GaP Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 7.0 BL-R3132K GaAsP/ GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 6.0 BL-R4132K GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 7.0 2.1x6.9x
7.7mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132K GaP/GaP / Pure Green 555 Green Diffused 25 80 30 150 2.2 2.6 0.6
125 L-085
BL-R5132L GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.6 BL-R4532L GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 4.0 BL-R2132L GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 4.0 BL-R3132L GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 3.0 2.4x4.8x
4.6mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R4132L GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 0.6
125 L-086
BL-R5122N GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 0.7 BL-R4522N GaAsP/GaP/Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 4.5 BL-R2122N GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 4.5 2.0x5.0x
7.0mm 0.5" Lead
Rectangular BL-R3122N GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 3.5
140 L-087
Remark: 1.Hi-Eff Red / High-Efficiency Red. 2. Trans / Transparent.
St an dar d LED Lam ps
Rec t an g u l ar Typ es
Chip Absolute Maximum Ratings Electro-optical Data(At 20mA) Vf (V) Iv (mcd) Package Part No.
Material/ Emitted Color Peak Wave Length λp (nm) Lens
Appearance ∆λ (nm) Pd (mw) If (mA) Peak
(mA) Typ Max Typ. Viewing
Angle
2θ 1/2 (deg)
Drawing No.
BL-R5132R GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.2 BL-R4532R GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 8.0 BL-R2132R GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 8.0 BL-R3132R GaAsP/GaP/ Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 7.0 BL-R4132R GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 8.0 1.9x5.0x
6.8mm 1.0" Lead Rectangular
BL-RX1132R GaP/GaP/ Hi-Eff Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 12.0
140 L-088
BL-R5432T GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 30.0 BL-R4632T GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Trans 45 80 30 150 2.0 2.6 80.0 BL-R2432T GaP/GaP/ Green 568 Green Trans 30 80 30 150 2.2 2.6 80.0 BL-R3432T GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Trans 35 80 30 150 2.1 2.6 70.0 BL-R4432T GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Trans 45 80 30 150 2.0 2.6 80.0 2.4x5.0x
8.6mm 1.0" Lead Rectangular
BL-RX1432T GaP/GaP/ Hi-Eff Green 568 Green Trans 30 80 30 150 2.2 2.6 100
40 L-089
BL-R5322U GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 2.5 BL-R4322U GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 45 80 30 150 2.0 2.6 12.0 BL-R2322U GaP/GaP/ Green 568 30 80 30 150 2.2 2.6 12.0 BL-R3322U GaAsP/GaP / Yellow 585 35 80 30 150 2.1 2.6 11.0 BL-R8322U GaP/GaP/ Amber 610 35 80 30 150 2.0 2.6 10.0 1.9x4.9x
7.8mm 0.5" Lead Rectangular
BL-R9322U GaP/GaP/ Green 555
Water Clear
25 80 30 150 2.2 2.6 0.9
100 L-090
BL-R5132W GaP/GaP/ Bright Red 700 90 40 15 50 2.2 2.6 1.8 BL-R4532W GaAsP/GaP/ Hi-Eff Red 635 Red Diffused 45 80 30 150 2.0 2.6 6.0 BL-R2132W GaP/GaP/ Green 568 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 6.0 BL-R3132W GaAsP/GaP / Yellow 585 Yellow Diffused 35 80 30 150 2.1 2.6 5.0 BL-R4132W GaAsP/GaP/ Orange 635 Orange Diffused 25 80 30 150 2.0 2.6 6.0 2.0x5.03x
7.2mm 1.0" Lead Rectangular
BL-R9132W GaP/GaP/ Pure Green 555 Green Diffused 30 80 30 150 2.2 2.6 0.7