• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP NILAI PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP CITRA PT.POS SEBAGAI PENYEDIA JASA KURIR: Survei Pada Pelanggan EMS PT.Pos Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP NILAI PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP CITRA PT.POS SEBAGAI PENYEDIA JASA KURIR: Survei Pada Pelanggan EMS PT.Pos Kota Bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

vi 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 1.3.1 Tujuan Penelitian... 1.3.2 Kegunaan Penelitian...

(2)

vii 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.………...

3.5.1 Populasi... 3.5.2 Sampel... 3.5.3 Teknik Sampling... 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas………..

3.7.1 Hasil Pengujian Validitas…... 3.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Reliabilitas……... 3.7.3 Teknik Analisis Data………... 3.7.4 Estimasi dan Pengujian Model Struktural…...

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pasar global yang diwarnai dengan berbagai bentuk kesepakatan perdagangan, baik ditingkat liberal, regional maupun multilateral membawa dampak positif dalam menghilangkan berbagai hambatan perdagangan antar negara. Kondisi ini berpengaruh langsung terhadap semakin luas dan berkembang pesat jejaring perusahaan jasa multinasional, yang mengakibatkan liberalisasi usaha pelayanan jasa dunia. Tahun 2011 Indonesia akan menghadapi pemberlakuan ACFTA (Asean-China Free Trade Area) mengakibatkan banyaknya arus barang yang keluar masuk dari satu negara ke negara lain, ini menyebabkan berkembangnya industri kurir di seluruh dunia untuk memperlancar arus barang. ( www.economy.okezone.com, akses: pukul 19:44 WIB, Rabu 20 April 2011)

(4)

persen dibanding periode yang sama tahun 2010. (www.bps.go.id, akses: pukul 16:00, Rabu 13 April 2011). Meningkatnya nilai ekspor, menjadi pertanda mulai membaiknya roda ekonomi di Tanah Air.

Perekonomian yang semakin membaik menyebabkan industri jasa pengiriman barang berkembang cepat, terlihat dari gambar di bawah ini. Menurut Asperindo, rata-rata pertumbuhan industri kiriman tiap tahun bertambah 10% (dppasper@indo.net.id, akses: pukul 11:06, Senin 17 Januari 2011 ). Omzet industri ekspedisi setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tahun 2006 pendapatan industri ekspedisi sebesar Rp.68,07 trilliun, tahun 2007 Rp.75,56 triliun, tahun 2008 Rp.84,25 triliun, tahun 2009 Rp.93,73 triliun, dan tahun 2010 Rp.104,39 triliun (www.wartaekonomi.com, akses: pukul 22:00, Senin 10 Januari 2011). Berkembangnya industri pengiriman barang disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan jasa pengiriman barang. Hal tersebut dapat dilihat di dalam Tabel 1.1 yang menjelaskan tentang permintaan pasar terhadap jasa Ekspress di Indonesia.

Tabel 1.1

Produksi Permintaan Pasar Jasa Ekspres Indonesia menurut Jenis Tahun Dokumen Paket

2004 536.737.431 1.495.197.130

2005 610.834.459 1.495.197.130

2006 669.552.537 1.701.610.278

2007 753.212.854 1.865.098.495

2008 843.598.396 2.350.024.104

2009 911.086.268 2.538.026.032

Sumber: Asperindo 2010

(5)

2004-2008 berjumlah 22 perusahaan. Ini membuktikan bahwa begitu cepatnya perkembangan industri jasa pengiriman barang (Laporan Tahunan Asperindo 2010).

Di Indonesia sebelum adanya UU Pos No.38 Tahun 2009, jasa pengiriman dimonopoli oleh PT.POS (Persero) karena diberlakukannya UU No.6 Tahun 1984, tetapi semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan pelanggan akan pelayanan yang prima, PT.POS mulai mengalami kemunduran karena diberlakukannya UU Pos No.38 tersebut yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pos boleh dilaksanakan oleh PT.Pos, BUMS, BUMD, dan koperasi sehingga tidak adanya monopoli oleh PT.POS.

Menurut Lyster Marpaung (http://waspada.co.id, akses: pukul 06:19 WIB, Sabtu 31 Juli 2010) mengemukakan hasil penelitian, secara statistik operator pos mengalami penurunan pangsa pasar dalam hal volume selama dekade yang lalu (1998-2008) dari 93% menjadi 85% untuk surat pos, dan dari 30% menjadi 26% untuk layanan ekspres dan paket pos. Penurunan pendapatan terjadi dari 93% menjadi 85% untuk surat pos, selanjutnya dari 19% menjadi 16% untuk layanan ekspres dan paket pos, ini terjadi seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan munculnya berbagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa kurir. Pos dunia yang mengalami penurunan berdampak pula kepada PT.POS Indonesia, hal ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah produksi perposan.

(6)

(EMS dan Experess Post) dan paket pos luar negeri. Tabel 1.2 menunjukkan terjadinya penurunan produksi PT.Pos pada tahun 2009 di hampir semua jenis kecuali untuk pengiriman surat kilat khusus dalam negeri dan pos ekpress. Penurunan paling tajam terjadi pada produksi surat biasa yang dalam periode 2006-2009 menurun rata-rata 56% pertahun. Sementara penurunan produksi surat kilat dan paket biasa yang juga menjadi andalan jasa PT.Pos, penurunannya pada periode yang sama mencapai 20,2% dan 55,5% pertahun.

Tabel 1.2

Produksi Perposan Indonesia Tahun2005-Semester I 2010

No Produksi Pos

Sumber: Ditjen Postel *Sampai Juni 2010

(7)

Produksi pos ke luar negeri, trend penurunan kemungkinan masih akan terjadi pada tahun 2010 khususnya untuk produksi express pos dan paket pos (biasa maupun cepat). Jika dilihat trend penurunan yang terjadi pada produksi paket, persaingan pada bisnis jasa kurir dan logistik diduga menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan ini. Selain faktor-faktor tersebut, masalah BUMN juga menjadi faktor-faktor yang menyebabkan masalah pada PT.POS Indonesia.

Menurut Riant Nugroho (2008:37-39) mengemukakan masalah yang sering dihadapi oleh BUMN yaitu sebagai berikut: 1) Inefisiensi, kelebihan karyawan, dan produktivitas rendah, 2) Kualitas barang dan jasa rendah, 3) Rugi berkelanjutan dan peningkatan utang, 4) Tidak responsif terhadap kebutuhan publik karena lemah dalam proses pengambilan keputusan, 5) Ketiadaan dana untuk memenuhi kebutuhan modal investasi, 6) Integrasi vertikal secara berlebihan, 7) Beragam tujuan dan saling bertentangan, 8) Misi lembaga salah arah dan tidak relevan, 9) Pemanfaatan dan kinerja aset yang tidak aktual, 10) Praktek-praktek ilegal.

(8)

Menurut Direktur Utama Posindo Alinafah serbuan pesaing dan maraknya produk berbasis teknologi mengancam bisnis PT Pos Indonesia yang masih berbasis physical delivery. Selain masalah tersebut, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu kinerja perusahaannya, keluhan tentang layanan pos bermunculan, mulai dari tidak ramah, lamban, tidak dapat diandalkan, dan mahal.

Pos menghadapi ancaman dari tiga macam perkembangan yang tampaknya tidak dapat dihindari yaitu alternatif jasa elektronik, pelanggan yang lebih menuntut dan deregulasi. Penggunaan Internet dan mobile phone yang mendorong komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS) berdampak pada bisnis jasa pengiriman pos, dampak dari kemajuan TI juga dihadapi banyak kantor pos di dunia. Beberapa perusahaan jasa pengiriman pos ternama seperti US Postal Service (Amerika Serikat), Consognia (Inggris), La Poste (Prancis), Correo Argentino dan Posten AB (Swedia) mengumumkan kerugian yang sangat signifikan selama beberapa tahun terakhir. Alasan mereka sama yaitu terimbas kemajuan teknologi. ( http://www.swa.co.id, akses:pukul, Minggu 9 Desember 2007 )

(9)

pengiriman uang lewat wesel. Ketika terjadi pasar bebas, perusahaan pengiriman barang asing mulai beroperasi di Indonesia. Dengan iklan yang gencar di media massa, perusahaan jasa pengiriman barang ini berhasil mengambil pasar PT.Pos Indonesia dalam dan luar negeri. (Majalah Marketplus Juni-Juli 2009)

I Ketut Marjana Dirut PT.POS memaparkan, saat ini persaingan di bisnis logistik semakin tinggi. Setidaknya ada 900 perusahaan swasta yang menjalankan bisnis sama dengan PT Pos. Belum lagi aktivitas biro perjalanan yang secara ilegal menjalankan usaha pengiriman dokumen. Monopoli usaha jasa perposan memang sudah tak lagi dimiliki PT Pos setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 38 tahun 2009 persaingan di perusahan perposan semakin berkembang. (www.kabarbisnis.com, Pukul 17:27, Rabu 22 Desember 2010). Pos Indonesia ternyata tidak mampu bersaing dengan perusahaan-perusaahn baru.

Tabel 1.3

Asperindo 2.507.477.046 2.883.598.602 3.171.858.462 3.489.044.308 3.837.948.738 Non

Asperindo

938.607.068 985.537.421 995.091.163 1.005.042.074 1.105.546.281

Pos Indonesia

2.089.337.250 2.193.804.113 2.143.184.524 2.654.502.976 2.919.953.273

Sumber: Asperindo, 2010

Citra PT.POS sebagai penyedia jasa kurir kurang begitu baik, terlihat dari Tabel 1.3 market share PT.POS yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan penyedia jasa kurir lainnya. Selain market share diatas, citra PT.POS sebagai penyedia jasa kurir tidak terlalu baik, tidak masuknya PT.POS dalam

Indonesia Most Recomended Logistic Provider 2010 untuk courier and Express

(10)

Caraka, dan 8) Cardig. (Majalah SWA, 23 September 2010). Perusaahaan lokal yang berhasil menguasai pasar antara lain Tiki, JNE, dan Caraka. Sedangkan dari mancanegara datang perusahaan besar seperti DHL Express, Fedex, dan TNT. DHL, yang telah 35 tahun berada di pasar Indonesia, dan mengklaim sebagai pemimpin pasar pengiriman ekspres internasional (http://majalah.tempointeraktif.com,5 Januari 2009).

Faktor-faktor di atas membuktikan begitu berkembangnya industri kurir di Indonesia dan menyebabkan menurunnya pendapatan yang diperoleh PT.Pos Kota Bandung.

Tabel 1.4

Pendapatan Usaha PT.POS Kota Bandung Tahun 2000-2007 (dalam Milyar Rupiah)

Tahun Pendapatan Usaha

2000 909.807.689.774,-

2001 1.055.532.365.490,-

2002

1.074.762.170.673,-2003 1.049.280.985.790,-

2004 1.231.056.626.049,-

2005 15.889.742.627

2006 29.998.426.825

2007 15.684.647.108

Sumber: laporan keuangan PT.Pos Kota bandung

(11)

yang signifikan baik terhadap bisnis manufaktur maupun penyedia jasa. (Zeithaml 2009:528)

Menurut Wiwin Sabariah Mail Counter SPv PT.Pos Kota Bandung, untuk saat ini produk pos yang mengalami penurunan drastis yaitu perangko dan EMS. Untuk EMS, corporate jarang yang berlangganan menggunakan EMS dikarenakan tarif yang naik setelah tidak diberlakukannya diskon, waktu tempuh yang sangat lama, dan jaringan yang tidak terlalu luas menyebabkan barang sampai tidak pada waktunya, sedangkan mereka membutuhkan jasa yang sangat cepat dalam mengirimkan barang (wawancara, Sabtu 12 Pebruari 2011). Hal-hal tersebut menyebabkan pengguna jasa EMS banyak yang tidak puas terhadap layanan yang diberikan, ini terlihat dari banyaknya pengaduan dari pengguna jasa EMS. Dari bagian customer service diperoleh 146 pengaduan pengguna jasa EMS dari tahun 2010 sampai dengan Maret 2011, pengaduan yang dilakukan dikarenakan keterlamabatan barang sampai pada tujuan. Ketidakpuasan pelanggan berdampak terhadap citra PT.POS dan ini menyebabkan terjadinya penurunan pada pendapatan EMS Kota Bandung. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1.5

Pendapatan EMS Tahun 2009-2010 Kota Bandung

2009 2010

(12)

Untuk memperbaiki keadaan, PT.POS melakukan 3 strategi yaitu. Pertama, Pos Indonesia memodernisasi bangunan dan pelayanannya, baik di kantor pusat maupun di cabang. Selain itu, Pos Indonesia juga akan menambah titik-titik pelayanan sampai ke pelosok daerah. Kedua, membangkitkan kembali

brand image Pos Indonesia. Ketiga, memberikan pelayanan berbasis teknologi dan informasi (TI). (http://www.rakyatmerdekaonline.com/news, akses:pukul 00:07 WIB, Minggu 9 Januari 2011).

Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh PT.Pos memilki strategi jangka panjang dan jangka pendek. Strategi jangka pendek yang dilakukan adalah merebut pangsa pasar layanan sejenis dari pesaing melalui Market Follower Strategy. Startegi jangka panjang adalah menjadikan layanan PT.POS sebagai

Product Leader yang mampu membangun citra produk untuk membangun persepsi pelanggan terhadap layanan pos sehingga menjadikan flag carrier dan

cash cow bagi korporat melalui Market Leader Strategy.

Tabel 1.6

STRATEGY, OBJECTIVE, TARGET DAN PROGRAM KERJA

STRATEGY,

• Perumusan komitmen: same boat, same team, same goals.

• Perumusan nilai-nilai:save our mail, save our customer, save our company • Rekruitmen, training dan pengembangan inovasi (terinspirasi karena bekerja) • Meningkatkan spirit dan skill

Pay for performance (tunjangan kinerja) • Pakaian seragam untuk pegawai Memanage Biaya

Meningkatkan produktivitas

• Pengembangan IT Support untuk operasi.

Delivery Process Improvement (SDM, Alat dan Proses).

Supply chain, facility and transportation management (rekayasa seal pengaman, kantung, manajemen pick up, dsb.)

• Pengembangan sistem operasi (dokumen,juklak/juknis, e-mail, irc, track and trace berbasis web dsb.)

Best practice standardization (menetapkan fleksibilitas kepastian operasi). Meningkatkan program-program di atas akan membantu meningkatkan mutu layanan

(13)

Layanan

Timely, Reliable delivery

Pasar Ritel).

• Memperbaiki sistem operasi collecting process dan delivery report di Pusat Layanan Bisnis (Penggarapan Pasar Korporat)

• Meningkatkan akses customer atas informasi yang relevan, akurat dan timely. • Penggunaan basis data alamat dan program-program perbaikan kualitas alamat Pertumbuhan

Pendapatan

Meningkatkan

kemampuan mengcover biaya

• program-program di atas akan membantu menumbuhkan pendapatan

• Meningkatkan analisis atas pelanggan, penjualan dan customer relationship management

• Mengembangkan produk/layanan baru sesuai customer needs dan menambah

value pada core business (track and trace berbasis id customer, track and trace via sms dll).

• Mengembangkan pricing tools yang simple dan menggalakkan efisiensi. • Bekerjasama dengan pihak ketiga dan sector swasta (retail partnership) Perbaikan

Berkelanjutan

Meningkatkan value

• perbaikan terus menerus dari program-program di atas akan membantu meningkatkan kredibilitas layanan pos express dan sebuah organisasi usaha yang result oriented

• Meningkatkan hasil bagi seluruh stakeholders

• Menyediakan data yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada pengambil keputusan.

Sumber: http://www.posindonesia.co.id/ubisnis.

Berdasarkan Tabel 1.6, dapat kita ketahui dengan meningkatkan kualitas sistem penyampaian jasa akan menciptakan nilai yang ingin dicapai oleh PT.POS yaitu menjadi Indonesia Leader in Mail logistic and financial service. Salah satu upaya untuk menciptakan, memperhatikan dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan adalah dengan memberikan jasa yang berkualitas secara konsisten dan nilai yang lebih baik pada setiap kesempatan serta memberikan jasa yang lebih unggul dari pesaing. Menurut Wiwin Sabariah Mail Counter Spv, layanan yang diberikan PT.POS pada produk EMS dahulu berbeda dengan layanan yang diberikan saat ini kepada pelanggan EMS, pada waktu sebelumnya tidak adanya layanan track and trace atau layanan untuk melacak kiriman sudah sampai atau belum dan jaringan negara yang kurang.

(14)

membuka alur pelayanan di bandara-bandara, dan menambah jaringan negara tujuan EMS yang awalnya tidak tersedia sekarang menjadi tersedia. (Wawancara, Kamis 26 Mei 2010). Dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa adalah jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived value).( Zeithaml, Bitner, dan Gremler; 2009:32)

Penciptaan nilai pelanggan yang unggul merupakan elemen kunci bagi keberhasilan perusahaan. Customer value leads to competitive advantage (Woodruff; 1997 dalam Graham, et al; 2007:345), Christopher (1996, p. 58) dalam Rene, et al (2009:651) “[. . .] customer value is created when the perceptions of benefits received from the transaction exceed the costs of

ownership.”. Nilai pelanggan yaitu perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang sudah dilakukan pelanggan. Nilai pelanggan dikaitkan dengan penggunaan produk atau jasa. Menurut Cronin,et al (2000) dalam Graham,et al (2007) kualitas layanan yang baik akan meningkatkan nilai pelanggan. Zeithaml, Bitner, dan Gremier (2009:296) mendefinisikan nilai pelanggan sebagai penilaian keseluruhan pelanggan terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diberikan. Menciptakan nilai merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh PT.POS untuk melakukan perbaikan sehingga apa yang ditargetkan dalam strategi pemasaran bisa tercapai.

(15)

aliansi dengan Garuda Indonesia untuk jasa layanan kargo sehingga akan mempercepat proses penyampaian jasa. Salah satu layanan yang diberikan kepada pelanggan EMS yang dulu diberhentikan sekarang diberlakukan lagi yaitu memberikan diskon untuk korporat dan perorangan yang mengirimkan barang atau dokumen dalam jumlah besar akan diberikan diskon sesuai dengan aturan diskon yang sudah ditetapkan oleh PT.POS (sumber:Keputusan Direksi PT.POS Indonesia tentang diskon paket pos internasional dan EMS). Dalam meningkatan layanan PT.POS memiliki agen dibandara di Indonesia untuk mempermudah dalam penyaluran jasa layanannya. Dibandingkan dengan jasa layanan pengiriman barang lainnya, PT.POS memiliki keunggulan banyaknya kantor POS yang tersebar sampai ke kecamatan di seluruh Indonesia sehingga terjangkau oleh pelanggan yang berada dipelosok daerah. Harga yang ditawarkan oleh PT.POS lebih rendah dibandingkan dengan industri jasa pengiriman internasional swasta lainnya, sehingga dengan harga yang rendah layanan bisa sampai tepat waktu dan pelanggan akan merasa puas.

(16)

proporsi nilai. Meningkatkan kualitas layanan yang baik, akan membangun citra produk yang baik terhadap PT.POS sehingga strategi jangka panjang dari strategi pemasaran PT.POS bisa tercapai, dan pelanggan bisa melacak secara online ataupun mengriminkan SMS kepada PT.POS untuk mengetahui kirimannya sudah sampai ke tempat tujuan belum.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Nilai Pelanggan serta dampaknya terhadap Citra PT.POS sebagai penyedia Jasa Kurir (Survei Pada Pelanggan

EMS PT.Pos Kota Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat kita rumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana gambaran kualitas jasa dan nilai pelanggan pada pelanggan EMS PT.Pos Kota Bandung

2. Bagaimana gambaran citra EMS PT.Pos Kota Bandung

3. Bagaimana pengaruh kualitas jasa dan nilai pelanggan terhadap citra baik secara simultan maupun parsial.

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

(17)

1. Mengetahui gambaran kualitas jasa dan nilai pelanggan pada pelanggan EMS PT.Pos Kota Bandung

2. Mengetahuin gambaran citra EMS PT.Pos Kota Bandung

3. Mengetahui gambaran pengaruh kualitas jasa dan nilai pelanggan terhadap citra baik secara simultan maupun parsial terhapap pelangggan EMS PT.Pos Kota Bandung

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Kegunaan Akademis

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya peningkatan kualitas jasa dan nilai pelanggan terhadap citra pada PT.POS supaya bisa bersaing ditengah industri kurir yang sebagian besar pangsa pasarnya didominasi oleh perusahaan jasa pengiriman barang yang dimiliki oleh pihak swasta

b. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan penerapan teori yang diperoleh dalam perkuliahan.

2. Kegunaan Praktis

(18)

53 BAB III

SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dari PT.Pos Kota Bandung. Adapun variabel yang digunakan yaitu kualitas jasa(independent variabel/X), nilai pelanggan (intervening variable/Y), dan citra (dependent variable/Z). Objek yang akan diteliti yaitu pelanggan EMS pada PT.Pos kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

(19)

54

peningkatan layanan jasa dan nilai pelanggan berpengaruuh terhadap citra pelanggan EMS PT.Pos Kota Bandung.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptitif dan verifikatif

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan metode

explanatory survey. Metode deskriptif survey dan explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagain populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.3 Operasionalisasi variabel

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

62 3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara ataupun melalui kuesioner.

Tabel 3.2

Jenis data primer dan sumber data

Jenis Data Sumber Data

1. Tanggapan terhadap kinerja jasa kurir PT.Pos

2. Tanggapan terhadap nilai

pelayanan yang diperoleh pelanggan dari PT.Pos

3. Tanggapan kepuasan pelanggan terhadap PT.Pos

Jenis data Sekunder dan sumber data

Jenis data Sumber data

1. Jumlah perusahaan jasa industri kurir di Jawa Barat

2. Pendapatan PT.POS 3. Produksi Perposan

4. Perkembangan Industri Kurir di Indonesia

Asperindo JawaBarat

Laporan keuangan PT.Pos Ditjen Postel

Majalah

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.5.1 Populasi

(28)

63

adalah pelanggan dari PT.Pos yang berada di Kota Bandung. Jumlah poopulasi dari pengguna EMS setiap bulannya rata-rata yaitu berjumlah 1438 produksi.(Laporan Rekapitulasi Pendapatan EMS)

3.5.2 Sampel

Suharsimi (2008:109) mengemukakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel (Uma Sekaran 2006:123) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Jadi, sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Husein Umar (2008:59) mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bernaca-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus:

n = Dimana :

n = sampel N = populasi

e = taraf kesalahan

Adapun perhitungan jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian, yaitu:

Diketahui: N = 1438 e = 10% = 0,1

Maka, dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel:

2

1 Ne

(29)

64

=

+ ,

= ,

= 93,49

Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan rumus diatas 93,49 sampel dibulatkan menjadi 94 sampel. Pada saat penelitian nanti, jumlah sampel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 orang responden, agar penelitian ini menjadi fit, karena salah satu syarat data menjadi fit yaitu jumlah responden minimal 100 responden .

3.5.3 Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang menjadi pelanggan PT.Pos di Kota Bandung . Karena populasinya yang tersebar luas di seluruh wilayah kota Bandung, maka hanya sebagian wilayah dan penduduk saja yang akan dijadikan sampel, dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah penduduk kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010:82) dengan cara simple random sampling.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

(30)

65

a. Angket/ Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada responden tentang objek yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mencari data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti pada instansi (unit pelaksana teknis) terkait berupa catatan-catatan, laporan-laporan, serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

c. Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengalaman langsung pada objek yang diteliti.

d. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada nara sumber.

e. Studi literatur atau kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber yang dapat menunjang terhadap penelitian yang dilaksanakan.

3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Hasil Pengujian validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah Product Moment Correlation (Suharsimi Arikunto, 2008: 146)dengan formula sebagai berikut

(31)

66

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2008:245) dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r

Besar Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2008: 245)

(32)

67

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf kesalahan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf kesalahan α

= 0,05.

Profesionalism (bersikap profesional dalam melakukan transaksi)

1 Petugas memberi salam 0.826 0.431 Valid

2 Petugas menanyakan hal yang bisa dibantu 0.808 0.431 Valid

3 Keterampilan petugas melayani kebutuhan pelanggan 0.795 0.431 Valid

4 Petugas memberikan informasi tentang dokumen/paket kiriman

0.943 0.431 Valid

5 Petugas menjelaskan biaya kiriman setiap gram 0.842 0.431 Valid

6 Petugas memberitahukan berat dan biaya kiriman 0.808 0.431 Valid

7 Petugas memberikan bukti pembayaran 0.706 0.431 Valid

8 Kiriman sampai sesuai waktu yang dijanjikan 0.820 0.431 Valid

9 Menangani keluhan pelanggan dengan cepat 0.638 0.431 Valid

Avaliability (services/jasa yang tersedia)

1 EMS melayani pengiriman paket dan dokumen internasional

0.775 0.431 Valid

2 EMS pengiriman paket dan dokumen premium (cepat) 0.616 0.431 Valid

3 EMS memiliki tujuan ke-83 negara tujuan 0.773 0.431 Valid

4 Pengirim dan penerima bisa melakukan pelacakan kiriman (track & trace) online 24 jam dan melalui SMS

0.871 0.431 Valid

5 Berat maksimum EMS 100kg 0.754 0.431 Valid

6 Harga pengiriman EMS 0.612 0.431 Valid

Responsibility(memberikan layanan sesuai janji)

1 Gedung PT.POS 0.754 0.431 Valid

2 Petugas dalam melayani pelanggan 0.769 0.431 Valid

3 Petugas dalam memberikan layanan dokumen/paket 0.862 0.431 Valid

4 Mengisi formulir EMS-5 yang diberikan petugas 0.927 0.431 Valid

5 Berat kiriman dokumen/barang yang ditimbang 0.862 0.431 Valid

6 Harga yang dibayarkan atas dokumen/paket 0.927 0.431 Valid

7 Petugas memberikan bukti pembayaran kepada pelanggan

0.773 0.431 Valid

Reliability (terpercaya)

1 Kepercayaan terhadap perusahaan 0.913 0.431 Valid

2 Kehandalan petugas dalam memberikan layanan 0.630 0.431 Valid

3 Ketepatan waktu pengiriman sesuai yang dijanjikan 0.948 0.431 Valid

(33)

68

5 Jaminan jika barang/dokumen jika tidak sampai ke tempat tujuan

0.939 0.431 Valid

Completness (kelengkapan memberikan layanan sampai akhir)

1 Kelayakan gedung PT.POS 0.840 0.431 Valid

2 Ruangan layanan dokumen/paket PT.POS 0.793 0.431 Valid

3 Jumlah Counter EMS dibandingkan dengan penngunjung

0.827 0.431 Valid

4 Jumlah petugas dibandingkan transaksi 0.710 0.431 Valid

5 Fasilitas pendukung (timbangan, komputer, printer, AC) 0.693 0.431 Valid

6 Sistem antrian 0.810 0.431 Valid

7 Penimbangan dan biaya kiriman 0.728 0.431 Valid

8 Pembayaran Pengiriman 0.410 0.431 Valid

9 Armada yang digunakan 0.808 0.431 Valid

10 Layanan Track and trace (lacak kiriman) online, SMS 0.557 0.431 Valid 11 Layanan online 24 jam pelacakan dan pengaduan 24 jam 0.672 0.431 Valid

NILAI PELANGGAN (Y) Rasional

1 Biaya yang dikorbankan atas layanan yang diterima 0.976 0.431 Valid

2 Biaya yang dikorbankan atas kualitas produk yang diterima

0.976 0.431 Valid

Emosional

3 Biaya yang dikorbankan atas merk produk yang diterima 0.993 0.431 Valid

4 Kualitas produk yang diperoleh atas waktu yang

Acces To Service (akses mendapatkan layanan)

1 Lokasi PT.POS mudah dijangkau dan banyak cabangnya 0.825 0.431 Valid

2 Jam pelayanan PT.POS lebih lama 0.923 0.431 Valid

3 Kulitas produk yang ditawarkan PT.POS terdiri dari logistik, mail/surat, keuangan

0.809 0.431 Valid

4 Pelayanan yang diberikan menyenangkan saat melakukan transaksi di PT.POS

0.936 0.431 Valid

5 Transaksi mudah dilakukan 0.986 0.431 Valid

Service Offered(jasa yang ditawarkan)

1 Harga PT.POS lebih rendah dibandingkan perusahaan jasa pengiriman barang lain

0.873 0.431 Valid

2 Produk yang ditawarkan PT.POS beragam 0.849 0.431 Valid

3 Tersedianya layanan keluhan pelanggan di PT.POS 0.859 0.431 Valid

4 Negara tujuan dan wilayah pengiriman PT.POS lebih banyak

0.916 0.431 Valid

Personal Contact

1 Keramahan dan sikap petugas 0.935 0.431 Valid

2 Perlakuan terhadap pelanggan 0.954 0.431 Valid

3 Hubungan dengan pelanggan 0.946 0.431 Valid

4 Menanggapi keluhan pelanggan 0.815 0.431 Valid

(34)

69

1 Keamanan paket,dokumen, surat, keuangan yang akan dikirim di PT.POS

1.000 0.431 Valid

2 Keamanan saat melakukan transaksi 1.000 0.431 Valid

Reputation(reputasi)

1 PT.POS sebagai layanan jasa kurir 0.945 0.431 Valid

2 PT.POS memiliki kinerja yang baik 0.941 0.431 Valid

3 PT.POS merupakan salah satu BUMN 0.973 0.431 Valid

4 PT.POS sebagai penyedia benda-benda pos 0.864 0.431 Valid

Sumber:Hasil angket data diolah

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid juga harus reliabel (dapat dipercaya) yaitu meimiliki nilai ketepatan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kemantapan atau kekonsistenan suatu instrumen penelitian mengukur apa yang hendak diukur, artinya instrumen penelitian yang reliabel akan sama hasilnya apabila diteskan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

Uji reliabilitas dimaksdukan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

(Sugiyono,2010:282) Keterangan:

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

(35)

70

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan, seperti berikut ini:

(Husein Umar, 2008:147)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika koefisian internal seluruh item rhitungrtabel dengan tingkat kesalahanr 5%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisian internal seluruh item rhitungrtabel dengan tingkat kesalahan 5%

maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

KUALITAS JASA (X)

1 Profesionalism (bersikap profesional dalam melakukan transaksi)

0.919 0.7 Reliabel

2 Avaliability (services/jasa yang tersedia) 0.813 0.7 Reliabel

3 Responsibility(memberikan layanan sesuai janji) 0.929 0.7 Reliabel

4 Reliability (terpercaya) 0.914 0.7 Reliabel

5 Completness (kelengkapan memberikan layanan sampai akhir)

0.895 0.7 Reliabel

NILAI PELANGGAN (Y)

NILAI PELANGGAN (Y) 0.995 0.7 Reliabel

CITRA PERUSAHAAN (Z)

1 Acces To Service (akses mendapatkan layanan) 0.932 0.7 Reliabel

2 Service Offered(jasa yang ditawarkan) 0.875 0.7 Reliabel

3 Personal Contact 0.917 0.7 Reliabel

4 Security(kemanan) 1.000 0.7 Reliabel

5 Reputation(reputasi) 0.946 0.7 Reliabel

Sumber:Hasil angket data diolah

3.7.3 Teknik Analisis Data

(36)

71

mengstimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan SEM adalah model persamaan regresi ganda dengan tujuan menguji model pengukuran dan model struktural (Kusnendi, 2008:8) Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program AMOS versi 7 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan.

3.7.4 Estimasi dan Pengujian Model Struktural

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan SEM. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan pemodelan SEM adalah sebagai berikut: (Kusnendi, 2008:46) 1. Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan ini adalah minimum 100.

2. Normalitas dan Linearitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalits dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan SEM. Uji normalitas perlu dilakukan baik untuk normalitas data tunggal maupun multivariat.

3. Outliers

(37)

72

kuesioner ke dalam tabel induk penelitian (data entry error), 2) karena kejadian-kejadian yang sifatnya luar biasa, 3) karena hal-hal yang tidak diketahui sehingga nilai observasi bersifat unik dalam kombinasi dengan nilai observasi variabel lainnya. Untuk mengetahui adanya outliers secara multivariat, cara termudah melalui statistik d2 (Mahalanobis Distance). Statistik d2 dihitung dengan meregresikan antara nomor urut responden (sebagai variabel dependen) dengan semua variabel yang diteliti (sebagai variabel independen). Selanjutnya, untuk mengetahui ada tidaknya kasus outliers secara multivariat dilakukan denan cara membandingkan statistik d2 yang diperoleh dengan statistik chi square (X2) pada derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel yang diobservasi dan tingkat kesalahan tertentu. Khusus untuk pengujian kasus outliers, konvensi yang berlaku dikalangan para ahli menetapkan tingkat kesalahan (a) sebesar 0,001 (Hair, et al 2006:75 dalam Kusnendi 2008:49). Berdasarkan statistik d2 dan statistik X2, setiap observasi yang dimiliki koefisien d2 lebih besar dari statistik x2 diidentifikasi sebagai kasus outliers multivariat.

4. Multikolinearitas

(38)

73

Pengujian Model ( Goodness Of Fit)

Dalam analisis ini SEM, tidak ada uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai model, tetapi berbagai fit index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi :

a. Chi Square

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji apakah sebuah model yang sesuai dengan data. Chi Square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai Chi-square merupakan ukuran mengenai buruk atau fit suatu model. Statistik X2 yang relatif tinggi dengan nilai P-hitung yang relatif rendah mengindikasikan bahwa antara matriks kovariansi/korelasi sampel dengan matriks kovariansi/korelasi populasi yang diestimasi memiliki perbedaan yang nyata. Sebaiknya, statistik X2

yang relatif rendah dengan nilai P-hitung yang relatif tinggi menunjukkan matriks kovariansi/korelasi sampel tidak berbeda dengan matriks kovariansi/korelasi populasi. Model dikatakan fit dengan data apabila statistik

X2 yang diperoleh mampu menghasilkan nilai P-hitung sama dengan atau lebih besar dari tingkat kesalahan yang ditolerir yaitu sebesar 0,05. Semakin besar ukuran sampel maka statistik X2 yang diperoleh cenderung akan semakin besar dengan nilai P-hitung yang semakin kecil (Kusnendi 2008:15)

b. Goodness Of Fit Indeks (GFI)

(39)

74

yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. (Kusnendi 2008:16)

c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistik chi square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 dan 0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model (Kusnendi 2008:16).

d. Adjusted Goodness Fit Of Index (AGFI)

Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit Of Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom. Analog dengan R2 pada regresi berganda. Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI ≥0,90, semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model. (Kusnendi 2008:16)

e. Tucker Lewis Index (TLI)

TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. (Kusnendi 2008:16)

f. Normed Fit Index (NFI)

Indeks ini juga merupakan ukuran perbandingan antara proposed model

(40)

75

2008:16)

g. Comparative Fit Index (CFI)

CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90. (Kusnendi 2008:16)

h. Normed Chi Square (CMIN/DF)

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas jasa dan nilai pelanggan berpengaruh terhadap citra PT.POS sebagai penyedia jasa kurir, Kualitas jasa yang sangat berpengaruh yaitu pada dimensi responsibility (memberikan layanan sesuai janji) dimensi ini sangat berpengaruh karena pada industri jasa kurir faktor yang sangat penting yaitu ketepatan waktu pengiriman barang sampai ke tempat tujuan sesuai yang dijanjikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, jasa EMS PT.POS diharapkan dapat meningkatkan kualitas jasa dengan menyampaikan kiriman sesuai waktu yang ditetapkan sehingga pelanggan akan terus menerus menggunakan jasa EMS karena selalu menepati janji dalam waktu pengiriman.

2. Citra PT.Pos Kota Bandung masih positif di benak pelanggan, dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket diperoleh informasi citra PT.POS sebagai penyedia jasa kurir milik BUMN masih menjadi pilihan masyarakat dalam hal pengiriman.

(42)

berpengaruh terhadap citra perusahaan. Indikator yang paling mempengaruhi terhadap citra PT.POS sebagai penyedia jasa kurir yaitu faktor nilai pelanggan

5.2 Rekomendasi

PT.POS merupakan salah satu BUMN yang dinilai kinerjanya kurang baik, sehingga sebagai penyedia jasa kurir, PT.POS memiliki citra yang kurang baik dalam hal ketepatan menyampaikan kiriman ke tempat tujuan, sehingga pelanggan merasa tidak puas.

1. Indikator kualitas jasa yang paling rendah yaitu avaliability yaitu layanan yang tersedia oleh EMS, masih dinilai kurang efektif, faktor yang paling rendah yaitu aturan maksimum 100kg untuk pengiriman barang, sehingga pelanggan yang akan mengirimkan lebih dari 100kg mengalami kesulitan. Oleh karena itu, diharapkan EMS menetapkan berat maksimum yang lebih besar lagi sehingga pelanggan akan merasa puas dan akan terus menggunakan EMS.

2. Indikator nilai pelanggan dinilai rendah oleh pelanggan yaitu biaya yang dikelurkan tidak sesuai dengan kualitas layanan dan produk yang diterima, PT.POS diharapkan memberikan harga yang lebih rendah lagi kepada pelanggan dan memberikan diskon kepada pelanggan, sehingga pelanggan akan merasa puas dengan biaya yang relatif rendah memperoleh kualitas layanan yang berkualitas.

(43)

tapi tidak ditanggapi dengan cepat yang membuat pelanggan merasa tidak puas, untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan agar merasa puas PT.POS harus cepat tanggap terhadap keluhan yang dilakukan oleh pelanggan supaya pelanggan merasa diperhatikan dan dihargai, sehingga akan terus loyal terhadap PT.POS.

4. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh kulitas jasa dan nilai pelanggan berpengaruh tidak terlalu tinggi, karena banyak faktor lain yang mempengaruhi citra perusahaan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan faktor lain yang mempengaruhi citra perusahaan, seperti kepuasan, dan loyalitas pelanggan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka cipta.

Buchari Alma. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: --Alfabeta

Buchari Alma. (2005). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, (2008), Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, Bandung, Alfabeta

Craven and Piercy. (2009). Strategic Marketing. New York: Mc Graw Hill International Edition.

Fandy Tjiptono.(2007). Pemasaran jasa. Jawa Timur: Bayumedia Fandy tjiptono. (2008). Pemasaran Stratejik. Yogyakarta: Andi

Fandy Tjiptono. (2008). Service Management: Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Andi

Fandy Tjiptono. (2005). Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Husein Umar. (2008). Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ratih, Hurriyati.( 2005). Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Pelanggan. Bandung:Alfabeta.

Kottler, Philip dan kevin lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Index

Kottler, Philip& Kevin Lane Keller. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Kottler, Philip& Gery Amstrong. (2006). Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks.

Kusnendi.(2008). Model-model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup sampel dengan LISREL. Bandug: Alfabeta.

Lovelock, et al.(2009). Essential of Service Marketing. Singapore:Prentice Hall Nazir. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indah

(45)

Riant Nugraha dan Randy R Wrihatnolo, MA. 2008. Manajemen Privatisasi BUMN Jakarta: PT. Elex media Komputindo

Riduwan. (2005). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Santoso, Singgih. (2007). SEM Konsep dan Aplikasi dengan Amos. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono.(2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Zeithaml, Bitner, dan Gremler. (2009). Service Marketing:Integrating Customer Focus Across the Firm. United Stated America: Mc Graw Hill

Internet:

http://economy.okezone.com http://bps.go.id

http://wartaekonomi.com http://waspada.co.id

http://suarakaryaonline.com http://swa.co.id

http://majalahinteraktif.com http://marketplusclub.com http://kabarbisnis.com

http://rakyatmediaonline.com http://posindonesia.co.id

Jurnal:

Bingguang Li, et al. (2006). A Comparison study of customer satisfaction between the UPS and FedEx. Industrial Management & Data System Vol.106 No.2. Emerald Group Publishing Limited

(46)

Cronin, JJ, M.K Brady, and GTM Hult (2000). Assesing effect of quality, value, and customer satisfaction on consumer behavioral Intention in service environment. Journal of Retailing. Vol.76. no 2. Pp 193-218

Carlos Flavia´n ,Eduardo Torres, and Miguel Guinalı´u.(2004). Corporate image measurement A further problem for the tangibilization of Internet banking services. Vol. 22 No. 5, pp. 366-384Emerald Group Publishing Limited

David Martín Ruiz a,et al. (2008). Service value revisited: Specifying a higher-order, formative measure. College of Business Administration, Bowling Green State University

Foanna, et al .(2011) .orporate Image in the leisure service sector .Journal of Services Marketing 25/3 (2011) 190–201q Emerald Group Publishing Limited Graham Whittaker, et al. (2007). A re-examination of the relationship between value, satisfaction, and intention in business services. Journal Of Services Marketing. Emerald Group Publishing Limited

Nitin Seth,et al. (2005). Service Quality models: a review. International Journal of Quality & Reliability Management Vol.22 No.9. Emerald Group Publishing Limited

Helena Alves and Ma´rio Raposo .(2010). The influence of university image on student behaviour. International Journal of Educational Management

Vol. 24 No. 1, 2010 pp. 73-85 q Emerald Group Publishing Limited

James Barry and Tamara S. Terry .(2008).Empirical study of relationship value in industrial services. Journal of Business & Industrial Marketing 23/4 (2008) 228– 241q Emerald Group Publishing Limited

Jose, M Pina, et al. (2006). The effect of service brand extensions on corporate image An empirical model. European Journal of Marketing Vol. 40 No. 1/2, 2006 pp. 174-197 q Emerald Group Publishing Limited

Mehdi Fathollahzadeh, Asgar Hashemi, Mohammad Safari Kahreh

(47)

Nor Khalidah Abu. Service Quality Dimensions: A Study on Various Sizes of Grocery Retailers .

Nha Nguyen and Gaston LeBlanc (1998), The Mediating Role of Corporate Image on Customer’s Retention Decisions: an Investigation in Financial Services, International Journal of Bank Marketing

Rene Trasorras and Art Weinstein and Russell Abratt .(2009).Value, satisfaction, loyalty and retention in professional services .Marketing Intelligence & Planning Vol. 27 No. 5, pp. 615-632 q Emerald Group Publishing Limited

Woodruff Robert. Customer value: the next source for competitive advantage. J Acad Mark Sci 1997;25:139–53.

Laporan:

Laporan Keuangan PT.POS. (2000-2007). Tidak Diterbitkan Laporan Anggota Asperindo Jawa Barat

Majalah:

Marketplus Juni-Juli 2009

Gambar

Tabel 1.2 Produksi Perposan Indonesia Tahun2005-Semester I 2010
Tabel 1.3 Market Share Ekspress Company
Tabel 1.4 Pendapatan Usaha PT.POS Kota Bandung Tahun 2000-2007
Tabel 1.5 Pendapatan  EMS Tahun 2009-2010 Kota Bandung
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum acara dimulai, Media Handling mengeluarkan pers release yaitu mengenai info segala hal tentang acara dalam bentuk berita yang akan dimuat di media.. Selain dalam

Hiasan jubin pada masa kini kebanyakan dihasilkan dalam pelbagai bentuk dan saiz mengikut citarasa pengguna dan pasaran. Jubin memainkan peranan dalam pelbagai seni reka

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan

Kajian Potensi Bionutrien PBAG Terhadap Pertumbuhan Padi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

teams, diversity of team performance measure- ment, participation, the weight given team perfor- mance in setting compensation, and team performance.. These groups and the

[r]

Sehubungan dengan surat penawaran saudara untuk paket pekerjaan Pengadaan Genset Kantor SAR Kupang berdasarkan hasil evaluasi Pokja ULP Kantor SAR Kupang terhadap

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu mengetahui distribusi jenis pada habitat dekat mangrove, habitat diantara mangrove dan terumbu karang serta habitat