DASAR-DASAR
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
BELANJA MASALAH:
K1 tinggi, K4 tinggi, PN tinggi kasus
kematian ibu ?
WUS KEK ?
Stunting ?
ASI Eksklusif?
PHBS?
PONED?
Penyakit tidak menular tren naik,
‘dengan perencanaan yang baik
berarti 70% pekerjaan telah
dilaksanakan
‘
failing to plan means planning to
fail
(gagal merencanakan
DEFINISI PERENCANAAN
Perencanan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan
masa depan yang
tepat
melalui serangkaian
pilihan-pilihan.
Menentukan: menemukan (Mengungkapkan dan meyakinkan).
Tindakan: Spesifik dan berkaitan dengan pelaksanaan. Tepat: Dikaitkan dengan tindakan
Pilihan-Pilihan:
Pemilihan tujuan dan kriteria
Indentifikasi seperangkat alternatif yag konsisten dan
memungkinkan.
Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah
ALUR PERENCANAAN DAN
Renstra
KL Renja - KL
Renstra SKPD Rincian
APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
Pedoman Dijaba
r
Diserasikan melalui Musrenbang
Planning
Pemerintah Pusat
Budgeting
Pemerintah Daerah
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN
RPJMD
Renstra SKPD
Renja
SKPD RKPD
KUA PPAS
PEDOMAN
Dibahas bersam a DPRD
5 tahun
5 tahun
1 tahun 1 tahun
RKP RPJM
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH
1 tahun 1 tahun 5 tahun
Pembahasan & Kesepakaan KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)
Pembahasan dan Kesepakatan PPAS antara KDH dgn DPRD
(Juni)
Penyusunan RKA-SKPD & RAPBD (Juli-September)
Pembahasan dan persetujuan Rancangan
APBD dgn DPRD Oktober-November)
Penetapan Perda APBD (Desember)
Penetapan RKPD (Mei)
Musrenbang Kab/Kota
(Maret)
Forum SKPD Penyusunan Renja
SKPD Kab/Kota (Maret)
Musrenbang Kecamatan
(Februari)
Musrenbang Desa
(Januari)
SKEDUL PERENCANAAN & PENGANGGARAN
SKEDUL PERENCANAAN & PENGANGGARAN
Penyusunan DPA SKPD Desember)
Pelaksanaan APBD Januari thn berikutnya
Evaluasi Rancangan Perda APBD
JADWAL USULAN PRA-MUSRENBANGNAS MELALUI E-MUSRENBANGNAS
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN TERPADU PUSKESMAS Penilaian
PROSES PENYUSUNAN PTP TAHUN 2016
PrioritasmasalahPenetap an Tujuan / Indikator
Penetap an Kegiatan
/
Aktivitas
Penyusunan RPK
Penyusunan RUK 2017 RPK 2017
DRAF
JANUARI 2016 JANUARI
2017
PAGU INDIKAT
IF
Sumber Dana
MENGAPA PUSKESMAS
HARUS MEMBUAT PTP
Penyusunan perencanaan cenderung
pragmatis.
Banyaknya permintaan mengikuti
aturan pengelolaan keuangan daerah
permendagri 54 tahun 2010.
Tuntutan organisasi terhadap regulasi
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH
Pagu devinitif Pagu
URUTAN LOGIS PEMECAHAN
MASALAH
Analisis situasi masalah-masalah
Masalah: gap antara yang diharpkan dengan realita Pilih masalah yang penting (prioritas)
Perumusan Masalah:
1. Pernyataan kesenjangan (kualitatif + kuantitatif) 2. Didukung data
3. Rumusan spesifik: siapa, dimana, kapan Tujuan:
1. Reduksi masalah 2. Eliminasi masalah
Alternatif intervensi/kegiatan:
1. Perlu analisis determinan/analisis faktor resiko 2. Pilih alternatif terbaik
PoA:
Kebijakan kes. nasional
Rencana Pemb. Daerah
Renstra Kes. Daerah
Surveilans Susenas Data
daerah
Laporan RSUD
Lap Puskesmas
Analisis situasi & Kecenderungan
Kesehatan daerah
A
Lap Swasta
Penelitian Sektor lain
Kependudukan
Prioritas Masalah kesehatan
Determinan & faktor
resiko
Tujuan Tahunan
program
B IDENTIFIKASI MASALAH, DETERMINAN DAN
TUJUAN
Masalah kesehatanMasalah
kesehatanMasalah kesehatanMasalah
kesehatan
Determinan & faktor
resiko Determinan
& faktor resiko Determinan
& faktor resiko
teori studi
kriteria
kebijakan
PRIORITAS MASALAH
Perhitungan bobot PAHO (tidak dipakai untuk
membobot penyakit)
Donor driven
Kesepakatan global
DALY (Dissabiility Adjusted Life Years = YLL+ YLD)
Politik
Paket Pelayanan Esensial
Kesepakatan ttg SPM (Pembagian urusan
pusat-propinsi-kab/kota)
Paradigma berpusat pada penduduk
PARADIGMA
PEMBANGUNAN BERPUSAT
PADA PENDUDUK
Yang harus mendapat prioritas adalah:
Masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kehamilan (kesehatan bumil)
Masalah kesehatan saat melahirkan
(pertolongan persalinan)
Masalah kesehatan bayi dan balita
DEMOGRAFI, LIFE CYCLE,ESSENTIAL HEALTH NEEDS
Linakes Kn, Imm
SARAN UNTUK
PELAKSANAAN
Gunakan 3 pendekatan:
Masalah yang sudah menjadi:
a. Komitmen global b. Komitmen nasional
c. Kecuali terbukti bahwa :
- Masalah tsb tdk terlalu berkait atau - Risiko rendah
Masalah lain lokal di luar komitmen tsb
(laporan fasilitas dan hasil surveilans)
Masalah yang menyangkut pembangunan
mutu manusia sejak dini
Identifikasi intervensi yg cost effective
Intervensi oleh sektor kesehatan Intervensi
oleh sektor lain
C PENENTUAN INTERVENSI & IDENTIFIKASI
PELAKU
Pedoman program
Teori
Hasil penelitian
CONTOH ANALISIS
BOTTLENECKS
% Supply (persediaan): % bidan desa yang tidak pernah kehabisan bidan kit selama 3 bulan terakhir
% Access (Akses): % desa yang memiliki akses ke bidan desa dalam jarak yang dapat ditemph
% Utilisation (penggunaan): % ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC pertama (K1)
% Continuity (keberlangsungan
penggunaan): % ibu hamil yang menerima pelayanan ANC ke-4 (K4)
% Quality (kualitas): % ibu hamil yang menerima pelayanan ANC lengkap
% Staff (SDM): % Ketersediaan bidan desa sesuai kebutuhan
UNTUK SETIAP PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DI MASING-MASING KOMPONEN GRAFIK BOTTLENECK, TANYAKAN MENGAPA TERJADI PERMASALAHAN:
• Mengapa suplai/komoditas di level Puskesmas mengalami kekosongan?
• Mengapa jumlah bidan/dokter tidak memadai di beberapa Puskesmas?
• Mengapa masyarakat tidak mau menggunakan layanan persalinan nakes? Apa karakteristik masyarakat ini?
• Mengapa masyarakat tidak rutin mendapatkan imunisasi dasar?
• Mengapa kualitas layanan ANC belum optimal?
Jawaban untuk hal di atas akan menjadi strategi
program yang dapat dicanangkan untuk
meningkatkan cakupan program/intervensi
Anggaran program
Anggaran Terpadu
RTK (PoA)
Analisis biaya kesehatan daerah
PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN
Kegiatan ?
Kegiatan ?
Input ?
Input ?
Output ?
Output ?
Jadwal ?
Jadwal ?
SK Mendagri No 29/02
SK Mendagri No 29/02
Informasi biaya satuan
1.
Memperjelas tentang; what, how, who, and
when suatu kebijakan yg tertuang dalam
bentuk program dan kegiatan dilaksanakan
2.
Menciptakan konsensus yang dibangun oleh
stakeholders
3.
Membangun dasar pengukuran, analisis, dan
evaluasi kinerja program pembangunan
Fungsi Indikator Kinerja
SPESIFIC-jelas, tidak mengundang
multi interpretasi
MEASUREABLE-dapat diukur (“What
gets measured gets managed”)
ATTAINABLE-dapat dicapai
(reasonable cost using and
appropriate collection method)
RELEVANT (information needs of the
people who will use the data)
TIMELY-tepat waktu (collected and
reported at the right time to influence
many manage decision)
Persyaratan Indikator Kinerja:
SMART
Persyaratan Indikator Kinerja:
SMART
Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007
Logic Model Theory
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya
seperti anggaran (dana), SDM, peralatan,
material, dan masukan lainnya yang
dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan.
Dengan meninjau distribusi sumberdaya
dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya
yang dimiliki telah sesuai dengan rencana
stratejik yang ditetapkan
Contoh:
Jumlah dana yang dibutuhkan
Tenaga yang terlibat
Peralatan yang digunakan
Jumlah bahan yang digunakan
Indikator Kinerja INPUT
Indikator Kinerja INPUT
Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan
dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Dalam 1 tahun anggaran
Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup
dan sifat kegiatan instansi.
Contoh:
Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan – Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi – Jumlah Pusk yg menerapkan sistem mutu
– Jumlah pelatihan / peserta pelatihan ; di latih PONED, Bidan Desa , TB-Dots dll
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
– Jml dan jenis alat kesehatan/ kedokteran yang dibeli – Jumlah komputer yang dibeli
– Jumlah gedung /m 2 yg dibangun Pusk,RS,Pustu dll
Indikator Kinerja OUTPUT
Pengukuran indikator
Hasil seringkali rancu
dengan
pengukuran indikator
Keluaran.
Indikator outcome lebih utama daripada sekedar
output. Walaupun produk telah berhasil dicapai
dengan baik, belum tentu secara outcome
kegiatan telah tercapai.
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian
atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut
kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome instansi dapat
mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh
dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan
yang besar bagi masyarakat.
Indikator
Kinerja OUTCOME
Indikator
Jumlah/ % hasil langsung dari kegiatan
–
Jumlah persentase desa yang mencapai
universal Child Immunization
Peningkatan langsung hal-hal yg positif
–
Meningkatnya jumlah puskesmas sentinel
mampu melakukan deteksi dini faktor
resiko CVD
Penurunan langsung hal-hal yang negatif
– Menurunnya jumlah desa MCI (Middle case Incidens)
CONTOH :
UKURAN INDIKATOR KINERJA
OUTCOME
CONTOH :
UKURAN INDIKATOR KINERJA
OUTCOME
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran mengapa kegiatan
dilaksanakan, menggambarkan aspek makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
Contoh:
Peningkatan hal yg positif dlm jk panjang
Meningkatnya umur harapan hidup (dari 74,05 tahun pada 2008) menjadi 76,6 tahun pada tahun 2014
Penurunan hal yang negatif dlm jk panjang
Menurunnya angka gizi buruk (dari 0,92% pada 2008) menjadi 0,67 pada tahun 2014
Indikator Kinerja Kebijakan
(IMPACT
)Indikator Kinerja Kebijakan
(IMPACT
)CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
PROGRAM/ KEGIATAN
• INDIKATOR
PROGRAM • INDIKATOR KEGIATAN
• (Capaian
Program)
• Proses
(aktivitas kegiatan)
• Keluaran
• Hasil
Puskesmas • Persentase
peningkatan status gizi pada Balita dan Bumil KEK sebesar 20% dari yang diberi PMT
•Persentase ...
Pengembangan
CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
PROGRAM/ KEGIATAN
• INDIKATOR
PROGRAM • INDIKATOR KEGIATAN
• (Capaian
Program)
• Proses
(aktivitas kegiatan)
• Keluaran
• Hasil
Program……… Persentase ...%
Kegiatan ……
• ...
41
ARTI DARI TIAP JENIS
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Capaian Program
Hasil
(Outcome)
Keluaran (Output)
supaya
supaya
Tolok Ukur Capaian Program
Segala sesuatu yg
Mencerminkan berfungsinya Output dari suatu kegiatan
-Barang -Jasa
-Orang (Peserta) yg..
Capaian Program
Persentase gizi buruk balita 0,43%
Aktivitas: PMT
Kegiatan :Penanggulangan masalah gizi
Persentase peningkatan status gizi pada Balita
dan Bumil KEK
220 Balita gizi buruk, dan 100 Bumil KEK
mendapat PMT dll
Hasil (Outcome)
2014 2015 20116 2017 2018 2019
Trend
Target
Rutinitas
Inovasi
Pentingnya inovasi :
PENGANGGARAN
Anggaran (
Budget) a
dalah rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif
untuk
jangka
waktu
tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang, selain itu dapat
juga
dinyatakan
dalam
satuan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (1)
Faktor-faktor Intern
a) Kebutuhan tahun-tahun yang lalu
b) Kebijaksanaan organisasi yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya
c) Kapasitas produksi yang dimiliki
d) Tenaga kerja yang dimiliki
e) Modal kerja
f) Fasilitas-fasilitas
g) Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasiyang berkaitan dengan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (2)
Faktor-faktor Ekstern
a) Keadaan persaingan
b) Tingkat pertumbuhan penduduk
c) Tingkat penghasilan masyarakat
d) Tingkat pendidikan masyarakat
e) Tingkat penyebaran penduduk
f) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat
g) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan
h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
PROSEDUR PENYUSUNAN
ANGGARAN
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
TAHAP 4
Penentuan Pedoman Anggaran
• Menetapkan rencana besar organisasi • Membentuk panitia penyusun anggaran
Persiapan Anggaran
• Sebelum membuat anggaran, hendaknya terlebih dahulu membuat ramalan (forecast)
Penentuan Anggaran
• Menyesuaikan rencana akhir komponen anggaran • Mengkoordinasikan & menelaah komponen anggaran • Pengesahan & pendistribusian anggaran
Pelaksanaan Anggaran
STRUKTUR PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak Daerah 2. Retribusi Derah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan:
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah:
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS
STRUKTUR BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Bunga 3. Belanja Subsidi 4. Belanja Hibah
5. Belanja Bantuan Sosial 6. Belanja Bagi Hasil
7. Bantuan Keuangan 8. Belanja Tak Terduga
B. Belanja Langsung:
1. Belanja Pegawai
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan:
1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun Sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B. Pengeluaran Pembiayaan:
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal pemerintah Daerah 3. Pembayaran Utang Pokok
4. Pemberian Pinjaman Daerah
KELOMPOK BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Belanja Langsung :
JENIS BELANJA
Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja
penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.
Belanja bunga, digunakan untuk menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang..
Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi
LANJUTAN…
…..
Belanja hibah, untuk menganggarkan pemberian
bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus yang terlebih dahulu dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hibah, dalam rangka peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan layanan dasar umum, peningkatan partisipasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah.
Bantuan sosial, untuk menganggarkan pemberian
LANJUTAN…
…..
Belanja bagi hasil, untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota yang dibagihasilkan kepada
pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Belanja bantuan keuangan, untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah
kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
LANJUTAN…
…..
Belanja barang dan jasa,
digunakan untuk
menganggarkan belanja barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan
dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan
program dan kegiatan.