CAKRAWALA
PENDIDIKAN
Jurnal Ilmiah
Pendidikan
Penerbit:
Ikatan
Sarjana
Pendidikan Indonesia Daerah Istimewa
Yogyakarta
(DIY) bekerja
sama dengan
Lembaga
Pengabdian
kepada
Masyarakat
(LPM)
Universitas
Negeri Yogyakarta
Redaksi
Ketua
Sekretaris
Anggota
Redaktur
Penyelia
Desain Sampul
Sekretariat
Prof. Pardjono,
Ph.D.Prof. Wawan
S.Suherman,
M.Ed.
Prof.
Slamet P.H,Ph.D.
Prof .
Darmiy
ati
Zuhdi,
Ed.D.
Prof. Dr. Burhan
Nurgiyantoro
Prof. Dr.
Abdul
Gafur
Prof. Dr.
Husain
Haikal
Prof. Dr.
Mundilarto
Prof. Dr.
Sukadiyanto
Sumarno, Ph.D.
Dr. Sunaryo Sunarto
Dr. Suyanto
Dr.
Suhardi
Suharso,
M.Pd.
Martono,
M.Pd.
Dra.
Muasih
Nomor ISSN:
0216-137A
CAKRAWALA
PENDIDIKAN
|urnal Ilmiah
Pendidikan
Februari20l0,
Th. )CflX, No.
L
Berdasarkan
SKDirjen
Dikti
Nomor: 1l0iDikti/Kep12009,
tanggal5
Desember
2009tentang
Hasil Akreditasi
Jurnal
llmiah
Direktorat |enderal Pendidikan Tinggi,
Cakraw
ala
Pendidikan
dinyatakan terakreditasi
sebagaiJurnal Ilmiah Nasional
sampai dengan Desember
2012PENERBIT
IKATAN SARIANA PENDIDIKAN INDONESIA DIY
BEKERJA
SAMA DENGAN
CAKRAWALA
PENDIDIKAN
Jurnal
Ilmiah
Pendidikan
Februari 2(}10, Th. XXDC No. L
Daftar Isi lU
1-L3
1.
Konseling bagi Anak Berbakat AkademikRochmatWahab
2.
Elementary School Teachers' Personalityin
Studmts' Learning Motivation to Understand Concept in ScienceLily Barlia
3.
Paradigma PendidikanS"i*uh
dalam Menghadapi Tantangan Masa DepanSusznandari
(9)
Pengembangan Model Praktikum Sains untuk Siswa Tunanetramelalui
PendekatanKonstruktivis serta Aplikasinya
padaPendidikan Inklusif 43-54
luli Astono, Dadan Rosana,
5.
Sfress dan CaraMengurangtnya
55-66Sukadiyanto
6.
Metode
PembelajaranBahan
Magnet
dan
IdentifikasiKandungan Senyawa Pasir Alam Menggunakan
Priruip
DasarFisika
67-79Sunaryo dnn Wira Widy awidur a
lmplementasi Pembelajaran Keterampilan Kerajinan dengan
Pendekatan Pemberdayaan Potensi
Seni
Kerajinan
DaerahSetempat....
80-93Martono
Pendekatan Problem Based-Learning dalam Pembelajaran Praktik
Kerja Lapangan Terapi Fisik
...
94-108B.M.Wara Kushartanti
Penggunaan Learning Managemutt System (LMS)
di
PerguruanTinggi: Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia
...
109-119Munir
Pembentukan
Kultur
Al.:hlakMulia
di
Kalangan MahasiswaUNY melalui Pembelajaran
PAI
120-133Manuki
'J.4-26
2742
7.
9.
10.
PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKI.JM SAINS
LNTUK SISWA TUNANETRA
MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISSERTA APLIKASINYA
PADA
PENDIDIKAN INKLUSIF|uli
Astonq Dadan Rosan4 Sumama, A. Maryanto (FMIPA Universitas Negeri Yogyakart4 HP. 08156803372)Abstracb
Developing
a
Model
of
a
Science Practicumfor
Blind
StudentsThmugh
the
Constructivist Approachand
lts
Application
in
the
Inclusive Education. This study aims to develop a model of a science practicum for blind=tudents through the constructivist approach
for
both schools running inclusive educationand
thosefor
the
handicapped.The
research stages included: (1)ieveloping
practicum devicesfor
realistic science,i.e.
voice equipment
(2)Jeveloping
a
practicummodel
using the
constructivist approach,and
(3)Jeveloping an evaluation model for the sclence leaming process and product. The study employed a spiral model
by
Cennamo and Kalk (2005:6), consisting of (1)definitioru (2) design, (3) demonstratiorL (4) developmenl and (5) presentation. The products include: (1) voice equipment
to
measure temperatureand
electricity l'oltage that the students usein
the science practicum, (2) a realistic practicum model that motivates and trains the studentsto
be active and autonomous aszuggested by the constructivist approactr, and (3) the improvement of the students'
discussion activities based on the eveluation model.
Keywords: science practicum model, inclusive educatiory blind sfudents
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 31 ayat 1. dinyatakan bahwa
se-tiap
warganegara mempunyai kesem-patan yang sama memperolehpendi-dikan. Demikian
pula
dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 bagian kesebelas
pasal 32 dinyatakan tentang kewajiban
pemerintah
untuk
menyelenggarakanPendidikan
l(rusug
yaitu
pendidikan bagi pesertadidik
yang memilikiting-kat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajarankarena kelainan
fisik, emosional, mentaf sosial, dan/ataume-miliki
potensi kecerdasandan
bakatistimewa. Hal
ini
menunjukkan bahwaanak berkelainan berhak pula
memper-oleh
kesempatanyang
sama dengan anak lainnya (anak normal) dalampen-didikan.
Demikianpula
dengan kon-vensi hak anak yang diratifikasi hrdo-nesia sejak tahun 1990-an menyatakanbahwa pendidikan adalah
hak
setiapanak. Pada kenyataannya, data dari
Di-rektorat Pendidikan
Luar
Biasa,Dep-diknas, meyatakan baru sekitar 48.000
dari
1,3juta
anak penyandang cacatusia sekolah
di
Indonesia yang dapatmenikmati bangku pendidikan.
Penerapan
pendidikan
inklusifmempunyai landasan fiolosifis, yuridis,
pedagogis
dan
empiris
yang
kuat.Landasan
filosofis utama
penerapan44
pendidikan inklusif di lndonesia adalah Pancasila yang merupakan
lima
pilarsekaligus cita-cita yang
didirikan
atasfondasi yang lebih mendasar lagi, yang
disebut Bhineka Tunggal
Ika
(Abdul-rahman, 2003). Sistem pendidikan ha-rus memungkinkan terjadinya
pergaul-an dpergaul-an interaksi antar siswa yang
be-ragarn, sehingga mendorong sikap silih asah, silih asih, dan
silih
asuh dengan semangat toleransi seperti halnya yangdijumpai atau dicita-citakan dalam
ke-hidupan sehari-hari. Landasan yuridis
internasional penerapan pendidikan
in-klusif
adalah Deklarasi
Salamanca(UNESCO 1994) oleh para menteri pen-didikan se-dunia.
Di
Indonesia, penerapanpendidik-an
inklusif
dijamin
oleh
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
da-lam
penjelasannya menyebutkan bah-wa penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkelainan atau memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secarainklusif atau
berupa
sekolah khusus.Teknis penyelenggaraannyaten-tunya akan
diatur
dalam bentukper-aturan operasional. Pada pasal
3
Un-dang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
disebutkan bahwa
tujuan
pendidikan nasional adalah berkembangnyapoten-si
pesertadidik
agar menjadi manusiayang
berimandan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmu-lia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
man-diri,
dan
menjadi warganegara yangdemokratis dan bertanggungj awab.|adi,
melalui pendidikan, peserta
didik
ber-kelainan dibentuk menjadi
warga negara yang demokratis dan bertang-gungjawab, yaituindividu
yangmarn-Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXX No. 1
pu
menghargai perbedaan danbe-a'
tisipasi dalam masyarakat.
Tujua:
n
mustahil tercapai jika sejak an'al
==--ka diisolasi==--kan dari teman ss!31'ar-.'.:
r
sekolah-sekolah khusus. Betapapu: t--cilnya, mereka harus diberi
keserr.:::r
bersama teman sebayanya.Meskipun dari aspek fiolosifis
',-;-dis, pedagogis dan empiris,
pend::,..r
inklusif ini memiliki landasan
yari
c:. at, namun pada tataran tel.nis pe.:-.*;a naanya di sekolah-sekolah masihi=.ir
lemah. Kalau ditinjau lebih jauhrr.T=-nai kesiapan sistem pembelajarar .
=u
dapat
diakomodasioleh
penva:-:{r
cacat temyata belum memadai.H: a
terutama ketika siswa penyanda-..: =-cat akan mengikuti pengelaman'--.*r
yang bersifat realistik, praktikurr.-*
misalnya. Belum ada model prak:-.:-o sains yang dirancang khusus unh*r:F
layani kebutuhan belajar anak pe-".r-dang ketunaan. Berdasarkan ken'.':--:.citulah maka tujuan umurn dari
;r=*
tian
ini
adalah mengembangkan = -,.xpraktikum
sainsuntuk
anakpr',e-dangketunaandenganpendekata;: r.
:-:
truktivis
baik untuk
sekolah '*-:-g
yang menyelenggarakanpendidii*:
r-klusif
(terpadu) maupun yang k--'*r'
seperti di sekolah luar biasa.Tahapan yang dilakukan unh;r :-'rr
realisasikan tujuan adalah (1)
mr.-a-bangkan alat praktikum sainsr€i--rr
(aoice equipmenf untuk demonstras:
:l
percobaan) yang dapat digunaka: ;u'
wapenyandang tunanetra; (2)
mr:a-bangkan model praktikum denga:
:'a'-dekatankonstruktivis yang dap a t
=
*u'
akomodasi kebutuhan
belajar
S:---xrpenyandang tunanetra;
dan
(3 F
ngembangkan
model
evaluasi:::rG
i,i0lllllllllL ..,,nlll t[[,
Irilff
-lim0n' - ,i,r r.
lllllliiilIllllll ,,il" ilm ,iullliii
,,,i llllllllljllilllilllllil,,t,,...l
'l,ttttttttttlttttt*lt"m,,l
?
$
iF
h
ft
iF
tian produk pembelajaran sains untuk
sisrva penyand ang tunanetra.
METODE
Tujuan
dari
penelitianini
tmtuk menghasilkan perangkat praktikumrea-iistik yang dapat digunakan oleh siswa tunanetra. Oleh karena
itu,
digunakanpendekatan research
rrtd
dertelopment(R&D). Menurut Cay (7990),
pendekat-an research nnd dcuelopmenf (R&D),
tu-luan
utamanyaticlak
ttntuk
inengujiieori,
tetapi',mluk
mengembangkan,,1.an nremvalid asi perar'.gkat-petangkat
''ang cligunakan di sekolah agar beke4a Jengan efektif dan siap pakai.
i?engembang rnemulai kegiatan ne-ngembanganrr,va
mulai dari
fasedefi-risi
(1rang n,erupakantitik
awaikegiat-:n), n,enuju keluar kearah fase desain,
..1'
pfiftlg'i.ti], pengembar-rqan, dan Penl'
1 ia r, va r-r g dalam prosesn-va berlangsr,i ; :,'
scCir;r
spiral
cian meiibatkan pihai. pihak calon pengguna, ahli claribiilan,-)'ang
olikembangkan (subject rri:t!ttexqert:,), anggota
tim
dem instruktlr,cir,n pebelajar. Pada setiap fase pengeir
bang axan selalu memperhatikan
"rr:
sur-Lu1lilrr pembelajaran vakni outcottr;
aktivil.rs" pebelajar, ascsmen dan e',',.
Juasi. Proses pengembangan aka-n bc
ia:-rgsunq mengikuti gerak secara s'ki;.
itciati-.'t: (iteratit,e i:i,rcic.. )
,iari
visi
'-Jei';il;i
,v'r,'r9 samar menuju kearah pi{:,r-11: .r,;, I r q r<.i,ni<ri i'i'ang temj
i
efekiivi ta st-, t,'-,eb.rg,:i;nan.r y:rng direierensiktt: ole,r
Durscl',
Coodrrrm,&
Schwen, 'i llii-r.{ enn;',uro & Kaik, 2005:7i yang r,iiier,'
j
ln g;r ir " ! j t e t gt: i,i fi rc I c r,t 7t i : t g .J ! it C c -:\"
lp"
lil
lp,
ilr.
iilr '
,!
,pr,,"..
-tu
i| '-lil ,:
[]
':
It]
--.ils
-tit '
lt .,
,1t' . -.
-4 - i'
:'.1 L
..>
.
-'a-, _
:-l-- :K
:
Q-.
--:n--
_to-iiVa
:t-le-']SCS
,l
activitiesr-.i-ff
Ihmonstrate
I
DevelopE
Ilellver
I
,eterangan :
''\
,
i;;;-Gambar 1.
Lima Fase Perarcangan Pengajaran Model Spiral diadaptasi dari 'Fiue pltnses of instructional desigrt' da,L i a:]nnamo dan Kalk, (2005:6)
Ivlenunjukkan fase-fase pengemban
gal
Menunjukkan arah proses pengemb;. nqa n
[image:7.595.248.500.342.541.2]46
Pengembang dalam setiap fase pe-ngembangan
akan
selalu bolak-balik berhadapan ulang dengan elemen-ele-men penting rancangan pengajaran,ya-itu
tujuan akhir, kegiatan belajar, pem-belajaa asesmendan
evaluasi. Prosesiteratifnya dapat digambarkan sebagai
berikut.
r
Fasedefinisi
(define), pada faseini
pengembang memulai menentukanlingkup
kegiatan, outcomes, jadwal dan kemungkinan-kemungkinanun-tuk
penyajiannya. Fase kegiatan inimenghasilkan
usulan
kegiatan pe-ngembangan berupa rancangan iden-tifikasi kebutuhan, spesifikasi tujuan,patok duga
keberhasilan, produkakhir,
strategi pengujian efektivitas program dan produk.'
Fase perancangan (design), meliputigaris besar perencanaan yang akan menghasilkan dokumen rancangan pengajaran dan asesemen.
.
Fase peragaan (dunonstrate), faseini
merupakan kelanjutan
untuk
me-ngembangkan spesifikasi rancangan
dan
memantapkankualitas
saranadan
media pengembangan produkpaling awal, dengan hasil berupa do-kumen
rinci
tentangproduk
(story-boards, templates dan prototipe media
bahan belajar).
.
Fase pengembangNr (deaelop), faseini
adalah fase lanjutan yaitu melayani
dan membimbing pebelajar dengan hasil berupa bahan pengajaran secara
lengkap,kegiatan intinya adalah
upa-ya
meyakinkan bahwa semua ran-cangan dapat digunakan bagi peng-guna dan memenuhi tujuan..
Fase penyajian (deliaer), faseini
:
-rupakan fase lanjutan untuk mer^'.:
jikan bahan-bahan kepada klien
;--memberikan rekomendasi untuk .
-pentingan kedepan; hasil dari
fa-
---adalah adanya kesimpulan
sui-.-tidaknya rancangan produk yanE
:
kembangkan bagi kepentingan
pr:
guna dan dari tim yang terlibat.Model spiral dapat digunakan
*-tuk berbagai model pengembangan, :-:
masuk pengembangan asesmen,
F-
,pengelolaan
belajar
maupun
rr.u\J:pengorganisasian isi bahan belajar,
l=
ngan berpedoman pada
poia
reku:.-dalam model
spiral
ini
dapatdik-bangkan model asesmen teman seia;...
yang berlatar pengelolaan belajar se r-: kolaboratif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
melibatkan bebei,:.pakar dan praktisi yang selama
ini
:.-libat dalam pengembangan pendici:.-:inklusif
baik
yang
adadi
pergur-r
ti.ggt
yang melibatkan tenagaahl
:
dang sains serta tenaga ahli pendidr-=luar biasa, konsultan yang sekaligu-.
;;
kar, dan praktisi pendidikan
dari
'.--source Centre SLBN 3 Yogyakarta.
T::
lah siswa yang dilibatkan sebagai
t':a.
an dari tahapan deseminasi terbatas
-banyak enam orang karena jumlah
.-,-wa tunanetra tingkat SLTP yang
ac:
:
Yogyakarta memang terbatas
jum-i'
nya. Penelitian juga mengacu pada .':.--dasi
empirik
oleh beberapaguru
-.
banyak empat orang guru yang
ms-:
ajar sains baikdi
SLB maupundr
-kolah yang menyelenggarakan
pr:"
dikan inklusif.
Adapunlangkah-l-:
{:l ititlllll|t l:
Dlgu'11 rliql$l
'b' ,illrtt:i,Mir'-,..
'ht
il'i'
l
kah yang telah dilakukan untuk merea-lisasikan tercapainya tujuan
itu,
sesuaidengan rancangan awal
dari
kegiatan47
penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel
l.
Tahapan Kegiatan dan Realisasi Pemecahan MasalahNo
]enis Kegiatan Realisasi Pemecahan Masalahpola
De- Pa-
Re- fum-
baF- un-
ter- se-
sis-adi
lah-vali-Evaluasi dan refleksi dari hasil observasi kebutuhan di SLB dan sekolah
penye-lenggara
pendidikaninklusif
(berdasarkan Analisis SWOT)Focus
Group
Discussion(FGD)
antara penelitibi-dang sains dan dosen ahli di PLB
Focus
Group
DiscussionGGD)
antara penelitibi-dang sains dan pakar
ser-ta
praktisi
PendidikanLuar Biasa
Pembuatan Voice
Equip-ment
untuk
dite-rapkansebagai Proto-tipe
AlatPraktikum Sains
bug
Kekuatan: Telah terealisasinya pembelajaran
inklusif di beberapa sekolah di Provinsi DIY. Kelemahan: Masih belum optimalnya
pelayan-an
pembelajaranbagi
siswa-siswa tunanetra terutama untuk kegiatan yang bersifat praktek.Peluang: Kesedian
guru
dan
siswa
untukmengkuti kegiatan
yang
menggunakan alatpraktikum untuk siswa tunanetra dan kesiapan
guru untuk terlibat dalam kegiatan penelitian
serta dukungan
pihak
sekolah dalamhal
ini diwakili kepala sekolahTindakan: Kegiatan pembuatan alat dan
pe-latihan penggunaannya dengan memasukkan
pemotivasian
baik bagi guru
maupun siswa tunanetra.Didapatkannya beberapa masukan khusus ten-tang karakteristik siswa tunanetra dan adanya saran untuk kerjasama langsung dengan pakar dan praktisi Pendidikan Luar Biasa (Setia
Adi
Purwanto, M.Pd.)di
Resource Cmtre SLBN 3Yogyakarta
Diskusi dilaksanakan di Resource Centre SLBN 3
Yogyakarta yang melibatkan beberapa dosen
bidang elektronika dan instrumentasi
(Sumar-na
M.Si), dosen Pendidikan Fisika (Dr. Dadan Rosana,Msi.) dan Guru
SLBbidang
IpA(Endang, Dra) dengan pakar bidang tunanetra yang sekaligus sebagai anggota peneliti (Setia
Adi Purwanto, M.Pd)
Alat
yang telah
dikembangkan sebelumnyaada 3 jenis alat, yaifu: Neraca pegffi, Pemuaian Panjang, Pencacah waktu Gerak Harmonis, alat
yang dikembangkan selanjukrya wice aoltage
[image:9.595.49.563.134.810.2]48
9.
siswa berkebutuhan
khu-sus (tunanetra).
Pembuatan Intrumen
pe-nelitian baik
untuk
siswaberkebutuhan
khususmauPun guru.
Implementasi aoice
equip-mmt Untuk
pembuatanalat praktikum Siswa ber-kebutuhan khusus.
Sosialisasi kegiatan
di
se-kolah penyelenggara pen-didikan inklusi
Pengumpulan Data
mela-lui Observasi dan evaluasi kegiatan deseminasi (ma-sihberlanjut)
Analisi
data
hasil
pene-litian
danooice thermometer.
Hasil
riil
yang di dapat adalah:Lembar observasi kegiatan pelatihan gur Lembar Kegiatan Siswa Voice thernomete
dikembangkan
Profil kemampuan siswa dalam mengs
alat
ltaktikum
SainsPenilaian proses pernbelajaran
Penilaian Produk, hasil pembelajaran sisr
kognitif dan fortofolio)
Karena kendala telqds baru dapat dire kan pada bulan September 2009 Dipero.
berapa
alat perlu
penyempurnaan daperlu perbaikan
Rekaman
foto
kegiatandan
rekaman TerlampirTermasuk observasi kompetensi guru mengajar menggunakan perangkat yang
Analisis secara kualitatif dan kuantitati mencakup proses dan hasil kegiatan pmr
Berdasarkan tahapan kegiatarl jelas bahwa tujuan dari penelitian
ini
sudah dapat direalisasikan, hanya saja untukjumlah siswa yang terlibat dalam
dese-minasi terbatas masih sedikit
jumlah-nya karena memang keterbatasan siswa tunanetra
di
tingkat SLTP yangmeng-ikuti pendidikan inklusi. Sesuai dengan perencanaan
awal
pola
sernacamini
dan modifikasi serta refleksinya akan
diterapkan selama
3
tahun
kegiatan.Dalam jangka waktu tersebut diharap-kan akan didapatkan suatu model yang
lebih
sempurna.Adapun alat
prakti-kum yang
dikembangkan semuanyaberbasis pada ooice equipment ya sainnya adalah sebagai
berikut
T
Pengubah Tegangan I c
di-eital
\^\
\\
'l
Dikonrcrsr t^e-1-=----^ i
Tegrrtgan ci"i, .,,rBerarr j ak d a
ri
p're11lrn $al1 g.rn pr'nrie-k;:i.rn sistenr bahwa pengembang.ln
t)e-rangkat
praktikuil
r-rntuk anakpe'nvan-tlang ttin.rnctr.r ticlak akan terlepirs dirri l..onteks frengelola.rlt m.lupun
Perngor-.;arrisasian bci.rjar, makii
dipilih
mocjel spiral sebagainrana -,'i.rng ciireferensikanoieh Cennarnc-, .'ii-,rl Kalk 12005:6).
Da-sensor dan sig.?cl
conditionrn a
Cambar 2: Cara i(s6 1 lzr;:1:' Etluiltment
lam
nrr--,:,.i spiraiinr
dik-enal5
(iima iaSc 1,c1*:'1rrr'i:angan vakni: (1) dciinrs;(dt,.!t rtt: :'-, ,iesein (dt'si,gtt); (.:;) p-er.rgl;r,
{.tlu: orts",fu'),
i4\
prengembirngan irl','r'irrl;,
r'i;r,
i) pen'r'a!ian (dt'liut:r'.''l;ir :,
:;ii
',:':n':iiiian r'.li-rg iciath |rcr
h;l..qr dlt.:<lri<;n p:ttia r;elreiitian i;ri LiE
pai
lilii:.rt nacia di.rgram dibawah 'nr.rn'i.\l.lSlS
t ltLi I LHAN 4 : LR\ t" r+
1t'AW,{NCARA
PELAIGANAANFGD
i.
Analisis.'..
,
,Ji, - Masalah dalam pembelaiaraa :: 'Sains '; ,
- Pelaksanaan Pralcikum nntnli;f i
Tunanetra ...i
- Sumber daya yang dapat <iigunakan
- Penjajagan Kemitram dengan
Resourte Center SLBN 3
Yogyakarta Kesepakatan
- Penyusunan LKS l - Penyusunan Alat Praktikurn
Khusus
- Konsultasi dan Validasi media
dan instrumen penelitian
DESEM]NASI TERBATA:;
.TERBATAS Keterbacaan LKS
Kemudahm Penggmaan Alat
Pra kti ku m
Validitas Isi
Cambar 3. Diagram Tarhapar i)t'iaKsanaair
E
rTl
isl
t.i
iLtt!
!El
l*i
H
input Tegangan
Besaran Fisis :
Suhu, tegangan
listrik, massa
bend4 tekanan
dll.
Pada setiap fase pengembangan pe-ngembang selalu diperhatikan unsur-unsur pembelajaran yakni outcontes, ak-tivitas, pebeiajar, asesmen dan evaluasi.
Proses
pengembangan berlangsung mengikuti gerak secara siklus iterative (iteratiue cycles)dari
visi
definisi yang s€unar menujuke
arahproduk
yang konkret yang teruji efektivitasnya,seba-gaimana
yang
direferensikan Dorsey, Goodrum, & Schwen, 1997 (Cennamo &Kalk, 2005:7) yang dikenal dengan "the
rapid prototyping process" .
Pada tahapan pendefinisian dilaku-kan beberapa kegiatan yang melibatkan
peneliti
dari
bidang sains, peneliti bi-dang pendidikan luar biasa, dan kon-sultan dari Resource Centre SLBN3 Yog-akarta. Tahapan kegiatan yang dilaku-kar. paCa pendefinisian ini sebagaiberi-kut.
Pertama, konfirmasi teoritik, dila-kukan melalui pengkajian terhadap be-berapa sumber referensi yang terkait dengan teori pembeiajaran sains, materisains,
praktikum
sains,
karakteristikpembelajaran inklusif, dan karakteristik
sisw-a tunanetra. Sumber referensi
me-rupakan paduan dan kerjasama antara bidang sains, pendidikan luar biasa dan
resource cenlre SLBN 3 Yogyakarta.
Ke-dua, konsultasi teoritik dan teknis,
di-lakukan melalui Focus Group Discussion
(FGD) yang melibatkan konsultan
Pen-didikan
Luar
Biasatingkat
Nasional,yaitu Bapak. Drs. Setya
Adi
NugrahaM.Pd. yang
juga
sebagai penanggungjawab
Resource Centre SLBN3 Yogya-karta. Melalui konsultasiini
lebih jelas kebutuhan alat apa saja yangdiperlu-kan
sisrva tunanetradi
kelasinklusil
karakteristik alat yang diperlukan, dan kesesuaian dengan silabi rnatapelajar-an sains yang ada
di
sekolah
::-
-lenggara pendidikan inklusif.Pada tahap desain,
dirancar:
:r
dibuat perangkat pembelajarar,
:-:'-kum sains bagi siswa penyandan:
*-.-netra. Termasuk pada tahap
ini
:::
*'
menjabarkan indikator pencapair - -
-belajar yang didasarkan pada
k-:-:*
tensi dasar yang ingin dicapai.D:: :
dikator ini akan dibuat kisi-kisi €','r-:,
kemampuan menggr:nakanalat -.
--Dalam tahapan
ini
jugadilakui.:
:*
rencanaan,termasuk;mendefinisr^-
*-terampilan-keterampilan, merur -
;-r-tujuan, menenfukan urutan per.'.i
-r-materl
dan evaluasi skalakec:-
:-!. dapat diterapkan.Tahapan demonstrasi
ditan;.
:-ngan kegiatan ujicoba alat
pra\:.
--sains untuk tunanetra yang
meii:.:.-n-tiga
orang siswa tunanetraper:
--*
dari
Yakutunis Yogyakartada: ',:
orang siswa low t:ision dari SLB\--r
"lyakarta. Tahap peragaan
merupau-
--hapan yang sangat pentingunh,
-
-ngetahui keterbacaan alat danptr:r--kat
pembelajaranyang
telahd-
: --:sebelumnya. Tahapan peragaan
r
--digunakan
untuk
memberikanr{
rr
laman langsung pada beberapa
r-*.
pengampu sains agar
memilikj
r..-,-rampilan dalam menggunakan al::-,,,n yang sengaja disusun untuk pen€-:-.r ini.
Pada tahap pengembangan,
i:-"-kan tahapan (L) mengembangkar:'r
tuk produk awal,
di
antaranyaci.::.n
melakukan menyiapkan bahan-:.-a'
pengajaran,
buku
acuary danal::-';
evaluasi; (2)
uji
lapangan awal,-:
.-terbatas), misalnya
melaksanak:
-ircoba dengan menggunakan
tiga
-:-.
f@"t
2.P"^g"t.lr*
fnU
No Aspek yang
Diamati
Skor pengamatan tiap pertemuan
P1
P2 P3Skor
NiiarRata-rata
Kategc,: P5 P4 1 2 J 4 5 6 Fersiapan PendahuluanKegiatan Inii
Penutup
Suasana kelas
Rata-rata
3.5
3.253.5
3.53.5
3.54.0
3.753.75
3.53.63
3.46Pengelolaan
waktu 3.5
3.253.25 3.5 3.50 J,/-5 3.25 3.5 3.38 cukup 3.25 3.5 3.25 J./ J 3.25 3.5 3,42 cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
lllilrFlrllltll1 ,,,,- ,
'lllll\lii,
1ll[llll] I
lllh, ll"'.,"
rWiiiiiiilrltr-.lll
Ol ilu,,rtrlll,i
tl4lll[nlll .r1]l'"
rllil rrlllliln lh
iilillililll-"lll
{ll \m!"r
3.5 3.5 3.75 3.5 3.5 4"0 3.63 baik 3.35 3.5 3.5 3.65 3.35 3.65 3.5 baik
Nilai
Baik cukupKeberhasilan proses dalam
peneli-tian
ini
meliputi tigahal yaitu
keber-hasilan proses dalam pemahamanma-teri sains khususnya Fisika,
keberhasil-an
proses dalam melakukan kegiatanpraktikum
(kinerja),dan
keberhasilan proses dalam melakukan diskusi.Iden-tifikasi awal sebelum diadakan
tindak-an dengan cara studi kilas balik yaitu jarangdilakukan diskusimengenai
prak-tikum sains melaiu,i proses
pembelajar-an
../angdiadakan
Seteiah diadakan tindakan maka frekuensi diskusimen-jadi
rata-rata3 kali yaitu
sebelum ke-giatan, ketika seclang berlangsung ke-giatan dan setelah pelaksanaankegiat-an.
Peningkatan frekuensi diskusi injmembantu
siswa daiam
memahami konsep sains.InCikator keberhasilan
produk
di-tandai dengan (1) kemampuan guru
da-lam mengajar sains menggunakan pe-rangkat praktikum sains yang aplikatif bertambah; (2) Kemampuan siswa da-lam praktikum sains meningkaf (3) Sis-wa memiliki kemampuan kognitif, afek-tif dan psikomotor melalui kegiatan dis-kusi dan praktikurr'.; dan
(
) gurumam-pu
mengembangkan pembelajarande-ngan menggunakan program altema:-' lainnya.
Butir
(1) kemampuanguru daia:
praktikum sains menggunakan
perar,:-kat pembelajaran yang aplikatif berta=
bah dapat
dilihat dari
rekaman vicie, dan diskusi antara kolaboratordeng:--guru
yang bersangkutan. Peningkar-kemampuan guruini
memangmuo:-diprediksi karena sebelumnya guru
:-dak melakukan kegiatan
praktik':::menggunakan alat ini. Butir (2) kema:: puan siswa dalam praktikum sains :: =-ningkat, indikatomya dapat dilihat
c":
hasil laporan siswa, diskusi dengan
i.
-laborator dan guru, serta data beru-:.
rekaman
foto
pelaksanaan kegia:.:-Kemampuan ini dapat terlihat pulac:,
kemampuan siswa dalam menganallr. data hasil kegiatan. Pada awalnva sis\,. jbelum melakukan diskusi dan
prak:.-kum,
tetapi setelah kegiatanini
srsr,.:mendapatkan pengalaman mengik'::
proses kegiatan. Butir (3) siswa
mer:-..-liki
kemampuankognitif, afektif
cia,psikomotor
melalui
kegiatan disku.dan praktikum, pada dasamya
mer.r..-liki
indikator yang sama denganbu::
(2)
di
atas. Butir (4) guru mampurr-ngembangkan pembelajaran
deng.-'ltiilillilll]l ,
{0uli{llllllLL, i
1lllifiil[liiii
''illfi1lllll111ll|t1u' r,',rLrLLL i." ,ttriilm,
rJlmllixllllll rrr ...
ilt@lfilllll[]1iltil ill- u,,.'
.{urum
illlllllilillllllllll]]]l r".
-u!ll*r,,unr f
&lllllllUnillii r 1"" '" '
{imdll ri
ll0ll rrllllnmrll Liil
fll|illllfli"lflililr1
4rttllsp,tttrll ii rlt : ..,i '
imffiwi*iili , * '
ffitft',,
iLldhil.mlrir rtlL i* -
-lD jl[n
'#'-finillllilllll]ii/iilllllllll]]l' ui
lmllmillflr irullll : ,'* " 1[llllililll]llltltiliultll ,,t' r: - ,
umllil
'rllilnulnnt r ,'*
-'ltil|r flh
-qffi llllltltllltt llt,rt111'
'Elluliiiii llll]]i iil,, i, r*
ll:iiii!- tl li,ulL'
fl$1lffi,,,, ili rrr' L,ri
0t{tilil,',,
h
L
lir
ln 'il
I
0
'
rr-!i aitcmatitl.rin--l i:lll{igLlila Kail L)i{)gra
-1.
(r,
inclik:tomva
,-lapirt.lilih"ii
iieri -lsil
-+',;111';1n{,-arii. {,1 i:;kttsitlirn
kolabo-'..tsi arlt.rfi) Lreneiiti dan g'lru.
(ESIMPULAN
T'-i j r-i.in perl €'l i ti an eeC cr icl keseIr-r
rr-lh-.
lelrlr
clir,.'alisasik.rn n.el.riLli tahaparr'
.1'.Iia i.,r
n
va n q tcr:;til.rktlrr r1an,sistenr.r-, - n', e I ;r I r,t i ir,,'l ltl t: ka t.t t t !' t: 5 L' !1 r a I 1 i1 I i tl tl t'tt r-'
,
:, | | i t' i r i . l)cr' g;i n licritl c-ka t.irr i tr r, kegi.r
i-j-,
;lirn.l;tj.tr
ir,i
trl,,rh,1.1'5g.1';ii: i..1r,1.1'.',iii:.,:,s!,i,tri "-ti;Ltanit',r.: r.'.liiU,:ri.tit\'.i
' :
i.r t'.; "-i ltai,,,: ri-1!r 1: ::ei'si
i.lt
nieii;, I r.-it r,il!:ir.t,i.t'S I it'r t, i i.; il'r,lil l11 1jk
li
ii-,an 1,,: i] i i.,..'('nrl-elii.iriltt s,liir:;
b;,gi :lisr!a
ir-ln.l-retra.
llal ini
,i ilakr-rkan tnei,ilLli lc-irgenrbangar-, r-rod€l praktikr-rm s.rins::lritrk
tn.tk
t(in,l!r('lra LlelillallL't'ntit'-!..r t;r rr i<on sirr-r k ti i' is i-.aik r-rn tu k st' kr:il ir h
j. i lI l llrr','a n g m L-Il'\'il lengga r.rk.rn pen ci i-.'! ikan ln -k i' : "i
i
{ ter'-..rrlui
il.rup un 1,'.1 tt gkhuslis:iepr'rti
.li
:.ekolah ltr.rr bias.t.ljasil
i.'anr: .-ircapai neiaiLri peneiiti.rr ir'r, .it'lalah(l)
tlapat riistts'-tnnve voj,-r':' L! r t i t) t I t t, ! ! t Den gtr kt i ran sr,rhr-r ya n g
i2p;
I,-iikembangkan inenj.rcli beberapa pe' i.rnqk.ri L--ernbeiiija rarr praktikum untuk
sisr'.,'a penyanclang
tirnanetra
berhasilclikenrbangkan Llan rnendukung
kuali-ias
proses c'ian kualitashasil
belajarnrengajar sains; (2) meninqkatnva ke' ilamDllanguru claiam melakukan kese.
1r-rrr-ihan .rspek dalam sintaks pembe
l,.iiaran seperti
vang teiah
t'trirancanib'clsamir ciengan
tim
preneiiti; (3) ;ikiivir'.rs
qui'il
clidominasi dengan keqiatarLmernirimbing sis'"r,a
cialam
kc-giah,r pr-aktikurn sesuai c-lengan rilncongir 1irene'litian, nienciorong atau melatihkr,r sir.,i'a kemanclirian
aktif;
(.1) .ikitivit..ssisrn'.r'iidorninasi
r,iengan kegiat.'nil
,.r1,:f-ii-,t l.lrTl
IAi.-TAR I'USTAKA
tr,rlrcrrIlo, K. & K;rik,D. lrlil.
i,t;trttt ltr,ttttl ,-), -1 .'
r()n.aont.
i)lanrbil i.r".
St:piember 2007',,-r' P.L 1990. "NlcasLrnnq .-\'.1
Science: i-'ttiriirtrerr.:,'r ..
ig'm3l i-9r-1-;isrrrlc'.' .{e,.
-,rtiment". ,ti,:.'trr11lr,'ii
:
, ': o t i Lt t t. Vo_ttlg*l _L5-!tr.'.,r,..-:r:rl,r'll.rj.
l()nS
\l,ri,.r-i;
:'\L1iltrcl.'
-,'..rr"ir
l'lr
loLrglr
i)l',r.b l.'t,- rlrl
. ,,1 ,,., ;
-I(lr I t 1::i1
r k.;
,.ri
.t'i.t .
ci,r'
ti
.l
h
b
'I.
I
Instructional Strategy.
Anthropo-loglsf, Volum e 10 (l): 27 -24.
Abdulrahman, Mulyono. 2003. Landasan
Pendidiknn Inklusif dan Impliknsi-nya dalam Penyelenggaraan LPTK.
Makalah disajikan
dalam
pela-tihan
penulisanbuku
ajar bagidosen Jurusan PLB ya lenggarakan
oleh
Ditje Yogyakart4 26Agustus IUNESCO. L994. The Salamanca ,
and Framework
for
Actiotcial Needs Education. Pe
thor.