Pendahuluan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.
Berangkat dari Rencana Strategis (Renstra) BAPPEDA Kabupaten Bandung
tahun 2010-2015 yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010-2015 serta Rencana Kerja (Renja) Bappeda Kabupaten Bandung tahun 2012 yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung tahun 2012 dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pelaksanaan penyusunan LAKIP Bappeda Kabupaten Bandung Tahun 2012 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu :
1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pendahuluan
2
8. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010 – 2015;
12. Peraturan Bupati Bandung nomor 41 tahun 2011 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah tahun 2012
Penyusunan LAKIP Tahun 2012 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran Renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Bappeda Kabupaten Bandung yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan instansi pemerintah oleh Kepala Bappeda kepada Bupati Bandung ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku selanjutnya realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil pencapaian sasaran pada tahun 2012.
BAPPEDA merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan
pemerintahan daerah, maka BAPPEDA memiliki tanggungjawab yang besar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah baik mulai tahap perencanaan kebijakan daerah, pengorganisasian, pelaksanaan hingga evaluasi, dengan demikian yang menjadi output BAPPEDA yakni berupa perencanaan daerah yang disusun melalui rangkaian perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan publik, kemampuan daerah, serta pemberdayaan dan pengembangan potensi daerah.
Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung serta Keputusan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung.
Maksud dan Tujuan
Pendahuluan
3 Tujuan penyusunan LAKIP BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2012 adalah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi BAPPEDA dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok BAPPEDA Kabupaten Bandung adalah memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan statistik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, BAPPEDA Kabupaten Bandung mempunyai Fungsi sebagai berikut :
a.Perumusan kebijakan teknis perencanaan.
b.Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan.
c.Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan
daerah.
d.Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Selanjutnya, tugas pokok pada BAPPEDA Kabupaten Bandung diuraikan kedalam masing-masing sub unit kerja, yaitu:
1. Kepala Badan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan,
mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan
mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan statistik.
2. Sekretariat
Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :
a.Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan
pelayanan kesekretariatan.
b.Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu.
c.Penetapan rumusan kebijakan penyusunan rencana strategis Badan.
d.Penetapan rumusan kebijakan pelayanan administrasi Badan.
e.Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan
kerumahtanggaan.
f. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan
Pendahuluan
4
g.Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian.
h.Penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan.
i. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan
pelaksanaan tugas badan.
j. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan
tugas Badan.
k.Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan
penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas badan.
l. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
m.Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
n.Pelaksanan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
o.Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
3. Bidang Perencanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Pemerintahan.
Bidang Perencanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan yang meliputi perencanaan pembangunan keagamaan, kesejahteraan, pendidikan, pemuda dan olah raga, kependudukan, tenaga kerja dan pemerintahan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Perencanaan pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja penyusunan,
perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
b. Penetapan perumusan petunjuk pelaksana, pedoman dan standar
perencanaan dan pengendalian pembngunan daerah di bidang kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
c. Penetapan perumusan kerjasama pembangunan antar daerah, daerah
dengan swasta, baik dalam maupun luar negeri di bidang kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
d. Penetapan perumusan kebijakan teknis perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
e. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
f. Penetapan perumusan penyusunan dan pengelolaan kebijakan
Pendahuluan
5
g. Penetapan perumusan penyusunan usulan program pembangunan
kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
h. Pelaporan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan kesejahteraan
sosial dan pemerintahan.
i. Perumusan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan
pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
k. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/
instansi/ lembaga atau pihak ketiga dibidang perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan.
4. Bidang Perencanaan Pembangunan Perekonomian
Bidang Perencanaan Pembangunan Perekonomian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang perencanaan pembangunan perekonomian yang meliputi perencanaan pembangunan pertanian dan pertambangan serta industri, perdagangan, koperasi dan UKM.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Perencanaan pembangunan Perekonomian mempunyai fungsi:
1) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja penyusunan,
pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan perekonomian.
2) Penetapan petunjuk pelaksanaan, pedoman dan standar perencanaan
pembangunan daerah di bidang perekonomian.
3) Penetapan pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah, dengan
swasta, baik dalam dan luar negeri di bidang perekonomian.
4) Penyelenggaraan dan perumusan kebijakan teknis penyusunan,
pengeloaan dan pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan perekonomian.
5) Pengkoordinasian penyusunan, pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan
perencanaan pembangunan perekonomian.
6) Penyelenggaraan penyusunan, pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan
perencanaan pembangunan perekonomian.
7) Penyelenggaraan penyusunan usulan program pembangunan
perekonomian.
8) Pelaporan pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan perekonomian;
9) Evaluasi pelaksanaan tugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
perencanaan pembangunan perekonomian.
10)Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
Pendahuluan
6
11)Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/
instansi/lembaga atau pihak ketiga dibidang perencanaan pembangunan perekonomian.
5. Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik
Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik yang meliputi perencanaan pembangunan tata ruang, lingkungan hidup dan permukiman serta transportasi dan pengelolaan SDA.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Perencanaan pembangunan Fisik mempunyai fungsi:
1) Penetapan penyusunan program kerja kegiatan perencanaan dan
pengendalian pembangunan fisik.
2) Penetapan penyusunan program kerja kegiatan perencanaan dan
pengendalian pembangunan fisik.
3) Penyelenggaraan kegiatan penyusunan perencanaan dan dan
pengendalian pembangunan fisik.
4) Penyelenggaraan pengkoordinasian penyusunan kebijakan perencanaan
pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang di bidang fisik.
5) Pelaporan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan
fisik.
6) Pelaksanaan evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan perencanaan
pembangunan fisik.
7) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidng tugas dan
fungsinya.
8) Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/
instansi/lembaga atau pihak ketiga dibidang perencanaan pembangunan fisik.
6.Bidang Statistik dan Evaluasi
Bidang Statistik dan Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas-tugas di bidang penyusunan, pengelolaan dan pelayanan statistik dan evaluasi yang meliputi pengelolaan data statistik serta evaluasi pelaporan;.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Perencanaan Statistik dan Evaluasi mempunyai fungsi:
1) Penetapan penyusunan rencana dan program kerja penyusunan,
pengelolaan dan pelayanan statistik dan evaluasi.
2) Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang penyusunan pengelolaan
dan pelayanan statistik dan evaluasi.
Pendahuluan
7
4) Perumusan Sasaran pelaksanaan tugas di bidang penyususnan,
pengelolaan dan pelayanan statistik dan evaluasi.
5) Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang penyusunan,
pengelolaan dan pelayanan statistik dan evaluasi.
6) Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan penyusunan, pengelolaan dan
pelayanan statistik dan evaluasi.
7) Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan penyusunan, pengelolaan dan
pelayanan statistik dan evaluasi.
8) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
9) Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/
instansi/ lembaga atau pihak ketiga dibidang penyusunan, pengelolaan dan pelayanan statistik dan evaluasi.
7. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bidang Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang penyusunan, pengelolaan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah yang meliputi penelitian pembangunan sosial dan ekonomi serta fisik dan prasarana. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang penelitian dan pengembangan mempunyai fungsi :
1).Penetapan penyusunan rencana dan program kerja penyusunan,
pengelolaan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
pembangunan daerah.
2).Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan
pengembangan pembangunan daerah.
3).Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan
pengembangan pembangunan daerah.
4).Penyelenggaraan kerjasama penelitian dan pengembangan pembangunan
daerah.
5).Penyelenggaraan koordinasi penelitian anggaran daerah.
6).Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan penyusunan, pengelolaan dan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah.
7).Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan penyusunan, pengelolaan dan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah.
8).Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
9).Pelaksanaan koordinasi /kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi /lembaga atau pihak ketiga di bidang penyusunan,
pengelolaan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
Pendahuluan
8
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Pengaturan tugas pokok dan fungsi Kelompok Jabatan Fungsional akan diatur lebih lanjut setelah dibentuk dan ditetapkan jenis dan jenjangnya oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2. Sistematika Penyusunan
Memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2012 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang yang berisikan gambaran umum, maksud dan tujuan; tugas pokok dan fungsi; kewenangan dan sistematika penulisan.
BAB II : RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
Pada bab ini menjelaskan tentang Penjelasan beberapa hal penting dalam perencanaan dan penetapan kinerja (dokumen penetapan kinerja)
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bab ini menjelaskan tentang pencapaian sasaran-sasaran organisasi pelaporan dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengkuran kinerja
BAB IV : PENUTUP