• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Praktikum Sains Untuk Tuna Netra Penelitisan 3 cakrawala anggt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Praktikum Sains Untuk Tuna Netra Penelitisan 3 cakrawala anggt"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

CAKRAWALA

PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah

Pendidikan

Penerbit:

Ikatan

Sarjana

Pendidikan Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta

(DIY) bekerja

sama dengan

Lembaga

Pengabdian

kepada

Masyarakat

(LPM)

Universitas

Negeri Yogyakarta

Redaksi

Ketua

Sekretaris

Anggota

Redaktur

Penyelia

Desain Sampul

Sekretariat

Prof. Pardjono,

Ph.D.

Prof. Wawan

S.

Suherman,

M.Ed.

Prof.

Slamet P.H,

Ph.D.

Prof .

Darmiy

ati

Zuhdi,

Ed.D.

Prof. Dr. Burhan

Nurgiyantoro

Prof. Dr.

Abdul

Gafur

Prof. Dr.

Husain

Haikal

Prof. Dr.

Mundilarto

Prof. Dr.

Sukadiyanto

Sumarno, Ph.D.

Dr. Sunaryo Sunarto

Dr. Suyanto

Dr.

Suhardi

Suharso,

M.Pd.

Martono,

M.Pd.

Dra.

Muasih

(3)

Nomor ISSN:

0216-137A

CAKRAWALA

PENDIDIKAN

|urnal Ilmiah

Pendidikan

Februari20l0,

Th. )CflX, No.

L

Berdasarkan

SK

Dirjen

Dikti

Nomor: 1l0iDikti/Kep12009,

tanggal5

Desember

2009

tentang

Hasil Akreditasi

Jurnal

llmiah

Direktorat |enderal Pendidikan Tinggi,

C

akraw

ala

P

endidikan

dinyatakan terakreditasi

sebagai

Jurnal Ilmiah Nasional

sampai dengan Desember

2012

PENERBIT

IKATAN SARIANA PENDIDIKAN INDONESIA DIY

BEKERJA

SAMA DENGAN

(4)

CAKRAWALA

PENDIDIKAN

Jurnal

Ilmiah

Pendidikan

Februari 2(}10, Th. XXDC No. L

Daftar Isi lU

1-L3

1.

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik

RochmatWahab

2.

Elementary School Teachers' Personality

in

Studmts' Learning Motivation to Understand Concept in Science

Lily Barlia

3.

Paradigma Pendidikan

S"i*uh

dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan

Susznandari

(9)

Pengembangan Model Praktikum Sains untuk Siswa Tunanetra

melalui

Pendekatan

Konstruktivis serta Aplikasinya

pada

Pendidikan Inklusif 43-54

luli Astono, Dadan Rosana,

5.

Sfress dan Cara

Mengurangtnya

55-66

Sukadiyanto

6.

Metode

Pembelajaran

Bahan

Magnet

dan

Identifikasi

Kandungan Senyawa Pasir Alam Menggunakan

Priruip

Dasar

Fisika

67-79

Sunaryo dnn Wira Widy awidur a

lmplementasi Pembelajaran Keterampilan Kerajinan dengan

Pendekatan Pemberdayaan Potensi

Seni

Kerajinan

Daerah

Setempat....

80-93

Martono

Pendekatan Problem Based-Learning dalam Pembelajaran Praktik

Kerja Lapangan Terapi Fisik

...

94-108

B.M.Wara Kushartanti

Penggunaan Learning Managemutt System (LMS)

di

Perguruan

Tinggi: Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia

...

109-119

Munir

Pembentukan

Kultur

Al.:hlak

Mulia

di

Kalangan Mahasiswa

UNY melalui Pembelajaran

PAI

120-133

Manuki

'J.4-26

2742

7.

9.

10.

(5)

PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKI.JM SAINS

LNTUK SISWA TUNANETRA

MELALUI

PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS

SERTA APLIKASINYA

PADA

PENDIDIKAN INKLUSIF

|uli

Astonq Dadan Rosan4 Sumama, A. Maryanto (FMIPA Universitas Negeri Yogyakart4 HP. 08156803372)

Abstracb

Developing

a

Model

of

a

Science Practicum

for

Blind

Students

Thmugh

the

Constructivist Approach

and

lts

Application

in

the

Inclusive Education. This study aims to develop a model of a science practicum for blind

=tudents through the constructivist approach

for

both schools running inclusive education

and

those

for

the

handicapped.

The

research stages included: (1)

ieveloping

practicum devices

for

realistic science,

i.e.

voice equipment

(2)

Jeveloping

a

practicum

model

using the

constructivist approach,

and

(3)

Jeveloping an evaluation model for the sclence leaming process and product. The study employed a spiral model

by

Cennamo and Kalk (2005:6), consisting of (1)

definitioru (2) design, (3) demonstratiorL (4) developmenl and (5) presentation. The products include: (1) voice equipment

to

measure temperature

and

electricity l'oltage that the students use

in

the science practicum, (2) a realistic practicum model that motivates and trains the students

to

be active and autonomous as

zuggested by the constructivist approactr, and (3) the improvement of the students'

discussion activities based on the eveluation model.

Keywords: science practicum model, inclusive educatiory blind sfudents

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Dasar 1945

pasal 31 ayat 1. dinyatakan bahwa

se-tiap

warganegara mempunyai kesem-patan yang sama memperoleh

pendi-dikan. Demikian

pula

dalam Undang

Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 bagian kesebelas

pasal 32 dinyatakan tentang kewajiban

pemerintah

untuk

menyelenggarakan

Pendidikan

l(rusug

yaitu

pendidikan bagi peserta

didik

yang memiliki

ting-kat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

karena kelainan

fisik, emosional, mentaf sosial, dan/atau

me-miliki

potensi kecerdasan

dan

bakat

istimewa. Hal

ini

menunjukkan bahwa

anak berkelainan berhak pula

memper-oleh

kesempatan

yang

sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam

pen-didikan.

Demikian

pula

dengan kon-vensi hak anak yang diratifikasi hrdo-nesia sejak tahun 1990-an menyatakan

bahwa pendidikan adalah

hak

setiap

anak. Pada kenyataannya, data dari

Di-rektorat Pendidikan

Luar

Biasa,

Dep-diknas, meyatakan baru sekitar 48.000

dari

1,3

juta

anak penyandang cacat

usia sekolah

di

Indonesia yang dapat

menikmati bangku pendidikan.

Penerapan

pendidikan

inklusif

mempunyai landasan fiolosifis, yuridis,

pedagogis

dan

empiris

yang

kuat.

Landasan

filosofis utama

penerapan
(6)

44

pendidikan inklusif di lndonesia adalah Pancasila yang merupakan

lima

pilar

sekaligus cita-cita yang

didirikan

atas

fondasi yang lebih mendasar lagi, yang

disebut Bhineka Tunggal

Ika

(Abdul-rahman, 2003). Sistem pendidikan ha-rus memungkinkan terjadinya

pergaul-an dpergaul-an interaksi antar siswa yang

be-ragarn, sehingga mendorong sikap silih asah, silih asih, dan

silih

asuh dengan semangat toleransi seperti halnya yang

dijumpai atau dicita-citakan dalam

ke-hidupan sehari-hari. Landasan yuridis

internasional penerapan pendidikan

in-klusif

adalah Deklarasi

Salamanca

(UNESCO 1994) oleh para menteri pen-didikan se-dunia.

Di

Indonesia, penerapan

pendidik-an

inklusif

dijamin

oleh

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

da-lam

penjelasannya menyebutkan bah-wa penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkelainan atau memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara

inklusif atau

berupa

sekolah khusus.Teknis penyelenggaraannya

ten-tunya akan

diatur

dalam bentuk

per-aturan operasional. Pada pasal

3

Un-dang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,

disebutkan bahwa

tujuan

pendidikan nasional adalah berkembangnya

poten-si

peserta

didik

agar menjadi manusia

yang

beriman

dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mu-lia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

man-diri,

dan

menjadi warganegara yang

demokratis dan bertanggungj awab.|adi,

melalui pendidikan, peserta

didik

ber-kelainan dibentuk menjadi

warga negara yang demokratis dan bertang-gungjawab, yaitu

individu

yang

marn-Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXX No. 1

pu

menghargai perbedaan dan

be-a'

tisipasi dalam masyarakat.

Tujua:

n

mustahil tercapai jika sejak an'al

==--ka diisolasi==--kan dari teman ss!31'ar-.'.:

r

sekolah-sekolah khusus. Betapapu: t--cilnya, mereka harus diberi

keserr.:::r

bersama teman sebayanya.

Meskipun dari aspek fiolosifis

',-;-dis, pedagogis dan empiris,

pend::,..r

inklusif ini memiliki landasan

yari

c:. at, namun pada tataran tel.nis pe.:-.*;a naanya di sekolah-sekolah masih

i=.ir

lemah. Kalau ditinjau lebih jauh

rr.T=-nai kesiapan sistem pembelajarar .

=u

dapat

diakomodasi

oleh

penva:-:{r

cacat temyata belum memadai.

H: a

terutama ketika siswa penyanda-..: =-cat akan mengikuti pengelaman

'--.*r

yang bersifat realistik, praktikurr.

-*

misalnya. Belum ada model prak:-.:-o sains yang dirancang khusus unh*r

:F

layani kebutuhan belajar anak

pe-".r-dang ketunaan. Berdasarkan ken'.':--:.c

itulah maka tujuan umurn dari

;r=*

tian

ini

adalah mengembangkan = -,.x

praktikum

sains

untuk

anak

pr',e-dangketunaandenganpendekata;: r.

:-:

truktivis

baik untuk

sekolah '*-:

-g

yang menyelenggarakan

pendidii*:

r-klusif

(terpadu) maupun yang k-

-'*r'

seperti di sekolah luar biasa.

Tahapan yang dilakukan unh;r :-'rr

realisasikan tujuan adalah (1)

mr.-a-bangkan alat praktikum sains

r€i--rr

(aoice equipmenf untuk demonstras:

:l

percobaan) yang dapat digunaka: ;u'

wapenyandang tunanetra; (2)

mr:a-bangkan model praktikum denga:

:'a'-dekatankonstruktivis yang dap a t

=

*u'

akomodasi kebutuhan

belajar

S:---xr

penyandang tunanetra;

dan

(3 F

ngembangkan

model

evaluasi

:::rG

i,i0lllllllllL ..,,nlll t[[,

Irilff

-lim0n' - ,i,r r.

lllllliiilIllllll ,,il" ilm ,iullliii

,,,i llllllllljllilllilllllil,,t,,...l

'l,ttttttttttlttttt*lt"m,,l

(7)

?

$

iF

h

ft

iF

tian produk pembelajaran sains untuk

sisrva penyand ang tunanetra.

METODE

Tujuan

dari

penelitian

ini

tmtuk menghasilkan perangkat praktikum

rea-iistik yang dapat digunakan oleh siswa tunanetra. Oleh karena

itu,

digunakan

pendekatan research

rrtd

dertelopment

(R&D). Menurut Cay (7990),

pendekat-an research nnd dcuelopmenf (R&D),

tu-luan

utamanya

ticlak

ttntuk

inenguji

ieori,

tetapi',mluk

mengembangkan

,,1.an nremvalid asi perar'.gkat-petangkat

''ang cligunakan di sekolah agar beke4a Jengan efektif dan siap pakai.

i?engembang rnemulai kegiatan ne-ngembanganrr,va

mulai dari

fase

defi-risi

(1rang n,erupakan

titik

awai

kegiat-:n), n,enuju keluar kearah fase desain,

..1'

pfiftlg'i.ti], pengembar-rqan, dan Penl'

1 ia r, va r-r g dalam prosesn-va berlangsr,i ; :,'

scCir;r

spiral

cian meiibatkan pihai. pihak calon pengguna, ahli clari

biilan,-)'ang

olikembangkan (subject rri:t!tt

exqert:,), anggota

tim

dem instruktlr,

cir,n pebelajar. Pada setiap fase pengeir

bang axan selalu memperhatikan

"rr:

sur-Lu1lilrr pembelajaran vakni outcottr;

aktivil.rs" pebelajar, ascsmen dan e',',.

Juasi. Proses pengembangan aka-n bc

ia:-rgsunq mengikuti gerak secara s'ki;.

itciati-.'t: (iteratit,e i:i,rcic.. )

,iari

visi

'-Jei'

;il;i

,v'r,'r9 samar menuju kearah pi{:,r-11: .

r,;, I r q r<.i,ni<ri i'i'ang temj

i

efekiivi ta st-, t,'

-,eb.rg,:i;nan.r y:rng direierensiktt: ole,r

Durscl',

Coodrrrm,

&

Schwen, 'i llii

-r.{ enn;',uro & Kaik, 2005:7i yang r,iiier,'

j

ln g;r ir " ! j t e t gt: i,i fi rc I c r,t 7t i : t g .J ! it C c -:

\"

lp"

lil

lp,

ilr.

iilr '

,!

,

pr,,"..

-tu

i| '-lil ,:

[]

':

It]

--.

ils

-tit '

lt .,

,1t' . -.

-4 - i'

:'.1 L

..>

.

-'a-, _

:-l-- :K

:

Q-.

--:n--

_to-iiVa

:t-le-']SCS

,l

activities

r-.i-ff

Ihmonstrate

I

Develop

E

Ilellver

I

,eterangan :

''\

,

i;;;-Gambar 1.

Lima Fase Perarcangan Pengajaran Model Spiral diadaptasi dari 'Fiue pltnses of instructional desigrt' da,L i a:]nnamo dan Kalk, (2005:6)

Ivlenunjukkan fase-fase pengemban

gal

Menunjukkan arah proses pengemb;. nqa n

[image:7.595.248.500.342.541.2]
(8)

46

Pengembang dalam setiap fase pe-ngembangan

akan

selalu bolak-balik berhadapan ulang dengan elemen-ele-men penting rancangan pengajaran,

ya-itu

tujuan akhir, kegiatan belajar, pem-belajaa asesmen

dan

evaluasi. Proses

iteratifnya dapat digambarkan sebagai

berikut.

r

Fase

definisi

(define), pada fase

ini

pengembang memulai menentukan

lingkup

kegiatan, outcomes, jadwal dan kemungkinan-kemungkinan

un-tuk

penyajiannya. Fase kegiatan ini

menghasilkan

usulan

kegiatan pe-ngembangan berupa rancangan iden-tifikasi kebutuhan, spesifikasi tujuan,

patok duga

keberhasilan, produk

akhir,

strategi pengujian efektivitas program dan produk.

'

Fase perancangan (design), meliputi

garis besar perencanaan yang akan menghasilkan dokumen rancangan pengajaran dan asesemen.

.

Fase peragaan (dunonstrate), fase

ini

merupakan kelanjutan

untuk

me-ngembangkan spesifikasi rancangan

dan

memantapkan

kualitas

sarana

dan

media pengembangan produk

paling awal, dengan hasil berupa do-kumen

rinci

tentang

produk

(story-boards, templates dan prototipe media

bahan belajar).

.

Fase pengembangNr (deaelop), fase

ini

adalah fase lanjutan yaitu melayani

dan membimbing pebelajar dengan hasil berupa bahan pengajaran secara

lengkap,kegiatan intinya adalah

upa-ya

meyakinkan bahwa semua ran-cangan dapat digunakan bagi peng-guna dan memenuhi tujuan.

.

Fase penyajian (deliaer), fase

ini

:

-rupakan fase lanjutan untuk mer^'.:

jikan bahan-bahan kepada klien

;--memberikan rekomendasi untuk .

-pentingan kedepan; hasil dari

fa-

---adalah adanya kesimpulan

sui-.-tidaknya rancangan produk yanE

:

kembangkan bagi kepentingan

pr:

guna dan dari tim yang terlibat.

Model spiral dapat digunakan

*-tuk berbagai model pengembangan, :-:

masuk pengembangan asesmen,

F-

,

pengelolaan

belajar

maupun

rr.u\J:

pengorganisasian isi bahan belajar,

l=

ngan berpedoman pada

poia

reku:.

-dalam model

spiral

ini

dapat

dik-bangkan model asesmen teman seia;...

yang berlatar pengelolaan belajar se r-: kolaboratif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian

ini

melibatkan bebei,:.

pakar dan praktisi yang selama

ini

:.-libat dalam pengembangan pendici:.-:

inklusif

baik

yang

ada

di

pergur-r

ti.ggt

yang melibatkan tenaga

ahl

:

dang sains serta tenaga ahli pendidr-=

luar biasa, konsultan yang sekaligu-.

;;

kar, dan praktisi pendidikan

dari

'.--source Centre SLBN 3 Yogyakarta.

T::

lah siswa yang dilibatkan sebagai

t':a.

an dari tahapan deseminasi terbatas

-banyak enam orang karena jumlah

.-,-wa tunanetra tingkat SLTP yang

ac:

:

Yogyakarta memang terbatas

jum-i'

nya. Penelitian juga mengacu pada .'

:.--dasi

empirik

oleh beberapa

guru

-.

banyak empat orang guru yang

ms-:

ajar sains baik

di

SLB maupun

dr

-kolah yang menyelenggarakan

pr:"

dikan inklusif.

Adapun

langkah-l-:

{:l ititlllll|t l:

Dlgu'11 rliql$l

'b' ,illrtt:i,Mir'-,..

'ht

il'i'

l

(9)

kah yang telah dilakukan untuk merea-lisasikan tercapainya tujuan

itu,

sesuai

dengan rancangan awal

dari

kegiatan

47

penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel

1.

Tabel

l.

Tahapan Kegiatan dan Realisasi Pemecahan Masalah

No

]enis Kegiatan Realisasi Pemecahan Masalah

pola

De- Pa-

Re- fum-

baF- un-

ter- se-

sis-adi

lah-

vali-Evaluasi dan refleksi dari hasil observasi kebutuhan di SLB dan sekolah

penye-lenggara

pendidikan

inklusif

(berdasarkan Analisis SWOT)

Focus

Group

Discussion

(FGD)

antara peneliti

bi-dang sains dan dosen ahli di PLB

Focus

Group

Discussion

GGD)

antara peneliti

bi-dang sains dan pakar

ser-ta

praktisi

Pendidikan

Luar Biasa

Pembuatan Voice

Equip-ment

untuk

dite-rapkan

sebagai Proto-tipe

Alat

Praktikum Sains

bug

Kekuatan: Telah terealisasinya pembelajaran

inklusif di beberapa sekolah di Provinsi DIY. Kelemahan: Masih belum optimalnya

pelayan-an

pembelajaran

bagi

siswa-siswa tunanetra terutama untuk kegiatan yang bersifat praktek.

Peluang: Kesedian

guru

dan

siswa

untuk

mengkuti kegiatan

yang

menggunakan alat

praktikum untuk siswa tunanetra dan kesiapan

guru untuk terlibat dalam kegiatan penelitian

serta dukungan

pihak

sekolah dalam

hal

ini diwakili kepala sekolah

Tindakan: Kegiatan pembuatan alat dan

pe-latihan penggunaannya dengan memasukkan

pemotivasian

baik bagi guru

maupun siswa tunanetra.

Didapatkannya beberapa masukan khusus ten-tang karakteristik siswa tunanetra dan adanya saran untuk kerjasama langsung dengan pakar dan praktisi Pendidikan Luar Biasa (Setia

Adi

Purwanto, M.Pd.)

di

Resource Cmtre SLBN 3

Yogyakarta

Diskusi dilaksanakan di Resource Centre SLBN 3

Yogyakarta yang melibatkan beberapa dosen

bidang elektronika dan instrumentasi

(Sumar-na

M.Si), dosen Pendidikan Fisika (Dr. Dadan Rosana,

Msi.) dan Guru

SLB

bidang

IpA

(Endang, Dra) dengan pakar bidang tunanetra yang sekaligus sebagai anggota peneliti (Setia

Adi Purwanto, M.Pd)

Alat

yang telah

dikembangkan sebelumnya

ada 3 jenis alat, yaifu: Neraca pegffi, Pemuaian Panjang, Pencacah waktu Gerak Harmonis, alat

yang dikembangkan selanjukrya wice aoltage

[image:9.595.49.563.134.810.2]
(10)

48

9.

siswa berkebutuhan

khu-sus (tunanetra).

Pembuatan Intrumen

pe-nelitian baik

untuk

siswa

berkebutuhan

khusus

mauPun guru.

Implementasi aoice

equip-mmt Untuk

pembuatan

alat praktikum Siswa ber-kebutuhan khusus.

Sosialisasi kegiatan

di

se-kolah penyelenggara pen-didikan inklusi

Pengumpulan Data

mela-lui Observasi dan evaluasi kegiatan deseminasi (ma-sihberlanjut)

Analisi

data

hasil

pene-litian

danooice thermometer.

Hasil

riil

yang di dapat adalah:

Lembar observasi kegiatan pelatihan gur Lembar Kegiatan Siswa Voice thernomete

dikembangkan

Profil kemampuan siswa dalam mengs

alat

ltaktikum

Sains

Penilaian proses pernbelajaran

Penilaian Produk, hasil pembelajaran sisr

kognitif dan fortofolio)

Karena kendala telqds baru dapat dire kan pada bulan September 2009 Dipero.

berapa

alat perlu

penyempurnaan da

perlu perbaikan

Rekaman

foto

kegiatan

dan

rekaman Terlampir

Termasuk observasi kompetensi guru mengajar menggunakan perangkat yang

Analisis secara kualitatif dan kuantitati mencakup proses dan hasil kegiatan pmr

Berdasarkan tahapan kegiatarl jelas bahwa tujuan dari penelitian

ini

sudah dapat direalisasikan, hanya saja untuk

jumlah siswa yang terlibat dalam

dese-minasi terbatas masih sedikit

jumlah-nya karena memang keterbatasan siswa tunanetra

di

tingkat SLTP yang

meng-ikuti pendidikan inklusi. Sesuai dengan perencanaan

awal

pola

sernacam

ini

dan modifikasi serta refleksinya akan

diterapkan selama

3

tahun

kegiatan.

Dalam jangka waktu tersebut diharap-kan akan didapatkan suatu model yang

lebih

sempurna.

Adapun alat

prakti-kum yang

dikembangkan semuanya

berbasis pada ooice equipment ya sainnya adalah sebagai

berikut

(11)

T

Pengubah Tegangan I c

di-eital

\^\

\\

'l

Dikonrcrsr t^e

-1-=----^ i

Tegrrtgan ci"i, .,,r

Berarr j ak d a

ri

p're11lrn $al1 g.rn pr'nri

e-k;:i.rn sistenr bahwa pengembang.ln

t)e-rangkat

praktikuil

r-rntuk anak

pe'nvan-tlang ttin.rnctr.r ticlak akan terlepirs dirri l..onteks frengelola.rlt m.lupun

Perngor-.;arrisasian bci.rjar, makii

dipilih

mocjel spiral sebagainrana -,'i.rng ciireferensikan

oieh Cennarnc-, .'ii-,rl Kalk 12005:6).

Da-sensor dan sig.?cl

conditionrn a

Cambar 2: Cara i(s6 1 lzr;:1:' Etluiltment

lam

nrr--,:,.i spirai

inr

dik-enal

5

(iima iaSc 1,c1*:'1rrr'i:angan vakni: (1) dciinrs;

(dt,.!t rtt: :'-, ,iesein (dt'si,gtt); (.:;) p-er.rgl;r,

{.tlu: orts",fu'),

i4\

prengembirngan irl','r'

irrl;,

r'i;r,

i) pen'r'a!ian (dt'liut:r'.

''l;ir :,

:;ii

',:':n':iiiian r'.li-rg iciath |rcr

h;l..qr dlt.:<lri<;n p:ttia r;elreiitian i;ri LiE

pai

lilii:.rt nacia di.rgram dibawah 'nr.

rn'i.\l.lSlS

t ltLi I LHAN 4 : LR\ t" r+

1t'AW,{NCARA

PELAIGANAANFGD

i.

Analisis.'..

,

,Ji, - Masalah dalam pembelaiaraa :: '

Sains '; ,

- Pelaksanaan Pralcikum nntnli;f i

Tunanetra ...i

- Sumber daya yang dapat <iigunakan

- Penjajagan Kemitram dengan

Resourte Center SLBN 3

Yogyakarta Kesepakatan

- Penyusunan LKS l - Penyusunan Alat Praktikurn

Khusus

- Konsultasi dan Validasi media

dan instrumen penelitian

DESEM]NASI TERBATA:;

.TERBATAS Keterbacaan LKS

Kemudahm Penggmaan Alat

Pra kti ku m

Validitas Isi

Cambar 3. Diagram Tarhapar i)t'iaKsanaair

E

rTl

isl

t.i

iLtt!

!El

l*i

H

input Tegangan

Besaran Fisis :

Suhu, tegangan

listrik, massa

bend4 tekanan

dll.

(12)

Pada setiap fase pengembangan pe-ngembang selalu diperhatikan unsur-unsur pembelajaran yakni outcontes, ak-tivitas, pebeiajar, asesmen dan evaluasi.

Proses

pengembangan berlangsung mengikuti gerak secara siklus iterative (iteratiue cycles)

dari

visi

definisi yang s€unar menuju

ke

arah

produk

yang konkret yang teruji efektivitasnya,

seba-gaimana

yang

direferensikan Dorsey, Goodrum, & Schwen, 1997 (Cennamo &

Kalk, 2005:7) yang dikenal dengan "the

rapid prototyping process" .

Pada tahapan pendefinisian dilaku-kan beberapa kegiatan yang melibatkan

peneliti

dari

bidang sains, peneliti bi-dang pendidikan luar biasa, dan kon-sultan dari Resource Centre SLBN3 Yog-akarta. Tahapan kegiatan yang dilaku-kar. paCa pendefinisian ini sebagai

beri-kut.

Pertama, konfirmasi teoritik, dila-kukan melalui pengkajian terhadap be-berapa sumber referensi yang terkait dengan teori pembeiajaran sains, materi

sains,

praktikum

sains,

karakteristik

pembelajaran inklusif, dan karakteristik

sisw-a tunanetra. Sumber referensi

me-rupakan paduan dan kerjasama antara bidang sains, pendidikan luar biasa dan

resource cenlre SLBN 3 Yogyakarta.

Ke-dua, konsultasi teoritik dan teknis,

di-lakukan melalui Focus Group Discussion

(FGD) yang melibatkan konsultan

Pen-didikan

Luar

Biasa

tingkat

Nasional,

yaitu Bapak. Drs. Setya

Adi

Nugraha

M.Pd. yang

juga

sebagai penanggung

jawab

Resource Centre SLBN3 Yogya-karta. Melalui konsultasi

ini

lebih jelas kebutuhan alat apa saja yang

diperlu-kan

sisrva tunanetra

di

kelas

inklusil

karakteristik alat yang diperlukan, dan kesesuaian dengan silabi rnata

pelajar-an sains yang ada

di

sekolah

::-

-lenggara pendidikan inklusif.

Pada tahap desain,

dirancar:

:

r

dibuat perangkat pembelajarar,

:-:'-kum sains bagi siswa penyandan:

*-.-netra. Termasuk pada tahap

ini

:::

*'

menjabarkan indikator pencapair - -

-belajar yang didasarkan pada

k-:-:*

tensi dasar yang ingin dicapai.

D:: :

dikator ini akan dibuat kisi-kisi €','r

-:,

kemampuan menggr:nakan

alat -.

--Dalam tahapan

ini

juga

dilakui.:

:*

rencanaan,termasuk;mendefinisr^-

*-terampilan-keterampilan, merur -

;-r-tujuan, menenfukan urutan per.'.

i

-r-materl

dan evaluasi skala

kec:-

:-!. dapat diterapkan.

Tahapan demonstrasi

ditan;.

:-ngan kegiatan ujicoba alat

pra\:.

--sains untuk tunanetra yang

meii:.:.-n-tiga

orang siswa tunanetra

per:

--*

dari

Yakutunis Yogyakarta

da: ',:

orang siswa low t:ision dari SLB\--

r

"l

yakarta. Tahap peragaan

merupau-

--hapan yang sangat penting

unh,

-

-ngetahui keterbacaan alat dan

ptr:r--kat

pembelajaran

yang

telah

d-

: --:

sebelumnya. Tahapan peragaan

r

-

-digunakan

untuk

memberikan

r{

rr

laman langsung pada beberapa

r-*.

pengampu sains agar

memilikj

r..-,-rampilan dalam menggunakan al::-,,,n yang sengaja disusun untuk pen€-:-.r ini.

Pada tahap pengembangan,

i:-"-kan tahapan (L) mengembangkar

:'r

tuk produk awal,

di

antaranya

ci.::.n

melakukan menyiapkan bahan-:.-a'

pengajaran,

buku

acuary dan

al::-';

evaluasi; (2)

uji

lapangan awal

,-:

.-terbatas), misalnya

melaksanak:

-ir

coba dengan menggunakan

tiga

-:-.

(13)

f@"t

2.

P"^g"t.lr*

fnU

No Aspek yang

Diamati

Skor pengamatan tiap pertemuan

P1

P2 P3

Skor

Niiar

Rata-rata

Kategc,: P5 P4 1 2 J 4 5 6 Fersiapan Pendahuluan

Kegiatan Inii

Penutup

Suasana kelas

Rata-rata

3.5

3.25

3.5

3.5

3.5

3.5

4.0

3.75

3.75

3.5

3.63

3.46

Pengelolaan

waktu 3.5

3.25

3.25 3.5 3.50 J,/-5 3.25 3.5 3.38 cukup 3.25 3.5 3.25 J./ J 3.25 3.5 3,42 cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik

lllilrFlrllltll1 ,,,,- ,

'lllll\lii,

1ll[llll] I

lllh, ll"'.,"

rWiiiiiiilrltr-.lll

Ol ilu,,rtrlll,i

tl4lll[nlll .r1]l'"

rllil rrlllliln lh

iilillililll-"lll

{ll \m!"r

3.5 3.5 3.75 3.5 3.5 4"0 3.63 baik 3.35 3.5 3.5 3.65 3.35 3.65 3.5 baik

Nilai

Baik cukup

Keberhasilan proses dalam

peneli-tian

ini

meliputi tiga

hal yaitu

keber-hasilan proses dalam pemahaman

ma-teri sains khususnya Fisika,

keberhasil-an

proses dalam melakukan kegiatan

praktikum

(kinerja),

dan

keberhasilan proses dalam melakukan diskusi.

Iden-tifikasi awal sebelum diadakan

tindak-an dengan cara studi kilas balik yaitu jarangdilakukan diskusimengenai

prak-tikum sains melaiu,i proses

pembelajar-an

../ang

diadakan

Seteiah diadakan tindakan maka frekuensi diskusi

men-jadi

rata-rata

3 kali yaitu

sebelum ke-giatan, ketika seclang berlangsung ke-giatan dan setelah pelaksanaan

kegiat-an.

Peningkatan frekuensi diskusi inj

membantu

siswa daiam

memahami konsep sains.

InCikator keberhasilan

produk

di-tandai dengan (1) kemampuan guru

da-lam mengajar sains menggunakan pe-rangkat praktikum sains yang aplikatif bertambah; (2) Kemampuan siswa da-lam praktikum sains meningkaf (3) Sis-wa memiliki kemampuan kognitif, afek-tif dan psikomotor melalui kegiatan dis-kusi dan praktikurr'.; dan

(

) guru

mam-pu

mengembangkan pembelajaran

de-ngan menggunakan program altema:-' lainnya.

Butir

(1) kemampuan

guru daia:

praktikum sains menggunakan

perar,:-kat pembelajaran yang aplikatif berta=

bah dapat

dilihat dari

rekaman vicie, dan diskusi antara kolaborator

deng:--guru

yang bersangkutan. Peningkar-kemampuan guru

ini

memang

muo:-diprediksi karena sebelumnya guru

:-dak melakukan kegiatan

praktik':::

menggunakan alat ini. Butir (2) kema:: puan siswa dalam praktikum sains :: =-ningkat, indikatomya dapat dilihat

c":

hasil laporan siswa, diskusi dengan

i.

-laborator dan guru, serta data beru-:.

rekaman

foto

pelaksanaan kegia:.:-Kemampuan ini dapat terlihat pula

c:,

kemampuan siswa dalam menganallr. data hasil kegiatan. Pada awalnva sis\,. j

belum melakukan diskusi dan

prak:.-kum,

tetapi setelah kegiatan

ini

srsr,.:

mendapatkan pengalaman mengik'::

proses kegiatan. Butir (3) siswa

mer:-..-liki

kemampuan

kognitif, afektif

cia,

psikomotor

melalui

kegiatan disku.

dan praktikum, pada dasamya

mer.r..-liki

indikator yang sama dengan

bu::

(2)

di

atas. Butir (4) guru mampu

rr-ngembangkan pembelajaran

deng.-'ltiilillilll]l ,

{0uli{llllllLL, i

1lllifiil[liiii

''illfi1lllll111ll|t1u' r,',rLrLLL i." ,ttriilm,

rJlmllixllllll rrr ...

ilt@lfilllll[]1iltil ill- u,,.'

.{urum

illlllllilillllllllll]]]l r".

-u!ll*r,,unr f

&lllllllUnillii r 1"" '" '

{imdll ri

ll0ll rrllllnmrll Liil

fll|illllfli"lflililr1

4rttllsp,tttrll ii rlt : ..,i '

imffiwi*iili , * '

ffitft',,

iLldhil.mlrir rtlL i* -

-lD jl[n

'#'-finillllilllll]ii/iilllllllll]]l' ui

lmllmillflr irullll : ,'* " 1[llllililll]llltltiliultll ,,t' r: - ,

umllil

'rllilnulnnt r ,'*

-'ltil|r flh

-qffi llllltltllltt llt,rt111'

'Elluliiiii llll]]i iil,, i, r*

ll:iiii!- tl li,ulL'

fl$1lffi,,,, ili rrr' L,ri

0t{tilil,',,

(14)

h

L

lir

ln 'il

I

0

'

rr-!i aitcmatit

l.rin--l i:lll{igLlila Kail L)i{)gra

-1.

(r,

inclik:tomva

,-lapirt

.lilih"ii

iieri -

lsil

-+',;111';1n{,-arii. {,1 i:;kttsi

tlirn

kolabo-'..tsi arlt.rfi) Lreneiiti dan g'lru.

(ESIMPULAN

T'-i j r-i.in perl €'l i ti an eeC cr icl keseIr-r

rr-lh-.

lelrlr

clir,.'alisasik.rn n.el.riLli tahaparr

'

.1'.Iia i.,r

n

va n q tcr:;til.rktlrr r1an,si

stenr.r-, - n', e I ;r I r,t i ir,,'l ltl t: ka t.t t t !' t: 5 L' !1 r a I 1 i1 I i tl tl t'tt r-'

,

:, | | i t' i r i . l)cr' g;i n licritl c-ka t.irr i tr r, kegi.r

i-j-,

;lirn.l;tj.tr

ir,i

trl,,rh,1.1'5g.1';ii: i..1r,1.1

'.',iii:.,:,s!,i,tri "-ti;Ltanit',r.: r.'.liiU,:ri.tit\'.i

' :

i.r t'.; "-i ltai,,,: ri-1!r 1: ::ei'si

i.lt

nieii;, I r.-it r,il!:i

r.t,i.t'S I it'r t, i i.; il'r,lil l11 1jk

li

ii-,an 1,,: i] i i.,.

.'('nrl-elii.iriltt s,liir:;

b;,gi :lisr!a

ir-ln.l-retra.

l

lal ini

,i ilakr-rkan tnei,ilLli

lc-irgenrbangar-, r-rod€l praktikr-rm s.rins

::lritrk

tn.tk

t(in,l!r('lra Llelillall

L't'ntit'-!..r t;r rr i<on sirr-r k ti i' is i-.aik r-rn tu k st' kr:il ir h

j. i lI l llrr','a n g m L-Il'\'il lengga r.rk.rn pen ci i-.'! ikan ln -k i' : "i

i

{ ter'-..rrlu

i

il.rup un 1,'.1 tt g

khuslis:iepr'rti

.li

:.ekolah ltr.rr bias.t.

ljasil

i.'anr: .-ircapai neiaiLri peneiiti.rr ir'r, .it'lalah

(l)

tlapat riistts'-tnnve voj,-r'

:' L! r t i t) t I t t, ! ! t Den gtr kt i ran sr,rhr-r ya n g

i2p;

I

,-iikembangkan inenj.rcli beberapa pe' i.rnqk.ri L--ernbeiiija rarr praktikum untuk

sisr'.,'a penyanclang

tirnanetra

berhasil

clikenrbangkan Llan rnendukung

kuali-ias

proses c'ian kualitas

hasil

belajar

nrengajar sains; (2) meninqkatnva ke' ilamDllanguru claiam melakukan kese.

1r-rrr-ihan .rspek dalam sintaks pembe

l,.iiaran seperti

vang teiah

t'trirancani

b'clsamir ciengan

tim

preneiiti; (3) ;ikii

vir'.rs

qui'il

clidominasi dengan keqiatarL

mernirimbing sis'"r,a

cialam

kc-giah,r pr-aktikurn sesuai c-lengan rilncongir 1

irene'litian, nienciorong atau melatihkr,r sir.,i'a kemanclirian

aktif;

(.1) .ikitivit..s

sisrn'.r'iidorninasi

r,iengan kegiat.'n

il

,.r1,:f-ii-,t l.lrTl

IAi.-TAR I'USTAKA

tr,rlrcrrIlo, K. & K;rik,D. lrlil.

i,t;trttt ltr,ttttl ,-), -1 .'

r()n.aont.

i)lanrbil i.r".

St:piember 2007

',,-r' P.L 1990. "NlcasLrnnq .-\'.1

Science: i-'ttiriirtrerr.:,'r ..

ig'm3l i-9r-1-;isrrrlc'.' .{e,.

-,rtiment". ,ti,:.'trr11lr,'ii

:

, ': o t i Lt t t. Vo_ttlg*l _L5-!tr.'.,r,

..-:r:rl,r'll.rj.

l()nS

\l,ri,.r-i;

:'

\L1iltrcl.'

-,'..rr"ir

l'lr

loLrglr

i)l',r.b l.'t,- r

lrl

. ,,1 ,,., ;

-I(lr I t 1::i1

r k.;

,.ri

.t'i.t .

ci,r'

ti

.l

h

b

'I.

I

(15)

Instructional Strategy.

Anthropo-loglsf, Volum e 10 (l): 27 -24.

Abdulrahman, Mulyono. 2003. Landasan

Pendidiknn Inklusif dan Impliknsi-nya dalam Penyelenggaraan LPTK.

Makalah disajikan

dalam

pela-tihan

penulisan

buku

ajar bagi

dosen Jurusan PLB ya lenggarakan

oleh

Ditje Yogyakart4 26Agustus I

UNESCO. L994. The Salamanca ,

and Framework

for

Actiot

cial Needs Education. Pe

thor.

Gambar

Gambar 1.Lima Fase Perarcangan Pengajaran Model Spiral diadaptasi dari
Tabel l. Tahapan Kegiatan dan Realisasi Pemecahan Masalah

Referensi

Dokumen terkait