Informasi Dokumen
- Penulis:
- Fajar Wicaksono
 
 - Pengajar:
- Ibu Ch. Fajar Sriwahyuniati M.Or
 
 - Sekolah: Universitas Negeri Yogyakarta
 - Mata Pelajaran: Pendidikan Kepelatihan Olahraga
 - Topik: Pengaruh Latihan Shuttle Run Dan Lari Zig-Zag Terhadap Peningkatan Kelincahan Gerak Shadow 6 Titik Atlet Bulutangkis Usia 11-13 Tahun
 - Tipe: skripsi
 - Tahun: 2014
 - Kota: Yogyakarta
 
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini memberikan latar belakang penting mengenai kelincahan dalam permainan bulutangkis dan bagaimana latihan fisik berperan dalam meningkatkan performa atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh latihan shuttle run dan lari zig-zag terhadap peningkatan kelincahan gerak shadow 6 titik pada atlet bulutangkis usia 11-13 tahun. Penjelasan mengenai pentingnya faktor fisik dalam bulutangkis diuraikan, serta tantangan yang dihadapi oleh atlet dalam latihan yang monoton dan kurang variatif.
1.1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang menjelaskan kompleksitas permainan bulutangkis dan pentingnya kelincahan sebagai faktor utama dalam performa. Penelitian ini muncul dari pengamatan bahwa banyak pelatih yang kurang memperhatikan aspek fisik, yang menyebabkan atlet menjadi kurang lincah dan tidak optimal dalam pertandingan.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan shuttle run dan lari zig-zag terhadap kelincahan gerak shadow 6 titik. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan efektivitas kedua metode latihan tersebut dalam meningkatkan kelincahan atlet bulutangkis usia 11-13 tahun.
II. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka membahas berbagai teori yang relevan dengan penelitian ini. Teori-teori ini mencakup hakikat latihan, prinsip-prinsip latihan, dan karakteristik anak usia 11-13 tahun. Penelitian ini mengacu pada berbagai sumber untuk mendukung argumen bahwa latihan fisik yang tepat dapat meningkatkan kelincahan dan performa atlet.
2.1. Hakikat Latihan
Latihan dianggap sebagai proses sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik dan keterampilan atlet. Teori ini menekankan pentingnya latihan yang terencana dan berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal.
2.2. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan seperti individualisasi, overload, dan variasi dijelaskan sebagai acuan untuk merancang program latihan yang efektif. Penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan dapat membantu atlet dalam meningkatkan performa mereka secara keseluruhan.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan dua kelompok yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan pretest dan posttest untuk mengukur pengaruh latihan terhadap kelincahan. Desain ini dirancang untuk memberikan data yang akurat mengenai efektivitas masing-masing metode latihan.
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah two-group pretest-posttest, di mana satu kelompok diberi latihan shuttle run dan kelompok lain diberi latihan lari zig-zag. Hal ini memungkinkan perbandingan langsung antara kedua metode.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah atlet bulutangkis usia 11-13 tahun di PB Rajawali. Sampel diambil secara purposive, dan instrumen yang digunakan untuk pengukuran adalah tes kelincahan yang telah terstandarisasi.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil analisis data dan membahas temuan penelitian. Hasil menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari kedua jenis latihan terhadap peningkatan kelincahan, dengan latihan shuttle run menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan lari zig-zag.
4.1. Uji Hipotesis
Analisis data menggunakan uji t menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok yang mengikuti latihan shuttle run dan lari zig-zag. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa latihan shuttle run lebih efektif dalam meningkatkan kelincahan.
4.2. Pembahasan
Pembahasan mengaitkan hasil penelitian dengan teori yang ada, menjelaskan bagaimana latihan yang tepat dapat meningkatkan kelincahan gerak shadow, serta implikasinya terhadap pelatihan atlet bulutangkis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini menegaskan pentingnya variasi dalam latihan untuk meningkatkan kelincahan atlet bulutangkis. Rekomendasi diberikan kepada pelatih untuk mengintegrasikan latihan shuttle run dalam program latihan mereka.
5.1. Kesimpulan
Latihan shuttle run terbukti lebih efektif dibandingkan lari zig-zag dalam meningkatkan kelincahan gerak shadow 6 titik atlet bulutangkis usia 11-13 tahun.
5.2. Saran
Pelatih disarankan untuk menerapkan latihan yang bervariasi dan mencakup metode yang telah terbukti efektif untuk meningkatkan performa atlet dalam kompetisi.