• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TE 1002410 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TE 1002410 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Angga Ardhika Mujizat, 2015

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUATAN PLTMH DI DESA PAKENJENG SEBAGAI DESA MANDIRI ENERGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi potensi dan studi kelayakan yaitu

melakukan survey dan pengukuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan besar potensi daya yang terbangkitkan oleh sungai yang akan

dibangun PLTMH. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai acuan untuk

perancangan dan perencanaan pada PLTMH.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode seperti berikut:

1. Studi Literatur, dengan mengumpulkan data yang ada di literatur yang

sudah ada dan searching melalui internet.

2. Pengumpulan data dari dinas terkait yaitu Dinas Sumber Daya Air dan

Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut dan Kecamatan Pamulihan.

3. Melakukan Studi Pra-kelayakan atau studi potensi

4. Melakukan Studi dan Analisis Kelayakan

5. Penelitian tentang mekanikal dan elektrikal di CV. Cihanjuang Inti Teknik

Metode tersebut dilakukan untuk mendapatkan data sebagai acuan untuk

menganalisis kelayakan pembuatan PLTMH di sebuah lokasi. Dibawah ini

(2)

Tidak

Ya

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

B. Studi Potensi

Studi potensi adalah kegiatan awal sebagai kajian umum atau penjajakan awal

untuk pengumpulan atau mendapatkan data dan dapat dikembangkan atau

dimanfaatkan menjadi suatu potensi pembangkit energi listrik dari sumber

mikrohidro atau yang dikenal sebagai PLTMH.

Kegiatan pra studi kelayakan ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan

informasi untuk survai awal di lapangan atau lokasi daerah aliran sungai suatu

dusun/desa yang diperkirakan memiliki potensi sumber energi mikrohidro. Data

yang dikumpulkan pada kegiatan pra studi ini meliputi:

(3)

2. Data dan informasi tentang profil sumber daya air atau sungai baik secara

kualitatif dan kuantitatif.

3. Data non-teknis dari lokasi penelitian.

Untuk mendukung studi potensi penulis menggunakan apikasi Google Earth

Pro sebelum terjun kelapangan guna menadapatkan gambaran lokasi secara umum

dan akses jalan yang akan ditempuh.

1. Google Earth Pro

Dalam mengumpulkan data dan informasi lokasi membutuhkan aplikasi untuk

mengetahui letak geografis dan informasi topografi suatu wilayah yang akan

diteliti. Hal ini agar memudahkan dalam proses studi potensi, oleh sebab itu untuk

memudahkan dalam mencari informasi dan data, penulis menggunakan software

Google Earth Pro.

Google Earth Pro adalah sebuah program globe virtual yang sebenarnya

disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc.. Google Earth dikembangkan

oleh Keyhole, Inc., sebuah perusahaan yang diambil alih oleh Google pada

tahun 2004. Produk ini, kemudian diganti namanya menjadi Google Earth tahun

2005, dan sekarang tersedia untuk komputer pribadi yang menjalankan Microsoft

Windows atau Vista, Mac OS X 10.3.9 dan ke atas, Linux dan FreeBSD. Program

ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan

satelit, fotografi udara dan globe GIS (Geographic Information System) 3D.

Gambar 3.2 Tampilan Google Earth Pro

(4)

GIS atau Geographic Information System adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).

Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki

kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan

informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut

lokasinya, dalam sebuah data base. Para praktisi juga memasukkan orang yang

membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi

ilmiah, pengelolaan sumber daya,perencanaan pembangunan, kartografi dan

perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat

menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat

digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

2. Survey Lokasi

Setelah mendapatkan data-data lokasi yang diperoleh dari Dinas SDAP,

aplikasi Google Earth Pro dan studi literatur penelitian dilanjutkan ke tahap

survey lokasi penelitian. Survey lokasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

real di lapangan dan untuk menentukan dimana lokasi pengukuran akan dilakukan

serta mencari informasi dari warga sekitar.

a. Desa Pakenjeng

Pakenjeng adalah sebuah desa di Kecamatan Pamulihan di Kabupaten

Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berjarak 3,2 km dari Kecamatan

(5)

Gambar 3.3 Peta Topografi Kabupaten Garut

(Sumber: www.google.com)

Gambar 3.4 Peta Administratif Kabupaten Garut lokasi Kecamatan Pamulihan

(6)

Gambar 3.5 Peta Administratif lokasi Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan

(Sumber : sikec.garutkab.go.id/)

Jarak yang harus ditempuh oleh penulis dari kota asal (Bandung) yaitu sekitar

97,1 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam menuju Desa Pakenjeng. Dengan

rincian rute

Tabel 3.1 Rute Jarak Tempuh

Lokasi Jarak (Km) Waktu(jam)

Bandung – Garut 67 1,5

Garut - Kecamatan Pamulihan 30 2

Kecamatan Pamulihan -

1 0.5

Desa Pakenjeng

Gambar 3.6 Peta jarak tempuh Bandung Desa Pakenjeng

(7)

Sungai-sungai di desa ini tergolong masih alami karena tidak ada industri dan

sungai ini belum terlalu banyak dimanfaatkan potensinya oleh warga sekitar,

sehingga sungai-sungai di desa ini masih tergolong alami. Tingkat visabilitas di

kawasan ini bebas dikarenakan masih alami, dan tingkat abrasi di kawasan Desa

Pakenjeng pun tergolong kecil.

Gambar 3.7 (a) Kantor Kecamatan Pamulihan, (b) Perbatasan Desa

Pakenjeng, (c) Balai Desa Pakenjeng

(Sumber: dokumentasi pribadi penulis)

Kecamatan Pamulihan termasuk daerah dengan curah hujan yang stabil,

sehingga sungai-sungai di daerah ini cenderung memiliki debit yang stabil. Hal ini

disebabkan karena wilayah ini berada dataran tinggi dan daerah ini memiliki hutan

yang masih alami. Sehingga siklus air hujan tidak banyak terganggu, berikut ini

data curah hujan di daerah Kecamatan Pamulihan dan sekitarnya:

Tabel 3.2 Data Curah Hujan

Data Curah Hujan Tahun 2010 - 2014

Bulan

(8)

April 173 146.8 195.9 473 110 219.74

Gambar 3.8 Peta Curah Hujan Kabupaten Garut

(Sumber : Dinas SDAP)

b. Sungai Cibatarua

Sungai Cibatarua adalah salah satu anak sungai dari Sungai Cikandang yang

memiliki potensi air yang besar namun belum banyak dimanfaatkan karena

lokasinya yang terpencil. Sungai Cikandang sendiri memiliki panjang sekitar 33

(9)

km dengan beberapa anak sungai seperti Cibatarua, Ciarinem, Cihanjuang dan

Cipanengen.

Gambar 3.9 Sungai Cibatarua

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis)

Sungai Cibatarua sendiri memiliki debit air yang besar dan konstan hampir

sepanjang tahun karena sungai yang terletak di Desa Pakenjeng ini belum banyak

dimanfaatkan oleh warga sekitar dan daerah ini memiliki curah hujan yang stabil

sehingga dapat menjaga kuantitas debit air.

Sungai Cibatarua memiliki air terjun yang berpotensi untuk dibangunnya

PLTMH, penduduk desa sendiri menyebutnya air terjun Panyairan atau “Curug Panyairan”. Air terjun ini memiliki ketinggian jatuh air (head) yang cukup tinggi dan debit yang stabil serta belum adanya pemakaian air oleh penduduk di

sekitarnya, sehingga debitnya masih alami dan tidak terganggu.

Gambar 3.10 Curug Panyairan, Sungai Cibatarua

(10)

Jarak dari Desa pakenjeng ke lokasi Air Terjun Panyairan ini adalah sekitar 3

km dengan cara berjalan kaki, dengan medan sepanjang 1 km jalan bebatuan dan

2 km jalan hutan sehingga cukup sulit untuk kendaraan baik roda empat ataupun

roda dua untuk mencapai lokasi.

Gambar 3.11 (a) Jalan Masuk Menuju Curug Panyairan Sungai Cibatarua, (b)

Jalan pegunungan, (c) Jalan melewati hutan, (d) Jembatan di sungai

Cibatarua

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis)

Gambar 3.12 Peta Lokasi Sungai Cibatarua, Air Terjun Panyairan

(11)

C. Alur Studi dan Analisis Kelayakan Pembuatan PLTMH

Mekanisme penelitian ini bertujuan untuk menganalisis layak atau tidaknya

suatu daerah untuk dibangunnya sebuah PLTMH, maka untuk menganalisis

kelayakan sebuah PLTMH perlu diadakannya studi kelayakan dengan mengacu

pada data – data yang didapatkan pada Pra-Studi kelayakan atau Studi Potensi.

Berikut ini alur diagram penelitian :

Gambar 3.13 Alur Analisis Kelayakan Pembuatan PLTMH

1. Pengukuran Debit Air

Maksud dan metode ini adalah untuk mengetahui apakah debit air yang

(12)

Studi ini meliputi pengukuran debit minimum yang mengalir pada saluran air

atau sungai, debit air pada saat banjir dengan melakukan pengamatan visual batas

banjir, dan pengukuran debit air secara, tinggi terjun (beda tinggi/ head) yang

tersedia dan menentukan debit andalan. Pengukuran debit dilakukan dengan

metoda pengukuran kecepatan dan penampang aliran sungai.

Kecepatan aliran air (v) diukur dengan menggunakan metode pelampung,

kecepatan aliran air diperoleh dengan perhitungan data waktu (t) serta jarak (d)

tempuh pelampung. Kecepatan air dihitung dengan rumus:

v = c . (d/t) ………..(3.1)

dimana:

v = kecepatan aliran air (m/detik)

d = jarak tempuh pelampung

t = waktu tempuh pelampung

c = faktor koreksi 0,75 atau 0,95 masing – masing untuk pelampung berada

cukup dalam atau diatas permukaan air

(Gunawan, 2010)

Gambar 3.14 Penulis melakukan pengukuran kecepatan aliran air (v)

dengan metode pelampung

(Sumber: dokumentasi pribadi penulis)

Luas penampang aliran air (A) atau sungai dapat diukur dengan cara

mengukur lebar sungai atau saluran (W) dan kedalaman rata – rata sungai (d

rata-rata), untuk mengukur luas penampang aliran air dibutuhkan alat ukur untuk

(13)

Gambar 3.15 Metode pengukuran luas penampang sungai (Sumber: dokumentasi pribadi penulis)

Dari metode diatas dapat diperoleh beberapa variabel untuk menentukan luas

penampang airan sungai, sehingga diperoleh luas penampang dengan rumus:

A = W . drata-rata ………..(3.2)

Gambar 3.16 Penampang Sungai. (a) Lebar Sungai dan Kedalaman Sungai

(b) Lebar Rata Rata Sungai dan kedalaman Rata Rata sungai (Sumber: Gunawan, 2010)

Dari persamaan perhitungan kecepatan aliran air (v) dan luas penampang (A)

diperoleh persamaan untuk menghitung debit air, persamaannya adalah:

Q = A . v ………..(3.3)

Dimana:

Q = Debit air

A = Luas Penampang aliran air (m2)

v = kecepatan airan air (m/det)

(Gunawan, 2010)

2. Perhitungan Potensi Daya Hidrolik dan Daya Terbangkitkan

Setelah mendapakan semua variabel yang dibutuhkan, maka data-data yang

diperoleh digunakan untuk menganalisis daya yang bisa terbangkitkan dari

(14)

(Q) yang diperoleh dari persamaan 3.3 maka didapatkan perhitungan potensi daya

hidrolik (air) dan potensi daya listrik terbangkitkan. Potensi daya hidrolik adalah

analisis potensi daya pada suatu potensi air atau sungai tanpa perhitungan efisiensi

turbin sedangkan potensi daya terbangkitkan adalah analisis daya terbangkitkan

yang bisa dihasilkan oleh suatu potensi air atau sungai dengan kemampuan suatu

jenis turbin tertentu, berikut ini adalah persamaan potensi daya hidrolik (air) dan

potensi daya listrik terbangkitkan.

3. Perhitungan Penstock, Intake dan Kolam Penenang

Perhitungan penstock diakukan agar mengetahui spesifikasi penstock yang

akan dipakai seperti panjang penstock, diameter penstock dan material bahan

penstock. karena akan berpengaruh pada pengeluaran biaya. Untuk menghitung

panjang penstock dapat digunakan rumus trigonometri dengan menggunakan jarak

antara lokasi yang akan dijadikan power house dengan lokasi kolam penenang,

maka didapatkan persamaan seperti berikut:

Lpipa = √�ℎ ��� ���2. H ………..(3.4)

Dimana:

Lpipa = Panjang penstock

Lhorizontal =Jarak antara power house dengan dinding vertikal kolam penenang

H = Tinggi jatuhan air

(Muhammad Asy’ari Perangin-Angin, 2008)

Gambar 3.17 Perhitungan panjang penstock

(15)

Untuk mencari diameter penstock dapat dihitung dengan mencari kecepatan

optimum menggunakan rumus United State Berau of Reclamation (USBR)

dengan persamaan:

(Muhammad Asy’ari Perangin-Angin, 2008)

Dari persamaan 3.6 maka didapatkan diameter penstock dengan persamaan:

4

�. �

=

V = kecepatan aliran air optimum

(Muhammad Asy’ari Perangin-Angin, 2008)

Untuk perencanaan intake, lebar diambil dari perhitungan diameter penstock

sedangkan tingginya diambil dari 2 kali tinggi maksimal air sungai. Sedangkan

untuk kolam penenang kedalaman maksimal kolam penenang diambil dari 2-4

kali ketinggian air sungai dan dapat menampung air yang cukup banyak.

4. Jaringan Distribusi

Dalam merencanakan jaringan distribusi data-data tentang mekanikal dan

elektrikal dibutuhkan sebagai acuan untuk memilih jenis kabel dan komponennya.

Pemilihan penghantar juga dipengaruhi dari jarak pembangkit menuju ke

konsumen, karena akan mempengaruhi terhadap jatuh tegangan pada distribusi

tersebut. Setelah mendapatkan jenis penghantar maka selanjutnya adalah

menganalisis jatuh tegangan atau Drop Voltage untuk mengetahui tegangan yang

hilang pada penghantar di saluran distribusi. Dalam menghitung jatuh tegangan

(16)

Vdrop = √ . R . I . Cos � + √ . X . I . Sin � …………..(3.7)

Dimana:

√ = Konstanta 3 phasa � = faktor kerja

Gambar

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
Gambar 3.2  Tampilan Google Earth Pro
Gambar 3.4 Peta Administratif Kabupaten Garut lokasi Kecamatan Pamulihan
Gambar 3.5 Peta Administratif  lokasi Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

3.6.6 Model VI Beban Seimbang R S T Lampu Hemat Energi Saklar Beban peralatan elektronik Beban Peralatan elektronik Lampu Hemat Energi Beban Peralatan elektronik

gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang ditentuka n. 2) Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil. penggunaan energi pada

Studi lapangan merupakan langkah awal yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai potensi dan masalah apa saja yang terjadi yang berkaitan dengan pelaksanaan

• Masalah utama: Kemiskinan di kedua desa, yang disebabkan oleh belum optimalnya penggunaan SDA yang ada di desa, seperti potensi mikrohidro dari sungai yg ada, potensi irigasi

Desain alur penelitian penyajian lagu kawungan oleh grup Mekar Jaya Putra Di Dusun Citembong Desa Cikalong Sidamulih Kabupaten Pangandaran..

Deskripsi atau gambaran yang akan dibuat dari penelitian ini yaitu keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di aliran Sungai Cigunung, Sukabumi.. Lokasi dan Waktu

Dengan melihat permasalahan warga Dusun Lanasan dalam menciptakan kemandirian energi dan peningkatan perekonomian dan melihat potensi aliran sungai dengan tinggi jatuh air

• Studi potensi sumber energi hidro adalah penjajakan awal ketersediaan potensi sumber energi hidro untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).. • Digunakan untuk memilih