• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 1

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA

LAPO RAN P

ERKEM BAN GAN KRED IT M KM

1

TRIWULAN

I

2009

1 Kredit MKM terdiri dari : 1) Kredit mikro, yakni kredit dengan plafon sampai dengan Rp50 juta, 2) Kredit kecil, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta, dan 3) Kredit menengah, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp5 miliar. Kredit MKM tidak termasuk kartu kredit yang pada posisi Maret 2009 mencapai Rp28,4 triliun. Kredit MKM tersebut sudah termasuk penyaluran kredit oleh BPR Konvensional dan pembiayaan oleh Bank Umum Syariah dan BPR Syariah.

2 Net ekspansi adalah hasil pengurangan antara baki debet pada suatu periode dan baki debet pada akhir tahun sebelumnya (sudah memperhitungkan pelimpahan dan angsuran).

Sumber data: Bank Indonesia (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM), diolah dari LBU dan LBBPR/LBBPRS.

I. NET EKSPANSI KREDIT M KM2

 Net ekspansi kredit M ikro, Kecil, dan

M enengah (M KM ) hingga Triw ulan I 2009 baru mencapai Rp3,4 triliun atau 2,6% dari Rencana Bisnis Bank (RBB) kredit M KM 2009 sebesar Rp129,4 triliun. Angka ini jauh menurun dibandingkan net ekspansi kredit M KM Triw ulan I 2008 yang mencapai Rp16,6 triliun atau 12,3% dari RBB 2008. Hal ini diindikasikan sebagai dampak krisis keuangan global yang mengakibatkan makin selektifnya perbankan dalam menyalurkan kredit. M eski demikian, net ekspansi kredit M KM jauh lebih

baik dibandingkan net ekspansi kredit

perbankan pada periode yang sama yang masih menunjukkan angka negatif sebesar Rp-2,4 triliun.

 Berdasarkan Jenis Penggunaan, kontribusi

terbesar pada net ekspansi kredit M KM hingga Triw ulan I 2009 adalah Kredit Konsumsi yang bernilai positif yaitu Rp5,7 triliun. Kredit Investasi menunjukkan ekspansi positif Rp0,2 triliun, sedangkan Kredit M odal

Kerja masih menunjukkan angka negatif sebesar Rp-2,6 triliun.

 M enurut sektor ekonomi, hanya 3 sektor

yang realisasinya bernilai positif yakni: sektor Pertanian, sektor Perdagangan dan sektor Jasa Sosial dengan pangsa terbesar pada sektor Perdagangan dan Pertanian masing-masing Rp1,8 triliun dan Rp0,4 triliun.

Sementara sektor-sektor lainnya

menunjukkan angka negatif dengan nilai negatif terbesar pada sektor Perindustrian sebesar Rp-2,3 triliun.

 Berdasarkan kelompok bank, pangsa terbesar

net ekspansi hingga Triw ulan I 2009 berada pada kelompok Bank Persero sebesar Rp5,6 triliun, disusul BPD Rp4,1 triliun, dan Bank Campuran Rp3,1 triliun. Sebaliknya net ekspansi Bank Sw asta Nasional Devisa dan Bank Asing menunjukkan angka negatif masing-masing sebesar Rp-10,7 triliun dan Rp-0,4 triliun.

 Berdasarkan lokasi proyek per propinsi, Jaw a

Barat menjadi propinsi dengan net ekspansi kredit M KM tertinggi yaitu Rp1,3 triliun, disusul Jaw a Timur Rp1,2 triliun dan Sumatera Selatan Rp0,5 triliun.

II. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM

 Baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan I

2009 sebesar Rp663,8 triliun, tumbuh 22,7% dibandingkan akhir Triw ulan I 2008 (Rp540,8

triliun). Berdasarkan jumlah rekening,

(2)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 2

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA hanya 49,8% , menurun dibanding pangsa

pada akhir Triw ulan I 2008 sebesar 51,1% .

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

Triw ulan I 2009 (yoy) sebesar 22,7% , lebih rendah dibandingkan pertumbuhan baki

debet kredit M KM tahun sebelumnya

(Triw ulan I 2008) sebesar 24,5% . Demikian juga bila dibandingkan pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 25,8% pada periode yang sama. Total baki debet kredit perbankan pada akhir Triw ulan I 2009 adalah Rp1.332,1 triliun.

(Rp229,1 triliun) dan kredit menengah

sebesar 30,0% (Rp199,0 triliun).

 Jenis kredit M KM yang mengalami

pertumbuhan terpesat pada Triw ulan I 2009 (yoy) adalah kredit kecil yakni sebesar 38,1% , diikuti oleh kredit menengah dan kredit mikro masing-masing sebesar 16,0% .

V. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT KELOM POK BANK PEM BERI KREDIT

 Berdasarkan kelompok bank pemberi kredit,

pada akhir Triw ulan I 2009, kelompok bank menyalurkan sebesar Rp91,8 triliun (13,8% ).

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

Triw ulan I 2009 (yoy) tertinggi dicapai oleh kelompok Bank Campuran yang tumbuh sebesar 64,4% , diikuti oleh kelompok Bank

Persero dan kelompok BPD masing-masing

sebesar 32,1% dan 30,5% .

V. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT SEKTOR EKONOM I

 M enurut sekt or ekonom i, alokasi kredit M KM

pada akhir Triw ulan I 2009 terbanyak

diberikan kepada sektor Perdagangan yaitu sebesar 25,4% (Rp168,5 triliun), Perindustrian 6,7% (Rp44,2 triliun), Jasa Dunia Usaha 6,4% (Rp42,8 triliun) dan Pertanian 3,3% (Rp21,6 triliun).

 Pertumbuhan (yoy) terbesar dicapai sektor

Listrik, Gas dan Air (40,2% ), Jasa Dunia Usaha (27,1% ), dan Konstruksi (26,9% ). konsumsi, selebihnya sebesar Rp258,4 triliun (38,9% ) digunakan sebagai kredit modal kerja dan Rp56,4 triliun (8,5% ) sebagai kredit investasi.

 Hingga akhir Triw ulan I 2009 kredit mikro dan

(3)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 3

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA kegiatan konsumtif. Pada kredit mikro

penggunaannya untuk konsumsi sebesar

Rp173,6 triliun atau 73,7% dari total kredit mikro, dan pada kredit kecil sebesar Rp142,2 triliun atau 62,1% dari total kredit kecil. Sedangkan kredit menengah sebagian besar digunakan untuk kegiatan produktif, yakni untuk kredit modal kerja sebesar Rp135,5 triliun (68,1% dari total kredit menengah).

 Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada

Triw ulan I 2009 (yoy) terbesar berada pada kredit konsumsi sebesar 25,6% diikuti oleh kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing sebesar 20,6% dan 19,6% . sedikit menurun dibandingkan akhir Triw ulan I 2008 yakni 66,9% (Rp361,8 triliun). 2,6% (Rp22,8 triliun dan Rp17,4 triliun).

 Khusus untuk perbankan di Kaw asan Tim ur

Indonesia (KTI), baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan I 2009 mencapai Rp103,0 triliun, tumbuh sebesar 30,0% dibandingkan Triw ulan I 2008. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan kredit M KM

di Kaw asan Barat Indonesia (KBI) yaitu sebesar 23,9% .

 Dari sisi kinerja kredit, NPL-gross kredit M KM di KTI pada akhir Triw ulan I 2009 adalah 2,78% , menunjukkan peningkatan kinerja jika dibandingkan akhir Triw ulan I 2008 yakni 3,89% . Namun demikian NPL pada Triw ulan I 2009 meningkat dibanding Triw ulan IV 2008

dengan NPL-gross terbesar adalah kredit mikro

yaitu sebesar 4,62% , diikuti oleh kredit menengah dan kredit kecil masing-masing sebesar 3,99% dan 2,41% . Peringkat tersebut sama dengan Triw ulan I 2008, di

mana saat itu NPL-gross terbesar adalah kredit

mikro sebesar 4,30% diikuti kredit menengah dan kecil masing-masing sebesar 4,02% dan 3,25% .

 Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir

Triw ulan I 2009 kredit M KM dengan kinerja

kredit terburuk (NPL-gross terbesar) adalah

kredit modal kerja yaitu sebesar 5,57% , diikuti oleh kredit investasi sebesar 5,02% dan kredit konsumsi sebesar 2,04% .

 M enurut sektor ekonomi, kredit M KM dengan

kinerja terburuk pada akhir Triw ulan I 2009

adalah pada sektor perindustrian dengan

NPL-gross 9,53% , diikuti oleh sektor pertanian (6,72% ), dan sektor konstruksi (6,34% ).

IX. KELONGGARAN TARIK KREDIT M KM

 Kelonggaran tarik kredit M KM Bank Umum

(4)

Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 4

Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA triw ulan IV 2008 yang sebesar 9,4% . Dari

jumlah tersebut rasio kelonggaran tarik terbesar terdapat pada kelompok Bank Umum Sw asta nasional Devisa yakni sebesar 15,3% diikuti oleh kelompok Bank Campuran sebesar 13,8% .

 Dibandingkan Triw ulan I 2008, peningkatan

terbesar rasio kelonggaran tarik kredit M KM dialami Bank Campuran dari semula 9,3% pada Triw ulan I 2008 menjadi 13,8% pada Triw ulan I 2009. Peningkatan terbesar kedua terjadi pada kelompok Bank Persero dari semula 7,9% pada Triw ulan I 2008 menjadi 8,9% pada Triw ulan I 2009.

 Dilihat dari nominalnya, kelonggaran tarik

terbesar ada pada kelompok Bank Umum Sw asta Nasional Devisa sebesar Rp39,3 triliun diikuti oleh Bank Persero sebesar Rp21,1 triliun.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu perjanjian kredit dengan Jaminan Fidusia untuk memberikan perlindungan hukum kepada bank selaku kreditur atas objek Jaminan Fidusia tersebut maka bank selaku

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas XI IPS 5 SMAN 3 Blitar dapat diperoleh hasil sebagai berikut: (1) minat dan kesadaran siswa untuk belajar masih

Maka dari itu dibuatlah sebuah sistem elektronik yang digunakan untuk mengontrol perangkat elektronik di dalam rumah via wireless dengan menggunakan telepon genggam.. Sehingga

ABSTRAK. SINERGI SAFEGUARDS SAFETY DAN SECURITY. Penggunaan energi nuklir untuk kepentingan kesejahteraan dan perdamaian dapat terwujud secara efektif dan transparan apabila

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis

In a simple case, a closure can be used to create functions that can access the variables of an outer scope to allow callbacks to access data from the controlling function..

Pitchers of the climbing stem up to 20 cm, gradually originating from the tendril, almost ovate in the lower 1/3narrowing, becoming tubular or gradually expanding towards the mouth

The veteran mounts a quick defense by pointing to the script’s unequivocally shellish shebang line and reminding them that it’s normal for a shell script to use external UNIX