• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DINAM IKA EKSISTENSI LESBIAN

Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan H AM , dan

Eksistensi Diri

Dian Novita Kristiyani

SatyaW acana University Press

(2)
(3)
(4)
(5)

ISBN

© Dian Novita Kristiyani

All rights reserved. Save Exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh:

Satya W acana University Press

Universitas Kristen Satya W acana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711

(6)

Universitas Kristen Satya W acana

DINAM IKA EKSISTENSI LESBIAN

Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan H AM , dan

Eksistensi Diri

TESIS

Diajukan untuk memperoleh gelar magister di Universitas Kristen Satya W acana. Tesis ini telah dipertahankan dalam ujian Program Pascasarjana Magister Studi Pembanguna

Universitas Kristen Satya W acana,

Pada hari Kamis tanggal 18 September 2014, pukul 12.00 di Universitas Kristen Satya W acana

Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga.

Oleh :

Dian Novita Kristiyani

(7)

Pembimbing :

Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si

Penguji :

(8)

DAFTAR I SI (Hatib Abdul Kadir, Tangan Kuasa Dalam Kelamin, Telaah Homoseks) Homoseksualitas : Ada, Dilarang dan Resisten ... 25

Disapora Pecinta Sejenis ... 25

Cinta Sejenis dan Lahirnya W acana Homoseksualitas ... 26

“Penyimpangan” Kaum Homoseksual ... 28

Homoseksuaitas dalam Budaya Nusantara... 29

Sejarah Diskursus Homoseksualitas di Indonesia ... 30

Homoseksualitas dalam Agama Dominan di Indonesia ... 31

Homoseks Pada M asa Kolonial ... 32

Homoseks dalam Pandangan Klinis ... 34

Homoseksualitas dalam Film-Film Indonesia ... 36

Posisi Homoseksual dalam Pembentukan Kenegaraan dan M unculnya Resistensi ... 37

Homoseksualitas Sebagai Solusi ... 39

BAB Tiga COM ING INI (PENERIM AAN DIRI ) DAN EKSISTENSI DIRI SEORANG LESBIAN Pengantar ... 43

Eksistensi Diri “Aku adalah Aku” ... 45

M engungkap ke-Aku-an ... 47

(9)

Deskripsi M odal Pengetahuan Seorang Lesbian dan

Heteroseksual ... 65

Deskripsi M odal Pengetahuan Praksis Seorang Lesbian dan Heteroseksual ... 67

Sejarah Penerimaan Diri Seorang Lesbian dan Heteroseksual... 70

BAB Empat DINAM IKA EKSISTENSI DIRI DI DALAM KOM UNITAS Pengantar ... 85

Eksistensi Diri di Komunitas dalam Literatur... 87

M engugkap Eksistensi Diri di Komunitas ... 89

M enggenal Effort... 91

Deskripsi Lembaga Effort ... 91

Gambaran Kegiatan Effort Bersama Dengan Kelompok ... 95

Dinamika Eksistensi Diri didalam Komunitas ... 97

Pengembangan Diri M elalui Lembaga ... 101

BAB Lima EKSISTENSI LESBIAN DI M ASYARAKAT Pengantar ... 105

M empertanyakan ke-Aku-an dalam M asyarakat ... 106

M enerapkan ke-Aku-an ... 108

5.1 Eksistensi Diri di Ruang Publik ... 109

BAB Enam Refleksi, Dinamika dan Pergerakan ... 115

Implikasi teori ... 119

Implikasi metodologi ... 136

Implikasi gerakan ... 138

(10)

KATA PENGANTAR

Berbagai isu dan kegiataan melatar belakangi seluruh tim Effort, yang nota bena beraktivitas di lembaga nirlaba yang bergerak bagi penegakan Hak Asasi M anusia. Isu Hak Asasi Perempuan, Buruh, Lingkungan Hidup dan Kedaulatan Pangan adalah isu-isu yang digeluti oleh tim Effort. Sejarah gerakan sosial yang menjadi milik masing-masing tim, mengkristalkan visi-visi kemanusiaan yang kemudian diterjemahkan dalam isu penegakan Hak Asasi M anusia khususnya di komunitas buruh industri di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Bicara tentang penegakan Hak Asasi M anusia, artinya juga berbicara tentang berbagai hal secara lebih luas dan holistik. Hak Asasi M anusia bukanlah sesuatu yang terpisah dari seluruh rangkaian kehidupan manusia. Hak Asasi M anusia adalah sesuatu yang melekat sejak manusia dilahirkan di muka bumi ini. Sayangnya, hak ini tidak secara serta merta bisa didapatkan meski sebenarnya telah melekat sejak setiap umat manusia hadir dalam kehidupannya.

Upaya untuk menegakkan Hak Asasi M anusia di berbagai ranah dan lapisan masyarakat, seringkali berbenturan dengan nilai-nilai budaya, agama yang dipamahami secara sempit. Pemahaman sempit ini juga terjadi di jajaran pemerintah yang sebenarnya adalah bagian dari representasi negara. Deklarasi Universal Hak Asasi M anusia diterima dan diumumkan oleh M ajelis Umum PBB pada 10 Desember 1948 dan di indonesia tertuang dalam Undang Undang N0 39 Th 1999 tentang HAM. Tentunya UU ini adalah instrumen mutlak bagi perlindungan seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

(11)

Berbagai persoalan yang melingkupi kehidupan buruh khususnya buruh perempuan dan buruh lesbian sangatlah berlapis. Lapisan persoalan tersebut berada dalam konteks sebagai buruh dengan berbagai masalahnya dan juga sebagai perempuan dan lesbian dalam ranah sosial masyarakat. Oleh karena itulah, perjuangan bagi kaum perempuan di semua sektor masih terus diperjuangkan oleh berbagai kalangan. Gerakan perempuan berlanjut pada perjuangan penegakan Hak Asasi M anusia di kaum homoseksual ( lesbian ).

Sebagai kaum minoritas yang dianggap tidak normal, homoseksual ( lesbian ) menerima berbagai diskriminasi bahkan kekerasan hampir di seluruh lapisan masyarakat. Penolakan kaum lesbian, umumnya didasari oleh keyakinan agama. Oleh karenanya, stigma sebagai pendosa begitu melekat pada mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda ( bukan heteroseksual ) dan dianggap sebagai ngolongan minoritas. Dalam konteks HAM yang semestinya menjadi payung bagi setiap warga negara dalam menjalankan kehidupannya, tidak ada alasan apapun untuk tidak menerima keberadaan manusia berorientasi seksual pada sesama jenis.

Sejarah, fakta dan kebenaran menjadi sangat mudah untuk diputar-balikkan sesuai kepentingan segolongan kelompok yang umumnya menjadi kelompok mayoritas. Demikian juga dengan keberadaan LGBTIQ ( Lesbian, Gay, Biseksual, Trans Gender, Interseks dan Queer ). Heteronormativitas ( hubungan laki-laki dan perempuan ) menjadi kelompok mayoritas dan menempatkan kelompok homseksual sebagai kelompok minoritas bahkan banyak dipahami sangat penting untuk dilenyapkan. Tentu ini bukan cerita fiksi tetapi sebuah fakta. Inilah yang terjadi ketika golongan agama khususnya yang beraliran fundamentalis “menghabisi” sekelompok kaum homoseksual di beberapa daerah di Indonesia.

(12)

masyarakat hilang. Berdialog dengan senantiasa menghadirkan kesetaraan, analisis dan refleksi menjadi bagian penting dari saat ke saat karena dari sinilah akar dehumanisasi terbongkar, disadari, dipahami dan melakukan perbaikan secara bersama-sama.

Trust-in dan kesadaran untuk terus belajar dalam sepanjang sejarah kehidupan adalah 2 konsekuensi yang lahir dari metode pendidikan kritis dengan mengedepankan proses dialog, analisis dan refleksi. Dalam ruang inilah komunitas buruh lesbian dan komunitas heteroseksual di Ungaran, kabupaten Semarang berproses bersama membangun diri dan saling menguatkan satu sama lain. Disadari bersama bahwa kelompok dominan dan kelompok marginal dan minoritas yang dalam konteks ini heteroseksual dan lesbian menjadi korban dari sitem yang tidak adil yang tentunya tak lepas dari pergumulan budaya dan agama.

Pemikiran lain yang dilahirkan oleh tokoh pendidikan kritis, Paulo Freire yaitu, pendidikan pada dasarnya merupakan proses memanusiakan manusia, menjadi dasar dalam seluruh aktivitas belajar secara formal maupun informal di komunitas. Dengan begitu, pembebasan yang menjadi dasar pendidikan kritis adalah sebuah proses kesadaran kritis manusia ( kaum tertindas ) terhadap sistem dan struktur sosial yang menindas. Pembebasan bagi kaum tertindas artinya bukan hanya terbebas dari kesulitan aspek ekonomi material saja, tetapi juga adanya ruang pembebasan dari aspek spiritual, ideology maupun kultural ( Pendidikan Popular M embangun Kesadaran Kritis , INSIST PRESS, 2004 ).

(13)

termasuk isu LGBTI, menghantarkan pemahaman mendalam bagi seluruh individu di komunitas baik yang heteroseksual ataupun yang berorientasi seksual pada sesama jenis ( homoseksual ).

Dari seluruh rangkaian proses belajar yang membedah materi dari berbagai perspektif inilah, capacity buiding setiap individu bergerak dan terus berkembang tanpa meninggalkan cerita masa lalu yang dianggap melukai. M asa lalu dipahami sebagai proses pendewasaan dan tidak untuk dihilangkan tetapi diterima, disadari sebagai sebuah cara untuk mendaur ulang secara organik apapun yang menjadi bagian dari hidup itu sendiri, termasuk soal eksistensi diri. M aka, selesailah persoalan internal psikologis di masing-masing komunitas dengan indikator bahwa setiap orang sudah berdamai dengan segala kehidupannya dan mampu mengelola apapun fakta yang akan terjadi.

Proses panjang dan penuh kesedian untuk saling belajar dan memahami banyak hal, memahami proses kehidupan dari masing-masing individu dan membawanya dalam tataran yang lebih luas untuk memahami sebuah sistem yang dijalankan oleh negara yaitu sebuah sistem yang dibangun di atas pemberangusan Hak Asasi M anusia. Kesadaran inilah yang terus menggerakkan komunitas untuk melakukan transformsi sosial ke arah yang lebih baik, humanis demi menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

(14)

ucapan terimakasih untuk staf M bak Ayu dan M bak Raras atas setiap bantuan selama penulis melanjutkan Studi.

Penulis mempersembahkan tesis ini kepada keluarga atas dukungan, doa dan kepercayaan hingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi lembaga Effort dan pengurus, tempat penulis belajar, memahami dan menghargai banyak hal dalam kehidupan ini. Terimakasih untuk dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian penulisan ini. Yang tidak akan terlupakan adalah ucapan terimakasih untuk narasumber, serta kawan-kawan di Effort atas dukungan bantuan, dan berbagi pengalaman untuk proses belajar bersama. Kepada teman-teman di M SP, terimakasih untuk kebersamaan, dukungan, diskusi, dan berbagi selama penulis melakukan studi.

Kepada setiap bagian yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah membantu dan memberikan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Salatiga, 2014

(15)

ABSTRACT

Indonesia is a rich country and diverse in ethnics, religions, cultures, racial and languages. Those diversity always looks beautiful. But if most people faced with diferent sexual orientation, all of which referred to diversity recognized as inconsistent. Some of their sexual orientation perceived as deviant sexual orientation. Sexual orientation is understood as a single. The only orientation is heterosexual (men or women who love the opposite sex or it could be interpreted as sexual relations between men and women).

Every human being has their own process, through life to reach their existence. Achieve what humans call themselves as the meaning of life. Seeing the reality of lesbians, the author very keen to write how lesbian through their life processes to achieve the meaning and value of themselve as human being. This reality is used by the author as a value and learning together process to know more about social science research which conceptually always aims to raise the existence of homosexuality itself, and explained that the diversity of sexual orientation is part of pluralism. This research is expected able to eliminate discrimination, violence and promoting humanity values in all aspect of society life and more in the context of state , enforcement of human rights.

The observation unit of this research are lesbian, the member of lesbian and heterosexual community, and lesbian surround society (lesbian environment). The unit of analysis in this research includes lesbian interaction with herself, more on inner spirituality of a lesbian. It is to see self existence which also includes self-acceptance. Then the individual interactions and relationships with the community (fellow members of lesbian and heterosexual) and other lesbian community. Self-existence of a lesbian in the community sometimes can’t be obtained in other community, because community environtment truly affects in how a person see him/herself and member of community development. Even more complex is how the existence of lesbian in society, by the acceptance or rejection experienced by lesbian. Individual intelligence and flexibility in decision-making about the interaction and socialization with the society is important.

(16)

own self who conscious and able to overcome the problems of life, and with it we are able to demonstrate the existence of ourselves.

Referensi

Dokumen terkait

STUDI KASUS TENTANG PROGRAM VOKASIONAL BUDIDAYA IKAN LELE UNTUK SISWA TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB CHAHYA PUTRA KECAMATAN CIPEUNDEUY.. Universitas Pendidikan Indonesia

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Permasalahan

Buka window Peripheral Device dengan cara mengklik menu Tools –. Peripheral Devices atau tekan

Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran Comparator = 1, karena

Berdasarkan angka 1 s.d 2 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara Mengumumkan Peringkat Teknis peserta seleksi umum paket

Karyawan yang telah gagal mempersepsikan pengembangan karirnya maka akan berakibat pada turunnya keterlibatan karyawan dalam pekerjaannya yang nantinya akan menimbulkan kerugian

perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang

hal-hal yang berkaitan dengan operasi penggunaan energi obyek yang diteliti maupun kebutuhan energi keseluruhan bangunan gedung. 4.2.3 Perhitungan dan analisis