• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG) PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG) PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG)

PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR

Oleh

SITTI MARYAM

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kebugaran jasmani melalui latihan kelincahan yang berupa shuttle run, zig zag run, dan bumerang pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Sawah Brebes Kecamatan Tanjungkarang Timur.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sawah Brebes Kecamatan tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung yang berjumlah 37 siswa, dengan perincian 25 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI).

(2)

PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG)

PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR

Oleh

SITTI MARYAM Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Judul Skripsi : PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN

KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG) PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR

Nama Mahasiswa : SITI MARYAM Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068048 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M. Pd.

(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(5)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Siti Maryam

NPM : 1013068048 Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tempat tanggal lahir : OKU, 17 November 1967

Lokasi Penelitian : SDN 2 Sawah Berebes Kecamatan Tanjung Karang Timur

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Aspek Kebugaran Jasmani melalui Latihan Kelincahan (Shuttle Run, Zigzag Run dan Bumerang) Pada Siswa Kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 September 2011 – 10 November 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 27 Januari 2012

(6)

PENINGKATAN ASPEK KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN KELINCAHAN (SHUTTLE RUN, ZIGZAG RUN DAN BUMERANG)

PADA SISWA KELAS V SDN 2 SAWAH BREBES TANJUNG KARANG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

SITTI MARYAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak. Pada umumnya siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, perlu didukung dengan tingkat kebugaran jasmani yang baik pula.

Menurut TIM Pusat Penkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga (PPPITOR), Syarifudin Junusul Hairy dalam bukunya Konsep Kebugaran Jasmani (1990 : 1) mengemukakan bahwa

“Pentingnya kebugaran Jasmani bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial, sportifitas dan semangat kompetisi. Beberapa peniliti juga menyebutkan bahwa kebugaran jasmani memiliki korelasi positif dengan prestasi akademik”.

(8)

seseorang maka makin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif kebugaran jasmani kian meningkat.” (Rusli Lutan & Adang Suherman, 2000 : 153).

Manfaat kebugaran jasmani bagi tubuh antara lain dapat mencegah berbagai penyakit seperti jantung, pembuluh darah, dan paru- paru sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan jasmani yang hugar, hidup menjadi semangat dan menyenangkan. Kebugaran jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan, tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari.

Ada 3 hal penting dalam kebugaran jasmani, yaitu :

(1) Fisik, berkenaan dengan otot, tulang, dan bagian lemak, (2_ Fungsi Organ, berkenaan dengan efisiensi sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan (paru - paru), dan (3) Respon Otot, berkenaan dengan kelenturan, kekuatan, kecapatan, dan kelemahan. Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang sangat berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik yang dihadapinya.

(9)

prestasi yang baik khususnya bagi prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan maksud ingin mengetahui apakah ada pengaruh penerapan Latihan Kelincahan (Shuttle Run, Zigzag Run dan Bumerang) terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa kelas SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur Tahun 2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aktifitas olahraga hanya dilakukan siswa pada jam pelajaran pendidikan jasmani saja.

2. Jam istirahat sekolah lebih banyak dihabiskan dengan mengobrol dan jajan.

3. Siswa tidak konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan.

C. Rumusan Masalah

(10)

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur Tahun Pejaran 2010-2011.

2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur Tahun Pejaran 2010-2011 setelah diberikan Latihan Kelincahan (Shuttke run, Zigzag dan Bumerang).

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi

1. Bagi siswa

Sebagai upaya untuk menambah pengalaman dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya.

2. Bagi guru penjas

Sebagai bahan perbandingan untuk meningkatkan tingkat kebugaran jasmani para siswanya melalui berbagai metode yang ada

3. Bagi Program Studi

Sebagai bahan rujukan bagi para mahasiswa yang akan melakukan penelitin yang berkait dengan kebugaran jasmani .

4. Bagi FKIP

(11)

A. Kebugaran Jasmani

Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Karpovich dalam (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) Kebugaran Jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Seseorang yang memiliki Kebugaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi tuntutan fisik tertentu. Kebugaran Jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa lelah berlebihan dan masih mamiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendadak. Ahli-ahli Pendidikan Jasmani menyatakan bahwa : Kebugaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan suatu kerja tertentu dengan hasil baik / memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti. (Sudarno, 1992:9).

(12)

“Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih mempunyai simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan”.

Agar kebugaran jasmani dapat terus dipertahankan maka diperlukan latihan yang teratur. Seperti pendapat Cooper (1983;22), yang mengatakan :

“Pengaruh latihan meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah yang menyalurkan darah ke seluruh jaringan tubuh, mengisi penuh seluruh jaringan tubuh dengan oksigen untuk pembentukan energi.”

Dengan terbentuknya energi tersebut maka akan menentukan kesanggupan tubuh dalam melakukan kegiatan fisik apapun bentuknya.

Bucher dalam Abdullah & Manadji (1994 ; 17), berpendapat bahwa tujuan kebugaran jasmani diklasifikasikan dalam lima aspek, yaitu ;

a. Perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ tubuh menuju kepada keselarasan antara tubuhnya, badan dan perkembangan jiwa. b. Perkembangan mental emosional maupun watak disiplin dan sportifitas

serta membangkitkan rasa kebanggaan nasional. c. Perkembangan Neuromuscular.

d. Perkembangan sosial adalah upaya peningkatan kwalitas manusia. e. Perkembangan intelektual adalah kemampuan mengembangkan IPTEK.

B. Komponen Kebugaran Jasmani

(13)

a. Daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory), adalah kapasitas

sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

b. Kekuatan otot. Secara filosofis, kekuatan otot adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.

c. Daya tahan otot. Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas sub maksimal. d. Daya ledak otot. Daya ledak otot adalah gabungan antara kekuatan dan

kecepatan atau pengarahan gaya otot maksimal dengan kecepatan maksimum.

e. Kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara munculnya stimulus atau rangsangan dengan awal reaksi, kemampuan ini tergantung dari organ perasa dalam mengatur stimulus yang dating dan diterima melalui organ penglihatan, pendengaran, gabungan keduannya dan sentuhan.

f. Fleksibilitas. Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi secara maksimal.

g. Keseimbangan. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap

(14)

h. Koordinasi. Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan cepat dan efesien.

i. Kelincahan. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah gerakan atau arah posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan sercara bersama-sama. j. Ketepatan. aKetepatan adalah sebagai ketrampilan nmotorik merupakan

komponen kesegaran jasmani yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. k. Reaksi. Reaksi adalah waktu yang dilewatkan stimulus (rangsangan) dan

permulaan dari reaksi atas stimulus tersebut.

C. Latihan Kelincahan

(15)

dalam keadaan bergerak. Orang lincah adalah orang yang mampu mengubah satu posis! ke suatu posisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik.

Kelincahan merupakan salah satu faktor yang sangat panting dalam aktivitas olah raga dan dalam kehidupan.sehari-hari. Hampir semua bentuk permainan memerlukan kelincahan, termasuk permainan sepak bola, hoki, dan basket. Tingkat kelincahan seseorang ditentukan kecepatan dan kelentukan. Tanpa memiliki kelentukan dan kecepatan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, unsur keseimbangan juga turut memberikan sumbangan terhadap kelincahan. Kelincahan merupakan salah satu faktor yang sangat panting dalam aktivitas olah raga dan dalam kehidupan.sehari-hari. Hampir semua bentuk permainan memerlukan kelincahan, termasuk permainan sepak bola, hoki, dan basket. Tingkat kelincahan seseorang ditentukan kecepatan dan kelentukan. Tanpa memiliki kelentukan dan kecepatan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, unsur keseimbangan juga turut memberikan sumbangan terhadap kelincahan.

1. Bentuk-bentuk Latihan Kelincahan

Latihan-latihan untuk meningkatkan kelincahan ada beberapa macam. Sebagai contoh adalah lari melewati beberapa rintangan, lari dengan berubah-ubah arah pada setiap bunyi peluit, dan sebagainya.

a. Lari bolak balik (shuttle run)

(16)

secepatnya berusaha mengubah arah menuju titik lainnya. Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak terlalu jauh serta jumlah ulangan tidak terlalu banyak sehingga tidak akan menyebabkan kelelahan bagi si pelaku. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kemampuan mengubah arah secepat mungkin pada saat bergerak.

Gambar 1 : Lari Shuttle Run

2. Lari berbelok-belok (zig-zag)

Seseorang berlari dengan cepat sebanyak 2–3 kali di antara beberapa titik, misalnya 4–5 titik. Jarak setiap titik kurang lebih 2 meter.

(17)

3. Lari Bumerang ( RIGHT –BOOMERANG RUN )

Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari dan merubah arah

Tingkat Umur : 10 tahun hingga – Mahasiswa Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan

Alat / perlengkapan : stopwatch, sebuah kursi, empat buah tonggak, dan lantai yang datar.

Pelaksanaan : testi siap dibelakang garis start, kemudian setelah aba – aba “yak” lari mengikuti anak panah sampai melintasi garis finish.

Penilaian : nilai ditentukan dari waktu yang dicapai sejak aba – aba “yak “ sampai melintsi garis finish, waktu sampai sepersepuluh detik.

Hukuman : waktu akan ditambah sepersepuluh detik setiap menyentuh rintangan.

Gambar 3. Lapangan Boomerang

D.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

(18)

ditetapkan menjadi instrumen atau alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.

Sebelum terjun untuk melaksanakan tes dan pengukuran dengan melakukan tes kesegaran jasmani pada siswa-siswi, maka diharapkan guru penjas atau peneliti dapat memahami dengan baik peraturan dan tata cara pelaksanaan TKJI sehingga diharapkan hasil tes yang diperoleh adalah benar dan dapat dipercaya.

1. Rangkaian Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia usia 10-12 tahun, terdiri dari : a. lari 40 meter

b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 30 detik c. baring duduk (sit up) selama 30 detik

d. loncat tegak (vertical jump) e. lari 600 meter

2. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).

3. Ketentuan Tes

(19)

dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama : Lari 40 meter

Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up) - gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up) Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump)

Kelima : - Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun)

- Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / 1000 meter (usia 16-19 tahun)

4. Petunjuk Umum

Peserta

a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up) e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal.

Petugas

a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up) b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

(20)

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes

5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Lari 50 / 60 Mete

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan Fasilitas

(2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

Gambar 4. Start lari 40 Meter

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per

Petunjuk Pelaksanaan Tes Lari 50 / 60 Meter

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

b. Alat dan Fasilitas; (1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 40 meter, (2) Bendera start, (3) Peluit

5) Stop watch, (6) Serbuk kapur, (7) Formulir TKJI

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per

(21)

d. Pelaksanaan

(1) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start (2) Gerakan

a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari

b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish (3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

a) mencuri start

b) tidak melewati garis finish c) terganggu oleh pelari lainnya d) jatuh / terpeleset

(4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis Finish

(5) Pencatat hasil

- hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik

- waktu dicatat satu angka dibelakang koma

Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu

(22)

1) lantai ra

2) palang tunggal ya dengan ketinggian

peserta. Pipa pegangan terbuat 3) stopwatch

4) serbuk kapur atau magnesium karbonat 5) alat tulis

c) Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d) Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang

b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki antai rata dan bersih

palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian

peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi 3) stopwatch

serbuk kapur atau magnesium karbonat tulis

Petugas tes

pengamat waktu

penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

) Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 30 detik (Untuk Putra) permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggai selebar bahu (gambar 3) Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala

Gambar 5. Cara Memegang Gantung Angkat Tubuh Putra

akan (Untuk Putra)

Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua sehingga dagu menyentuh

atau berada di atas palang tunggal (lihat gambar 4

kembali ké sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki

ng dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan

dari besi ukuran ¾ inchi

(Untuk Putra)

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan (gambar 3).

kepala

Gambar 5. Cara Memegang Gantung Angkat Tubuh Putra

tubuh dengan membengkokkan kedua lengan,

(23)

tetáp merupakan satu garis lurus. c) Gerakan

mungkin

Gambar 6.

3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung

a) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan mengayun

1) yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. 2) yang dicatat adaiah jumlah (fr

dilakukan dengan

3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol (0).

f) Pelaksanaan

tetáp merupakan satu garis lurus.

Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 30 detik.

Gambar 6. Pelaksanaan Tes Angkat Gantung

Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila: pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan

mengayun

pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal

pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus

Pencatatan Hasil

ang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. 2) yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang

dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama

Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol (0).

Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Putri)

istirahat sebanyak

apabila:

pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan

menyentuh

kedua lengan tidak

(24)

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

1) Sikap perrnulaan Peserta ber

pada palang tunggal

menghadap ke arah kepala (Lihat gambar

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta sampai dengan mencapai

mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala

Sikap perrnulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan

menghadap ke arah kepala (Lihat gambar)

Gambar 7. Cara Pegangan Angkat Gantung Putri

akan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke a

sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada atas palang tunggal (Iihat gambar)

Gambar 8. Pelaksanaan Angkat Gantung Putri

g) Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala

l, kedua tangan berpegangan selebar bahu. Pegangan telapak tangan

Gambar 7. Cara Pegangan Angkat Gantung Putri

melompat ke atas bergantung siku tekuk, dagu berada

Sikap tersebut dipertahankan selama

Pelaksanaan Angkat Gantung Putri

(25)

yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).

3. Tes Baring Duduk (

a. Tujuan

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. b. Alat dan fasilitas

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ dengan kedua jari

b) Peserta lain

kaki tidak terangkat.

Gambar 9. Pelaksanaan Tes Baring Duduk

yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).

3. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas; (1) lantai / lapangan yang rata dan bersih stopwatch, (3) alat tulis, (4) alas / tikar / matras dll

c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) sikap permulaan

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut ˚ dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.

b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

Gambar 9. Pelaksanaan Tes Baring Duduk

yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih, (2)

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut arinya diletakkan di belakang kepala.

(26)

2) Gerakan

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi - kedua siku tidak

- menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh 2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan sempurna selama

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes

4. Tes Loncat Tegak (

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding y

a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap

b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama

e. Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi kedua siku tidak sampai menyentuh paha

menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh 2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

dilakukan dengan sempurna selama 30 detik

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)

4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk kembali ke sikap

ulang tanpa henti selama 30 detik

pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi

menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh 2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

ini diberi nilai nol (0)

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif

(27)

angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm Alat penghapus papan tulis

c. Petugas Tes

Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan Tes

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang

mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm, (2) Serbuk kapur Alat penghapus papan tulis, dan (4) Alat tulis

c. Petugas Tes

Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

a) Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur gnesium karbonat

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisi kanan atau kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan bekas jari.

Gambar 10. Tes Vertical Jump

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

) Serbuk kapur, (3)

ta diolesi dengan serbuk kapur atau

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala badan peserta. Angkat tangan yang ditempelkan pada papan

(28)

b) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain

e. Pencatatan Hasil

1) Selisih raihan loncata

2) Ketiga selisih hasil tes dicatat

3) Masukkan hasil selisih yang paling besar

5. Tes Lari 600 meter

Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan

a) Pada aba untuk lari

b) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain

e. Pencatatan Hasil

Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak Ketiga selisih hasil tes dicatat

Masukkan hasil selisih yang paling besar

00 meter

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan

b. Alat dan Fasilitas; (1) Lintasan lari, (2) Stopwatch, (3) Bendera start 5) Tiang pancang, (6) Alat tulis

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan 2) Pengukur waktu

3) Pencatat hasil

4) Pengawas dan pembantu umum d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari

Gambar 11. Start Lari Jarak 600 Meter

b) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran

3) Bendera start, (4)

(29)

b) Pada aba

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12” f. Norma TKJI

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar.

ukuran yang digunakan untuk masing

satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai

Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.

b) Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju

Gambar 12 Finish Lari 600 Meter e. Pencatatan Hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12” . Norma TKJI

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang tu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.

aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju

Gambar 12 Finish Lari 600 Meter

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan masing butir tes berbeda, yang meliputi

(30)

Tabel 1. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (untuk Putera dan Puteri)

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani 1. 22 – 25 Baik sekali ( BS ) 2. 18 – 21 Baik ( B ) 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 4. 10 – 13 Kurang ( K )

5. 5 – 9 Kurang sekali ( KS )

E. Hipotesis

(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur dengan alasan bahwa siswa kelas V umumnya memiilki tingkat kebugaran jasmani yang kurang sekali.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

(32)

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur berjumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki tingkat kebugaran jasmani yangrendah sekali bila dibandingkan dengan kelas lainnya.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur pada siswa kelas V. berjumlah 37 orang yang terdiri dari 25 orang pria dan 12 orang wanita.

2. Pelaksanaan Penelitian

(33)

D. Proses Peningkatan Kebugaran Jasmani

Sebelum dibeikan latihan pada siklus I siswa terlebih dahulu dilakukan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan fisik atau kebugaran secara umum sebelum diberi tindakan atau latihan

Siklus I

Rencana :

1. Membuat RPP untuk pelajaran kebugaran

2. Menyiapkan alat dan tempat untuk melakukan latihan sirkuit.

3. Menyiapkan siswa dan sekaligus melakukan pemanasan untuk mengikuti latihan kelincahan berupa lari bolak balik (Shuttle run).

4. Membagi kelompok latiahn agar tidak terlalu banyak dan lebij efektif Tindakan :

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan rangkaian latihan dan alat yang akan digunakan pada latihan di siklus pertama yakni latihan kelincahan berupa lari bolak balik (Shuttle run).

2. Melakukan gerakan atau latihan dengan Latihan Kelincahan lari bolak balik (Shutlte run)

3. Melakukan koreksi dan memberi kesempatan pengulangan bila terdapat kelompok atau siswa melakukan tidak sesuai denan instruksi

Observasi :

(34)

ditentukan, yakni Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang dan Kurang Sekali. Hasil tes tersebut dianalisis menggunakan persentase.

Refleksi :

1. Hasil observasi melalui TKJI pada siklus pertama, selanjutnya disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan hasil latihan dengan latihan kelincahan lari bolak balik (Shuttle run) dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Apabila ternyata masih banyak siswa yang tergolong pada kategori kurang dan kurang sekali maka selanjutnya akan dilakukan tindakan atau latihan berikutnya.

2. Karena masih banyak siswa yang tergolong pada kategori kurang dan kurang sekali maka direncanakan tindakan untuk siklus kedua, dalam hal ini diberikaan latihan kelincahan model lari bolak belok (Zig Zag Run) .

Siklus II

Rencana :

1. Menyiapkan alat dan tempat untuk latihan sirkuit Latihan Kelincahan berupa lari bolak belok (Zigzag Run)

2. Menyiapkan siswa dan sekaligus melakiuian pemanasan untuk persiapan mengikuti latihan kelincahan model Zigzag Run.

Tindakan :

1. Memberikan petunjuk cara pelaksanaan lari zigzag .

(35)

Observasi :

Setelah tindakan atau latihan bolak belok (Zigzag run) selama tiga kali pertemuan, kemudian dilakukan observasi melalui model tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). Hasil tes dianalisis dan dilihat berdasarkan norma yang telah ditentukan, yakni Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang dan Kurang Sekali. Hasil tes tersebut dianalisis menggunakan persentase.

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan hasil latihan dengan Latihan Kelincahan berupa lari zig zag sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa, namun masih terdapat beberapa siswa yang tergolong pada kategori kurang dan kurang sekali.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga, yang mana peneliti berencana memberikan latihan Latihan Kelincahan berupa lari Bumerang.

Siklus III

Rencana :

1. Menyiapkan alat dan tempat untuk melakukan latihan kelincahan lari Bumerang

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti latihan latihan kelincahan lari Bumerang yang akan dilakukan dan sebelumnya menyuruh pemanasan.

Tindakan :

(36)

Observasi :

Setelah tindakan atau latihan Bumerang selama tiga kali pertemuan, kemudian dilakukan observasi melalui model tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). Hasil tes dianalisis dan dilihat berdasarkan norma yang telah ditentukan, yakni Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang dan Kurang Sekali. Hasil tes tersebut dianalisis menggunakan persentase

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan hasil latihan dengan latihan kelincahan berupa lari Bumerang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa.

2. Karena prosentase siswa yang tergolong kurang maupun kurang sekali ternyata relatif kecil dan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sudah melebihi ketentuan (>60%), maka siklus dihentikan.

E. Teknik Pengumpulan data

(37)

1. Lari 40 Meter

Hasil tes dicatat dalam satuan detik, kemudian waktu tercepat lari di interpretasikan pada tabel berikut :

Tabel 2. Norma Tes Lari 40 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun.

Putra Putri Nilai Nilai Akhir

Sd- 6.3” Sd- 6.7” 5 100

6.4”- 6.9” 6,8” – 7,5” 4 80 7.0”- 7.7” 7,5” – 8,3” 3 60 7.8”- 8.8” 8,4” – 9,6” 2 40

8.9”- dst 9,7” – dst 1 20

(Sumber: Depdikbud, 1995:28)

2. Pull-up/ Gantung Siku Tekuk

Hasil tes pull-up atau gantung siku tekuk dicatat dalam satuan detik, kemudian waktu mempertahankan di interpretasikan pada tabel berikut :

Tabel 3. Norma Tes Pull-Up Untuk Usia 10-12 Tahun.

Putra Putri Nilai Nilai Akhir 51” keatas 40” keatas 5 100

31”- 50” 20” – 39” 4 80

15”- 30” 8” – 19” 3 60

5”- 14” 2” – 7” 2 40

4”- dst 0” – 1” 1 20

(Sumber: Depdikbud, 1995:28)

3. Sit-up/ Baring Duduk

(38)

Tabel 4. Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun

Hasil tes loncat tegak dicatat dalam satuan centimeter, kemudian hasil capaian tertinggi dari 3 kali percobaan dicatat sebagai hasil dan di interpretasikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun.

Putra Putri Nilai Nilai Akhir

Hasil tes dicatat dalam satuan detik, kemudian waktu tercepat lari di interpretasikan pada tabel berikut :

Tabel 6. Norma Tes Lari 600 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun.

(39)

Tes ini merupakan satu rangkaian tes kebugaran jasmani Indonesia untuk umur 10-12 tahun. Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan sesuai urutannya (Depdikbud, 1995, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun).

Rangkaian Tes untuk umur 10-12 tahun ini mempunyai nilai reabilitas, yaitu.

 Untuk putra 9.11  Untuk putri 9.42 Sedangkan nilai validitasnya.

 Untuk putra 8;84 - (Aiteken)  Untuk putri 8.97 - (Aiteken)

F. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

(40)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui latihan kelincahan yang berupa lari bolak balik (shuttle run), lari bolak balik (zig zag run), dan bumerang dapat meningkatkan kemampuan kebugaran jasmani pada Siswa kelas V SD Negeri 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur Kota Bndar Lampung

2. Dengan meningkatnya kemampuan kebugaran jasmani tersebut maka pembelajaran dan aktivitas gerak pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sawah Bresbes Tanjung Karang Timur bisa dikatakan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut:

(41)

penelitian dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda

(42)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di Kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur dapat terlaksana dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “Peningkatan Aspek KebugaranJasmani melalui Latihan Kelincahan (Shuttel Run, Zigzag Run dan Bumerang) pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sawah Brebes TanjungKarang ”.

Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman sejawat.

Penulis menyadari hasil kerja ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para guru pada umumnya. Sebagai hasil untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis haturkan terima kasih.

Penulis

(43)

“….Tiada Kesuksesan yang didapat tanpa

Perjuangan dan Pengorbanan…”

“Pepatah mengatakan orang yang sukses / berhasil

adalah orang yang dapat membuat banyak orang hidup

bahagia”.

(44)

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1. Kedua Orang Tua ku Tercinta Ayahanda (Alm.) M. Said atas jasa mu lah

Ananda untuk mencapai cita-cita.

2. Ibunda ku Zaleha yang telah mendidikku, memberi kasih sayang,

semangat dan nasehat serta doa demi keberhasilan ku.

3. Suami dan anak-anak Tercinta yang telah memberi semangat, support,

masukan serta saran dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

4. Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 2 Sawah Brebes yang selalu

memberi dukungan.

5. ahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama dari

awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

6. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

tercinta

(45)

pasangan Bapak M.Said (Alm) dan Ibu Zaleha.

Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah :

1. Sekolah dasar (SD) Negeri 7 Muara Dua selesai pada tahun 1981.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri selesai tahun 1984.

3. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri selesai pada tahun 1987.

4. Diploma II (D2) selesai pada tahun 1999.

Pada tahun 1988 penulis diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Dan bertugas di

Kabupaten Lampung Selatan yang tepatnya di Kecamatan Pulau Panggung. Pada

tahun 1991 penulis beralih tugas ke Bandar Lampung kemudian pada tahun 1991

penulis melanjutkan ke Universitas Terbuka. Pada tahun 1999 penulis telah

menyelesaikan studi Diploma II (D2) di Universitas Terbuka. Pada tahun 2010

meneruskan jenjang pendidikan kesarjanaan pada Universitas Lampung Jurusan

(46)

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Aspek Kebugaran Jasmani melalui Latihan

Kelincahan (Shuttle Run, Zigzag Run dan Bumerang) pada Siswa Kelas V SD

Negeri 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur”adalah dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji

Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada

(47)

studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SD Negeri 2 Sawah Brebes yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada Siswa Kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung

Karang Timur .

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sawah Brebes, terimakasih atas waktu dan

kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok

Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 27 Januari 2012 Penulis

(48)

DAFTAR PUSTAKA

.

Abdullah, A.Manadji, A. 1994, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Adisapoetra, dkk, 1999, Tes & Latihan Kebugaran Jasmani untuk Anak Usia Sekolah. Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Jakarta.

Bowers, and Fox (1992). Sport Physiology 3rd Edition, Wm C. Brown Publisher,

Dubuque, United States Of America

Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) Cooper. Kenner H., 1983, Aerobik, PT. Gramedia, Jakarta.

Depdikbud, 1995, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun,Jakarta

Depdikbud, 1988. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Senam di Sekolah Dasar Kelas I s/d VI mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta

Danteskaze.wordpress.com, artikelpenjas.blogspot.com

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Harsono, 1998, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Tambak Kusuma, Jakarta.

Kartono, Kartini, 1986, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung. Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,

Yogyakarta.

(49)

Sumodisardjono, sadoso, 1990, Pengetahuan Praktisi Kesehatan dan Olahraga, PT. Gramedia, Jakarta.

Surachmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsiti, Bandung.

Syarifudin, Junusul Hairy, 1999, Konsep Kebugaran Jasmani, Tim-PPPITOR Kantor MENPORA RI, Jakarta.

Tap MPR No. IV Tahun 1998 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

(50)
(51)

Gambar HALAMAN

1 Lari Shuttle Run... 11

2 Lari Zig Zag Run... 12

3 Lapangan Bumerang... 13

4 Start Lari 40 Meter... 16

5 Cara Pegangan Gantung Angkat Tubuh Putra... 19

6. Pelaksanaan Tes Angkat Gantung... 19

7. Cara Pegangan Angkat Gantung Putri... 20

8 Pelaksanaan Angkat Gantung Putri... 20

9 Pelaksanaan Tes Baring Duduk... 21

10 Tes Vertical Jump... 23

11 Start Lari Jarak 600 Meter... 25

(52)

HALAMAN

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani... 6

B. Komponen Kebugaran Jasmani... 8

C. Latihan Kelincahan... 9

D. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)... 13

E. Norma TKJI ... 26 F. Hipotesis... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 28

B. Subyek Penelitian... 29

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian... 29

D. Proses Peningkatan Kebugaran... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

F. Validnya Penelitian Tidakan Kelas... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 39

B. Pembahasan... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 46

(53)
(54)

xiv

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani... 6

B. Komponen Kebugaran Jasmani... 8

C. Latihan Kelincahan... 9

D. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)... 13

E. Norma TKJI ... 26

F. Hipotesis... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 28

B. Subyek Penelitian... 29

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian... 29

D. Proses Peningkatan Kebugaran... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

F. Validnya Penelitian Tidakan Kelas... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 39

(55)

xiv

A. Simpulan... 46 B. Saran... 46

(56)

xiv

Tabel HALAMAN

1 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (untuk Putera dan

Puteri)... 24

2 Norma Tes Lari 40 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun... 31

3. Norma Tes Pull-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 35

4 Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 36

5. Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 36

6. Norma Tes Lari 600 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun... 37

(57)

xiv

Gambar HALAMAN

1 Lari Shuttle Run... 11

2 Lari Zig Zag Run... 12

3 Lapangan Bumerang... 13

4 Start Lari 40 Meter... 16

5 Cara Pegangan Gantung Angkat Tubuh Putra... 19

6. Pelaksanaan Tes Angkat Gantung... 19

7. Cara Pegangan Angkat Gantung Putri... 20

8 Pelaksanaan Angkat Gantung Putri... 20

9 Pelaksanaan Tes Baring Duduk... 21

10 Tes Vertical Jump... 23

11 Start Lari Jarak 600 Meter... 25

(58)

xiv

Lampiran Halaman

1 Surat Izin Peneliitian dari FKIP Universitas Lampung... 57

2 Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 2

Sawah Brebes Kecamatan Tanjungkarang Timur... 58

3 Hasil Analisis Data Setiap Siklus... 59

4 Photo Pelaksanaan Penelitian... 60

(59)
(60)

Tabel HALAMAN

1 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (untuk Putera dan

Puteri)... 24

2 Norma Tes Lari 40 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun... 31

3. Norma Tes Pull-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 35

4 Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 36

5. Norma Tes Sit-Up Untuk Usia 10-12 Tahun... 36

6. Norma Tes Lari 600 Meter Untuk Usia 10-12 Tahun... 37

(61)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di Kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur dapat terlaksana dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “Peningkatan Aspek KebugaranJasmani melalui Latihan Kelincahan (Shuttel Run, Zigzag Run dan Bumerang) pada Siswa Kelas V SD Negeri2 Sawah Brebes TanjungKarang ”.

Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman sejawat.

Penulis menyadari hasil kerja ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para guru pada umumnya. Sebagai hasil untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis haturkan terima kasih.

Penulis

(62)

“….TiadaKesuksesan yang didapattanpa

PerjuangandanPengorbanan…”

“Pepatahmengatakan orang yang sukses / berhasiladalah

orang yang dapatmembuatbanyak orang hidupbahagia”.

(63)

Kupersembahkankaryatulisinikepada :

1. Kedua Orang TuakuTercintaAyahanda (Alm.) M. Said atasjasa mu

lahAnandauntukmencapaicita-cita.

2. IbundakuZaleha yang telahmendidikku, memberikasihsayang,

semangatdannasehatsertadoa demi keberhasilanku.

3. Suamidananak-anakTercinta yang telahmemberisemangat, support, masukanserta

saran dalammenyelesaikanLaporanSkripsiini.

4. Kepalasekolahdanrekan guru di SDN 2 Sawah Brebes yang selalumemberidukungan.

5. ahabat-sahabatku yang

selalumenemaniperjuangankubersama-samadariawalsampaiakhirmasakuliahku di

FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung

(64)

Penulisdilahirkan di MuaraDuapadatanggal 17 November 1967 dengannamalengkapSiti

Maryam, merupakananakkeempatdarienambersaudara, puteripasanganBapakM.Said (Alm)

danIbuZaleha.

Pendidikan formal yang di tempuhpenulisadalah :

1. Sekolahdasar (SD) Negeri 7 MuaraDuaselesaipadatahun 1981.

2. SekolahMenengahPertama (SMP) Negeriselesaitahun 1984.

3. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeriselesaipadatahun 1987.

4. Diploma II (D2) selesaipadatahun 1999.

Padatahun 1988 penulisdiangkatmenjadipegawainegerisipil. Dan bertugas di Kabupaten

Lampung Selatan yang tepatnya di KecamatanPulauPanggung. Padatahun 1991

penulisberalihtugaske Bandar Lampung kemudianpadatahun 1991

penulismelanjutkankeUniversitas Terbuka. Padatahun 1999 penulistelahmenyelesaikanstudi

Diploma II (D2) di Universitas Terbuka. Padatahun 2010

meneruskanjenjangpendidikankesarjanaanpadaUniversitas Lampung Jurusan Program

(65)
(66)

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Aspek Kebugaran Jasmanimelalui Latihan

Kelincahan (Shuttle Run, Zigzag Run dan Bumerang) pada SiswaKelasV SD

Negeri2 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur”adalah dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji

Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada

(67)

studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SD Negeri 2 Sawah Brebes yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada Siswa Kelas V SDN 2 Sawah Brebes Tanjung

Karang Timur .

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sawah Brebes, terimakasih atas waktu dan

kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatanterutamakelompok

Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 27 Januari 2012 Penulis

Gambar

Gambar 2. : Lari Zigzag
Gambar 3.  Lapangan    Boomerang
Gambar 6. Pelaksanaan Tes Angkat Gantung
Gambar 9. Pelaksanaan Tes Baring Duduk
+7

Referensi

Dokumen terkait

kelincahan pada pemain sepakbola.. 3) Apakah ada beda pengaruh latihan shuttle run dan nebraska agility. drill terhadap kelincahan pada pemain sepakbola.

setelah latihan zig zag run dengan nilai signifikasi p = 0,043.. Uji Beda Pengaruh Penambahan Contrasbath Pada Cooling Down Terhadap Pemulihan Kelincahan Atlet Setelah

Dengan melihat demonstrasi dari guru dan praktik, siswa mampu melakukan lomba lari mengubah gerak tubuh arah arus/lari bolak balik (shuttle run) dengan benar.. Gerakan

Metode latihan lari zig-zag run dan shuttle run dapat dibuktikan secara ilmiah untuk meningkatkan kelincahan menggiring bola (dribbling) pemain sepak bola, sehingga

Seperti yang telah diugkapkan oleh Restu (2009) shuttle run merupakan salah satu latihan yang dapat meningkatkan kelincahan, shuttle run adalah salah satu latihan

Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan (berarti), pada latihan shuttle run dan lari

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, latihan Shuttle Run lebih baik pengaruhnya daripada latihan Lari Zig-Zag terhadap peningkatan kelincahan pada siswa SSB Pesat

C1 3.5.2 Menganalisis kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan Shuttle run dan zig-zag run pada komponen kelincahan kebugaran jasmani dilandasi nilai-nilai